Anda di halaman 1dari 5

C.

Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-


undang N0.20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas public.
Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan.1

Pembahasan dari masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparasi, akuntabilitas,


efektivitas, dan efisiensi.

1. Transparasi
Transparansi adalah adanya keterbukaan. Dilembaga pendidikan, bidang
manajemen keuangan yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam
manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan
dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas
sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk
mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah
dan orangtua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di ruang guru atau di depan ruang
tata usaha sehingga bagi siapa saja yang membutuhkan informasi itu dapat
dengan mudah mendapatkannya.

2. Akuntabilitasi
Akuntabilitasi adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan
yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitasi dalam manajemen keuangan

1
Saihudin, Manajemen Institusi Pendidikan, 2018, ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia, hlm. 13-17
berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Pertanggung jawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang
menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitasi, yaitu :
a. Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah.
b. Adanya standar kinerja disetiap intitusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya.
c. Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat.
3. Efektivitas
Efektivitas seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut buku manajemen pendidikan sekolah karya Suryoboroto
mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak
berhenti sampai tujuan tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan
dengan pencapaian visi lembaga. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi
prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan
untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan.

4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efisiensi adalah
perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau
antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu,
biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal :
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga,
dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas
maupun kualitasnya.

Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya


pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya
yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

Prinsip pengelolaan keungan di sekolah, penggunaan keuangan didasarkan pada


prinsip-prinsip berikut :2

1. Hemat tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang telah
disyaratkan
2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program atau kegiatan
3. Keharusan penggunaan kemampuan

Dalam mengelola keuangan ini, kepala sekolah berfungsi sebagai “otorisator” dan
“ordonateur”. Sebagai otorisator, kepala sekolah diberi wewenang untuk mengambil
tindakan yang berkaitan dengan penerimaan atau pengeluaran anggaran. Sedangkan
sebagai ordonateur, kepala sekolah sebagai pejabat yang berwenang melakukan
pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan berdasarkan otoritasi
yang tela ditetapkan.

D. Implementasi pengelolaan keuangan sekolah

2
Nur Rahmah, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah, Journal of Islamic Education
Management, 2016, vol. 1 no. 1, hlm. 76-77
Implementasi atau pengelolaan keuangan sekolah dialokasikan sesuai dengan
RAPBS dan kebutuhan yang sudah di anggarkan sebelumnya, sedangkan jika ada biaya-
biaya lain yang tidak terduga dibiayai dari dana yang belum terpakai.3

Pada umumnya disetiap sekolah telah ditetapkan bendahara sesuai dengan peran
dan fungsinya, dan sebagai atasan langsungnya adalah kepala sekolah. Uang yang
dibukukan merupakan aliran masuk dan keluar setelah mendapat perintah langsung dari
atasan lansung. Berkaitan dengan aliran keuangan yang berasal dari masyarakat,
sekolah dalam hal ini pengguna harus mendapat persetujuan komite sekolah atau majlis
sekolah. Dana yang diperoleh dari berbagai sumber digunakan secara efektiv dan
efisien, artinya setiap perolehan dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada
kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan
pendidikan di sekolah.4

Dalam mengelola keuangan, terdapat prosedur pengelolaan yang harus dipenuhi


dalam rangka mengelola keuangan sekolah, yakni : penganggaran, pencatatan,
pelaporan keuangan sekolah, dan audit keuangan sekolah.

Prosedur dalam penyusunan anggaran adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode


anggaran
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa, dan barang
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan finansial
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan
dipergunakan oleh instansi tertentu

3
Ahmad Jaenudin, Analisis Pengelolaan dan Pengawasan Keuangan Sekolah di SDN Se-kecamatan
Way Tuba, HLM. 6
4
Barna Subarna, Pendidikan Gratis SMP (antara harapan dan kenyataan), 2014, Yogyakarta:
Deepublish, hlm. 165
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang
berwenang
6. Melakukan revisi usulan anggaran
7. Persetujuan revisi usulan anggaran
8. Pengesahan anggaran5

5
Fatra dan Edi Harapan, Implementasi Prinsip dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Sekolah di SMA
Muh 1 Palembang, Jurnal Manajemen Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan, 2017, vol. 2 no. 1,
hlm.50

Anda mungkin juga menyukai