Abcd
Abcd
We d n e s d a y, A u g u s t 1 6 , 2 0 1 7
Oleh :
NAMA : Sylvia
Anggraeni
NIM :
1302010103054
KELAS :A
KELOMPOK :4
2016
I. Judul : Sistem Ekskresi
Topik : Sistem Ekskresi
II. Tujuan :
Mahasiswa mengetahui anatomi dan posisi
organ-organ sistem ekskresi.
II. Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan membahas
mengenai sistem ekskresi dengan tujuan untuk
mengetahui anatomi dan posisi organ-organ sistem
ekskresi. Ekskresi adalah proses pengeluaran zat
sisa metabolisme baik berupa zat cair dan zat gas.
Alat yang diperlukan untuk mengetahui anatomi
dan posisi organ-organ sistem ekskresi adalah
model manusia. Langkah-langkah dalam praktikum
kali ini yaitu model manusia diambil dan disiapkan
terlebih dahulu. Kemudian model manusia tersebut
diamati dan ditentukan organ mana saja yang
merupakan organ sistem ekskresi. Pada
pengamatan terdapat empat organ sistem ekskresi
yang dijelaskan yaitu kulit, paru-paru, ginjal dan
hati. Lalu struktur dari masing-masing organ
tersebut digambar dan diberi keterengan. Manusia
dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya tentu menghasilkan sampah
atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan
sisa yang harus dibuang agar tidak mengganggu.
Demikian pula yang terjadi pada mahluk hidup,
semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah
mulai dari hewan yang bersel satu sampai hewan
tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses
pengeluaran limbah pada mahluk hidup
memerlukan sebuah system yang disebut system
ekskresi. System ekskresi yang dimiliki setiap
mahluk hidup berbeda-beda sesuai dengan
tingkatan dan konveksitas mahluk hidup.
System ekskresi adalah proses pengeluaran
zat-zat hasi metabolisme sel yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama
urine, keringat, atau udara pernapasan. Pada system
ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat
diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya
dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi. Melakukan
ekskresi adalah salah satu ciri makhluk hidup, baik
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Pada tubuh
kita, proses ekskresi dilakukan oleh organ-organ
khusus. Ekskresi merupakan proses pengeluaran
zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak
digunakan oleh tubuh. Salah satu bentuk ekskresi
adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain
berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan
tidak hanya berupa urin saja. Zat buangan lainnya
dapat berupa keringat,
gas karbon dioksida, zat warna empedu.
Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah
yang harus dibuang dari tubuh. Zat-zat itu antara
lain:
1. urin dikeluarkan oleh ginjal,
2. keringat dikeluarkan oleh kelenjar
keringat melalui kulit,
3. karbon dioksida dikeluarkan oleh paru-
paru, dan
4. empedu dikeluarkan oleh hati.
Proses yang terjadi pada masing-masing organ
akan dijabarkan sebagai berikut:
5.1 Kulit
Kulit merupakan organ tubuh paling
luar. Luas kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat
15% berat badan. Kulit yang elastik dan longgar
terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit
yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan
telapak tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat
pada muka, kulit yang lembut terdapat pada leher
dan badan, dan kulit yang berambut kasar terdapat
pada kepala. Kulit terdiri dari lapisan luar yang
disebut epidermis, lapisan tengah atau dermis, dan
lapisan dalam atau hipodermis. Pada epidermis
lapisan luar yang terus berganti, tidak terdapat
pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun
atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian
luar, pertama adalah stratum germinativum
berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.
Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum
terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit
keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan
kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum
umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin).
Kandungan melanin menentukan derajat warna
kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga
merupakan lapisan yang transparan disebut
stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan
terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum
korneum.Tipe rasa dan jenis reseptor pada kulit
antara lain:
a. Nyeri, Reseptor rasa nyeri berupa ujung saraf
bebas yang terdapat di seluruh jaringan baik di
bagian luar maupun dalam bagian alat dalam
terdapat pada Ujung saraf Ruffini.
b. Reseptor panas dan dingin (Thermoreseptor)
untuk rangsangan rasa dingin terletak pada ujung
saraf Merkel dan untuk merasakan panas terdapat
pada ujung saraf Krausse.
c. Sentuhan, Reseptornya berupa korpus Meissner,
dan ujung saraf yang melingkari akar rambut,
yang semuanya terdapat di dekat permukaan kulit.
d. Tekanan (Monoreseptor), Reseptor tekanan adalah
korpus Paccini. Pada bibir, ujung jari, ujung lidah,
dan alat kelamin mengandung banyak sekali
serabut saraf sensorik. Sehingga ujung jari dapat
digunakan untuk membedakan halus dan kasarnya
suatu bahan atau dapat digunakan untuk membaca
huruf braile bagi penderita tuna netra.
Dalam mekanisme penerimaannya,
suatu rangsangan pertama kali diterima oleh
serabut saraf afferens (akseptor) yang terdapat
pada permukaan organ penerima rangsang (alat
indera) dalam bentuk aliran listrik. Lalu aliran
listrik tersebut diteruskan oleh sel-sel saraf ke
medulla spinalis (sumsum tulang belakang) lalu ke
otak dan diolah sehingga dapat direspon oleh
organ yang dihantarkan melalui serabut efferent
sehingga menjadi suatu gerakan atau respon yang
lainnya. Jika suatu rangsangan tersebut seperti
panas, nyeri atau yang lainnya, maka aliran listrik
rangsang tidak diteruskan ke otak oleh medulla
spinalis melainkan langsung diteruskan ke organ
perespon (reseptor). Hal ini terjadi terus menerus
jika sel-sel saraf menerima suatu rangsangan
sampai organ mencapai batas ambang sehingga
terjadi potensial aksi.
Telapak tangan memiliki lapisan yang
lebih tebal seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Lapisan yang tebal tersebut akan
menyebabkan rangsangan yang diperoleh akan
sulit untuk dihantarkan. Hal tersebut dikarenakan
saraf-saraf yang berada di bawah lapisan kulit
kurang menjangkau adanya rangsang. Semakin
tebal lapisan kulit maka akan semakin sulit bagi
saraf-saraf yang berada di bawah lapisan kulit
untuk menerima rangsangan. Oleh karena itu
lapisan kulit di telapak tangan kurang sensitif
dibandingkan dengan lapisan kulit
belakang/punggung tangan. Pada lapisan kulit
tersebut lebih tipis sehingga rangsangan yang
diperoleh akan lebih cepat diterima dengan mudah
oleh sistem saraf yang ada di bawah lapisan kulit
tersebut. Sehingga apabila ingin menguji
seseorang yang terkena demam, kita cenderung
menggunakan belakang/punggung tangan dari
pada telapak tangan.
Proses pengeluaran keringat diatur
oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat
menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja
mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika
hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya
berupa perubahan suhu pada pembuluh darah,
maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf
simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya
kelenjar keringat akan menyerap air garam dan
sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian
mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk
keringat. Rangsangan area preoptik di bagian
anterior hipotalamus baik secara listrik maupun
panas yang berlebihan akan menyebabkan
berkeringat. Impuls dari area yang menyebabkan
berkeringat ini dihantarkan melalui jaras saraf
otonom ke medulla spinalis dan kemudian melalui
jaras saraf simpatis mengalir ke kulit di seluruh
tubuh. Kelenjar keringat dipersarafi oleh saraf-
saraf kolinergik tetapi juga dapat dirangsang di
beberapa tempat oleh epinefrin atau norepinefrin
yang bersikulasi dalam darah. Hal ini penting pada
saat berolahraga, saat hormon ini dihasilkan oleh
kelenjar adrenal dan tubuh perlu melepaskan
panas yang berlebihan yang dihasilkan oleh otot
yang aktif.
Beberapa faktor yang dapat memacu
pengeluaran keringat antara lain peningkatan
aktifitas tubuh, peningkatan suhu lingkungan dan
goncangan emosi. Emosi akan merangsang saraf
simpatis untuk memperkecil pengeluaran keringat,
dengan cara mempersempit pembulu dara,
pengeluaran keringat yang berlebihan, misalnya
karena terik matahari atau kegiatan tubuh yang
berlebihan dapat menyebabkan terjadinya lapar
garam. Kekurangan kadar garam darah dapat
mengakibatkan kekejangan dan pingsan.