Title
292.2’ 115
Judul Asli:
Penterjemah:
1. R. Ahmad Anwar
2. A.Q. Khalid
Editor:
1. Drs. Mahmud Mubarik Ahmad, MM
2. DR. Eng. Didit Hadi Barianto, MSc
3. Ahmad Mukhlis Firdaus, ST, MT
4. Farzand Abdullatif, ST, Msi
Penerbit:
Email: neratja@gmail.com
ISBN: 978-602-14539-2-6
Dedikasi
Pengantar 1:
v
Pengantar
Bagian II
V IV 1 Ahmad
Mirza Tahir
Bagian 1III
V
III
IV
vi
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
dan Iman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Dia telah menjadikan seluruh langit tanpa tiang yang dapat kamu lihat
dan Dia telah menempatkan gunung-gunung yang kokoh kuat di bumi ini,
supaya bumi ini tidak berguncang bersamamu, dan Dia telah menyebarkan di
dalamnya segala macam binatang dan Kami menurunkan air dari awan, dan
kemudian Kami menyebabkan tumbuh di dalamnya segala jenis yang unggul’.
(S.31 Luqman:11).
vii
Pengantar
Bagian II
V IV 1 Ahmad
Mirza Tahir
Bagian 1III
V
III
IV
viii
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Pengantar 2:
ix
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV 2 Ahmad
V
III
Pengantar
IV
x
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
xi
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV 2 Ahmad
V
III
Pengantar
IV
xii
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
xiii
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV 2 Ahmad
V
III
Pengantar
IV
xiv
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
xv
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV 2 Ahmad
V
III
Pengantar
IV
xvi
Al-Bayyinah: Prinsip Wahyu, Rasionalitas,
Kebenaran Yang Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Pengetahuan,
Al-Qayyimah: Ajaran yang dan Kebenaran
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
xvii
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV 2 Ahmad
V
III
Pengantar
IV
xviii
Wahyu,
Wahyu, Rasionalitas,
Rasionalitas,
Pengetahuan,
Pengetahuan, dan
dan Kebenaran
Kebenaran
Sekapur Sirih
Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia
xix
Sekapur Sirih
MirzaJemaat
Amir Tahir Ahmad
Ahmadiyah Indonesia
xx
Wahyu,
Wahyu, Rasionalitas,
Rasionalitas,
Pengetahuan,
Pengetahuan, dan
dan Kebenaran
Kebenaran
Selamat menikmati.
xxi
Mirza Tahir
Bagian
Ucapan
Bagian 1III
II
V V
III
IV Ahmad
Terima
IV Kasih
xxii
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas Wahyu,dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Rasionalitas,
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
P ada puncak daftar nama-nama ini saya harus menyebut nama Farina
Qureshi dan kontribusinya yang tidak ternilai dalam menyusun
dan mengarahkan sebuah tim para cendekiawan yang telah membantu
mendeteksi dan menentukan bidang karya yang memerlukan perhatian
secara khusus. Partisipasi Farida Ghazi telah mengungguli setiap
anggota dari tim itu. Kemudian juga Farina sungguh sangat berendah
hati dalam pengkhidmatan yang telah dilakukannya. Biasanya ia selalu
xxiii
Mirza Tahir
Bagian
Ucapan
Bagian 1III
II
V V
III
IV Ahmad
Terima
IV Kasih
xxiv
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas Wahyu,dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Rasionalitas,
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
xxv
Mirza Tahir
Bagian
Ucapan
Bagian 1III
II
V V
III
IV Ahmad
Terima
IV Kasih
xxvi
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas Wahyu,dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Rasionalitas,
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
P ara artis seni desain. Untuk desain sampul depan, Noma Said dari
Amerika telah mencoba berbagai bentuk untuk menggambarkan
isinya secara ragawi. Sayang kerja kerasnya ditolak oleh para profesional
di percetakan. Mereka ini bersikeras menyarankan agar ilustrasi
di sampul depan merefleksikan kesan berseni tentang isinya, yang
xxvii
Mirza Tahir
Bagian
Ucapan
Bagian 1III
II
V V
III
IV Ahmad
Terima
IV Kasih
xxviii
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Daftar Isi
Bagian I
1. Pengenalan dengan Perspektif Sejarah ____ 13
2. Individu dan Masyarakat ____ 22
3. Aliran Pemikiran Islam ____ 29
4. Filsafat Eropa ____ 51
5. Filsafat Yunani ____ 87
Bagian II
1. Agama Hindu ____ 119
2. Agama Buddha ____ 145
3. Agama Konghucu ____ 170
4. Agama Tao ____ 183
5. Agama Zoroaster ____ 188
6. Masalah Penderitaan ____ 196
Bagian III
1. Sudut Pandang Sekulerisme ____ 215
2. Konsep Ketuhanan Suku-Suku Bangsa Aborigin
di Australia ____ 239
xxix
Mirza Tahir Ahmad
Bagian IV
1. Fitrat Suatu Wahyu ____ 261
2. Wahyu Ilahi dan Rasionalitas ____ 277
3. Iman Kepada “Yang Ghaib” ____ 293
4. Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Yang Nyata,
Al-Qayyimah: Ajaran Yang Berkesinambungan ____ 319
5. Al-Quran dan Kosmologi ____ 328
6. Entropi dan Keterbatasan Alam Semesta ____ 345
7. Al-Quran dan Kehidupan di Luar Bumi ____ 357
Bagian V
1. Kehidupan Menurut Perspektif Wahyu Al-Quran: Pengantar
Singkat ____ 367
2. Asal Mula Kehidupan: Berbagai Teori dan Pendapat ____ 380
3. Hakikat Jinn ____ 389
4. Peran Tanah Lempung dan Fotosintesis dalam Evolusi ____ 395
5. Kelangsungan Hidup: Faktor Kebetulan atau Takdir? ____ 420
6. Khiralitas (Keberpihakan) di Alam ____ 439
7. Seleksi Alam dan Kelangsungan Hidup
bagi yang Tercakap ____ 451
8. Permainan Catur atau Permainan Judi ____ 508
9. Masa Depan Kehidupan di Bumi ____ 517
10. Sistem Organik dan Evolusi ____ 533
11. "Pembuat Jam yang Buta", Tuli dan Bisu ____ 562
Bagian VI
1. Al-Quran Membuka Tabir “Yang Ghaib”:
Perspektif Sejarah ____ 621
2. Bencana Nuklir ____ 667
3. Rekayasa Genetik ____
681
4. Wabah Pes ____
685
5. Virus AIDS ____
699
xxx
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Bagian VII
1. Masa Depan Wahyu ____ 707
2. Upaya Pembenaran Secara Filosofis: Masalah Kekhataman
Kenabian Tanpa Syariat ____ 729
3. Nabi Isa dan Masalah Khaataman Nabiyyin ____ 742
4. Epilog ____ 767
xxxi
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
PENDAHULUAN
1
Pendahuluan
Mirza Tahir Ahmad
2
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
3
Pendahuluan
Mirza Tahir Ahmad
4
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
5
Pendahuluan
Mirza Tahir Ahmad
6
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Jadi teori sedikit demi sedikit (Bit by bit Theory) yang disuarakan
itu sebenarnya sudah dikemukakan oleh Darwin sendiri, khususnya
yang berkaitan dengan mata. Tetapi ternyata pandangannya
juga melenceng jauh dibanding temuan penelitian modern yang
menemukan betapa tinggi mekanisme dalam sebuah spesimen mata
yang dianggap sederhana atau kuno.
Penelitian tentang laut dalam telah menghasilkan temuan bahwa
spesimen mata yang ada pada mahluk hidup laut yang paling sederhana
pun masih merupakan maha karya dalam sistem penglihatan yang
sama rumitnya dengan instrumen optikal yang paling modern. Bukan
di sini tempatnya kita membahas lebih lanjut hal ini, namun kami
mengharapkan pembaca bisa meneliti kembali artikel Michael F.Land
yang berjudul Animal Eyes with Mirror Optics3 di majalah Scientific
American sekitar 20 tahun sebelum buku ini diterbitkan. Khususnya
yang perlu mendapat perhatian adalah halaman 93 yang menguraikan
daya penglihatan Gigantocypris*. Keajaiban ciptaan yang luar biasa
dalam hewan kecil ini ialah adanya dua mata yang unik dengan
reflektor yang bersifat presisi mutlak dan bukannya bulatan mata
biasa yang membutuhkan lensa untuk memfokus. Justru mata seperti
7
Pendahuluan
Mirza Tahir Ahmad
ini yang dibutuhkan hewan kecil ini untuk daerah kedalaman yang
menjadi habitatnya. Hewan ini harus bisa memanfaatkan semaksimal
mungkin cahaya yang amat redup yang mendekati kegelapan total di
kedalaman demikian. Hal seperti ini jelas tidak akan mungkin tanpa
adanya sosok Pencipta Yang Maha Canggih dengan pengetahuan
sempurna untuk menciptakan instrumen penglihatan sederhana
namun sangat akurat. Artikel tersebut meliput banyak contoh tentang
penglihatan mata sejak zaman purba yang ternyata dibentuk dengan
desain yang memiliki tujuan tertentu. Semua itu telah menggoyahkan
landasan teori bertahap sedikit demi sedikit (Bit by bit Theory) Prof.
Dawkins maupun guru besarnya yaitu Charles Darwin. Kami tidak
memasukkan semuanya dalam buku ini yang sudah cukup dipenuhi
dengan contoh-contoh serupa. Menyangkut argumentasi spekulatif dari
Charles Darwin tentang teori sedikit demi sedikit tersebut khususnya
yang berkaitan dengan mata, artikel di atas menjadi sesuatu yang
kontradiktif dengan dugaan yang bersangkutan. Penelitian atas artikel
itu dapat meyakinkan seorang Naturalist yang paling skeptis sekali
pun mengenai terciptanya daya lihat tersebut masih banyak hal yang
tidak terlihat. Hanya saja jika sifat skeptis sudah dipenuhi prasangka,
maka tak ada hal yang bisa dilakukan untuk itu. Kami berharap bab
tentang buku terkenal dari Prof.Dawkins akan membantu mereka
yang tidak sependapat dengannya namun silau oleh citranya.
Kami mohon kepada para ilmuwan dan mereka yang non-
ilmuwan tidak saja membaca bab tentang Prof. Dawkins tetapi
juga keseluruhan buku kami yang ditulis sebelum buku Profesor itu
diterbitkan. Pembaca akan mengetahui, tanpa menyebut bukunya
pun, karya kami telah cukup bisa menjawab semua pertanyaan yang
diungkapkan Profesor. Topik utama buku ini sebenarnya jauh lebih
luas dibanding diskusi yang disebutkan di atas. Buku ini menguraikan
penjelasan Al-Quran mengenai berbagai masalah, termasuk masalah
yang ada dalam buku Profesor. Penjelasan ini sangat rasional sehingga
8
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan
* Gigantocypris agasizzi adalah jenis udang tiram termasuk
crustacea dari sub-subkelas Ostracoda yang terbesar dengan
diameter mencapai 23 mm. Umumnya udang tiram lainnya
memiliki panjang badan sekitar 1 mm dan hidup di kedalaman
samppai 2.000 m. Berbentuk udang yang hidup dalam cangkang
seperti tiram. (Penerjemah)
Referensi
1. Darwin, C., (1985) The Origin of Species. Introduction byBurrow,
J. W. Penguin Classics, England, hal. 217.
2. Darwin, C., (1985) The Origin of Species. Introduction byBurrow,
J. W. Penguin Classics, England, hal. 217.
3. Land, M. F. (December 1978) Animal Eyes with Mirror Optics,
Scientific American, hal. 93.
9
BAGIAN I
PENGENALAN
DENGAN PERSPEKTIF SEJARAH
13
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
14
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu, Sejarah
Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
15
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
16
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu, Sejarah
Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
17
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
18
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu, Sejarah
Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
19
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
20
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu, Sejarah
Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan
a. Pythagoras (580-500 s.M), filosof dan ahli matematika Yunani,
meski berlandaskan keagamaan tetapi telah mempengaruhi
Socrates dan ikut membentuk dasar rasionalitas dan teori
matematika di dunia Barat. (Penterjemah)
b. Averroes atau lebih dikenal sebagai Ibnu Rushdi (Abu al-
Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Muhammad ibn Rushd)
hidup 1126-1198 M di Spanyol. Filosof keagamaan yang
mengintegrasikan pola fikir Yunani kuno dengan pemikiran
Islami atas permintaan Abu Yacub Yusuf, khalifah Almohad.
Komentarnya atas pandangan Aristoteles dan Plato menjadi
pegangan cendekiawan Muslim dan Barat selama berabad-abad.
(Penterjemah)
21
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
22
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu,
Individu Sejarah
danRasionalitas,
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
23
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
mutatif yang terjadi bersamaan pada satu saat yang sama. Hanya saja
pandangan hipotetis seperti itu tidak bisa dipastikan secara ilmiah.
Bentuk kedua dari perkembangan tatanan sosial dalam dunia
hewan lebih bersifat umum dan progresif meski pun hasilnya tidak
terlihat sedramatis sebagaimana halnya contoh di atas. Bahkan
anjing, serigala dan wildebeest (sejenis rusa di Afrika) menunjukkan
kecenderungan positif untuk hidup bersama demi keselamatan ordo
mereka. Apa pun alasannya, kita juga menemukan kecenderungan yang
sama pada burung-burung yang terbang bersama dari kelompok yang
sama. Begitu pula pada kelompok ikan, penyu dan bulu babi (moluska
laut) terdapat kecenderungan yang serupa. Persekutuan demikian
merupakan suatu hal yang umum dalam kehidupan mahluk.
Dengan adanya disiplin maka lahirlah kewenangan dan muncul
pula kepemimpinan. Suatu persepsi samar-samar dari kejahatan dan
hukuman mulai merayap masuk ke dalam masyarakat dari setiap
tingkatan. Bagi manusia yang berevolusi sebagai hewan sosial, keadaan
ini bukan suatu kebetulan tetapi sedikit banyak justru sejalan dengan
pola perilaku yang juga terdapat pada dunia hewan dengan strata yang
lebih tinggi.
24
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu,
Individu Sejarah
danRasionalitas,
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
25
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
26
Pengenalan dengan Perspektif
Wahyu,
Individu Sejarah
danRasionalitas,
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
apa yang namanya benar dan salah. Faktanya, bagi mereka tidak ada
benar atau salah.
Hanya manusia saja yang bisa secara sengaja mengabaikan
tanggung jawab mereka serta merampas hak-hak warga masyarakat
lainnya meski mengetahui bahwa hal itu salah. Dengan demikian maka
kemerdekaan individual yang terkait dengan tanggung jawab kolektif
sebagai kewajiban manusia kepada lembaga menjadi disabotase dan
dirusak oleh kecenderungan melanggar hukum, melakukan penipuan
dan perilaku salah, yang dilakukan sambil juga mengharapkan bisa
memperoleh hasil tanpa tertangkap. Karena itu Karl Marx dengan
melihat bagaimana korupnya manusia, ternyata betapa benar
pandangannya, hanya saja mestinya ia tidak mengecualikan dirinya
sendiri. Ia juga seharusnya tidak mengecualikan kepemimpinan
sosialis yang kemudian ditegakkan di atas struktur immoralitas. Hal
ini telah menjadi tragedi masyarakat manusia sepanjang masa. Tidak
ada lembaga yang terbebas dari hal ini. Cacat bawaan dari sistem yang
mengatur hubungan individual-sosial tersebut telah memarakkan
tendensi di antara sistem-sistem itu untuk selalu terus menerus
meningkatkan legislasi.
Kelihatannya setiap undang-undang baru yang diciptakan
dimaksudkan untuk melindungi hak individual di satu sisi dan hak
masyarakat di sisi lain, dari perilaku pelanggaran tanpa hak ke masing-
masing ranah hak dan ranah prerogatif individu yang eksklusif. Hanya
sayangnya karena sifat korup dalam diri manusia, para legislator
tersebut gagal untuk tetap setia kepada prinsip keadilan yang bersifat
mutlak. Selama ini dalam proses legislasi yang dilakukan secara kolektif,
seringkali terjadi hak-hak fundamental individu malah dinafikan oleh
tangan lembaga yang justru dibuat untuk melindungi diri mereka.
Kami tidak bermaksud untuk membahas secara panjang lebar
masalah masyarakat keagamaan, hanya saja dari sudut pandang sekuler
berdasar filosofi sosial, agama perlu juga ditinjau sepintas lintas. Para
27
Mirza Tahir
Bagian I Ahmad
28
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
29
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
30
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Ashariyyah
31
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
32
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
33
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
kalau tidak maka apa pun yang diterima melalui wahyu sudah cukup
memadai walaupun tidak ditopang oleh logika dan rasionalitas.
Di sayap kanan dari gerakan Ashariyyah ada suatu sekte yang
kemudian mewujud yang dikenal sebagai Sulfia (pengikut fanatik
dari ulama masa lalu yang mapan). Menurut mereka, wahyu harus
diterima tanpa dipertanyakan. Tidak ada penjelasan filosofis atau pun
logis yangdiizinkan karena dikhawatirkan hal itu akan menyesatkan
manusia dari jalan yang lurus.
Mu’tazilah
34
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Sufisme
35
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
36
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
37
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
38
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
39
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
impresi di fikiran orang saja. Masalah ini sudah sejak zaman purba
dipertanyakan orang, bahkan oleh Plato dan Aristoteles. Pertanyaan
itu belum terjawab dahulu kala dan tidak juga oleh kaum Sufi tersebut.
Sekarang pun tetap saja masih menjadi bahan perdebatan di antara para
filosof. Tidak juga ada filosof kontemporer yang bisa mengabaikannya
karena dimensi ruang dan waktu tidak mungkin divisualisasikan tanpa
peran otak manusia. Imajinasi seorang yang gila sama nyata baginya
seperti hasil observasi seorang ilmuwan tentang alam dalam geraknya.
Ditinjau dari sudut pandang demikian, kelihatannya masalah ini tidak
mungkin bisa dipecahkan.
Pandangan atau impresi tiap orang tentang alam eksternal
berbeda satu sama lain. Tetapi persepsi tentang dunia yang mendasar
di sekeliling kita serta pemahaman sifat-sifatnya seringkali sama
diakui oleh pengamat lainnya. Sebagai contoh, kebanyakan orang
akan sependapat tentang definisi suatu benda sederhana seperti kursi
atau meja. Namun banyak juga benda-benda umum dimana tidak
setiap orang memandangnya secara sama. Sebagai contoh, warna
dari berbagai benda mungkin terlihat berbeda bagi orang-orang yang
mempunyai kelainan pada kemampuan penglihatannya. Begitu juga
dengan indera yang kita miliki keadaannya tidak sama pada setiap
manusia. Indera penciuman tiap orang berbeda, begitu juga indera
untuk merasakan panas dan dingin yang tidak sama bagi setiap orang.
Apalagi jika dipertimbangkan bahwa perubahan arah pandang saja
sudah pasti akan menghasilkan persepsi visual yang berbeda pada
pengamat yang sama. Persepsi tentang suatu hal yang sama oleh
pengamat yang sama bisa berubah jika ia beralih posisi melihatnya dari
sudut lain. Tambahkan kedalam ini adanya perbedaan suasana hati dan
kondisi kesehatan masing-masing orang, maka problemnya menjadi
berlipat ganda. Tidak ada kebenaran objektif yang sepenuhnya sejalan
dengan kebenaran subjektif yang digali orang dari dalam otaknya
sendiri. Singkat kata, impresi subjektif tidak selalu berkaitan dengan
40
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
dunia luar dengan cara yang persis sama. Hal ini menurut pandangan
beberapa filosof menghapuskan seseorang, bukan untuk mencapai
kepastian yang bersifat mutlak tentang segala hal yang dilihatnya.
Aspek ketidak-pastian dan ketidak-handalan dari impresi seperti
yang diungkapkan di atas, telah menyebabkan lahirnya sekte Sufi lain
yang sepenuhnya menyangkal eksistensi eksternal dari tiap benda dan
menyatakan bahwa kebenaran hakiki hanyalah pandangan subjektif
masing-masing orang. Mereka yang paling ekstrim di antara kelompok
itu bahkan menyangkal segala bentuk fisik eksternal termasuk dirinya
sendiri. Dengan demikian maka suatu usaha yang bermula pada upaya
untuk memperjelas detail dan persepsi tentang realitas luar malah
berakhir dengan bertambahnya kerancuan. Namun ada daya tarik
magis dalam kegilaan tersebut yang terkadang memukau ahli logika
dan ilmuwan yang paling bijak di zaman mereka.
Sebuah episode menarik diceritakan tentang seorang pimpinan
terkenal dari sekte Sufi ini yang dipanggil menghadap seorang raja guna
berdebat dengan beberapa cendekiawan terkemuka pada masa itu.
Namun semua peserta menjadi kecewa di samping terpesona karena
hasil perdebatan ternyata jauh berbeda dari yang mereka perkirakan.
Melalui pembicaraan argumentatif dan tanggapan atasnya, para
cendekiawan tersebut tersudut dan tergagap mencari kalimat untuk
melawan sang Sufi. Tidak ada seorang pun yang mampu mengimbangi
kepiawaian logika sang Sufi. Pada saat itu sang raja mendapat gagasan
cemerlang dan memerintahkan pawang gajah untuk membawa gajah
yang paling galak ke halaman istana. Gajah ini terjangkit kegilaan yang
sama dengan sang Sufi. Yang membedakan hanya tentang realitas luar
yang tidak eksis dalam fikiran sang Sufi. Adapun gajah itu hanya mau
menghancurkan semua realitas yang dilihatnya. Sufi itu lalu didorong
masuk ke lapangan sementara gajah tersebut dilepaskan. Sang Sufi
tanpa banyak bicara langsung melarikan diri untuk menyelamatkan
nyawanya.
41
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
Melihat hal itu, raja dari balkon istana berteriak: ‘Jangan lari dari
gajah bayangan itu, wahai Sufi. Gajah itu hanyalah khayalan dalam
fikiranmu saja!’
Sang Sufi menjawab: ‘Siapa yang lari? Itu hanyalah khayalan
fikiran paduka saja.’
Berakhirlah kesulitan sang Sufi, tetapi debatnya sendiri tidak.
Sampai sekarang juga masih berlangsung terus.
42
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
43
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
44
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
45
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
46
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
47
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
48
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
danRasionalitas,
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
para eternalis, maka mereka yang menganut pandangan lain tidak saja
dibunuh, bahkan dibakar hidup-hidup di dalam rumahnya. Jika faktor
kebetulan sedang berpihak pada yang lain maka yang teraniaya akan
menjadi penganiaya. Bahkan mereka yang telah mati dan dikubur sekali
pun tidak lepas dari penghukuman. Mereka digali lagi dari kuburnya
untuk digantung didepan umum agar menjadi pelajaran bagi yang
hidup. Tetapi sebenarnya pelajaran apa yang bisa diperoleh? Sisi mana
dari papan jungkit itu yang aman tetap saja merupakan pertanyaan
tak berjawab. Bagi mereka yang tenggelam dalam kegalauan sepele
dengan keseriusan demikian rupa, telah menjadikan kehidupan mereka
di bumi sebagai neraka. Adapun ancaman neraka yang dilontarkan
musuh-musuh mereka tidak harus menunggu sampai mereka sudah
mati.
Abad-abad kegelapan dari zaman pertengahan ini telah
menebarkan bayangan maut melebar dan jauh sehingga dunia Islam
yang muncul dari kegelapan saat matahari Islam bersinar di gurun
Arabia, kembali terbenam dalam palung kebodohan. Visi Islam mulai
berkedip meredup dan berubah ronanya seperti bintang di kejauhan
yang dilihat di malam gelap dengan perubahan sudut berdiri dan
menggeser sudut pandang. Citra Islam kehilangan kecemerlangan dan
kemantapannya.
Dua sarana pokok untuk pencerahan yang bisa merubah
kegelapan, kebodohan menjadi pengetahuan kelihatannya seperti
telah tertutup sama sekali. Tidak ada lagi kejernihan dan integritas
dari Kasyaf dan juga tidak ada harapan lagi akan Wahyu dari langit.
Bagi umat Muslim kelihatannya kedua jendela itu telah tertutup.
Sungguh suatu akhir yang amat tragis.
Hanya saja beberapa abad kemudian, matahari pengetahuan
sekuler mulai terbit lagi, tetapi kali ini dari Barat. Pencetus sinar dari
Timur sekarang menghadap ke Barat mengharapkan secercah sinar
49
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
Catatan
a. Al-Ghazali atau lengkapnya Abu Hamid Muhammad Ibn
Muhammad At-Tusi aAl-Ghazali (1058-1111 M), theolog
dan mistik Muslim dengan bukunya Ihya Ulumuddin yang
menjadikan Sufisme diakui sebagai bagian dari Islam ortodoks.
(Penterjemah)
b. Lengkapnya Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya Ar-Razi (865-
932 M) ahli bkimia dan filosof Islam yang juga dianggap sebagai
tabib akbar di dunia Islam. (Penterjemah)
c. Abu Al-Mughith Al-Husain ibn Mansur Al-Hallaj (858-922 M),
seorang, pengarang, guru dan ulama Sufi yang kontroversial.
Dipenjara lama sekali (911-922) sebelum akhirnya dihukum
mati. (Penterjemah)
50
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
FILSAFAT EROPA
51
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
52
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
53
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
‘Karena itu sang Bapak adalah Tuhan dari sang Putra (ketika sang Putra
dianggap sebagai) Tuhan’
54
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
55
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
sederhana ini tanpa harus didukung oleh deduksi logika apa pun-
dengan demikian jelas bahwa aku ada.’
Ungkapan tersebut menjadi tolok ukur bukti kebenaran yang
pertama dan utama. Sebuah kalimat sederhana telah diperkenalkan
olehnya yaitu Cogito, ergo sum5 yang berarti ‘Aku berfikir, karena
itu aku ada.’ Kebenaran kedua yang diakuinya setelah yang pertama
itu adalah tentang eksistensi Tuhan. Ia menghitung secara matematis
bahwa konsep tentang eksistensi itu saja sudah cukup sebagai bukti
tentang Keberadaan-Nya sebagaimana halnya jumlah derajat dalam
suatu segitiga sama dengan jumlah derajat dari dua sudut siku-siku.
Apakah bukti filosofis dari eksistensi Tuhan tersebut bisa diterima
atau tidak oleh generasi para filosof yang datang kemudian, tetapi
sekurang-kurangnya mereka telah amat dipengaruhi oleh konsep
pemikirannya. Karena itu pada generasi para pemikir berikutnya
mulailah logika digunakan secara bebas untuk mendukung atau
menentang eksistensi Tuhan. Materialisme dialektikal juga lahir dari
perkembangan kecenderungan yang sama.
Alur pemikiran demikian berlanjut sampai abad ke 17 ketika
John Locke, Berkeley dan Hume kemudian menetapkan garis batas
antara fenomena dan akal budi sebagai suatu hal yang terpisah dari
masalah keimanan dan kepercayaan. Meski menganut pandangan
seperti itu tetapi John Locke tidak sepenuhnya menghapuskan validitas
keimanan dan kepercayaan, ia menyerahkan hal itu kepada mereka
untuk beriman kepada apa pun yang mereka pilih. Generasi filosof
Eropa berikutnya kemudian menyangkal eksistensi Tuhan berdasar
logika, di antara mereka yang paling terkemuka adalah Rousseau dan
Nietzsche.
56
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
57
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
58
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
59
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
60
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
61
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
62
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
63
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
64
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Bagi Hegel, segala teori ideologi yang tidak terkait dengan alam
pengalaman fisik tidak perlu mendapat perhatian serius. Setiap diskusi
mengenai signifikasi ideologi demikian hanya terbatas pada minat
akademis saja.
Dengan menerapkan filosofi Hegel, adalah Marx yang
bereksperimen untuk memberikan norma kehidupan baru bagi manusia
yang didasarkan pada logika semata. Yang semula dianggap sebagai
bahasan sekuler, akhirnya menjadi perhatian masyarakat. Muncullahs
ebuah agama politis-ekonomis buatan manusia yang didasarkan pada
penyangkalan Tuhan. Cendekiawan Marxis pada dasarnya sependapat
dengan sudut pandang Hegel dan menolak konsep tentang kebenaran
hakiki. Mereka tidak menganggap kebenaran objektif sebagai suatu
hal yang absolut. Kebenaran tersebut selalu relatif terhadap masa dan
keadaan sekitarnya.
Di antara para pemikir sosialis, adalah Friedrich Engels yang
menerima konsep kebenaran absolut dan karena itu ia jadi bertentangan
65
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
66
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
67
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
68
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
69
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
70
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
71
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
72
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
R usia pada waktu itu sudah matang untuk revolusi dan sudah
siap melakukan revolusi macam apa pun. Kalau bukan revolusi
Komunis, revolusi lainnya pun sama memadai. Yang diperlukan hanya
seorang pemimpin dengan kaliber Lenin. Adalah suatu kebetulan
bahwa Rusia menemukan dalam diri Lenin seorang pemimpin
revolusi yang juga menjadi murid sosialisme ilmiah dari Marx. Ia yang
menghujat eksploitasi manusia dengan kata-kata yang paling keras,
nyatanya malah kemudian muncul, dalam sejarah Rusia, sebagai
aktor terburuk yang mengeksploitasi manusia. Adalah Lenin yang
menentukan sejarah di Rusia dan bukannya materialisme dialektika.
Di samping berbagai kontradiksi lain, Marx juga bisa disalahkan
atas sekurang-kurangnya satu kekhilafan besar-ilmunya tentang
sosialisme telah mengabaikan sama sekali faktor fikiran di dalam
penelaahan.
Fikiran adalah palung tempat bermukim ide yang memiliki
identitas terpisah dari otak manusia. Otak adalah kediaman material
dari fikiran, namun fikiran yang menempati dan bermukim di tempat
itu bukanlah suatu zat (materil). Bila otak disepadankan dengan sebuah
komputer maka fikiran bisa dianggap sebagai penggeraknya (operator).
73
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
Suatu ide yang cemerlang bisa lahir melalui pengelolaan fikiran atas
otak komputer itu. Misalnya pun terdapat dua otak material yang
seratus persen mirip satu sama lain, jika fikiran yang menggerakannya
berbeda maka ide yang dilahirkan juga akan berbeda.
Semua kemajuan manusia di bidang ilmu pengetahuan, sosial,
ekonomi dan politik mengambil bentuknya di bawah pengaruh
fikiran. Negara-negara adidaya di dunia memaksakan kekuasaan
mereka di atas bangsa-bangsa yang lebih lemah hanya karena adanya
akumulasi kelebihan kekuatan fikiran yang mereka miliki. Begitu juga
keadaannya pada kelompok kaum borjuis dimana sumberdaya fikiran
yang mereka miliki telah menjadikan mereka mempunyai kekuasaan
absolut yang amat besar. Hanya saja doktrin dari materialisme
dialektikal tidak memperhitungkan faktor yang amat kuat ini.
Adalah suatu kesalahan perhitungan di pihak Marx yang
menganggap bahwa kekayaan terakumulasi dari sistem kapitalis
merupakan jumlah total hasil tabungan eksploitasi buruh oleh kaum
kapitalis. Tabungan enerji tersebut menurut Marx berasal dari bagian
hak kaum buruh tereksploitasi yang tidak dibayarkan serta bunga
yang diperoleh dari modal menganggur yang disimpan di bank.
Dengan demikian disimpulkan bahwa mayoritas kaum proletar
telah dirampok oleh sekelompok kecil kaum borjuis. Namun tenaga
kerja saja tidak akan mungkin mengakumulasi kekayaan jika tidak
dikawinkan dengan kekuatan fikiran yang lebih superior. Kenyataan
ini sengaja diabaikan oleh Marx. Temuan-temuan ilmiah yang bersifat
progresif yang telah merevolusi ratio input-output dari tenaga kerja
dibanding produksi pada esensinya adalah produk fikiran.
Buruh atau tenaga kerja di banyak negara dunia ketiga tetap
saja harus bergulat dan berkeringat, namun hasil output kerja mereka
tidak ada artinya dibanding hasil pekerja di negara-negara industri
yang telah maju. Peralatan yang lebih canggih dan unit produksi
mekanis serta teknologi modern jika dikawinkan dengan tenaga
74
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
75
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
76
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
77
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
78
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
kewajiban moral sama sekali. Faktor tunggal ini saja sudah cukup
kuat untuk menumbangkan kediktatoran Komunis dalam jangka
panjang.
Peribahasa populer yang menyatakan: ‘Kediktatoran cenderung
korup dan kediktatoran absolut pasti korup’ tepat sekali dikenakan pada
pemerintahan Komunis. Suatu immoralitas tidak mungkin bertahan
tanpa ditopang kekejaman, penindasan dan pengabaian keadilan secara
semena-mena. Sebagaimana kebencian akan melahirkan kebencian
lain, begitu juga immoralitas akan menumbuhkan immoralitas
lagi. Keadaan pengabaian nilai-nilai moral yang berkelanjutan pada
hierarki tertinggi Komunis sudah pasti akan membentuk kediktatoran
immoral yang absolut. Kediktatoran immoral yang absolut tersebut
tidak mungkin dibatasi hanya pada lingkaran kecil terpilih dari
pemerintahan mereka. Demi keselamatan kelompok, adalah suatu hal
yang esensial bahwa pembusukan juga berlangsung di semua tingkat
hierarki pengambilan keputusan yang berhampiran. Karena itu area
wilayah immoralitas akan bertambah luas, menyebar ke seluruh
tingkatan.
Masalah kewenangan absolut dari Nabi-nabi Tuhan amat
berbeda dari kewenangan duniawi. Kewenangan Nabi dipagari oleh
norma-norma akhlak agama yang tegas, yang bahkan tidak bisa
dilanggar oleh Nabi sendiri karena hal itu hanya akan meruntuhkan
kewenangannya. Perlu juga dicatat bahwa norma-norma akhlak berupa
wahyu Ilahi selalu bersifat konsisten dan memiliki fitrat menjadikan
para penganutnya konsisten dalam perilaku mereka. Karena itu hanya
kebenaran yang diwahyukan saja yang mungkin memiliki daya tawar
potensial guna mengobati manusia dari penyakit intrinsiknya. Tidak
ada norma perilaku buatan manusia yang didasarkan pada akal budi
manusia semata yang akan bisa menghasilkan mukjizat demikian,
walaupun didorong tekanan aniaya tanpa belas kasihan. Perbedaan
pokok di antara diktator sekuler dengan kewenangan absolut seorang
79
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
80
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
81
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
82
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
83
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
84
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu PemikiranSejarah
Filsafat
danRasionalitas,
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
85
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
Catatan
a. Fenomena adalah benda atau keadaan sebagaimana tampak pada
pandangan orang. (Penterjemah)
b. Noumena adalah benda atau keadaan menurut keadaan
sesungguhnya (das sein an sich). Meski noumena menguasai
dunia intelektual tetapi Kant menganggap bahwa manusia hanya
mampu memahami fenomena dan tidak akan pernah bisa masuk
kedalam noumena kecuali jika dunia noumena ini adalah tempat
bermukim kemerdekaan, Tuhan, dan keabadian. (Penerjemah)
Referensi
1. Westfall, R. C. (1993) The Life of Isaac Newton, Cambridge
University Press, Cambridge, hal. 124
2. Westfall, R. C. (1993) The Life of Isaac Newton, Cambridge
University Press, Cambridge, hal. 122
3. Westfall, R. C. (1993) The Life of Isaac Newton, Cambridge
University Press, Cambridge, hal. 121
4. Gutman, J. (1963) Philosophy A to Z, Grosset & Dunlap Inc.,
New York.
5. Kiernan, T. (1966) Who’s Who in the History of Philosophy,Vision
Press, New York, hal. 54
6. Copleston, F. (1956) Contemporary Philosophy, Studies
of Logical Positivism and Existentialism, Burns, Oates and
Washbourne Ltd. London, hal. 154-155
7. Sartre, J. (1975) Existentialism and Humanism, Eyre
MethuenLtd., London, p. 34
8. Lenin, V. I. (1963) Collected Works, vol. 38, Philosophical
Notebooks, Foreign Languages Publishing House, Moscow,
hal.201
86
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
FILSAFAT YUNANI
87
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
88
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
89
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
90
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
91
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
92
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
93
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
94
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
95
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
96
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
97
beda dengan Guthrie, kata arete diterjemahkan banyak ilmuwan lainnya
yang berartiMirza‘kebajikan’
BagianTahir
1I Ahmad dengan segala konotasinya. Ketika Socrates be
ai hal-hal kecil seperti fungsi instrumen dari suatu keahlian atau kesenia
bagaimana seharusnya fungsi itu bekerja, ia pasti sedang berbicara secara
pekerjaan
rkaitan dengan dan tujuan apa
kemanusiaan. yangtidak
Jika dibangunnya.
demikian,Adalah
makaketidak-tahuan
ia tidak akan meny
manusia seperti ini yang dicoba diungkap
huan yang dimiliki para tukang itu tentang pekerjaan mereka oleh Socrates agar menjadi
sendiri dan tid
perhatian orang banyak.
akan mereka sebagai orang yang bodoh. Apa yang diuraikannya adalah k
manusia akanSocratesfitrat beranggapan
pengetahuan bahwa tujuan Ilahi
tentang Tuhan dalam
yang penciptaan
terletak jauh di
aan okupasi manusia,
manusia tidak namun
mungkintidak disadari
bisa dicapai olehnya.
hanya dengan Dengan kebodohan sep
upaya mereka
da orang yang
sendiripatut disebuttidak
saja. Mereka sebagai manusia,
mengetahui sebagaimana
cara mengukir halnya seorang
hidup mereka
ak patut disebut tukang jika ia tidak memiliki pengetahuan
agar sejalan dengan tujuan untuk apa mereka itu telah diciptakan. tentang pekerja
apa yang Mengenai
dibangunnya. Adalah ketidak-tahuan
hal ini sesungguhnya manusia seperti
manusia tidak mengetahui apa-apa ini yang
p oleh Socrates agar menjadi
meski menganggap perhatian
dirinya orang
tahu segala. banyak.
Inilah yang menurut Socrates
Socrates beranggapan bahwa tujuan Ilahi dalam penciptaan manusia tidak m
dikatakan sebagai kebodohan besar umat manusia. Upaya untuk
apai hanya dengan upaya mereka sendiri saja. Mereka tidak mengetah
mengungkap tujuan eksistensi manusia itulah yang dimaksud dengan
ir hidup mereka agar sejalan dengan tujuan untuk apa mereka itu telah dici
ai hal ini arete. Hanya saja halmanusia
sesungguhnya ini tidak mungkin
tidak dicapai tanpa kerendahan
mengetahui apa-apahati meski meng
dan kesadaran seseorang akan kebodohan dirinya. Baru
tahu segala. Inilah yang menurut Socrates dikatakan sebagai kebodohan bes setelah itu maka
a. Upaya manusia akan ditolong Tuhan
untuk mengungkap tujuanselangkah demi selangkah
eksistensi manusiamenapakitulah yang di
arete. Hanya
dari kebodohan
saja hal kepadaini tidak pengetahuan.
mungkinSatu-satunya
dicapai tanpa pengetahuan
kerendahan h
an seseorang
yangakan kebodohan
diketahui dirinya.
Socrates adalah apa Baru setelah
yang telah itu maka
diwahyukan manusia akan d
oleh-Nya,
selangkah sedangkan
demi selangkah yang lainnyamenapak dari kebodohan
adalah kebodohan semata. kepada pengetahuan
pengetahuan yangHal ini juga yang menjadi pesan Al-Quran yang telah
diketahui Socrates adalah apa yang diwahyukan ol
menyatakan
an yang lainnya
bahwa semuaadalah kebodohan
pengetahuan semata.
adalah milik Tuhan sehingga para malaikat
Hal ini juga yang menjadi pesan
juga mengakui ketidak-tahuan mereka Al-Quran yang menyatakan
di hadapan-Nya. Mereka bahwa
huan adalah milik Tuhan sehingga para malaikat juga mengakui ketidak
memohon:
di hadapan-Nya. Mereka memohon:
¿2j¦SVÙ Ä/̯ \ÈÙ _05U \5¯ R<W)Õ- Wà W% Y¯ X=V ]1Ú °Æ Y \
R<\U×Ày
Berkata mereka:
“Maha Suci Engkau! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain
yang telah Engkau ajarkan
‘Berkata kepada
mereka: “Maha Suci kami,
Engkau! sesungguhnya
Kami tidak mempunyaiEngkau Maha Mengeta
pengetahuan
Maha Bijaksana’ (S.2 Al-Baqarah:33) 4
selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami, sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui,
Al-Quran berulangkali Maha Bijaksana’
mengingatkan (S.2 Al-Baqarah:33)
manusia bahwa4tidak ada pengetahuan
ng lurus akan diberikan kepada mereka
Al-Quran berulangkali kecuali
mengingatkan mereka
manusia menyatakan
bahwa tidak ada ketergan
reka kepada-Nya dan memohon pertolongan-Nya untuk membimbing
pengetahuan tentang jalan yang lurus akan diberikan kepada mereka
kecuali mereka menyatakan ketergantungan diri mereka kepada-
99
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
bukan merupakan topik bahasan para filosof sekuler. Hal seperti ini
adalah missi dan tugas utama para Nabi Tuhan. Kami sebenarnya
mengharapkan, Guthrie mau mengingat kembali apa yang ditulisnya
sendiri tentang karakter Socrates dalam bukunya yang sama. Salah
satunya yang penting adalah pernyataannya tentang situasi terakhir
seputar Socrates sebelum kematiannya.
‘Kemungkinan banyak orang, kalau tidak mau dikatakan sebagian besar, yang
tidak sepaham dengan dirinya namun sebenarnya tidak ingin melihatnya
terbunuh, dan lebih senang jika yang bersangkutan bisa dibujuk untuk
meninggalkan Athena.’6
100
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
101
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
kedamaian. Hal ini berlaku pada masa lalu mau pun sekarang.
Konsep demikian menjelaskan tentang pilihan untuk menerima azab
penderitaan oleh hamba-hamba Tuhan, yang di dalamnya mereka
justru menemukan kebahagiaan. Bagi mereka ini kemungkinan
kehilangan keridhoaan Tuhan merupakan azab yang tidak akan bisa
tertanggungkan. Begitulah kita menjumpai orang-orang terhormat
yang lebih memilih mati dalam ‘kesakitan’ daripada mengorbankan
prinsip untuk hidup dalam kenyamanan. Mereka jelas memilih mati
dengan perasaan ‘bahagia’ karena menyadari kemenangan akhlak
mereka. Dengan tersenyum mereka akan menerima penderitaan fisik
dari pada malu secara spiritual yang buat mereka merupakan azab
yang jauh lebih berat.
Vlastos mendedikasikan sebuah bab panjang dengan judul
Socratic Piety (Kesalehan Socrates) untuk menjelaskan kontradiksi
imajiner dalam pandangan dan pengalaman Socrates. Bab ini
merupakan kajian ilmiah di samping sebagai pembelaan dari dirinya
guna membuktikan bahwa dalam realitanya tidak ada kontradiksi
sama sekali. Dalam pandangan Vlastos, filsafat Socrates sepenuhnya
dianggap rasional, namun menurutnya adalah pengalaman tentang
wahyu dan kepercayaan Socrates terhadap Wujud Yang Maha Agung
yang menuntun hidupnya itu saja yang harus dikoreksi. Vlastos
mengutip ucapan-ucapan Socrates untuk menggambarkan maksud
tujuannya. Tentang sikapnya yang rasional sempurna, Socrates
mengatakan bahwa:
‘Bukan hanya sekarang atau pertama kali saja, tetapi sudah sejak dulu, aku
ini adalah jenis orang tidak dipengaruhi apapun dari diriku sendiri kecuali
pandangan yang menurut hematku adalah yang terbaik saat aku berfikir
tentang hal itu.’10
102
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
103
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
dewa serta rasional dan ekstrarasional, yang akan menghasilkan dua sistem
yang berbeda tentang kepercayaan yang dianggap benar, yang satu dicapai
melalui argumentasi elenctic (penolakan logis dengan mengemukakan hal
kebalikannya), sedangkan yang lainnya melalui wahyu samawi lewat ramalan
(oracle), mimpi nubuatan dan sejenisnya?’11
104
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Hanya saja konklusi yang ditarik Vlastos dari kalimat yang sama
malah justru membingungkan pembaca, dan bukannya sang penyair
yang dikatakannya ‘telah kehilangan nalar’:
‘... ketika tuhan berada dalam dirinya maka si penyair sedang kehilangan
nalar13
105
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
106
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
107
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
‘Karena itu jangan minta aku melakukan suatu hal yang aku anggap
memalukan, tidak saleh dan salah, apalagi seperti keadaannya sekarang ketika
aku sedang diadili dengan tuduhan berlaku tidak saleh berdasar dakwaan
Meletus.’21
108
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
109
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
‘Socrates dengan membawa turun filsafat dari langit kepada kehidupan umat
manusia umumnya (menurut istilah Cicero), hanyalah sedang melaksanakan
kecenderungan baru pada masanya dengan cara yang mencolok dan tekun.’
25‘Ia tidak menghiraukan kemewahan atau pun kenyamanan sehari-hari,
namun yang pasti ia bukan seorang asketik.’25
110
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
111
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
112
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
113
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
Catatan
* Phadeo (lahir 417 sM di Elis Peloponesus) adalah seorang
bangsawan yang karena akibat perang lalu menjadi budak
dan dibeli oleh sahabat Socrates. Ia kemudian menjadi murid
Socrates, setelah gurunya meninggal, ia kembali ke negerinya
di Elis serta mendirikan sekolah filsafat. Namanya kemudian
menjadi judul buku Plato. (Penerjemah)
Referensi
1. The New Encyclopaedia Britannica, vol. 24, ed. 15.
2. The New Encyclopaedia Britannica, vol. 25, ed. 15.
3. Guthrie, W. K. C. (1950) The Greek Philosophers, Methuen &
Co, hal. 72
4. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987),
JemaatAhmadiyah Indonesia, ed. 2.
5. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987),
JemaatAhmadiyah Indonesia, ed. 2.
6. Guthrie, W. K. C. (1950) The Greek Philosophers, Methuen &
Co, hal. 79
7. Vlastos, G. (1991) Socrates, Ironist and Moral Philosopher,
Cambridge University Press, Cambridge, hal. 200
8. Grayling, A. C. (1995) Philosophy, a Guide Through the Subject,
Oxford University Press, Oxford, hal. 360
9. Grayling, A. C. (1995) Philosophy, a Guide Through the Subject,
Oxford University Press, Oxford, hal. 364
10. Vlastos, G. (1991) Socrates, Ironist and Moral Philosopher,
Cambridge University Press, Cambridge, hal. 157
11. Vlastos, G. (1991) Socrates, Ironist and Moral Philosopher,
Cambridge University Press, Cambridge, hal. 167
114
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
115
Bagian
Mirza Tahir
1I Ahmad
116
BAGIAN II
Agama Hindu
Agama Buddha
Agama Konghucu
Agama Tao
Agama Zoroaster
Masalah Penderitaan
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
AGAMA HINDU
119
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
120
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
121
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
122
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
M arilah kita beralih pada kaifiat dasar lain agama Hindu, yang
kesamaannya hanya dijumpai pada sedikit agama lain, yang
paling terkenal di antaranya adalah agama Buddha. Yang kami
maksudkan adalah keyakinan Reinkarnasi. Akidah ini bertalian
dengan dua kepercayaan Hindu lainnya tentang keabadian ruh atau
jiwa di satu sisi dan kefanaan Dewa Agung dan dewa-dewa kecil
lainnya di sisi lain. Menurut akidah ini, kehidupan di bumi bukan
merupakan suatu ciptaan yang baru sama sekali. Setiap mahluk hidup
123
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
yang ada, meski dirinya sendiri tidak bersifat kekal, tersusun dari
unsur-unsur yang baka. Bumi pertiwi hanya menjadi laboratorium
pencampur tempat ruh dan bagian-bagian materi dicetak bersama
untuk melahirkan berbagai bentuk kehidupan. Mereka mempercayai
kemampuan penciptaan Tuhan hanya seperti kemampuan seorang
apoteker. Dia tidak memiliki kekuasaan sebagai Wujud Pencipta yang
bisa menciptakan sesuatu dari ketiadaan.
Visi mereka tentang alam semesta adalah adanya tiga tingkat
eksistensi. Eksistensi pertama dan yang tertinggi ditempati oleh
Brahma sebagai dewa utama, bersama-sama dengan berbagai dewa
kecil lainnya. Mereka melaksanakan berbagai fungsi di alam semesta
dan telah diperlengkapi untuk hal itu. Sebagian ada yang bertugas
untuk menaikkan awan atau menciptakan petir halilintar. Sebagian
lain bertanggung jawab atas penataan, pemeliharaan dan pengaturan
gejala alam. Mereka memiliki kemerdekaan komparatif dalam ruang
lingkup mereka sendiri dan jarang berbenturan satu sama lain. Tetapi
jika kemudian memang terjadi benturan maka celakalah bagi alam.
Badai menggelora di langit dan prahara bergentayangan melanda
bumi. Akan selalu berbuah baik bila berada pada pihak yang tepat
di antara para dewa atau dewi itu, kalau tidak kemurkaan mereka
harus dibayar mahal oleh manusia. Ada dewa atau dewi kekayaan,
kesuburan, kesehatan, umur panjang dan sebagainya. Dewa-dewi
mistis yang menempati tingkat eksistensi ini menikmati keabadian.
Tingkat eksistensi kedua atau yang di tengah terdiri atas ruh
dan materi. Mereka inilah yang, jika digabungkan, akan membentuk
tingkat eksistensi terbawah yang berkaitan dengan kehidupan di bumi.
Menurut ajaran agama Hindu ini, hanya Brahma penghulu para dewa,
yang memiliki daya untuk mengikatkan ruh dengan materi hingga
terjadi penciptaan kehidupan di bumi.
Bagaimana dan kapan hal itu dimulai serta untuk tujuan apa,
dibahas panjang lebar dalam literatur tentang filsafat Hindu yang
124
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
merujuk pada ajaran kitab Veda. Mereka meyakini bahwa awal mula
kehidupan di bumi tidak terjadi sebagaimana penuturan para ilmuwan
modern. Kehidupan itu tidak bermula dari munculnya organisme
dan bio-unit sederhana dalam sup primordial di samudra dan di
permukaan bebatuan semilyar tahun yang lalu. Berikut ini tulisan
Profesor J. Verman dalam bukunya berjudul The Vedas:
‘... para cendekiawan yang fikirannya dijejali dengan teori evolusi Darwin yang
lancung tersebut, merasakan kesulitan memahami rahasia Wahyu ini. Akan
tetapi, kita mempunyai bukti-bukti yang berlimpah untuk menunjukkan
bahwa tahap-tahap awal manusia sebenarnya lebih baik, dan tidak ada
dasarnya untuk menganggap bahwa manusia pra-sejarah adalah orang-orang
primitif. Para rishi Veda bukanlah orang-orang yang berfikiran sederhana.
Mereka itu adalah penyair, visioner dan spiritualis sekaligus, ketiganya
bergabung menjadi satu. Para murid mereka yang tentunya juga rishi, mampu
memahami makna inti dari mantra begitu mereka mendengarnya.... kita juga
mengetahui adanya kemunduran daya psiko mental bangsa ini secara gradual.
Generasi para peramal masa depan juga mulai memupus.’1
125
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
puncak tertutup salju akbar serta fenomena alamiah yang menarik hati, kalbu
mereka dipenuhi keharuan dan keterpesonaan, indera mereka memuncak,
jiwa mereka terangkat, fikiran mereka dipenuhi hasrat mencari pengetahuan,
dalam suatu sikap kesadaran penerimaan, lalu masuk ke dalam meditasi
dan mengerahkan diri mereka. Mereka kemudian melihat ke dalam realitas,
berbeda dari alam fisik dan mendengar nada kekal berbekal kata-kata dari
dalamnya, serta visi tentang kebenaran pada saat bersamaan ...’2
126
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
tanpa adanya bukti setitik pun yang bisa mendukungnya. Kunci yang
tertinggal untuk membuka teka-teki kehidupan jadinya hanya tinggal
Karma saja.
Mengikuti alur fikiran ini, kita bisa simpulkan bahwa kehidupan
manusia dimulai dengan penciptaan orang-orang suci berderajat tinggi,
tetapi kemudian dengan lahirnya generasi-generasi berikut, manusia
mulai mengalami kemerosotan secara mental, fisik dan spiritual.
Tidak dibutuhkan waktu lama bagi mereka untuk mengisi dunia ini
dengan segala dosa. Karena adanya dosa maka datang penghukuman
samawi, karena itu mereka segera kehilangan status kemanusiaannya.
Mereka tentunya amat gundah dan terkejut melihat transformasi
manusia menjadi hewan dari strata bawah, namun mereka hanya bisa
menyalahkan dosa mereka sendiri. Hukum Karma harus berlaku dan
dosa harus mendapat ganjarannya. Mestinya bagi mereka merupakan
hal yang lumrah menyaksikan kelahiran berbagai spesies hewan baru
dalam proses reproduksi, dan bukannya bayi manusia yang normal.
Namun bisa jadi bukan begitu para cendekiawan Hindu
membayangkan asal muasal spesies dan bagaimana Karma bekerja.
Karena tidak adanya pernyataan yang tegas mengenai masalah ini,
kita hanya bisa menarik beberapa penafsiran di dalam kerangka dari
keseluruhan kepercayaan mereka. Bisa jadi mereka membayangkan
pengungkapan misteri kehidupan di bumi dalam pola yang lain sama
sekali. Dengan merosotnya manusia dalam perjalanan waktu sejak
periode masa para rishi berempat tersebut, kemampuan reproduksinya
akan menurun dan muncul wabah kemandulan yang merata. Secara
cepat jumlah manusia akan menurun dan sebagai gantinya lalu muncul
tak terbilang berbagai spesies hewan di muka bumi.
Bumi akan merekah di berbagai tempat dan dari sana keluar
gajah dan singa. Lalu muncul kucing, anjing, dubuk dan srigala.
Dari air muncul berbagai pola dan rona bentuk ikan, diikuti oleh
penyu dan lain-lainnya. Tiba-tiba serangga menyerbu masuk ke dunia
127
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
128
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
129
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
130
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
131
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
132
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
133
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
134
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
tersebut. Tidak ada bukti apa pun yang akan mendukung pandangan
demikian.
Masalah Karma juga bisa ditinjau dari sudut lain. Istilah
Karma berkaitan dengan semua tindakan, yaitu pelaku harus
bertanggungjawab. Ia akan diganjar jika perilakunya baik dan
dihukum jika perilakunya buruk. Hal itu mengharuskan bahwa
Kehendak Tuhan harus dinyatakan secara jelas tentang apa yang
dianggap sebagai baik dan buruk dalam perilaku, karena kalau tidak
maka tidak akan ada mahluk yang mengetahui apa yang disukai atau
tidak disukai oleh Tuhan. Adalah untuk tujuan ini maka keempat
rishi agung tersebut diletakkan sebagai awal dari umat manusia. Jika
ajaran Veda tidak diwahyukan kepada mereka maka manusia tidak
bisa mempelajari apa yang dianggap baik dan buruk bagi diri mereka,
karena itu mereka tidak bisa dianggap bertanggungjawab atas Karma
mereka. Dengan demikian maka prinsip Karma hanya bisa dikenakan
kepada umat manusia saja yang memperoleh catatan jelas tentang apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan berdasar penjelasan keempat
rishi pelopor tersebut.
Ketika masalahnya dikaitkan dengan hewan selain manusia, maka
problemnya menjadi agak rumit. Apakah semua spesies mempunyai
kitab jelas yang didasarkan pada hukum samawi? Jika tidak, lalu
bagaimana mereka harus berperilaku dan bagaimana Karma mereka
ditimbang? Apakah perilaku instink mereka bisa menggantikan ajaran
samawi? Bila perilaku intuitif itu yang menggantikan ajaran samawi
diantara hewan, lalu bagaimana mereka melaksanakan kebebasan
memilih perilaku apa yang baik bagi mereka?
Di kalangan manusia, ajaran samawi demikian disampaikan
melalui media manusia juga (keempat rishi tersebut pastilah manusia).
Namun sulit jadinya membayangkan adanya jabatan kenabian di
antara hewan. Setiap spesies memiliki keterbatasan ruang lingkup
pemahaman dengan cara hidup yang spesifik pula. Kalau ada nabi yang
135
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
136
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
137
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
138
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
dan zat bebas agar masuk dalam siklus rantai perbudakan yang kekal,
yang rupanya didasarkan pada suatu sistem peri keadilan. Dia menjadi
satu jiwa dan zat bersama sebagai bentuk penghukuman atau ganjaran
Karma mereka dalam kehidupan di bumi sebelumnya.Tetapi seperti
juga telah diungkapkan, masih ada kesempatan meski amat tipis, bagi
jiwa untuk mencapai Nirwana yang merupakan tempat keselamatan
sementara dari perbudakan kebendaan. Dengan demikian apa yang
kita tidak sukai sebagai kematian, kenyataannya bisa menjadi faktor
kebaikan yang membebaskan jiwa dari tubuh yang selama itu menjadi
rekannya. Untuk berapa lama pasangan terpisah itu bisa menikmati
kebebasan satu dari yang lain adalah sebuah pertanyaan yang harus
diputuskan bertalian dengan perilaku mereka selama proses kawin
menjadi satu saat hidup di bumi. Dalam hal mereka membawa diri
secara ideal dimana tubuh fisik menjaga dengan baik jiwanya dan jiwa
melaksanakan tugasnya dengan baik kepada tubuh fisik, maka akan
menjadi tambah panjang ganjaran masa perpisahan mereka.
Tidak berbeda dengan itu adalah nasib pasangan manusia yang
diikat perkawinan. Yang paling mulia dari antara mereka adalah yang
memiliki hubungan yang ideal sebagai suami isteri, mereka merasakan
kepuasan penuh dari hubungan kecintaan di antara mereka, bisa
dipastikan mereka akan memperoleh Nirwana yang tertinggi. Namun
dengan hal ini berarti jiwa mereka akan dipisahkan dari tubuh mereka,
satu dari yang lain akan dipisah untuk suatu masa sangat panjang yang
hampir mendekati kekekalan. Adapun pasangan yang berdosa akan
segera dikirim balik ke bumi guna menikmati lagi keakraban mereka
dalam kenikmatan badaniah. Astaga, neraka di dunia macam apa itu
dan surga macam apa ini namanya.
139
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
140
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
pertanyaan lain. Apa yang ada di laut dan udara hanyalah jasad satu
sel seperti virus dan bakteri yang bentuknya juga masih sederhana.
Apakah generasi orang-orang suci ini bisa hidup dengan makanan
seperti itu atau bisa jadi kehidupan manusia dimulai bukan dengan
orang-orang suci tetapi dengan virus suci dan bakteri yang saleh.
Jika kalkulasi waktu saat kemunculan keempat rishi dan orang
suci lainnya di bumi itu ternyata salah, bila nyatanya mereka tidak
muncul di bumi demikian awal sebagaimana pernyataan beberapa
pandit terpelajar, maka kehidupan di bumi dan turunnya Veda pasti
terjadi jauh setelahnya. Kemunculan mereka di muka bumi tidak
mungkin mendahului terbentuknya dataran tinggi Tibet. Adalah suatu
fakta bahwa bentuk sub-kontinen India sebagaimana adanya sekarang
ini sebenarnya terjadi antara 20 juta sampai 40 juta tahun yang lalu.
Sebelumnya sekitar 160 juta tahun yang lalu, India masih terpisah dan
baru kemudian bergerak ke atas menyatu dengan daratan Asia. Adalah
pertemuan kedua lempeng bumi itu yang telah mencuatkan dataran
tinggi Himalaya beserta pegunungan lainnya termasuk dataran tinggi
Tibet. Sebenarnya bukanlah suatu masalah kapan sebenarnya Tibet
tercipta dalam skala waktu sekian. Bukti-bukti fosil membuktikan
secara pasti bahwa kehidupan dimulai sekitar 800 juta juta tahun
sebelum terciptanya sub-kontinen India. Siapa dan apa pun mereka
yang bertengger di atap dataran tinggi Tibet tidak mungkin manusia,
karena manusia baru muncul lama sekali setelahnya. Pada saat itu
bentuk kehidupan paling mutakhir yang telah berevolusi adalah jenis
dinosaurus.
Betapa suburnya pun imajinasi seseorang, yang pasti adalah
kita tidak mungkin membayangkan adanya rishi dinosaurus. Karena
itu jika ajaran Veda kita tafsirkan secara harfiah maka para rishi dan
teman-teman sucinya pasti mendarat di bumi dari salah satu planet
asing. Namun solusi seperti itu (kalau mau disebut sebagai solusi)
malah justru menimbulkan problem lainnya yang lebih rumit dan
141
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
142
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
143
Bagian
Mirza Tahir
1II
I Ahmad
Referensi
1. Verman, J. (1992) The Vedas, Oxford & IBH Publishing Co.
PVT. Ltd, New Delhi, hal. 6.
2. Verman, J. (1992) The Vedas, Oxford & IBH Publishing Co.
PVT. Ltd, New Delhi, hal. 4.
3. Verman, J. (1992) The Vedas, Oxford & IBH Publishing Co.
PVT. Ltd, New Delhi, hal. 24.
144
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
AGAMA BUDDHA
145
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
146
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
147
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
148
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
149
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
150
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Arti kata Is’ana yang terukir tersebut adalah nama dari ShivDevta
atau Tuhan (lihat The Sanskrit-English Dictionary karangan Shivram
Apte).
151
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
152
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
153
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
154
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Jelas tidak, wahai Gautama! Dan mengapa pula? Jika orang itu dilahirkan
dan dibesarkan di Manasâkata, maka semua jalan yang menuju tempat itu
pasti telah dikenalnya.’
155
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
156
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
157
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
158
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
159
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
160
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
161
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
162
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
163
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
164
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
165
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
memahaminya. Jauh setelah masa itu, isi dari kitab Tantra kemudian
bisa diketahui oleh para cendekiawan yang menjadi tersentak karena
naskah yang katanya keramat tersebut ternyata berisi hal-hal yang
kotor dan tidak patut. Di dalamnya diungkapkan tentang setan-setan
dan imaji bayangan-bayangan yang menakutkan. Naskah ini juga
berbicara dengan bahasa yang vulgar tentang hal-hal yang porno dan
mendorong nafsu seksual yang bisa membuat mual fikiran manusia.
Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa ajaran yoga sebagaimana
terdapat dalam kitab Tantra tidak ada kaitannya sama sekali dengan
kata-kata suci Buddha as.
Bisa jadi semua ungkapan omong kosong tentang setan-setan
dan vulgaritas seksual tersebut adalah simbol-simbol atau tamsil. Bisa
jadi tidak ada pendeta Buddha yang masih hidup yang mau berbagi
rahasia dari bahasa kriptik (rahasia) tersebut. Mungkin saja hierarki
agama Buddha 2000 tahun lalu itu saja yang menciptakan dan
mengerti jargon yang digunakan. Namun mereka sudah lama mati dan
bersama mereka telah mati juga ajaran Tantra. Hanya ajaran yoga saja
yang masih tersisa dari bahasa kriptik Tantra. Sekarang ini masih ada
cendekiawan yang memahami dan menerapkan ajaran halus tentang
yoga sebagaimana terdapat dalam Tantra.
Sungguh sulit menarik garis pembeda di antara yoga sebagaimana
dipahami dan dilaksanakan menurut agama Hindu dan yoga yang
dipraktikkan oleh agama Buddha. Jika pun ada perbedaan kecil,
masalahnya hanya dalam peristilahan saja. Sebutlah mereka sebagai
pertapa Hindu atau asketik Buddha, realitas penarikan diri mereka
dari dunia demi Tuhan mereka, nyatanya tidak ada perbedaan. Berikan
mereka nama apa saja, juga tidak akan mengubah identitas kesucian
mereka. Apa pun yang telah mereka temukan dan apa pun yang mereka
anggap sebagai pencerahan, tidak ada yang telah membawa perubahan
di dunia melalui pengalaman subjektif mereka. Adalah suatu hal yang
aib untuk memasukkan Buddha as dan Krishna as ke dalam kategori
166
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
167
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
pun dari dunia yang tidak kasat mata (ghaib) kepada dunia nyata,
tidakakan bisa merubah kegelapan menjadi nur cahaya. Ilham juga
tidak pernah berhasil menggali kejadian tersembunyi yang terbenam
dalam kuburan sejarah, juga tidak pernah mampu melompat ke masa
depan untuk melihat sekilas apa yang akan terjadi.
Jika filsafat penafikan diri secara mutlak ini diikuti sampai kepada
konklusinya yang logis, maka yang tersisa hanyalah kepunahan umat
manusia. Menganggap omong kosong inspirasi demikian sebagai
kebijakan yang mendapat pencerahan samawi dari Buddha as adalah
suatu bentuk penghinaan atas dirinya. Hal itu jelas bukan cawan Ilahi
berupa wahyu dimana ia telah mereguk puas dan karenanya menjadi
kekal sepanjang zaman.
Catatan
a. Mukti atau juga disebut sebagai moksha atau apavarga, adalah
konsep dalam agama Hindu dan Jain yang menggambarkan tujuan
akhir kehidupan manusia dalam bentuk kebebasan dari ikatan
reinkarnasi. Ruh atau jiwa begitu masuk ke dalam sebuahtubuh
akan terbelenggu dalam sebuah rangkaian reinkarnasi yang
berulang secara terus menerus (Samsara) dan setelah mencapai
pencerahan sempurna baru memperoleh Mukti atau Moksha.
(Penterjemah)
b. Asketik adalah orang yang hidup dengan cara sangat sederhana
serta mengingkari semua kenikmatan dan kemudahan hidup
duniawi. Berasal dari bahasa Yunani yang berarti pertapa atau
pendeta miskin. (Penterjemah)
168
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Referensi
1. Le Bon, G., Guimet, E. (1992) Mirages Indiens: de Ceylan
auNepal, 1876-1886, Chantal Edel et R. Sctrick, Paris, hal. 241
2. Le Bon, G., Guimet, E. (1992) Mirages Indiens: de Ceylan au
Nepal, 1876-1886, Chantal Edel et R. Sctrick, Paris, hal. 24o
3. Lillie, A. (1909) India in Primitive Christianity, Kegan Paul,
Trench, Trubner & Co., London, hal. 85
4. Lillie, A. (1909) India in Primitive Christianity, Kegan Paul,
Trench, Trubner & Co., London, hal. 86
5. Norman, K. R. (1992)The Group Discourses (Sutta Nipata),
vol.II, The Pali Text Society, Oxford, hal. 112-129
6. Norman, K. R. (1992)The Group Discourses (Sutta Nipata),
vol.II, The Pali Text Society, Oxford, hal. 129
7. Max Muller, F. (1881) The Sacred Books of the East, vol. XI,
Clarendon Press, Oxford, hal. 186
8. Max Muller, F. (1992) Dialogues of the Buddha I, The Pali Text
Society, Oxford, hal. 229
9. Max Muller, F. (1881) The Sacred Books of the East, vol. XI,
Clarendon Press, Oxford, hal. 186
169
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
AGAMA KONGHUCU
170
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
171
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
172
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
173
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
Kitab Art of War (Seni Perang) karangan Sun Tzu yang juga
didasarkan pada I Ching, merupakan buku yang terkenal dalam dunia
kemiliteran. Kelompok militer sepanjang zaman sampai sekarang
masih memandang penting buku ini yang sudah diterjemahkan ke
berbagai bahasa. Begitu juga beberapa penulis dan ahli logistik serta
aliran pemikiran klasik mendasarkan teorinya atas prinsip-prinsip
yang diuraikan dalam kitab I Ching. Di Barat pun kitab ini dikenal
luas dan sedikit banyak telah mempengaruhi mereka, meski ada juga
yang menggunakannya sebagai sarana untuk meramal nasib.
Menurut ajaran Konghucu, penelitian akademik secara formal
tidak menjadi suatu hal yang esensial dalam mencari kebenaran.
Wujud Tuhan sendiri adalah Kebenaran, sehingga apa pun yang
diciptakan-Nya sudah juga dikaruniai fitrat tersebut yang selaras
dengan fitrat Wujud-Nya. Karena itu fitrat manusia dan kebenaran
hakiki merupakan hal yang sinonim dalam agama Konghucu.
174
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
175
khir dalam mencapai pengetahuan tentang diri sendiri adalah dengan
nisan dengan Tuhan, hal ini menjadi visi manusia tentang langit. Ke
Bagian
Mirza Tahir
Bagian
mirip sekali 1II
I dengan
II Ahmad ajaran Al-Quran yang mengemukakan bahwa
n menurut fitrat-fitrat Tuhan:
Jika Langit memang menginginkan cara kebenaran ini punah maka aku
sebagai manusia biasa tentunya tidak lagi mempunyai hubungan dengannya.
Tetapi nyatanya Langit idak akan membiarkan kebenaran ini punah, lalu apa
yang bisa dilakukan rakyat Kwang terhadap diriku?”’9
177
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
178
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
179
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
Catatan
a. Biasa juga disebut Kung Fu Tze yang berarti ‘guru Kung’ atau
dikenal sebagai Confucius di Barat. (Penterjemah)
180
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Referensi
1. Chou, C. H. Accupunture and Science, ed. 1, Shi WeiTypographic
Co. Ltd., Taiwan.
2. Zheng, M. Q., Lin, P. S., History of Medicine of China, ShangWu
Printing and Publishing House, Taiwan, hal. 2-3
3. Legge, J. (1985) The Four Books, The Great Learning, The
Doctrine of The Mean, Confucian Analects and the Works of
Mencius, 2nd ed., Culture Book Co. Taiwan, hal. 682
4. Legge, J. (1985) The Four Books, The Great Learning, The
Doctrine of The Mean, Confucian Analects and the Works
ofMencius, 2nd ed., Culture Book Co. Taiwan, hal. 863
5. Legge, J. (1985) The Four Books, The Great Learning, The
Doctrine of The Mean, Confucian Analects and the Works of
Mencius, 2nd ed., Culture Book Co. Taiwan, hal. 544
6. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
181
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
182
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
AGAMA TAO
S emua agama di Cina berasal dari sumber purba yang sama tentang
pengalaman spiritual dan keagamaan dari seorang bijak dan
Nabi akbar bangsa Cina yaitu Fu Hsi. Dalam abad-abad berikutnya,
banyak para bijak dan pemikir yang meneliti karya Fu Hsi dan
mempelajarinya secara mendalam. Berdasarkan hasil kajian tersebut,
mereka mengemukakan kepada bangsa Cina pandangan-pandangan
baru dalam filsafat, sains, agama dan bimbingan akhlak. Di antara
mereka itu antara lain terdapat Raja Wan, dan putranya yang bernama
Cheu Kung serta Lao Tze, yang semuanya menjadi tokoh-tokoh yang
disegani bangsa Cina sepanjang masa. Ajaran tentang kehidupan yang
dikemukakan oleh Lao Tze (6 abad sM), dikenal sebagai agama Tao.
Dalam agama Tao, kebenaran hakiki tercermin dalam wujud Tao
yakni wujud ini memiliki fitrat yang lebih banyak bersifat spiritual
dan suci dari pada kebendaan atau material. Tao bisa dikatakan
sebagai personifikasi kebajikan yang kekal. Sifat-sifat tersebut persis
sama dengan yang diatributkan kepada wujud Tuhan dalam agama
Islam atau pun agama lainnya. Agama Tao mengajar manusia untuk
sepenuhnya tunduk kepada Kebenaran (Tao) dan berjuang untuk
meniru Tao. Tao adalah teladan, sedangkan Taoisme adalah cara untuk
mencapai kedekatan kepada teladan tersebut.
Al-Quran pun memberikan perlakuan sama atas sifat hubungan
diantara Tuhan dengan manusia:
183
s sama dengan yang diatributkan kepada wujud Tuhan dalam agama Islam a
ma lainnya. Agama Tao mengajar manusia untuk sepenuhnya tunduk kepada Ke
) dan berjuang untuk meniru Tao. Tao adalah teladan, sedangkan Taoisme ada
k mencapaiBagian
kedekatan
Bagian
Mirza Tahir
1II
I
II kepada teladan tersebut.
Ahmad
Al-Quran pun memberikan perlakuan sama atas sifat hubungan diantara
an manusia:
§ª¬±¨ WDTÀi¯WÃ Ä V ÀCÙVZ8XT <RWÓ×° |¦°% ÀC_ÕOU ÕCW%XT RV WÓ×°
184
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
185
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
186
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Individu Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
* Shibghah berarti celupan, warna atau rona sifat sesuatu, agama,
peraturan hukum, pembaptisan. Shibghatullah berarti agama
Tuhan, sifat yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia. Disebut
demikian karena agama mewarnai manusia seperti celupan warna
yang memberi rona kepada sesuatu. (Tafsir singkat Al-Quran)
Referensi
1. Terjemahan penulis
2. Dan, L. (1969) The Works of Lao Tzyy, Truth and Nature, The
World Book Company Ltd., Taipei, Taiwan, Bab 34, hal. 17
3. Dan, L. (1969) The Works of Lao Tzyy, Truth and Nature, The
World Book Company Ltd., Taipei, Taiwan, Bab 14, hal. 6
4. Dan, L. (1969) The Works of Lao Tzyy, Truth and Nature, The
World Book Company Ltd., Taipei, Taiwan, Bab 25, hal. 12
5. Al-Wasiyat, Ruhani Khazain, 1984 ed., vol.20, hal. 310
187
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
AGAMA ZOROASTER
B agi sejarah bangsa Parsi atau Persia, kontribusi utama bagi filsafat
keagamaan mereka adalah yang bersumber pada agama Zoroaster.
Menurut filosofi ini, tidak saja kebenaran dan kebaikan yang bersifat
kekal, tetapi kedustaan dan kejahatan juga berbagi fitrat kekekalan.
Masing-masing memiliki dewa-dewanya sendiri yang mempunyai
tatanan pengelolaan yang independen. Ada dewa kebaikan yaitu
Ahura Mazda yang juga dikenal sebagai dewa cahaya, di samping dewa
kejahatan yang bernama Ahriman yang juga dikenal sebagai dewa
kegelapan. Masing-masing dewa memiliki peran tersendiri yang harus
dimainkan. Semua kegiatan di dalam alam semesta merupakan hasil
tabrakan atau interaksi dari kedua dewa yang berseteru ini, yang secara
kekal terbelenggu dalam pertempuran dahsyat untuk kelangsungan
hidup dan supremasi satu diatas yang lainnya.
Kekuasaan dewa kebaikan selalu berusaha mendominasi dewa
kejahatan. Seperti juga papan jungkit, hasil pergulatan keduanya
selalu berubah-ubah, terkadang menang kebaikan dan di kali lain
yang menang adalah kejahatan. Dengan cara itulah filsafat Zoroaster
mengemukakan penjelasan sederhana tentang keberadaan atau ko-
eksistensi kejahatan dengan ikutannya berupa penderitaan serta
kebaikan dengan ikutannya berupa kebahagiaan, yaitu melalui
pengatributan asal mula kepada dua sumber yang berbeda. Semua
keburukan yang terdapat di dunia seperti kesakitan, kesedihan,
kenestapaan, kebodohan dan penderitaan dianggap terwujud ketika
dewa kejahatan sedang memperoleh kemenangan.
188
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
189
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
Cyrus (sekitar 590-529 sM) sebagai salah seorang murid teladan dari
Zoroaster as nyatanya jauh dari bersifat dualistis. Kedudukan luhur
yang diperolehnya dalam agama Zoroaster bahkan lebih tinggi dari
kedudukan Raja Ashoka dalam agama Buddha.
Menilai agama Zoroaster melalui cermin Cyrus, rasanya
seperti kita menilai agama Buddha melalui cerminan Ashoka. Sifat
monotheisme Cyrus bisa dibuktikan dari pujian yang diberikan
kepadanya sebagaimana tercantum dalam kitab Perjanjian Lama
(Yesaya 45:1-5). Mustahil membayangkan “Tuhan bangsa Israil”
telah memuji Cyrus dengan istilah-istilah yang demikian luhur jika ia
ternyata memang seorang yang dualistis. Demikianlah berujar Nabi
Yesaya:
‘Inilah firman-Ku kepada orang yang Ku-urapi, kepada Koresh yang tangan
kanannya Ku-pegang, supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya
dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya,
dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup. Aku sendiri hendak
berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak
memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang
besi. Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan
harta kekayaan yang tersembunyi supaya engkau tahu bahwa Aku-lah Tuhan,
Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu. Oleh karena hamba-
Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan
namamu, menggelari engkau sekalipun engkau tidak mengenal Aku. Aku-lah
Tuhan dan tidak ada yang lain, kecuali Aku tidak ada Allah.’1
190
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
hanya ia seorang yang terlepas dari kritik para ahli sejarah yang menulis
tentang tokoh-tokoh besar dalam sejarah. Tidak ada orang yang bisa
menemukan cacat setitik pun dalam karakternya sebagai manusia atau
dalam perilakunya sebagai seorang raja. Ia menjadi teladan utama
dari sifat-sifat baik yang harus ada pada seorang penguasa. Dalam
peperangan ia menunjukkan kegagah-beranian sedangkan dalam
penaklukan ia memperlihatkan sifat belas kasih. Keimanan pada
Tauhid Ilahi pasti bersumber dari Zoroaster sendiri.
Agama Zoroaster dalam segala sifatnya dekat sekali dengan
agama Yahudi dan Islam. Karena itu persepsinya tentang kebaikan dan
kejahatan, kecerahan dan kegelapan, tentunya juga mirip dengan yang
terdapat dalam agama Yahudi dan Islam. Karena itu nama ‘Ahriman
’tidak bisa tidak hanyalah nama lain dari Syaitan saja. Satu-satunya
pertanyaan yang mencuat dan perlu dijawab adalah mengapa para
pengikut agama Zoroaster ini mengangap ide dualisme sebagai suatu
hal yang menarik sehingga begitu ide tersebut berakar dalam akidah
mereka, lalu jadi menetap secara permanen? Hal ini pasti terjadi di fase
kegiatan filosofis yang sangat kuat ketika pertanyaan tentang kejahatan
dan penderitaan sedang mengganggu benak para pemikirnya. Hal ini
juga merupakan masalah yang telah mengusik manusia sejak awal
mulanya di zaman purba. Banyak dari cendekiawan keagamaan di
berbagai zaman telah mengemukakan penjelasan mereka sebagai
pembenaran atas kepercayaan mereka kepada sosok Tuhan yang
baik. Pada masa yang sama di Athena, hal ini juga telah mengusik
perhatian para pemikir ethika, keagamaan mau pun pemikir sekuler.
Bagi mereka sepertinya tidak sulit memecahkan masalah ini karena
mayoritas bangsa Athena mempercayai dewa-dewa mithikal yang
dianggap sebagai terbiasa berdusta atau menjahili manusia mau pun
sesama dewa lainnya. Konsep dewa-dewa penipu demikian antara lain
dapat dibaca dalam buku Illiad karangan Homer.
191
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
Namun dari antara mereka itu lahir pada tahun 470 sM seorang
filosof monotheis yang bernama Socrates. Ia seorang Nabi di antara
para filosof dan seorang filosof di antara para Nabi. Ia meyakini
Ketauhidan Ilahi yang tidak tergoyahkan. Ia tidak pernah meragukan
sedikit pun akan kebaikan-Nya yang bersifat absolut. Hal ini juga
yang dikemukakannya saat pidato terakhirnya di hadapan Senat
Bangsa Athena. Ia beriman kepada Tuhan sebagai pemilik absolut
segala kebaikan, tidak saja melalui kajian intelektual atau metafisika,
tetapi juga karena mengenal Wujud-Nya dengan baik sejak masa
anak-anak. Sesungguhnya ia dibesarkan di pangkuan Tuhan dengan
kecintaan dan pemeliharaan-Nya. Socrates juga yang menanggapi
pertanyaan tersebut dengan logika yang jernih, namun logikanya
didasarkan pada pembuktian bahwa mustahil bisa muncul kejahatan
yang bersumber pada Tuhan. Ketika masalahnya bergulir mengenai
kejahatan dan penderitaan di dunia, ia menepisnya sebagai kesalahan
manusia karena secara logika, mustahil muncul dari Wujud-Nya. Dia
itu pasti baik, Dia memang nyatanya baik dan Dia tidak mungkin
menjadi lainnya kecuali sebagai yang baik. Karena itu kejahatan pasti
dihasilkan oleh manusia bumi dimana Tuhan tidak berperan dalam
praktik mereka yang kotor itu. Jawaban yang diberikannya sederhana
tetapi memberikan ruang bagi yang lainnya untuk melakukan
penyerangan secara filosofis, sehingga akhirnya ia tersudut ke posisi
yang tidak bisa dipertahankan. Para pemikir agama Zoroaster di
Persia tidak mudah dipuaskan dengan jawaban demikian. Mereka
terus menelusuri pertanyaan tersebut sampai kepada pertanyaan
siapakah yang dimaksud sebagai orang-orang yang jahat dan siapa
yang menciptakan mereka. Jika Tuhan yang menciptakan mereka
maka mestinya Dia jugalah yang harus bertanggung-jawab. Karena
itu untuk memutus sama sekali hubungan Wujud-Nya dari fitrat
kejahatan, para cendekiawan Zoroaster telah mereka-reka adanya
sosok pencipta lain selain Dia. Yang satu jadinya dianggap sebagai
192
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
dewa kebaikan dan yang lainnya sebagai dewa kejahatan, tetapi sama-
sama menikmati status ketuhanan di bidang eksklusif mereka masing-
masing yaitu kecerahan dan kegelapan.
Patut pula dikemukakan di sini bahwa tidak semua penganut
agama Zoroaster mengikuti akidah dualisme tersebut. Masih ada dari
penganut agama ini yang meski jumlahnya sangat kecil tetapi tetap
mempertahankan Ketauhidan. Sebagian besar penganut monotheisme
ini lalu memeluk Islam ketika agama ini memasuki Persia. Perlu
diingat bahwa terlepas dari masalah dualisme itu dan ikutannya berupa
penyembahan api, inti agama Zoroaster sebenarnya lebih dekat kepada
Islam dibanding dengan agama lainnya.
Dalam agama Zoroaster, Tuhan yang disebut sebagai Ahura Mazda
dijelaskan rinci dengan sifat-sifat yang sama sebagaimana halnya pada
agama-agama besar lainnya. Dengan mempersalahkan segala kejahatan
dan penderitaan kepada kambing hitam Ahriman, para pemikir agama
Zoroaster menganggap telah berhasil memecahkan dilema dimaksud.
Namun kenyataannya tidak demikian. Socrates yang hidup sezaman
pada masa itu mestinya pernah mendengar atau mungkin juga pernah
memikirkannya sendiri, namun ia menolaknya dan tetap bersiteguh
pada Ketauhidan Ilahi. Alasan penganut agama Zoroaster ini sepertinya
telah memecahkan masalah, namun menimbulkan masalah lain yang
lebih menantang. Kita akan membahasnya kemudian, tetapi sekarang
ini perlu diingat bahwa kejahatan itu sendiri tidak mempunyai
eksistensi independen yang perlu diciptakan untuknya.
Pada kenyataannya yang dimaksud dengan kejahatan adalah
nama lain dari kondisi ketiadaan kebaikan. Ketiadaan ini menjadi
nyata ketika sinar dan bayangan bermain petak umpet. Yang jelas
bayangan bukanlah suatu hal yang substansial. Yang substansial adalah
cahaya itu sendiri yang sepertinya juga telah menciptakan bayangan.
Bayangan bukan merupakan hasil ciptaan cahaya secara langsung tetapi
merupakan nama dari kondisi karena ketiadaan cahaya. Bayangan
193
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
194
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan
* Zoroaster adalah seorang Nabi Agung bangsa Persia. Oleh
para pengikut agama Zoroaster, sosok ini dianggap sebagai
seorang yang dualis. Tetapi banyak juga dari antara mereka
yang menganggapnya sebagai seorang monotheis. Namanya
dituliskan dan diucapkan berbeda-beda di berbagai tempat.
Kami menggunakan nama Zoroaster yang merupakan versi
bahasa Inggrisnya sebagaimana dikenal orang awam. Adapun
Nietzsche menyebutnya sebagai Zarathustra.
Referensi
1. Alkitab (2002), Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta.
195
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
MASALAH PENDERITAAN
196
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
197
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
§ª¨ Îmc°iV ÄÔ³[ ©G#Å rQ"Wà XSÉFXT ÁÚ À-Ù ®P°iXk¯ s°
[ WmWV"
§«¨ ÃqSÁÝWÓÙ Ãsc®u\ÈÙ XSÉFXT 9ZX.Wà ÀC_ÕOU ×ÅvcU ×1ÅXSÉ ×Xk° QQSXkSVÙXT _1×S\-Ù WQ \] s°
‘Maha beberkatlah Dia yang di tangan-Nya ada kerajaan dan Dia mempunyai
‘Maha beberkatlah
kekuasaan Dia yang
atas segala di tangan-Nya
sesuatu. ada kerajaan
Yang menciptakan dandan
kematian Diakehidupan
mempunyai kekuasaan
atassupaya
segala
Dia mengujikamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya, dan supaya Dia
sesuatu. Yang menciptakan kematian dan kehidupan
mengujikamu, siapa di
Dia Maha Perkasa, antara
Maha kamu yang
Pengampun’ (S.67terbaik amalnya, dan Dia Maha Perkasa,
Al-Mulk:2-3) 1
Maha Pengampun’ (S.67 Al-Mulk:2-3) 1
Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa harus ada penderitaan?’
Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa harus ada penderitaan?’ sekarang menjadi je
sekarang menjadi jelas dalam pengertiannya yang paling luas
dalam pengertiannya yang paling luas sebagaimana tersirat dalam ayat ini. Filsafat ya
dalamsebagaimana tersiratdan
tentang kehidupan dalam ayat ini.
kematian, Filsafat
adanya yanggradasi
tingkatan dalam tidak
tentang
terhitung di ant
keduanya serta dan
kehidupan peran yang dimainkan
kematian, merekagradasi
adanya tingkatan dalam tidak
membentuk
terhitungkehidupan d
memperbaiki mutunya, semuanya tercakup dalam ayat di atas. Tuhan telah mengungkapk
di antara keduanya serta peran yang dimainkan mereka dalam
semua itu menjadi skema perkembangan keseluruhan. Kita jadi mengetahui bah
membentuk
kehidupan kehidupan
memiliki dan sedangkan
nilai positif memperbaiki mutunya,
kematian adalahsemuanya
ketiadaan kehidup
sedangkan di antara
tercakup dalamkeduanya tidak
ayat di atas. ada garis
Tuhan telahbatas yang tegas yang
mengungkapkan memisahkan
semua itu satu d
yang lain. Semuanya menggambarkan proses gradual bagaimana kehidupan berjalan
menjadi skema perkembangan keseluruhan. Kita jadi mengetahui
arah kematian dan menjadi pupus, sedangkan dari sudut lain kita melihat kemat
bahwa
bergerak kehidupan
ke arah memiliki
kehidupan sambilnilai positif sedangkan
mengumpulkan tenaga,kematian
enerji danadalah
kesadaran. Semua
mendasari rencana
ketiadaan akbar sedangkan
kehidupan, penciptaan. Tetapikeduanya
di antara mengapa Tuhan
tidak merencanakan-N
ada garis
demikian? Jawabannya dalam Al-Quran adalah ‘Supaya Dia menguji kamu, siapa di ant
batas yang tegas yang memisahkan satu dari yang lain. Semuanya
kamu yang terbaik amalnya.’
menggambarkan proses
Adalah pergulatan gradual
tanpa bagaimana
akhir kehidupandan
antara kehidupan berjalan ke arah
kematian yang menjadik
mahluk hidup terpapar
kematian pada pupus,
dan menjadi kondisi sedangkan
cobaan yang terus
dari menerus,
sudut agar
lain kita siapa dari antara k
melihat
yang berperilaku terbaik bisa selamat dan mencapai status eksistensi yang lebih ting
Disinilah inti filsafat dan mekanisme evolusi sebagaimana diungkapkan dalam ayat di at
Adalah198pergulatan konstan di antara kekuatan kehidupan dan kematian tersebut yang te
memberikan daya dorong kepada yang hidup untuk selalu bergerak menjauh dari kemati
atau juga menuju kepadanya. Hasilnya bisa merupakan perbaikan atau pun penurunan pa
mutu eksistensi dalam spektrum perubahan evolusi yang lebar. Inilah yang menjadi ese
dan ruh evolusi.
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
199
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
200
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
kita akan selalu terantuk di anak tangga pertama yang menjadi titik
permulaan kehidupan. Kita tidak akan mampu maju meski hanya
selangkah karena distribusi kebahagiaan yang merata tetapi nihil
penderitaan akan sepenuhnya meniadakan dorongan motivasi untuk
berevolusi. Tidak akan ada pergulatan untuk eksistensi, tidak ada
seleksi alamiah dan tidak ada kelanjutan dari spesies yang paling
handal. Tidak ada satu langkah progresif yang bisa diambil oleh bentuk
organisme kehidupan yang paling mendasar sekali pun.
Bayangkan tahapan kehidupan dari tiga bentuk unit kehidupan
yang paling awal yang diketahui manusia yaitu bakteri dengan
nukleus, bakteri tanpa nukleus dan pyro-bakteri (yang lahir karena
enerji api). Dalam sistem imajiner ini tidak ada kompetisi untuk
memperoleh makanan atau pun kelangsungan hidup karena
semuanya sudah disediakan secara merata, sehingga juga tidak akan
ada penderitaan. Konsekwensinya dalam rencana ciptaan hipotetikal
demikian, kehidupan akan menjadi stasioner dan membeku, terpaku
pada bentuk dasar awalnya. Penciptaan manusia tidak akan pernah
terjadi. Karena itu yang menjadi pertanyaan pokok adalah apakah
akan memilih suatu sistem yang mengandung penderitaan sebagai
bagian integral, yang akan menspiralkan evolusi secara berkelanjutan
demi kepentingan hidup yang lebih baik, atau meninggalkannya sama
sekali karena takut mengalami penderitaan yang tak bisa dihindari.
Dalam telaah terakhir yang tersisa adalah pertanyaan “mau jadi atau
tidak?”
Bentuk dasar kehidupan, jika mereka mau menggunakan otak
untuk berfikir, tentunya akan memilih ‘tidak saja’ daripada ‘jadi’ dalam
eksistensi mereka yang sepertinya tidak memiliki arti.
Penderitaan biasanya diasosiasikan dengan ide tentang pembalasan
dan penghukuman. Secercah bentuk pembalasan kadang-kadang bisa
ditemukan di dunia hewan dalam bentuk aplikasi yang terbatas dan
sempit. Hal ini bisa diperhatikan pada perilaku hewan darat, laut
201
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
202
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
203
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
204
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
205
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
206
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
itu tidak ada yang bisa dipersalahkan atas segala cacat yang muncul
dari kerancuan dimaksud. Hasil produksi dari faktor kebetulan,
tanpa adanya Pencipta, mestinya buta dan kacau, tanpa fikiran, tanpa
rancangan dan tanpa arah.
Bagi mereka yang mempercayai eksistensi Tuhan sebagai
Yang Pencipta, mestinya juga tidak ada masalah karena mereka
telah mengetahui adanya arahan, keseimbangan dan tujuan dalam
penciptaan sehingga mereka sepenuhnya menerima kebijakan kodrat
tersebut secara totalitas. Bukankah dalam sebuah buket karangan
bunga harum yang disusun secara indah, jika terdapat adanya satu dua
duri yang menonjol di beberapa sudutnya tidak akan menjadi alasan
untuk menolak buket tersebut?
Dalam hal skeptisisme kaum atheis benar adanya, maka hanya
maut saja yang bisa menjadi solusi dari kepedihan berkepanjangan para
penderita yang tak berdosa itu. Jika skenario seorang yang beriman
kepada Tuhan yang ternyata benar, maka maut memperoleh peran
sebagai penebus, hanya saja dengan dengan cara yang lain sama sekali.
Bagi mereka, kematian hanya merupakan gerbang kepada kehidupan
setelah kematian yang akan menggiring para penderita tak berdosa itu
kepada suatu kehidupan bahagia penuh imbalan tak terbatas. Kalau
saja mereka bisa memimpikan imbalan apa yang menunggu mereka
diakhirat sebagai kompensasi dari penderitaan mereka selama hidup di
bumi, maka mereka akan berlenggang sambil tersenyum walau sambil
menderita, dan penderitaan akan mereka anggap sebagai duri kecil
dalam perjalanan ke kehidupan abadi yang nyaman dan bahagia.
Sebagian orang tentunya tidak bisa menerima pandangan
tersebut dan tetap bertahan bahwa mereka tidak puas karena tidak ada
wujud Tuhan dan tidak ada kehidupan ganjaran atau penghukuman
setelah mati. Bagi mereka jawaban tersebut tidak mempunyai arti
sama sekali. Kalau demikian keadaannya, sebaiknya pertanyaan itu
tidak perlu dibahas sama sekali. Karena mereka harus ingat bahwa
207
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
masalah ini hanya bisa dibahas berkaitan dengan peran Tuhan sebagai
Yang Pencipta. Masalah tentang akhlak, benar salahnya sesuatu, hanya
mungkin muncul karena adanya kepercayaan pada eksistensi Tuhan.
Bila Tuhan memang benar ada maka sugesti tentang kompensasi
seperti dikemukakan di atas tidak bisa diabaikan begitu saja. Kalau
Tuhan nyatanya tidak ada, maka kita tidak bisa menyalahkan Wujud-
Nya atau siapa pun atas kemungkinan penderitaan yang kita temui.
Dengan demikian seharusnya kita anggap saja kehidupan ini suatu
kebetulan belaka tanpa makna, tanpa arah, tanpa tujuan. Penderitaan
harus diterima sebagai bagian dari alam, sebagai suatu hal yang tidak
mungkin diatasi dan tidak bisa dihindari. Betapa pun, sebaiknya ia
harus belajar hidup bersama penderitaan.
Tentu saja penderitaan merupakan unsur pokok dari kekuatan
motivasi yang menggerakkan evolusi. Hanya saja masih harus
ditentukan seberapa jauh masalah keseimbangan di antara penderitaan
dan kenikmatan yang diperoleh dari suatu eksistensi yang sadar. Bila
dalam ekuasi persamaan sederhana ini nyatanya penderitaan mengatasi
rasa kepuasan yang mengakar dalam yang hadir karena kesadaran
seseorang akan eksistensinya, maka kebanyakan orang tentunya
lebih memilih mati daripada hidup tetapi menderita. Jika sebagian
besar dari mereka yang menderita lebih menginginkan kehilangan
kesadaran identitas tentang eksistensinya daripada berkompromi
dengan ketiadaan kebahagiaan, maka kebijakan rencana kodrat
tersebut patut dipertanyakan. Padahal dari observasi kehidupan yang
nyata, keadaannya bertolak belakang dengan yang disarankan di atas.
Kehidupan ini melekat erat pada kesadaran akan eksistensinya, meski
terkadang harus dibayar dengan penderitaan dan ketidak-bahagiaan
yang amat tinggi. Hal itulah yang secara dominan terdapat dalam
kehidupan, meski ada juga kekecualian yang terlalu kecil untuk bisa
dibandingkan.
208
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
209
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
210
Pengenalan dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
211
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
Referensi
1. Terjemah surat 67: 2-3 oleh penulis.
212
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
BAGIAN III
213
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
215
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
216
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
217
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
218
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
219
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
220
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
ketakutan atau ketamakan. Tidak ada bukti sama sekali dalam evolusi
yang menunjukkan bahwa manusia secara gradual beralih dari
penyembahan benda-benda bumi yang kecil lalu menjadi menyembah
wujud-wujud imajiner yang lebih berkuasa dan lebih luhur.
Para ahli sosiologi hanya berbicara tentang proses evolusi
tetapi tanpa menerapkan metoda ilmiah untuk membuktikan
hipotesa mereka. Ketika para ilmuwan berbicara tentang evolusi,
mereka menelusuri keseluruhan jenjang-jenjang peralihan kemajuan
kehidupan melalui jejak yang bisa diikuti ke belakang ke masa sampai
1 milyar tahun yang lalu. Apakah ada setitik pun bukti yang bisa
membenarkan bahwa proses evolusi yang sama juga telah terjadi pada
perkembangan imaji daripada Tuhan? Masyarakat penyembah berhala
mana yang kemudian berevolusi menjadi agama yang monotheistik?
Nyatanya tidak ada sama sekali.
Namun tetap saja para ahli sosiologi itu menekankan bahwa
persepsi fitrat mendasar pada diri manusia itulah yang kemudian
berkulminasi pada penciptaan wujudTuhan. Sebagaimana diungkapkan
di atas, mereka itu tetap saja bersikukuh mempertahankan kalau
rasa takut kepada yang tidak diketahui itulah yang telah berperan
dalam pembentukan imaji dewa-dewa sembahan. Adalah kegelapan
yang menghasilkan bayangan macam-macam serta bahaya yang
mengancam dibalik ketidak-tahuan yang dianggap telah memicu rasa
hormat orang. Dikatakan bahwa manusia purba lalu menyembah
ular, harimau dan singa. Gempa yang mengguncang bumi, petir yang
mengoyak pepohonan serta topan yang mengamuk dahsyat itulah yang
katanya memulai evolusi tentang ide adanya Tuhan. Dikatakan bahwa
persepsi tersebut bermula dari penyembahan fenomena alamiah sampai
penghormatan kepada benda yang menimbulkan rasa takut dalam hati.
Dikatakan bahwa kepercayaan demikian berevolusi dari penyembahan
benda mati kepada penyembahan hewan, dari penghormatan kepada
ular dan kalajengking kepada penyembahan harimau dan binatang
221
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
222
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
223
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
as, Isa as atau Muhammad saw serta para Nabi lainnya yang mengaku
berasal dari Tuhan, kita akan melihat bahwa tidak ada dari antara
mereka yang pernah mewakili tatanan keagamaan yang populer dan
mapan pada zamannya. Bagian mereka adalah revolusi dengan suara
sendiri. Mereka selalu mendasarkan pernyataan mereka pada wahyu
samawi dan mengemukakan filosofi baru yang menuntut pola hidup
yang lain sama sekali. Mereka mengkhutbahkan norma-norma yang
bertentangan dengan tradisi dan kebiasaan yang berlaku. Mereka selalu
muncul sebagai pembawa tatanan baru dan berani menentang pejabat
agama yang berwenang yang ada pada masa mereka. Mereka muncul
saat agama-agama dominan pada masa mereka sedang mulai terpecah
ke dalam berbagai sekte dan skisma, serta berkelahi di antara mereka
untuk mendapatkan dominasi yang lebih besar atas massa awam.
Dalam keadaan seperti itulah biasa muncul seorang Rasul Ilahi yang
kemudian menimbulkan keterpaduan di antara musuh-musuhnya
yang untuk sementara waktu lalu melupakan segala perbedaan di
antara mereka, hanya untuk menpersatukan kekuatan mereka sebagai
perlawanan kolosal terhadap tatanan Ilahi yang baru diperkenalkan
tersebut. Mereka bersatu dalam satu front perlawanan dengan
menunjukkan sikap permusuhan yang keras. Rasul Ilahi sebaliknya
malah tidak memiliki dukungan manusia sama sekali. Ia tidak
didukung oleh bagian besar dari masyarakat, tidak juga oleh kekuatan
kelompok masyarakat apa pun. Ia tidak ditopang oleh kekuatan politik
mana pun. Ia sesungguhnya berdiri sendiri, ditinggalkan dan ditolak
orang.
Demikian itulah orang-orang yang bangkit melawan masyarakat
pezinah yang biasanya selalu muncul dari kecenderungan merebaknya
kepercayaan takhayul. Para pelopor tatanan baru selalu mengemukakan
keimanan pada Ketauhidan Ilahi dan berusaha memusnahkan
penyembahan berhala dalam segala bentuknya dengan segala cara.
Bentuk persatuan macam apa pun yang dilakukan para musuh mereka
224
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
225
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
K itab suci Al-Quran menolak hipotesa seperti yang dianut para ahli
sosiologi tersebut. Kitab ini malah menyatakan kebalikannya.
Semua agama besar di dunia pasti memulai langkahnya dalam
Ketauhidan Ilahi. Apa yang dikemukakan sebagai evolusi oleh para
ahli sosiologi tidak pernah bisa dibuktikan berdasar sejarah mau pun
kinerja jiwa manusia.
Karakter para Nabi selalu merupakan buku terbuka lebar yang
jauh dari gambaran mereka akan maksud-maksud tersembunyi atau
pun suatu rencana rahasia. Tidak ada fase dalam kehidupan awal
226
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
227
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
M erupakan suatu hal yang amat sulit bagi bangsa yang saleh
untuk mewariskan kesalehan mereka kepada generasi
berikutnya untuk jangka waktu yang panjang. Jarang sekali terjadi
bahwa ketakwaan dari nenek moyang bisa berlangsung lama dan
menetap sampai ke generasi-generasi berikutnya. Sebagian besar
generasi pertama yang telah memperoleh pencerahan, tidak pernah
kembali lagi kepada keadaan kegelapan seperti sebelumnya. Hanya
saja keimanan secara gradual akan bertambah lemah pada generasi-
generasi berikut. Hal ini tidak terjadi dalam waktu yang singkat.
Semuanya merupakan proses dekadensi yang panjang setelah
228
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
229
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
230
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
231
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
232
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
233
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
234
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
mereka kepada Nabi masa lalu itu dijadikan alasan sedangkan maksud
mereka yang tersembunyi adalah penghormatan kepada ego mereka
sendiri. Namun dilemanya adalah masyarakat yang tidak bertuhan
demikian malah penuh dengan dewa-dewa palsu seperti mereka. Yang
pasti tidak mungkin akan tercipta persatuan tanpa Ketauhidan Ilahi.
Persaingan di antara para ulama atau pendeta itu mulai mengambil
korban. Mereka kemudian memecah diri menjadi berbagai sekte dan
skisma sambil mengibarkan panji-panji keberbedaan ideologi mereka.
Muncullah pergulatan seru untuk menguasai masyarakat. Yang
menjadi perhatian mereka hanyalah berapa jumlah pengikut yang bisa
dihimpun. Adapun tentang akhlak dari orang-orang yang dipimpin,
mereka sama sekali tidak ambil peduli. Mereka tidak menunjukkan
teladan positif dalam kehidupan sehari-hari atau pun tanggungjawab
moral kepada masyarakat. Mereka hanya tahu cara membakar emosi
mereka sehingga menjadi api kebencian terhadap lawan sektenya,
namun mereka tidak pernah menggarap lahan hati mereka untuk
menyemaikan benih cinta kasih dan pengurbanan. Masyarakat seperti
ini jadinya merupakan lahan yang amat subur bagi berkembangnya
penyembahan berhala.
Mereka menuntut kepatuhan penuh atas kewenangan mereka di
bidang keimanan dan akidah. Kepatuhan kepada kehendak Tuhan yang
berkaitan dengan kehidupan tidak menjadi perhatian mereka sama
sekali. Masyarakat boleh saja merampok atau mencuri, melukai atau
membunuh, mereka bisa mengumpulkan kekayaan atau membangun
istana dengan kedustaan dan penipuan. Mereka boleh melakukan apa
saja sepanjang mereka tidak mengubah kesetiaan kepada ulama atau
pendeta mereka dan menyembah saingannya, kelakuan apa pun yang
lainnya dipersilakan dan boleh-boleh saja. Inti penyembahan mereka
telah bergeser dari Tuhan kepada seorang Nabi, dan dari Nabi kepada
ego mereka sendiri. Demikian itulah kemunculan manusia-manusia
dalam peran baru mereka sebagai dewa semu.
235
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
236
PengenalanSudut
dengan Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
MasalahAgama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang
Agama
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
batu sandungan raksasa bagi Nabi yang datang kemudian, yang harus
datang dalam rupa manusia biasa. Bahkan tanpa pengidolaan pun,
puji-pujian yang berlebihan serta atribust dari fitrat supra-natural
kepada Nabi yang lalu sudah cukup buat menjadi bahan penyangkalan
bagi Nabi yang datang kemudian, yang tidak datang secara gegap
gempita seperti yang mereka harapkan. Jadinya krisis identitas akan
selalu menghalangi langkah Nabi yang datang kemudian.
Tanpa adanya Nabi-nabi maka keimanan kepada Tuhan hanya
merupakan nama lain dari atheisme. Pola hidup sehari-hari dan sikap
perilaku kehidupan masyarakat mencerminkan segala hal kecuali
Tuhan. Sepertinya Dia telah meninggalkan mereka, seperti sebuah
sarang yang telah ditinggal terbang selamanya oleh burung, untuk
tidak kembali lagi.
Begitu itulah tantangan yang harus dihadapi oleh Nabi Isa as.
Masyarakat Yahudi pada masa itu sedang mengalami krisis akhlak dan
keruhanian yang sama. Para Rabbia, kelompok Farisib, dan Sadukic
semuanya telah menjadi dewa semu sehingga tidak ada lagi tempat
untuk mengakomodasi Tuhan. Dengan demikian bukanlah suatu
keajaiban kecil bahwa suara lembut seorang diri dari sosok Isa as atas
nama Tuhan, tidak lalu tenggelam dalam hingar-bingar protes jahat
masyarakatnya.
Inilah secara singkat kisah awal dari asal, kemunculan dan
tenggelamnya agama-agama. Namun selalu ada awal baru setelah
tiap kejatuhan untuk merehabilitasi Ketauhidan Ilahi. Semua itu
bersumber dari langit dan turun bersama wahyu. Tidak pernah hal
seperti itu muncul dari permukaan bumi, yang menguap ke atas
seperti kolom asap yang berputar ke angkasa dalam bentuk kerancuan
manusia yang berakhir pada kepercayaan kepada Ketauhidan. Justru
Ketauhidan Ilahi itulah yang turun dari langit untuk mengangkat
kembali manusia yang telah jatuh kepada ketinggian luhur kedekatan
kepada-Nya.
237
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
Catatan:
a. Rabbi (bahasa Ibrani, artinya “guruku”) adalah setiap orang
yang memperoleh kualifikasi sebagai guru agama karena telah
mempelajari kitab Taurat. Berfungsi sebagai imam dan ulama
dalam masyarakat Yahudi. (Penterjemah)
b. Farisi (bahasa Inggris “Pharisee,” bahasa Yahudi “Perushim”)
adalah kelompok atau golongan ulama agama Yahudi yang
berpegang pada Kitab Taurat yang tertulis dan yang tidak tertulis
(Oral Law) tetapi terdapat dalam tradisi umat. Mereka lebih
fleksibel dalam menafsirkan akidah dan muncul sebagai bentuk
perlawanan terhadap kelompok Saduki. (Penterjemah)
c. Saduki (bahasa Inggris “Sadducees,” bahasa Iberani “Tzedoqim”)
adalah kasta yang beranggotakan kelompok pendeta, kaum
bangsawan dan pedagang kaya. Mereka hanya mengakui apa
yang tegas tertulis di dalam kitab Taurat dan tidak menerima
bentuk penafsiran lainnya. Kelompok ini memiliki pola fikir
yang mendekati Hellenisme dan akrab dengan pemerintahan
Romawi, sehingga mereka dibenci oleh rakyat awam. Setelah
kehancuran Kuil pada tahun 70 M, mereka sirna sebagai suatu
kelompok masyarakat dan tidak pernah disebut-sebut lagi.
(Penterjemah)
238
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
KONSEP KETUHANAN
SUKU-SUKU BANGSA ABORIGIN
DI AUSTRALIA
239
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
240
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
241
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
242
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
243
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
Di sini kembali kita melihat contoh dari usaha nekad para ahli
evolusi untuk mengelak dari suatu hal yang pasti. Masalah yang
diungkap Howitt tidak saja bersifat tidak konklusif, tetapi juga tidak
relevan dengan subjek bahasan. Sebenarnya pertanyaan sederhana yang
harus diajukan para ahli sosiologi adalah: bagaimana suatu masyarakat
primitif seperti bangsa Aborigin yang terpecah dalam ratusan sub-suku
tanpa ada sarana komunikasi di antara mereka, tetapi memiliki konsep
tentang Wujud yang Maha Agung dan Kekal secara independen?
Selanjutnya mereka mestinya mempertanyakan legitimasi pandangan
teori mereka tentang evolusi konsep Ketuhanan.
Adapun mengenai Howitt sendiri, misalnya pun kita terima
pandangannya yang ngawur bahwa semua bangsa Aborigin
berkeyakinan bahwa jika mereka tidak mati karena kekuatan gaib maka
mereka bisa menjadi seperti Pencipta sendiri, jelas pandangan tersebut
tidak menjadi pembenaran baginya. Pandangan seperti itu sama sekali
tidak mendukung dongeng evolusi tentang konsep Ketuhanan dari
para ahli sosiologi. Kita patut takjub bahwa seorang sarjana dengan
reputasi sekaliber Howitt bisa rancu memandang dua masalah yang
jelas berbeda. Teori yang mengatakan bahwa evolusi akhir tentang
kepercayaan kepada satu Tuhan berasal dari kepercayaan takhayul yang
primitif terhadap banyak dewa, sesungguhnya tidak ada kaitannya
sama sekali dengan pembahasan hipotetis tentang kemungkinan
evolusi manusia menjadi dewa-dewa kalau saja maut tidak mengakhiri
umur mereka. Paling banter pandangan Aborigin ini bisa disejajarkan
dengan pembahasan tentang kitab Perjanjian Lama yang berkaitan
dengan Adam, Siti Hawa dan sang Ular. Menurut sang Ular, Tuhan
telah melarang Adam dan Hawa mendekati pohon terlarang, agar
jangan sampai mereka menjadi seperti Tuhan yaitu sama-sama kekal
selamanyad. Kesamaan di antara pandangan primitif bangsa Aborigin
dengan kepercayaan Yahudi-Kristiani mestinya membawa rasa hormat
244
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
245
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
246
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
247
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
mengenalnya dengan baik, dan betapa pun naifnya bangsa ini adalah
suatu kebodohan jika mengatakan bahwa bangsa ini menganggap
kematian sebagai akibat tindakan sihir.
Memperhatikan hal itu maka arti kata ‘kekuatan ghaib’ (magic)
dalam bahasa mereka hanya mungkin berarti dua makna saja. Pertama,
kemungkinan yang dimaksud adalah dosa sebagai pembawa kematian
ruhani sebagaimana juga diyakini dalam agama-agama samawi lainnya
di dunia. Jika demikian adanya maka tentunya mereka telah menerima
konsep tersebut dari sumber yang sama sebagaimana juga yang telah
mencerahkan para Ahli Kitab mengenai eksistensi Tuhan Yang Maha
Kekal.
Alternatif lain sebagai pengertian kedua, setiap kekuatan yang
tidak dimengerti dengan baik dan tidak ada jawabannya yang jelas
maka hal itu dianggap sebagai kekuatan ghaib, yang mudahnya berarti
misteri. Sifat universalitas dan tidak bisa dihindari dari kematian
yang merupakan garis demarkasi di antara yang terbatas dengan yang
tidak terbatas, Pencipta dengan ciptaan-Nya, merupakan misteri yang
dianggap sebagai kekuatan ghaib oleh bangsa Aborigin. Begitu juga
dengan segala hal yang sulit dijelaskan, oleh mereka dimasukkan
kategori kekuatan gaib.
Di samping itu adanya konflik abadi di antara cahaya dan
kegelapan sebagaimana juga diungkapkan secara material oleh agama
Zoroaster, bisa juga ditemui sebagai filsafat yang mendasari praktik-
praktik yang dianggap takhayul bangsa Aborigin. Ritual mereka untuk
mengusir bayang-bayang benda bergerak kemungkinan memiliki
signifikasi kegelapan sebagai cerminan dari dosa atau syaitan.
Namun berkaitan dengan mimpi dan hal-hal yang terkait
dengannya, sama sekali tidak ada kaitannya dengan takhayul
mereka. Keduanya adalah fenomena yang tidak saling terkait. Mimpi
merupakan bagian dari inti pusat keyakinan mereka akan Tuhan dan
cara menerima komunikasi dari-Nya. Menurut penuturan mereka,
248
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
249
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
250
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
suku bangsa atas semua suku bangsa lainnya. Dengan sendirinya cara
seperti ini tidak jujur dan juga tidak logis.6
Sebagian besar suku bangsa Aborigin lainnya tidak mengenal
mithologi yang dikemukakan Pettazoni. Adapun tentang kepercayaan
mereka tentang Tuhan, mereka semuanya menganut konsep Pencipta
Yang Maha Mengetahui dan Maha Esa sebagai Kausa Kekal dari segala
ciptaan. Sebagai seorang anthropolog besar, tentang ko-eksistensi
dongeng dengan konsep Pencipta Yang Maha Agung, Pettazoni
menyatakan bahwa takhayul mendahului terbentuknya konsep Tuhan,
padahal tidak ada satu pun bukti yang mendukung pandangannya
tersebut. Ia bahkan tidak juga berusaha memperkaitkan perkembangan
dongeng-dongeng bangsa itu kepada konsep Tuhan Yang Maha Agung
melalui suatu proses evolusi.
Teori tentang perkembangan evolusi konsep Tuhan dari
dongeng-dongeng dan takhayul sama sekali tidak relevan dengan
keadaan di Australia. Tidak ada bukti-bukti sama sekali akan adanya
penyembahan alam karena pengaruh ketakutan atau ketakjuban.
Tidak ada praktik penyembahan alam demikian yang bisa dirunut
dari praktik keagamaan bangsa Aborigin yang katanya memuncak
pada konsep Tuhan yang lebih maju. Kita bisa sependapat dengan
Andrew Lang bahwa dongeng-dongeng pasti muncul kemudian dan
bukannya mendahului konsep Tuhan Yang Satu.
Dongeng-dongeng yang terdapat di antara bangsa Aborigin
merupakan potongan-potongan kisah takhayul yang berserakkan dan
tidak saling terkait, bisa dikatakan sebagai khayalan dari fikiran yang
sederhana suatu bangsa primitif yang tidak memiliki aksara. Kisah-
kisah demikian merupakan usaha mereka mencari makna dari hal-hal
yang mereka lihat di sekeliling mereka. Upaya demikian merupakan
trend universal dan terdapat sama di segala bangsa di dunia.
Manusia selalu ingin mengetahui sifat dan keberadaan langit,
matahari, bulan dan bintang-bintang. Ketakjuban seperti itu biasa
251
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
252
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
253
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
254
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
bisa menerima sosok penghuni langit sebagai suatu yang agung karena
mereka tidak membentuk atau menciptakan kehidupan sendiri.9
Argumentasi Strehlow tidak bisa dibantah karena sosok dongeng
yang dimaksud dikatakan sebagai bukan manusia tetapi sifatnya tidak
kekal berkaitan dengan masa lalu, sedangkan yang namanya Dewa
Luhur bersifat kekal dan juga immortal. Lagi pula tokoh-tokoh
dongeng itu tidak ada memiliki kekuasaan penciptaan, karena itu
tidak bisa dikatakan bahwa mereka berbagi kekekalan bersama Dewa
Luhur. Atau bisa jadi bahwa kepercayaan ini telah disalah-artikan
sebagai dongeng. Bisa jadi sebenarnya yang dimaksud adalah versi
lain dari konsep surga sebagaimana yang terdapat pada agama-agama
samawi lainnya. Hanya deskripsi tentang para penghuni agung yang
berkaki emu dan isteri serta anak-anaknya yang berkaki anjing saja
yang terasa asing dibanding konsep surga di bagian lain bumi, namun
yang lainnya seperti kebun Eden yang kekal hijau tanpa takut akan
musim kering, adalah mirip dengan deskripsi surga sebagaimana
dikemukakan dalam Al-Quran.
Perhatikan juga ketiadaan hewan-hewan selain yang disebut
sebagai ‘Anak-anak Tuhan’ pada dongeng mereka tersebut. Konsep
surga pada agama-agama lain juga nyatanya kosong dari kehidupan
hewan. Penghuninya hanya orang-orang saleh yang secara metafora
disebut juga sebagai ‘Anak-anak Tuhan.’ Jika dongeng ini adalah hasil
fikiran dari bangsa Aborigin yang dikatakan sederhana itu, rasanya
tidak mungkin mereka menafikan hewan dalam visi mereka tentang
surga. Di bagian lain dunia memang ada yang menyertakan konsep
dongeng tentang adanya kehadiran hewan-hewan di surga. Tetapi citra
tentang surga yang dianut oleh agama-agama besar di dunia tidak ada
yang menggambarkan kehadiran hewan di dalamnya.
255
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
256
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
PandangAgama
Filsafat
Agama
Aborigin
Individu dan Sejarah
Rasionalitas,
Agama
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Pengetahuan, dan Kebenaran
257
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
Catatan:
a. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu
tidak akan mati tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu
memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi
seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Kejadian
3:4-5. (Penterjemah)
b. John Milton (1608-1674) adalah pengarang dan penyair Inggris
terbesar kedua setelah William Shakespeare. Karya utamanya
adalah Paradise Lost yang disusun tahun 1655 tentang
pemberontakan Iblis kepada Tuhan dan pengusiran Adam dan
Hawa dari surga. (Penterjemah)
Referensi
1. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach, hal. 4
2. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach, hal. 13
3. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach
4. Musnad Al-Imam Ahmad bin Hambal (1983), vol. 4, Al-Maktab
Al-Islami, Beirut, hal. 10
5. Lang, A. (1898) The Making of Religion, Longmans, Green &
Co., London
6. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach
7. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach, hal. 24
8. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach, hal. 30
9. Eliade, M. (1973) Australian Religions. An introduction. Cornell
Uni Press, Ithach, hal. 32-33
258
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
BAGIAN IV
259
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
261
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
262
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
263
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
264
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
Inspirasi
265
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
hasil dari suatu inspirasi selalu terkait dengan volume dan mutu data
yang tersedia dalam fikiran manusia, tidak lebih dari itu.
266
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
Hipnotisme
Telepathi
267
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
268
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
demikian itu merupakan suatu yang sangat alergi bagi para pemikir
dan ilmuwan sekuler.
Masalah kedua adalah karena pada sebagian besar agama-agama,
fenomena seperti ini dikemukakan dengan nuansa supra-natural,
ajaib dan fantastik tidak masuk akal sehingga sulit bagi para ilmuwan
untuk mempercayainya. Dramatisasi pengalaman spiritual para santo
dan nabi-nabi oleh para pengikutnya jadi tidak menguntungkan bagi
mereka mau pun bagi kebenaran itu sendiri. Hasilnya malah berupa
pengaburan dan pengelabuan realitas komunikasi samawi tersebut
sehingga akhirnya sulit menarik garis tegas antara khayalan manusia
dengan realitas agung pengalaman spiritual.
Di antara kitab-kitab samawi, Al-Quran yang bebas dari
campur tangan manusia dan kitab ini mengungkapkan masalah dan
pengalaman keruhanian dalam istilah alamiah dan rasional, dan
menolak tuntutan kaum ingkar yang meminta tanda supra-natural.
Jika ditinjau dari sudut pandang Al-Quran, mukjizat dan tanda-tanda
samawi tidak pernah melanggar kaidah alam.
Sebagai contoh, mukjizat Nabi Musa as yang meski diyakini
oleh para ahli kitab sebagai bersifat supra-natural, dalam Al-Quran
dikemukakan dengan cara yang sederhana, rasional dan bagaimana
adanya. Namun memang hal itu tidak bisa dilihat sepintas saja karena
dibutuhkan kajjian mendalam untuk mencari dasar pengertiannya.
Tidak berarti ayat-ayat tersebut disengaja bersifat samar, tetapi maksud
hakikinya pasti akan terlewatkan oleh mereka yang telah mempunyai
prasangka sebelumnya tentang kejadian supra-natural. Berikut ini
adalah ungkapan Al-Quran tentang mukjizat tersebut:
269
realitas komunikasi samawi tersebut sehingga akhirnya sulit menarik garis tegas antara
khayalan manusia dengan realitas agung pengalaman spiritual.
Di antara kitab-kitab samawi, Al-Quran yang bebas dari campur tangan manusia dan
Bagian
Mirza
Bagian
kitab Tahir
1II
I
II
III
IV Ahmad masalah dan pengalaman keruhanian dalam istilah alamiah dan
ini mengungkapkan
rasional, dan menolak tuntutan kaum ingkar yang meminta tanda supra-natural. Jika
ditinjau dari sudut pandang Al-Quran, mukjizat dan tanda-tanda samawi tidak pernah
melanggar kaidah alam.
‘Berkata
Sebagai ia, yakni
contoh, Musa:
mukjizat Nabi“Lemparkanlah olehmudiyakini
Musa as yang meski dahulu.”olehMaka
para tatkala
ahli kitab
sebagai bersifat
mereka supra-natural,
melemparkan dalam Al-Quran
tongkat dikemukakan
mereka, dengan mata
mereka menyihir cara yang sederhana,
orang-orang
rasional dandanbagaimana
membuat adanya. Namun
mereka itu takutmemang hal itu
dan mereka tidak bisa dilihat
menampilkan sepintas
sihir yang hebat.saja
karena dibutuhkan kajjian mendalam untuk mencari dasar pengertiannya. Tidak berarti
Dan Kami
ayat-ayat tersebut mewahyukan
disengaja kepada
bersifat samar, Musa
tetapi “Lemparkanlah
maksud tongkat
hakikinya pasti akan engkau!”
terlewatkan
oleh mereka Makayangsekonyong-konyong tongkatsebelumnya
telah mempunyai prasangka itu nampak sepertikejadian
tentang menelan apa-apa
supra-natural.
Berikut iniyang
adalahdisulap mereka.
ungkapan Makatentang
Al-Quran kebenaran tegaklah
mukjizat dan lenyaplah apa yang telah
tersebut:
mereka kerjakan.’ (S.7 Al-A’raf:117-119) 1
rQ¯ X=Ùj\OØTU XT
§ªª¯¨ 2k°ÀWà "mÔU¦¯ TÃÄ\CXT ×1ÉFSÈ\FØnW,ÔyXT ¥= |ÚÄÜÕÃU àTÄm\U\y ×SVÙU -Q VÙ SÁÙU W$V
Di sini Al-Quran mengungkapkan suatu kejadian, yakni para
§ªª±¨ WDSÉ \-ØÈWc SÈ5[ W% #V¼WXT rSVÙ \ÌVXSVÙ §ªª°¨ WDSÅ°ÙÚ
Wc W% ÀVÚ V" `q°F Vl¯
VÙ |__¡WÃ ©ÙU ØDU ³\{SÄ%
ahli sihir Firaun telah melepaskan pesona sihir, bukan pada tali temali
yang mereka
‘Berkata ia, lempar tetapi
yakni Musa: pada mata para
“Lemparkanlah olehmuhadirin,
dahulu.”suatu
Makahal yangmereka
tatkala biasa
melemparkan tongkat mereka, mereka menyihir mata orang-orang
dikenal sebagai hipnotisme. Tidak ada hukum alam yang dilanggar dan membuat mereka
itu takut dan mereka menampilkan sihir yang hebat. Dan Kami mewahyukan kepada
dalam
Musahal ini. Guna tongkat
“Lemparkanlah menangkal
engkau!” ilusi hipnotisme
Maka atau mesmerisme
sekonyong-konyong *
tongkat itu nampakitu,
seperti menelan apa-apa yang disulap mereka. Maka kebenaran tegaklah dan lenyaplah
Tuhan telah
apa yang mengerahkan
telah mereka kerjakan.’kehendak-Nya yang lebih superior melalui
(S.7 Al-A’raf:117-119) 1
telahhanyalah
mengerahkantongkat itu menelan apa-apa yang disulap mereka
kehendak-Nya yang lebih superior melalui Nabi Musa as yaituuntuk
membuyarkan pesona para ahli sihir tersebut. Dalam hal ini Al-Quran sama sekali tidak
bayangan
mengatakan tali temali
bahwa tongkatyang
Nabiseolah-olah
Musa as menelan berubah menjadiahli
tali-temali ular-ular.
sihir itu, yang
dikemukakan hanyalah tongkat itu menelan apa-apa yang disulap mereka yaitu bayangan
tali temali Episode yang berubah
yang seolah-olah sama diungkapkan
menjadi ular-ular. dalam Surah lain yang bisa
lebih memperjelas tentang apa yang sebenarnya
Episode yang sama diungkapkan dalam Surah terjadi:
lain yang bisa lebih memperjelas
tentang apa yang sebenarnya terjadi:
‘Berkata
‘Berkata ia, Musa,
ia, Musa, “Silakan
“Silakan kamu
kamu yang yang melempar.”
melempar.” Lalu mereka
Lalu tali temali tali temali mereka
dan tongkat-
tongkat mereka nampak kepadanya,
dan tongkat-tongkat oleh pengaruh
mereka nampak sihir oleh
kepadanya, mereka, seolah-olah
pengaruh berlari-
sihir mereka,
larian. Maka Musa
seolah-olah merasa takut dalam
berlari-larian. Maka hatinya. Kami berkata:
Musa merasa takut “Ya Musa,
dalam jangan takut,
hatinya. Kami
karena sesungguhnya engkaulah yang akan menang.” (S.20 Tha Ha:67-69) 2
berkata: “Ya Musa, jangan takut, karena sesungguhnya engkaulah yang akan
Dalam ayat ini
menang.” Al-Quran
(S.20 berbicara tentang Nabi Musa as sendiri yang telah
Tha Ha:67-69)
terpengaruh oleh kekuatan psikis para ahli 2sihir. Ayat ini mensiratkan bahwa Nabi Musa as
tidak mampu membuyarkan pesona para ahli sihir dengan kekuatan fikirannya sendiri saat
ia melemparkan tongkatnya. Secara psikologis adalah tidak mungkin bagi fikiran seorang
Dalam ayat ini Al-Quran berbicara tentang Nabi Musa as sendiri
manusia untuk membuyarkan pesona penghipnotis jika ia telah berhasil menundukkannya.
yang telah terpengaruh oleh kekuatan psikis para ahli sihir. Ayat ini
mensiratkan bahwa Nabi Musa as tidak
mampu membuyarkan pesona137
270
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
271
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
272
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
273
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
274
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Sudut
Bangsa Perspektif
Aliran
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan
Fitrat Agama
di Sejarah
Filsafat
AgamaRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
§««¬¨ |ESȪk[
‘Maukah Aku beritahukan kepadamu kepada siapa syaitan-syaitan itu turun? Mereka
turun kepada tiap-tiap orang berdosa yang berdusta. Mereka memasang telinga ke arah
langit dan kebanyakan dari mereka adalah pendusta.’ (S.26Asy-Syuara:222-224) 3
Menurut ayat di atas, orang-orang pendusta dan yang biasa berbohong bisa saja
mengaktifkan mekanisme tersebut karena kecenderungan syaitaniah mereka, sehingga
kedustaan mereka yang tersamar sebagai wahyu telah menyesatkan mereka dan umat 275yang
mengikutinya. Inilah kategori ketiga dari fungsi mekanisme kejiwaan.
Faktor penentunya adalah kebenaran dan kedustaan dari orang yang mengalami persitiwa
tersebut. Para pendusta akan memperoleh wahyu yang palsu pula. Analisis dari wahyu yang
tidak benar bisa selalu dilihat dari adanya kandungan unsur syaitaniah serta janji-janji
kosong yang dibawanya.
Bagian
Mirza Tahir
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
Catatan:
* Mesmerisme atau hipnotisme mulai dikenal luas sebagai suatu
wacana dan ilmu setelah dimanfaatkan oleh Franz Anton Mesmer
(1734-1815), seorang dokter, untuk pengobatan pasiennya. Ia
menyebutnya sebagai magnetisme hewaniah dan baru kemudian
lebih dikenal sebagai hipnotisme. (Penterjemah)
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
2. Terjemah surat 20:67-69 oleh penulis.
3. Terjemah surat 26:222-224 oleh penulis.
276
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
§«±¨ |ESÀ-Q ÕÈWc Y ¥= XnV<ÓU C¦VXT >mcªkW5XT <nm°R ¥< °L <RÙ Y¯ \R<Ú \y×qU W%XT
‘Kami tidak mengutus
‘Kami engkauengkau
tidak mengutus melainkan sebagai
melainkan pembawa
sebagai pembawakhabar
khabarsuka dan pemberi
suka dan
peringatan untuk segenap manusia, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’
pemberi peringatan untuk segenap manusia, akan tetapi kebanyakan manusia
(S.34 As-Saba:29)
tidak mengetahui.’ (S.34 As-Saba:29) 1
1
Agama jika mengandung sesuatu yang tidak rasional, tidak akan mungkin bisa diterima oleh
kesadaran universal umat manusia.
Kitab suci Al-Quran memperlihatkan fitrat universalitas ajarannya antara lain
dengan mengatur semua permasalahan manusia umum yang berkaitan dengan akhlak,
sosial dan keagamaan, terlepas dan tanpa membedakan suku bangsa,277warna kulit,
kepercayaan maupun kebangsaan. Untuk itu ajaran Islam harus memiliki kemampuan
penerapan aplikasi secara global yang selaras dengan fitrat manusia secara universal.
Adapun hal ini bukan satu-satunya alasan mengapa kami menyimpulkan demikian.
Al-Quran secara tegas mengakui peran Rasionalitas untuk pencapaian Kebenaran
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
278
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
bersabda bahwa “merupakan kewajiban bagi setiap muslim, pria mau pun
para mukminin
wanita, untuk
untukmempelajari
memperolehalam, merenunginya
pengetahuan.” 2 dan memanfaatkan logika sebaik
mungkin serta menjadikan upaya ilmiah sebagai bagian integral dari kehidupan umat.”
Namun Al-Quran juga mengingatkan bahwa bertanya saja
Rasulullah saw bersabda bahwa “merupakan kewajiban bagi setiap muslim, pria mau
tidak cukup. Kadar kebenaran
pun wanita, untuk memperoleh batiniah
pengetahuan.” 2
seseorang juga merupakan
persyaratan untuk bisa menarik kesimpulan yang benar. Prinsip pokok
Namun Al-Quran juga
ini dikemukakan padamengingatkan bahwa
awal dari Surah bertanyaPerlu
Al-Baqarah. sajadiingat
tidak cukup.
bahwa Kadar
kebenaran batiniah seseorang juga merupakan persyaratan untuk
meski pun surah Al-Baqarah dianggap secara formal sebagai surahbisa menarik kesimpulan
yang benar. Prinsip
kedua pokok
setelah ini dikemukakan
Al-Fatihah pada awalrangkuman
yang merupakan dari Surah Al-Baqarah. Perlu diingat
dari keseluruhan
bahwa meski pun surah Al-Baqarah dianggap secara formal sebagai
isi Al-Quran, sebenarnya juga merupakan surah pengantar. Dengan surah kedua setelah Al-
Fatihah yang merupakan rangkuman dari keseluruhan isi Al-Quran, sebenarnya juga
demikian Al-Baqarah bisa dianggap sebagai surah pertama yang berisi
merupakan surah pengantar. Dengan demikian Al-Baqarah bisa dianggap sebagai surah
pertama teks
yang penuh. Al-Baqarah
berisi teks dimulaidimulai
penuh. Al-Baqarah dengandengan
pernyataan:
pernyataan:
§«¨ ]Cjª)À-Ú °L s9iÉF °Ok°Ù _ ØcXq Y ½ W*¦Ù \°Vl §ª¨ 2 §ª¨ ª2j°Om ¨CX+ØSm 2ª Ô¯
‘Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Alif Lam Mim (Aku-
‘Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Alif Lam
lah Allah
Mimyang lebih mengetahui).
(Aku-lah Inilah
Allah yang lebih Kitab yangInilah
mengetahui). sempurna, tiada sempurna,
Kitab yang keraguan di
dalamnya, petunjuk
tiada bagidiorang-orang
keraguan yang bertakwa.’
dalamnya, petunjuk (S.2 Al-Baqarah:1-3)
bagi orang-orang yang bertakwa.’
3 (S.2
Al-Baqarah:1-3) 3
Pernyataan tegas yang meski terkesan sederhana ini, meminta para penganutnya
untuk memahami Pernyataan
sepenuhnyategas
pesanyang yang meski terkesan
tersirat sederhana
di dalamnya. Ajaranini, meminta
Ilahi jelas memang
para penganutnya untuk memahami sepenuhnya pesan
diharapkan untuk menuntun orang-orang yang tidak lurus ke jalan yang benar. Lalu apa yang tersirat
signifikasidi dari pernyataan
dalamnya. di Ilahi
Ajaran atas jelasbahwamemangkitab tersebut hanyauntuk
diharapkan menjadi petunjuk bagi
menuntun
mereka yang memang yang
orang-orang sudahtidak
bertakwa?
lurus ke Apajalan
yangyang
diimplikasikan
benar. LaluAl-Quran adalah setiap
apa signifikasi
pencari darikebenaran seharusnya seorang yang bersifat benar
pernyataan di atas bahwa kitab tersebut hanya menjadi petunjuk karena jika tidak maka
pencariannya akan sia-sia
bagi mereka saja. Berdasarkan
yang memang deklarasi
sudah bertakwa? Apatersebut maka temuan akan
yang diimplikasikan
kebenaran tergantung sepenuhnya pada kejujuran niat dari penanya. Betapa agung
Al-Quran adalah setiap pencari kebenaran seharusnya seorang yang
kebijaksanaan yang terdapat dalam pernyataan singkat:
bersifat benar karena jika tidak maka pencariannya akan sia-sia
saja. Berdasarkan deklarasi tersebut maka temuan akan kebenaran
s9iÉF ]Cjª)À-pada
tergantung sepenuhnya Ú °L kejujuran niat dari penanya. Betapa
agung kebijaksanaan yang terdapat dalam pernyataan singkat:
] ‘petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa’ (S.2 Al-Baqarah:1-3) 4
Prinsip yang sama sering juga berlaku pada penelitian yang bersifat sekuler. Setiap
kajian yang dilakukan dengan mental yang sudah terimbas oleh fikiran yang bias pasti akan
279
kehilangan kredibilitas. Fikiran yang sehat dan jernih merupakan syarat pokok pada setiap
kajian yang berarti. Fikiran yang sudah terbelenggu oleh prasangka tidak akan mungkin bisa
menarik konklusi yang tidak bias. Seorang peneliti yang mempunyai debu di matanya
dengan sendirinya tidak akan bisa melihat dengan jelas dan lurus. Karena itu adanya
kebenaran batiniah seseorang juga merupakan persyaratan untuk bisa
yang benar. Prinsip pokok ini dikemukakan pada awal dari Surah Al-B
bahwa meski pun surah Al-Baqarah dianggap secara formal sebagai su
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1II
I
II
III
IV Ahmad Fatihah yang merupakan rangkuman dari keseluruhan isi Al-Qur
merupakan surah pengantar. Dengan demikian Al-Baqarah bisa dia
pertama yang berisi teks penuh. Al-Baqarah dimulai dengan pernyataa
§«¨ ]Cjª)À-Ú °L s9iÉF °Ok°Ù _ ØcXq Y ½ W*¦Ù \°Vl §ª¨ 2 §ª¨ ª2j°Om ¨C
.........petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa’ (S.2 Al-Baqarah:1-3) 4
‘Aku baca dengan nama Allah, Maha Pemurah, Maha Penyayang. A
Prinsip yang sama lah sering
Allahjuga
yang berlaku pada penelitian
lebih mengetahui). Inilah Kitabyangyang sempurna,
bersifat sekuler. Setiap kajian yang dilakukan dengan mental yang
dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.’ (S.2 Al-Baqar
sudah terimbas oleh fikiran yang bias pasti akan kehilangan kredibilitas.
Pernyataan
Fikiran yang sehat dan jernih tegas yang
merupakan meski
syarat pokok terkesan
padasederhana
setiap ini, memin
untuk memahami sepenuhnya pesan
kajian yang berarti. Fikiran yang sudah terbelenggu oleh prasangka yang tersirat di dalamnya. Ajara
tidak akan mungkin diharapkan
bisa menarikuntuk konklusi
menuntunyang orang-orang
tidak bias. yangSeorang
tidak lurus ke jalan
signifikasi dari pernyataan di atas bahwa kitab tersebut hanya m
peneliti yang mempunyai debu di matanya dengan sendirinya tidak
mereka yang memang sudah bertakwa? Apa yang diimplikasikan Al
akan bisa melihat dengan
pencari jelas dan lurus.
kebenaran Karena seorang
seharusnya itu adanya petunjuk
yang bersifat benar kare
saja tidak cukup untuk menuntun
pencariannya seseorang
akan sia-siakepada kebenaran. Tetap
saja. Berdasarkan deklarasi tersebut
dibutuhkan suatukebenaran
fikiran yang sehat, tidak bias dan jujur
tergantung sepenuhnya pada kejujuran niat dari pen untuk
mencapainya. kebijaksanaan yang terdapat dalam pernyataan singkat:
Di sini satu masalah teratasi tetapi muncul yang lainnya.
Bertentangan dengan harapan orang berkaitan s9iÉF dengan
]Cjª)À-Ú °L ruang lingkup
kontroversi di antara agama-agama, baik internal atau eksternal,
] ‘petunjuk
hanya sedikit sekali kebenaran batiniah yang ditunjukkan
bagi orang-orang yang bertakwa’ oleh
(S.2faksi-
Al-Baqarah:1-3) 4
faksi yang saling bertentangan di dunia sekarang ini. Seyogyanya
Prinsip yang sama sering juga berlaku pada penelitian yang b
segala sesuatu yang berkaitan dengan keagamaan harusnya lebih
kajian yang dilakukan dengan mental yang sudah terimbas oleh fikiran
mengandung kebenaran dibanding dengan yang sekuler. Kenyataannya
kehilangan kredibilitas. Fikiran yang sehat dan jernih merupakan sya
dalam realitas malah sebaliknya.
kajian PadaFikiran
yang berarti. awal sejarah
yang sudahsetiap agama adalah
terbelenggu oleh prasangka tid
justru orang-orangmenarik
beragama itu yang menjadi orang-orang
konklusi yang tidak bias. Seorang peneliti yang mempun yang
dengan sendirinya
tidak bias dan menggenggam tidak akan
erat kebenaran bisa melihat
dibanding dengan dijelas dan lurus
sisa lainnya
masyarakat, apakahpetunjuk saja tidak
yang bersifat cukupatau
sekuler untuk
punmenuntun
agamis. Garis seseorang
grafikkepada kebenar
suatu
Rasionalitas, Logika danfikiran yang sehat,
Kebenaran tidakdibias
berada dan jujur untuk
puncaknya mencapainya.
pada masa
Disini
hidup para pendiri agama bersangkutan.satu masalah teratasi tetapi muncul yang lainnya. B
harapan orang berkaitan dengan ruang lingkup kontroversi di antar
Kembali kepada ayat-ayat di atas, kita melihat di sini bagaimana
internal atau eksternal, hanya sedikit sekali kebenaran batiniah yang d
Tuhan diperkenalkanfaksisebagai Wujud
yang saling Yang Mahadi Mengetahui
bertentangan dunia sekarang segala
ini. Seyogyanya
hal sampai pada titik absolutnya.
berkaitan dengan Dengan demikian
keagamaan makalebih
harusnya pengetahuan
mengandung kebenar
yang sekuler. Kenyataannya dalam realitas malah sebaliknya. Pada
agama adalah justru orang-orang beragama itu yang menjadi orang-
280
dan menggenggam erat kebenaran dibanding sisa lainnya di masy
bersifat sekuler atau pun agamis. Garis grafik Rasionalitas, Logika dan
puncaknya di masa hidup para pendiri agama bersangkutan.
Kembali kepada ayat-ayat di atas, kita melihat disini
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
281
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
benar, baik dalam ucapan atau niatnya, tidak mungkin baginya untuk
bersikap benar secara konsisten terus menerus. Karena itu sepenuhnya
rasional, jika para Nabi menyatakan bahwa masyarakat yang tadinya
tidak pernah melihat mereka berdusta sebelum pengakuan mereka,
tidak ada justifikasinya sama sekali jika sekarang mau menuduh mereka
dianggap mengarang kedustaan terhadap Tuhan karena menyebutnya
sebagai wahyu Ilahi.
Metoda pengukuran kebenaran batiniah ini selalu bisa
diandalkan dalam hal menyangkut para Nabi-nabi yang selalu
menunjukkan perilaku teladan sepanjang hidup mereka. Namun hal
ini tidak bisa diperlakukan secara meyakinkan pada manusia yang
non-Nabi. Situasinya amat berbeda dari satu orang ke orang lain,
sudut pandang juga berbeda, kemampuan pemahaman dan menarik
kesimpulan yang benar juga tidak sama adanya satu dengan lainnya.
Tidak setiap orang dibekali kemampuan langka untuk menembus dan
menguraikan rangkuman kata-kata atau penggambaran yang palsu.
Saling mempengaruhi antara fitrat pengamat dengan yang diamati bisa
menghasilkan berbagai posibilitas yang tidak terhingga. Sebagian ada
yang piawai menyembunyikan niat tersembunyinya sampai hampir
demikian sempurna, sedangkan yang lainnya mungkin tidak terlalu
ahli mengelabui orang lain.
Lalu dengan tolok ukur keandalan yang bagaimana seorang
pengamat bisa menilai kebenaran atau kepalsuan batiniah seseorang?
Masalahnya tambah rumit jika sudah menyentuh keimanan dan
kepercayaan. Misalnya ada orang yang meyakini dogma dan
kepercayaan yang paling aneh sekali pun, mereka sepatutnya tetap
tidak bisa disalahkan sebagai berlaku tidak benar secara sadar.
Mungkin saja ia terlalu naif untuk mengenali keadaan dirinya yang
terlihat nyata di mata orang lain. Namun ia tetap saja mempunyai hak
untuk menyakini atau menyatakan dirinya benar. Adapun ia sendiri
282
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
bisa saja menganggap kepercayaan orang lain itu salah, meski bagi
para penganutnya hal itu dianggap sebagai suatu yang amat rasional
dan logis.
Satu-satunya jawaban tegas adalah yang diberikan oleh Al-Quran
atas dilema itu. Al-Quran menisbahkan hak-hak asasi kepada setiap
manusia untuk meyakini apa yang dipilihnya dan menyatakannya
sebagai benar. Hanya saja Al-Quran tidak mengizinkan yang
bersangkutan untuk memaksakan kehendaknya pada orang lain,
apalagi sampai menghukum mereka karena dianggap salah atau
menyimpang keimanannya. Manusia hanya bertanggung-jawab
kepada Tuhan dan hanya Dia saja yang mengetahui segala apa yang
tersembunyi di relung hati dan fikiran manusia. Yang bisa dihukum
bukanlah kegagalan memahami kebenaran. Yang boleh dihukum
adalah kedustaan seseorang yang menolak kebenaran padahal di dalam
batinnya ia merasa bahwa ia memang salah. Kemampuan mendeteksi
kejahatan tersembunyi demikian berada di luar kemampuan penelitian
manusia. Faktor yang
hanya bertanggung-jawab menentukan
kepada Tuhan dan adalah kegagalan
hanya Dia sajayang
yangmerugikan
mengetahui segala ap
yang tersembunyi di relung hati dan fikiran manusia. Yang
dan bukan kegagalannya itu sendiri. Yang mampu memutus segalanya bisa dihukum bukanla
kegagalan memahami kebenaran. Yang boleh dihukum adalah kedustaan seseorang yan
menolakseperti itu hanyalah
kebenaran Tuhan
padahal Yang Maha
di dalam Mengetahui,
batinnya ia merasaMaha Kekaliadan
bahwa memang salah
KemampuanMaha mendeteksi
Bijaksana. Hal itu menjadi
kejahatan faktor paling
tersembunyi penting
demikian yangdiselalu
berada luar kemampua
penelitian manusia.Al-Quran
diingatkan Faktor yang menentukan
secara adalah
berulang-ulang. kegagalan
Dalam bidangyang merugikan dan buka
kepercayaan
kegagalannya itu sendiri. Yang mampu memutus segalanya seperti itu hanyalah Tuhan Yan
keagamaan Maha
Maha Mengetahui, dan cara-cara
Kekal danibadah, manusia selalu
Maha Bijaksana. Hal itudiingatkan untukpaling pentin
menjadi faktor
yang selalu
tidak menggabung peran dirinya sebagai hakim sekaligus pelaksana kepercayaa
diingatkan Al-Quran secara berulang-ulang. Dalam bidang
keagamaan dan cara-cara ibadah, manusia selalu diingatkan untuk tidak menggabung pera
hukuman. Bahkan Pendiri Suci agama Islam, Rasulullah saw juga
dirinya sebagai hakim sekaligus pelaksana hukuman. Bahkan Pendiri Suci agama Islam
diingatkan:
Rasulullah saw juga diingatkan:
‘... karena engkau hanyalah seorang pemberi nasihat; engkau tidak diangkat
‘. . . karena engkau hanyalah seorang pemberi nasihat; engkau tidak diangkat menjadi
menjadi penjaga atas mereka.’ (S.88 Al-Ghasyiyah:22-23)5
penjaga atas mereka.’ (S.88 Al-Ghasyiyah:22-23) 5
R%Ê ©G#Å° <c\w \°[k[ 2Ú °Æ ¯n×mWÓ¯ ,TÕiWÃ Sz¾XjVÙ ©DTÀj C°% WDSÄÃÕiWc |ÚÏ° Sz283
¾Q# YXT
§ª©±¨ WDSÉ \-ØÈWc SÈ5[ \-¯ 2ÀIÄ
¯OWAÄkVÙ Ô2ÀIÄȦBÔp' 1®M®JXq rQ¯ 1É2 Ô2ÀIQ X+[Å
‘Janganlah kalian mengejek apa yang diseru mereka selain Allah dalam doa-doa mereka,
keagamaan dan cara-cara ibadah, manusia selalu diingatkan untuk tidak menggabung peran
dirinya sebagai hakim sekaligus pelaksana hukuman. Bahkan Pendiri Suci agama Islam,
Rasulullah saw juga diingatkan:
. . karena dilarang
‘.Bahkan engkau hanyalah seorang pemberi
mengejek sembahannasihat;atau
engkaudewa-dewa
tidak diangkat para
menjadi
penjaga atas mereka.’ (S.88 Al-Ghasyiyah:22-23) 5
penyembah berhala meski semuanya merupakan rekaan fikiran mereka
sendiri:
Bahkan dilarang mengejek sembahan atau dewa-dewa para penyembah berhala
meski semuanya merupakan rekaan fikiran mereka sendiri:
R%Ê ©G#Å° <c\w \°[k[ 2Ú °Æ ¯n×mWÓ¯ ,TÕiWÃ Sz¾XjVÙ ©DTÀj C°% WDSÄÃÕiWc |ÚÏ° Sz¾Q# YXT
§ª©±¨ WDSÉ \-ØÈWc SÈ5[ \-¯ 2ÀIÄ
¯OWAÄkVÙ Ô2ÀIÄȦBÔp' 1®M®JXq rQ¯ 1É2 Ô2ÀIQ X+[Å
‘Janganlah kalian mengejek apa yang diseru mereka selain Allah dalam doa-doa mereka,
jangan-jangan karena
‘Janganlah kalian rasa apa
mengejek permusuhan,
yang diserumereka
merekamengejek Allahdalam
selain Allah tanpadoa-
ilmu.
Demikianlah
doa mereka, Kami menampakkan
jangan-jangan karenaindah kepada tiap-tiap
rasa permusuhan, umatmengejek
mereka amalan Allah
mereka.
Kemudian
tanpa ilmu.kepada Tuhan Kami
Demikianlah merekalah tempat kembali
menampakkan indah mereka, maka Dia
kepada tiap-tiap akan
umat
memberitahukan
amalan mereka. kepada mereka
Kemudian apa-apa
kepada Tuhanyang dahulu tempat
merekalah mereka kembali
kerjakan.’mereka,
(S.6 Al-
An’aam:109)
maka Dia akan6 memberitahukan kepada mereka apa-apa yang dahulu mereka
284
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
\_Õ-W*Ôy °iVVÙ ¯ ¦°%ØUÄcXT °1SÅÓ¼¯ ×mÁÝÖWc C\-VÙ ¥E³[ÖÙ ]C°% ÀiÕum WÛÜW" iV ©ÛÏ°G r¯Û RPWmÙ¯ ,Y
‘Tidak ada paksaan dalam agama. Sesungguhnya jalan benar itu nyata bedanya dari
‘Tidak ada
kesesatan, danpaksaan dalam agama.
barangsiapa menolakSesungguhnya jalan benar
ajakan orang-orang yangitusesat
nyatadan
bedanya
beriman
dari kesesatan, dan barangsiapa menolak ajakan orang-orang yang sesat
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada suatu pegangan yang dan
kuat
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
dan tak kenal putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.’ (S.2 Al- suatu
pegangan yang
Baqarah:257) 7
kuat dan tak kenal putus. Dan Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui.’ (S.2 Al-Baqarah:257) 7
Larangan untuk mencoba mengubah keimanan orang lain secara paksa tidak
Larangan
menghilangkan hak untuk mencoba
seseorang mengubah
untuk mengajak yangkeimanan
lain mengubahorang lain secara jika
kepercayaannya
dilakukan melalui menghilangkan
paksa tidak dialog dan argumentasi yang persuasif,
hak seseorang untukdanmengajak
sepanjang yangbebas dari
tindakan ancaman dalam bentuk apa pun. Hal semacam ini bukan saja perkenan, bahkan
lain mengubah kepercayaannya jika dilakukan melalui dialog dan
menjadi tugas setiap mukminin mengajak semua umat manusia ke jalan Tuhan secara
argumentasi
bijaksana yangajakan
dan dengan persuasif, dan sepanjang bebas dari tindakan ancaman
yang baik:
dalam bentuk apa pun. Hal semacam ini bukan saja perkenan, bahkan
menjadi
ÀC_ÕOU setiap
tugas `q°F ³ª/mukminin
¯ 2ÀIÙ°i\BXT °RX=_mengajak
SVÙ °RVÀ°Ã×S\-ÙXT °Rsemua
\-Ö°VÙ¯ \¯Pumat rQ¯ ÅÍØj
Xq ©#k¯\y manusia ke
jalan Tuhan secara bijaksana dan dengan ajakan yang baik:
‘Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik,
dan hendaknya bertukar-fikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya.’ (S.16
An-Nahl:126) 8
S emua itu merupakan perencanaan global Ilahi untuk menaklukkan ide dan ideologi
manusia berdasarkan agama Islam. Apakah dalam hal ini ada yang mampu mendeteksi
285
adanya setitik irrasionalitas? Nafsu kelompok aliran fundamentalis saat mereka menggebu
mencoba membakar emosi massa umat Muslim untuk memerangi mereka yang dianggap
kafir, sebenarnya tidak pernah terlihat dalam perilaku para Nabi dan para sahabatnya.
Larangan untuk mencoba mengubah keimanan orang lain secara paksa tidak
_Õ-W*Ôyseseorang
enghilangkan \hak °iVVÙ ¯ ¦untuk
°%ØUÄcXT °1SÅÓmengajak
¼¯ ×mÁÝÖWc C\-VÙ yang
¥E³[ÖÙ ]C°%lain
ÀiÕummengubah
WÛÜW" iV ©ÛÏ°G r¯Ûkepercayaannya
RPWmÙ¯ ,Y jika
lakukan melalui dialog dan argumentasi yang persuasif, dan sepanjang bebas dar
ndakan ancaman dalam bentuk apa pun. Hal §«®¯¨ Ï/̯semacam
WÆ ÍÌk°Ý[| XT Rini
NP W3_¡ °Ý5 Y rVsaja
bukan Ù2ÃSÙ ®QXTÔoperkenan,
ÄÈÙ¯ bahkan
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1II
I
II
III
IV Ahmad
enjadi tugas setiap mukminin mengajak semua umat manusia ke jalan Tuhan secara
jaksana dan dengan
‘Tidak ajakan
ada paksaan yangdalambaik: agama. Sesungguhnya jalan benar itu nyata bedanya dari
kesesatan, dan barangsiapa menolak ajakan orang-orang yang sesat dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada suatu pegangan yang kuat
ÀCdan
_ÕOU tak`q°Fkenal
³ª/¯putus.
2ÀIÙ°iDan °RX=_SVÙMaha
\BXT Allah °RVÀ°ÃMendengar,
×S\-ÙXT °R\-Ö°VMaha
Ù¯ \Mengetahui.’ ÅÍØj Al-
¯PXq ©#k¯\y rQ¯ (S.2
Baqarah:257) 7
Larangan untuk mencoba mengubah keimanan orang lain secara paksa tidak
‘Panggillah kepada
menghilangkan
jalan Tuhanuntuk
hak seseorang
‘Panggillah kepada jalan
engkau dengandengan
mengajak
Tuhan engkauyang
kebijaksanaan dandan
lain kebijaksanaan
nasihat
mengubah kepercayaannya
yang baik,
nasihat jika
dan hendaknya bertukar-fikiran
dilakukanyang
melalui
baik, dialog dan dengan
dan hendaknya mereka
argumentasi dengan
yang
bertukar-fikiran cara
persuasif,
dengan yang
dan
mereka sebaik-baiknya.’
sepanjang
dengan yang dari(S.16
cara bebas
An-Nahl:126)
tindakan sebaik-baiknya.’
ancaman
8 dalam (S.16
bentukAn-Nahl:126)
apa pun. Hal8 semacam ini bukan saja perkenan, bahkan
S
menjadi tugas setiap mukminin mengajak semua umat manusia ke jalan Tuhan secara
S
bijaksana dan dengan
emua ajakan yangperencanaan
itu merupakan baik: global Ilahi untuk menaklukkan
ide dan ideologi manusia berdasarkan agama Islam. Apakah dalam
emua ituhal
merupakan ÀC_ÕOperencanaan
yang
ini ada `q°F ³ª/¯ 2Àmendeteksi
U mampu IÙ°i\BXTglobal
°RX=_SVÙ adanya
°RVÀ °Ã×S\-ÙXTuntuk
Ilahi setitik \ ¯PXq ©#k¯\y rQ¯ ÅÍØj Nafsu
°R\-Ö°VÙ¯ irrasionalitas?
menaklukkan ide dan ideolog
kelompokagama
anusia berdasarkan aliran Islam.fundamentalis Apakah dalam saat mereka hal inimenggebu ada yang mencoba mampu mendeteks
‘Panggillah kepada jalan Tuhan engkau dengan kebijaksanaan dan nasihat yang baik,
anya setitik membakar
irrasionalitas? emosiNafsu massa kelompokumat Muslim aliran untuk memerangi mereka
fundamentalis
dan hendaknya bertukar-fikiran dengan mereka dengan cara yang sebaik-baiknya.’ (S.16
saat mereka yang menggebu
encoba membakar
dianggap emosi
kafir, massa
An-Nahl:126) 8
sebenarnya umattidak Muslim pernah untuk terlihat memerangi dalam perilaku merekapara yang dianggap
S
fir, sebenarnya
Nabitidak
dan para pernah
sahabatnya.terlihatmengikutinya.
dalam perilaku para Nabi dan
Para fundamentalis para sahabatnya
tersebut
engikutinya.memperoleh
Para fundamentalis tersebut memperoleh
kewenangan semata-mata dari sudut pandangnya sendiri kewenangan semata-mata dar
dut pandangnya
yangemua sendiri
timpang. yang
Sikaptimpang.
itu merupakan perencanaan
mereka sangat Sikap global mereka
asing Ilahibagi untuk sangat menaklukkan
Al-Quran, asing sama bagi Al-Quran,
ideseperti
dan ideologi sama
perti penyakit
manusiadengan
penyakitberdasarkanobat serta
dengan obatracun
agama Islam. dibanding
serta Apakah
racun dalam madu.
dibanding hal iniJumlah ada yangJumlah
madu. ayat-ayat
mampu ayat- Al-Quran yang
mendeteksi
engajak umat Muslim
adanya setitik
ayat Al-Quran agar
irrasionalitas?
yangmassa menggunakan
Nafsu kelompok aliran
mengajak umat untuk logika mereka
fundamentalis
Muslim agar merekasaatdengan sebaik-baiknya
mereka menggebu
menggunakan
bagaimanamencoba
logika
membakar
disebutkanmerekatidakoleh emosi
denganDr. Mohammedumat Muslim A ijazul memerangi
Khatib dari Damaskus yang dianggap
oleh adalah 750
kafir, sebenarnya pernahsebaik-baiknya,
terlihat dalam perilaku sebagaimana para Nabi disebutkan
dan para sahabatnya.
at. Sebaliknya tidak ada
mengikutinya. Parasatu ayat pun tersebut
fundamentalis dalam seluruh memperoleh isi kewenangan
Al-Quran yang mengajak kepada
Dr. Mohammed A ijazul Khatib dari Damaskus adalah semata-mata
750 ayat. dari
ngerahansudut
dogma secara irrasional.
pandangnya sendiri yang timpang. SebagaiSikap penutup, merekakami sangatsampaikan asing bagi Al-Quran, beberapa ayat agar
sama
Sebaliknya tidak obat ada serta saturacunayat pun dalam seluruhayat-ayat isi Al-Quran yang
ra pembaca bisapenyakit
seperti meresapi dengan bagaimana Kitabdibanding Suci Al-Quran madu. Jumlah menekankanAl-Quran pentingnya peran
yang mengajak kepada agarpengerahan
mengajak
ogika, Rasionalitas umat Muslim
dan bukti-bukti nyata dalamdogma
menggunakan logikasecara
pengujian
sebagaimana disebutkan oleh Dr. Mohammed A ijazul Khatib dari Damaskus adalah 750
merekairrasional.
ide dan kepercayaan.Sebagai
dengan sebaik-baiknya,
penutup, kami sampaikan beberapa ayat agar para pembaca bisa
ayat. Sebaliknya tidak ada satu ayat pun dalam seluruh isi Al-Quran yang mengajak kepada
meresapidogma bagaimana Kitab Suci Al-Quran menekankan
sampaikan pentingnya
§¨ D
W SÉ ª
Ø
È "
V Z
Ù
V
U _ W
* ¦
Ù
D
W SÉ Ø
* "
V ×
1 È
) 5U
T
X ×
1 Å
_ Á
Ý 5U
D
W ×
S
_ <V
" XT ¯JnªÙ¯ ` WDTÃpÀ'Ú
ide
<pentingnya V"U peran
pengerahan secara irrasional. Sebagai penutup, kami beberapa ayat agar
peran
para pembaca Logika, Rasionalitas
bisa meresapi dan bukti-bukti
bagaimana Kitab Suci Al-Quran nyatamenekankan
dalam pengujian
Logika, Rasionalitas
dan kepercayaan. dan bukti-bukti nyata dalam pengujian ide dan kepercayaan.
‘Apakah kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan dan kamu melupakan dirimu
§¨ WDSÉ ªØÈV" ZVÙU _ W*¦Ù WDSÉ Ø*V" ×1È)5U XT ×1Å_ÁÝ5U WD×S_<V"XT ¯JnªÙ¯ `< WDTÃpÀ'Ú
V"U
sendiri, padahal kamu membaca Kitab Taurat itu? Tidakkah kamu mau mengerti?’ (S.2
Al- Baqarah:45) 9 kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan dan kamu melupakan
‘Apakah
‘Apakah kamu menyuruh orang lain berbuat kebaikan dan kamu melupakan dirimu
dirimu
sendiri, sendiri,
padahal padahal
kamu kamu
membaca membaca
Kitab Kitab
Taurat itu? Taurat
Tidakkah itu?mau
kamu Tidakkah kamu
mengerti?’ (S.2
mau mengerti?’
Al- Baqarah:45) 9 (S.2 Al-Baqarah:45)9
286
145
14
k
a
ri
n Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
PandangFilsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi dan
dan
Fitrat Agama
Agama Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
Suatu Wahyu
a Pengetahuan, dan Kebenaran
\ZW)VÙ \-¯ 1ÇJW5SÉ2°FiSVÊ%U ßSÅV ¹ ØÈW rQ¯ ×1ÀIÁ²ØÈW Z\\ Vl¯XT <W%XÄ ßSÅV SÄ<W%XÄ WÛÏ° SÁV Vl¯XT
\ZW)VÙ \-¯ 1ÇJW5SÉ2°FiSVÊ%U ßSÅV ¹ ØÈW rQ¯ ×1ÀIÁ²ØÈW Z\\ Vl¯XT <W%XÄ ßSÅV SÄ<W%XÄ WÛÏ° SÁV Vl¯XT
\ZW)VÙ \-¯ 1ÇJW5SÉ2°FiSVÊ%U ßSÅV ¹ØÈW r§°¯¨ SÉ ªØÈWØÈV"ZZ\\VÙU V l×1¯XTůPXq<W%\iXÄ<°ÃßS°ÅVO¯ 1ÅSÄ<W%SvXBÄ WÛ\UÏ°Äk°×1ÅSÁÙkQ VWÃVl¯XT
Q¯ ×1ÀIWDÁ²
§°¯¨ WDSÉ ªØÈV" ZVÙU ×1ůPXq \i<°Ã °O¯ 1ÅSvB\UÄk° ×1ÅÙkQ WÃ
‘Apabila‘Apabila mereka
mereka bertemu bertemu dengan dengan orang-orangWDSÉ ªØÈV" Zmukmin,
§°¯¨ orang-orang VÙU ×1ůPmukmin, <°Ã °O¯ 1Åberkata
Xq \iberkata SvB\UÄk° ×1mereka:
mereka: ÅÙkQ WÃ
“Kami
“Kami
‘Apabila
beriman” ¯ 1Çapabila
\ZW)VÙ mereka
\-beriman”
dan °FiSVÊ%U dan
JW5SÉ2bertemu ßSÅVdengan
mereka ¹ ØÈberjumpa
apabila W rQ¯orang-orang
×1mereka
ÀIÁ²ØÈdenganW Z\\ ¯XT <W%XÄ dengan
Vmukmin,
lsesama
berjumpa ßSberkata
ÅV SÄ<W%XÄberkata
mereka, WÛÏ° SÁmereka:
mereka:
sesama Vl¯XT
V“Kami
mereka,
beriman”
“Apakah berkata dan
kamu apabila
memberitahukan
mereka: mereka
“Apakahdengan berjumpa
kepada
kamu mereka, dengan
memberitahukan sesama
orang-orang mereka,
mukmin, berkata
apa mereka:
yangorang- telah
‘Apabila mereka bertemu orang-orang mukmin,kepada berkatamereka, mereka: “Kami
“Apakah
diterangkan
orang kamu Allah
mukmin, memberitahukan
kepadamu,
apa yang §°¯¨
kepadaditerangkan
karena
telah
beriman” dan apabila mereka berjumpa dengan sesama mereka, berkata mereka: D
W
mereka,
dengan SÉ ª
Ø
È "
V Z
Ù
V
orang-orang
keterangan
U
Allah ×
1 Å
P
¯ q
X i
\ <°
itu
kepadamu, Ã
mukmin,° O ¯
nanti 1Å Sv B
apa
mereka
karena U
\ Ä
k
yang °
×
1 Å
ÙkQ WÃ
telah
dapat
dengan
diterangkan
berbantah
keterangan Allah kamu
dengan kepadamu, di hadapan karenaTuhan-mu? dengan keterangan
Tidakkah kamu itu berakal?”nanti kamumereka dapat
“Apakah kamuitumemberitahukan
nanti mereka dapat
kepada berbantah
mereka, orang-orang dengan mukmin, di’ (S.2
apa hadapan
yangAl- telah
berbantah
Baqarah:77)
Tuhan-mu? dengan
mereka kamu
Tidakkah bertemu di hadapan
kamu dengan Tuhan-mu?
berakal?” Tidakkah
’ (S.2 Al-Baqarah:77) kamu berakal?” ’ (S.2 Al-
‘Apabila
diterangkan 10 Allah kepadamu, karenaorang-orang dengan keteranganmukmin, berkata itu nanti 10 mereka:mereka “Kami dapat
gi Baqarah:77)
beriman”
berbantah dan
10
dengan apabila kamu mereka di hadapan berjumpa Tuhan-mu? denganTidakkah sesama kamu mereka, berakal?” berkata’ (S.2 mereka: Al-
×1Baqarah:77)
ÁX=\F×mÈ SÉkamu
“Apakah "\F10×#memberitahukan
É ×1Áfvk°5W%U |^Ú °" s Wm_¡W5 ØTmereka,
kepada CW% Y¯ VR<\HÙmukmin,
U jSÉF WD[orang-orang #Å\ÕiWc CVapa SÅVyang
XT telah
si ×1diterangkan
ÁX=\F×mÈ SÉ"\FAllah×#É ×1Áfkepadamu,
vk°5W%U |^Ú °" karena sWm_¡W5 ØTdengan CW% Y¯ VR<\HÙitu
U jSÉF WD[keterangan #Å\nanti ÕiWc CVmereka SÅVXT dapat
u ×1ÁX=\F×mÈdengan
berbantah SÉ"\F ×#kamu É ×1Áfvkdi °5W%hadapan
U |^Ú °" sTuhan-mu?Wm_¡W5 ØTU jSÉFTidakkah WD[ §ªCWª%¨ Y |Ú °iÙ_berakal?”
¯ VR<Ü°\H
kamu #Å\Ô2È*Õi=ÁWc CV D¯’SÅ(S.2
VXT Al-
p Baqarah:77) 10 §ªª ¨ |ÚÜ°°i_ Ô2È*=Á D¯
a. ‘Mereka berkata: “Tak ada yang akan masuk surga kecuali §ªorang-orang ª ¨ |ÚÜ°°i_Yahudi Ô2È*=Á atau D¯
‘Mereka
Nasrani.” ×1Áberkata:
‘Mereka \F×mÈberkata:
X=Ini hanya F ×#angan-angan
SÉ"\“Tak É“Tak
ada
×1Áfvk°5ada W%U |^
yang yang akan Ú °" akan
sia-sia smasuk Wmmereka
_¡masuk W5 ØTsurga
U jbelaka. SÉFsurga WD[ CWKatakanlah:
kecuali % Y
kecuali ¯ VR<\H
orang-orang Ù #“Kemukakanlah
orang-orang Å\ÕiYahudi Wc CV Yahudi
SÅVatau
XT
ri Nasrani.” atau Nasrani.” Ini hanya angan-angan
Ini hanya sia-sia
angan-angan mereka belaka.
sia-sia Katakanlah:
mereka belaka. Katakanlah: “Kemukakanlah
keteranganmu
‘Mereka jika kamu
berkata: “Tak memang ada yang orang-orang akan masuk benar.” surga ’ (S.2 kecuali Al-Baqarah:112)
orang-orang Yahudi
11 atau
a keteranganmu “Kemukakanlah jika kamu memang orang-orang
keteranganmu jika kamu benar.” memang ’ (S.2 orang-orang §ª ª ¨ Ú
|
Al-Baqarah:112) Ü° °
i _ Ô
2
benar.” È
* =Á
11 ’D¯(S.2
Nasrani.” Ini hanya angan-angan sia-sia mereka belaka. Katakanlah: “Kemukakanlah
g Al-Baqarah:112)
keteranganmu §ª°¨ ;<o¯v% jika ;qSÈ5 kamu ×1Å×kV¯ memang X=ÙWs5U XT ×1Åorang-orang ¯Pq C°K% ·C\F×mÈ 1Åbenar.” XÄ\C ÕiV ’à (S.2 SM{iU
Wc
=Al-Baqarah:112)
11 11
a, ‘Mereka §ª°¨ ;<o¯v% ;qSÈ5 ×1Å×kV¯ ada
berkata: “Tak X=ÙWs5U yang XT ×1ůPqakan C°K% ·Cmasuk \F×mÈ 1Åsurga XÄ\C ÕiVkecuali Ã= Sorang-orang M{iU
Wc Yahudi atau
0 ‘HaiNasrani.” manusia,Ini hanya angan-angan
sesungguhnya telah datang sia-sia kepadamu mereka belaka. keterangan Katakanlah: nyata dari “Kemukakanlah
Tuhan-mu
‘Hai manusia,
keteranganmu §ª°¨sesungguhnya v% ;qkamu
;<o¯jika SÈ5 ×1Åmemang ×kVtelah
¯ X=ÙWs5U datang ×1ůPq C°kepadamu
XTorang-orang K% ·C\Fbenar.” ×mÈ 1Åketerangan
XÄ\C’ Õi(S.2 V ÃAl-Baqarah:112)
=nyata SM{iU
Wc dari Tuhan-mu
a dan telah Kami turunkan kepadamu Nur yang terang benderang.’ (S.4 An-Nisa:175)11 12
dan telah Kami turunkan kepadamu Nur yang terang benderang.’ (S.4 An-Nisa:175) 12
r ‘Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu keterangan nyata dari Tuhan-mu
n
dan §¬«¨
‘Hai telah WD§ªSÉKami
manusia, °¨ªØÈ;V"<o¯Z v%VÙsesungguhnya
turunkan ;U q SÈWD5 SÁ×1Å*Wc×kkepadamu
VWÛ¯ Ï°X=ÙWs°L 5U¸n ×mXT\\telah ×1Nur ÅQWm¯P¦\q )[ C°yangK% Ãq·C
\Fterang
datang
V×mXTÈ kepadamu XT\C³ Õi°ÈVV Ã
1ŸSÕIXÄVbenderang.’ Y¯keterangan SM{iU
ÅQWcSAn-Nisa:175)
=XjØ5r(S.4 Xk\UÙ nyata W%XT dari 12
§¬«¨ WDSÉ ªØÈV" ZVÙU WDSÁ*Wc WÛÏ°°L ¸n×m\\ ÅQWm¦\)[ Ãq
VXT ¸SÕIVXT ³ °ÈV Y¯ XjØ5r ÅQSXk\UÙ W%XT
Tuhan-mu dan telah Kami turunkan kepadamu Nur yang terang benderang.’
‘Hai (S.4manusia,
An-Nisa:175) sesungguhnya telah datang kepadamu keterangan nyata dari Tuhan-mu
‘Kehidupan
dan telah §¬«¨ dunia
Kami WDSÉ ªini ØÈV" Z
turunkan tidak VÙ12U WDlain *Wc melainkan
SÁkepadamu WÛÏ°°L ¸nNur ×m\\ ÅQWmyang ¦\)[ terang
permainan Ãq
VXT dan benderang.’
¸SÕIVXThiburan. ³ °ÈV Y¯(S.4 XjØ5rAn-Nisa:175)
Dan ÅQSXk\UÙ W%XT 12
sesungguhnya
‘Kehidupan
kampung akhirat dunia ini itu tidak lebihlain baikmelainkan bagi orang-orang permainan dan
yang hiburan.
bertakwa. DanTidakkah sesungguhnya kamu
kampung
memahami?’ akhirat (S.6 itu lebih baik 13bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu
Al-An’aam:33)
‘Kehidupan dunia ini tidak lain melainkan permainan dan hiburan. Dan sesungguhnya
memahami?’
kampung §¬«¨(S.6 WDSÉ ªAl-An’aam:33)
akhirat ØÈV" Z ituVÙU lebih WDSÁ*Wc baik WÛÏ°13°L bagi ¸n×m\\ ÅQWmorang-orang ¦\)[ Ãq
VXT ¸SÕIyang VXT ³ °ÈVbertakwa. Y¯ XjØ5r ÅQSTidakkah Xk\UÙ W%XT kamu
Y¯ À̯"U ØD¯ Ï(S.6
W% memahami?’ Q W% r¯Q7¯Al-An’aam:33)×1ÅV Ä$SÉU ,YXT _ Ùk13WÓÙ Ä1Q ÕÃU ,YXT ÀÛªÎWs\\ s°i=°Ã Ô2ÅV Ä$SÉU +Y #É
Y¯ À̯"U ØD¯ Ï
W% ‘Kehidupan Q W% r¯Q7¯ini
dunia ×1ÅV Ä$SÉU lain ,YXT _ ÙkWÓÙ Ä1Q ÕÃU ,Ypermainan XT ÀÛªÎWs\\dan =°Ã Ô2ÅV Ä$Dan
s°ihiburan. SÉU +Ysesungguhnya #É
‘Kehidupan dunia tidak ini tidak melainkan lain melainkan permainan dan hiburan. Dan
W% Y¯ À̯"U ØD¯ ÏQ W%kampung
kampung akhirat itur¯Q7¯§®©×1¨ÅVWDÄ$TÄmSÉ[Ýakhirat
lebih baik U W*,YV" XTZ_ VÙU Ùk WÓÈnÙm¦itu
bagi ¡Ä1WQ ÙÕÃXTlebih
orang-orang U ,YqXT\-ÕÃ)]baik ÀÛ ªÎs©
yang SW*Ô
Ws\\ s°Rd i×#=°\FÃorang-orang
bertakwa. ×#Ô2ÉÅ VrQÄ$¯ Sɳ\TU SÄ+Yc #Éyang
Tidakkah kamu
§®©¨ WDTÄm[ÝW*V" Z 13 VÙU Ènm¦¡WÙXT q\-ÕÃ)] s©SW*ÔRd ×#\F ×#É rQ¯ ³\TSÄc
sesungguhnya bagi
memahami?’ (S.6 Al-An’aam:33)
bertakwa. Tidakkah kamu memahami?’ (S.6 Al-An’aam:33)13
§®©¨ WDTÄm[ÝW*V" ZVÙU Èn‘Di m¦¡Wsisiku ÙXT q\-ada ÕÃ)] s©SW*ÔRd ×#\F ×#É rQ¯ ³\TAllah,’ SÄc
‘Katakanlah: W% Y¯ À̯"U “Aku ØD¯ Ïtidak Q W% r¯Q7¯ berkata ×1ÅV Ä$SÉU kepadamu, ,YXT _ ÙkWÓÙ Ä1Q ÕÃU ,Y XT ÀÛªÎWs\\khazanah-khazanah s°i=°Ã Ô2ÅV Ä$SÉU +Y #É
‘Katakanlah: “Aku tidak
dan aku tidak mengetahui ilmu ghaib dan tidak pula aku mengatakan kepadamu, ‘Aku berkata kepadamu, ‘Di sisiku ada khazanah-khazanah Allah,’
dan
malaikat.’ aku tidak Akumengetahui mengikuti ilmu hanya ghaibapa danyang tidak diwahyukan pula aku mengatakan kepadaku.” kepadamu, Katakanlah: ‘Aku
‘Katakanlah:
malaikat.’ Aku
“Aku
mengikuti
tidak §®©berkata
hanya ¨ WDTÄmapa [Ýkepadamu,
W*V" Zyang VÙU Ènm¦¡‘Di WÙXT sisiku
diwahyukan q\-ÕÃ)]ada W*ÔRd ×#\F ×#É Katakanlah:
s©kepadaku.”
Skhazanah-khazanah rQ¯ ³\TSÄc Allah,’
“Samakahdan akuorang tidak yang mengetahui buta dengan ilmu ghaib orang dan yangtidak melihat?” pula aku Tidakkah mengatakan kamu berfikir?’ kepadamu, (S.6‘Aku
“Samakah
Al-malaikat.’
An’aam:51) orang14yang buta dengan orang yang melihat?” Tidakkah kamu berfikir?’ (S.6
Aku mengikuti hanya apa yang diwahyukan kepadaku.” Katakanlah:
Al-‘Katakanlah:
An’aam:51) 14“Aku tidak berkata kepadamu, ‘Di sisiku ada khazanah-khazanah Allah,’
“Samakah orang yang buta dengan orang yang melihat?” Tidakkah kamu berfikir?’287 (S.6
×1Ådan
Al-_¯Ú WcAn’aam:51)
ØTU ×1tidak
aku ů ÄB×qU mengetahui °014ÙVU% C°% ØTU ×1ilmu Å°×SVÙghaib C°K% >[dan kWà ×1tidak ÅÙkQ WÆ pula \@\È×Wcaku Q"Wà Ãq°jVÙ XSÉFkepadamu,
DU rmengatakan ×#É ‘Aku
×1Åmalaikat.’
_¯Ú Wc ØTU ×1ů ÄB Aku×qU °0mengikuti ÙVU% C°% ØTU ×1Åhanya °×SVÙ C°K% apa >[kWÃyang ×1ÅÙkQ WÆdiwahyukan \@\È×Wc DU rQ"Wà kepadaku.” Ãq°jVÙ XSÉF ×#ÉKatakanlah:
×1ŧ¯®¨
“Samakah _¯Ú Wc|E ×1SÀÅI¯ VÄBÙÝ×qWcyang
ØTU orang U ×1°0 ÀI ÙV\ÈU%Vbuta
°0
C°%Wc)[ U ×1ÀůJn°_§
ØTdengan ×SVÙorang È5 C°\K%Ùk>[[×myang k¾ÀWÃ5 ×1 %¹ ÅÙkQ ØÈWÆW `
melihat?” \@\ÈÚ
W×WcÅTidakkah
DU² rØÈQ"WWÃWÃqcªk°jkamu VÄcXTÙ;ÈSXkberfikir?’
ÉF° ×#É (S.6
45 Al- §¯®¨ |ESÀIVÙÝ14Wc ×1ÀI \ÈV °0Wc)[ À¯Jn_§È5 \Ùk[ ×m¾À5 %¹ØÈW `Ú
W ŲØÈW WcªkÄcXT ;ÈXk°
An’aam:51)
§¬«¨§¬«¨WDSÉWDªSÉØȪV"ØÈZ VÙU VÙ U WD SÁWDSÁ*Wc *WÛWcÏ°WÛÏ°°L ¸n°L×m\\¸n×m\\ÅQWm¦\
V" Z ÅQWm)[
¦\)[Ãq
ÃqV
XTV XT¸SÕI ¸SVÕIXT V³ XT ³ °ÈV°ÈYV ¯Y¯XjØ5rXjØ5r ÅQSÅQXkS\UXkÙ\U ÙW%XTW%XT
Mirza‘Kehidupan
Bagian
Bagian Tahir
1III
II
III
IV Ahmad
‘Kehidupan duniainiinitidak
dunia tidaklain
lainmelainkan
melainkanpermainan
permainandan
danhiburan.
hiburan.Dan
Dansesungguhnya
sesungguhnya
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Tidakkah kamu Tidakkah kamu
memahami?’ (S.6 Al-An’aam:33)
memahami?’ (S.6 Al-An’aam:33) 13 13
¨ TÄWDmTÄm[ÝW*[ÝV" W*Z
§®©¨§®©WD VÙU VÙ U Ènm¦ ¡
V" Z Ènm¦¡
WÙWXTÙqXT \-qÕÃ\-)]ÕÃ)]s© SW*SÔW*RdÔ×#Rd \F×#\F×#É×# ÉrQ¯r³Q¯\T³SÄ\TcSÄc
s©
§¯®¨§¯®¨|E
|ESÀISÀVIÙÝVWcÙÝ×1Wc ÀI×1 \ÈÀIV \È°0
V °0 À
Wc)[Wc)[À ¯Jn_§¯Jn_§ È5 \
È5 \ Ùk[Ùk×m[¾À×m5¾À 5 %¹
%¹
ØÈWØÈ` Ú
W Ú
ÅWŲ
W ` ØÈWØÈWW cªWkcªÄckXT Äc;XTÈXk;È°Xk°
²
‘Katakanlah:
‘Katakanlah: “Dia-lah
‘Katakanlah:“Dia-lah
“Dia-lah yang
yang yang berkuasa
berkuasa mengirimkan
mengirimkan
berkuasa azabkepadamu
azab
mengirimkan kepadamu dariatasmu
dari
azab kepadamu atasmu atau
atau
dari
dari
dari bawah
bawah
atasmu kakimu
kakimu
atau atau
dari atau
bawah mencampur-baurkan
mencampur-baurkan kamu dengan memecah
kamu dengan memecah
kakimu atau mencampur-baurkan kamu menjadi
kamudengan
kamu menjadi
golongan-golongan
golongan-golongan
memecah kamu dandan membuat
membuat
menjadi sebagiankamu
sebagian kamumerasakan
golongan-golongan merasakan keganasansebagian
dan keganasan
membuat sebagian yang
yang
sebagian
kamu merasakan keganasan sebagian yang lain.” Lihatlah bagaimana Kamicara
lain.”
lain.” Lihatlah
Lihatlah bagaimana
bagaimana Kami
Kami membentangkan
membentangkan tanda-tanda
tanda-tanda dengan
dengan berbagai
berbagai cara
supayamereka
supaya merekamengerti.’
membentangkan mengerti.’ (S.6Al-An’aam:66)
(S.6
tanda-tanda Al-An’aam:66)
dengan berbagai
15
15
cara supaya mereka mengerti.’
(S.6 Al-An’aam:66) 15
à° ¯×V C°K% >mÀ-Äà ×1Áj°Ù Á0Ø9¯V ÕiVVÙ °O¯ 1Å XqØjU ,YXT ×1ÁÙkQ WÆ ÈOÉ"×SQ V" W% XÄ[ ×S #É 146
146
XÄ[SÉ ª×SØÈ V"#ÉZVÙU
à° ¯×V C°K% >mÀ-Äà ×1Áj°Ù Á0Ø9¯V ÕiVVÙ °O¯ 1ÅXqØjU ,YXT ×1ÁÙkQ WÆ ÈOÉ"×SQ V" W%§ª¯¨|E
‘Hai kaumku, aku tidak minta ganjaran kepadamu untuk itu. Ganjaran bagiku hanya
pada Dia§®ªyang ªØÈV" Zmenjadikan
¨ WDSÉ telah VÙU ßr¯7WmV¼VÙ s°daku.
rQ"WÃApakah
Y¯ |tmkamu ÕBU ØD¯ masih
mÕBU °Obelum
ÙkQ Wà ×ÅÉ mau
WÔyU ,Ymempergunakan
ª4×SVWc
akal?’
‘Hai (S.11 Hud:52)
kaumku, aku tidak17 minta ganjaran kepadamu untuk itu. Ganjaran bagiku hanya
‘Hai kaumku, aku tidak minta ganjaran kepadamu untuk itu. Ganjaran
pada Dia yang telah menjadikan daku. Apakah kamu masih belum mau mempergunakan
×#bagiku
akal?’W (S.11
q¯ ×V hanya
CW% ÄmÙ°lpada
Hud:52) XT ]³17ªË%Dia CW% Ämyang
Ù°l [ktelah
\F ×Åmenjadikan
X=\F×mÈ SÉ"\F ×#daku.
É <RRN¯XÄApakah
à°O°5TÀj C°kamu
% TÅkVc%masih
°4U
belum mau mempergunakan akal?’ (S.11 Hud:52) 17
È SÉWD"\SÁFª×#mØÈÉv% 1À<RRNI¯XVÙÄ àSV°OÙ°5TÀWD
×#W q¯ ×V CW% ÄmÙ°lXT ]³ªË% CW% ÄmÙ°l [k\F ×ÅX=\F×m§«¨ j SÀC°-%Q ÕÈWcTÅY
kVc%Ô2ÉF°4ÈnV<U ÙU
288
ªmØÈv% 1ÀDia?
§«¨ WDSÁselain
‘Sudahkah mereka itu mengambil tuhan-tuhan IVÙ Katakanlah:
SVÙ WDSÀ-Q ÕÈWc Y “Kemukakanlah
Ô2ÉFÈnV<ÙU
keteranganmu. Al-Quran itu adalah sumber kemuliaan bagi orang-orang yang besertaku
dan sumber
‘Sudahkah kemuliaan
mereka bagi mereka
itu mengambil sebelumku.”
tuhan-tuhan selainBahkan kebanyakan“Kemukakanlah
Dia? Katakanlah: mereka itu tidak
mengetahui kebenaran,
keteranganmu. Al-Quran maka mereka
itu adalah berpaling.’
sumber (S.21bagi
kemuliaan Al-Anbiya:25)
orang-orang18yang besertaku
‘Katakanlah:
Quran
Sesungguhnya
mempergunakan ini kepada “Jika
akuakal?” telah Allahtinggal
kamu ’ danmenghendaki
(S.10tidak bersamamu
Yunus:17) pulayang Dia demikian,
akan memberitahukannya
16sepanjang umur sebelum ini, tidakkah kamu
tentu tidak akan kubacakan kepada kamu. Al-
Quran
Sesungguhnya
mempergunakan Sesungguhnya
ini kepada aku akal?” kamu
telah aku ’tinggal telah
dan tinggal
(S.10 tidak
bersamamu
Yunus:17) bersamamu
pula Dia akan sepanjang
memberitahukannya
16 sepanjang umur sebelum ini, tidakkah kamu
umur sebelumkepada ini, tidakkah kamu. kamu
Sesungguhnya
mempergunakan mempergunakan aku akal?” telahakal?” ’tinggal
(S.10’ (S.10 bersamamu
Yunus:17) Yunus:17) 16 sepanjang 16 umur sebelum ini, tidakkah kamu
mempergunakan §®ª¨ WDSÉakal?” ªØÈV" ZVÙ’U (S.10 ßr¯7WmV¼VÙYunus:17) s° rQ"Wà Y16¯ |tmÕBU ØD¯ mÕBU °OÙkQ Wà ×ÅÉ WÔyU ,Y ª4×SVWc
§®ª¨ WDSÉ ªØÈV" Z VÙU ßr¯7WmV¼Ketuhanan VÙ s° rQ"Wà Y ¯ Pengenalan
|tmÕBU ØDWahyu ¯Bangsa mdengan
ÕB °OIlahi
U Aliran ÙkAborigin
Q WÃFitrat×Perspektif
ÅPemikiran
É WFilsafat
Ôy U Rasionalitas,
,Y ª4Australia
×SWahyu
VEropa
WIslam
c Tao
Sɧ®ªª¨ØÈV"WDtidak SÉ ªVÙU ØÈV"ßrmintaZ VÙU VÙ ßrs° ¯7WmV¼VÙ rQs°"WÃY kepadamu
rQ¯ "|tWÃ Ym¯ÕB|t ¯mÕB mU ÕBØDU ¯itu.
°O ÙkmQ ÕB U ×Å°OdanÙkdan U ×Å,YKebenaran
QWWÃÔySuatu É Wª4Ôy ×SU V,YWc ª4×Shanya
VWc
Konsep Suku-Suku Sudut Wahyu,
Masalah
Pandang Agama Agama Agama Agama
Filsafat
Penderitaan
di Zoroaster
Sekulerisme
Konghucu
Agama Sejarah
Yunani
BuddhaHindu
¯7Wm¼ U ØDPengetahuan, É dan
Individu Masyarakat
Rasionalitas
‘Hai kaumku, §®ª¨ WDaku Z ganjaran untuk WÃGanjaran bagiku
padakaumku,
‘Hai Dia§®ªyang ¨ WDaku ªØÈtidak
SÉtelah V" Zmenjadikan ßr¯7WmV¼VÙ ganjaran
VÙU minta s°daku. rQ"WÃApakah Y ¯ |tkamu
kepadamu mÕBU ØDuntuk ¯masih
mÕBitu. U °ObelumÙkQ WÃGanjaran ×Åmau É WÔyU ,Y ª4×SVWc hanya
bagiku
mempergunakan
‘Hai
pada ‘Haiyang
kaumku,
Dia kaumku, aku
telahtidak aku
menjadikan tidak
minta minta daku.ganjaran
ganjaran Apakah kepadamu kepadamu
kamu masihuntuk
untuk itu.belum itu.
Ganjaran mau Ganjaran bagikubagiku
mempergunakan hanyahanya
akal?’ (S.11 Hud:52) 17
‘Hai
pada
akal?’Dia pada
kaumku,
(S.11 Dia
yang Hud:52) akuyang tidak
telah menjadikan telah
17 minta menjadikan ganjaran daku. kepadamu Apakah
daku. Apakah kamu masih belum mau mempergunakan kamu
untuk masih
itu. Ganjaranbelum mau bagiku mempergunakan
hanya
akal?’
×#W q¯ ×V CWHud:52)
% ÄmÙ°lXT ]³ªË17% CW% ÄmÙ°l [k\F ×ÅX=\F×mÈ SÉ"\F ×#É <RRN¯XÄ à°O°5TÀj C°% TÅkVc% °4U
pada
akal?’ Dia
(S.11 yang (S.11 telah Hud:52) menjadikan 17 daku. Apakah kamu masih belum mau mempergunakan
×#W q¯(S.11
akal?’ ×V CW%Hud:52) ÄmÙ°lXT ]³ªË%17 CW% ÄmÙ°l [k\F ×ÅX=\F×mÈ SÉ"\F ×#É <RRN¯XÄ à°O°5TÀj C°% TÅkVc% °4U
×#W q¯ ×V CW% ÄmVÙ°lCWXT% ]³ÄmªËÙ%°lXTCW]³%ªË%ÄmÙ°lCW%[kÄm\ÙF°l [×kÅ\F
×
#
W q¯ ×
X=\F ×m×ÈÅX=SÉ\F"\×mFÈ ×#SÉÉ"\F <RRN×#¯XÉÄ à<R°ORN°5¯XTÀÄj àC°°O%°5TÀjTÅkC°Vc%%TÅ°4kU Vc% °4U
×#W q¯ ×V CW% ÄmÙ°lXT ]³ªË% CW% ÄmÙ°l [k\F ×ÅX=\F§«¨ ×mÈ SÉWD"SÁ\Fªm×#ØÈÉv% 1À<RIRN¯VÙXÄ àSVÙ°O°5TÀWDjSÀ-C°Q %ÕÈWcTÅYkVcÔ2%ÉF Èn°4V<ÙU U
§«¨ WDSÁªmØÈv% 1ÀIVÙ SVÙ WDSÀ-Q ÕÈWc Y Ô2ÉFÈnV<ÙU
§«¨ WDSÁ§«¨ ªmØÈWDv%SÁª 1ÀImVÙØÈv% 1ÀSVÙIVÙWD SÀ- SVÙQ ÕÈWD c SÀY-Ô2 Q ÕÈÉFWc ÈnYV<ÙU Ô2ÉFÈnV<ÙU
‘Sudahkah mereka itu mengambil tuhan-tuhan §«¨ WDSÁselain ªmØÈv% Dia? 1ÀIVÙ Katakanlah:
SVÙ WDSÀ-Q ÕÈWc Y“Kemukakanlah Ô2ÉFÈnV<ÙU
‘Sudahkah mereka itu mengambil tuhan-tuhan selain Dia? Katakanlah:
‘Sudahkah
keteranganmu.
“Kemukakanlah mereka Al-Quran itu keteranganmu.
mengambil itu adalah tuhan-tuhan
sumber
Al-Quran selain
kemuliaan itu adalah Dia? bagiKatakanlah: orang-orang
sumber kemuliaan “Kemukakanlah
yang besertaku bagi
‘Sudahkah
keteranganmu.
danorang-orang‘Sudahkah
sumber kemuliaan mereka mereka
Al-Quran itu
yang besertaku itu
mengambil itu
bagi mereka mengambil
adalah tuhan-tuhan
sumber
dan sumber tuhan-tuhan
sebelumku.” selain
kemuliaan
kemuliaan selain
Dia?
Bahkanbagi bagi Dia?
Katakanlah:
orang-orang
kebanyakan Katakanlah:
mereka sebelumku.” yang“Kemukakanlah
“Kemukakanlah
mereka besertaku
itu tidak
‘Sudahkah
keteranganmu.
dan keteranganmu.
sumber mereka
kemuliaan Al-Quran ituAl-Quran mengambil
bagi itu adalah
merekaitu tuhan-tuhan
adalah
sumber sumber
tidak kemuliaan
sebelumku.” selain kemuliaan
Bahkan Dia? bagi bagi orang-orang
Katakanlah:
orang-orang
kebanyakan “Kemukakanlah
yangmereka
mereka yang
besertaku besertaku
itu tidak
mengetahui Bahkan kebenaran,
kebanyakan maka mereka mereka itu berpaling.’ mengetahui (S.21 Al-Anbiya:25)
kebenaran, maka
18
keteranganmu.
dan
mengetahui dan sumber
sumber kebenaran, kemuliaan Al-Quran kemuliaan bagi
maka itu adalah bagi
merekasumber mereka sebelumku.”
berpaling.’ sebelumku.”
kemuliaan (S.21 Bahkan Bahkan
bagikebanyakan
Al-Anbiya:25) orang-orang kebanyakan yang besertaku
18mereka itu tidak
mereka itu tidak
berpaling.’ (S.21 Al-Anbiya:25)
dan mengetahui
sumber kemuliaan kebenaran, bagi maka
mereka mereka sebelumku.” berpaling.’ Bahkan kebanyakan mereka itu tidak
SÉ ªØÈV" ZVÙU ®qberpaling.’ \I=XT ©#Ùk À Q °*Ø\Al-Anbiya:25)
Ä VXT Á0k°-ÄcXT ¨qÙVÅf18 s° XSÉFXT
(S.21 Al-Anbiya:25)
§±©¨ |E
18
mengetahui kebenaran, maka (S.21 18
ÀZ¯ ÙÝÄc Y ÀZ¯ ÙÝÈOÄc5¯Y àÈ°O¯P5Xq¯ \ià=°°OïPXq È\i OÈ=°_ðOÈOÈ\_-5°O ¯
VÙ °\-O¯5¯
VÙÈO°V O]C¯ \F ÈO×mVÈ ]CY\FWm×m\\ È XYÄ WmI\\VX¯Ä I V\̯ W%ÅÍ Õi\ÌWcW%CWÅÍ%ÕiXT Wc CW%XT
ÀZ¯ ÙÝÄc Y ÈO5¯ à°O¯PXq \i=°Ã ÈOÈ_°O \-5¯
VÙ °O¯ ÈOV ]C\F×mÈ Y Wm\\XÄ IV¯ \̧ªW%ª°¨ÅÍWDÕiTÄWcm°ÝCWV%XTÙ
§ªª°¨ WDTÄm°ÝVÙ
§ªª°¨ WDTħªmª°°Ý¨VWDÙTÄ m°ÝVÙ
‘Barangsiapa berseru kepada tuhan lain disamping Allah yang mengenainya §ªª°¨ WDTÄm°ÝVÙia tidak
‘Barangsiapa
mempunyai ‘Barangsiapa suatu berseru dalilkepada
berseru pun, kepada maka tuhan lainlain
sesungguhnya
tuhan disamping di AllahAllah
perhitungannya
samping yangyang mengenainya
ada mengenainya di sisi Tuhan-nya. ia tidak
‘Barangsiapa
mempunyai ‘Barangsiapa suatu berseru dalil berseru kepada
pun, kepada
maka tuhan tuhan
lain
sesungguhnya lain disamping
disamping perhitungannya Allah Allah
yang adayang
mengenainya di mengenainya
sisi Tuhan-nya. ia tidak ia tidak
Sesungguhnya
iamempunyai
tidak mempunyai orang-orang suatu kafir
dalil tidak
pun, akan sesungguhnya
maka memperoleh kebahagiaan.’ perhitungannya (S.23 ada Al-
‘Barangsiapa
mempunyai
Sesungguhnya
Mu’minun:118) suatu berseru suatu
dalil pun, maka
orang-orang dalil
kepada pun, tuhan maka
kafir sesungguhnya lain sesungguhnya
tidakorang-orang disamping
akan memperoleh perhitungannya Allah perhitungannya yang mengenainya
ada di sisi Tuhan-nya.
kebahagiaan.’ ada di sisi ia
(S.23 Al- Tuhan-nya.
tidak
diSesungguhnya
sisi Tuhan-nya. 20
orang-orangSesungguhnya kafir kafir tidak akan dimemperoleh
mempunyai
Sesungguhnya
Mu’minun:118) suatu 20dalil pun, maka
orang-orang kafir sesungguhnya tidak tidak akan akan perhitungannya
memperoleh memperoleh adakebahagiaan.’
kebahagiaan.’ sisi Tuhan-nya. (S.23 (S.23 Al- Al-
kebahagiaan.’ (S.23 Al-Mu’minun:118)
Ü°°i_ Ô2È)=Å D¯ ×1ÅX=\F×mÈ SÉ"\F ×#É \Ì% O¸ V°ÄU
Sesungguhnya Mu’minun:118) orang-orang kafir tidak akan memperoleh kebahagiaan.’
§¯¨ |Ú
Mu’minun:118) 20 20 20 (S.23 Al-
Mu’minun:118) §¯¨ |ÚÜ°°i_ Ô2È)=Å D¯ ×1ÅX=\F×mÈ SÉ"\F ×#É \Ì% O¸ V°ÄU
20
§¯¨ |Ú §¯¨Ü°°i |Ú _Ü°Ô2°iÈ)_=Å D¯Ô2È)×1=ÅÅX=D¯\F ×1mÈÅX=SÉ\"F\F×mÈ ×# SÉÉ"\ F×# \ÌÉ % O¸ V°Ä\ÌU % O¸ V°ÄU
‘. . . Adakah §¯¨ |ÚÜ°°i_ Ô2È)=Å D¯ ×1ÅX=\F×mÈ SÉ"\F ×#É \Ì% O¸ V°ÄU
tuhan disamping Allah? Katakanlah: “Kemukakanlah buktimu jika kamu
. . Adakah tuhan
‘.orang-orang yang benar.” disamping ’ (S.27 Allah? An-Naml:65) Katakanlah: 21 “Kemukakanlah buktimu jika kamu
‘.orang-orang ‘. . . Adakah
. . Adakah yang tuhanbenar.” tuhan
disamping disamping
’ (S.27 Allah? Allah?
An-Naml:65) Katakanlah: Katakanlah:
21 “Kemukakanlah buktimu jika kamu
“Kemukakanlah buktimu jika kamu
. .‘...
‘.orang-orang Adakah
orang-orang
Adakah yang tuhan tuhan yang
benar.” disamping di
benar.” ’samping
(S.27 Allah?
’ (S.27 Allah?
An-Naml:65) Katakanlah:
An-Naml:65) Katakanlah: 21 “Kemukakanlah 21 “Kemukakanlah buktimu buktimu jika kamu
WDSÉ ªkamu
§¯©¨jika
orang-orang ØÈV" Zyang rVbenar.”
VÙU orang-orang ×U XT ¸n×m\\ ’ (S.27yang W%XT \IÈ*WAc¯’ w(S.27
\i<°Ã An-Naml:65)
benar.” XT XkØ5ri21An-Naml:65)
®QSXj\UÙ ÀÌW)\-VÙ 21 ÄÔ³[ C°K% 2È)o°"TÊ W%XT
§¯©¨ WDSÉ ªØÈV" ZVÙU rV×U XT ¸n×m\\ \i<°Ã W%XT \IÈ*WAc¯wXT XkØ5ri ®QSXj\UÙ ÀÌW)\-VÙ ÄÔ³[ C°K% 2È)o°"TÊ W%XT
§¯©¨ WDSɧ¯©ª¨ØÈV"WDZ SÉ ªVÙU ØÈV"rZ V×VÙU U XT ¸nr×m\\ V×U
XT ¸n×m\\ i<°Ã W%\iXT<°Ã \IWÈ*%WAXTc¯w XT\IXÈ*kWAØ5c¯riwXT X®QkSØ5Xjri\UÙ®QSÀÌXjW\U )\-ÙVÙ ÀÌ ÄÔ³W)[ \-VÙC° ÄK%Ô³[ 2È)o°C°"K%TÊ 2ÈW%)o°XT"TÊ W%XT
§¯©‘Apa ¨ WDSÉ pun ªØÈV" Zyang VÙU rVdiberikan
×U XT ¸n×m\\ \i <°Ã W%XT \IÈ*adalah
kepadamu WAc¯wXT XkØ5rikenikmatan ®QSXj\UÙ ÀÌW)\-sementara VÙ ÄÔ³[ C°K% 2Èdari )o°"TÊ kehidupan W%XT
‘Apa
duniawi pundan yang diberikan kepadamu
perhiasannya, sedang apa adalah yang adakenikmatan di sisi Allahsementara adalah lebih dari baikkehidupan dan lebih
‘Apa
duniawi ‘Apa
pun dan pun
yang
perhiasannya, yang
diberikan diberikan kepadamu kepadamu adalah adalahkenikmatan sisikenikmatan sementara sementara lebihdari baikkehidupan dari kehidupan
kekal. ‘Apa Maka pun tidakkahyang kamusedang
diberikan mau mempergunakan apa yang
kepadamu ada adalah diakal?’ Allah
(S.28
kenikmatan adalah Al-Qashash:61) sementara dan darilebih
22
‘Apa
duniawi
kekal. duniawi
pun dan
Maka tidakkah yang dan
perhiasannya, perhiasannya,
diberikan kamu kepadamu
sedang sedang
apa yang apa
adalah adayang di ada
kenikmatan sisi di Allah sisi Allah
sementara
adalah adalah lebih dari lebih
baik baik
kehidupan
dan dan lebih
lebih
kehidupan duniawi danmau mempergunakan
perhiasannya, sedang akal?’ apa (S.28 yang ada Al-Qashash:61)
di sisi Allah adalah 22
duniawi
kekal. kekal.
Maka dan Maka
perhiasannya,
tidakkah tidakkah kamu kamu
sedang
mau mau apa
mempergunakan mempergunakan
yang ada di
akal?’ sisi akal?’
Allah
(S.28 adalah
(S.28
Al-Qashash:61) lebih
Al-Qashash:61) baik dan22 lebih 22
lebih baik dan lebih kekal. Maka tidakkah kamu mau mempergunakan akal?’
kekal. Maka
(S.28 Al-Qashash:61) 22tidakkah kamu mau mempergunakan akal?’ (S.28 Al-Qashash:61) 22
147
147
147 147
147
289
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
2. Lai, Ch. Kidwai, A. (1989) Ideals and Realities, Selected Essays of
Abdus Salam, 3rd ed., World Scientific Publishing Co. London,
hal. 343-344
3. Terjemah surat 2:1-3 oleh penulis.
4. Terjemah surat 2: 3 oleh penulis.
5. Terjemah surat 88: 22-23 oleh penulis.
6. Terjemah surat 6: 109 oleh penulis.
7. Terjemah surat 2: 257 oleh penulis.
8. Terjemah surat 16: 126 oleh penulis.
9. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
10. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
11. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
12. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
13. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
14. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
15. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
16. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
17. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
291
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
292
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
IMAN KEPADA
IMAN “YANG
KEPADA “YANG GHAIB”
GHAIB”
Iman kepada yang ghaib atau tidak kasat mata merupakan bagian
pokok keimanan umat Muslim sebagaimana dinyatakan dalam
n kepada yang ghaib atau tidak kasat mata merupakan bagian pokok keiman
ayat di atas. Namun sebagaimana telah diungkapkan pada bab
terdahulu,dinyatakan
m sebagaimana Kitab Suci Al-Quran
dalamadalah ayatsebuah
di kitab
atas.tentang
Namun Logikasebagaiman
kapkan pada danbabRasionalitas
terdahulu,yangKitab
sangatSuci
mencela penggunaan
Al-Quran adalah kekerasan
sebuahdan kitab tentan
asionalitaspaksaan
yang dalam
sangat mencela
segala bentuknyapenggunaan
jika dijadikankekerasan dan paksaan dala
dasar untuk mengubah
knya jika dijadikan dasar untuk
keyakinan manusia mengubah
lain. Karena keyakinan
itu jika ada manusiaayat
yang menafsirkan lain. Karen
ang menafsirkan ayat di atas sebagai usaha untuk
di atas sebagai usaha untuk mengembangkan keimanan membuta mengembangkan k
uta dengandengan
cara mengharuskan
cara mengharuskan manusia
manusia mempercayai
mempercayai hal-hal yang ‘ghaib’ se
hal-hal yang
tangan dengan
‘ghaib’penekanan Al-Qurandengan
sepertinya bertentangan sendiri. Tetapi Al-Quran
penekanan tidak demikian
sendiri. adanya,
menyatakan adalah orang-orang ingkar itulah yang mempercayai
Tetapi tidak demikian adanya, Al-Quran malah menyatakan adalah
sesuatu tan
ustifikasi tanpa dasar. Kitab ini juga mengutuk mereka yang berusaha m
orang-orang ingkar itulah yang mempercayai sesuatu tanpa bukti atau
ngan golongan mukminin dengan cara kekerasan. Lalu apa yang dimaksud
t ‘beriman justifikasi
kepada yangtanpa dasar. Kitab ini juga mengutuk mereka yang berusaha
ghaib’ tersebut? Hal ini merupakan pertanyaan pent
mengubah
dibahas dengan lengkap. pandangan golongan mukminin dengan cara kekerasan.
Kita harusLalumelakukan
apa yang dimaksud dengansecara
penelitian kalimat ‘beriman
mendalam kepada yangmakna
atas ghaib’ kalimat
tersebut?
akan istilah khusus HalAl-Quran.
ini merupakan pertanyaan
Kegagalan penting yang makna
menemukan perlu dibahas
hakiki, akan m
epada konsekwensi
dengan lengkap. serius sebagaimana terjadi di abad pertengahan saa
batan ilmiah diKita antara
harusberbagai
melakukanaliran pemikiran
penelitian dalam Islam.
secara mendalam Saat itu ada
atas makna
Muslim yang
kalimat itu yang merupakan istilah khusus Al-Quran. Kegagalandalam hal-
sama sekali menafikan penggunaan Rasionalitas
dengan keimanan.
menemukanMereka menyatakan
makna hakiki, akan membawabahwa kitaKebenaran yang diwahyuk
kepada konsekwensi
memadai serius
dan sebagaimana
harus diterima bagaimana
terjadi di adanya
abad pertengahan saat tanpa melalui penelitian
terjadi perdebatan
lama lainnya menentang pandangan tersebut, mengemukakan
ilmiah di antara berbagai aliran pemikiran dalam Islam. Saat itu ada
bahwa bany
l-Quran yang mengharuskan manusia untuk mengikuti logika pada setiap
beberapa ulama Muslim yang sama sekali menafikan penggunaan
mbilan keputusan serta memberi prioritas kepada rasionalitas di atas k
uta.
Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan keimanan? 293 Bagaimana
ang memiliki keimanan yang benar tanpa terlebih dahulu terpuaskan ra
ya? Bukankah suatu realitas bahwa mayoritas umat manusia dari berbaga
a ini mengaku mempunyai keimanan tetapi tanpa benar-benar memaham
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
294
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
295
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
296
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
297
Keduanya bisa bekerja secara terpisah atau pun bersamaan, yang satu menopang yang lain
Sebagai contoh, wahyu bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hal-hal yan
adalah
diamatifitrat Fikiran
melalui organjugasensori
yang mampu denganmendekodecara mencerahkan vibrasi listrik fitrattersebut menjadisehingg
kemanusiaan gamba
dan
persepsinya menjadi lebih tinggi dan lebih halus. Wahyu bisa membantu fikiranfikira
suara sebagaimana fenomena kehidupan lainnya. Imajinasi yang diciptakan untu
tidak hanya
mengurai terbatas
pesan
Mirza
Bagian
Bagian I organ
Tahir
1II
II
III
IV Ahmadterlihat
sensoriolehsecaramata demikian
telanjang pada jelas permukaan
dan akurat layar yang televisi. Banya
tidak mungki
sekali makna
diperoleh tersembunyi
dengan cara lain.yang ditambahkan
Organ-organ sensoripada itugambaran
sendiri juga yangakanterlihat,
membantu sampai fikira
penerim
kemudian
wahyu untuk mengembangkannya
bisa lebih memahami menjadi isisuatu konsepmelalui
pesannya, yang mengandung
bantuan data arti.yang tersimpa
Namun pengetahuan
dalam khasanah memorinya. tersembunyi berada dalam ruang lingkup wilayah yang ghaib
langsung
selain melalui
Bukannya
Wahyu.
instrumen
suatu yang
Hanyatidak saja fitrat
yang disebutkan mungkin
Fikiran
di atas,bagi jugamanusia
juga memiliki
bisa diperoleh keterbatasan.
untuk melalui
menggapaiWahyu.diFitralua
fikiran
kemampuan Ranah
sebagai pengetahuan
penerimafisiknya
keterbatasan Tuhan
akhir tanpa berada
dari segala
bantuan melampaui
impresi ruang
langsung yang dan
Wahyu. waktu,
diterima
Hanya sajamanusia, bis
fitrat Fikira
mengolahnya
juga memiliki
sedangkan melalui
keterbatasan.organ-organ
pengetahuan Ranah manusia sensori
pengetahuan atauterbatas.
bersifat pun
Tuhanjuga berada
Karena melalui fenomena
melampaui
itu semua wahyu
ruang da
Keduanya bisa bekerja
waktu, sedangkan secara terpisah
pengetahuan manusia ataubersifat
pun bersamaan,
terbatas. Karena yang satu itumenopang yang lain
semua pengetahua
Sebagai
yang beradapengetahuan
contoh, luar yang
di wahyu bisaberada
jangkauan memberikan di luar
fitrat jangkauan
pemahaman
kemanusiaan, fitrat
yang
hanya kemanusiaan,
lebih
bisa baik hanyamelalui
tentang
diperoleh hal-halsaran
yan
diamati
Wahyu bisa melalui
Ilahi yang organ
diperoleh sensori sarana
melalui
diturunkan dengan
kepada cara
siapa mencerahkan
Wahyu Ilahi
yangyang Dia diturunkan
sukai. fitratKarena
kemanusiaan
kepada sehingg
itulah Al-Qura
persepsinya
menyatakan siapamenjadi
yang Dialebih
bahwa: sukai.tinggi dan lebih halus. Wahyu bisa membantu fikiran untu
Karena itulah Al-Quran menyatakan bahwa:
mengurai pesan organ sensori secara demikian jelas dan akurat yang tidak mungki
diperoleh dengan cara lain. Organ-organ sensori itu sendiri juga akan membantu penerim
wahyu untuk bisa$lebih SÀyq C°%memahami
³_³V"×q ¨CW% Y¯isi §«¯¨ iWPU à°O¯Ùjmelalui
pesannya, [Î rQ"WÃ Äm¯IÕÀbantuan
Äc Z
VÙ data yang tersimpa
dalam khasanah
‘. . . Dia memorinya.
Bukannya ‘...tidak
Dia membukakan
tidak
suatu membukakan
yang
rahasia-rahasia-Nya
tidakyang rahasia-rahasia-Nya
mungkin
(tentang
bagi manusia (tentang dunia dunia gaib)kepada
gaib)
untuk
kepada siapa jua
menggapai di lua
pun, kecuali kepada Rasul-Nya
siapa jua pun,fisiknya kecuali kepada diridhai-Nya.
Rasul-Nyalangsung . . .’ (S.72
yang diridhai-Nya....’ Al-Jin:27-28)
(S.72 saja
Al-2 fitrat Fikira
kemampuan keterbatasan tanpa bantuan Wahyu. Hanya
juga memiliki Jin:27-28)
keterbatasan.
Perlu dipahami 2
denganRanah baik bahwa pengetahuan
ayat yang Tuhankeduaberada melampaui
tidak menafikan ruang da
kemungkina
waktu, sedangkan
seorang yangPerlu pengetahuan
bukandipahamiNabi untuk manusia
melihat bersifat
yang terbatas.
ghaibayat melalui Karena itu semua
Ru’ya dantidak pengetahua
Kasyaf Ilahi ata
yang berada di verbal
luar jangkauan dengan
fitrat baik bahwa
kemanusiaan, yang
bisa kedua
bahkan wahyu (lisan). Yang dinafikan adalah hanya kemungkinan diperoleh melalui
orang biasa yangsaran
non
Wahyu Ilahi yang
menafikan diturunkan
kemungkinan kepada
seorang siapa
yang yang
bukan
Nabi untuk menggapai area pengetahuan Tuhan. Yang ditekankan disini ialah kenyataa Dia Nabisukai. Karena
untuk itulah
melihat Al-Qura
menyatakan bahwa: yang diberikan kepada manusia non-Rasul, meski berbentuk wahyu
yang ghaib melalui Ru’ya dan Kasyaf Ilahi atau bahkan wahyu verbal
bahwa pengetahuan
tidak akan sejelas, sepasti serta sesempurna Wahyu yang diberikan kepada para Rasul Ilah
(lisan). Yang dinafikan adalah kemungkinan orang biasa yang non-
Sifat eksklusifitas$SÀpengetahuan
yq C°% ³_³V"×q ¨CW%transendental
Y¯ §«¯¨ iWPU à°Oyang ¯Ùj[Î rQ"WÃdianugrahkan
Äm¯IÕÀÄc Z
VÙ kepada para Nab
sebagianNabibesaruntuk menggapai
berkaitan denganarea akhlak pengetahuan
manusia dan Tuhan. Yang ditekankan
pengetahuan mengenai kehidupa
. . sini
setelah‘.mati.
di Dia tidak
ialahmembukakan
Memang banyak juga
kenyataan rahasia-rahasia-Nya
bahwa pengetahuan(tentang
area pengetahuan keduniawian
yang diberikandunia gaib)
yang kepada
diliput siapa
kepada jua
oleh Wahy
pun, kecuali kepada Rasul-Nya yang diridhai-Nya.
Ilahi, namun hal itu hanya bersifat insidental dalam rangka memperkuat keimanan merek . . .’ (S.72 Al-Jin:27-28) 2
manusia non-Rasul, meski berbentuk wahyu, tidak akan sejelas,
kepada para Nabi-nya dan tentang eksistensi Tuhan Yang Maha Mengetahui.
sepasti
Perlu serta sesempurna
dipahami dengan baik Wahyubahwayang ayat diberikan
yang kedua kepada para Rasul kemungkina
tidak menafikan
seorang Ilahi.
yang Sifat
bukan Nabi untuk melihat yang ghaib melalui Ru’ya dan Kasyaf Ilahi ata
XÄ[ \-Yang
eksklusifitas
bahkan wahyu verbal (lisan). ¯pengetahuan
Y¯ à°Odinafikan
°-Ú °Ã ÕC°K% Ätransendental
Ô³\¯ WDSżj¦U
adalah Ô XTyang dianugrahkan
Äc Y
kemungkinan orang biasa yang non
Nabi untukkepada para Nabi, sebagian besar Tuhan.
berkaitan dengan akhlak manusia
‘. . .menggapai
dan merekaarea tidakpengetahuan
meliputi barang Yang
sesuatu ditekankan
dari ilmu-Nyadisini ialah
kecuali apakenyataa
yang
bahwa pengetahuan
dan yang
pengetahuan diberikan
mengenai
dikehendaki-Nya. . ’ (S.2 Al-Baqarah:256) 3 kepada
kehidupan manusia
setelah non-Rasul,
mati. Memang meski berbentuk
banyak wahyu
tidak akan sejelas, sepasti serta sesempurna Wahyu yang diberikan kepada para Rasul Ilah
juga area pengetahuan keduniawian yang diliput oleh Wahyu Ilahi,
Sifat eksklusifitas pengetahuan
Di bidang penelitian sekuler, transendental
manusia bebas yang menelitidianugrahkan
semua hal kepada
yang tidak para Nab
diketahu
sebagian namun
besar hal itu hanya
berkaitan dengan bersifat
akhlak insidental
manusia dalam
dan rangka
pengetahuan memperkuat
mengenai kehidupa
tanpa harus dibantu langsung melalui Wahyu Ilahi. Yang dibantah oleh Al-Quran adala
setelah
potensimati.
manusiaMemang
keimanan banyak
mereka
untuk jugapara
kepada
sepenuhnya area pengetahuan
Nabi-nya
menguasai keduniawian
dan tentang
pengetahuan yang
eksistensi
Tuhan diliput
Tuhan
meski olehsecerca
hanya Wahy
Ilahi, namun
tanpa bantuan hal itu hanya
dan perkenan-Nya. bersifat insidental dalam rangka memperkuat keimanan merek
YangNabi-nya
kepada para Maha Mengetahui.
dan tentang eksistensi Tuhan Yang Maha Mengetahui.
Ô XT
XÄ[ \-¯ Y¯ à°O°-Ú °Ã ÕC°K% ÄÔ³\¯ WDSżj¦UÄc Y
‘. . . dan mereka
‘... dan merekatidak meliputibarang
tidak meliputi barang sesuatu
sesuatu dari ilmu-Nya
dari ilmu-Nya kecuali
kecuali apa yang apa yang
dikehendaki-Nya. . ’ (S.2 Al-Baqarah:256) 3
dikehendaki-Nya.. ’ (S.2 Al-Baqarah:256) 3
15
Di bidang penelitian sekuler, manusia bebas meneliti semua hal yang tidak diketahu
tanpa harus dibantu langsung melalui Wahyu Ilahi. Yang dibantah oleh Al-Quran adala
potensi manusia untuk sepenuhnya menguasai pengetahuan Tuhan meski hanya secerca
298 dan perkenan-Nya.
tanpa bantuan
n.
ng
ar
ga
an
uk
ak
in Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
an
ma Pengetahuan, dan Kebenaran
an
b,
at
ar
Di bidang penelitian sekuler, manusia bebas meneliti semua hal
sa
an yang tidak diketahui tanpa harus dibantu langsung melalui Wahyu
u.
an Ilahi. Yang dibantah oleh Al-Quran adalah potensi manusia untuk
n.
an
ng
na sepenuhnya menguasai pengetahuan Tuhan meski hanya secercah
ga
an tanpa bantuan dan perkenan-Nya.
uk
D D
in alam pesan tersebut sudah tersirat kalau manusia bisa mendapat
ma
an akses ke wilayah yang tidak diketahui sebelumnya, tetapi hanya
alamsebatas
pesan yang
tersebut sudah tersirat
diperkenankan kalau Hal
oleh-Nya. manusia bisamengimplikasikan
ini juga mendapat akses ke wilayah
aryang tidak bahwa penelitian
diketahui dan tetapi
sebelumnya, ekplorasi
hanyapengetahuan
sebatas yangsekuler sebenarnya
diperkenankan oleh-Nya. Hal
anini juga mengimplikasikan bahwa penelitian dan ekplorasi pengetahuan sekuler sebenarnya
an tidak murni bersifat sekuler. Setiap era yang membuka cakrawala
antidak murni bersifat sekuler. Setiap era yang membuka cakrawala pengetahuan baru,
ausebenarnyapengetahuan
an juga sejalan baru,
dengansebenarnya jugatakdir
rencana dan sejalanIlahi.
dengan rencanaini
Penafsiran danditunjang
takdir oleh ayat
na
n-berikut: Ilahi. Penafsiran ini ditunjang oleh ayat berikut:
an
an
u, §«ª¨ 4SÉ ØÈ% q\iV¯ Y¯ àÄ É®KtW?È5 W%XT ÈOÄ<®Ws\\ W5\i<°Ã Y¯ ÄÔ³[ C°K% D¯XT
hi.
bi, ‘Tiada suatu benda
‘Tiada suatupun
bendamelainkan pada pada
pun melainkan KamiKami
ada ada
khasanah-khasanahnya
khasanah-khasanahnyayang tak
an terbatas, dan tidaklah Kami turunkannya melainkan dalam ukurandalam
yang ukuran
tertentu.’ (S.15
yang tak terbatas, dan tidaklah Kami turunkannya melainkan
yu Al-Hijr:22) 4
yang tertentu.’ (S.15 Al-Hijr:22)
ka 4
Pesan yang paling menakjubkan dalam ayat di atas ialah pernyataan bahwa dunia
anyang tidak dikenal Pesan yang paling menakjubkan dalam ayat di atas ialah
itu bersifat tanpa batas dan tanpa dasar kedalaman, dimana manusia
pernyataan
au diizinkan mendapat bahwa
akses dunia yang
kepadanya namuntidak dikenal
dalam itu tertentu
ukuran bersifat sesuai
tanpa batas
estimasi Tuhan,
n-sejalan dengan kebutuhan
dan tanpa dasarzaman bersangkutan.
kedalaman, dimana Dengan
manusiademikian
diizinkanistilah yang digunakan
mendapat
anAl-Quran mengenai ‘yang tidak diketahui’ dan ‘ghaib’ tidak mengajarkan keimanan
u,membuta atau akses menanamkan
kepadanya namun dalam ukuran tertentu sesuai estimasi Tuhan,
kebodohan. Sebaliknya kitab ini malah mendorong adanya
hi. penelitian sejalan dengan sambil
terus menerus kebutuhan
juga zaman bersangkutan.
memberitahukan Dengan
kepada demikian
manusia bahwa yang bisa
bi,
uidiperolehnya itu baru sekelumit dari totalitasmengenai
yang tidak‘yang
diketahuinya. Karena itu upaya
an
istilah yang digunakan Al-Quran tidak diketahui’
ahmanusia mengejar pengetahuan harus terus berlanjut karena samudra rahasia alam tidak
yu dan ‘ghaib’ tidak mengajarkan keimanan membuta atau menanamkan
ahada habisnya.
ka kebodohan.
Untuk Sebaliknya
pengambilan kitab ini
keputusan yangmalah mendorong
bersifat rasional,adanya
sarana penelitian
yang tersedia bagi
intelektual terus
manusia adalah impresi subyektif dan obyektif. Karena
menerus sambil juga memberitahukan kepada manusia bahwa itu meski integritas dari
pengambil keputusan mungkin dinyatakan sebagai tidak tercela, keputusannya tetap saja
yang bisakesalahan
bisa mengandung diperolehnya itu baru
karena sekelumit
adanya faktor dari
yangtotalitas
beradayang tidak kendalinya.
di luar
Kesalahan diketahuinya. Karena itu upayapengelabuan
informasi, kesalah-pahaman, manusia mengejar pengetahuan
dan tidak memadainyaharuskemampuan
mental bisa berpengaruh negatif atas mutu pengambilan keputusannya.
terus berlanjut karena samudra rahasia alam tidak ada habisnya. Apalagi jika
51diperhatikan bahwa sudut pandang dari berbagai pengamat pada umumnya berbeda, begitu
juga hasil observasi mereka. Namun meski terdapat cacat yang inheren serta marjin
ui kesalahan yang dimungkinkan, tidak dapat diragukan kalau kemampuan Rasionalitas
ahmanusia telah mampu membimbingnya selangkah demi selangkah, dari abad ke abad sejak
ahera kegelapan kepada terang komparatif.
Mungkinkah dibuktikan secara pasti kalau Al-Quran itu benar dalam 299 pernyataannya
bahwa Tuhan mengungkapkan beberapa aspek yang bersifat ghaib hanya kepada mereka
yang Dia pilih? Bisakah diperlihatkan kepada mereka yang skeptis kalau keimanan kepada
yang ghaib itu tidak hanya khayalan semata, tetapi berdasarkan pada realitas dan bisa
dipertunjukkan secara real? Jawaban atas pertanyaan seperti ini harus didukung bukti-bukti
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
300
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
301
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
302
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
303
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
304
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
305
H
H
akikat akhirat yang dicoba diterangkan oleh Al-Quran juga berada di area ya
H
dikenal tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, Al-Quran menciptakan ucapa
akikat akhirat
menggambarkan yang dicoba diterangkan
ketidak-berdayaan situasi yang oleh Al-Quran
dihadapi juga memperjelas
untuk berada di areaa
dimaksud. Setelah
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1II
Iakhirat
II
III
IV menjelaskan
Ahmad subyek yang realitasnya tidak mampu dipahami m
dikenal akikat
tersebut. yang dicoba
Berkaitan dengan diterangkan hal oleh Al-Quran
tersebut, Al-Quran juga berada
menciptakan di area
ucay
kitab ini menutupnya dengan ekspresi: ‘apakah yang bisa membuat kalian (wahai manus
menggambarkan
memahami ketidak-berdayaan
hal ini?’ Berikut ini beberapa situasi
contoh yang dihadapi
sebagai ilustrasi:untuk memperjelas
dikenal tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut, Al-Quran menciptakan uca
dimaksud. Setelah menjelaskan subyek yang realitasnya tidak mampu dipaham
menggambarkan ketidak-berdayaan situasi yang dihadapi untuk memperjelas
kitab ini menutupnya dengan ekspresi: ‘apakah yang bisa membuat kalian (wahai man
dimaksud. Setelah
memahami hal ini?’ §ª±¨ ªÚ Ï°G Ä3×Sini
menjelaskan
Berikut XqØjU W% 1contoh
Wc W%beberapa
\subyek É2 §ª°¨realitasnya
yang ©Ûsebagai
Ï°Fi Ä3×SWc ilustrasi:
\XqØjU mampu
W% tidak W%XT dipahami
kitab ini menutupnya dengan ekspresi: ‘apakah yang bisa membuat kalian (wahai manu
memahami‘Apahalgerangan
ini?’ Berikut yang membuat ini beberapa engkau contohtahu apasebagai Hari ilustrasi:
Pembalasan itu? Lagi, apa ger
yang membuat §ª ±¨ ª
Ú Ï°
engkau G
Ä
3 ×
S c
W
tahu W
%
\
apa X
q Ø
j
U
Hari
‘Apa gerangan yang membuat engkau tahu apa Hari Pembalasan%
W
1 É
2 §ª
Pembalasan °¨ ©
Û Ï° F
i Ä
3
itu?’ ×SWc(S.82 qØjitu?
U W%Lagi,
W% \XAl-Infithar:18-19)
XT 5
‘Segera
Yang Aku akan
menjadi §«°¨
problem ÄmV\ybukan
W% \XqØjketidak-mampuan
mencampakkan U ia
W%XT ke§«¯¨dalamWmV\y °Ok¯Api
ÕÊ
\y
neraka. melainkan
Tuhan, Dan apakahketer yan
membuat Secara
indera manusia. engkau alamiah,
tahu apa Api siapa neraka
pun itu?’ yang(S.74 mengalami Al-Muddatsir:27-28)
defisiensi dalam 7 satu a
‘Segera Aku akan mencampakkan ia ke dalam Api neraka. Dan apakah yang
dari kelima indera,
‘Segera dengan
Aku akan sendirinya tidak
mencampakkan ia keitu?’ akan Api
dalam mampu neraka. memahami
Dan apakah yang sepenuhnya se
membuat
yang berkaitan engkau
dengan tahu
indera apa Api neraka (S.74 Al-Muddatsir:27-28) 7
Yang akan menjadi
membuat engkauyang
problem bukan
tahu tiada
apa Api itu. Yang
ketidak-mampuan
neraka itu?’tuli jelas
(S.74 tidak
Tuhan, akan
Al-Muddatsir:27- mampu
melainkan me
ke
ide tentang
indera suara,
manusia.28)7 sedangkan
Secara alamiah, yang siapabuta pun tidak
yang bisa membayangkan
mengalami defisiensi apa itu
dalam peng
sat
Walau Yang menjadi
yang indera, problem dan
bisa mendengar bukan ketidak-mampuan
melihat telah mampu berusaha Tuhan, melainkan
menjelaskan kepadaket
dari kelima dengan sendirinya tidak akan memahami sepenuhnya
indera
mengenaimanusia.
ideYang
yangSecara alamiah,
selaluindera
luput siapa
dari daya pun yang
tangkap mengalami defisiensi dalam satu
yang berkaitan dengan
menjadi yang
problem tiada
bukan Yangfikirannya.
itu.ketidak-mampuan tuli jelas tidak Begitu jugamampu
akan
Tuhan, ketika A m
dari kelima indera,
mengungkapkan dengan
tentang sendirinya
akhirat dan tidak akan mampu
mengingatkan manusia memahami
bahwa sepenuhnya
mereka tidak a
ide tentang suara,
melainkan sedangkan
keterbatasan yang
inderatiada buta
manusia. tidak bisa
Secaratuli membayangkan
alamiah, siapa akan apa
pun mampu m itu pe
yang berkaitan
sepenuhnya dengan indera yang itu. Yang jelas tidak
Walau yangmemahami bisa mendengar fitrat dari dan yang sedang
melihat dikemukakan,
telah berusaha adalah keadaan
menjelaskan in-a
kepad
ide yang suara,
tentang
(ketidak-mampuan) mengalami defisiensi
sedangkan dalam
yang butasatutidak atau duadan
bisa dari kelimatentang
membayangkan indera, apa itu pen
mengenai ide yang manusia selalu luput yang ditekankan
dari daya tangkap disini bukan
fikirannya. Begitu kemampua
juga ketika
Walau
dalam yang
dengan bisa
menjelaskan. mendengar
sendirinya tidak
Implikasinya danjelas
akan melihat
mampu danmemahami telah berusaha
gamblang, bahwa menjelaskan
sepenuhnya segala
perlu adanya kepad
mengungkapkan tentang akhirat dan mengingatkan manusia bahwa merekaindertidak
mengenai
baru ide
sebagai
hal yang yang
tambahanselalu
berkaitanyang luput
dengan dari
kita daya
terima
indera yang tangkap
ditiada
akhirat itu. fikirannya.
nantituli
Yang Begitu
disamping juga
tidak yang
jelasadalah ketika
kita inm
sepenuhnya memahami fitrat dari yang sedang dikemukakan, keadaan
mengungkapkan
dunia. Semua tentang akhirat
pengetahuan dan mengingatkan
tentang akhirat yang manusia
kita bahwa
ketahui di mereka
dunia tidak
paling
(ketidak-mampuan)
akan memahami manusia yang
mampu memahami ditekankan
ide tentang disini danyang
suara, sedangkan bukan
buta tentang kemamp
tidak keadaan
sepenuhnya
merupakan bayangan fitratdari
kabur dari yang sedang
realitas yang dikemukakan,
tidak dikenal, adalah
sebagaimana konsep in
dalam menjelaskan.
bisa membayangkan Implikasinya
apa itu jelas dan Walau
penglihatan. gamblang, yang bahwa
bisa perlu adanya
mendengar ind
(ketidak-mampuan) manusia yang ditekankan disini dan bukan tentang kemampu
buta
baru tentang
sebagai warnatambahan dan yangcahaya. kitaApakah
terimayang bisa membuat
di akhirat kalian (wahai
nanti disamping yang manusi
kita
dalam
memahamimenjelaskan.
dan
hal melihat
ini? Implikasinya
telah berusaha jelas dan kepada
menjelaskan gamblang, mereka bahwa
mengenaiperluideadanya inde
dunia. Semua pengetahuan tentang akhirat yang kita ketahui di dunia pal
baru sebagai
Pemekaran tambahan yang
indera-indera kitakita,terima kapan di akhirat nantijugadisamping Al- yangkonse kita
merupakanyang bayangan
selalu luput dari
kabur dayadaritangkap
realitas yangpun
fikirannya. tidak terjadinya,
Begitudikenal, kemungkinan
ketika
sebagaimana bes
dunia.
mengubah Semua sama pengetahuan
sekali tentang akhirat yang kita ketahui di dunia pali
Quran
buta tentang danpersepsi
mengungkapkan
warna cahaya.tentangyang
Apakah selama
akhirat danini
yang bisa kita alami.manusia
membuat
mengingatkan Kita merasa
kalian (wahai man bah
merupakan
memahami bayangan
apa yang kabur
dinamakandari realitas kecintaan yang tidak dan dikenal,
kita sebagaimana
mengenal konse
penderitaan,
memahami hal ini?
bahwa mereka dantidak cahaya.
akan bisaApakah sepenuhnya
buta tentang warna yangmemahami
bisa membuat fitrat dari yang(wahai manu
kalian
Pemekaran
sedang indera-indera kita,
dikemukakan, adalah keadaan in-adekuasi kapan pun terjadinya,
(ketidak-mampuan) kemungkinan b
memahami
mengubah hal ini?
sama sekali persepsi yang selama ini kita alami. Kita merasa b
Pemekaran
manusia indera-indera dikita, kapan puntentang terjadinya, kemungkinan be
memahami apayang yang ditekankan
dinamakan sini dan
kecintaan bukan dan kita kemampuan mengenal penderitaa
mengubah Tuhan dalam menjelaskan. Implikasinya jelas dankita
sama sekali persepsi yang selama ini alami. bahwa
gamblang, Kita merasa ba
memahami apa yang dinamakan kecintaan dan kita mengenal penderitaan
306
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
307
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
308
A dalah Pencipta Yang Maha Kuasa yang telah memerintahkan kepada seluruh potensi
alam yang dikenal mau pun yang laten, untuk mengabdi kepada manusia. Adalah Tuhan
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Filsafat
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
yang telah melihat di muka segala kemungkinan kebutuhan manusia yang akan muncul
Pengetahuan, dan Kebenaran
sepanjang perkembangan sejarah keruhanian, material, ilmiah, ekonomi mau pun
kebudayaan mereka.
§ª¬¨ |ETÄm[ÝW*Wc 4×SV°L 0Wc8[ |^°Vl r¯Û D¯ ÈOØ=°K% ;Èk°+VF ¨º×q)] r¯Û W%XT °1XS\- r¯Û % ÅV Wm b\yXT
‘Dia menundukkan
‘Dia telah telah menundukkan
kepadamukepadamu apa ada
apa pun yang pundiyang adalangit
seluruh di seluruh
dan apalangit
jua pun
yangdan
adaapa jua pun
di bumi, yang adaitudidari
kesemuanya bumi,
Dia.kesemuanya
Sesungguhnyaitudalam
dari Dia.
yangSesungguhnya
demikian itu ada
dalam yang
tanda-tanda demikian
bagi kaum itu ada tanda-tanda
yang berfikir.’ bagi kaum
(S.45 Al-Jatisyah:14) 8 yang berfikir.’ (S.45
Al-Jatisyah:14)8
Rasanya hal itu sudah merupakan pemberian semangat eksplorasi yang amat luar biasa dan
Rasanya
tak ada taranya. Sudah haldijamin
itu sudah
bahwamerupakan pemberian
segala sesuatu yang bisasemangat
diungkapkan eksplorasi
manusia akan
merupakan manfaat baginya. Tidak hanya itu saja. Ayat berikut
yang amat luar biasa dan tak ada taranya. Sudah dijamin bahwa segala ini menyatakan tidak saja
sesuatu yang bisa diungkapkan manusia akan merupakan manfaat
baginya. Tidak hanya itu saja. Ayat berikut ini menyatakan tidak 157
saja langit dan bumi yang kasat mata, tetapi juga segala sesuatu yang
mengisi ruang di antara keduanya bisa menjadi kemaslahatan bagi
manusia. Al-Quran memberikan pernyataan menakjubkan ini sudah
angit dan bumi yang kasat mata, tetapi juga segala sesuatu yang mengisi ruang d
sejakmenjadi
eduanya bisa 14 abad yang lalu. Pesan yang
kemaslahatan bagidikandungnya jelas mensiratkan
manusia. Al-Quran memberikan per
menakjubkanbahwa ruang yang
ini sudah sejakterlihat
14 abadhampa
yangdi lalu.
angkasa di antara
Pesan yangbintang-bintang
dikandungnya jelas men
ahwa ruang yang terlihat
sebenarnya berisi hampa
berbagaidibentuk
angkasa di antara
eksistensi yang bintang-bintang
belum diketahui sebenarn
erbagai bentuk eksistensi
manusia: yang belum diketahui manusia:
310
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
311
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
312
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
313
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
314
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
315
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
316
Pengenalan
Konsep Ketuhanan Suku-Suku dengan
Aliran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepadadan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
Pandang Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
a. Galileo Galilei (1564-1642 M), ahli filsafat alam, astronom
dan ahli a matematika bangsa Italia yang telah memberikan
kontribusi mendasar di bidang ilmu gaya, astronomi, ketahanan
logam dan metoda ilmiah. Rumusnya tentang daya lebam
(inertia) dan trayektori parabolik telah merubah total ilmu gaya.
(Penterjemah)
b. Natrium (sodium) adalah logam yang tidak terdapat bebas di
bumi meski b dalam komposisinya bersama zat lain merupakan
hampir 3% dari unsur bumi. Natrium murni jika diberi air akan
bereaksi keras menghasilkan hidrogen (yang bisa menimbulkan
api) serta natrium hidroksida. Logam ini secara kimiawi sangat
reaktif sehingga penyimpanannya harus dilakukan dalam
nitrogen atau direndam dalam larutan kerosin atau naphta.
(Penterjemah)
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
2. Terjemahan 72:27-28 oleh penulis.
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
4. Terjemahan 15:22 oleh penulis.
5. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
6. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
7. Terjemahan 74:27-28 oleh penulis.
8. Terjemahan 45:14 oleh penulis.
9. Terjemahan 15:86 oleh penulis.
317
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
318
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Wahyu,
AgamaYang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
AL-BAYYINAH : PRINSIP KEBENARAN
YANG
AL-BAYYINAH: NYATA,
PRINSIP KEBENARAN
YANG NYATA,
AL-QAYYIMAH : AJARAN YANG
AL-QAYYIMAH: AJARAN YANG
BERKESINAMBUNGAN
BERKESINAMBUNGAN
A A
g benerangdengan
l-Bayyinah adalah istilah dalam Al-Quran, yang berarti kebenaran
l-Bayyinahyang demikian
adalah
ibaratpara
sinar
terang
istilah
mentari
Rasul
dalambenerang
siang
Ilahi yang
ibarat yang
Al-Quran,
hari yang
membawa
sinar mentari
berarti siang
menghalau
era baru
hari yang de
kebenaran
yang menghalau kegelapan malam. Hal ini selalu muncul bersamaan
kegelapan
pencerahan kalbu malam.
u muncul bersamaan
manusia. Tidakdengan para Rasul
semata-mata Ilahi
berkaitan yangawal
dengan membawa era baru penc
agama Islam
u manusia.saja,Tidak
tetapi berkaitan dengan awal dari semua manifestasi Ilahi.Islam saja,
semata-mata berkaitan dengan awal agama
aitan dengan awal dari semua manifestasi Ilahi. Ketika seorang Rasul muncu
Ketika seorang Rasul muncul untuk merevolusi suatu masyarakat, ia
volusi suatu masyarakat, ia merupakan personifikasi dari Al- Bayyinah yang dib
merupakan personifikasi dari Al-Bayyinah yang dibawanya itu.
A
Bayyinah:4)1
320
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Wahyu,
AgamaYang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
321
kegiatan nubuatan bersumber dari Al-Bayyinah. Kata ini berasal dari suatu kata infinit
berakar makna diferensiasi dan diskriminasi, suatu arti yang juga terdapat pada isti
Quran yang lain yaitu ‘Al-Bayan.’ Yang dimaksud dengan Al-Bayan adalah kema
berbicara yang bisa membedakan di antara dua makna serta mendefinisikan fikiran m
Mirza
Bagian
Bagian
dalam Tahir
1II
I
II
III
IV
bentuk Ahmad
ekspresi yang jelas. Patut diperhatikan bahwa sebagaimana juga den
Bayyinah, Al-Bayan juga dikemukakan Al- Quran sebagai memiliki sumber samawi
yang dinyatakan dalam ayat berikut:
‘Diamenciptakan
‘Dia manusia
menciptakan manusia dandan
Dia Dia mengajarkan
mengajarkan kepadanya
kepadanya kefasihan bicara
kefasihan bicara
membedakan.’ (S.55 Ar-Rahman:4-5) 2
dan membedakan.’ (S.55 Ar-Rahman:4-5)2
Dari
Darisini bisa
sini disimpulkan,
bisa disimpulkan, kemampuan
kemampuan berbicara merupakan
berbicara merupakan karunia Tuhan
manusia, yang selanjutnya dapat ditarik konklusi bahwa bahasa pertama yang dia
karuniapastilah
kepadanya Tuhan berasal
kepada darimanusia, yang selanjutnya
Tuhan sendiri. Berdasarkan dapat ditarik
hal ini maka teka-teki t
kemampuan berbicara
konklusi bahwa manusia
bahasa pertama tidak perlu
yang lagi dianggap
diajarkan kepadanyasebagai suatu hal yang
pastilah
dimengerti. Kemampuan berbicara ini memisahkan manusia dari keseluruhan dunia
berasal dari Tuhan sendiri. Berdasarkan hal ini maka teka-teki tentang
lainnya, sedemikian lebar jurang pemisahnya sehingga tidak bisa hanya dijelaska
teorikemampuan berbicara
evolusi semata. Karena manusia tidak perlu
itu Al-Bayan lagikemampuan
sebagai dianggap sebagai suatupastilah meru
berbicara
karunia berupa
hal yang wahyu
tidak Ilahi.
dimengerti. Kemampuan berbicara ini memisahkan
Dengan demikian baik Bayan mau pun Bayyinah memiliki sumber yang sam
manusia dari keseluruhan dunia hewan lainnya, sedemikian lebar
keduanya memiliki fitrat sebagai pembeda. Walau terdapat kesamaan demikia
jurang karakteristik
perbedaan pemisahnya sehingga
di antara tidak bisa Jika
keduanya. hanyaAl-Bayan
dijelaskan oleh
secara teori berkaitan d
intrinsik
ekspresi verbal,
evolusi Al-Bayyinah
semata. Karena itutidak terbatassebagai
Al-Bayan pada hal itu saja. Dalam
kemampuan pengertian Al-B
berbicara
terkandung makna bahwa selain membawa
pastilah merupakan karunia berupa wahyu Ilahi. ucapan-ucapan verbal, pada kali lain bi
memanifestasikan dirinya tanpa media bicara. Penampakan hening Al-Bayyinah ini
Dengan
cemerlangnya demikian
mentari pada baik
siangBayan mau
hari, di pun nur
dalam Bayyinah memiliki
mana ajaran-ajaran Ilahi m
terang berbinar.
sumber yang Meski
sama dan di satu sisi iamemiliki
keduanya memperoleh
fitrat kekuatan dari Tuhan, di sisi
sebagai pembeda.
menopang mereka kesamaan
Walau terdapat yang bersandar
demikian,kepadanya. Istilah karakteristik
ada perbedaan yang satunya di yaitu Al-Qa
berkaitan dengan semua ajaran pokok yang memiliki fitrat permanen. Dalam hal
antara
kedua keduanya.
istilah itu melebur Jikajadi
Al-Bayan
satu. secara intrinsik berkaitan dengan
ekspresi verbal, Al-Bayyinah tidak terbatas pada hal itu saja. Dalam
pengertian Al-Bayyinah terkandung makna bahwa selain membawa
ucapan-ucapan verbal, pada kali lain bisa saja memanifestasikan dirinya
tanpa media bicara. Penampakan hening Al-Bayyinah ini seperti
cemerlangnya mentari pada siang hari, di dalam nur mana ajaran-
ajaran Ilahi menjadi terang berbinar. Meski di satu sisi ia memperoleh
kekuatan dari Tuhan, di sisi lain ia menopang mereka yang bersandar
kepadanya. Istilah yang satunya yaitu Al-Qayyimah berkaitan dengan
semua ajaran pokok yang memiliki fitrat permanen. Dalam hal inilah
kedua istilah itu melebur jadi satu.
Istilah filsafat mengenai keabsolutan atau universalitas nilai-nilai
bisa juga diterapkan pada nilai-nilai yang diekspresikan sebagai istilah
322
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Wahyu,
AgamaYang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
323
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
324
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Wahyu,
AgamaYang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
325
waktu dan kemampuan pengamat yang selalu berubah. Bila diterima logika mereka, maka
kita terpaksa harus menolak semua hal sebagai suatu yang mungkin tidak benar dan
akhirnya hanya mempercayai ketiadaan saja. Hanya saja dalam kehidupan sehari-hari,
pandangan filsafat demikian tentunya akan membawa bencana.
Dengan
Mirza
Bagian
Bagian 1III tolok
Tahir
II
III Ahmad ukur yang bagaimana seseorang bisa memastikan bahwa jurang yang
IV
dilihatnya di sisi suatu tebing karang yang tinggi adalah memang jurang? Dengan kriteria
apa seseorang bisa menjadi yakin bahwa ular yang menghalangi jalannya adalah suatu yang
mematikan? Dalam menghadapi ancaman terhadap kehidupan, bahkan yang paling skeptis
jugaitu,
akantidak
mau langsung
menerima menggugurkan
kenyataan pengalaman pengetahuan
manusia yang yangpaling
sudah diperoleh
umum. Pengalaman
manusia
tentang ruang lingkup kerjanya. Meskipun kenyataan bahwa dinamika Pada
umum ini yang terus menerus bergerak ke arah keabsolutan pengetahuan.
setiap persilangan zaman, pernyataan ini selalu merupakan hal yang diakui. Silakan
benda-benda langit dan kaidah gravitasi (gaya tarik bumi) mengalami
menyebutnya dengan istilah kemungkinan sebagai ganti keabsolutan, asal diingat saja
bahwavariasi persepsi itulah
kemungkinan yang yang
kecil,mengatur
pemahaman Newtondengan
takdir manusia tentang hal ini masih
keteguhan yang absolut.
Kitatetap
tidak valid
bisa menyangkal
dalam konteksnya. Dengan demikian maka kaidah gerak akan
suatu realitas sebagai semu hanya karena kemungkinan
ternyata salah di masa depan.
dariDari
benda-benda langit dapat
semua hal tersebut masihdisimpulkan
tetap absolut kalauseperti
evolusi semula
pengetahuandalammanusia,
bidang
sebagian besar gerak mereka masing-masing.
konsep-konsep Kaidah geraksecara
telah mencapai kedewasaannya dari partikel sub- tidak
penuh sehingga
lagi atom
bisa disentuh
juga bersifatoleh absolut
jarijari keraguan
dalam ruang atau lingkup
perubahan. alam Begitu juga dengan
miniatur mereka.perilaku
kebanyakan kaidah fisika dan kimia, setelah dipahami tidak lagi mengalami perubahan.
Karena itu tidak
Ketidak-tahuan ada diskrepensi
kita mengenai beberapa atausegi
kontradiksi
itu, tidakantara kaidah
langsung yang
menggugurkan
mengaturyang
pengetahuan kosmos
sudahdan yang mengatur
diperoleh tentang ruangdunia sub-atomik.
lingkup kerjanya.Bidang
Meskipun antara
kenyataan
bahwa dinamika benda-benda langit dan kaidah gravitasi
keduanya berbeda sebagaimana juga konteks dimana mereka bergerak. (gaya tarik bumi) mengalami
variasi persepsi yang kecil, pemahaman Newton tentang hal ini masih tetap valid dalam
Apa yang
konteksnya. kemudian
Dengan demikiandisadari
maka manusia
kaidah gerakialah kenyataan
dari benda-benda bahwalangitkaidah
masih tetap
absolut seperti semula dalam bidang gerak mereka
Newton tentang hukum dinamika hanya berlaku pada kosmos masing-masing. Kaidah saja.
gerak dari
partikel sub-atom juga bersifat absolut dalam ruang lingkup alam miniatur mereka. Karena
Kedua kategori kaidah itu bersifat absolut dan eksis secara independen
itu tidak ada diskrepensi atau kontradiksi antara kaidah yang mengatur kosmos dan yang
dari kemampuan
mengatur dunia sub-atomik. atauBidang
ketidak-mampuan
antara keduanya manusia memahaminya.
berbeda sebagaimana juga konteks
dimana
Maka kebenaran absolut bukan merupakan produk fikiran manusia. bahwa
mereka bergerak. Apa yang kemudian disadari manusia ialah kenyataan
kaidah Newton tentang hukum dinamika hanya berlaku pada kosmos saja. Kedua kategori
Kebenaran
kaidah itu bersifat demikian
absolut danharus bisasecara
eksis eksisindependen
secara independen.
dari kemampuan atau ketidak-
mampuanKembali kepada pernyataan
manusia memahaminya. Al-Quran
Maka kebenaran mengenai
absolut rasionalitasproduk
bukan merupakan
fikiran manusia. Kebenaran demikian harus bisa eksis
dan pengaruhnya atas kebenaran agama, perhatian pembaca kami secara independen.
Kembali kepada pernyataan Al-Quran mengenai rasionalitas dan pengaruhnya atas
bawa kepada
kebenaran ayat-ayatpembaca
agama, perhatian berikutkamiyangbawamenafikan adanyaberikut
kepada ayat-ayat kemungkinan
yang menafikan
kontradiksi
adanya kemungkinan di dalam alamdiyang
kontradiksi dalamdiciptakan oleh Tuhan:
alam yang diciptakan oleh Tuhan:
§¨ ¸nm¦\O XSÉFXT ; ¦yV] Èn_§WÙ \ÙkV¯ Ô ¯ V=Wc ©ÛØÜV"m[ Xn_§WÙ §Ì¦B×q 1É2 §¬¨ qSżÉÙ C°%
‘Yang telah menciptakan tujuh petala langit dengan serasi. Engkau tidak
‘Yang
akantelah menciptakan
melihat tujuh petala di
ketidakpantasan langit dengan
dalam serasi. Engkau
penciptaan Tuhantidak akanMaha
Yang melihat
ketidakpantasan
Pemurah. Oleh karena itu pandanglah lagi! Adakah engkau melihat sesuatu itu
di dalam penciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Oleh karena
pandanglah lagi! Adakah
cacat? Kemudian engkau melihat
pandanglah sesuatupenglihatan
lagi, niscaya cacat? Kemudian
engkaupandanglah
hanya akanlagi,
niscaya penglihatan engkau hanya akan kembali kepada engkau dengan
kembali kepada engkau dengan bingung dan letih karena tidak menemukan bingung dan
letihketidakserasian.’
karena tidak menemukan ketidakserasian.’
(S.67 Al-Mulk:4-5)3 (S.67 Al- Mulk:4-5) 3
K itab Suci Al-Quran di tempat lain juga menekankan bahwa tidak akan ada kontradiksi
pada kitab suci yang merupakan Kalam Ilahi (S.4 An-Nisa:83). Baik Kalam Ilahi yang
merupakan
326 kebenaran yang diwahyukan dan Kinerja Ilahi yang berbentuk alam semesta
material, pastilah selaras satu dengan yang lain. Karena itu maka wahyu Ilahi tidak mungkin
bertentangan dengan kaidah hukum alam, karena keduanya bersumber pada mata air
165
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Wahyu,
AgamaYang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandang
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
diZoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Referensi
1. Terjemahaan 98:4 oleh penulis.
2. Terjemahan 55:4-5 oleh penulis.
3. Terjemahaan 67:4-5 oleh penulis.
327
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
P P
ada saat Al-Quran
ada saat Al-Quran diturunkan sebagai wahyu, pemahaman
diturunkan
manusia di zaman sebagai
itu mengenai alam wahyu, pemahaman
kosmos serta pergerakan manusia
benda-benda langit masih bersifat sederhana dan kabur. Sekarang ini
genai alam kosmos serta pergerakan benda-benda langit masih bersifat
keadaannya sudah jauh berbeda karena pengetahuan kita mengenai
r. Sekarang ini keadaannya sudah jauh berbeda karena pengetahuan
alam semesta sudah jauh lebih maju dan berkembang.
semesta sudah jauh lebih maju dan berkembang.
Sebagian teori tentang penciptaan alam semesta telah berhasil
Sebagian teori tentang penciptaan alam semesta telah berhasil
gai fakta, diverifikasikan
sedangkan yang sebagai fakta, sedangkan yang lainnya masih dalam
lainnya masih dalam tahap eksplorasi. Konse
tahap eksplorasi.
mengembang termasuk dalam Konsep tentang alam yangpertama
kategori mengembang di termasuk
atas dan telah
dalam kategori pertama di atas dan telah diterima
unitas ilmiah sebagai suatu ‘fakta.’ Temuan ini pertama kali dilakuk oleh komunitas
ilmiah sebagai
ble pada tahun suatu Padahal
1920-an. ‘fakta.’ Temuan
lebihini dari
pertama
14 kali
abaddilakukan oleh
sebelumnya sudah
m Al-Quran:Edwin Hubble pada tahun 1920-an. Padahal lebih dari 14 abad
sebelumnya sudah dikemukakan dalam Al-Quran:
ÄÔ³[ #Å °Ä\-Ù ]C°% R<Ú \È\BXT \-ÀIR<ÙW)[ÝVÙ <Ù"Xq W)W5 Xº×q)]XT °1XS\- DU àTÄm[Ý[ WÛÏ°
Kami terus melebarkan sayap kekuasaan (musi’un).’ (S.51 Adz-Dzariyat:48) 1
Patut diingat bahwa konsep alam yang berekspansi terus menerus hanya terdapat
Al-Bayyinah: Prinsip
Pengenalan Kebenaran
dengan
Aliran
Wahyu, Yang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
dalam Al-Quran saja. TidakKonsepada kitab-kitab
Ketuhanan yang Wahyu
Suku-Suku diwahyukan
Al-Quran
Sudut
Bangsa
Iman Masalah
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepada lainnya
Agama
Pandang Agama
dan
Agama
dan
dan
Fitrat yang
Konghucu
di
Agama Tao pernah
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Australia
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
menyinggung hal ini. Temuan yang menyatakan bahwa Pengetahuan,
alam ini terusdan Kebenaran
menerus berkembang
merupakan faktor signifikan bagi para ilmuwan karena dari sana diperoleh pemahaman
yangAl-Quran
lebih baikbahkan
tentang lebih
bagaimana
jauh pada awalnya alam ini
mengungkapkan tercipta. Dari
keseluruhan sanadari
siklus bisa ditarik
penjelasan mengenai proses penciptaan setahap demi setahap, sejalan dengan teori Big
suatu
Bang awal,Besar).
(Ledakan akhirAl-Quran
dan kembali lagi pada
bahkan lebih awal yang sama.
jauh mengungkapkan Langkah
keseluruhan siklus dari
pertama
suatu penciptaan
awal, akhir sebagaimana
dan kembali lagi pada awal dikemukakan Al-Quran
yang sama. Langkah pertamasecara
penciptaan
sebagaimana dikemukakan Al-Quran
akurat menguraikan kejadiansecara akurat‘the
tentang menguraikan
Big Bangkejadian
a
’ dalam tentang
ayat ‘the Big
Banga’ dalam ayat berikut:
berikut:
ÄÔ³[ #Å °Ä\-Ù ]C°% R<Ú \È\BXT \-ÀIR<ÙW)[ÝVÙ <Ù"Xq W)W5 Xº×q)]XT °1XS\- DU àTÄm[Ý[ WÛÏ° WmWc 2
Ô VXTU
‘Tidakkah orang-orang yang ingkar melihat bahwa seluruh langit dan bumi
‘Tidakkah
keduanyaorang-orang yang
dahulu suatu ingkar
massa yangmelihat bahwa seluruh
menggumpal (ratqan),langit dan bumi
lalu Kami keduanya
pisahkan
dahulu suatu massa yang menggumpal (ratqan), lalu Kami pisahkan
keduanya (fataqna)? Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. keduanya
(fataqna)?
Apakah Dan Kami
mereka jadikan
tidak mau segala sesuatu
beriman?’ yang
(S.21 hidup dari air.
Al-Anbiya:31) 2
Apakah mereka tidak
mau beriman?’ (S.21 Al-Anbiya:31) 2
Adalah suatu hal yang signifikan kalau ayat ini ditujukan
Adalah
kepada suatu hal
mereka yang
yang signifikan
tidak kalau
percaya, ayatjuga
bisa ini ditujukan kepada mereka
mengindikasikan bahwayang tidak
percaya,
pengungkapan rahasia yang dikemukakan ayat tersebut akan dilakukan ayat
bisa juga mengindikasikan bahwa pengungkapan rahasia yang dikemukakan
tersebut akan dilakukan oleh mereka yang tidak percaya, sebagai suatu jawaban bagi mereka
olehkebenaran
tentang mereka yang tidak
dari Kitab percaya,
Suci Al-Quran. sebagai suatu jawaban bagi mereka
tentang
Dalamkebenaran dari
ayat ini kata Kitab
ratqan Suci yang
(massa Al-Quran.
menggumpal) dan fataqna (Kami pisahkan
keduanya)Dalam
mengandung makna pokok dari keseluruhan
ayat ini kata ratqan (massa yang ayat.menggumpal)
Leksikon bahasadanArab 3 yang
otentik memberikan dua pengertian bagi kata ratqan
fataqna (Kami pisahkan keduanya) mengandung makna pokok dari topik
yang kuat relevansinya dengan
yang sedang dibahas. Salah satu artinya adalah ‘berkumpulnya sesuatu sehingga terinfusi
keseluruhan
menjadi ayat.Adapun
satu entitas.’ Leksikon bahasa
arti kedua Arab
ialah
3
yang total.’
‘kegelapan otentik memberikan
Kedua pengertian itu bisa
dua pengertian
diterapkan bagi kata
secara signifikan. ratqan yangmaka
Jika digabungkan kuat relevansinya
berarti sama dengan dengan
yang disebut
sebagai lubang hitam atau ‘black hole’ di alam semesta.
topik yang sedang dibahas. Salah satu artinya adalah ‘berkumpulnya
sesuatu sehingga terinfusi menjadi satu entitas.’ Adapun arti kedua
ialah ‘kegelapan total.’ Kedua pengertian
itu bisa diterapkan secara 167
signifikan. Jika digabungkan maka berarti sama dengan yang disebut
sebagai lubang hitam atau ‘black hole’ di alam semesta.
329
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
330
lain-lain akan terkempa lumat menjadi massa enerji saja. Saat seperti itu dalam ruang
waktu tersebut akan tercipta yang disebut sebagai Event Horizon (Cakrawala Pengamat
Tarikan gaya gravitasi ke dalam inti massa menjadi demikian kuatnya sehingga se
bentuk radiasi pun, termasuk cahaya, tidak lagi
Al-Bayyinah:
bisaKebenaran
Prinsip
lepas dari Yang
sana.
Nyata,
Akibatnya ad
kegelapan total yang disebut Konsep Ketuhanan Pengenalan
Suku-Suku
sebagai lubang dengan
Bangsa
Iman
hitam, Aliran
Al-Quran
Sudut Perspektif
Wahyu,Pemikiran
Masalah
Aborigin
Individu
Wahyu Ilahi
Kepada
sejalan Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Pandang
AgamaAgama
dan
dan
dan
Fitrat Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Taokata ratqan y
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
dengan
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan,
digunakan Al-Quran untuk menggambarkan kegelapan total.dan Kebenaran
Semua itu disebut seb
singularitas (titik volume nol dengan massa tak terbatas) yang tersembunyi di b
Cakrawala Pengamatan.
berujung
Sebuah pada Lubangsingularitas yang terjadi,
Hitam begitu tertutupdengan
rapat dan cepatjuga akanmerupakan
bertambah besar ka
kegelapan total.
bintang-bintang Menjawab
yang terletak danpertanyaan
berada jauh bagaimana
pun mulai alam semesta
tertarik olehinikonsentrasi en
gravitasi
diciptakan pada awalnya, ada dua teori mutakhir yang keduanya bisa men
yang bersifat progresif. Diperkirakan, massa sebuah lubang hitam
100 juta kalinya massa matahari kita. Sejalan dengan pelebaran medan gravitasi
termasuk
bertambah dalamjuga
banyak teoribenda
Big Bang.
angkasa Mereka
lain menyatakan
yang tertarikbahwa masukawal dengan kepes
tersebut
mendekati diinisiasikan
kecepatan cahaya. oleh suatutahun
Dalam singularitas yang tiba-tiba
1997 ditemukan meletup bahwa terd
bukti observasi
sebuah danlubang hitam seluruh
melepaskan sebesarmassa
2.000.000 kali massa matahari
yang terperangkap yang mengarah pada galaksi
pada kita. Kalku
lainnya menunjukkan bahwa di alam semesta pada galaksi-galaksi lainnya kemungk
banyak penciptaan
lubang hitam alam dengan
baru melalui
massaCakrawala
3.000.000Pengamatan.
kali massa Kemunculan
matahari kita4. Pada tin
cahaya tarikan
konsentrasi yang muncul daridemikian
gravitasi Cakrawala Pengamatan
maka tersebut diberi
bintang-bintang nama jauh pun a
yang terletak
goyah dan lepas dari orbitnya serta tersedot masuk ke dalam lubang yang demi
‘Lubang Putih’ (White Hole)5,6. Salah satu dari kedua teori tentang
laparnya. Demikianlah proses ratqan itu disempurnakan yang berujung pada singula
ekspansi rapat
yang tertutup alam tersebut
dan jugameramalkan
merupakan bahwa
kegelapan alamtotal.
semesta yang tercipta
Menjawab pertanyaan bagaim
alam semesta ini diciptakan pada awalnya, ada dua teori
seperti itu akan berkembang terus menerus secara kekal. Penganut mutakhir yang keduanya terma
dalam teori Big Bang. Mereka menyatakan bahwa awal tersebut diinisiasikan oleh su
teori lainnya menyatakan kalau ekspansi alam itu pada suatu saat akan
singularitas yang tiba-tiba meletup dan melepaskan seluruh massa yang terperangkap y
berbalik
mengarah padakarena tarikanalam
penciptaan gayabaru
gravitasi
melalui keCakrawala
dalam pada akhirnya yang
Pengamatan. Kemunculan cah
yang muncul dari Cakrawala Pengamatan tersebut diberi
akan unggul. Akibatnya, semua matter (zat) akan tertarik kembali nama ‘Lubang Putih’ (White H
5,6. Salah satu dari kedua teori tentang ekspansi alam tersebut meramalkan bahwa a
semestauntuk
yangmembentuk Lubang
tercipta seperti Hitam
itu akan raksasa yang
berkembang terusbaru.
menerus Pandangan
secara kekal. Penga
teori terakhir inilah yang kelihatannya
lainnya menyatakan kalau ekspansiditopang
alam oleh Al-Quran.
itu pada suatu saat akan berbalik ka
tarikan gaya gravitasi
Ketika ke dalam
sedang pada akhirnya
mengungkapkan yang akan
penciptaan alam unggul. Akibatnya, semua ma
yang pertama,
(zat) akan tertarik kembali untuk membentuk Lubang Hitam raksasa yang baru. Pandan
kitab
terakhir suciyang
inilah Al-Quran jelas mengemukakan
kelihatannya bahwa akhirnya nanti akan
ditopang oleh Al-Quran.
menjadi
Ketika lubang
sedang hitam berikutnya,penciptaan
mengungkapkan suatu prosesalamyangyangmenghubungkan
pertama, kitab suci Al-Qu
jelas mengemukakan
awal kepada akhir, menyelesaikan lingkaran siklus penuh darihitam
bahwa akhirnya nanti akan menjadi lubang sejarahberikutnya, s
proses yang menghubungkan awal kepada akhir, menyelesaikan lingkaran siklus penuh
sejarahkosmos.
kosmos. Al-Quran
Al-Quranmenyatakan:
menyatakan:
Anbiya:105)7
Pesan jelas dari ayat ini menyatakan bahwa alam itu tidak bersifat kekal. Aya
berbicara tentang masa depan ketika langit digulung sama halnya dengan seorang juru
Pesan jelas dari ayat ini menyatakan bahwa alam itu tidak bersifat
kekal. Ayat ini berbicara tentang masa depan
ketika langit digulung
sama halnya dengan seorang juru tulis yang menggulung suatu naskah
tertulis. Deskripsi ilmiah yang menggambarkan terjadinya lubang
331
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
hitam sangat mirip dengan uraian Al-Quran dalam ayat ini (lihat
Gambar 1).
Pertambahan massa akibat dari angkasa yang jatuh masuk ke
yangdalam
menggulung suatu naskah
suatu lubang hitam tertulis.
tersebut Deskripsi
di bawahilmiah yangyang
tekanan menggambarkan
amat terja
lubang hitam sangat mirip dengan uraian Al-Quran dalam ayat ini (lihat Gambar 1).
besar dari daya gravitasi dan daya elektromagnetik, akan dipadatkan
Pertambahan massa akibat dari angkasa yang jatuh masuk ke dalam suatu l
hitammenjadi lembaran-lembaran
tersebut sepertiyang
di bawah tekanan pita. Saat
amatpusat daridari
besar lubang hitam
daya gravitasi dan
elektromagnetik, akan dipadatkan menjadi lembaran-lembaran
berputar pada sumbunya, lembaran yang tercipta ini akan mulai seperti pita. Saat pusa
lubang hitam berputar pada sumbunya, lembaran yang tercipta ini akan mulai me
melilit porosnya
sekeliling di sekeliling porosnya
sebelum sebelum
akhirnya akhirnya menghilang
menghilang ke dalam
ke dalam wilayah yang tidak dik
lagi.wilayah yang tidak diketahui lagi.
Ayat
Ayatdidiatas
atasbersambung
bersambungdengan:
dengan:
§ª©¨ |Úܯ °ÈVÙ =Å 5¯ R<ÙjQ Wà iÕÃXT ÈPÀik°È}5 Ú \\ W$TU W5Ú \iW \-[
‘Sebagaimana telah Kami memulai penciptaan untuk pertama kalinya, dengan ca
‘Sebagaimana telah Kami memulai penciptaan untuk pertama kalinya, dengan
begitu pula Kami akan mengulanginya lagi, suatu janji yang menjadi kewajiban a
cara begitu pula Kami akan mengulanginya lagi, suatu janji yang menjadi
Kami; sesungguhnya hal itu pasti akan Kami laksanakan.’ (S.21 Al-Anbiya:105) 7
kewajiban atas Kami; sesungguhnya hal itu pasti akan Kami laksanakan.’
(S.21 Al-Anbiya:105
Menyusul )7
setelah ambruknya alam semesta ke dalam sebuah lubang hitam,
kita diberikan janji bahwa nantinya akan ada sebuah awal baru lagi. Tuhan akan me
ulang alam Menyusul
tersebutsetelah ambruknya
sebagaimana yang alam
telah semesta ke dalam
dilakukan-Nya sebuah
dahulu. Alam semesta
runtuh tersebut
lubang hitam,akan muncul
di sini kita kembali
diberikandari
janjikegelapan dan keseluruhan
bahwa nantinya akan ada proses penc
berulang kembali (lihat Gambar 2). Menurut Al-Quran, penggulungan dan penguraian
sebuah awal baru lagi. Tuhan akan mencipta ulang alam tersebut
sepertinya merupakan suatu fenomena yang berkelanjutan.
sebagaimana yang telah
Konsep Al-Quran mengenaidilakukan-Nya
awal dan akhirdahulu.
dari Alam semesta
penciptaan ini jelas meru
suatuyang runtuh tersebut akan muncul kembali dari kegelapan dan jika keter
hal yang luar biasa. Masalahnya tidak akan terlalu mentakjubkan
tersebut diwahyukan kepada seseorang yang berpendidikan tinggi di zaman kontem
ini. keseluruhan
Yang menjadikanprosesorang
penciptaan berulang
tercengang ialahkembali. Menurut
kenyataan bahwaAl-Quran,
pengetahuan yang dem
penggulungan
majunya tentang dan penguraian
fenomena alam sepertinya
penciptaan alam yangmerupakan suatu faktanya
selalu berulang,
diwahyukan lebih dari 14 abad
fenomena yang berkelanjutan. silam kepada seorang yang buta huruf yang hidup di p
pasir Arabia.
Konsep Al-Quran mengenai awal dan akhir dari penciptaan ini
A jelas merupakan suatu hal yang luar biasa. Masalahnya tidak akan
terlalu mentakjubkan jika keterangan tersebut diwahyukan kepada
l-Quran dan benda-benda langit
seseorang yang berpendidikan tinggi di zaman kontemporer ini. Yang
Sekarang kita beralih kepada aspek lain mengenai deskripsi kosmos yang berkaitan d
menjadikan orang tercengang ialah kenyataan bahwa pengetahuan
pergerakan benda-benda langit. Ciri paling mencolok dari deskripsi demikian ber
yanggerak
dengan demikian majunya
bumi yang tentang fenomena
digambarkan penciptaan
tanpa menyalahkan alam yang
pandangan umum yang b
saat diturunkannya Al-Quran. Semua cendekiawan dan para pemuka di zaman itu
sepakat bahwa bumi ini diam (stasioner) sedangkan benda-benda langit lainnya s
matahari dan bulan berputar mengitarinya. Dari sudut pandang ini maka gerakan
sebagaimana digambarkan oleh Al-Quran tidak akan langsung tampak kepada pem
332 namun bagi seorang peneliti yang cermat pasti melihat pesan yang terkan
awam,
tersebut secara jelas dan nyata.
Jika Al-Quran menggambarkan bumi itu stasioner dan benda-benda langit
berputar mengelilinginya, meski manusia di zaman itu cukup puas dengan des
demikian, tetapi manusia di zaman kemudian akan menganggapnya sebagai
§ª©¨ |Úܯ °ÈVÙ =Å 5¯ R<ÙjQ Wà iÕÃXT ÈPÀik°È}5 Ú \\ W$TU W5Ú \iW \-[
‘Sebagaimana telah Kami memulai penciptaan
Al-Bayyinah: untuk
Prinsip pertamaYang
Kebenaran kalinya,
Nyata, dengan cara
Konsep Ketuhanan Pengenalan
Suku-Suku dengan
Bangsa
Wahyu
Iman Aliran
Al-Quran
Sudut Perspektif
Wahyu,
PandangPemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Aborigin
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat Agama
Agama
Agama
dan Sejarah
Filsafat
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
begitu pula Kami akan mengulanginya lagi, suatu
Al-Qayyimah: Ajaran janji yang menjadi
yang Berkesinambungan kewajiban atas
Pengetahuan, dan Kebenaran
Kami; sesungguhnya hal itu pasti akan Kami laksanakan.’ (S.21 Al-Anbiya:105) 7
Menyusul setelah ambruknya alam semesta ke dalam sebuah lubang hitam, dis
selalu berulang, faktanya telah diwahyukan lebih dari 14 abad silam
kita diberikan janji bahwa nantinya akan ada sebuah awal baru lagi. Tuhan akan mencip
kepada
ulang alam seorangsebagaimana
tersebut yang buta huruf
yangyang hidup
telah di padang pasir
dilakukan-Nya Arabia.
dahulu. Alam semesta ya
runtuh tersebut akan muncul kembali dari kegelapan dan keseluruhan proses pencipta
adinyaberulang kembali (lihat Gambar 2). Menurut Al-Quran, penggulungan dan penguraian al
sepertinya merupakan
Al-Quran suatu fenomena
dan benda-benda yang berkelanjutan.
langit
lubang Konsep Al-Quran mengenai awal dan akhir dari penciptaan ini jelas merupak
S
dayasuatu hal yang
ekarang kita beralih kepada aspek lainakan
luar biasa. Masalahnya tidak terlaludeskripsi
mengenai mentakjubkan
kosmosjika keterang
at daritersebut diwahyukan kepada seseorang yang berpendidikan tinggi di zaman kontempo
ini. Yang yang berkaitan
menjadikan orang dengan
tercengangpergerakan
ialah benda-benda
kenyataan bahwa langit. Ciri yang demiki
pengetahuan
elilit di
paling mencolok dari deskripsi demikian berkaitan dengan gerak
ketahuimajunya tentang fenomena penciptaan alam yang selalu berulang, faktanya te
diwahyukan
bumi lebih
yang dari 14 abad silam
digambarkan tanpakepada seorangpandangan
menyalahkan yang buta huruf
umumyangyanghidup di pada
pasir Arabia.
berlaku saat diturunkannya Al-Quran. Semua cendekiawan dan para
ara
A
atas Sekarang
pemuka di zaman itu sama sepakat bahwa bumi ini diam (stasioner)
sedangkan benda-benda langit lainnya seperti matahari dan bulan
l-Quran dan benda-benda langit
berputar mengitarinya. Dari sudut pandang ini maka gerakan bumi
kita beralih kepada aspek lain mengenai deskripsi kosmos yang berkaitan deng
sebagaimana digambarkan oleh Al-Quran tidak akan langsung tampak
pergerakan benda-benda langit. Ciri paling mencolok dari deskripsi demikian berkait
dengankepada pembaca
gerak bumi yangawam, namun bagi
digambarkan seorang
tanpa peneliti yang
menyalahkan cermat umum
pandangan pasti yang berla
disinisaat diturunkannya
melihat pesan yang terkandung tersebut secara jelas dan nyata. di zaman itu sam
Al-Quran. Semua cendekiawan dan para pemuka
enciptasepakat bahwa bumi ini diam (stasioner) sedangkan benda-benda langit lainnya sepe
a yangmatahari dan Jikabulan
Al-Quran menggambarkan
berputar mengitarinya. bumi itu stasioner
Dari sudut daninibenda-
pandang maka gerakan bu
benda langit
ciptaansebagaimana yang berputar
digambarkan mengelilinginya,
oleh Al-Quran meski
tidak akan manusiatampak
langsung di zamankepada pemba
n alamawam, itunamun bagi seorang peneliti yang cermat pasti melihat
cukup puas dengan deskripsi demikian, tetapi manusia di zaman pesan yang terkandu
tersebut secara jelas dan nyata.
upakan kemudian akan menggambarkan
Jika Al-Quran menganggapnya sebagai bukti
bumi itu kebodohan
stasioner dan pengarang
benda-benda langit ya
ranganberputar Al-Quran. Mereka bisa
mengelilinginya, meskimengatakan
manusia di bahwa
zamanpernyataan
itu cukupseperti
puas itu
dengan deskri
mporerdemikian, tetapi manusia di zaman kemudian akan menganggapnya sebagai bu
tidak mungkin dibuat oleh Wujud Agung Yang Maha Mengetahui.
mikiankebodohan pengarang Al- Quran. Mereka bisa mengatakan bahwa pernyataan seperti
telahtidak Daripada
mungkin membandingkan
dibuat oleh Wujud secara Agung
harfiah Yang
gerak bumi
Maha dibanding
Mengetahui. Daripa
padangmembandingkan
benda-benda langit lainnya, Al-Quran mengemukakannyalangit
secara harfiah gerak bumi dibanding benda-benda lainnya, Al-Qur
sebagai
mengemukakannya sebagai berikut:
berikut:
| ÄÔ³[ #Å ]CVÙ"U Ýs° \ÌØ<À ª!\U mW% umÀ-V" `qªFXT <Q\i°%\C SMÃ_ÙVU% W$W¦IÙ sWmV"XT
t yang
skripsi
bukti
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
R\j ©G#Å C°% SMn°Ù @WXT ×1ů \ik°-V" DU ]³¦{XTXq ¨º×q)] r¯Û rVÙU TX SMW;ØTWmV" iX+[Å ¯n×mWÓ¯ °1XS\- WQ \\
§ª©¨ #2c®m[ NØT\w ©G#Á C°% SMn°Ù R<Ø*X5U
VÙ =ÄW% °Ä\- ]C°% X=ÙWs5U XT
telah telah
‘Dia ‘Dia menjadikan seluruhseluruh
menjadikan langit tanpa©¨ #2c®tiang
§ªlangit NØT\wyang
m[tanpa ©G#tiang
Ádapat
C°%yang
SMkamu Ø*X5lihat
n°Ù R<dapat U
VÙ =ÄW%kamu
°Ä\-
dan lihat
Dia °% X=ÙWs5U XT
]Ctelah
menempatkan
dan Dia gunung-gunung
telah menempatkan yang kokoh
gunung-gunung kuat di bumi
yang ini,
kokoh supaya bumi ini tidak
‘Dia
bergoncang telah menjadikan
bersamamu, danseluruh langitmenyebarkan
Dia telah tanpa tiang yang
diDia dapatkuat
dalamnya kamu di bumilihat dan
segala
ini,Dia telah
macam
supaya bumi
menempatkan ini tidak bergoncang
gunung-gunung bersamamu, dan telah menyebarkan
binatang dan Kami
dibergoncang
dalamnya menurunkan
segala macam dan air yang
dari dan
binatang
kokoh
awan, Kami
kuat di bumi ini,
dan menurunkan
kemudian Kami supaya
air dari
bumi ini tidak
menyebabkan
awan,
tumbuh dikemudian bersamamu,
dalamnya segala Dia
jenis yang unggul.’ telah menyebarkan
(S.31 di Luqman:11) di 9
dalamnya segala macam
danbinatang dan Kami
Kami menyebabkan
menurunkan airtumbuh dari awan, dalamnya
dan kemudian segala jenis Kami yang menyebabkan
unggul.’
tumbuh (S.31
di Luqman:11)
dalamnya segala9 jenis yang unggul.’ (S.31 Luqman:11) 9
Begitu juga:
TÀiW*×MXi ×1juga:
§¬ª¨Begitu
WDBegitu ÀI \È 9ZÈÀy =C\º°Ù SMn°Ù X=Ú \È\BXT ×1¯I¯ \ij°-V" DU ]³¦{XTXq ¨º×q)] r¯Û X=Ú \È\BXT
juga:
‘Telah Kami iW*×MXi ×1ÀI \Èdi9ZÈbumi
§¬ª¨ WDTÀjadikan Ày =C\ºgunung-gunung
°Ù SMn°Ù X=Ú \È\BXT ×1¯I¯ yang ]³¦{XTXq supaya
\ij°-V" DUkokoh ¨º×q)] r¯bumi
Û X=Ú \È\Bjangan
XT
bergoncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan di dalamnya jalan-jalan yang luas
merekaKami
supaya‘Telah mendapat jadikan petunjukdi bumi yang benar.’gunung-gunung yang kokoh
(S.21 Al-Anbiya:32) 10
supaya bumi jangan
bergoncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan di dalamnya jalan-jalan yang luas
‘Telah Kami jadikan di bumi gunung-gunung yang kokoh supaya bumi
supaya mereka mendapat petunjuk yang benar.’ (S.21 Al-Anbiya:32)10
Yangjangan
lainnya bergoncang
lagi adalah:bersama mereka, dan telah Kami jadikan di dalamnya
jalan-jalan yang luas supaya mereka mendapat petunjuk yang benar.’ (S.21
§ªYang W*×JV" ×1Álagi
®¨ WDTÀilainnya
Al-Anbiya:32) \È 9Zadalah:
ÈÀyXT >mSMØ;U XT ×1Á¯ \ik°-V" DU bc¦{XTXq ¨º×q)] r¯Û rVÙU XT
10
335
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
dilihat dari planet lain) bumi ini terlihat melayang di angkasa? Karena itu
demikian tidak masuk akal. Begitu juga salah jika ada yang menterjemah
meski manusia menganggap
menjadikannya gunung-gunung
diam. Al-Quran itu stasioner,
tidak mengatakan: sebenarnya tida
‘Engkau
karena di masa depan mereka akan beterbangan.
melihatnya diam dan memang demikian adanya, tetapi di masa Kalau gunung-gunung it
diam, maka manusia tetap akan
depan mereka tidak lagi demikian.’ melihatnya dalam keadaan diam. Jadi buk
cara berfikir
dilihat mereka
dari planet yang menjadikannya
lain) bumi ini terlihat melayang diam. Al-Quran
di angkasa? Karena itutidak mengatak
terjemahan
3. Di
melihatnya bagian
demikian
diam tidakakhir
danmasuk ayat
akal. tersebut
memang Begitu jugatentang
demikian salah jikapujian
adanya, yangatas
ada tetapi diketeguhan
menterjemahkan
masa depan bahwa merek
demikian.’ meski manusia
ciptaan menganggap
Tuhan, merupakangunung-gunung
bukti itu stasioner,bahwa
penutup sebenarnya tidak demikian
gunung-
karena di masa depan mereka akan beterbangan. Kalau gunung-gunung itu sekarang
3. Di bagian akhiritu
gunung ayat tersebut
meski tentang
beterbangan pujian
tetapi atas keteguhan
sebenarnya tertanam kuat.ciptaan Tuhan,
diam, maka manusia tetap akan melihatnya dalam keadaan diam. Jadi bukan masalah
bukti penutup
Patut
cara berfikir bahwa
diperhatikan
mereka yanggunung-gunung
juga bahwa padadiam.
menjadikannya itu
kitab-kitab meski
Al-Quran tafsir beterbangan
pada masa ‘Engkau
tidak mengatakan: tetapi
tertanam kuat. diampenafsir
melihatnya
lalu, kebanyakan dan memangtidakdemikian
bersuaraadanya, tetapi di makna
mengenai masa depan mereka
hakiki tidak lagi
dari
demikian.’
ayat
Patut tersebut.
3.diperhatikan
Halayat
initersebut
Di bagian akhir juga
mensiratkan
bahwa bahwa
padapujian
tentang
ayat tersebut
kitab-kitab
atas keteguhan tafsir diterlalu
ciptaan masa sulit
Tuhan, lalu, kebanyak
merupakan
tidak bersuara buktimengenai
bagi mereka makna
untuk bahwa
penutup hakiki dari
menafsirkannya.
gunung-gunung itu ayat
meskitersebut.
beterbanganHal ini sebenarnya
tetapi mensiratkan
tersebut terlalu sulitkuat.
tertanam
Al-Quran bagi
jugamereka untukbahwa
menyatakan menafsirkannya.
semua benda-benda langit
Al-Quran
secaraPatutjuga
konstan menyatakan
beradajuga
dalam bahwa semua benda-benda langit
diamsecara kons
diperhatikan bahwakeadaan gerak tafsir
dan ditidak
masa ada
lalu, yang
dalam keadaan gerak dan tidak adapada
yang kitab-kitab
diam stasioner: kebanyakan penafsir
tidak bersuara mengenai makna hakiki dari ayat tersebut. Hal ini mensiratkan bahwa ayat
stasioner:
tersebut terlalu sulit bagi mereka untuk menafsirkannya.
Al-Quran juga menyatakan UWÔRd semua
WDSÀbahwa Q VÙ r¯benda-benda
# Å
Û# langit secara konstan berada
dalam keadaan gerak dan tidak ada yang diam stasioner:
‘. . . masing-masing beredar
‘... masing-masing pada
beredar padagaris peredarannya.’
garis peredarannya.’ (S.21(S.21 Al-Anbiya:34)
Al-Anbiya:34) 12 12
##Å Wm\-VÙXT `Õ-
Wm
b\yXT ¥×m\ÈÙ rQ"WÃ sXSW*Ôy 1É2 SMW;ØTWmV" iX+[Å ¯n×mWÓ¯ °1XSX. \ÌVÙXq s°
§«¨ WDSÄ=°SÉ" ×1ůPXq °ÄV¯ ¯ 1Å \ÈV °0Wc)[ Ä#¦A¡[ÝÄc WmÙ%)] Äm¯P\iÄc qY._v% #\B/] sm
‘Allah, Dia-lah yang§«¨telah WDSÄ=°SÉ" meninggikan
×1ůPXq °ÄV¯ ¯ 1Å \ÈV °0seluruh
Wc)[ Ä#¦A¡[ÝÄc Wmlangit
Ù%)] Äm¯P\iÄc tanpa
qY._v% #\Bsuatu
/] smÙIVftiang pun yan
kamu lihat. Kemudian
‘Allah, Dia-lah Dia bersemayam di atas arasy. Dan Dia tetapkan matahari d
‘Allah, Dia-lahyang
yangtelahtelahmeninggikan
meninggikan seluruhseluruhlangit tanpa langit suatu tiangsuatu
tanpa pun yangtiangdapat
bekerja bagi kamu,
kamu yang
lihat. masing-masing
Kemudian Dia lihat.
bersemayam benda
di atasDia langit
arasy. Dan itu beredar
Dia tetapkan menurutbulan
matahari arah perjal
pun dapat kamu Kemudian bersemayam di atas arasy. dan
Dan
hingga suatu
bekerjamasa
bagi yang
kamu, telah
masing-masing ditetapkan. benda Dia
langit
Dia tetapkan matahari dan bulan bekerja bagi kamu, masing-masing benda itu mengatur
beredar menurut segala arah urusan
perjalanannyadan Dia men
tanda-tanda
langititu
hingga itusupaya
suatu masa kamu berkeyakinan
yang
beredar menuruttelah ditetapkan.
arah perjalanannya Dia teguh
mengatur mengenai
segala
hingga urusan
suatu masa dan pertemuan
yang telah dengan Tu
Dia menjelaskan
tanda-tanda
Rad:3) itu
(S.13 Ar-ditetapkan. supaya kamu berkeyakinan teguh
Dia mengatur segala urusan dan Dia menjelaskan tanda-tanda
13 mengenai pertemuan dengan Tuhan-mu.’
itu
(S.13 Ar-kamu
supaya Rad:3) 13
berkeyakinan teguh mengenai pertemuan dengan Tuhan-mu.’
(S.13 Ar-Rad:3)13
rQ¯ ÝsmÙIVf r##Q¯ ÅÝsWmmÙI\-Vf V##ÙÅXTWm\-`
VÙXT Õ-
`
Õ-
WmWm
b \yXTXT©#©#
b\y ÙjÙjc¯
c¯ °SÄ<cXT®q\ÀM
Û Xq\I<ÛXqÀM\I I<°SÄr¯cÛXT#®qÙk\ IÀM<°SÄc
r¯Û D#U ÙkWmV"Ô2ÀM
VU °SÄc DU WmV" Ô2
\\ WDSɸn\-m¯ØÈ\\
§«²¨ ¸nm¯§«²¨ V" \-WD
¯ SÉ \-ØÈV"U XT\-
qY.¯_
v% # \BE
U U XT qY._v% #
336
E
engkau
‘Tidakkah‘Tidakkah melihat
engkau melihat bahwa Allah
bahwa Allah memasukkan
memasukkan malam ke malam
dalam siangke dan
dalam sia
memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia telah menetapkan matahari
memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia telah menetapkan matahari dan bul dan bulan untuk
‘Allah, Dia-lah yang telah meninggikan seluruh langit tanpa suatu tiang pun yang dapat
kamu lihat. Kemudian §«¨ WDSÄ=°Dia
SÉ" ×1bersemayam
ůPXq °ÄV¯ ¯ 1Å \ÈdiV °0 Ä#¦A¡[ÝDan
Wc)[arasy.
atas Äc WmÙ%)]Dia
Äm¯P\itetapkan
Äc qY._v% matahari
#\B/] smdan
ÙIVf bulan
bekerja bagi kamu, masing-masing benda langit itu beredar menurut arah perjalanannya
‘Allah, Dia-lah yang telah meninggikanAl-Bayyinah: seluruhPengenalan
langitPrinsip
tanpadengan suatu tiang
Kebenaran pun yang
Yang dapat
Nyata,
hingga suatu masa yang telah Ketuhanan
Konsep ditetapkan. Dia mengatur
Suku-Suku segalaAl-Quran
Sudut
Bangsa
Wahyu
Iman urusan
Aliran
Individu Wahyu,
Pandang
Ilahi
Kepada dan
Masalah
Agama
Agama
Aborigin
Fitrat dan
dan Dia
Perspektif
Pemikiran
di menjelaskan
Filsafat
Agama
FilsafatSejarah
Rasionalitas,
Agama
dan Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu Tao
kamu lihat. Kemudian Dia bersemayamAl-Qayyimah: di atas arasy. Dan Ajaran Dia tetapkan matahari
yang Berkesinambungan dan bulan
tanda-tanda itu supaya kamu berkeyakinan teguh mengenai pertemuan
Pengetahuan, dengan Tuhan-mu.’
dan Kebenaran
terjemahan bekerja bagi kamu, masing-masing benda langit itu beredar menurut arah perjalanannya
(S.13 Ar- Rad:3) 13
hkan bahwa hingga suatu masa yang telah ditetapkan. Dia mengatur segala urusan dan Dia menjelaskan
ak demikian tanda-tanda itu supaya kamu berkeyakinan teguh mengenai pertemuan dengan Tuhan-mu.’
(S.13 Ar- Rad:3) 13
tu sekarang rQ¯ ÝsmÙIVf ##Å Wm\-VÙXT `Õ-
Wm
b\yXT ©#Ùj c¯Û Xq\I< ÀM°SÄcXT ®q\I< r¯Û #Ùk ÀM°SÄc DU WmV" Ô2VU
kan masalah
ÀM¸n°m¯SÄc\\XT ®qWD\SÉI<\-ØÈr¯V" Û\-#¯Ùk ÀM
rQ¯ ÝsmÙIVf ##Å Wm\-VÙXT `Õ-
Wm
b\yXT ©#Ùj c¯Û Xq\I<§«²¨ E
°SÄc U XT qYD.U _WmV"v% Ô2#V\B
U U
kan: ‘Engkau
ka tidak lagi
‘Tidakkah engkau melihat bahwa Allah memasukkan malam ke dalam siang dan
memasukkan
‘Tidakkahsiang engkau ke dalam malam,
melihat bahwa danAllah
Dia ¸nm¯memasukkan
§«²¨ telah SÉ \-ØÈV" \-¯ malam
\\ WDmenetapkan EU XT ke
matahari qY.dan
_
dalamv% # \BU siang
bulan untuk
merupakan berbakti; tiap-tiap daripadanya
dan memasukkan siang ke dalam beredar malam,terus dan sampaiDiamasa telahyang telah ditentukan
menetapkan matahari dan
sebenarnya ‘Tidakkah engkau melihat bahwatiap-tiap Allah memasukkan malam keterus
dalam siangmasa dan
bahwa
dan Allah
bulanMaha untuk Mengetahui
berbakti;apa yang kamu kerjakan?’ (S.31
daripadanya beredar Luqman:30) sampai 14
memasukkan siang ke dalam malam, dan Dia telah menetapkan matahari dan bulan untuk
yang telah ditentukan dan bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
berbakti; tiap-tiap daripadanya beredar terus sampai masa yang telah ditentukan dan
kerjakan?’
bahwa _v% #\BMaha
qY.Allah ÙIVf Luqman:30)
/](S.31 ##Á Wm\-Vapa
smMengetahui ÙXT `14
Õ-
kamu
yang Wm
b\ykerjakan?’
XT ©#Ùk r¯Û Xq(S.31
\I= ÀMLuqman:30)
°SÄcXT ®q\I= r¯Û 14#Ùj ÀM°SÄc
kan penafsir
bahwa ayat ¬¨ /]#nm°-sÕ¼m°ÙIVfC°%##Á
qY._v% #§ª\B |EWmSÅ\-V¯ Ø.ÙWcXTW%`°OÕ-°5
TÀjC°Wm%
b|E
\yXT ©#SÄÃÙkÕi V"r¯ÛWÛXqÏ°\I=TX ¼^
ÀM°SÄÚ cÀ-XTÙ®q\ÈOIV=×1År¯{XqÛ #ÙjÄ1ÀMÁ
°SÄc°Vl
stan berada
§ª¬¨ #nm°-Õ¼° C°% |ESů Ø.Wc W% °O°5TÀj C°% |ESÄÃÕiV" WÛÏ°TX ¼^Ú À-Ù ÈOV ×1Å{Xq Ä1Á°Vl
‘Dia memasukkan malam ke dalam siang dan Dia memasukkan siang 171
ke dalam malam. Dan menyuruh matahari dan bulan masing-masing
menempati jalan tempuhannya hingga masa tertentu. Demikianlah Allah
Tuhan-mu, kepunyaan Dia-lah kerajaan, dan mereka yang kamu panggil 171
selain Allah, mereka tidak memiliki apa-apa walau sebesar qithmir pun.’
mesta, tidak
(S.35 Al-Fathir:14)15
at lain yang
han mereka.
Dia telah menciptakan seluruh langit dan bumi sesuai dengan tuntutan hikmah
kebijaksanaan. Dia meliputkan malam ke atas siang dan Dia meliputkan siang
mÙIVf ke atas malam dan Dia menundukkan matahari dan bulan, masing-masing
menempuh jalan peredaran hingga suatu masa yang tertetap. Ingatlah hanya
ng dapat Dia-lah yang Maha Perkasa, Maha Pengampun.’ (S.39 Az-Zumar:6)16
dan bulan
lanannya
njelaskan
han-mu.’
P engungkapan Al-Quran yang mentakjubkan lainnya yang perlu
mendapat perhatian kita adalah yang berkaitan dengan gerak
khusus dari matahari yang tidak ada disebutkan di tempat lainnya.
Ayat 39 dari surah Yasin menyatakan:
2VU
#\BU
337
ang dan
an untuk
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
‘Matahari beredar terus (secara konstan) ke arah tujuan yang telah ditetapkan
baginya. Itulah takdir Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.’ (S.36
Yasin:39) 17
‘Matahari beredar terus (secara konstan) ke arah tujuan yang telah ditetapkan
baginya. Itulah takdir Tuhan Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.’ (S.36
Yasin:39) 17
Jika hanya matahari saja yang bergerak dengan arah yang spesifik
maka ayat berikutnya itu tidak akan menyatakan bahwa matahari
dan bulan masing-masing menjaga jarak di antara keduanya sehingga
mereka tidak akan bisa menyusul atau menjauh satu dari yang lain,
sebagai suatu takdir sampai pada suatu masa yang telah ditetapkan.
Dari ayat ini jelas dikemukakan bahwa ke arah mana pun matahari
bergerak, bulan juga akan ikut bergerak.
338
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, dan matahari serta bulan,
masing-masing beredar pada garis peredarannya.’ (S.21 Al-Anbiya:34)19
‘Matahari tidak berkuasa menyusul bulan dan tidak pula malam mendahului
siang. Dan semua itu terus beredar dengan lancarnya pada tempat
peredarannya.’ (S.36 Yasin:41)20
339
§©¨ |ESÀUWÔRd Q VÙ r¯Û ##ÅXT ®qSM@ À¯\y Ä#Ùk YXT Wm\-VÙ [®qÕiÉ" DU RNP ³©ÖWAWc ÀÕ-
Y
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
‘Matahari tidak berkuasa menyusul bulan dan tidak pula malam mendahului siang. D
semua itu terus beredar dengan lancarnya pada tempat peredarannya.’ (S.36 Yasin:4
20
bahwa keseluruhan 180 milyar atau lebih galaksi yang ada, dimana
Ini adalah gaya Al-Quran yang unik untuk mengindikasikan gerakan bumi
sistem planet kita hanya merupakan sebuah titik kecil, bergerak
aksisnya. Manusia di zaman ketika wahyu ini turun belum bisa menangkap makn
bersama
secara jelas. matahari menuju suatu arah
Kalau gunung-gunung yang telah
dikatakan ditetapkan.
bergerak maka bumi juga ikut ber
S
bersamaan, ebagaimana telah kami kemukakan pada tempat lain manusia
namun bukan makna ini yang ditangkap oleh di bab ini, di zaman ters
Mereka juga belum bisa menangkap ide yaitu jika matahari bergerak ke arah yang ter
ada kemungkinan
maka keseluruhan alam juga terdapat
bergerak sebuah Lubangmenuju
bersamaan Hitamarahyangyang
luar sama.
biasa Visi tentang
besarnya
semesta yangyang bisa menyedot
melayang di angkasa masuk keseluruhan
kemungkinan massamerupakan
masih alam semesta ide yang belum
dicerna sepenuhnya oleh
ke dalam singularitasnya. para ilmuwan kontemporer sekarang ini. Padahal dari imp
uraian Al- Quran secara mendalam terlihat kalau alam semesta ini sedang bergerak ke
Jika demikian
titik di angkasa. adanya maka
Jika implikasi bisa disimpulkan
ini benar adanya maka bahwatidakmenurut
ada pilihan lain
skenario sebagaimana
membayangkan dikemukakan
bahwa keseluruhan 180kitab suciatau
milyar Al-Quran, alam semesta
lebih galaksi yang ada, dimana s
planet
ini kita hanya merupakan
sebenarnya sederhana saja sebuah titikPada
adanya. kecil,saat
bergerak
terjadi bersama
Ledakan matahari
Besar menuju
arah yang telah ditetapkan.
(the Big Bang), alam berkembang dengan kepesatan hampir secepat
S cahaya. Pada akhirnya alam ini kembali akan terhisap masuk ke dalam
lembah
ebagaimanasangattelah
dalamkamiyangkemukakan
disebut sebagai padaLubang
tempatHitam.
Kalau yang dimaksud adalah Lubang Hitam alam semesta yang
lain di bab ini, ada kemung
terdapat
tunggal sebuah
maka Lubang
pandangan Hitam yang luar pada
itu didasarkan biasateori
besarnya
the Big yang
Bang bisa
yang menyedot m
keseluruhan massa alam semesta ke dalam singularitasnya.
ditopang oleh pandangan Al-Quran. Memang ada beberapa ilmuwan
Jika demikian adanya maka bisa disimpulkan bahwa menurut skenario sebagai
yang mengemukakan
dikemukakan pandanganalam
kitab suci Al-Quran, tentang alam ini
semesta semesta yang bersifat
sebenarnya sederhana saja ad
Padaterbuka.
saat terjadi Ledakan Besar (the Big Bang),
Mereka beranggapan kalau alam ini akan berkembang terus kepesatan ha
alam berkembang dengan
secepat cahaya. Pada akhirnya alam ini kembali akan terhisap masuk ke dalam le
selama-lamanya
sangat sampaisebagai
dalam yang disebut dimensiLubang
ruang Hitam.
dan waktu menjadi demikian
tipisKalau
dan jarang serta berada
yang dimaksud melampaui
adalah Lubangtarikan
Hitam gaya
alamgravitasi
semestadari yang tunggal
pandangan itu didasarkan pada teori the Big Bang
pusat alam. Skenario seperti itu tidak menyisakan kemungkinanyang ditopang oleh pandangan Al-Q
Memang ada beberapa ilmuwan yang mengemukakan pandangan tentang alam sem
yangbagi alamterbuka.
bersifat untuk disusun dan dicipta kembali.
Mereka beranggapan kalau alam Al-Quran
ini akan menolak
berkembang terus se
gagasan
lamanya konsep
sampai terbuka
dimensi ruangtersebut.
dan waktuJelas menjadi
sudah kalau alam ini
demikian meletup
tipis dan jarang serta b
melampaui tarikan gaya gravitasi dari pusat alam. Skenario
dari keadaan singularitas dan akan kembali lagi kepada singularitas seperti itu tidak menyi
kemungkinan bagi alam untuk disusun dan dicipta kembali. Al-Quran menolak ga
berikutnya.
konsep Ketauhidan
terbuka tersebut. JelasIlahi
sudah berikut letupan
kalau alam daya ciptanya
ini meletup dan singularita
dari keadaan
akanberpalingnya
kembali lagi ciptaan kembali kepada
kepada singularitas Ketauhidan
berikutnya. Ketauhidan Ilahi,Ilahi
secara
berikut letupan
ciptanya dan berpalingnya ciptaan
gamblang sekali dinyatakan dalam ayat: kembali kepada Ketauhidan Ilahi, secara gamblang
dinyatakan dalam ayat:
WDSÄȦBXq °OÙkV¯ 5¯XT 5¯
‘. . . Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami ak
‘... Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan sesungguhnya kepada-Nya
kembali.’ (S.2 Al-Baqarah:157) 21
kami akan kembali.’ (S.2 Al-Baqarah:157)21
340
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
a. Teori tentang penciptaan alam semesta dalam bentuk Big Bang
(Ledakan Besar) didasarkan pada hasil perumusan, bahwa pada
awalnya semua bermula dari massa dalam suatu status primordial
yang terkempa kuat sekali serta amat panas lalu kemudian meledak
sehingga densitas dan temperaturnya turun. Diperkirakan terjadi
sekitar 10 milyar tahun yang lalu dan pendinginan baru terjadi
setelah 1 milyar tahun untuk memungkinkan terbentuknya
atom-atom seperti hidrogen, lithium, helium dan lain-lain.
Teori ini dikembangkan Alexander Friedmann dan Abbe
Georges Lemaitre pada tahun 1920-an. Adapun Edwin Powell
Hubble yang mengembangkan teori tentang alam semesta yang
berekspansi terus menerus. (Penterjemah)
b. Lubang Hitam dalam astrofisika dianggap sebagai suatu objek
hipotetik dengan gaya berat (gravitasi) demikian besar sehingga
tidak ada satu materi pun, termasuk cahaya, yang dapat
melepaskan diri daripadanya. Eksistensi objek tersebut hanya
dapat diketahui dari medan gravitasinya. Suatu Lubang Hitam
selalu berada dalam peluruhan gravitasi dimana kerapatan
materi terus meningkat sehingga terbentuk semacam singularitas
yang meruntuhkan semua kaidah hukum alam yang berlaku.
Adanya Lubang Hitam hanya dapat ditunjukkan melalui efek-
efek khusus yang terjadi di luar berkas sinar tertentu (cakrawala
pengamatan = event horizon). (Penterjemah)
Referensi
1. Terjemahan 51:48 oleh penulis.
2. Terjemahan 21:31 oleh penulis.
3. Lane, E. W. (1984) Arabic-English Lexicon, Islamic Text Soiciety,
William & Norgate, Cambridge.
341
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
342
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Suku-SukuPrinsip
PengenalanSudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
Individu dan Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Plat 1. Tenggelamnya Alam Semesta
“Pada
"Pada hari hari
ketikaketika langitKami
langit akan akangulung,
Kamiseperti
gulung, seperti
tergulungnya
tergulungnya lembaran-lembaran tulisan
lembaran-lembaran tulisan naskah... (21:105)
naskah… (21:105)
343
175
pasti akan Kami laksanakan” (21:105)
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
176
Kemunculan Kembali Alam Semesta
344
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
345
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
menjadi hidrogen dan oksigen, hanya mungkin jika jumlah enerji yang
dilepas saat sintesa air tersebut dipasok kembali untuk memisahkan
komponen air yaitu oksigen dan hidrogen tadi.
Dalam kasus tersebut tidak terjadi adanya kehilangan enerji
yang bersifat permanen. Bukan ini yang dimaksud dengan kehilangan
enerji melalui proses entropi. Singkat kata, setiap reaksi kimiawi
akan melepas atau menyerap enerji, yakni setiap pertukaran enerji
seperti itu tidak akan menghasilkan buangan yang bersifat permanen.
Namun di samping itu ada semacam kehilangan enerji yang bersifat
konstan dan tidak bisa diubah. Kejadiannya tidak berkaitan dengan
reaksi kimiawi biasa. Daripada masuk ke dalam suatu kompleksitas
ilmiah yang rumit tentang bagaimana hal ini bisa terjadi, pembaca
disarankan untuk memvisualisasikan suatu benda panas yang secara
berangsur suhunya mendingin. Jika benda itu menjadi sama dingin
dengan suhu di sekelilingnya maka dikatakan telah mencapai suatu
ekuilibrium. Arus hangat dari benda yang panas kepada atmosfir yang
dingin tidak akan berbalik arahnya. Selalu suhu panas yang mengalir
ke arah dingin. Ketika keseluruhan panas dari alam semesta telah habis
dan telah mencapai titik ekuilibrium, tidak akan ada lagi pertukaran
panas yang dimungkinkan dan tidak akan ada lagi reaksi kimiawi yang
bisa terjadi. Keadaan inilah yang oleh para ilmuwan dikatakan sebagai
‘kematian kehangatan’ (heat death) dari alam semesta.
Quantum dari enerji alam yang dikonsumsi akan terus meningkat
sedangkan quantum dari enerji yang bisa dibakar di alam semesta
akan terus menurun. Dengan demikian akan tiba suatu masa nanti,
meski mungkin masih lama sekali, ketika seluruh alam semesta akan
terbenam dalam keadaan inertia (lembam) yang tidak bisa dipulihkan
kembali kepada bentuk material semula. Tidak ada tindakan yang bisa
diambil, tidak akan ada reaksi yang mungkin timbul. Nama lainnya
adalah kematian mutlak atau ketiadaan.
Bagaimana gambaran ide dari kehilangan enerji dalam bilangan
yang sangat kecil itu, pembaca perlu mengetahui bahwa para ilmuwan
346
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
347
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
alam semesta ini menjadi punah atau tidak eksis lagi setelah suatu
waktu, walau mungkin pada titik waktu yang jauh sekali di masa
depan. Dari titik mana pun jika kita melihat ke belakang, kekekalan
terlihat sebagai tanpa akhir sebagaimana juga kalau dilihat dari titik
waktu lainnya. Dengan kata lain, kekekalan tidak mungkin dipatok
pada suatu titik waktu di luar mana hal ini tidak eksis. Orang bisa saja
membayangkan dirinya mencoba mematok kekekalan ke titik waktu
pada masa lalu. Meski ia berkendara ke masa lalu dengan kendaraan
berkecepatan cahaya selama bertriliun-triliun tahun, ia tidak akan
pernah menemukan ujung awalnya. Jika ia merasa menemukan,
yakinlah ia telah salah jalan karena bukan kekekalan yang ia sedang
coba mematok.
Sekarang bayangkan lagi yang bersangkutan sedang berjalan
ke masa lalu untuk mencari awal dari alam semesta. Jika ia
menemukannya maka kekekalan akan merebutnya dari tangannya
dan mengembalikannya lagi ke jalur tanpa akhir. Suatu ide yang sulit
membayangkannya namun secara realitas sebenarnya sederhana dan
mudah dimengerti. Kalau pengelana waktu hipotetik itu menemukan
jejak alam semesta, ia tentunya akan bertanya dalam dirinya sendiri
mengapa alam ini belum meluruh habis sebelum ia menemukannya.
Pengelana bisa melihat bahwa pada titik tersebut, entropi punya cukup
waktu untuk menelan alam semesta dalam jumlah tidak terbatas.
Bayangkan sebuah bentuk yang amat kolosal yang demikian
besar sehingga bisa mengakomodasi tahapan waktu dalam jumlah
tak terbilang dan cobalah mengisi kekekalan dengan bentuk tersebut.
Tetap saja bentuk itu akan ada akhir atau ujungnya sedangkan
kekekalan tidak demikian. Misalnya pun proses entropi memerlukan
masa selama satu triliun tahun pangkat satu triliun sampai datangnya
‘kematian kehangatan’ alam semesta, tetap saja ada ujungnya. Sekarang
beralih dari peninjauan ke belakang, mari kita kembali ke masa kini
dan bertanya mengapa alam semesta ini eksis di sekitar kita pada saat
348
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
349
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
350
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Yang Maha Kekal saja yang tidak mungkin tersentuh oleh entropi.
Bentuk eksistensi-Nya pasti berbeda sama sekali dari segala sesuatu
yang diciptakan atau akan diciptakan-Nya. Bila ada yang menganggap
bahwa Dia menciptakan sesuatu yang sama dengan Wujud-Nya maka
eksistensi substansial-Nya tidak lagi bisa dikatakan kekal. Karena itu
jika kita berbicara tentang Lubang Hitam atau Entropi, kita sedang
berbicara tentang ciptaan dan bukan tentang Pencipta. Apa pun yang
diciptakan tidak mungkin mencipta sang Pencipta. Dia adalah Kausa
Awal dari segala ciptaan yang terbatas.
Kejadian meledaknya Lubang Hitam menjadi bentuk alam
semesta baru, harus melalui skenario yang disebut sebagai alam
‘tertutup.’ Menurut hal ini, alam semesta dikatakan berkembang
terus bukannya tanpa batas tetapi sampai pada suatu saat dimana
daya sentrifugal yang melempar menebar ke luar alam semesta ini
digantikan oleh tarikan gravitasi sentripetal yang jauh lebih kuat.
Para ilmuwan yang menolak skenario alam ‘tertutup’ ini
meyakini bentuk alam yang ‘terbuka’ yakni dikatakan alam akan terus
berkembang sampai tebarannya demikian tipis untuk bisa ditarik
oleh suatu daya gravitasi sentral. Keadaan demikian akan menyadap
konsentrasi enerji per unit alam sampai kepada suatu titik dimana tidak
dimungkinkan lagi terjadinya Lubang Hitam berikutnya. Walaupun
katakanlah yang diterima adalah imaji alam yang ‘terbuka’ demikian,
tetapi per
nsentrasi enerji entropi
unittetap
alam sajasampai
tidak bisa diabaikan.
kepada suatuBetapa tipisnya pun
titik dimana tidak dimung
jadinya Lubang
tebaranHitam berikutnya.
alam semesta jadinyaWalaupun
dan betapa katakanlah
pun lamanya yangwaktuditerima
yang adalah
ng ‘terbuka’diperlukan,
demikian, tetapi entropi tetap saja tidak bisa
pada akhirnya entropi juga yang akan menang karenadiabaikan. Betapa ti
baran alamsetiap
semesta jadinya
benda yang eksis dan betapa pun
tetap dipengaruhi olehlamanya waktu
entropi. Jadi, yang diperlu
bentuk
hirnya entropi jugaalam
apa pun yang
itu akan
jadinya,menang karena atau
apakah ‘terbuka’ setiap benda tetap
‘tertutup,’ yangsaja
eksis tetap d
h entropi. Jadi, bentuk apa pun alam itu jadinya, apakah ‘terbuka’ atau ‘tert
tidak akan bersifat kekal. Demikian juga yang dinyatakan Al-Quran:
a tidak akan bersifat kekal. Demikian juga yang dinyatakan Al-Quran:
¨º×q)]yang
‘Dia-lah (kausa awal) \- ÀÌc°iW langit dan bumi...’ (S.2
XT ¦9XSmenjadikan
AlBaqarah:118)1
‘Dia-lah (kausa awal) yang menjadikan langit dan bumi . . .’ (S.2 AlBaqarah:118) 1
Segala sesuatu yang berawal daripada-Nya pasti akan berakhir,
Segala
kecualisesuatu yang sendiri.
Wujud-Nya berawal daripada-Nya pasti akan berakhir, kecuali Wujud-
Nya sendiri.
r Å
§«°¨ °4WmÙ0_XT ©#Q SIÙ TÉl \¯PXq ÈOÕBXT rV×WcXT §«¯¨ DVÙ SM×nQ WÆ ÕCW% #
sesuatu
‘Segala‘Segala yang yang
sesuatu ada ada
di atas bumi
di atas ini ini
bumi akan binasa.
akan binasa.Dan
Danyang
yangakan
akan tetap kekal
hanyalah wujud Tuhan engkau, Pemilik segala kemegahan dan kemuliaan.’
tetap kekal hanyalah wujud Tuhan engkau, Pemilik segala kemegahan dan (S.55 Ar-
Rahman:27-28)
kemuliaan.’ 2(S.55 Ar-Rahman:27-28) 2
Dilema Entropi dibanding eksistensi alam semesta ini hanya bisa diatasi denga
Dilema Entropi dibanding eksistensi alam semesta ini hanya bisa
solusi yang ditawarkan Al-Quran 14 abad yang silam. Masalahnya bukan semata hany
tentang diatasi dengan solusi
alam semesta yang ditawarkan
yang berulang muncul Al-Quran
diciptakan14dari
abadapayang
yangsilam.
tersisa dari alam
sebelumnya. Setiap bukan
Masalahnya kali alam
sematadiciptakan baru oleh
hanya tentang alamPencipta yangberulang
semesta yang sama, Dia juga aka
mengakhirinya setelah selesai dengan takdir yang telah ditetapkan atasnya. Ajaibnya, A
muncul diciptakan dari apa yang tersisa dari alam sebelumnya. Setiap
Quran sudah menyampaikan hal ini di masa ketika pemikiran umat manusia masih sanga
kali Pernyataan
sederhana. alam diciptakansepertibaru
ini oleh
yang Pencipta yang sama,
menggambarkan Dia juga wilayah
bagaimana akan yang tida
dikenal atau
mengakhirinya setelah selesai dengan takdir yang telah ditetapkan Meski tida
ghaib, kemudian ditransformasikan menjadi sesuatu yang dikenal.
diperhatikan dan tidak dihargai selama lebih dari seribu tahun, tiba-tiba semuanya muncu
hidup diatasnya.
tengahAjaibnya, Al-Qurandari
zaman modern sudah
masa menyampaikan
eksplorasi dan hal ini pada masa
penemuan ini, seolah-ola
memangketika
sudahpemikiran umat manusia masih sangat sederhana. Pernyataan
ada dari dulunya.
Hal lain yang
seperti menarik
ini yang perhatian, meski
menggambarkan terdapat demikian
bagaimana wilayah pesat
yang kemajuan
tidak di bidan
ilmu pengetahuan selama beberapa ratus tahun terakhir, ialah sampai dengan awal abad in
dikenalmasih
para ilmuwan atau meyakini
ghaib, kemudian
kekekalan ditransformasikan
atom yang dianggap menjadi sesuatuhancur. Hal in
tak mungkin
yang terus
berlangsung dikenal. Meskikemudian
sampai tidak diperhatikan
para ilmuwan dan tidak dihargai
berhasil selamaatom. Denga
memecah
meledaknya bom nuklir yang pertama maka dongeng lama
lebih dari seribu tahun, tiba-tiba semuanya muncul hidup di tengahtentang kekekalan atom iku
meledak bersamanya. Namun setelah itu sifat destruktibilitas proton masih juga diangga
zamanprobabilitas
hanya sebagai modern dari masa eksplorasi
matematika semata. dan penemuan
Beberapa buktiini, seolah-olah
kecil sudah mulai merembe
keluar dari terowongan
memang sudah eksperimental
ada dari dulunya.bawah tanah yang amat mahal biayanya.
Sekarang ini sedang berlangsung eksperimen yang sangat mahal untuk meneli
Hal lain yang menarik perhatian, meski terdapat demikian pesat
posibilitas keluruhan proton dan hanya masalah waktu saja para ilmuwan aka
kemajuandestruktibilitas
mengumumkan di bidang ilmu danpengetahuan selama beberapa
perkiraan umurnya. Bagaimanaratusproton
tahun meluruh da
apakah luruhan itu bisa didaur-ulang atau tidak, merupakan
terakhir, ialah sampai dengan awal abad ini para ilmuwan masih masalah bagi generasi ilmuwa
masa depan. Dengan demikian maka proton pun tidak kekal sebagaimana perkiraan oran
meyakini kekekalan atom yang dianggap tak mungkin hancur. Hal ini
sebelumnya.
berlangsung
Dalam terusmasalah
Al-Quran, sampai kemudian
ini sudahpara ilmuwan
diputus berhasil
14 abad memecah
silam. Segala sesuatu yan
diciptakan
atom. Dengan meledaknya bom nuklir yang pertama maka dongeng Hanya Tuha
pasti mempunyai jangka waktu umur dan pasti akan berakhir.
semata yang berkuasa mencipta dari ketiadaan dan mengembalikan kepada ketiadaan sega
lama diciptakan-Nya,
sesuatu yang tentang kekekalan atom
bila dan ikutDia
kapan meledak bersamanya. Namun
berkehendak.
Merupakan suatu gaya yang menarik hati bahwa Al-Quran menggunaka
terminologi atau istilah dan ekspresi jauh sebelum waktunya mulai digunakan ole
manusia.352 Dalam dunia modern sekarang ini, semua orang sudah kenal dengan kebiasaa
ilmiah yang menunjukkan waktu kadaluarsa dari berbagai barang yang dihasilkan, dibua
atau disiapkan. Sebagai contoh, saat membangun jembatan, bahkan sebelum saa
pembukaannya, umur jembatan itu telah diperhitungkan oleh para insinyur yan
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
353
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
membangunnya dan bahkan diukirkan pada tiangnya. Begitu juga dengan mobil, kereta api,
jalan dan segala sesuatu yang berkaitan. Faktanya, segala hal yang digunakan atau
Nya. Gaya dan
dikonsumsi istilahmempunyai
manusia yang digunakan
umur yangAl-Quran terasa
bisa ditetapkan demikian
secara segar ini
ilmiah. Sekarang
dan kontemporer. Singkat kata, prinsip keterbatasan yang tidak bisatanggal
bahkan makanan kaleng atau minuman dalam kotak atau botol dilengkapi dengan
kadaluarsa.
dihindariKarena
mengenai keterbatasan
itu bukanlah alamajaib
suatu hal yang semesta
jika kitamenyatakan bahwa alam
menganggap Pencipta
segala sesuatu
semesta yang memiliki
ini mengetahui awal pastidari
segala seluk-beluk jugaciptaan-
akan Nya.
berakhir. Apaistilah
Gaya dan pun yang
yang diciptakan akan meluruh menjadi ketiadaan di akhirnya. Awalprinsip
digunakan Al-Quran terasa demikian segar dan kontemporer. Singkat kata,
keterbatasan yang tidak bisa dihindari mengenai keterbatasan alam semesta menyatakan
danbahwa
akhirsegala
darisesuatu
segalayanghalmemiliki
sudahawaltercatat dalam
pasti juga akan Kitab
berakhir.tentang rencana
Apa pun yang diciptakan
akbar
akanpenciptaan.
meluruh menjadi ketiadaan di akhirnya. Awal dan akhir dari segala hal sudah tercatat
dalam Kitab tentang rencana akbar penciptaan.
5¯ R<ÙjQ WÃ iÕÃXT ÈPÀik°È}5 Ú \\ W$TU W5Ú \iW \-[ ª È*ÁÚ ° ©G#ªH¦D ¨EqV¼ XÄ\- s©SÕ¼W5 3W ×SWc
harihari
‘Pada
‘Pada ketikalangit
ketika langitakan
akan Kami
Kami gulung
gulungseperti tergulungnya
seperti tergulungnyalembaran-lembaran
lembaran-
lembaran naskah tertulis oleh seorang juru-tulis. Sebagaimana telahpenciptaan
naskah tertulis oleh seorang juru-tulis. Sebagaimana telah Kami memulai Kami
untuk pertama
memulai penciptaankalinya, dengan
untuk cara begitu
pertama pula dengan
kalinya, Kami akancara
mengulanginya
begitu pulalagi, suatu
Kami
janji yang menjadi kewajiban atas Kami, sesungguhnya hal
akan mengulanginya lagi, suatu janji yang menjadi kewajiban atas Kami, itu pasti akan Kami
laksanakan.’ (S21 Al-Anbiya:105)
sesungguhnya hal itu pasti akan Kami laksanakan.’ (S21 Al-Anbiya:105)3
3
Dalam bukunya berjudul God and the New Physics, ia juga mengemukakan pendapat
354bahwa:
‘Para ahli fisika telah menemukan suatu kuantitas matematika yang disebut sebagai
entropi untuk mengukur kadar kerancuan, yakni banyak eksperimen yang dilakukan
secara hati-hati telah membuktikan kalau total enstropi merupakan sistem yang tidak
pernah menyurut.’ 5 ‘Dalam hal alam semesta hanya memiliki keteraturan yang terbatas
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-SukuPrinsip
Pengenalan
dan Sudut
BangsaKebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Individu AgamaYang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Masalah Agama
Filsafat
Agama
Pandangdan
Agama
Aborigin
danAlam Nyata,
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
355
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III Ahmad
II
III
IV
Pasti ada wujud Pencipta di alam ini, karena jika tidak maka tidak ada sesuatu,
termasuk diri kita, yang bisa eksis di saat apa pun.
Referensi
1. Terjemahaan 2:118 oleh penulis
2. Terjemahaan 55:27-28 oleh penulis
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
4. Davies, P. (1992) The Mind of God: Science and the Search for
the Ultimate Meaning. Penguin Books Ltd. England, hal. 47
5. Davies, P. (1990) God and the New Physics. Penguin Books Ltd.
England, hal. 10
6. Davies, P. (1990) God and the New Physics. Penguin Books Ltd.
England, hal. 11
7. Kessel, E. L. (1968) Lets Look at Facts, Without Bent or Bias.
Dalam: The Evidence of God in an Expanding Universe, by
Monsma J. C. Thomas Samuel Publishers, India, hal. 51
356
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-Suku
Al-Quran Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandangdan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu dan Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Alam Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
357
2. Bumidimemiliki
manusia masa ituposisiadalahunik dalam
sebagai kosmos, yang tidak ada padanannya di mana pun
berikut:
di angkasa.
1. Bumi terdiri Bumi bersifatdebu,
dari massa tetapbatu,
dan stasioner
air, udarapada dan sauhnya
mineral.sedangkan
Bumi merupakan langit berp
ma
terus stasioner
yang menerus mengelilinginya.
dengan permukaan yang rata, tidak berputar dan tidak diputari o
benda-benda langit lainnya.
2. Bumi Mirza
Bagian
Bagian Tahir
Jelas 1II
IIIIVdalam
III
IV
memiliki Ahmad konsep
posisi unik tentang
dalam alam kosmos, semestayang di atasada
tidak mengeliminasi
padanannya di posibilitas
mana pun ada
j
kehidupan
di angkasa.lain Bumi
di luarbersifat
bumi. Satu-satunya
tetap dan stasioner tempat pada kehidupan
sauhnya yang dikenal manusia
sedangkan di m
langit berpu
itu terus
hanyalah
menerus bumimengelilinginya.
ini saja, yang mereka anggap tergantung melayang di tengah angk
Berbeda dengan pandangan
bumi dan tidak juga sifatnya tersebut, yang Al-Quran
dikatakan tidak menyebutkan
stasioner. Sedangkan keunikan bumi
tidak juga sifatnya
Jelas dalam yang
konsep dikatakan
tentangstasioner.
alam semesta Sedangkan
di atasmengenai
mengeliminasijumlahposibilitas
banyaknya b
ada
mengenai
Al-Quran menyatakan:
kehidupan
jumlah banyaknya bumi, Al-Quran menyatakan:
lain di luar bumi. Satu-satunya tempat kehidupan yang dikenal manusia di m
itu hanyalah bumi ini saja, yang mereka anggap tergantung melayang di tengah angk
CÀIQ Ø:°% ¨º×q)] ]C°%XT 1XSRÝ[| \Ì×\y WQ \] s°
Berbeda dengan pandangan tersebut, Al-Quran tidak menyebutkan keunikan bumi
tidak juga sifatnya yang dikatakan stasioner. Sedangkan mengenai jumlah banyaknya bu
Al-Quran menyatakan:
‘Allah, adalah
‘Allah, adalah Dia yang
Dia yang menciptakan
menciptakan tujuhtujuhpetalapetala langit
langit dan dan bumiseperti
bumi sepertiitu
itujuga. . .’ (S.65
juga...’ (S.65 Ath-Thalaq:13)
Ath-Thalaq:13) 1 CÀIQ Ø:°% ¨º×q)] ]C°%XT 1XSRÝ[| \Ì×\y WQ \] s°
1
Perlu
Perlu dijelaskan
dijelaskan di sini
disini bahwa bahwa angka angka ‘tujuh’
‘tujuh’ menggambarkan
menggambarkan istilah yang b
digunakan
‘Allah, adalah
istilah yangDiabiasa
Al-Quran yang
dalam menciptakan
digunakan
ayat ini mau tujuhpun
Al-Quran petala langit
dalam
ayat lainnya. dan
ayatbumi ini seperti
Angka mau itu juga.
pun
tersebut menggamba
. .’ (S.65
alam semesta terdiri
Ath-Thalaq:13) dari banyak lapisan langit (galaksi), masing-masing terbagi da
ayat lainnya. Angka tersebut menggambarkan alam semesta terdiri
1
antara
‘DariYang
‘Dari tanda-tanda-Nya
dimaksud da’bbah
dengan adalah
antara tanda-tanda-Nya penciptaan
mencakup
adalah seluruh
penciptaanjuga langit
segala
seluruh dan bumi,
hewan
langit dan dan penciptaan
yang
bumi, bergerak
segala
melata dimahluk
muka hidup
bumi.(da’bbah)
dan penciptaan Tidak yang hidup
telahdi
termasuk
segala mahluk disebarkan-Nya
dalamnya
(da’bbah) di dalam
yang hewan
telah yang keduanya.
terbang
disebarkan-Nya di. .’atau beren
Jelas tidak
(S.42 ada keduanya...’(S.42
berkaitan
Asy-Syura:30)
dalam 2 dengan kehidupan
Asy-Syura:30) 2
keruhanian dalam bentuk apa pun. Da
YangYang
dimaksud dengan
dimaksud da’bbah
dengan da’bbah
mencakup juga juga
mencakup segala hewan
segala yang bergerak a
hewan
melata
di muka bumi. Tidak termasuk di dalamnya hewan yang terbang atau berena
yang bergerak atau melata di muka bumi. Tidak termasuk di dalamnya
Jelas tidak ada berkaitan dengan kehidupan keruhanian dalam bentuk apa pun. Da
hewan yang terbang atau berenang. Jelas tidak ada berkaitan dengan
kehidupan keruhanian dalam bentuk apa pun. Dalam bahasa Arab,
hantu atau pun malaikat tidak akan disebut sebagai da’bbah. Bagian
kedua dari ayat di atas tidak saja berbicara tentang kemungkinan
adanya kehidupan di luar bumi, malah menegaskan bahwa kehidupan
demikian memang ada. Hal ini bahkan ilmuwan yang paling modern
pun belum berani menyatakannya secara pasti.
358
sa Arab, hantu atau pun malaikat tidak akan disebut sebagai da’bbah. Bagia
di atas tidak saja berbicara tentang kemungkinan
Al-Bayyinah: Prinsip
adanya
Kebenaran Yang
kehidupan d
Nyata,
Konsep Ketuhanan Pengenalan
Entropi dan
Suku-Suku
Al-Quran dengan
Bangsa
dan
Wahyu AliranPerspektif
Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran
Sudut Pemikiran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu
Iman Ilahi
Kepada Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Agama
dan
Alam
dan
dan Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
di Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao bahkan il
Bumi
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
h menegaskan bahwa kehidupan demikian Al-Qayyimah: memang
Ajaran ada. Hal ini
Fitrat Suatu Wahyu
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
ng modern pun belum berani menyatakannya secara pasti.
Namun bukan itu saja yang diungkap oleh ayat tersebut. Bertambah ta
Namun
a dibaca terusan daribukan itu bahwa
ayat itu saja yang Diadiungkap
(Allah) oleh ayat tersebut.
berkuasa menghimpun m
Bertambah
menghendaki: takjub hati ini ketika dibaca terusan dari ayat itu bahwa
Dia (Allah) berkuasa menghimpun mereka kapan Dia menghendaki:
360
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-Suku
Al-Quran Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandangdan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu dan Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Alam Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
361
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
IIIV Ahmad
III
IV
pengetahuan yang ada pada masanya saja. Ilmu dan teknologi pada
masanya itu belum lagi cukup maju untuk memungkinkan manusia
memvisualisasikan orang terbang dengan bantuan mesin yang didorong
tenaga api. Jadinya untuk memvisualisasikan pesawat terbang yang
paling sederhana pun masih berada di luar kemampuan Leonardo.
Adapun kitab-kitab yang diwahyukan samawi, sifatnya lain sama
sekali dan pengetahuan yang dinyatakan di dalamnya tidak dibatasi
pada suatu era tertentu saja. Lagi pula tidak ada faktor kebetulan
dalam pemenuhan nubuatannya. Temuan-temuan ilmiah dari abad-
abad berikutnya tidak pernah bisa membuktikan kalau nubuatan Al-
Quran itu salah.
Dengan demikian kita bisa mengharapkan penyempurnaan
Nubuatan tersebut di masa depan. Nubuatan tentang pertemuan atau
kontak dengan kehidupan di tempat lain masih termasuk kategori
yang masih akan dipenuhi. Semoga umur kita cukup panjang
guna menyaksikan hari akbar dimana kehidupan di bumi berhasil
melakukan kontak dengan kehidupan di angkasa.
Catatan:
* Nicolaus Copernicus (1473-1543) astronom bangsa Polandia
sekitar tahun 1510, pertama kali menyatakan teori bahwa
posisi matahari itu tetap sementara bumi dan planet-planet
lain, berputar mengelilingi matahari (teori helio-centris).
Uraian mengenai hal ini temaktub dalam bukunya berjudul De
Revolutionibus orbium coelestium libri VI yang terbit tahun
1543. Hal ini sangat mempengaruhi pemikiran para astronom
angkatan berikutnya seperti Galileo, Kepler, Descartes, dan
Newton. (Penterjemah)
362
Al-Bayyinah:
Konsep Ketuhanan Entropi
Suku-Suku
Al-Quran Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandangdan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu dan Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Agama
Alam Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Agama Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
2. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
3. Terjemahaan 72:27-28 oleh penulis. (Catatan: Kata da’bbah
dalam kurung ditambahkan oleh penulis)
4. Roy, A. E., Clarke, D. (1989) Astronomy: Structure of the
Universe, Adam Hilger Ltd. Bristol, hal. 270
5. Tipler, F. (November 1985) Alien Life, Nature:354:334-335
6. Mc.Kie,R. (September 1985) Calling Outer Space: Is Anybody
There?, Readers’s Digest 31-35.
363
BAGIAN V
K
mencakup keseluruhan proses kreatif, baik yang berkaitan dengan
evolusi kehidupan maupun tahapan persiapan yang mendahuluinya.
Sebagianitabdarisuciobservasi
Al-Quran itu merupakan
memberikan ruangtonggak sejarah yang
lingkup observasi yang bersifat
luas mencakup
unik dan mengenai hal inilah kami bermaksud membawa minat
pembaca. proses kreatif, baik yang berkaitan dengan evolusi kehidupan maupun tahapan
keseluruhan
Hanya
persiapan yang saja patut diingat
mendahuluinya. bahwa
Sebagian dari pengantar
observasi itusingkat berikut
merupakan tonggakinisejarah
yang bersifat unik dan mengenai hal inilah kami bermaksud
merupakan rangkuman dari bahasan yang akan diulas selengkapnya membawa minat pembaca.
Hanya saja patut diingat bahwa pengantar singkat berikut ini merupakan
pada bab-bab
rangkuman terkait.yang akan diulas selengkapnya pada bab-bab terkait.
dari bahasan
Yang
Yang paling pentingdiperhatikan
paling penting diperhatikan adalahadalah
prinsipprinsip petunjuk
petunjuk sebagaimana
dikemukakan dalam ayat berikut:
sebagaimana dikemukakan dalam ayat berikut:
×ÅvcU ×1ÅXSÉ ×Xk° QQSXkSVÙXT _1×S\-Ù WQ \] s° §ª¨ Îmc°iV ÄÔ³[ ©G#Å rQ"Wà XSÉFXT ÁÚ À-Ù ®P°iXk¯ s° [WmWV"
©Ú \\ c¯Û sWmV" % ?W°» 1XS\-\y \Ì×\y WQ \] s° §«¨ ÃqSÁÝWÓÙ Ãsc®u\ÈÙ XSÉFXT 9ZX.Wà ÀC_ÕOU
§¬¨ qSżÉÙ C°% sWmV" ×#\F Xn_§WÙ §Ì¦B×qVÙ 1ÃS[ÝV" C°% ¨CX+ØSm
‘Maha
‘Maha beberkatlah
beberkatlah Dia
Dia yang
yangdidiTangan-Nya
Tangan-NyaadaadaKerajaan dandan
Kerajaan Dia mempunyai
Dia mempunyai
kekuasaan atas segala sesuatu; yang menciptakan kematian dan kehidupan,
kekuasaan atas segala sesuatu; yang menciptakan kematian dan kehidupan, supaya Dia
supaya
mengujiDia menguji
kamu, siapa dikamu,
antarasiapa
kamudiyang
antara kamuamalnya,
terbaik yang terbaik amalnya,
dan Dia dan
Maha Perkasa,
Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun; yang telah menciptakan tujuh petala
Maha Pengampun; yang telah menciptakan tujuh petala langit dengan serasi. Engkau
langit dengan
tidak akan serasi.
melihat Engkau tidakdi akan
ketidak-pantasan dalammelihat ketidak-pantasan
penciptaan Tuhan yang Mahadi dalam
Pemurah.
penciptaan Tuhan yang Maha Pemurah. Oleh karena itu pandanglah
Oleh karena itu pandanglah lagi! Adakah engkau melihat suatu cacat?’ (S.67 lagi! Al-
Adakah engkau
Mulk:2-4) 1 melihat suatu cacat?’ (S.67 Al-Mulk:2-4) 1
Ini adalah ayat pokok yang berbicara tentang perencanaan yang mencakup
Ini adalah
keseluruhan ayat pokok
alam semesta. yang berbicara
Dua masalah tentang
mendasar yang perencanaan
dikemukakan yang
dalam ayat ini ialah:
tidak
mencakup keseluruhan alam semesta. Dua masalah mendasar yang dan
adanya kontradiksi dalam keseluruhan alam semesta yang diciptakan Tuhan,
semua ciptaan tersebut mengalami tahapan perkembangan. Bagian terakhir ini dikuatkan
dengan fitrat Tuhan yang secara ekstensif sering digunakan dalam Al-Quran berkaitan
dengan proses penciptaan. Kata Rabb menyangkut evolusi sesuatu dari keadaan367
yang hina
atau rendah kepada keadaan yang lebih luhur. Sebagai contoh, ketika seekor anak kuda
kemudian menjadi dewasa sempurna dengan segala potensinya yang telah diperbaiki maka
bangsa Arab menyebutnya dengan istilah Rabb-al-Fuluwwa yang berarti seseorang telah
membesarkan dan melatih kuda itu dengan sangat baik. Begitu juga dengan fitrat Al-Rabb
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IV
ÄÙ[ØnW,V
WV» CWÃ WV» Û
‘Tentulah kamu akan melalui satu tingkat ke tingkat yang lain.’ (S.84 Al-Insyiqaq
3
369
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IV
370
P enciptaan Organisme Purba
Kami akan memulai dengan fenomena penciptaan paling purba yang ada sebe
dimulainya evolusiKehidupan
biotikaKonsep
(yang berkaitan
Menurut
Ketuhanan dengan
Al-Bayyinah:
Perspektif
Entropi
Wahyu
dan
Suku-Suku
Al-Quran sistem
Prinsip
Pengenalan
Al-Quran:alamiah
Kebenaran
dengan
Aliran
Keterbatasan
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan Masalah
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan Alamyang
Yang
Perspektif
Wahyu,Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat hidup)
Tao sebagaim
Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Bumi
Individu
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
dikemukakan Al-Quran. Berkaitan dengan masaAjaran
Al-Qayyimah: ini, kitab
yang tersebut
Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran menggunakan ist
khusus yaitu jinn. Hanya saja dalam konteks ini jangan dikaitkan dengan istilah yang b
dikenal pembaca sebagai jin yang dalam dongeng dikatakan keluar dari botol ajaib.
Pengertian
ini jin botol
bisa melakukan itu fantastik
hal-hal hanya terkait
di bawah dengan
perintahtakhayul.
pawangnya, Takhayul demik
menjadikan manusia menganggap jin memiliki karakteristik campuran antara manusia
seperti mewujudkan sesuatu dari udara kosong. Melalui jin ini mereka
hantu yang bisa berubah rupa dan bentuk menurut kemauannya. Dikatakan kalau jin le
menguasai
suka merasuk yang
pada dikasihi
diri wanitaatau
danmendapat
mereka yang kekuatan
lemah.untuk
Mereka mengalahkan
katanya bisa dikuasai o
para pawang yang menguasai mantra-mantra untuk menaklukkan
musuh-musuhnya. Al-Quran jelas tidak berbicara tentang takhayul jin tersebut g
melayani manusia. Begitu sudah tunduk maka jin ini bisa melakukan hal-hal fantastik
bawahfantasi manusia
perintah ini ketika
pawangnya, mengungkapkan
seperti tentangdari
mewujudkan sesuatu masa prabiotika
udara kosong. Melalui jin
mereka dari proses evolusi.
menguasai Mengenai
yang dikasihi atauhalmendapat
ini akan kekuatan
dijelaskan untuk
lebih mengalahkan
lanjut mus
musuhnya. Al-Quran jelas tidak
dalam bab ‘Hakikat Jinn.’ berbicara tentang takhayul fantasi manusia ini ke
mengungkapkan tentang masa prabiotika dari proses evolusi. Mengenai hal ini a
dijelaskan lebih lanjut dalam bab ‘Hakikat Jinn.’
PD
Peran Tanah liat
alam Al-Quran
eran Tanah liat berulang-kali disebutkan debu kering atau
pun tanah liat yang lembab atau basah sebagai tahapan proses
Dalam Al-Quran berulang-kali disebutkan debu kering atau pun tanah liat yang lem
kehidupan
atau basah padatahapan
sebagai masa purba.
prosesDalam surah Ali
kehidupan di Imran dinyatakan:
masa purba. Dalam surah Ali Im
dinyatakan:
!WmÉ" C°% ÈOVQ \\
‘. . . Dia menjadikannya (Adam) dari debu (turaab). . .’ (S.3 Ali Imran:60) 4
‘... Dia menjadikannya (Adam) dari debu (turaab)...’ (S.3 Ali Imran:60)4
Mengenai hal yang sama, di tempat lain dikemukakan:
Mengenai hal yang sama, di tempat lain dikemukakan:
ÛÜ°» C°K% 1ÅVQ \\ s° XSÉF
‘Dia-lah yang telah menciptakan kamu dari tanah liat (yang lembab atau basah) . . .’
(S.6 Al-Anaam:3) 5
‘Dia-lah yang telah menciptakan kamu dari tanah liat (yang lembab atau
Tanah liat juga
basah)...’ (S.6disebut dalam
Al-Anaam:3)5
surah lain tetapi kali ini bukan yang basah karena j
dikemukakan:
Tanah liat juga®q
b [ÝÙ[ #_¡
disebut Ú _ C°%surah
dalam ]C_60_lain
|<tetapi
Q \] kali ini bukan
yang basah karena jelas dikemukakan:
‘Dia menciptakan manusia dari tanah liat kering mendenting laksana tembikar bakaran.’
(S.55 Ar-Rahman:15) 6
Dalam ayat terakhir ini tanah liat tersebut digambarkan sebagai berbentuk pirin
yang cukup kering sehingga menimbulkan bunyi mendenting seperti halnya keramik a
tembikar. Begitu pula dalam surah Al-Hijr (ayat 27, 29 dan 34) dikemukakan tiga
‘Dia menciptakan manusia dari tanah liat kering mendenting laksana tembikar
tentang tanah liat dengan tambahan kualifikasi yaitu manusia diciptakan dari tanah
bakaran.’ (S.55 Ar-Rahman:15)
kering mendenting yang dibentuk dari6lumpur hitam yang berfermentasi.
Skenario keseluruhan sebagaimana dikemukakan Al-Quran menggambarkan pro
kehidupan sebagai proses maju bergerak selangkah demi selangkah dari debu, dari air, d
tanah liat dan juga dari lumpur hitam yang berfermentasi yang pada akhirnya men
tanah liat kering yang mendenting. Dua tahapan terakhir ini menarik perhatian. 371 Tidak
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IV
372
manusia pada era ketika Al-Quran diturunkan bisa mengkaitkan penciptaan manusia
dengan tanah liat kering mendenting yang dibentuk
Al-Bayyinah:dari lumpur
Prinsip
Pengenalan
yang
Kebenaran
dengan
mengendap
Yang
Perspektif
stagnan.
Nyata,
Sejarah
Kehidupan Menurut
Konsep Perspektif
Ketuhanan Entropi
Wahyudan
Suku-Suku
Al-Quran Sudut
Bangsa
dan Aliran
Al-Quran:Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran Pemikiran
Masalah
Pandang Filsafat
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada Agama
Filsafat
dan
dan
Fitrat diRasionalitas,
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Pada bagian lain akan kami sampaikan uraian
Al-Qayyimah: Ajaran singkat tentang
yang Berkesinambungan apa yang
Pengetahuan, dan Kebenaran
dikemukakan para ilmuwan berkaitan dengan subyek ini. Pembaca disilakan menarik
kesimpulan sendiri berkenaan dengan kompatibilitas pernyataan Al-Quran dengan hasil
dari penelitian
Yang Mahakontemporer.
Agung danYang satu adalah
Maha skenario ternyata
Mengetahui menurut Al-Quran
ditunjang yangoleh
didasarkan
pada wahyu Ilahi, sedangkan yang lainnya terdiri dari komposisi berbagai teori, pernyataan
pengetahuan
dan yang telah
dugaan yang dibuat dimilikinya.
para ilmuwan yang mendasarkannya semata-mata pada investigasi
ilmiah. Setiap kali konklusi para ilmuwan dianggap sudah mapan dan sahih, pembaca akan
melihat bahwa nyatanya konklusi tersebut sejalan dengan pernyataan Al-Quran. Keadaan
iniKelangsungan
berjalan terus padahal
Hidup saatKarena
Al-Quran diwahyukan,atau
Kebetulan ilmuTakdir?
pengetahuan belum lagi cukup
maju untuk meneliti misteri kehidupan dan asal muasalnya. Tujuan ayat-ayat tersebut ialah
M engenai masalah
untuk mengingatkan
Wujud Pencipta
manusia dikelangsungan hidup,
abad-abad kemudian, pandangan
bahwa keyakinannya
bertolak-belakang dengan pendapat para naturalis. Menurut oleh
Yang Maha Agung
pengetahuan yang telah dimilikinya.
dan Maha Mengetahui
kitab suci Al-Quran, faktor kebetulan tidak memiliki peran besar
ternyata
Al-Quran
pada eksistensi
ditunjang
§±¨ #q\iÙ°-¯ ÈP\i<°Ã ÄÔ³[ r#ÁXT Àj\jØsV" W%XT Ä3\O×q)] ùkªÓV" W%XT ³V?5Ê r#Á Ä#°-ÙVU% W% Ä1Q ØÈWc
XSÉF ÕCW%XT °O¯ Wm\I\B CW%XT W$×SVÙ n_U ÕC% 2Å=°K% ·ÄXS\y §²¨ ª$\ÈW)À-Ù Ènm¯[Ù ®Q\iSM XT ª ÙkWÓÙ ¿2¯ WÃ
mÙ%U ÕC°% ÈOW5S¾À[ÝÙVVf °O°ÝÚ \\ ÕC°%XT °OØc\iWc ©ÛØÜW C°K% ¸0WªG\ÈÄ% ÈOV §ª©¨ ®qSM@¯ !®q\yXT ©#Ùj¯ ØbW*ÔÄ%
2ÀIV W%XT ÈOV jWmW% ZVÙ =ÄßSÀy 4×SV¯ \jXqU Vl¯XT ×1®M¦ÁÝ5U
¯ W% TÈnªKmWÓÄc ³/\O $4×SV¯ W% ÈnªKmWÓÄc Y E¯
‘Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa
‘Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan dan apa yang kurang
yang kurang sempurna dalam kandungan rahim dan gugur, dan apa yang
sempurna dalam kandungan rahim dan gugur, dan apa yang diperkembangkan. Dan
diperkembangkan. Dan segala sesuatunya mempunyai ukuran yang tepat
segala sesuatunya mempunyai ukuran yang tepat pada-Nya. Dia-lah yang mengetahui
pada-Nya. Dia-lah yang mengetahui yang tersembunyi dan yang nampak,
yang tersembunyi dan yang nampak, Maha Besar tanpa tandingan, Maha Luhur. Siapa
Maha Besar tanpa tandingan, Maha Luhur. Siapa di antara kamu yang
di antara kamu yang merahasiakan perkataannya dan siapa yang menzahirkannya
merahasiakan perkataannya dan siapa yang menzahirkannya dengan
dengan terang-terangan adalah sama dalam ilmu Allah, dan begitu pula orang yang
bersembunyi pada waktu malam dan orang yang berjalan terang-terangan pada siang
hari. Untuk ia itu ada pergiliran penjaga-penjaga di hadapannya dan di belakangnya.
373 . .’
(S.13 Ar-Rad:9-12) 7
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IV
terang-terangan adalah sama dalam ilmu Allah, dan begitu pula orang yang
bersembunyi pada waktu malam dan orang yang berjalan terang-terangan
pada siang hari. Untuk ia itu ada pergiliran penjaga-penjaga di hadapannya
dan di belakangnya...’ (S.13 Ar-Rad:9-12)7
374
K hiralitas
kotor dengan(Keberpihakan)
tangan kanan dan di Alam
sebagainya. Sebaliknya berlaku untuk tangan kiri. Karena
itu jika ada seseorang yang berjabat tangan dengan seorang Muslim, ia boleh merasa yakin
Di antara semua kitab-kitab suci, Al-Quran bersifat unik dalam menyoroti masalah
bahwa ia menggenggam tangan yang bersih. Dalam bahasan yang secara komparatif lebih
Khiralitas (keberpihakan) yang terkait dengan perilaku sosial keagamaan. Kita bisa menjadi
takjublengkap
tentangtentang keberpihakan
signifikasi
Kehidupan yang
Konsep dan
ditekankan
MenurutKetuhanan khiralitas
Al-Bayyinah:
pada
Perspektif ini,dan
Pengenalan
kanan
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran pembaca
Prinsip
dan kiri.
Al-Quran: akan
Kebenaran
dengan
Aliran
Hal
Keterbatasan
dan
WahyuAl-Quran
Sudut
Bangsa
Iman
menemukan
yang
Masalah Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
diRasionalitas,
sama
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu
Ilahi
Kepada Alam
dan
dan
Fitrat Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
AgamaBuddha
Semestahal-hal
Nyata,
Sejarah
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
juga
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Tao
Bumi
Ghaib"
Wahyu terdapatyang
pada mencengangkan berkaitan
ajaran-ajaran perilaku dandengan fenomena
Al-Qayyimah:
petunjuk iniAjaran
sebagaimana
yang diberikan yang
oleh adanya di
Berkesinambungan
Rasulullah
Pengetahuan, dan Kebenaran alam.
saw Dari
dimanasana
masalah pembaca
kananakan
dan meyakini kalau pengarang
kiri mempunyai peran khususAl-Quran adalah
dalam juga Pencipta
perilaku seorang alamMuslim.semesta ini.
Sebagai
contoh, tangan kanan ditetapkan
Penekanan untuk memihak)
‘partialitas’ (sikap mengerjakan segaladigunakan
umumnya hal yang untukbaik dan bersih,
menunjukkan
sepertiadanya
makansuatudengan tangan
pilihan yang kanan,
dilakukanmelayani
tanpa dari sisi
suatu kanan,
alasan jelasjangan
mengapa menyentuh
hal itu benda
dilakukan.
Dengan
kotor dengan bertambah
tangan kanan danmajunya
sebagainya. ilmu pengetahuan
Sebaliknya dalamtangan
berlaku untuk usahanya kiri. Karena
jikaHanya
itumenggali saja jika diaplikasikan
pemahaman
ada seseorang yang
yang berjabat kepada
tangan Wujud Tuhan,
lebih dengan
dalam
keawaman
lagi berarti
seorang tentang
Muslim,seseorang
bolehtentang
iarantai atau
merasa mengapa
yakin
bahwa ia menggenggam tangan yang bersih. Dalam bahasan yang secara komparatifmaksud
Tuhan memihak kepada keberpihakan tidak lantas bahwa tidak ada lebih
rangkaian
lengkap tersembunyi
tentangkausa
dalamdan
keberpihakan efek,
perilaku banyak
Tuhan
dan kemudian
yang bersifat
khiralitas selektifmuncul
ini, pembaca demikian. pola perilaku
akan menemukan hal-hal yang
mencengangkan Denganberkaitan denganmajunya
bertambah fenomenailmu ini sebagaimana
pengetahuan adanya dalam diusahanya
alam. Dari sana
menggali
alam yang
pembaca
tadinya
akan meyakini
tidak diketahui
kalaudalam
pengarang
untuk
Al-Quran
menambah
adalah
pemahaman.
pemahaman yang lebih lagi tentang rantai ataujuga Pencipta
rangkaian alamdan
kausa semesta
efek, ini.
banyak
Penekanan ‘partialitas’ (sikap memihak) umumnya digunakan untuk menunjukkan
adanya kemudian muncul
suatu pilihan yangpola perilaku tanpa
dilakukan alam suatu
yang tadinya tidakmengapa
alasan jelas diketahuihaluntuk menambah
itu dilakukan.
Seleksi Alam
pemahaman. dan Kelangsungan Hidup bagi yang
Hanya saja jika diaplikasikan kepada Wujud Tuhan, keawaman seseorang tentang mengapaTercakap
TS
Tuhan memihak kepada keberpihakan tidak lantas berarti bahwa tidak ada maksud
anpadalam
tersembunyi suatuperilaku
keraguan,
TuhanAl-Quran berulang-kali
yang bersifat menyatakan bahwa
selektif demikian.
Dengan bertambah majunya ilmu pengetahuan dalam usahanya menggali
pada
pemahaman setiap
eleksi
yangalam langkah
dan
lebih penciptaan
Kelangsungan
dalam lagi hidup
tentang pasti ada
bagiatau
rantai pilihan
tercakapyang
yangrangkaian kausadilakukan
dan efek, banyak
dan setiap kalinya itu yang menjadi pemilih bukan yang disebut sebagai
kemudian muncul pola perilaku alam yang tadinya tidak diketahui untuk menambah
Tanpa suatu keraguan, Al-Quran berulang-kali menyatakan bahwa pada setiap langkah
pemahaman.
operator butapasti
dariada
seleksi
pilihanalam,
yang melainkan
dilakukan dantangan Tuhanitusendiri Yang pemilih
S
penciptaan setiap kalinya yang menjadi
Maha Mengetahui dan Maha Melihat. Secara spesifik dinyatakan:tangan Tuhan
bukan yang disebut sebagai operator buta dari seleksi alam, melainkan
sendirialam
eleksi Yangdan
Maha Mengetahui dan
Kelangsungan Maha
hidup Melihat.
bagi yang Secara spesifik dinyatakan:
tercakap
Tanpa suatu keraguan, Al-Quran berulang-kali menyatakan bahwa pada setiap langkah
penciptaan§¯±¨pasti ¯nÕÈd pilihan
WDSÁada -Wà rQ"\ÈV"XTyang U×Ày ÅQXn]m°cÙ Ä1dan
]C\dilakukan ÀIV |E % ÃqW)ÙcVfXT ÃÄitu
Wkalinya
setiap W% ÀÉ ÙcVfmenjadi
WRd yang | {XqXT pemilih
^
bukan yang disebut sebagai operator buta dari seleksi alam, melainkan tangan Tuhan
sendiri Yang ‘Tuhan
Maha Mengetahui
engkau menciptakan dan Maha apaMelihat.yang Dia Secara spesifik
kehendaki dandinyatakan:
memilih siapa yang Dia
‘Tuhan engkau menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih siapa
kehendaki. Mereka tidak berhak memilih. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi di atas apa
§¯±¨ WDyang ¯nDia
ÕÈd -
SÁyang WÃ rQ"\ÈV"sekutukan
kehendaki.
mereka \U×dengan
XT ]CMereka Ày ÅQXn]mtidak
°cÙDia.’
Ä1ÀIVberhak
|E
(S.28 W% ÃqW)ÙcVfXT ÃÄMaha
memilih.
Al-Qashash:69) WRd8 W% ÀSuci
É ÙcVf |^ {XqXT dan
Allah
Maha Tinggi di atas apa yang mereka sekutukan dengan Dia.’ (S.28 Al-
‘Tuhan engkau menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih siapa yang Dia
Qashash:69)
Penekanan
kehendaki. Mereka
8 yangtidaksamaberhak jugamemilih.
tersiratMaha dalamSuci
ayat-ayat
Allah dan berikut:
Maha Tinggi di atas apa
yang mereka sekutukan dengan Dia.’ (S.28 Al-Qashash:69) 8
Penekanan yang sama juga tersirat dalam ayat-ayat berikut:
§®²¨ WDSÁ¯ VcÙyang
Penekanan ÀCÔUW5sama
Ø3U àÈOW5juga
SÁÉ ÙcU% tersirat
Ô È)5U XÄ §®±¨
2 WDSÄ=Õ-É"ayat-ayat
dalam % /ÅÊØcXÄWmVÙU berikut:
§®°¨ WDSÉ°Fi_¡É" Y×SQ VÙ ×1ÅR<ÙQ \\ ÀCÙVZ8
W TÃqSÉ" ³ª/ Xq= ¿2È)ØcXÄWmVÙU §°©¨ |ETÄmÅÕQ# Y ×SQ VÙ =C\CÊ ÈOX=Ú \È\B ÃÄWQ6 ×SV §¯²¨ D
§°ª¨ D W SÅ®t?À-Ù 193
193
§°¬¨ WÛÏ©SÙÀ-Ú °L ;ÈW*W%XT <QWm°ÖkV" \IR<Ú \È\B ÀCÙVZ8 §°«¨ |ESÅ°<À-Ù ÀCÙVZ8 Õ4U SMV(Wm\H[ ×1É"Ú
W6U Ô2È)5U XÄ
376
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Alam
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
×ÅvcU ×1ÅXSÉ ×Xk° QQSXkSVÙXT _1×S\-Ù WQ \] s° §ª¨ Îmc°iV ÄÔ³[ ©G#Å rQ"Wà XSÉFXT ÁÚ À-Ù ®P°iXk¯ s°
[ WmWV"
¨CX+ØSm ©Ú \\ c¯Û sWmV" % ?W°» 1XS\-\y \Ì×\y WQ \] s° §«¨ ÃqSÁÝWÓÙ Ãsc®u\ÈÙ XSÉFXT 9ZX.Wà ÀC_ÕOU
Èn_§WÙ \ÙkV¯ Ô ¯ V=Wc ©ÛØÜV"m[ Xn_§WÙ §Ì¦B×q 1É2 §¬¨ qSżÉÙ C°% sWmV" ×#\F Xn_§WÙ §Ì¦B×qVÙ 1ÃS[ÝV" C°%
‘Maha beberkatlah
‘Maha DiaDia
beberkatlah yang
yangdidiTangan-Nya
Tangan-Nyaada Kerajaan dan
ada Kerajaan danDia
Diamempunyai
mempunyai
kekuasaan atas segala sesuatu; yang menciptakan kematian dan kehidupan, supaya Dia
kekuasaan atas segala sesuatu; yang menciptakan kematian dan kehidupan,
menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya, dan Dia Maha Perkasa,
Maha supaya Dia menguji
Pengampun; kamu,
yang telah siapa di antara
menciptakan tujuh kamu
petala yang
langit terbaik
dengan amalnya, dan
serasi. Engkau
tidakDia Maha
akan Perkasa,
melihat Maha Pengampun;
ketidak-pantasan di dalam yang telah Tuhan
penciptaan menciptakan
Yang Mahatujuh petala
Pemurah.
Olehlangit
karena itu pandanglah
dengan lagi! tidak
serasi. Engkau Adakah engkau
akan melihat
melihat suatu cacat? di
ketidak-pantasan Kemudian
dalam
pandanglah
penciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Oleh karena itu pandanglahengkau
lagi, niscaya penglihatan engkau hanya akan kembali kepada lagi!
dengan bingung dan letih, karena tidak menemukan ketidakserasian’ (S.67 Al-Mulk:2-
5) 10
Adakah engkau melihat suatu cacat? Kemudian pandanglah lagi, niscaya
penglihatan engkau hanya akan kembali kepada engkau dengan bingung dan
P
letih, karena tidak menemukan ketidakserasian’ (S.67 Al-Mulk:2-5)10
Referensi
1. Terjemahan 67:2-4 oleh penulis.
2. Terjemahan 71:14-15 oleh penulis.
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
4. Terjemahan 3:60 oleh penulis.
5. Terjemahan 6:3 oleh penulis.
6. Terjemahan 13:9-12 oleh penulis.
7. Terjemahan 6:3 oleh penulis.
378
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Individu Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Alam
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
379
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
380
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam
dan
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
381
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
382
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam
dan
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
383
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
384
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam
dan
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
385
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
386
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:Wahyu,
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam
dan
dan Nyata,
Sejarah
diRasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
387
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Catatan
a Isomer adalah molekul yang secara kimiawi sama tetapi
strukturnya berbeda. A Satu, dua atau lebih molekul dengan
jumlah atom yang sama tetapi dengan struktur kimiawi yang
berbeda sehingga sifatnya pun juga menjadi lain. (Penterjemah)
b Valine adalah asam amino esensial yang diproduksi dari
asam pyruvic atau b ketika hidrolisis dari beberapa protein.
(Penterjemah)
Referensi
1. Dickerson, R. E. (September 1978) Chemical Evolution and the
Origin of Life, Scientific American, hal. 70
2. Dickerson, R. E. (September 1978) Chemical Evolution and the
Origin of Life, Scientific American, hal. 71
3. Urey, H. C. (1952) The Planets, Yale University Press, New
Haven
4. Miller, S. L. (1955) Production of some Organic Compoundsunder
Possible Primitive Earth Conditions, Journal of the American
Chemical Society, 77:2351-2361
5. Morgan, J. (February 1991) In the Beginning, Scientific
American, hal. 117
6. Dickerson, R. E. (September 1978) Chemical Evolution and the
Origin of Life, Scientific American, hal. 75-76
7. Dickerson, R. E. (September 1978) Chemical Evolution and the
Origin of Life, Scientific American, hal. 73
388
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
HAKIKAT JINN
389
Wahyu Al-Quran.
kata jinnLeksikon
berarti bahasa
segalaArab sesuatu yang bertalian
memberikan beberapadengan makna pada segala katahal yang
jinn. tersem
Secara ha
kasat
kata mata, menyendiri
jinn berarti dan jauh.
segala sesuatu yangKata itu juga
bertalian dengan berkonotasi
segala hal yang rona tersembunyi,
yang gelap
yang
kasatkelam. Karena itulah
mata, menyendiri kataKata
dan jauh. ‘jannah’ (dari
itu juga akar kata
berkonotasi yang
rona yangsama) digunak
gelap dan baya
untuk menggambarkan
yang kelam.
Bagian
Bagian IV Ahmad surga yang penuh dengan kebun-kebun yang rimbun.Q
Karena
IV
Mirza Tahir
1II
II
V
III
IV itulah kata ‘jannah’ (dari akar kata yang sama) digunakan Al-
bisa digunakan kepadasurga
untuk menggambarkan ular yang
yangpenuh
biasanyadengan hidupkebun-kebun
tersembunyi yang rimbun. Kata jinnb
di celah-celah
di tanah serta terpisah dari hewan-hewan lain. Kata tersebut juga dapatdan
bisa digunakan kepada ular yang biasanya hidup tersembunyi di celah-celah batu dik
di tanah serta terpisah dari hewan-hewan lain. Kata tersebut juga dapat dikenakan
wanita menggunakan
yang selalu kertas toilet, diri
memisahkan padaserta
masa kepada
itu manusia para menggunakan
pemuka masyarakat
wanita yang selalu memisahkan diri serta kepada para pemuka masyarakat yang men
jarak
jarak dengan
gumpalan
dengan rakyat
tanah,
rakyat banyak.
batu atau
banyak. Penduduk
benda kering
Penduduk daridari
lainnya gunung-gunung
untuk membersihkan
gunung-gunung yang jauh yangdan jauh d
tidak
dijangkau
dijangkau juga disebut
juga disebut
dirinya. Karena itu sebagai
sebagai jinn. Karena
jinn.menyimpulkan
kita bisa Karena itu segala itu segala
bahwa halapa hal
yangyang yang
berada berada di
beliaudi luar jangk lu
penglihatan
penglihatan atau
maksudkan tidak
atau tidak kasat
kasat
sebagai mata
mata
jinn termasuk
termasuk
tersebut dalam
tidak dalam
lain makna makna
adalah kata kata tersebut.
tersebut.
organisme yang
Kesimpulan
Kesimpulan ini ini sepenuhnya
sepenuhnya didukung
didukung oleh oleh sunahsunah Rasulullah
Rasulullah saw, yaitusaw,b
melarang tidak
keraskelihatan
umatnya dengan
untuk mata yang memakan
menggunakan kotoran tulang atau yang
ternak kotoran yangatau belulang
kering
melarang keras umatnya untuk menggunakan kotoran ternak yang kering atau
hewan mengering
hewan matimati untukuntuk danmembersihkan
lain-lain. Patut diingat
membersihkan diridiri bahwa
setelahsetelah konsep
buang tentang
buangair besar bakteri
air atau kecil,
besar atau dek
pertimbangan
dan virus bahwa benda-benda
pada masa itu
itu sama sekali merupakan makanan jinn. Kalau sekarang in
pertimbangan bahwa benda-benda itu tidak dikenal. Tidak
merupakan makanan ada manusia
jinn. Kalau sek
menggunakan kertas toilet, pada masa itu manusia menggunakan gumpalan tanah,
menggunakanyangkering
atau benda kertas
mempunyai toilet,
lainnya untukpada
bayangan masa itu
sekelumit
membersihkan pun manusia menggunakan
tentangKarena
dirinya. adanya kita bisa gumpalan
itumahluk- menyimpu
atau benda
bahwa apa kering
mahluk
yang yang lainnya
beliautidak untuk membersihkan
kasat mata
maksudkan tersebut.
sebagai dirinya.
Ajaibnyatidak
jinn tersebut Karena
justru lainmahluk-itu kita
adalah bisa m
organisme
bahwa apa yangdengan
tidak kelihatan
mahluk beliau
inilah maksudkan
mata
yang yang memakan
dimaksud sebagai
oleh jinnatau
tulang
Rasulullah tersebut
Tidaktidak
saw.kotoran lain
yangyang
ada adalahdan
mengering or
tidak
lain. kelihatan
Patut diingat dengan
bahwamata konsepyang memakan
tentang bakteri dan tulang
lebih baik atau lebih tepat untuk mengekspresikan hal tersebut bagi
virusatau
pada kotoran
masa ituyang samamenge
sekali
dikenal.
lain. PatutTidak
diingat adabahwa
manusia yang mempunyai
konsep tentang bakteri bayangan sekelumit
dan virus padapun masa tentang
itu sam ad
dikenal. beliau
mahluk-mahluk
Tidak ada selain kata jinn
yang manusia dalam
tidak kasatyang bahasa Arab.
mata tersebut.
mempunyai Ajaibnya justru mahluk-mahluk
bayangan sekelumit pun inilah
te
dimaksud oleh
Hal Rasulullah
penting saw.
lainnya yang Tidak ada
dikemukakan yang lebih
Al-Quran
mahluk-mahluk yang tidak kasat mata tersebut. Ajaibnya justru mahluk-mahlu baik
adalah atau
tentang lebih tepat u
mengekspresikan hal
penciptaanRasulullah tersebut bagi
jinn. Merekasaw. beliau
dikatakan selain
terbuatkata jinn
dari dalam
semburan bahasa Arab.
dimaksud Hal oleh
penting lainnya yang Tidak
dikemukakan ada yang
Al-Quran lebih api
adalah baik(dariatau lebih
tentang penciptaan
mengekspresikan
Mereka kosmos):
dikatakan terbuathal tersebut bagi beliau
dari semburan selain
api (dari kata jinn dalam bahasa Arab.
kosmos):
Hal penting lainnya yang dikemukakan Al-Quran adalah tentang pen
Mereka dikatakan terbuat dari semburan api (dari kosmos):
°4SÀ- ®q5 C°% Ä#×V C°% ÈOX=ÙQ \\ DSIÙXT
°4SÀ(penciptaan
-1 ®q5 C°manusia)
% Ä#×V C°telah ÙQ \\ Djadikan
% ÈOX=Kami SIÙXT jinn dari api
‘Dan sebelumnya (penciptaan
‘Dan sebelumnya manusia) telah Kami jadikan jinn dari api angin panas
samuum). (S.15 Al-Hijr:28)
angin panas (naris samuum). (S.15 Al-Hijr:28) 1
Setelah menjelaskanqkata
5 C°K%jinn
N®qjuga D\Hdigunakan
% C°%bisa Ù WQ \\XT kepada bentuk organisme ba
sekarang mari kita perhatikan ayat-ayat di atas yang menyatakan jinn dicipta dari api.
‘Dia menjadikan jinn dari nyala api.’ (S.55 Ar-Rahman:16) 3
‘Dia menjadikan jinn dari nyala api.’ (S.55 Ar-Rahman:16) 3
Setelah menjelaskan
Setelah kata
menjelaskan katajinn
jinnjuga bisadigunakan
juga bisa digunakan kepada
kepada bentuk organ
bentuk
sekarangorganisme
mari kitabakteri,
perhatikan ayat-ayat
sekarang di atas yang
mari kita perhatikan menyatakan
ayat-ayat jinn dicipta
di atas yang
menyatakan jinn dicipta dari api. Yang paling tepat dikenakan makna
390
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
391
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Menurut kamus
The Hutchinson Dictionary of Science:
392
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
AsalPerspektif
Ketuhanan
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
Wahyu
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘... dalam liang-liang di bawah laut, sumber mata air panas, di Laut Mati dan
danau garam...’
menyebutkannya sebagai9 produk dari sinar kosmik dan sambaran petir kecuali hanya
Dickerson sendiri. Tetapi ilmuwan yang lain masih terus saja menemukan lebih banyak
pengungkapan Mengenai
misterimasalah kepurbaan,
dalam penelitian walau Woese dan para koleganya
mereka:
‘.tidak meragukan
. . dalam kalaudiarchaebacteria
liang-liang adalahmata
bawah laut, sumber yangairpaling tua,dimenurut
panas, Laut Mati dan danau
garam. . .’
beberapa ilmuwan kemungkinan bakteri tersebut telah berevolusi
9
secara simultan
Mengenai darikepurbaan,
masalah bentuk sebelumnya yang belum
walau Woese diketahui.
dan para koleganya tidak meraguk
Namun semua
kalau archaebacteria adalah itu yang
merupakan
paling permasalahan
tua, menurutyang beradailmuwan
beberapa di luar kemungkin
bakteriruang
tersebut
lingkup bahasan ini. Apakah ada jenis bakteri lain yang berevolusi yang bel
telah berevolusi secara simultan dari bentuk sebelumnya
diketahui.
atau tidak,
Namun tidakiturelevan
semua denganpermasalahan
merupakan bahasan ini. Hal
yangyang relevan
berada di ialah
luar ruang lingk
bahasanbahwa segala bentuk bakteri yang paling purba memperoleh enerjinya relevan deng
ini. Apakah ada jenis bakteri lain yang berevolusi atau tidak, tidak
bahasan ini. Hal yang relevan ialah bahwa segala bentuk bakteri yang paling pu
secara langsung dari panas. Jadinya ini merupakan pengakuan terhadap
memperoleh enerjinya secara langsung dari panas. Jadinya ini merupakan pengaku
pernyataan
terhadap pernyataanAl-Quran
Al-Quran yang dikemukakan
yang dikemukakan 1414abad
abadyang
yangsilam:
silam:
Catatan:
* Bakteri methanogen termasuk jenis bakteria anaerob yang
memanfaatkan karbon diaksodia untuk kelangsungan hidupnya.
Semua archaebacteria termasuk kelompok ini. Sejumlah 80%
gas methane di bumi dihasilkan oleh bakteria ini dan sisanya
dari tambang gas alam. (Penterjemah)
Referensi
1. Terjemahan 15:29 oleh penulis.
2. Lane, E. W. (1984) Arabic-English Lexicon, Islamic Text Society,
William & Norgate, Cambridge
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
4. Dickerson, R. E. (September 1978) Chemical Evolution and the
Origin of Life, Scientific American, hal. 80
5. Woese, C. R. (June 1981) Archaebacteria, Scientific American,
hal. 104
6. Woese, C. R. (June 1981) Archaebacteria, Scientific American,
hal. 114
7. The Hutchinson Dictionary of Science (1993) Helicon Publishing
Ltd., London, hal. 37
8. Brown, T. A. (1992) Genetics: a Molecular Approach, Chapman
& Hall, London, hal. 245
9. The Hutchinson Dictionary of Science (1993) Helicon Publishing
Ltd., London, hal. 37
10. Terjemahan 15:28 oleh penulis.
394
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
C ukup sudah kita berbicara tentang api. Sekarang mari kita alihkan
perhatian kepada air yang merupakan lawannya, serta perannya
dalam penciptaan kehidupan di muka bumi.
Era jinn sudah selesai dan sekarang mulai suatu fase baru yang
sama sekali berbeda dan berlaku sebagai perantara kepada kegiatan
akhir yaitu fotosintesis. Tahap antara ini bisa dianggap sebagai tahap
persiapan bagi sintesis zat yang merupakan prasyarat bagi penciptaan
kehidupan. Telaah mendalam mengenai hal ini akan membantu kita
memvisualisasikan secara benar apa yang terjadi pada masa purba
tersebut.
Ilmu kimia secara garis besar bisa dibagi dua yaitu kimia anorganik
dan kimia organik. Kimia anorganik berkaitan dengan unsur-unsur
yang bersifat mineral dan bukan merupakan hasil produk proses
kehidupan. Adanya unsur karbon tidak menjadikannya sebagai bersifat
organik. Air, natrium (sodium) khlorida dan kalium (potassium)
bersifat anorganik karena bisa ditemukan secara luas di luar sel-sel
yang hidup. Tetapi karbon dioksida juga dianggap anorganik meski
pun kenyataannya unsur ini dihasilkan oleh organisme hidup saat
melakukan respirasi.
Kecuali karbon dioksida yang memang bersifat anorganik ini,
karbon bisa ditemukan dalam semua unsur organik yang tidak selalu
merupakan produk dari benda hidup.
Bab ini akan membahas langkah-langkah persiapan yang
diperlukan sebelum proses penciptaan unit kehidupan. Jika pertelaan
Al-Quran disampaikan secara sederhana mengenai apa yang terjadi
395
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
396
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
397
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
reversible. Lagi pula pembentukan protein dan asam nukleat dari asam
amino elementer pasti membutuhkan eliminasi satu molekul air dari
setiap pasang molekul asam amino dan nukleotida. Proses ini disebut
sebagai polimerisasi. Hanya problemnya ialah dimana proses ini terjadi
yaitu di dalam air laut, adanya air akan pasti akan membalikkan reaksi
tersebut. Dengan demikian maka semua proses polimerisasi akan
menjadi depolimerisasi. Berarti dalam posisi terendam tersebut, setiap
molekul harus dikeringkan di dalam air, yang jelas merupakan tugas
yang amat sangat sulit jika tidak mau dikatakan mustahil. Sebagian
besar dari reaksi kondensasi dalam laboratorium selalu memberikan
hasil yang lebih baik jika campuran itu dibiarkan kering dulu.
Berarti di zaman purba tersebut juga telah terjadi periode
evaporasi (penguapan) cairan primitif yang menerpa pantai, karang
atau lumpur. Kemungkinan hal ini menjadi tahapan penting dalam
perkembangan di antara bentuk unsur sederhana yang terdapat di
dalam air dan bentuk yang lebih berkembang yang tidak lagi berbalik
asal ke bentuk semula.
398
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
399
tercapai
berpegang
tanah ketika
liat kering padasamudra
awal yang
mendenting sup pra-biotik
basah
laksana terkonsentrasikan
yang
tembikar diikuti dengandantahapan
bakaran. dikeringkan menjadi bb
intermediasi
laminasi
kekeringan lapisan
Penelitian dimana tanah
yang sup lempung
primordial
dilakukan olehsetipis
Noammikro.
yang Lahav,Al-Quran
terkonsentrasi mendukung
David dicetak
White menjadi
dan pandangan
piringan
Sherwood Chas
berpegang
tanah liat kering
mengemukakan pada awal yang
mendenting
pentingnya tanah basah
laksana
lempungyangsebagai
tembikar diikuti dengan pokok
bakaran.
pemeran tahapan intermediasi
dalam sintesa uns b
kekeringan
organik. Mereka dimana
Penelitian sup dilakukan
yang
memperlihatkan primordial yangNoam
oleh
bagaimana terkonsentrasi
tanah Lahav,
lempung dicetak
David White
yang menjadi piringansiksC
dan melalui
diproses Sherwood
tanah
basah danliatkering
mengemukakan
Mirza
Bagian
Bagian kering
IV
Tahir
1II
II
V mendenting
pentingnya
bisa
IV Ahmad
III
IV
laksanalempung
tanah
mempertautkan tembikar bakaran.
sebagai
molekul-molekul pemeran
dari asampokokaminodalam sintesa
yang diseb
organik.
sebagai Penelitian
Mereka
glisine. yang dilakukan
Siklusmemperlihatkan
b tersebut oleh Noam
bagaimana
mentransfer Lahav,
enerjitanah
dari David White
lempung
lingkungan yang
kepada dan Sherwood
diproses
molekul organC
melalui
3
mengemukakan
basah dan kering pentingnya tanah lempung
bisa mempertautkan sebagai pemeran
molekul-molekul daripokok
asam dalam
amino sintesa
yang d
Solusi
organik.
sebagai yangSiklus
Mereka
glisine. mereka kemukakan
memperlihatkan
b tersebut mentransfer
amat dekat
bagaimana dengan
tanah
enerji lempung
dari yangyang
lingkungandikemukakan
diproses
kepada Al-Qura
melalui
molekul or
namun
basah
3 justru
danSolusi pandangan
keringyang
bisa mereka dari kemukakan
Cairns-Smith
mempertautkan yang dekat
amat
molekul-molekul ternyata paling
dengan
dari asam yang mendekati
amino yang di d
mendukung
sebagai Solusi yang
pandangan
glisine. Siklus mereka
yang
b tersebut
kemukakan
dikemukakan
mentransfer amat dekat
Al-Quran, dengan yang
padahal
enerji dari lingkungan iadikemukakan
sama sekali
kepada molekul org Al-Q
tid
dikemukakan
3namun justru
Al-Quran,
pandangan Al-Quran
namun justru pandangan
dari Cairns-Smith
dari Cairns-Smith
mengetahui adanya pernyataan mengenai halyang ini. ternyata paling mendekati
yang
mendukung ternyata
Solusi yang paling
merekamendekati
pandangan kemukakan
yang danamat
dikemukakan mendukung
dekat pandangan
dengan
Al-Quran, yang
yang dikemukakan
padahal ia sama sekali Al-Q
A
namun
mengetahui justru pandangan
adanya pernyataan dari Cairns-Smith
Al-Quran mengenai
dikemukakan Al-Quran, padahal ia sama sekali tidak mengetahui yang
hal ternyata
ini. paling mendekati
mendukung pandangan yang dikemukakan Al-Quran, padahal ia sama sekali
A
adanya
yat-ayat
mengetahui pernyataan
Al-Quran
adanya Al-Quran
yang relevan
pernyataan mengenai hal ini.
kamimengenai
Al-Quran ulang berikut ini:
hal ini.
Ayat-ayat Al-Quran yang relevan kami ulang berikut ini:
A
yat-ayat Al-Quran yang relevan kami ulang berikut ini:
"E³\T ÄÔ³[ #Å °Ä\-Ù ]C°% R<Ú \È\BXT
yat-ayat Al-Quran yang relevan kami ulang berikut ini:
‘... Dan Kami jadikan "E³segala \Tsesuatu #Åyang
ÄÔ³[sesuatu °Ä\-Ùyang
]C°% Rhidup Ú \È\BXTair.
<dari
‘. . . Dan Kami jadikan segala hidup . . .’ (S.21 Al-Anbiya:31)4
dari air....’ (S.21 Al-
Anbiya:31)4
‘. . . Dan Kami jadikan segala "E³\T ÄÔ³[ #Å °Ä\-yang
sesuatu Ù ]C°%hidup
R<Ú \È\Bdari XT air. . . .’ (S.21 Al-Anbiya:31)4
§ª¨ ®q
b[ÝÙ[ #_¡Ú _ C°% ]C_60_ |<Q \]
‘. . . Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. . . .’ (S.21 Al-Anbiya:31)4
‘Dia menciptakan manusia §ª¨ ®q
b[Ý Ù[ #
dari _¡Ú _liat
tanah C°%kering]C_60_mendenting
|<Q \] laksana tembikar bakaran.’
(S.55 Ar-Rahman:15) 5
‘Dia menciptakan ®q
b[ÝÙ[ dari
§ª¨manusia #_¡tanah
Ú _ C°%liat ]C_kering60_ |< Q \]
mendenting laksana tembikar bakara
§«¯¨ DSÄ=Ô%
manusia
‘Dia Ar-Rahman:15)
(S.55 menciptakan X+[S ÕC°K%5 #dari _¡Ú _ tanahC°%liat ]C_ ÙQ \\ ÕiVVXT laksana tembikar
60_ R<mendenting
kering
‘Dia menciptakan
bakaran.’ manusia dari5tanah liat kering mendenting laksana tembikar bakara
(S.55 Ar-Rahman:15)
§«¯¨
(S.55 Ar-Rahman:15)
‘Sesungguhnya telah Kami
D SÄ = Ô%
X+5[Sjadikan ÕC°K% #_¡manusia
Ú _ C°% ]C_dari 60_ tanah R<ÙQ \\ Õikering
VVXT yang mendenting, dari
lumpur hitam yang telah diberi bentuk.’ (S.15 Al-Hijr:27) 6
‘Sesungguhnya§«¯¨ Dtelah
SÄ=Ô%
Kami X+[S ÕC°K% jadikan
#_¡Ú _ C° % ]C_60_dari
manusia R<ÙQ \\ ÕiVVXTkering yang mendenting, da
tanah
lumpur hitam yang telah diberi bentuk.’ (S.15 Al-Hijr:27) 6
Patut diperhatikan
‘Sesungguhnya
‘Sesungguhnya telah
telah bagaimana
Kami
Kamijadikan jadikanayat-ayat
manusiamanusia dariditanahdariataskering secara
tanah yang tegas menyatakan
mendenting,
kering yang mendenting,bah
da
unsur bahan lumpuryang digunakan
dari lumpur hitamtelah
hitam yang untuk
yang diberi telah diberimembuat
bentuk.’ bentuk.’ piringan
(S.15(S.15 Al-Hijr:27) seperti
Al-Hijr:27) tembikar
6 6
itu adalah bah
organik yang Patut diperhatikan
telah melapuk yaitu bagaimana
lumpur hitam ayat-ayat yang mengendap di atas secara tegas menyatakan b
stagnan.
unsur bahan yang digunakan untuk membuat piringan seperti tembikar itu adalah
organikPatut Patuttelah
yang diperhatikan
diperhatikan
melapukbagaimana yaitu bagaimana lumpur ayat-ayat
ayat-ayat
hitam yang di di atas atas
mengendapsecarasecara tegas
tegas
stagnan.menyatakan b
unsur
menyatakan bahwa unsur bahan yang digunakan untuk membuat itu adalah b
bahan yang digunakan untuk membuat piringan seperti tembikar
organik yang telah melapuk yaitu lumpur hitam yang mengendap stagnan.
piringan seperti tembikar itu adalah bahan organik yang telah melapuk 2
yaitu lumpur hitam yang mengendap stagnan.
K arena para penterjemah Al-Quran lainnya tidak mampu
memvisualisasikan bagaimana manusia
dari tembikar, mereka menafsirkan kata tembikar tersebut sebagai
asal mulanya dicetak
400
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
ayat di atas. Kalau sekarang kita sudah mulai mengerti tentang adanya
fitrat tahapan antara yang mensintesakan bahan untuk membangun
kehidupan, tentunya kini sudah bisa lebih dimengerti makna atau
arti kata sebenarnya. Hal ini yang menjadi inti pokok dari kata al-
fakhkhaar tersebut.
Para ilmuwan meyakini bahwa dengan bertambah keringnya
tanah lempung itu maka akan terjadi kristalisasi asimetris menjadi
laminasi bahan yang amat tipis, satu menumpuk di atas yang lain,
sehingga membentuk lempengan seperti potongan tembikar. Patut
diperhatikan juga kalau laminasi tipis itu juga mempunyai tujuan
lain yang penting, yaitu untuk memperluas permukaan bidang reaksi.
Bahan mika dan tanah lempung terdiri dari lapisan-lapisan laminasi
silikat dimana terdapat lapisan molekul air yang berfungsi sebagai
pemisah masing-masing lapisan. Masing-masing lapisan terpisah
hanya sebesar 0,71 nanometer (satu per sepuluhjuta sentimeter).
Keadaan demikian amat meningkatkan luas permukaan guna terjadi
penjeraban (adsorption) molekul, karena satu sentimeter kubik (1
cc) dari bahan ini bisa menghasilkan luas permukaan sebesar 2.800
meter2, hampir sepertiga hektar.
Uraian singkat dari apa yang ditemukan para ilmuwan dalam
pencarian mereka atas bukti-bukti yang menjurus kepada penciptaan
bahan yang diperlukan bagi kehidupan, telah dikemukakan di muka.
Apa yang kemudian terjadi setelah itu sampai dengan ujung usaha
mereka dijelaskan berikut ini dengan merujuk pada penelitian Coyne
atas subjek bersangkutan.
Coyne dari University of California, saat membahas peran
tanah lempung kaolin pada tahap awal evolusi kimiawi, menyatakan
bahwa bahan ini bisa mengumpulkan enerji dari lingkungannya
(melalui proses radioaktif ) untuk kemudian menyimpannya, serta
melepaskannya kembali ketika tanah lempung tersebut terguncang
oleh basah dan kering yang berulang-ulang.7
401
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
402
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
403
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
bahwa mahakarya yang luar biasa ini semuanya sebagai suatu faktor
‘kebetulan’ belaka, sehingga bisa dikatakan kalau pandangan mereka
itu tidak saja tanpa nalar, tetapi juga buta, tuli dan bisu! Tidak
pantas bagi mereka untuk menertawakan para fanatikus agama. Para
ilmuwan ini memandang Tuhan para penganut agama sebagai sosok
aneh (karena mencipta Adam padahal saat itu sudah banyak manusia
lain). Hanya saja pandangan mereka sendiri tidak lebih baik tentang
konsep evolusi dari kekuatan penciptaan yang sedang berlangsung.
Bagaimana bisa mereka menganggap bahwa rancang bangun yang
demikian indah dan luar biasa rumit itu adalah hasil dari rancangan
alam tanpa diikuti oleh nalar sebagai faktor kebetulan yang tidak lebih
baik dari probabilitas hasil melempar dadu.
Imajinasi tentang Tuhan sebagaimana yang digambarkan oleh
kitab Kejadian dalam Perjanjian Lama, jika ditafsirkan secara harfiah,
memang dipastikan akan mewujudkan Dia sebagai sosok aneh. Namun
apa yang disodorkan oleh para ilmuwan bahkan lebih tidak masuk
akal. Para naturalis tersebut bersikukuh bahwa sepanjang perjalanan
sejarah evolusi biotik selama 1 milyar tahun tersebut, hanya bayangan
tak bernalar dari faktor kebetulan yang menjadi pengendalinya,
mengantar evolusi melalui berbagai kelokan dan jurang sebelum
sampai pada tujuan akhirnya.
Sayangnya semua usaha mereka mencari kebenaran tidak ada
hasilnya ketika mereka telah sampai pada titik dimana kehidupan
muncul dalam suatu atmosfir tanpa oksigen yang ada pada saat
itu sebagaimana pandangan Haldane. Sejalan dengan teorinya,
para ilmuwan sependapat bahwa telah terjadi transformasi dari era
nonbiotika kepada era biotika meski tidak ada oksigen. Sebaliknya
kami sendiri meyakini sedikit banyak pasti terdapat oksigen guna
menunjang kehidupan meski mereka menyangkal adanya oksigen
bebas di atmosfir. Mengenai hal ini kami tidak mempunyai mekanisme
404
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
405
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
406
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
407
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
408
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
409
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
410
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
411
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
yang sama dan berhasil tetapi tetap dalam kondisi laboratorium yang
terkontrol ketat.
Harold P. Klein dari Santa Clara University mengemukakan
keraguannya dengan kata-kata: ‘... hampir tidak mungkin
membayangkan bagaimana semuanya itu terjadi.’10
Kami keberatan dengan penggunaan kata hampir. Mestinya ia
langsung mengaku bahwa mutlak tidak mungkin semuanya terjadi
tanpa adanya eksistensi Wujud Tuhan.
Menurut Dickerson, eksistensi kedua unsur merupakan suatu
hal yang paling esensial. Mengomentari banyaknya upaya untuk
mencari proses komplementer di antara urutan protein dan urutan
asam nukleat, ia mengakui bahwa tidak ada dari antaranya yang bisa
dianggap berhasil. Lebih lanjut menguraikan kerumitan dari ko-
eksistensi dua mekanisme yang paralel dimana yang satu melahirkan
yang lain, ia kembali mengutarakan kemustahilan situasinya
seperti pada paradoks tentang ayam dan telur. Namun solusi yang
ditawarkannya untuk memecahkan masalah tersebut malah tidak
masuk akal. Ia mengemukakan pandangan bahwa keduanya yaitu
telur dan ayam pastinya berkembang dan berevolusi secara terpisah.
Semua mereka yang menghormati Dickerson karena karya
akbarnya untuk memecahkan teka-teki kehidupan, tentunya akan
menjadi terkejut dengan pernyataan yang naif demikian. Kemungkinan
besar Dickerson sudah amat kelelahan setelah upayanya yang demikian
panjang untuk mencari pemecahan dilema ini tanpa harus mengakui
eksistensi Tuhan. Yang jelas tidak ada jalan keluar selain melalui Dia.
Dengan Dia sebagai pengendali segala hal di alam ini, jelas tidak ada
paradoks dalam alam. Keengganan para ilmuwan untuk melihat tangan
Pencipta Yang Maha Agung, Maha Mengetahui serta Maha Kuasa
ini di belakang semua intrikasi penciptaan, sulit dimengerti tanpa
mengatakan bahwa mereka memang memejamkan mata terhadap
realitas yang ada. Semua yang disebut sebagai paradoks tersebut akan
412
berevolusi secara terpisah.
Semua mereka yang menghormati Dickerson karena karya akbarnya untuk
memecahkan teka-teki kehidupan, tentunya akan menjadi terkejut dengan pernyataan yang
naif demikian. Kemungkinan besar Dickerson sudah amat kelelahan setelah upayanya yang
Al-Bayyinah: Prinsip
Pengenalan Kebenaran
dengan
Aliran
Wahyu, Yang
Hakikat
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
FilsafatNyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
demikian panjang Kehidupan Menurut
Konsep
untuk mencari Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula
pemecahan
Peran Entropi
Wahyu
dan
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
dilema
Lempung iniAl-Quran:
dan Keterbatasan
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai
tanpa Masalah
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu
Wahyu
Iman Ilahi
Kepada Alam
dan
dan
Fitrat
harus
Fotosintesis Penderitaan
di
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar
"Yang
Suatu
mengakui
dalam Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
Ghaib"
Wahyu
eksistensi
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran
Tuhan. Yang jelas tidak ada jalan keluar selain melalui Dia. yang Berkesinambungan
Pengetahuan,
Dengan Diadan Kebenaran
sebagai pengendali
segala hal di alam ini, jelas tidak ada paradoks dalam alam. Keengganan para ilmuwan
untuk melihat tangan Pencipta Yang Maha Agung, Maha Mengetahui serta Maha Kuasa ini
di belakang
hilang semua
dengan intrikasi penciptaan,
sendirinya sulit dimengerti
jika yang tanpa meyakini
bersangkutan mengatakan bahwa mereka
eksistensi
memang memejamkan mata terhadap realitas yang ada. Semua yang disebut sebagai
Tuhan.
paradoks Demikian
tersebut akan itulah
hilang pernyataan Al-Quran:
dengan sendirinya jika yang bersangkutan meyakini
eksistensi Tuhan. Demikian itulah pernyataan Al-Quran:
sWmV" ×#\F Xn_§WÙ §Ì¦B×qVÙ 1ÃS[ÝV" C°% ¨CX+ØSm ©Ú \\ c¯Û sWmV" % ?W°» 1XS\-\y \Ì×\y WQ \] s°
§¨ ¸nm¦\O XSÉFXT ; ¦yV] Èn_§WÙ \ÙkV¯ Ô ¯ V=Wc ©ÛØÜV"m[ Xn_§WÙ §Ì¦B×q 1É2 §¬¨ qSżÉÙ C°%
‘Yang telahtelah
‘Yang menciptakan tujuh petala
menciptakan tujuh langit
petaladengan
langit serasi.
dengan Engkau
serasi.tidak akan tidak
Engkau melihat
ketidak-pantasan
akan melihat ketidak-pantasan di dalam penciptaan Tuhan yang Mahaitu
di dalam penciptaan Tuhan yang Maha Pemurah. Oleh karena
pandanglah lagi! Adakah engkau melihat sesuatu cacat? Kemudian pandanglah lagi,
Pemurah. Oleh karena itu pandanglah lagi! Adakah engkau melihat sesuatu
niscaya penglihatan engkau hanya akan kembali kepada engkau dengan bingung dan
letihcacat?
karenaKemudian pandanglah
tidak menemukan lagi, niscaya
ketidakserasian.’ penglihatan
(S.67 engkau
Al- Mulk:4-5) 11
hanya akan
kembali kepada engkau dengan bingung dan letih karena tidak menemukan
ketidakserasian.’
Masalah yang dihadapi (S.67Dickerson
Al-Mulk:4-5)
dan 11para ilmuwan lainnya yang berbangga hati
dengan sikap mereka sebagai orang yang sekuler hanyalah karena tekad mereka untuk tidak
mengakui peran Tuhan dalam penciptaan segala hal. Tentu saja tidak ada dilema di alam ini.
Masalah yang dihadapi Dickerson dan para ilmuwan lainnya
Namun dilema mulai muncul saat manusia membuang konsep Ketuhanan dari wilayah
yang berbangga
ciptaan-Nya hati dari
sendiri. Contoh dengan sikap mereka
kedongkolannya bisasebagai orang
dilihat dari yang
solusi sekuler
yang ditawarkan
Dickerson di atas. Pernyataan demikian sebenarnya sama saja dengan menggambarkan rasa
hanyalah
frustrasi memuncakkarenadaritekad mereka untuk tidak mengakui peran Tuhan dalam
yang bersangkutan.
penciptaan segala hal. kembali
Perlu kami ingatkan Tentu sajakalau molekul
tidak RNA diketahui
ada dilema di alam ini. berfungsi
Namun sebagai
pesuruh atau pembawa pesan dalam transfer informasi dan instruksi yang diberikan oleh
DNAdilema
yang harusmulai
dibawamuncul saat manusia
ke tempat-tempat membuangKetika
yang ditentukan. konseppara Ketuhanan
ilmuwan berusaha
mengungkapkan metodologi yang digunakan alam guna pelaksanaan fungsi ini, mereka
dari wilayah ciptaan-Nya sendiri. Contoh dari kedongkolannya bisa
tidak saja terpana atas kerumitan kerjanya tetapi juga mereka kembali menghadapi
dilihat
paradoks lain.dari solusi sejenis
Diperlukan yang enzim
ditawarkan Dickerson
aktif untuk melekatkandiasam
atas.amino
Pernyataan
khusus untuk
mentransfer molekul RNA, yang di ujung lainnya diterima oleh anticodonf. Hanya saja
demikian
masalahnya ialahsebenarnya
enzim aktif yangsamamemicu
saja dengan
mekanismemenggambarkan
penjabaran tersebutrasajuga
frustrasi
merupakan
hasil memuncak dari yang bersangkutan.
sintesa dari mekanisme yang dihasilkannya sendiri - kembali lagi paradoks ayam dan
telur.
Perlu kami ingatkan kembali kalau molekul RNA diketahui
berfungsi sebagai pesuruh atau pembawa pesan dalam transfer 215
informasi dan instruksi yang diberikan oleh DNA yang harus dibawa
ke tempat-tempat yang ditentukan. Ketika para ilmuwan berusaha
mengungkapkan metodologi yang digunakan alam guna pelaksanaan
fungsi ini, mereka tidak saja terpana atas kerumitan kerjanya tetapi
juga mereka kembali menghadapi paradoks lain. Diperlukan sejenis
enzim aktif untuk melekatkan asam amino khusus untuk mentransfer
molekul RNA, yang di ujung lainnya diterima oleh anticodonf.
Hanya saja masalahnya ialah enzim aktif yang memicu mekanisme
413
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
414
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Klorofil terdiri dari dua jenis yaitu klorofil a (C55 H72 MgN4O5)
dan klorofil b (C55 H70 MgN4 O6 ). Komposisi kedua rumus ini
masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam urut-urutan proses
yang mengingatkan kita pada komposisi haemoglobin dalam darah,
serta sama ajaibnya. Demikian yang dikemukakan Steven Rose dalam
bukunya The Chemistry of Life:
‘Meski klorofil bukan satu-satunya pigmen fotosintesis, tetapi ia merupakan
yang paling esensial.... Bagian kutub molekulnya amat mirip dengan rancang
bangun dari haem dalam sitokroma (cytochromes)g dan haemoglobin.
Seperti juga haem, klorofil terdiri dari rangkaian terpadu empat karbon dan
nitrogen yang memiliki cincin (pyrrole rings) yang mempertautkannya untuk
membentuk wujud seperti donat dengan lubang di tengah. Lubang ini pada
haem diisi dengan zat besi, sedangkan pada klorofil tengahnya itu terbuat dari
magnesium. Struktur cincin ini mengandung rangkaian ikatan tunggal dan
ganda dimana penyerapan seberkas kecil sinar (satu quantum) dari panjang
415
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
416
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
mengurai misteri tentang awal mula kehidupan mengetahui hal ini dan
mencoba mencari penjelasannya. Klorofil merupakan pengecualian.
Bukannya mencoba menguraikan teka-teki dari pigmen ini, mereka
malah mengesampingkan masalah ini sama sekali dan mencoba
membahas rintangan lain yang sekurang-kurangnya mereka masih
memahaminya walau sedikit.
Mereka mengesampingkan masalah klorofil karena tentunya
mereka mengetahui sepenuhnya bahwa betapa pun kompleksnya
pigmen ini, mestinya tidak muncul begitu saja dari ketiadaan. Kalau pun
misalnya berevolusi, mestinya ada jejak evolusi yang panjang ke masa
lalu. Yang pasti adalah tidak mungkin zat tersebut tiba-tiba muncul dari
ketiadaan. Namun nyatanya klorofil itu eksis dan menjadi tantangan
bagi semua kaum atheis, ahli filsafat dan ilmuwan untuk menjelaskan
kemunculan dan eksistensinya. Lebih mudah membayangkan evolusi
dari haemoglobin, sedangkan eksistensi dari pigmen kecil ini hampir
tidak mungkin dijelaskan sifat keberadaannya.
Catatan:
417
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Referensi
1. Barbieri, M. (1985) The Semantic Theory of Evolution, Harwood
Academic Publishers, hal. 86
2. Olomucki, M. (1993) The Chemistry of Life, McGraw-Hill Inc.,
France, hal. 55
3. Cairns-Smith, A. G. (June 1985) The First Organisme, Scientific
American, hal. 100
4. Terjemahan 21:31 oleh penulis.
5. Terjemahan 55:15 oleh penulis.
6. Terjemahan 15:27 oleh penulis.
418
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Perspektif
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Masalah
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Berbagai Teori
Individu Yang
Hakikat
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
dan
Alam Nyata,
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
Zoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
419
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
KELANGSUNGAN HIDUP:
FAKTOR KEBETULAN ATAU TAKDIR?
420
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
421
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
422
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Dari hasil kajian kami atas kehidupan dari sejak tahap awal
sampai pada tahap kulminasi saat manusia dibentuk, yang kami lihat
ialah kelangsungan hidup merupakan suatu kekecualian sedangkan
yang pasti adalah kematian. Namun faktor-faktor yang menimbulkan
kematian tidak terbilang banyaknya dan seringkali malah bergandeng
tangan dengan faktor kebetulan. Faktor-faktor tersebut jika bisa
diidentifikasi dan dilokalisasi, tentunya akan menjadikan hidup ini
amat menyengsarakan jika tidak mau dikatakan mustahil. Mahluk
hidup harus terus menerus hidup dalam ketakutan, ancaman selalu
membayang sebagai pedang di atas kepala mereka. Untungnya
sang maut umumnya datang selalu mengendap-endap dan manusia
jadinya selalu melupakan ancaman akan kedatangannya. Bila manusia
tidak memiliki kecenderungan untuk melupakan maut yang sudah
merupakan takdir, tentunya kehidupan manusia akan selalu menjadi
mimpi yang menakutkan baginya.
Jika bakteri yang terdapat dalam segelas air minum bisa dilihat
oleh manusia maka upaya manusia guna menghilangkan hausnya
akan menjadi suatu bentuk hukuman dan bukannya kenikmatan.
Kalau saja kita bisa melihat organisme hidup yang terhirup setiap
kali kita bernafas maka proses bernafas akan menjadi suatu siksaan.
Bila kita mampu melihat segala mahluk yang berlompatan saat kita
melangkah di atas sebuah permadani Parsi yang terlihat bersih, maka
proses bernafas akan menjadi suatu penderitaan. Jarang sekali manusia
mengetahui bahwa tungau debu yang berada di dalam permadani jika
dibesarkan akan jauh lebih menakutkan dibanding dinosaurus paling
mengerikan yang pernah berjalan di muka bumi.
Udara yang dihisap penuh sekali dengan segala macam bakteri
yang jika sempat mengakar pada sistem tubuh kita, akan menimbulkan
tuberkulosa, radang paru-paru, kanker hati, segala macam disentri,
keracunan darah, eksim dan berbagai penyakit mematikan berkaitan
dengan organ-organ utama tubuh manusia. Namun kita tetap bernafas
423
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
dan lebih sering kita tidak jatuh sakit karenanya. Tentunya ada suatu
sistem proteksi yang menahan segala unsur berbahaya itu agar tidak
sampai mampu masuk ke dalam organ-organ tubuh di dalam. Hal
inilah yang sebenarnya dimaksudkan dengan kecakapan (fitness) guna
memelihara kelangsungan hidup. Dengan kata lain, kelangsungan
hidup bukan merupakan hasil kebetulan dari kecakapan.
Sebenarnya masalahnya masih jauh lebih kompleks dari ini. Setiap
gerak yang kita lakukan dan setiap fikiran yang melintas di kepala
akan menimbulkan residu enerji yang digunakan, yang jika tidak
segera dibuang akan menimbulkan kematian. Karena itu dari setiap
bagian dari tiap detik sebenarnya kita terus menerus dihadapkan pada
dan menang di atas kematian. Inilah sebenarnya hakikat kelangsungan
hidup dari yang tercakap (survival of the fittest). Dan kecakapan ini
bukan merupakan hasil sampingan dari sesuatu yang bernama faktor
kebetulan.
424
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
425
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
426
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
427
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
428
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
ÈOV §ª©¨ ®qSM@¯ !®q\yXT ©#Ùj¯ ØbW*ÔÄ% XSÉF ÕCW%XT °O¯ Wm\I\B CW%XT W$×SVÙ n_U ÕC% 2Å=°K% ·ÄXS\y
TÈnªKmWÓÄc ³/\O $4×SV¯ W% ÈnªKmWÓÄc Y E¯ mÙ%U ÕC°% ÈOW5S¾À[ÝÙVVf °O°ÝÚ \\ ÕC°%XT °OØc\iWc ©ÛØÜW C°K% ¸0WªG\ÈÄ%
§ªª¨ "$XT C°% °O°5TÀj C°K% 2ÀIV W%XT ÈOV jWmW% ZVÙ =ÄßSÀy 4×SV¯ \jXqU Vl¯XT ×1®M¦ÁÝ5U
¯ W%
‘Siapa di antara kamu yang merahasiakan perkataannya dan siapa yang
‘Siapa di antara
menzahirkannya dengankamu yang merahasiakan
terang-terangan adalah samaperkataannya dan dan
dalam ilmu Allah, siapabegitu
yangpula
menzahirkannya dengan terang-terangan adalah sama dalam ilmu
orang yang bersembunyi pada waktu malam dan orang yang berjalan terang-teranganAllah,
pada siang hari. Untuk ia itu ada pergiliran penjaga-penjaga di hadapannya dan di
belakangnya. . .’ (S.13 Ar-Rad:11-12) 1
Banyak contoh ayat-ayat lain dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa 429 kehidupan
ini selalu harus dilindungi oleh Tuhan karena kalau tidak maka kehidupan itu akan punah.
Kalau saja manusia mau melihat ke bawah dari ketinggian yang menggamangkan di
puncak tangga kehidupan, melihat betapa banyaknya anak-anak tangga dalam rangkaian
evolusi yang telah dilalui, jarang dari mereka yang menyadari betapa mereka bisa selamat
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
dan begitu pula orang yang bersembunyi pada waktu malam dan orang yang
berjalan terang-terangan pada siang hari. Untuk ia itu ada pergiliran penjaga-
penjaga di hadapannya dan di belakangnya...’ (S.13 Ar-Rad:11-12) 1
430
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
431
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
432
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
433
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
434
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
435
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
ke dalam generasi berikut dari spesi bersangkutan. Tetapi hal ini lalu
mengundang pertanyaan, mengapa hanya satu ovum (sel telur) saja
yang diciptakan dari wanita dan bukannya berjuta-juta seperti sperma
yang diciptakan pada laki-laki. Jika memang demikian kejadiannya
maka jumlah keturunan yang dihasilkan oleh pasangan yang kawin
dan tidak kawin tentunya akan menciptakan berbagai problem bagi
perekonomian dunia yang sudah berat ini, yang sedang bergulat
mati-matian bagi kelangsungan hidup dalam dunia modern yang
kompetitif.
Karena itu dalam proses pergulatan untuk eksistensi, sejumlah
besar kontestan harus dikorbankan demi sedikit perolehan dalam
peningkatan mutu kehidupan. Namun begitu berhasil menyeberangi
gerbang maut, tidak berarti semuanya sudah berakhir. Pada setiap ketika
dari kehidupan, mereka yang berhasil melewati ujian kelangsungan
hidup, tetap saja akan menghadapi kematian. Bahaya yang mengancam
terus menerus inilah yang Al-Quran tegaskan yakni yang hidup itu
diselamatkan secara sengaja oleh malaikat-malaikat kehidupan atas
perintah Tuhan. Karena itu baik kematian atau kehidupan bukan
faktor kebetulan. Kematian dan kehidupan berjalan beriringan seperti
malam dengan siang, menganyam benang eksistensi kesadaran.
Sistem proteksi yang kita bahas ini meliputi keseluruhan ruang
lingkup kinerja kehidupan, baik yang nyata di luarnya mau pun relung-
relungnya yang tidak kasat mata. Rancang bangun pengembangan
dan pemeliharaan yang bersifat meresap pada sepanjang jalur evolusi
merupakan kaidah yang berlaku menyeluruh meliput keseluruhan
skema segalanya. Jika kita menengok ke belakang melihat perjalanan
awal mula kehidupan sampai dengan keadaannya sekarang, kita akan
melihat betapa banyak rintangan dan daerah tidak bersahabat yang
telah dilalui. Sejarah kehidupan tersebut bisa juga digambarkan sebagai
perjalanan melalui bentangan luas pasir hanyut dimana terdapat
beberapa batu pijakan pada jarak-jarak yang menguntungkan. Kalau
436
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
Evolusi
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
437
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Referensi
1. Terjemahan 13:11-12 oleh penulis.
2. Lienhard, G. E., Slot, J. W., James, D. E., Mueckler, M. M.
(January 1992) How Cells Absorb Glucose, Scientific American,
hal. 34
3. Lienhard, G. E., Slot, J. W., James, D. E., Mueckler, M. M.
(January 1992) How Cells Absorb Glucose, Scientific American,
hal. 36-37
4. Lienhard, G. E., Slot, J. W., James, D. E., Mueckler, M. M.
(January 1992) How Cells Absorb Glucose, Scientific American,
hal. 37
438
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
KHIRALITAS (KEBERPIHAKAN)
DI ALAM
439
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
440
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
441
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
442
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
sama mempunyai fitrat kimiawi dan fisika yang serupa. Apa atau siapa
yang mengatur kecenderungan mereka untuk berputar ke suatu arah
tertentu tetap saja menjadi teka-teki yang tak terpecahkan. Apalagi
ditambah mengenai kemampuan bagaimana kehidupan mendeteksi
molekul mana yang bergerak ke arah mana, maka pertanyaannya
menjadi sebesar gunung. Tidak ada dari kelima indera yang dimiliki
manusia yang dibekali dengan mekanisme yang bisa menentukan arah
putaran molekul. Molekul yang berputar itu tidak ada meninggalkan
jejak pada fitrat zat yang bisa dideteksi oleh organ sensorik manusia.
Tetapi mengapa jamur (kapang) bisa padahal jamur diketahui tidak
memiliki indera sensorik, karena yang ada padanya hanya indera
kesadaran yang semu?
Kisah mentakjubkan dari khiralitas di alam tersebut tidak
hanya itu saja. Sejak masa Pasteur, riset di bidang khiralitas sudah
mencapai kemajuan pesat dan banyak sekali contoh membingungkan
yang diungkapkan dimana hal itu membuktikan kalau khiralitas bisa
dideteksi oleh berbagai spesies kehidupan.
Sekarang ini sudah diketahui kalau khiralitas berlaku di setiap
tingkat eksistensi material. Namun tentang bagaimana dan mengapa
perilakunya demikian baru sedikit yang sudah dimengerti. Sampai
dengan tahun 1957, orang-orang menganggap bahwa keempat daya
fundamental yang mengatur interaksi partikel-partikel elementer
bersifat menjaga keseimbangan (paritas). Berarti semua partikel
pada tingkat dasar memiliki simetri khiral. Tetapi pada tahun 1957,
Chien-Shiung Wu dan rekan-rekan kerjanya di Columbia University
menemukan kalau partikel beta yang dikeluarkan dari nukleus
radioaktif tidak bersifat simetri khiral. Elektron yang berputar ke kiri
jauh lebih banyak jumlahnya dibanding yang berputar ke sisi kanan.
Selanjutnya diungkapkan bahwa partikel sub-atomik yang terkecil
yaitu neutrino dan anti-nuetrino, yang secara kelistrikan bersifat netral
serta bergerak dengan kecepatan cahaya, ternyata juga menunjukkan
443
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
444
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
445
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
446
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
secara universal juga berada di kiri dan kanan tubuh, kecuali beberapa
kasus tertentu. Roger A. Hegstrom dan Dillip K. Kondepundi dalam
karangan bersama mereka yang berjudul The Handedness of the
Universe yang dipublikasikan dalam berkala Scientific American
Januari 1990, memberikan banyak contoh tentang keberpihakan yang
ada di alam yang kelihatannya seperti eksis tanpa suatu alasan. Meski
mengetahui kalau sebagian besar manusia menggunakan tangan
kanan, mereka tidak berhasil mengungkapkan:
‘... mengapa orang-orang yang bertangan kanan dan yang kidal tidak
dilahirkan dalam jumlah yang sama.’ 2
‘Cangkang kerang yang berulir ke kanan atau dextral mendominasi ke dua sisi
dari Ekuator. Di antara hewan yang didominasi kanan itu, adanya individual
yang kiri hanya bisa muncul sebagai akibat penyimpangan (mutant), yang
terjadi dengan frekwensi dari satu banding seratus sampai satu banding
jutaan, tergantung apa spesiesnya.’ 3
447
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
448
Kehidupan Menurut
Konsep Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
AsalTanah
Mula Hidup:
Perspektif
Entropi
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Kehidupan
Berbagai Agama
Pandang Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
MasalahFilsafat
Agama
Filsafat
Agama
dan
Agama
Aborigin
Teori
Individu Alam Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Pengantar Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
dan
dan Kosmologi
diZoroaster
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
kurang jelas benar, karena itu perlu penjelasan lanjutan. Kami telah
mengemukakan bahwa dari antara semua agama yang ada, hanya
Islam yang menonjolkan tekanan pada keberpihakan dalam perilaku
keagamaan mau pun perilaku sosial.
449
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Referensi
1. Fesenden, R. J., Fesenden, J. S. (1982) Organic Chemistry, 2nd
ed., PWS Publisher, Willard Grant Press, Massachusetts, hal.
139
2. Hegstrom, R. A., Kondepundi, D. K. (January 1990) The
Handedness of the Universe, Scientific American, hal. 98-99
3. Hegstrom, R. A., Kondepundi, D. K. (January 1990) The
Handedness of the Universe, Scientific American, hal. 99
450
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Maha beberkatlah Dia yang di Tangan-Nya ada Kerajaan dan Dia mempunyai
kekuasaan atas segala sesuatu; yang menciptakan kematian dan kehidupan,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang terbaik amalnya, dan
Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun; yang telah menciptakan tujuh petala
langit dengan serasi. Engkau tidak akan melihat ketidak-pantasan di dalam
penciptaan Tuhan yang Maha Pemurah. Oleh karena itu pandanglah lagi!
Adakah engkau melihat suatu cacat? Kemudian pandanglah lagi, niscaya
penglihatan engkau hanya akan kembali kepada engkau dengan bingung dan
letih, karena tidak menemukan ketidak-serasian’ (S.67 Al-Mulk:2-5)1
Jika tidak ada Tuhan tentunya proses kehidupan selama ini tidak
mungkin akan bisa berjalan di jalur yang pasti mengikuti satu arah
tertentu. Pada setiap langkah terdapat keluasan bidang tanpa arah
berupa posibilitas tanpa batas sebagai pilihan arah. Terdapat opsi tidak
terbilang yang terbentang di hadapan, yang penuh dengan segala
kesulitan melalui mana proses kehidupan harus mengukir jejaknya.
Tidak terbilang opsi yang secara potensial bisa mengubah arah dan
451
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
tujuan evolusi pada setiap masa kritis dalam rentang waktu sekian
lama. Pertanyaan yang muncul ialah mengapa proses kehidupan
mengikuti suatu alur evolusi yang pasti, seolah-olah tidak ada pilihan
lainnya lagi.
Penjelasan yang diberikan para ilmuwan adalah yang berkaitan
dengan peran proses seleksi alamiah. Meski mereka sepenuhnya
menyadari dimensi dan bobot permasalahannya, mereka mengharapkan
kita mempercayai bahwa pada setiap titik krusial keputusan, proses
seleksi alamiah ini yang menentukannya, tanpa pernah melakukan
kesalahan walau opsi yang tersedia tidak terbilang banyaknya.
Sejak Charles Darwin melontarkan istilah ‘Seleksi Alam’ maka
istilah ini lalu menjadi tongkat ajaib bagi para ilmuwan yang aktif
mendalami misteri-misteri yang ada di alam. Berkaitan dengan
kejadian-kejadian yang diperkirakan akan mengarah kepada
pembuktian adanya peran dari sosok Pencipta Yang Maha Mengetahui
sebagai penentu pilihan, mereka ini lalu mencari perlindungan di balik
kabut halimun dari istilah kabur ini yang sebenarnya juga seringkali
disalah-artikan. Setiap langkah maju dalam alur evolusi selalu mereka
atributkan pada tidak terbilang faktor kebetulan yang kemudian
menjadi sekumpulan opsi yang akan dipilih oleh proses seleksi alam.
Namun mereka sependapat bahwa pilihan dari seleksi alamiah tersebut
menurut mereka dikatakan tidak terjadi secara sadar. Ketika karakter
dan spesies yang berbeda sedang bergulat guna kelangsungan hidup
dalam suatu situasi yang kompetitif, dianggap alamiah bagi yang satu
untuk selamat dengan mengorbankan yang lain jika yang bersangkutan
memang memiliki potensi survival yang lebih baik.
Di sini kami kemukakan juga istilah usang lainnya dari terminologi
Darwin yaitu ‘Survival of the Fittest’ (kelangsungan hidup bagi yang
tercakap) yang digunakan para ahli naturalis secara ekstensif. Istilah
ini dilontarkan berdasarkan asumsi bahwa proses seleksi alam, betapa
pun butanya proses tersebut, pasti akan selalu melakukan pilihan
yang tepat dimana hanya yang paling cakap saja yang akan selamat
452
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
dalam dunia yang kompetitif ini. Apa pun yang bersifat inferior
dalam pergulatan eksistensi sudah ditakdirkan akan punah. Prinsip
Darwin ini besar kemungkinan telah disalah-artikan sampai pada
suatu tingkat dimana dasarnya sendiri lalu menjadi tanda tanya. Kami
melihat bukti yang tidak bisa dibantah, tersebar di seluruh muka bumi,
bahwa spesies yang sifatnya paling inferior dan yang paling sedikit
memiliki sarana penunjang kehidupan serta berada di jenjang paling
bawah dari tangga evolusi, nyatanya masih tetap survive. Kepunahan
suatu spesies hanya terjadi ketika persaingan untuk kelangsungan
hidup memang demikian gawat dan bersifat konfrontatif langsung.
Namun hal seperti itu pun tidak langsung menjadikan yang tercakap
yang akan tetap hidup dalam pengertian yang absolut. Kelangsungan
hidup bagi yang tercakap dalam maknanya yang absolut, meski pun
masih dimungkinkan, nyatanya kecil kemungkinan terjadi pada
setiap pergulatan untuk tetap bertahan. Yang tercakap dari keadaan
demikian hanya dapat dikatakan tercakap dalam tantangan khusus
yang berlaku saja. Yang dianggap tidak berhasil selamat dari masa
petaka demikian, bisa saja memiliki mutu kehidupan yang lebih baik
yang bisa menjadikan mereka sebagai yang tercakap pada konteks
yang lain.
453
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
454
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
455
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
456
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
secara acak dan terus saja menolak segala sesuatu yang melintas di
hadapannya.
457
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
yang terbaik dalam segala situasi, harus sudah ditinggalkan sama sekali.
Sekali-sekali bisa jadi hal tersebut benar adanya, tetapi lebih sering
tidak demikian adanya. Istilah tersebut bersifat amat relatif dan jarang
bersifat definitif dalam pilihannya. Kompetisi untuk kelangsungan
hidup bisa terjadi di antara anggota sesama spesies atau antara spesies
yang berbeda. Adalah hasil akhir suatu situasi tertentu yang akan
menentukan mutu dari faktor-faktor kelangsungan hidup. Pergulatan
membuta tentunya tidak akan bisa mengarah kepada nilai-nilai yang
benar. Apa pun yang muncul kemudian, baik atau pun buruk, harus
dianggap sebagai yang tercakap. Suatu spesies khusus bisa dianggap
sebagai yang unggul berkaitan dengan potensinya untuk tetap survive
pada suatu situasi tertentu. Spesies yang kemudian punah bisa saja
memiliki nilai-nilai dan karakter yang lebih tinggi dalam hal lainnya.
Ambil sebagai contoh seekor gorila yang terdampar pada suatu
situasi tidak bersahabat di kutub utara misalnya. Dibandingkan
dirinya maka beruang es (polar bear) dan rubah kutub (arctic fox)
memiliki peluang yang lebih besar untuk selamat di lingkungan seperti
itu. Dalam keadaan demikian, gorila tersebut meski secara evolusi
memiliki kelebihan komparatif, pasti akan punah oleh instrumen
seleksi alam yang menganggapnya sebagai tidak berharga dibanding
beruang esa dan rubah kutub. Gantilah gorila dengan seorang manusia
pada situasi hipotetikal demikian, maka vonis kematian baginya oleh
prinsip survival of the fittest akan lebih cepat lagi dibanding gorila itu.
Karena itu salah jika menganggap proses seleksi alam tergantung pada
nilainilai demikian. Dalam pengertiannya yang mendasar, seleksi alam
paling-paling hanya bisa dikatakan sebagai ‘siapa yang kuat dia yang
menang.’ Walau yang kuat itu ternyata kejam, gila, bersifat opresif dan
tidak mempunyai rasa belas kasihan, yang kuat akan selalu menang
dalam pandangan seleksi alam.
458
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
459
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
‘Maaf pak, belakangan saya baru menyadari bahwa saya harus berjalan ke arah
rumah saya. Begitu saya mulai melakukannya maka saya mulai menggelincir
ke belakang ke arah sekolah. Karena cepatnya maka kepala saya terantuk
dinding saking tergesa-gesanya saya mau ke sekolah’ jawab anak itu sambil
meminta maaf.
460
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
461
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
462
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibumu dalam keadaan kamu
tidak mengetahui apa pun dan Dia memberi kamu telinga, mata dan hati,
supaya kamu bersyukur.’ (S.16 An-Nahl:79)2
463
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
beruang coklat dan beruang hitam. Kaki belakang mereka lebih tinggi
dari kaki depannya agar mereka bisa mengejar mangsanya dengan
lebih cepat, sedangkan leher mereka yang lebih panjang akan lebih
memudahkan saat berenang. Beruang lain juga bisa berenang tetapi
secara komparatif beruang es bisa berenang lebih cepat dan lebih jauh,
suatu kebisaan yang amat dibutuhkan demi kelangsungan hidup di
lingkungan kutub utara.
Beruang es bisa mencapai bobot 800 kilogram dan tinggi 3
meter. Besar tubuhnya itu merupakan proteksi terhadap dingin dan
menjadi faktor penting dalam kemampuan mereka untuk berburu
dan memangsa. Anehnya, anak beruang yang baru lahir malah kecil
sekali dan beratnya hanya 500 gram, hanya seper sekian dari berat
bayi manusia. Kulit mereka yang berwarna hitam tertutup seluruhnya
dengan bulu putih yang tebal sehingga merupakan kamuflase sepanjang
tahun. Bulu mereka berwarna agak kekuningan sesaat di musim
panas, berpadanan dengan es yang sedang mencair. Bulu beruang
yang demikian tebal serta tebalnya lapisan lemak di bawah kulit telah
memeliharanya dari suhu beku di habitat mereka.3 Lapisan lemaknya
sangat penting saat beruang itu sedang berenang karena bulunya
saja tidak bisa meretensi udara yang terperangkap di dalamnya saat
terendam air. Saat kering, bulu ini memantulkan panas yang diterima
dari matahari ke arah tubuhnya. Rambutnya berongga sehingga sinar
ultra-violet matahari bisa menembusnya dan diserap oleh kulit hitam
yang ada di bawahnya.
464
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
465
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
466
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
467
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
468
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
469
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
470
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
471
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
472
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
473
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
474
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
475
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
476
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
477
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
478
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
sebaliknya malah tidak pernah terdengar. Kalau saja para ahli naturalis
tersebut dianggap serius dalam bicaranya, maka pandangan mereka
itu bertentangan dengan phenomena yang berkaitan dengan tanaman
Sundew dan perangkap lalat Venus.
Bayangkan sebuah tanaman Sundew yang tumbuh subur di sisi
sebuah kubangan lumpur yang stagnan, memandang dengan jijik
apa yang terdapat di tengah kubangan. Tidak ada tanaman lain yang
bisa hidup di situ karena lingkungan yang amat tidak bersahabat.
Kalau saja tanaman Sundew itu memiliki otak yang tersembunyi dan
memandang dengan mata yang tidak kelihatan, pasti tanaman itu
sudah melompat kabur keluar dari lingkungannya jika akarnya tidak
tertanam kuat.
Namun para ahli naturalis mempunyai pandangan yang berbeda.
Menurut mereka ini, tanaman Sundew sudah dari sananya tumbuh
subur di tempat yang tidak bersahabat demikian dan berubah menjadi
penangkap lalat yang banyak terdapat di sekitarnya. Padahal sulit
membayangkan kalau tanaman ini bisa hidup di lingkungan demikian
tanpa sebelumnya melalui proses evolusi guna bisa menghadapi
lingkungannya. Semua itu hanya bisa terjadi ketika tanaman tersebut
masih hidup di tanah yang kering. Tanpa menyelesaikan terlebih
dahulu transformasi itu di luar lingkungannya, jelas tanaman tersebut
tidak akan mampu bertahan walau hanya sebentar.
Hal inilah yang menjadi dilema bagi para ilmuwan yang perlu
dijelaskan secara jelas dan masuk akal. Dua hal pokok yang perlu
diungkapkan adalah:
1. Tanaman Sundew yang oleh para ilmuwan dianggap sebagai cikal
bakal dari tanaman perangkap lalat Venus, tanaman ini sendiri
sudah merupakan misteri tersendiri. Tanaman ini tidak memiliki
sejarah yang bisa ditelusuri yang menyatakan kalau merupakan
hasil evolusi dari tanaman hijau biasa.
479
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
480
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Di sini kata fauq secara harfiah berarti ‘di atas’ (lihat Al-Munjad
dan Al-Mufradat Lil-Raghib). Hanya saja para penterjemah lainnya
tidak menggunakan arti harfiah ini. Yang menjadi penyebab adalah
karena mereka tidak mengetahui kalau nyamuk memang ada membawa
sesuatu di diri atau di atas mereka.
Berikut ini ada beberapa pertanyaan yang mengusik fikiran
pembaca. Kami sendiri sebagai pengarang selalu dibuat bertanya-
tanya akan makna yang tersirat dalam ayat ini. Pertanyaan pertama
yang mengusik fikiran ialah mengapa Tuhan harus menyangkal bahwa
481
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
482
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
hal yang membanggakan dan bukan suatu hal yang memalukan bagi
sang Pencipta.
Apa yang tersirat itu bisa dikatakan benar jika nyamuk memang
memiliki keindahan konstruksi fisik yang luar biasa yang malah lebih
ajaib dibanding penciptaan bentuk kehidupan lainnya. Di samping itu,
peran nyamuk dalam rancang bangun kehidupan secara keseluruhan
serta evolusinya haruslah merupakan rahmat yang tersembunyi –
suatu temuan yang masih harus digali oleh para ilmuwan. Sekarang
ini kami hanya bisa mengatakan bahwa kemungkinan besar nyamuk
berperan besar dalam pengembangan dan penyempurnaan sistem
kekebalan tubuh, dimana hal ini merupakan peran yang masih tetap
disandangnya sampai dengan saat ini.
Kemungkinan bahwa semua implikasi dari ayat tersebut
sebagaimana disebutkan di atas adalah benar keseluruhannya,
telah mendorong penulis untuk mempelajari nyamuk secara lebih
mendalam, baik anatominya serta peran yang dilakukannya di dunia
hewan, yang kemudian ternyata lebih sulit dari yang diperkirakan
sebelumnya. Sebagian besar literatur yang terkait dengan nyamuk
ternyata tidak menyinggung proses evolusi dari organ-organ tubuhnya,
suatu kealpaan yang langsung menarik perhatian pengarang. Dalam
berbagai kasus lainnya, hasil temuan para ilmuwan di bidang evolusi
ini cukup banyak tersedia dimana mereka menyampaikan uraian
tentang evolusi bagian-bagian tubuh hewan secara sangat penuh
perhatian. Kami mengandalkan material tersebut dalam wacana ini
yang sebenarnya merupakan bukti kebenaran pernyataan Al-Quran
bahwa nyamuk bukan mahluk biasa. Riset lebih lanjut mengenai
aspek evolusi penciptaan nyamuk sekarang ini sudah dilakukan oleh
sebuah tim cendekiawan Ahmadi dari Amerika dan Kanada. Hanya
saja karena hal itu merupakan proses yang memakan waktu sedangkan
penerbitan buku ini tidak bisa menunggu sampai mereka selesai, kami
483
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
484
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
masuk akal tentang peran proses seleksi alam dalam merancang dan
menghasilkan keajaiban ciptaan yang kecil ini.
Modifikasi nyamuk yang tidak menghisap darah menjadi
yang menghisap darah memerlukan sekian banyak perubahan yang
memerlukan waktu lama sekali bagi faktor kebetulan. Bahwa ciri-ciri
itu bisa berkembang setapak demi setapak, setiap bagian berkembang
secara terpisah tetapi tetap simultan, dalam suatu koordinasi yang
sempurna satu dengan yang lain, adalah suatu proposal yang
tidak masuk akal. Apalagi jika kita mempertimbangkan bahwa
perkembangan organik selangkah demi selangkah demikian tidak ada
gunanya dalam kehidupan nyamuk sampai ciri-ciri itu siap terbentuk
dan tertata rapih. Ambillah sebagai contoh kebutuhan nyamuk untuk
mencari dan menemukan makanan. Ketika para ilmuwan menyelidiki
masalah kecil ini, mereka menemukan adanya sistem pendukung yang
kompleks guna keperluan tersebut.
Perlu ada perubahan besar dalam anatomi, organ sensori dan
fisiologis nyamuk hanya untuk mencari sumber makanan yang
tepat. Nyamuk menghadapi tugas rutin untuk menemukan sumber
protein yang tepat dari antara berbagai stimulus dari luar lainnya
yang dilontarkan oleh lingkungan. Para ilmuwan menyatakan bahwa
strategi yang dikembangkan adalah:
485
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
486
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
487
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
488
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
489
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
‘... melakukan respons terhadap petunjuk visual, panas badan dan emanasi
seperti karbon dioksida, asam laktat dan asam lemak folatil yang merupakan
ciri dari organisme yang mengandung darah.’10
490
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
491
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
492
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
493
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
494
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
jika ada urat darah yang bocor maka platelet darah dalam waktu
beberapa detik sudah memulai proses penggumpalan guna menutup
kebocoran. Agar bisa melakukan proses menghisap darah maka
nyamuk betina memiliki enzim yang diberi nama apyrase dalam air
liurnya. Apyrase merupakan enzim yang jarang dalam jaringan hewan
tetapi banyak terdapat pada kelenjar air liur nyamuk. Bahan kimiawi
ini mengatasi respon kimia urat darah yang mengarah pada koagulasi
platelet.
Yang lebih mencengangkan lagi ialah kenyataan kalau sistem
pencernaan nyamuk dan saluran darahnya justru terproteksi sempurna
dari enzim yang berbahaya ini. Enzim itu hanya digunakan di tempat
yang dibutuhkan saja yaitu pada ujung insisi di kulit sasaran. Namun
nyatanya enzim ini terdapat pada air liur yang digunakan secara
ekstensif oleh nyamuk untuk melarutkan cairan atau nektar tanaman
yang membeku atau kering agar bisa dihisap. Dikatakan terdapat
arus air liur terus menerus dari mulut nyamuk untuk memudahkan
penghisapan tetapi apyrase tidak berfungsi di sini karena tidak ada darah
dalam cairan tanaman. Apyrase yang tidak digunakan itu dicerna oleh
nyamuk tanpa menimbulkan kemudharatan pada sirkulasi darahnya
sendiri. Siapa pun bisa memahami dari sini bahwa hal tersebut bukan
hasil ciptaan berdasar faktor kebetulan yang mendasari seleksi alamiah,
melainkan suatu ciptaan yang dirancang secara sengaja.
Keseluruhan peran negatif nyamuk di kalangan dunia hewan
sepenuhnya bergantung pada faktor tersebut. Jika penyemburan
saliva yang mengandung apyrase ke dalam arus darah sasaran tidak
dilakukan secara intuitif oleh nyamuk betina maka peran negatif
penyebaran penyakit di antara berbagai jenis hewan ke seluruh dunia
tidak akan terjadi. Keseluruhan anatomi dari nyamuk kelihatannya
dirancang secara sengaja untuk tujuan tersebut. Dari sekitar 500 jenis
virus yang diketahui para ilmuwan, hampir separuhnya bisa ditemukan
pada nyamuk dan sekitar 100 di antaranya yang bertanggung-jawab
495
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
496
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Bentuk yang terakhir ini ditularkan dari hewan kepada manusia atau
manusia kepada hewan melalui nyamuk. Bagaimana kedahsyatan
demam kuning dalam sejarah manusia sudah merupakan pengetahuan
umum. Afrika Barat disebut sebagai kuburan orang kulit putih hanya
karena keberadaan demam kuning tersebut di negeri itu.
Kerusakan kolosal mendunia yang diakibatkan nyamuk tidak
hanya terbatas pada kerugian nyawa manusia dan hewan saja. Pengaruh
buruk nyamuk atas perekonomian manusia berkisar tidak hanya pada
kehilangan jam kerja di kantor, pabrik dan ladang saja tetapi juga pada
tertekannya harga tanah yang berdekatan dengan habitat nyamuk.
Dengan berbagai cara diterapkan banyak pembatasan-pembatasan
pada area hunian. Sejarah Perang Dunia II membuktikan banyak
pertempuran besar yang dimenangkan atau kalah karena hewan kecil
yang kelihatannya tidak berarti tersebut.
Kembali pada subjek tentang peran seleksi alam dalam skema
besar yang aneh seperti itu, kami memohon para ahli naturalis agar
menyelaraskan kembali posisi mereka berkaitan dengan faktor-faktor
yang berevolusi dan membentuk kehidupan. Rasanya bisa menjadi
pembuka mata bagi mereka jika mau berkonsentrasi pada satu enzim
saja yang dinamakan apyrase. Mekanisme atau potensi kreatif seleksi
alam mana yang bisa menghasilkan enzim ini pada air liur hanya pada
nyamuk betina dan tidak ada pada nyamuk jantan? Dengan hormat
kami juga memohon agar mereka bisa mengemukakan satu saja alasan
mengapa dan bagaimana proses seleksi alam yang mendorong nyamuk
betina untuk menambahkan suplemen darah di samping makanan
mereka yang biasa. Begitu juga, mengapa hanya yang betina saja yang
menghisap darah, sedangkan keduanya yaitu jantan dan betina makan
dari cairan tanaman demi kelangsungan hidup mereka? Apakah bukan
karena nyamuk betina ini memerlukan protein yang terdapat dalam
darah guna mensintesakan kuning telur dan membentuk telur, suatu
hal yang tidak dibutuhkan oleh nyamuk jantan? Bagaimana proses
497
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
498
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Fauq yang luput dari perhatian para penterjemah adalah ‘dan atas apa
yang dibawa (nyamuk).’ Ketika Al-Quran berbicara tentang bumi
dan segala sesuatu yang dipikulnya, digunakan juga kata Fauq yang
sama yaitu Wa ma fauq-al-ard yang berarti segala sesuatu yang ada di
bumi.
Karena itu jika ayat tersebut diterjemah ulang secara harfiah
maka akan berbunyi: ‘Allah tidak segan (atau malu) mengemukakan
suatu perumpamaan sekecil nyamuk dan atas apa yang ada di atas itu
atau apa pun yang dibawanya.’
Sekarang kita bisa memahami mengapa generasi cendekiawan
sebelumnya tidak memahami makna ayat tersebut. Mereka tidak
mengetahui sama sekali kalau nyamuk memang membawa virus yang
tidak kelihatan oleh mata telanjang.
Mengapa Tuhan tidak merasa malu karena telah menciptakan
pembawa penyakit yang demikian dahsyat adalah karena nyamuk
memang sengaja diciptakan demikian guna mencipta keseimbangan
dalam skema akbar kehidupan. Begitu juga karena konstruksi mesin
terbang yang fantastik ini menggambarkan keagungan Pencipta.
Kami juga berpendapat bahwa nyamuk telah memainkan peran
vital dalam pengembangan sistem kekebalan tubuh. Salah satu contoh
dari fungsi ini adalah yang berkaitan dengan sickle-cell anaemiad (anemi
sel darah bentuk arit) yang banyak terdapat pada bangsa Gambia di
Afrika. Adanya bentuk anemi demikian telah menciptakan resistensi
terhadap jenis malaria yang paling mematikan sekali pun. Karena itu
bukan suatu hal yang tidak mungkin bahwa terlepas dari apa tujuan
sebenarnya dari penyakit yang dibawa nyamuk terhadap skema
kehidupan secara keseluruhan, kemungkinan besar juga adalah untuk
mengembangkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini bisa demikian dan
bisa juga bukan, namun pernyataan umum dari Al-Quran tidak bisa
dibantah kalau faktor-faktor yang mengarah kepada kehidupan atau
pun kepada kematian, semuanya merupakan bagian integral dari
rencana penciptaan.
499
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
500
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
a. Contohnya ikan belida yang matanya bermigrasi ke satu sisi karena
ikan ini setelah dewasa cenderung posisinya selalu merebahkan
diri di dasar sungai. Saat masih kecil, matanya sama seperti ikan
lain, masing-masing satu di kiri dan kanan. (Penterjemah)
b. Tanaman karnifora atau juga disebut insektifora terdiri kurang
lebih 400 jenis, di antaranya terdapat jenis jamur atau kapang
mikroskopis. Tanaman ini ada yang bersifat pasif menunggu
mangsa seperti kantung semar (Nepenthes gracilis) dan ada
juga yang aktif menangkap mangsa yang menyentuhnya
seperti Sundew (Drosera capensis) dan perangkap lalat Venus
501
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
Referensi
1. Terjemahan 67:2-5 oleh penulis.
2. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
3. Theodorou, R., Telford, C. (1996) Polar Bear & Grizzly Bear,
Heinemann Publishers, Oxford.
4. Harper, D. (1995) Polar Animals, Ladybird Books Ltd.,
Leicestershire.
5. O’Toole, C. (1986) The Encyclopaedia of Insects, George Allen
& Unwin, London, hal. 134
6. Bristowe, W. S. (1958) The World of Spiders, Collins, London,
hal. 70-75
7. Terjemahan 2:27 oleh penulis.
502
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
503
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
504
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
505
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
III
IVV
506
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
bagi Yang
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
507
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
508
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
509
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
510
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
511
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
512
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
513
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘Probabilitas bahwa awal mula kehidupan berasal dari faktor kebetulan adalah
sama atau sebanding dengan probabilitas tercetaknya sebuah Kamus Lengkap
dari suatu letusan yang terjadi pada sebuah kantor percetakan.’ 8
514
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
515
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
Referensi
1. Heron-Allen, E. (1899) Edward Fitzgeralds Rubaiyat of Omar
Khayyam, H. S. Nichols Ltd., London, hal. 104
2. Heron-Allen, E. (1899) Edward Fitzgeralds Rubaiyat of Omar
Khayyam, H. S. Nichols Ltd., London, hal.102
3. Allen, F. (1968) The Origin of the World-By Chance or Design?
Dalam: The Evidence of God in an Expanding Universe, oleh
Monsma, J. C., Thomas Samuel Publishers, Bombay, hal. 20
4. Horgan, J. (February 1991) In the Beginning, Scientific
American, hal. 121
5. Krantz, W. B., Gleason, K. J., Caine, N. (1988) Patterned
Ground, Scientific American, hal. 68
6. Horgan, J. (February 1991) In the Beginning, Scientific
American, hal. 125
7. Horgan, J. (February 1991) In the Beginning, Scientific
American, hal. 118
8. Kornteld, E. C. (1968) God-Alpha and Omega, dalam: The
Evidence of God in an Expanding Universe, oleh Monsma, J.
C., Thomas Samuel Publishers, Bombay, hal. 174
9. Winchester, A. M. (1968) Science Undergierded my Faith,
dalam: The Evidence of God in an Expanding Universe, oleh
Monsma, J. C., Thomas Samuel Publishers, Bombay, hal. 165
516
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
517
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
518
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
519
Kami akan memulai dengan telaah ayat-ayat yang berkaitan dengan akhirat dulu,
sebelum nanti membahas kemungkinan adanya bentuk kehidupan intelektual lain di bumi
ini. Berbicara kepada mereka yang bersikap skeptis terhadap konsep kehidupan setelah
kematian, Al-Quran memperingatkan bahwa mereka seharusnya lebih skeptis atas eksistensi
mereka kiniTahir
Mirza di bumi
1III Ahmad dibanding kehidupan mereka setelah kematian nanti. Satu hal yang
Bagian
Bagian II
V
IVV
III
IV
tentunya mereka tahu bahwa mereka datang mewujud dari ketiadaan. Adalah keadaan non-
eksistensi yang mengawali kehadiran mereka. Kalau tahu bahwa mereka diciptakan dari
suatu ketiadaan, lalu mengapa masih harus meragukan jika mereka itu bisa dicipta lagi dari
unsur sesuatu yang ada pada diri mereka sekarang. Proposisi bahwa mereka bisa dilahirkan
menjadikan dirinya ragu. Padahal penciptaan pertama dari dirinya
kembali dari status keadaan mereka sekarang malah sebenarnya lebih masuk akal dibanding
sebenarnya
proposisi bahwa mereka jauh lebih
mewujudajaibdaridan mencengangkan
ketiadaan. Hal inilah dibanding ciptaan
inti dari banyak ayat-ayat
dalam Al-Quran mengenai sikap skeptis manusia akan kehidupan setelah kematian. Hanya
kedua nanti.
saja ayat-ayat itu lalu jadinya seperti membuka pintu lain untuk telaah lanjutan. Inti dari
ayat itu sendiri tidak dimaksudkan sebagai suatu argumentasi guna membuktikan adanya
K
kehidupan di embali
akhirat,pada
menetapkan
dicapainya mestinya
tidakyang
Kesadaran mungkin
deduksibantahan
tetapi sebagai
melaluisumber
bisa menjadi
menyaksikan
bersangkutan
argumentatif,
tentang keadaan
pertama-tama
terhadap pembenaran
dirinya dan
lingkungandidirinya
akhiratdansecara
sikap Al-Quran
Al-Quran selanjutnya mengingatkan manusia bahwa tingkat kesadaran tinggi yang telah
pernyataannya
cahaya bagi bahwa manusia
skeptis manusia.
di bumi
bukan buat
langsung.
apa yang
kegelapan.
ada di Di
luar itu,
seharusnya sudah bisa meyakinkan dirinya akan eksistensi Pencipta kepada siapa ia berani
luar kehidupan
mengangkat kepalanya ini,untuksudut pandang
melawan. Jikamanusia
ia telah sebenarnya tidak bisa maka
beriman kepada-Nya
penyangkalan
melihat apa-apa selain kehampaan semata. Itulah manusia, ia meyakinidirinya
yang bersangkutan tentang akhirat adalah semata karena ketakjuban
karena terlalu ajaib sehingga menjadikan dirinya ragu. Padahal penciptaan pertama dari
dirinya
dirinya sebenarnyalahirjauh
darilebih
ketiadaan
ajaib dandan tidak mengernyitkan
mencengangkan alis mata
dibanding ciptaan karena
kedua nanti.
-
meragukan hal ini. Tetapi kalau dikatakan bahwa ia akan dibangkitkan
argumentasinya.
melihat apa-apa selain kehampaan semata. Itulah manusia, ia meyakini dirinya lahir dari
ketiadaan dan tidak mengernyitkan alis mata karena meragukan hal ini. Tetapi kalau
Tidak iaada
dikatakan bahwa yang
akan lebih baik,kembali
dibangkitkan yakni setelah
Manusia sendiri iasebagai
kematian, bukti
langsung menolak
dari pengingkaran
pandangan itu sebagai suatudirinya.
hal yangAl-Quran
absurd dandalam menangani
tidak masuk subjek ini
akal. Komparisi ini jelas
sekali sehingga tidak diperlukan seorang ahli filsafat akbar untuk memahami
mula-mula mengungkapkan secara akurat sudut pandang mereka
argumentasinya.
Tidak
yang ada percaya,
tidak yang lebihlalu
baik, yakni Manusia sendiri
membalikkannya sebagai
terhadap bukti darimereka.
penolakan pengingkaran
dirinya. Al-Quran dalam menangani subyek ini mula-mula mengungkapkan secara akurat
sudutBerikut
pandangini beberapa
mereka yangayat yang
tidak relevan:
percaya, lalu membalikkannya terhadap penolakan
mereka. Berikut ini beberapa ayat yang relevan:
ØD¯ #2Ú °Æ ÕC°% \°[k¯ 0ÈNP W%XT ÄmØF Y¯ X=ů ×MÈi W%XT XkÙVZ8XT À1SÀ-W5 XkØ5ri X=É"Xj\O Y¯ `q°F W% SÅVXT
‘Mereka berkata:
‘Mereka “Tiada
berkata: bagi kami
“Tiada bagi selain kehidupan
kami selain di duniadiinidunia
kehidupan saja, ini
kami mati
saja, dan kami
kami
hidup,mati
dandan
tiada sesuatu
kami yang
hidup, danmembinasakan
tiada sesuatukamiyangselain waktu.” Tetapi
membinasakan kamimereka
selain tidak
memiliki ilmu Tetapi
waktu.” yang sebenarnya mengenai
mereka tidak hal ilmu
memiliki itu, tiada
yanglain yang diperbuat
sebenarnya mereka
mengenai hal selain
mengira-ngira belaka.’ (S.45 Al-Jatsiyah:25) 1
itu, tiada lain yang diperbuat mereka selain mengira-ngira belaka.’ (S.45 Al-
Jatsiyah:25)1
§¬¯¨ WDTÀiWÃSÉ" \-° _1SM×n\F _1SM×n\F
§¬®¨ |ESÄBWmÙcs& Å5U -VÀ°ÃXT >WmÉ" Ô2È)=ÅXT ×1{)°% Vl¯ ×Å5U ×ÅÀi°ÈWcU
274
§¬°¨ WÛÜ°2SÄÈ×\-¯ ÀCÙVZ8 W%XT XjÙVZ8XT À1SÀ-W5 XkØ5ri R<É"Xj\O Y¯ `q°F ØD¯
“Apakah ia menjanjikan kepada kamu bahwa apabila kamu telah mati dan telah menjadi
tanah dan tulang-belulang, kamu akan dikeluarkan lagi? Jauh, jauh sekali dari kebenaran
520 apa yang telah dijanjikan kepadamu itu. Tiada kehidupan lain setelah kehidupan kita di
dunia ini, kita tadinya tidak bernyawa, kita hidup sekarang tetapi kita tidak akan
dibangkitkan lagi.” (S.23 Al-Muminun:36-38) 2
§¯¯¨ gk\O ÀNWmØ\Ê W×S_V r0°% W% Vl°ÄU ÀC_50_ Ä$SÁWcXT
§¬¯¨
§¬¯¨ WD
WDTÀTÀi
iWÃ -°° Kehidupan
WÃSÉSÉ"" \\- _1SSMM×n×n\F
_1 \F _1
_1 SSMM×n×n\F
Seleksi
Menurut
Konsep
§¬®¨
Ketuhanan
§¬®¨
Alam
Asal
|E
\F Kelangsungan
|E SÄSÄB
Al-Bayyinah:
Hidup:
Perspektif
dan
Mula Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
ÙcÙcs&s&Prinsip
BWmWmMasa
Pengenalan
ÅÅ
dan
Faktor
55U U -
Al-Quran:
danDepan
Keterbatasan
Catur
Sudut
BangsaHidup
Berbagai
VVÀ
-Aliran
dengan
Al-Quran
À °Ã
Kebenaran
Kebetulan
Wahyu,Perspektif
Masalah
atau
Kehidupan
bagi
Pandang
Kehidupan
Individu Agama
Agama
Aborigin
Teori Agama Hakikat
Pemikiran
Filsafat
Agama
Permainan
dan
dan yang
Alam
di
dan
É"É" Ô2
XTXT >>WWmmYang
°ÃPengantar atau
Filsafat Ô2
Rasionalitas,
È)È)Nyata,
Penderitaan
Kosmologi
=Å=ÅXTXT ×1
Takdir?
Sejarah
Yunani
Hindu
Eropa
Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
di Konghucu
Agama
LuarAustralia
Pendapat
Masyarakat Jinn
Islam
Bumi
Judi
Bumi Tao
Å55U U × × ÅÅ
×1{){)°%°% VVll¯¯ ××Å
Peran Tanah Lempung Khiralitas danWahyu
Iman Fotosintesis Ilahi
Kepada
(Keberpihakan) Fitrat dan Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam Ghaib"
Wahyu
diEvolusiAlam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
§¬°¨ WÛWmÙcÜ°Ü°s&22SÄSÄÅÈÈ××5\-
SÄBWÛ U ¯¯-ÀC
ÀCVÀÙVÙVZ8Z8°ÃXTWW%%>XTXTWmXXÉ"jjÙVÙVÔ2Z8Z8È)XTXT=ÅÀ1 XT SÀ×1
SÀ- {)°%W5W5 VXlXkk¯Ø5Ø5×ri
riÅ5U RR×<<ÅÉ"É"ÀiXXjj°È\O Y¯¯ `q
WcU Y
Pengetahuan, dan Kebenaran
W TÀiWÃSÉ" \-° 1
§¬¯¨ D _ SM×n\F 1
_ SM×n\F
§¬®¨ |E§¬°¨ \- À1 - \O `q
Y ¥= XnV<ÓU C¦VXT [\O °OÙkQ Wà iÕÃXT rQ"W À1SÀ-Wc CW% À@\È×Wc Y ×1¯I°=\-ØcU \iÕI\B ¯ SÀ-_ÙU XT
§¬²¨
§¬²¨ WÛWÛܯܯܯªkªk
§¬²¨ WÛ SÈ5SÈSÈ[55[[×1ÆM×1
ªk
;×1U ÆMÆM;;U àTU Äm[ÝàTàT[ÄmÄm[Ý [[ |Ú
[Ý|Ú Q ØÈXk°]2
Ï° Ï°Ï°]2
|Ú XT Q Q °OØÈØÈj°XkXkÙ°°XTXTWDSÁ°O°OÝj°j°ÙÙ¯ W)ÙcWD
]2 Ýݯ ¯ W)W)ÙcÙcVfVfÄ1s°
VfWDSÁSÁs° WÛ¯KÜWÄjÄ1
ÀIV
s° ° ÀI
Ä1 WÛWÛ¯KܯKÜWWÄj|E
ÀIVV§¬±¨ Äj°° SÀ§¬±¨
-Q ÕÈWc E
§¬±¨ |E
| SS
§¬²¨ WÛܯªk SÈ5[ ×1ÆM;U àTÄm[Ý[ |ÚÏ° ]2Q ØÈXk°XT °Oj°Ù WDSÁݯ W)ÙcVf s° Ä1ÀIV WÛ¯KÜWÄj° §¬±¨ |ESÀ-Q ÕÈWc
§©¨ ÄDSÅXjVÙ CÅ ÈOV W$SÁ5 DU ÈOW5ØjXqU Vl¯ ÄÔ³\° X=Å×SVÄÔ³\-\5¯° X=Å×SV
§©XjVÙ¨¨CÅÄD
§©
§©¨ ÄDSÅ ÈSÅ
ÄD SÅO XjXjVÙVÙSÁCÅ
V W$ W$U SÁSÁVl¯ ÄÔ55³DU
CÅ5 DU ÈÈÈOOOW5VVØjXqW$ ÄÔ³\° X=Å×SV \ ° XÈOÈO=WWÅ5×S5Øj
DU VØjXqXq Vl¯¯
\-U U 5¯Vl
bersumpah
‘Mereka‘Mereka dengan dengan
bersumpah nama Allah
namasekuat-kuat sumpah mereka
Allah sekuat-kuat sumpahbahwa Allah tidak
mereka
‘Mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah mereka bahwa Allah tidak
‘Mereka
‘Mereka
akanakan bersumpah
bersumpah
membangkitkan
membangkitkan
bahwa Allah tidak
dengan
dengan
lagi
lagi
akan
nama
nama
orang-orang
orang-orang
Allah
Allah
membangkitkan
sekuat-kuat
sekuat-kuat
mati.
mati. Tidak
lagiTidak sumpah
sumpah
demikian,
demikian,
orang-orang Dia
mereka
mereka
Dia
pasti
mati.
bahwa
pasti
akan
Tidak akanAllah
bahwa Allah
akan membangkitkan
membangkitkan
membangkitkan
demikian, mereka.
mereka.
Dia pasti lagi
Inilah
Inilah
akan orang-orang
janji
janji yang
yang
akan membangkitkan lagi orang-orang mati. Tidak demikian, Dia pasti
membangkitkan untuk
untuk mati.
memenuhinya
memenuhinya
mereka. Tidak
Inilahmenjadi demikian,
hak
menjadi
janji yangkewajiban
hak
untuk Dia
kewajiban pasti
membangkitkan
Dia, Dia,
akanakantetapi
membangkitkan mereka.
tetapi
menjadiInilah
kebanyakan manusia
kebanyakan janji
manusia yang
tidak
tidak untuk
mengetahuinya.memenuhinya
mengetahuinya. Dia pastimenjadi
kebanyakan Dia pasti hak
akan
hak kew
akan
membangkitkan mereka.
mereka agarInilah janji yang untuk
kepadamemenuhinya menjadi kew
memenuhinya hak kewajiban
Dia dapat
Dia,
menjelaskan
akan tetapi mereka tentang apa
manusia
yang
Dia, akan
membangkitkan
tidak tetapi
mereka
mengetahuinya.
Dia, diperselisihkannya
akan tetapidankebanyakan kebanyakan
agar Dia Dia dapat
pasti
supaya orang-orang akan manusia
menjelaskan
membangkitkan
manusia tidak
kepada mengetahuinya.
bahwasanya mereka itu Dia pasti
mereka mereka
tidak mengetahuinya.
kafir itu mengetahui agar tentang
Dia dapat Dia
apa yangpasti
diperselisihkannya
membangkitkan dan
(S.16mereka supaya agar orang-orang apakafir itu mengetahui bahwasanyasupayamereka itu
menjelaskan
pendusta.’
membangkitkan
pendusta.’ (S.16 An-
kepada
An-
mereka agar Dia
mereka
Nahl:39-40)
Nahl:39-40)
tentang
Dia
4 dapat
dapat menjelaskan
yang diperselisihkannya
menjelaskan kepada
kepadadanmereka
mereka tentang
tentang apa
apa
diperselisihkannya
orang-orang dan
kafir itusupaya
mengetahui orang-orang
4 bahwasanya
diperselisihkannya dan supaya orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mer kafir
mereka itu mengetahui
itu pendusta.’ bahwasanya
(S.16 mere
pendusta.’ §°±¨ ³2j°%XqAn-
An-Nahl:39-40) `qªF4XT Nahl:39-40)
]1VÀ°ÈÙ ¥³ØµÄc CW% W$V 4 ÈOVÚ \\ ]³¦W5XT 9ZV:W% R<V ]!Xn±XT
pendusta.’ (S.16
(S.16 An- Nahl:39-40)
§°±¨ ³2j°%Xqperumpamaan-perumpamaan
`qªFXT ]1VÀ°ÈÙ ¥³ØµÄc CW% W$V ÈOmengenai VÚ \\ ]³¦W5Kami XT 9ZV:W%danR<V ]! Xn±XT
4
‘Ia membuat melupakan kejadian
§°±¨ ³2 `qªF
³2j°j°%%belulang
XqXq `q ªFXTXT itu
]1 À°È°ÈÙÙ ¥³¥³lebur?”
]1VVÀ ص
صÄcÄc CW W$VV ÈYasin:79)
CW%%’ W$ ÈOOVVÚ Ú \\
\\ ]³]³¦5 W5XT 9ZV:W% R<V ]!Xn±XT
dirinya sendiri. Berkatalah ia: “Siapakah dapat menghidupkan tulang belulang itu
§°±¨ ¦ W5XT 9ZV:W% R<V ]!Xn±XT
‘Ia membuat
setelah tulangperumpamaan-perumpamaan hancur (S.36 mengenai Kami dan melupakan kejadian
dirinya sendiri. Berkatalah ia: “Siapakah dapat menghidupkan tulang belulang itu
‘Ia membuat
setelah tulang perumpamaan-perumpamaan
belulang itu hancur lebur?” ’ (S.36 Yasin:79) mengenai 5 Kami dan
dan melupakan
melupakan ke
‘Ia membuat
‘Ia membuat ®¨ ic°perumpamaan-perumpamaan
i\C Ú \\ ÕC°K% ×V r¯Û ×ÄH ×#W ª$T)] ©mengenai
§ªperumpamaan-perumpamaan Ú \¼Ùmengenai
¯ X=o®k\ÈVÙU KamiKami dan melupakan ke
dirinya sendiri.
kejadian Berkatalah
dirinya sendiri. ia:
Berkatalah “Siapakah
ia: “Siapakah
dirinya sendiri. Berkatalah ia: “Siapakah dapat menghidupkan tulang belula dapatdapat menghidupkan
menghidupkan tulang
tulang belula
setelah
setelah §ª
tulang
belulang
Kami
tulang
‘Adakah i
®¨ itu \C Ú \\lelah
c°menjadi
isetelah
belulang
belulang ÕC°K% hancur
itu
tulang
itu belulang
×Vpenciptaan
oleh
hancur r¯Û ×lebur?”
ÄH ×#
ituW hancur
lebur?” ª$ T)]’’ (S.36
pertama ©lebur?”
(S.36Ú \¼ Ù¯ itu?
kali X=’o®k(S.36
Yasin:79)
Yasin:79)\ÈTidak,
VÙU Yasin:79)
bahkan
5
5
mereka
5
ada dalam keragu-raguan tentang penciptaan baru itu.’ (S.50 Qaf:16) 6
§ª®®¨¨W5ÅVi
T§ª iWc°c°XÄi
iXTU \C Ú Ú \\WDSÉ2ÕC
ÕCSÄÈ°K%°K%×\-V 5×°Ä×VU V r¯
-ÛVÛÀ××°ÃÄH ×#WmWWÉ" ª$ ÅXTTT)] °% ©
X=Ø)(S.50 ©[kÚ Ú ®\¼ ÙÙ¯¯ XSÅX==SÁo®o®kkWc\È\ÈVÙVÙSÈU U 5[XT
‘Adakah Kami menjadi lelah oleh penciptaan pertama kali itu? Tidak, bahkan mereka
ada dalamWDSÅkeragu-raguan
)] tentang
\C§°¨ \\
penciptaan r¯ ÄHXT >baru
×# =ª$
itu.’ )] \¼U |E Qaf:16) 6
‘Mereka biasa mengatakan: “Apa! Apabila kami sudah mati dan menjadi tanah dan
‘Adakah Kami menjadi lelah oleh penciptaan pertama kaliDanitu? Tidak, bahkan m
WDSÅTKami
‘Adakah
tulang W5ÅVWmenjadi
)]belulang, XÄXTsungguh
U §°¨ WD SÉ2SÄÈ×\-
lelah
benarkah 5°ÄU penciptaan
V kami
oleh VÀ°ÃXTdibangkitkan
-akan >WmÉ" pertama
=ÅXT X=kembali?
Ø)°% [kkali
®U |E SÅSÁdemikian
itu? Tidak,
Wc SÈ5[XT bahkan m
ada dalam keragu-raguan tentang penciptaan
ada dalam keragu-raguan tentang penciptaan baru itu.’ (S.50 Qaf:16) 6
pulakah nenek moyang kami terdahulu?”’ (S.56 baru
Al-Waqiyah:48-49) itu.’ (S.50
7 Qaf:16) 6
‘Mereka biasa mengatakan: “Apa! Apabila kami sudah mati dan menjadi tanah dan
SÅSÅTT)]
tulangWDbelulang, WW55ÅVÅVsungguh
WWXXÄÄXTXTU U §°¨ WD SÉSÉ22SÄSÄÈÈ××kami
\- VV 55°Ä°Äakan
U U - VVÀ °Ã XTXT >>WWmmÉ"É" ==ÅÅXTXTkembali?
XX==Ø)Ø)°%°% [[k ®®U U Dan
|E SÅSÅSÁSÁWcWc SÈSÈ55[[XTXT
benarkah dibangkitkan 521 demikian
D
W ]
)
§°¨
pulakah nenek moyang kami terdahulu?”’ (S.56 Al-Waqiyah:48-49) 7 D
W -
\ - À °
à k E
|
‘Mereka biasa
‘Mereka biasa mengatakan:
mengatakan: “Apa!
“Apa! Apabila
Apabila kami
kami sudah
sudah mati
mati dan
dan menjadi
menjadi
275
tana
tana
tulang belulang, sungguh benarkah kami akan dibangkitkan kembali? Dan dem
§°±¨ ³2j°%Xq `qªFXT ]1VÀ°ÈÙ ¥³ØµÄc CW% W$V ÈOVÚ \\ ]³¦W5XT 9ZV:W% R<V ]!Xn±XT
‘Ia membuat perumpamaan-perumpamaan mengenai Kami dan melupakan kejadian
dirinya sendiri. Berkatalah ia: “Siapakah dapat menghidupkan tulang belulang itu
Mirza
Bagian
Bagian
setelah Tahir
1II
IV
II
V
III
IV Ahmad itu hancur lebur?” ’ (S.36 Yasin:79) 5
IV belulang
tulang
§ª®¨ ic°i\C Ú \\ ÕC°K% ×V r¯Û ×ÄH ×#W ª$T)] ©Ú \¼Ù¯ X=o®k\ÈVÙU
‘Adakah Kami menjadi lelah oleh penciptaan pertama kali itu? Tidak,
bahkan mereka ada dalam keragu-raguan tentang penciptaan baru itu.’ (S.50
‘Adakah Kami
Qaf:16)menjadi lelah oleh penciptaan pertama kali itu? Tidak, bahkan mereka
ada dalam keragu-raguan
6
tentang penciptaan baru itu.’ (S.50 Qaf:16) 6
WDSÅT)] W5ÅVWXÄXTU §°¨ WDSÉ2SÄÈ×\-V 5°ÄU -VÀ°ÃXT >WmÉ" =ÅXT X=Ø)°% [k®U |ESÅSÁWc SÈ5[XT
penciptaan kamu yang pertama. Kemudian mengapakah kamu tidak mau merenungkan
Demikian
(S.56 Ïnm¦¡Waqiyah:61-63)
§«±¨Al- W Ìk°Ý[| D¯ Q\i
itulah °PXT
Al-Quran8
ÙÝX= Y ¯ ×1ÅÉ:ØÈW YXT ×1ÅÁÚ \\ manusia
membimbing % dalam
keyakinan
‘Kejadianmumereka pada kehidupan
dan kebangkitan akhirat,
kembalimu tidak namunhanya
lain melainkan belum semua
seperti kejadian
danDemikian
kebangkitanitulah
kembaliAl-Quran
suatu jiwa membimbing
belaka. manusia
Sesungguhnya
argumentasi telah tercakup di dalamnya karena: Allah dalam
itu Maha keyakinan mereka
Mendengar
dan Maha
kehidupan Melihat.’
akhirat, namun belum semua
(S.31 Luqman:29) 9 argumentasi telah tercakup di dalamnya karen
Ayat inilah yang telah mengembangkan subyek bahasan lebih lanjut dan
membukakan suatu §«±¨ Ïnpandangan D¯ Q\bagi
m¦¡W Ìk°Ý[| baru i°PXT pemahaman
ÙÝX= Y¯ ×1manusia
ÅÉ:ØÈW YXT ×1mengenai
ÅÁÚ \\ % kehidupan
setelah mati.
‘Kejadianmu
Fenomena dan kebangkitan
kebangkitan kembali kembalimu kembalimu
terkait dengan tidak lain melainkan hanya seperti kejadi
‘Kejadianmu dan kebangkitan tidakfenomena
lain melainkan kelahiran
hanya setiap
seperti orang.
dan kebangkitan
Bila seseorang memvisualisasikan kembalitahapansuatu jiwa embriobelaka. Sesungguhnya
saat terjadi Allah itudiMaha
fusi (perpaduan) Mendeng
antara
sperma dengankejadian
ovumdan(selkebangkitan
telur) dan kembali
dari sana suatulalu
jiwamenyimpulkan
belaka. Sesungguhnya bahwa Allahhasil itu
akhirnya
dan Maha Melihat.’ (S.31 Luqman:29) 9
nanti adalahMaha Mendengar
kelahiran seorang dan Maha
anak yang Melihat.’
sempurna,(S.31rasanya
Luqman:29)hal itu 9 merupakan suatu yang
mustahil bisa dibayangkan. Bayangkan kejadian dari suatu transformasi raksasa dari sel
Ayat
telur yang Ayat
inilah yang telah mengembangkan subyek bahasan lebih lanjut
dibuahiinilah
yang yangkelihatantelahtidak mengembangkan
berarti dan tidaksubjek bahasan
ada nilainya lebih
menjadi wujud
seorang bayi yang hidup dan menendang-nendang lucu setelah jangka waktu sembilan kehid
membukakan suatu pandangan baru bagi pemahaman manusia mengenai
bulan.lanjut
setelah dan
mati.
Seorang membukakan
pengamat yang belum suatu pernah pandangan baru bagidemikian,
melihat transformasi pemahaman sama sekali
akanFenomena
tidak manusiamampu kebangkitan
membayangkan
mengenai kehidupan setelah mati.halkembali
itu saat terkait
melihat dengan
tahap-tahap fenomena
pertama kelahiran
dari fusi selsetiap o
Bila seseorang
embrio. Kehidupanmemvisualisasikan
setelah mati adalah tahapan mirip dengan embrio prosessaatajaibterjadi fusi yaitu
tersebut (perpaduan)
suatu di a
transformasi
sperma dengansesuatuovum
yang tidak (sel berarti
telur) menjadi
dan dari suatu
sana bentuk
lalu kehidupan
menyimpulkan yang berkembang
bahwa hasil akh
dan tertata
nanti rapi. kelahiran seorang anak yang sempurna, rasanya hal itu merupakan suatu
adalah
Perbedaan di antara awal mula manusia sebagai suatu bio-unit yang kemudian
522
mustahil bisa dibayangkan. Bayangkan kejadian dari suatu transformasi raksasa da
menjadi wujudnya sekarang adalah suatu transformasi yang fantastis. Mustahil bagi bentuk
telur yang
kehidupan dibuahi
dasar yang kelihatan
membayangkan masa depan tidak berarti
evolusi yang danberujungtidakpada adamanusia,
nilainya menjadi w
meski
seorang diberikan
katakanlah bayi yang hidup
indera untukdanitu.menendang-nendang
Kesadaran tentang apa sebenarnya lucu setelah jangka
keadaan waktu sem
mereka
bulan. tidak
sungguh Seorang pengamat
signifikan sehingga yang sulitbelum pernah melihat
menganggapnya sebagaitransformasi
suatu kesadaran. demikian,
Hal ini sama
tidak akanpernyataan
merupakan mampu membayangkan
jelas, demikian hal itu saat
singkat melihat
tetapi menjangkautahap-tahap demikianpertama
jauh, dari fu
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
523
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
524
kedua dalam setelah
kehidupan kebangkitannya
mati, terkadang kembali, dalam bukan bahasa suatuyanghal yang mustahil
bermakna ganda. Nubuatanbahwa kesamaann
yang
jugaterkandung
mencakup dalam
rentang ayat-ayat
waktu itudibisaantaradibaca ciptaansebagai berlaku dengan
pertama pada masa sekarang
ciptaan kedua. mau pun
nantiUntuk
di akhirat. Bila semua kejadian
membuktikan hal ini,diAl-Qurandunia yangmenggunakan disebutkan tadicara ternyata uniksecaradari jelas dandedukt
logika
Kamitidaktidak
bisa bermaksud
dibantah menjadi suatu kenyataan,
menggambarkan hal maka
ini dengan pemenuhan ayat-ayat kejadian-kejadian
yang relevan di kare
akhirat pun hanyaKehidupan masalahKonsep waktu
Seleksi
Menurut saja.
Kelangsungan
Alam
Ketuhanan
Asal Mula Al-Bayyinah:
Lembaga
Perspektif
danpada Hidup:
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Prinsip
supra-manusia
MasaFaktor
dan CaturKebenaran
Al-Quran:
Depan
Hidup
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan yang
Kebetulan
dengan
Aliran
Wahyu,
Keterbatasan
Masalah
atau
Kehidupan
Kehidupan
Berbagai
Individu bagi
Pengantar
Pandang Agama
Agama
Aborigin
Teori AgamaYang
ternyata
Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Permainan
dan
yang
danAlam Nyata,
Penderitaan
Kosmologibenar
Takdir?
Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
SemestaJinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Singkat
Sekulerisme
di
dan Konghucu
di
Agama Bumi
Judi
Australia
Luar Bumi
Pendapat
Masyarakat Tao dalam
banyak di antaranya yang sudah Perandibahas
Tanah Lempungbab-babdan
KhiralitasWahyu
Imanlain.Ilahi
Kepada
Fitrat
Fotosintesis
(Keberpihakan) dan
Disini Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam kamiGhaib"
Wahyu
Evolusi
di Alamhanya bermaks
pengungkapan segala kejadian di dunia, tentunya
Al-Qayyimah: juga bisa
Ajaran dipercayai
yang berkenaan
Berkesinambungan dengan
menjelaskan gaya argumentasinya. Berbicara tentang Pengetahuan,
kejadian dan Kebenaran
masa depan yang berada
pemenuhan segala hal yang terkait dengan akhirat. Sampai disini inilah argumentasi
luartentang
jangkauankehidupan masa datang karena tidak ada sarana lain guna menguji kebenarannya tenta
kemampuan imajinasi manusia, Al-Quran secara simultan berbicara
kehidupan setelah mati, terkadang dalam bahasa yang bermakna ganda. Nubuatan ya
sebelum kematian.
terkandungadanya dalam
Setelah kemunculan bentuk
ayat-ayatkemungkinan
membahas itu bisakehidupan
dibaca adanya baru berlaku
sebagai
evolusi yang
bentuk sangat
pada berbeda
masasetelah
eksistensi di mati,mau p
sekarang
beberapa
nanti dimuka ayat
akhirat. dalam
bumi Al-Quran
Bilasebagai
semuapengganti jelas
kejadian di menggambarkan
manusia. adanya kemunculan
dunia yang disebutkan tadi ternyata secara jelas d bentuk kehidupan
barubisa
tidak yang dibantah
sangat berbeda menjadi di muka suatubumi sebagai
kenyataan, pengganti maka manusia.
pemenuhan kejadian-kejadian
akhirat pun hanya masalah waktu saja. Lembaga supra-manusia yang ternyata benar dala
pengungkapan§ª²¨ ic°i\C Ú Vc °1kejadian
segala Ú
WcXT ×1Å×°FÖkÄc di
Ú
WRd dunia,
D¯ ©FSVÙ¯tentunya
Xº×q)]XT °1Xjuga
S\-bisa
|<Q \] Ô VU
EU WmV" berkenaan
dipercayai 2 deng
pemenuhan segala hal yang terkait dengan akhirat. Sampai disini inilah argumenta
tentang kehidupan masa datang karena tidak ada sarana scs\ȯ
§«©¨ lain \°Vl W%XT kebenarann
rQ"WÃ menguji
guna
sebelum kematian.
‘Tidakkah engkau lihat bahwa Allah menjadikan seluruh langit dan bumi ini dengan hak?
Jika‘Tidakkah
Setelah membahas
dikehendaki-Nya,engkaukemungkinan
Dialihatdapat
bahwa Allah
memusnahkan menjadikan
adanya evolusi
kamu seluruh
dan bentuk
mendatangkanlangiteksistensi
dan bumiyang
mahluk setelah ma
beberapa baru.
ayatinidalam
Dan yang demikian itu tidaklah musykil bagi Allah sedikit jua pun.’ (S.14 kehidup
dengan Al-Quran
hak? Jika jelas menggambarkan
dikehendaki-Nya, Dia dapatadanya
memusnahkankemunculan kamu bentuk
dan
baru yangIbrahim:20-21)
sangat berbeda
mendatangkan di muka
10 mahluk yangbumibaru. sebagai
Dan yang pengganti
demikianmanusia.
itu tidaklah musykil
bagi Allah sedikit jua pun.’ (S.14 Ibrahim:20-21)10
Ayat di atas tidak bisa diterapkan pada hal yang berkaitan dengan kehidupan setelah
ic°imuka
§ª²¨Kata
mati. \C Ú Vc bersyarat
°1Ú
WcXT ×1Åbahasa
×°FÖkÄc Ú
W Rd D¯ in ©Fyang
Arab SVÙ¯ Xº ×q)]XT jika
berarti °1XS\-mengimplikasikan
|<Q \] EU WmV" 2 Ô VU
Ayat di atas tidak bisa diterapkan
bukan kehidupan setelah mati yang dimaksud karena nanti jadinya malah menimbulkan
pada jelas hal yang berkaitan bahwa
dengan
keraguan kehidupan
tentang eksistensi setelah
pasti mati. dari Kata akhirat, muka bersyarat
mengingat
¨ sbahasa
cs\ȯ kitab
§«©seluruh rQArab
"WÃ \ °Vl W%XT
Al-Quran
menganggapnya sebagai suatu realitas mutlak tanpa syarat. Ayat di atas tidak berbicara
in
tentang yang berarti
mengganti jika
manusia jelas mengimplikasikan
denganAllah yangmenjadikan bahwa
sejenis sepertinya. bukan
Ayat itu kehidupan
‘Tidakkah engkau lihat bahwa seluruh langit danjelasbumimenyatakan
ini dengan hak?
setelah
adanya
Jika mati
penciptaan yang
dikehendaki-Nya,
barudimaksud
(khalq) dankarena
Dia dapat
berbicara
memusnahkannanti jadinya
tentang malah
keseluruhan
kamu dan menimbulkan
umat manusia yang
mendatangkan mahluk yang
diubah menjadi suatu entitas baru.
keraguan
baru. Dan tentang
yang eksistensi
demikian pasti
itu dari
tidaklah akhirat,
musykil
Keseluruhan alam semesta ini dibangun berdasar Kebenaran, begitu juga dengan mengingat
bagi Allah seluruh
sedikit kitab
jua pun.’ (S.14
Ibrahim:20-21)
Al-Quran
manusia menganggapnya
yang merupakan 10 puncak karya sebagai suatu realitas
penciptaan. Jelas mutlak tanpa dengan
sekali berbeda syarat. subyek
tentang kehidupan setelah mati, Al-Quran juga berbicara tentang bentuk lain di bumi ini
Ayat
yang Ayat di atas
di atas tidak
akan menggantikan tidak bisaberbicara
umat tentang
diterapkan
manusia: pada mengganti
hal yangmanusia
berkaitandengan denganyang kehidupan setel
sejenis
mati. Kata muka sepertinya.
bersyaratAyat bahasa itu jelasArabmenyatakan in yang berarti adanya jika penciptaan baru
jelas mengimplikasikan bahw
bukan kehidupan
(khalq) dan §«±¨ Z c°i×V" ×1ÀIQ V:Ù%tentang
setelah
berbicara mati U X=ÙiW X=Ù°keseluruhan
yang Vl¯XT ×1ÉFWmÔyU W5Øjumat
dimaksud \i[XT ×1ÀImanusia
karena nanti À ÙV8 yang diubah
R<ÙQ V] C jadinya malah menimbulk
keraguan tentang eksistensi pasti dari akhirat, mengingat seluruh kitab Al-Qur
‘Kami telah
menjadi
menganggapnya suatu menciptakan
sebagai entitas suatu baru.mereka
realitas danmutlak menguatkan tanpa segala
syarat. bagian tubuh
Ayat di mereka
atas tidak dan berbica
apabila Kami menghendaki, Kami dapat mengganti bentuk mereka dengan yang lain
tentang mengganti
yangKeseluruhan
manusia
berbeda.’ (S.76 alam
dengan
Ad-Dahr:29) semesta yang
11
ini sejenis
dibangun sepertinya.
berdasar Ayat Kebenaran,itu jelas menyatak
adanya penciptaan baru (khalq) dan berbicara tentang keseluruhan umat manusia ya
diubah
begitu
menjadi
juga dengan manusia
suatu entitas baru.
yang merupakan puncak karya penciptaan.
Begitu juga di tempat lain:
Jelas sekali berbeda
Keseluruhan alam semesta dengan ini subjek dibangun tentang kehidupan
berdasar setelah mati,
Kebenaran, begitu juga deng
manusia yang
Al-Quran merupakan
juga berbicara puncak
§ª¨ WÛÜ°SÈÔ\-¯ ÀCÙVZ8 W%XT Ø/ÁKØ<°K% <n×m\\ W$°FiW}5 DU r
karya
tentang penciptaan.
bentuk lain diJelas
bumi sekali
ini berbeda
Q"Wà §©¨ WDTÃq°iVV 5¯ ª!mWÓS5Ú4XT ªmWS5Ú4 ªD!Wm¯ Ä1¦akan
yang ÙÊ Z
, VÙ
dengan suby
tentang kehidupan setelah mati, Al-Quran juga berbicara tentang bentuk lain di bumi
menggantikan
yang akan menggantikan umat umat manusia:manusia:
À ÙV8
§«±¨ Zc°i×V" ×1ÀIQ V:Ù%U X=ÙiW X=Ù° Vl¯XT ×1ÉFWmÔyU W5Øj\i[XT ×1ÀIR<ÙQ V] C
277
‘Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan segala bagian tubuh mereka dan
‘Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan segala bagian tubuh
apabila Kami menghendaki, Kami dapat mengganti bentuk mereka dengan yang lain
mereka dan apabila Kami menghendaki, Kami dapat mengganti bentuk
yang berbeda.’ (S.76 Ad-Dahr:29) 11
mereka dengan yang lain yang berbeda.’ (S.76 Ad-Dahr:29)11
Begitu juga di tempat lain:
À ÙV8
§«±¨ Zc°i×V" ×1ÀIQ V:Ù%U X=ÙiW X=Ù° Vl¯XT ×1ÉFWmÔyU W5Øj\i[XT ×1ÀIR<ÙQ V] C
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan segala bagian tubuh mereka dan
apabila Kami menghendaki, Kami dapat mengganti bentuk mereka dengan yang lain
yang berbeda.’ (S.76 Ad-Dahr:29) 11
Begitu juga di tempat lain:
Begitu juga di tempat lain:
‘Tetapi Aku bersumpah dengan nama Tuhan-nya sekalian Timur dan Barat,
bahwasanya Kami memiliki kekuasaan, untuk menggantikan mereka dengan
yang lain yang lebih baik daripada mereka
dan tidaklah Kami dapat digagalkan 277
dalam rencana Kami.’ (S.70 Al-Ma’arij:41-42)12
526
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
* Ada beberapa ilmuwan yang mencoba mereka-reka bentuk fisik
spesies mahluk-mahluk yang ada sekarang dengan proyeksi
bagaimana rupanya beberapa juta tahun di masa depan. Hanya
saja tidak ada metodologi mapan yang digunakan dan hanya
merupakan konsep visi yang bersifat fiksi semata karena setiap
pengarang mempunyai khayalan yang amat saling berbeda satu
sama lain. (Penterjemah)
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
2. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
527
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
528
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Telinga Manusia
529
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
Mata Manusia
530
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Masa
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Depan
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
Kehidupan
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
di
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Bumi
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
531
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
532
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
533
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
Dari semua hal itu dapat disimpulkan bahwa nyata benar terdapat
adanya suatu tujuan dan rancang bangun pada setiap organ sebagai
komponen dari sistem organik yang amat kompleks ini.
534
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
penglihatan yang terdapat pada hewan yang hidup beratus juta tahun
yang lalu sebelum kemunculan manusia, nyatanya menunjukkan
kompleksitas sistem yang sudah tertata rapih. Sistem visual mereka
juga terdiri dari berbagai organ. Bagaimana orang lalu berpandangan
bahwa semua itu merupakan hasil proses seleksi alamiah atau teori
Darwin lainnya, sungguh merupakan hal yang sulit dimengerti.
Kami juga bermaksud mempersembahkan kepada pembaca tidak
saja satu contoh tentang mata yang kita kenal, tetapi juga beberapa
bentuk konstruksi mata lainnya yang berfungsi sama mempertalikan
dunia luar dengan alam internal bentuk kehidupan. Mengenai
ketentuan yang bersifat universal ini tidak ada pengecualian. Begitu
juga kami ingin mengungkapkan kepada pembaca bahwa semua
lalu berpandangan bahwa semua itu merupakan hasil proses seleksi alamiah atau teori
Darwindetail struktural
lainnya, konstruksihal
sungguh merupakan demikian
yang sulittidak mungkin mewujud tanpa
dimengerti.
adanya rancangan awal dan pengetahuan ilmiah
Kami juga bermaksud mempersembahkan kepada dari sosok
pembaca tidak perancang
saja satu contoh
tentang mata yang kita kenal, tetapi juga beberapa bentuk konstruksi mata lainnya yang
yangsama
berfungsi melahirkannya.
mempertalikanPatut
duniadiingat bahwaalam
luar dengan setiap komponen
internal bentuk terdiri
kehidupan.
Mengenai ketentuan yang bersifat universal ini tidak ada pengecualian.
dari sub-komponen yang masing-masingnya juga bersifat kompleks Begitu juga kami
ingin mengungkapkan kepada pembaca bahwa semua detail struktural konstruksi demikian
dan memerlukan
tidak mungkin mewujud tanpapenjelasan banyakawal
adanya rancangan sekali mengenai ilmiah
dan pengetahuan komposisi
dari sosok
perancang yang melahirkannya. Patut diingat bahwa setiap komponen terdiri dari sub-
internalnya serta fitrat dari material yang menjadi bahan dasarnya.
komponen yang masing-masingnya juga bersifat kompleks dan memerlukan penjelasan
banyak sekali mengenai komposisi internalnya serta fitrat dari material yang menjadi bahan
D
dasarnya. ua organ paling vital yang membedakan yang mati dari yang
D
hidup adalah telinga berikut sistem auditori serta mata sebagai
bagianuadari sistem
organ palingoptik. Kami
vital yang akan memulai
membedakan bahasannya
yang mati dari yang dengan
hidup adalah
kemampuan pendengaran sebagaimana juga dikemukakan dalam Al- akan
telinga berikut sistem auditori serta mata sebagai bagian dari sistem optik. Kami
memulai bahasannya
Quran: dengan kemampuan pendengaran sebagaimana juga dikemukakan
dalam Al-Quran:
QQ\i°ÙÙ)]XT Wm_¡×)]XT \ÌÕ- Ä1ÅV #\È\BXT >Ùk[ |ESÀ-Q ØÈ"V Y ×1Å°)\I%Ê ©DSÅ¼È C°K% 1Å\BWmØ\U XT
535
sU Xq W% Àj[UÁÝÙ ]![k[ W%
‘Hati Rasulullah tidak berdusta tentang penglihatan apa yang dilihatnya.’ (S.53 An-
Najm:12) 2
QQ\i°ÙÙ)]XT Wm_¡×)]XT \ÌÕ- Ä1ÅV #\ÈB
\ XT >Ùk[ |ESÀ-Q ØÈV" Y ×1Å°)\I%Ê ©DSÅ¼È C°K% 1Å\BWmØ\
§°±¨ |ETÄmÅÕV"
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibu-ibumu dalam keadaan ka
mengetahui apa pun dan Dia memberi kamu telinga, mata dan hati, supa
Pembaca
bersyukur.’ (S.16perlu diingatkan1 bahwa kata dalam bahasa Arab Al-
An-Nahl:79)
Fuad yang dalam hal ini diterjemahkan sebagai hati, sebenarnya yang
Pembaca
dimaksudperlu
adalahdiingatkan bahwa
singgasana dari kata dalam
pemahaman bahasa
manusia dan Arab Al-Fuad yang d
bukannya
diterjemahkan sebagai
hati dalam hati, sebenarnya
pengertian fisik. Banyak yang dimaksud
ayat Al-Quran adalah
yang singgasana dari p
mendukung
manusia dan bukannya hati dalam pengertian fisik. Banyak ayat Al-Quran yang
pengertian ini seperti:
pengertian ini seperti:
B
karena hanya fikiran saja yang mampu. Dengan uraian singkat ini kami
akan kembali kepada bahasan awal dan menggambarkan anatomi dari
telinga
agian manusia.
telinga yang kelihatan di luar disebut sebagai aurikula (pinna)
penangkapan
B agian
berbeda sedikit
dan ada pula (pinna)
telinga masing-masing
di antara
yangyang
gelombang
yang kelihatan diorang,
kecil.
salingTujuannya
suara yang
luar disebut
adalah
berbeda sedikit
kemudian
dimanasebagai aurikula
ada yang
samamasing-masing
di antara
diarahkan
orang, dimana ada yang memiliki pinna yang besar dan ada pula
memiliki pinn
yaitu sebagai perlua
kepada lubang telinga
Bagian luar ini merupakan awal dari kanal auditori eksternal (meatu
yang kecil. Tujuannya adalah sama yaitu sebagai perluasan bidang
tersebut memanjang ke dalam sepanjang 2,5 sentimeter yang dindingnya meng
penangkapan
lilin lembut gelombang
dan berujung suaramembran
pada yang kemudian
timpanidiarahkan kepada telinga
atau gendang
Disinilahlubang telinga
berakhir luar. eksternal. Membran timpani merupakan pembata
telinga
telinga eksternal dengan
Bagian telinga
luar ini tengah.
merupakan awalTekanan
dari kanaludara di antara
auditori eksternalkedua bagia
(meatus). Saluran tersebut memanjang ke dalam sepanjang 2,5
sentimeter yang dindingnya mengekskresikan lilin lembut dan
berujung pada membran timpani atau gendang telinga (tympanum).
Di sinilah berakhir telinga eksternal. Membran timpani merupakan
pembatas di antara telinga eksternal dengan telinga tengah. Tekanan
udara di antara kedua bagian itu dijaga keseimbangannya melalui suatu
536
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
537
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
538
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
N amun bukan hanya organ bagian luar saja yang menjadi problem
bagi para ahli evolusi yang membuta yang harus mereka hadapi
dan jelaskan. Sekarang mari kita telaah simpul-simpul syaraf yang
menghubungkan pulsa bunyi yang diterima oleh telinga. Pembuatan
syaraf-syaraf ini saja merupakan tugas mustahil tanpa adanya rancang
bangun yang dibuat secara sadar. Diperlukan bahan-bahan yang tepat
agar bisa disintesakan, serta disediakan arus listrik dalam takaran
yang dikendalikan secara presisi. Salut dari syaraf tersebut harus
539
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
disiapkan dari bahan khusus yang mampu menyekat setiap syaraf dari
lingkungan luarnya dan mencegahnya dari bahaya arus pendek. Syaraf
ini harus dilekatkan di tempat yang sesuai di telinga dalam, sedangkan
ujung lainnya terhubung dengan titik yang tepat di otak kecil atau
serebelum agar mampu menyampaikan getaran yang paling halus sekali
pun, sedemikian rupa jika dibaca oleh otak kecil akan memberikan
gambaran utuh. Kami tidak bermaksud menguraikan fungsi otak
kecil ini, mengingat juga memang berada di luar kemampuan bahkan
para ilmuwan yang paling piawai sekali pun. Kompleksitas susunan
syaraf ini, bagaimana caranya melaksanakan semua fungsinya serta
bagaimana caranya mentransmit pesan-pesan berarti yang diuraikan
dalam bentuk pulsa-pulsa, sampai ke otak dan selanjutnya ke
seluruh tubuh adalah suatu hal yang tidak mungkin terjadi dengan
sendirinya. Bagaimana cara memori pesan tersebut disimpan secara
terpisah dan dipelihara dalam wadah-wadah khusus yang jumlahnya
bisa bermilyar-milyar, serta bagaimana dalam seketika suatu pesan
tertentu bisa dimunculkan kembali ke permukaan kesadaran kita,
adalah kemustahilan lain jika dikatakan terjadi tanpa suatu rancangan
spesifik. Setiap pesan yang terekam dan dibawa kembali ke permukaan
kesadaran memerlukan sistem komputer yang jauh lebih besar dan
kompleks dibanding mesin komputer yang pernah dibuat manusia.
Sekarang mari kita visualisasikan beberapa kejadian pada masa
kanak-kanak kita dulu ketika kita tertawa mendengar suara seekor
hewan atau manusia di sekeliling kita. Nyatanya tetap dimungkinkan
bahwa setelah berlalu 70 tahun kemudian saat mendengar suara yang
sama kita masih tergelitik untuk tersenyum karena terkenang suara
pada masa lalu itu. Sistem kesamaan suara yang demikian mendetail
dan presisi bahkan juga membingungkan para ahli di bidang
akustik. Bisakah para penganut teori Darwin meyakini kalau semua
kompleksitas sistem pendengaran demikian merupakan hasil ciptaan
540
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
tangan buta dari proses seleksi alam? Namun kami tidak berbicara
hanya tentang penciptaan fungsi-fungsi itu secara individual.
Yang justru paling mentakjubkan adalah yang berkaitan dengan
pengembangan terkoordinasi secara simultan, terpisah satu sama lain
tetapi selaras secara sempurna satu dengan yang lainnya. Ketika telinga
luar terbentuk, apakah secara kebetulan pula pada saat yang bersamaan
syaraf-syarafnya juga ikut berkembang, begitu juga dengan bagian-
bagian lain di ruang lingkup tersebut? Masing-masing bagian tidak
menyadari satu sama lainnya, tidak juga mampu merancang dirinya
sendiri, tidak ada yang memiliki skema rancang bangun atau pun
tujuan kolektif. Semua ini merupakan dilema majemuk yang terkait
dengan satu atau kombinasi beberapa organ, yang secara keseluruhan
merupakan hal yang esensial bagi indera pendengaran.
Kami telah menjanjikan tidak hanya membahas telinga manusia
dengan sistem organiknya yang kompleks, tetapi juga mengulas tentang
beberapa jenis telinga di dunia hewan yang sifat kompleksitasnya
tidak ada batasnya. Sebagian daripadanya masih menjadi tantangan
bagi para ahli spesialis dalam usahanya mencoba menggambarkan
kemampuan yang luar biasa demikian.
541
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
542
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
543
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
544
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
545
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
546
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
547
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
K ebetulan ada contoh lain dari dunia burung yang juga bersifat
khusus dan sepertinya dibuat menurut pesanan seperti memesan
pakaian pada seorang tukang jahit. Fungsinya justru memelihara
hewan bersangkutan dari akibat buruk kemampuan fungsinya sendiri,
dan merupakan kemampuan yang unik dalam keseluruhan dunia
hewan.
Paruh burung pelatuk digunakan untuk menohok secara cepat
batang kayu pohon guna mencari tahu lokasi ulat di dalamnya yang
bisa diketahui dari suara gerakan merayapnya. Gerakan menohoknya
demikian cepat sehingga bisa mencapai ratusan kali per detik sehingga
ulat di dalamnya ketakutan dan keluar dari persembunyiannya,
untuk kemudian disambar sang pelatuk dengan lidahnya yang
panjang. Gerakan itu demikian cepat sehingga manusia tidak mampu
membedakan masing-masing tohokan yang terlihat sebagai suatu yang
kabur. Kemampuan fungsional seperti itu merupakan suatu yang unik
di dunia burung. Yang lebih luar biasa dan unik lagi adalah sistem
yang melindungi otak burung pelatuk dari kerusakan akibat renjatan
gelombang kejut yang dihasilkan tohokan paruhnya itu.
Di antara bagian paruh dengan segmen otaknya terdapat jaringan
khusus yang berfungsi sebagai pemisah yang meredam gelombang
renjatan agar tidak mencapai otak secara langsung. Tidak ada burung
lain yang bisa mematuk dengan kecepatan burung pelatuk dan tidak
ada juga yang diberi sarana proteksi demikian. Hal ini merupakan
contoh lain bagaimana suatu hewan dilindungi dari efek negatif karena
fungsi mereka yang bersifat khusus. Apakah para ahli naturalis bisa
mengemukakan melalui metodologi acak bagaimana yang mampu
menjelaskan cara bahwa proses seleksi alam secara kebetulan telah
menciptakan kemampuan seperti itu.
548
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
549
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
550
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
551
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
552
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
dengan faktor kreatif. Proses kreatif bagaimana dan yang mana yang
telah bekerja berkenaan dengan lumba-lumba atau pun kelelawar,
serta bagaimana proses itu telah mengembangkan sistem itu menjadi
demikian sempurna? Bagaimana cara prinsip-prinsip Darwin itu telah
membantu sang pencipta tanpa nama pada setiap jenjang kreatifitas
sebelum mereka itu mencapai bentuknya yang sekarang? Sekarang
kami akan melanjutkan pembahasan tentang indera penglihatan yang
dimulai dengan kajian singkat tentang mata manusia.
M ata adalah organ yang amat halus dan rumit. Karena itu secara
alamiah dijaga dan dilindungi dengan cermat. Bagian belakang
(dorsal) bola mata dilindungi oleh tulang tengkorak, sedangkan
kelopak mata dan bulu mata membantu melindungi bagian muka
dari mata.
Sebuah cepuk memisahkan bagian depan mata dari bola mata
itu sendiri dan bergurat membran epitel yang berfungsi membantu
pemusnahan bakteri pathogen yang mungkin masuk dari luar.
Begitu ada benda asing kecil yang masuk daerah kelopak
mata maka sistem pertahanan alamiah akan segera diaktifkan.
Gerakan cepat dari kelopak mata dibantu cairan yang dilepas oleh
kelenjar air mata yang mengandung enzim anti-bakteri, akan segera
menghanyutkannya. Air mata itu kemudian meresap keluar melalui
duktus air mata yang terletak di ujung lebih rendah dan berujung di
rongga hidung. Bola mata sendiri dilindungi bantalan lemak dalam
lekukannya serta terhubung dengan sepasang jaringan ikat dan otot
mata ke tulang rongga mata. Otot-otot inilah yang menggerakan bola
mata. Mata mempunyai bentuk yang hampir bulat. Dinding bola
mata terdiri dari tiga lapisan yaitu:
1. Sklera, bagian terluar yang terbuat dari jaringan putih yang liat,
biasa disebut sebagai putih mata. Sklera memberi bentuk pada
553
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
554
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
D ari belakang setiap bola mata terdapat syaraf optik yang berfungsi
mentransfer penglihatan ke lobus baga oksipital dari cerebrum
(otak besar) yang menjadi pusat indera penglihatan. Sentra ini terbagi
atas dua lobus, masing-masing untuk mata kanan dan kiri. Sebagian
dari serabut syaraf optik menyeberang dari bola mata kanan ke kiri
dan dari yang kiri ke kanan. Dengan demikian apa yang dilihat tiap
bola mata akan diterjemahkan oleh kedua lobus.10 Citra yang dibentuk
oleh retina sebenarnya terbalik tetapi oleh sentra penglihatan imaji itu
dibalik kembali. Sentra penglihatan ini juga mempunyai fungsi-fungsi
fantastik lainnya. Citra yang diterima sentra sebenarnya amat sangat
kecil tetapi terlihat seperti ukuran sebenarnya padahal citra ini bisa
beratus ribu atau bermilyar kali lebih besar dari dimensi imaji yang
555
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
556
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
557
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
558
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Referensi
559
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
560
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman
Sistem Ilahi
Kepada dan
Organik
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
Wahyu
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
561
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
562
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
563
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘Ketika seekor kelelawar coklat kecil ini mendeteksi adanya seekor serangga
dan mulai bergerak ke arah titik penghadangan, tingkat suara decaknya
meningkat. Lebih cepat dari senapan mesin karena bisa mencapai 200 pulsa
per detik saat kelelawar itu menangkap sasarannya yang bergerak.’ 4
564
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
mengapa tingkat decak itu tidak terus menerus dalam keadaan maksimum
sehingga persepsi mereka berada dalam keadaan paling akut sepanjang waktu
guna menghadapi keadaan darurat?’4
Ia menjawab sambil memberitahukan para pembacanya bahwa:
‘... kita hanya bisa memahaminya pada setingkat instrumen artifisial serta
kalkulasi matematika di atas kertas, sehingga sulit membayangkan kalau
hewan kecil ini bisa melakukan semua dalam kepalanya.’ 6
‘Tentu saja ada otak yang sadar dan canggih yang telah melakukan konstelasi
perkabelannya (atau sekurangkurangnya merancang diagram jaringannya),
namun tidak ada otak yang secara sadar mengendalikan kotak mesin itu setiap
saat.’ 7 ‘... pengalaman kita dalam bidang teknologi juga telah menyiapkan
kita untuk melihat adanya sosok perancang yang sadar dan memiliki tujuan
dalam kejadian dari setiap mesin-mesin canggih.’8
565
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
566
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
567
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
568
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
569
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
570
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
571
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
kera tidak memiliki ekor, namun ada atau tidak adanya ekor bukanlah
masalah pokoknya. Yang menjadi masalah adalah apakah kehampaan
demikian besar di antara manusia dan hewan dalam pola perilaku dan
potensi mentalnya bisa dijelaskan? Hewan manakah yang mampu belajar
membaca dan menulis serta mengekspresikan diri mereka secanggih
bahasa manusia? Suatu kajian banding antara manusia dan hewan
dalam bidang ini akan memperlihatkan bagaimana potensi manusia
itu bermilyar kali lebih baik daripada hewan. Ini baru merupakan
estimasi konservatif dibanding dengan realitasnya. Lihatlah pada
semua perpustakaan di dunia berikut isinya. Adakah ilmuwan yang
sanggup menunjukkan keberadaan perpustakaan kecil tentang hal-hal
paling elementer di goa seekor gorila atau sarang seekor chimpanse?
Perlihatkan kepada kami selembar tulisan yang dikarang salah satu
dari keduanya yang tersimpan rapi dalam perpustakaan mereka, maka
kami akan mengatakan bahwa pernyataan kami memang keterlaluan.
Para ahli itu berbicara tentang bahasa hewan tetapi juga menyatakan
kalau bahasa itu sebagai ekspresi yang tidak diciptakan secara sadar.
Mereka ini bahkan berbicara tentang ikan lumba-lumba yang bisa
meniru suara manusia sepatah dua patah kata, tetapi yang jelas tidak
ada dari mereka yang mampu membuktikan adanya penggunaan
bahasa sebagaimana yang telah dilakukan manusia dengan berbagai
variasinya.
Bisa jadi kera imajiner Dawkins mampu menulis sebait puisi
Shakespeare pada komputer miliknya dengan cara menekan tombol
secara acak, hanya saja rentang waktu yang diperlukan untuk menyusun
satu kalimat saja jelas amat panjang dan merupakan suatu kemustahilan.
Sulit dimengerti mengapa Dawkins harus menggunakan kera hipotetis
padahal kera nyata banyak tersedia. Mestinya ia menggunakan
kera sungguhan untuk menekan tombol komputer tanpa memberi
pelatihan sebelumnya. Yang perlu dilakukannya hanya mengikat
seekor kera berdekatan dengan sebuah komputer. Esok harinya jika
572
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
573
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
574
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
575
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
576
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
kalau tidak maka fungsinya tidak ada lagi dalam indera penglihatan.
Mengemukakan pendapat bahwa kemampuan penglihatan dalam
prosentase yang kecil masih lebih baik dari tidak bisa melihat sama
sekali, adalah suatu hal yang tidak ada gunanya. Mengemukakan
bukti bahwa penglihatan dimungkinkan meski tanpa lensa adalah
juga sama tidak berartinya. Kami telah mengemukakan sistem optikal
manusia dengan rincian ilmiah sebagaimana diberikan oleh para
ilmuwan. Mestinya pada sistem inilah teori sedikit demi sedikitnya
itu diterapkan, tetapi rupanya malah dihindari olehnya.
Cobalah yang bersangkutan memulai dengan retina dan
beritahukan kepada dunia bagaimana caranya sel kerucut dan sel
batang yang terdapat di dalamnya berevolusi sedikit demi sedikit,
nanometer demi nanometer, sampai akhirnya mata mampu mengenali
warna, cahaya dan kegelapan. Pengenalan yang dilakukan itu jika
berdiri sendiri dan terlepas dari keseluruhan sistem optikal, malah
menjadi tidak ada artinya sama sekali. Sang profesor ini mestinya
bisa menerapkan teorinya tentang penciptaan sedikit demi sedikit itu
kepada keseluruhan komponen daripada sistem yang menterjemahkan
apa yang telah dilakukan oleh sel kerucut dan sel batang dimaksud.
Jenis mata dari mahluk strata dasar dengan daya lihat 1% memang
mata yang daya lihatnya lemah, namun mata utuh yang berdiri sendiri
terlepas dari sistem optikal bukanlah mata sama sekali. Retina, sel
kerucut, sel batang, ganglia berikut urutan penempatan rangkaiannya
merupakan suatu yang esensial guna menyalurkan pulsa-pulsa ke
otak. Masih banyak lagi kerumitan dan kompleksitas mata ini yang
bertentangan dengan kebijakan teori Profesor Dawkins.
Kami merasa berhak menanyakan kepada Profesor Dawkins guna
menjelaskan bagaimana dan berapa lama waktu yang dibutuhkan
retina untuk dianggap sempurna tercipta? Bila sel kerucut tidak
dirancang di depan berikut segala potensinya yang luar biasa, kalau
577
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
578
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
579
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
580
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Ekor sepuluh belut listrik mengandung 10.000 organ listrik yang ditata dalam
70 barisan dimana lebih dari separuh tubuh belut ini diperuntukkan guna
memproduksi listrik. Belut ini bisa menghasilkan listrik sebesar 550 volt
dimana daya sebesar ini bisa membunuh manusia.16
581
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
582
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
583
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘... namun untuk itu mereka harus kehilangan sesuatu. Mereka terpaksa
melepaskan metoda berenang ikan yang normal yang sebenarnya amat
efisien dimana seluruh tubuh bisa bergerak seperti gelombang ular. Mereka
memecahkan masalahnya dengan cara menjaga tubuhnya tetap kaku seperti
galah...’18
584
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Ikan ini memiliki sejenis voltmeter kecil yang memonitor voltase di tiap
lubang tingkap... jika ada rintangan yang terlihat, seperti batu atau remah
makanan, maka arus listrik yang membentur rintangan itu akan berubah.
Hal ini akan mengubah voltase di tiap lubang tingkap yang arus listriknya
terpengaruh dimana voltmeter terkait akan mencatat kenyataan tersebut.
Dengan demikian secara teoritis, sebuah komputer yang membandingkan pola
voltase yang tercatat oleh voltmeter pada tiap lubang tingkap, akan mampu
menghitung pola rintangan di sekitar ikan. Inilah rupanya yang dilakukan
oleh otak ikan tersebut.’19
585
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
bola, kembali saja kepada otak ikan itu yang secara otomatis dan tanpa
disadari telah memecahkan masalah matematika yang amat rumit.
Setelah pengakuannya demikian, sebenarnya kami mengharapkan
yang bersangkutan berpaling kepada teori sedikit demi sedikit dan
menjelaskan kepada kita bagaimana teorinya itu bisa diterapkan
pada ikan berlistrik tadi. Ia mestinya menjelaskan bagaimana lubang
tingkap listrik itu berevolusi sedikit demi sedikit. Bagaimana caranya
memecahkan berapa besarnya tegangan arus yang diperlukan untuk
suatu situasi tertentu, bagaimana mesin listrik ajaib ini dengan segala
lubang tingkap listrik dan kontrol voltase yang otomatis itu berevolusi
selama ini, tanpa suatu cacat cela mengikuti kemauan ikan berlistrik,
semua itu masih merupakan pertanyaan yang tidak terjawab!
Sekali lagi kami melepaskan Dawkins dari tugas berat menelusuri
garis panjang keturunan terdahulu yang merupakan ikan-ikan yang
kurang kompeten sebelum akhirnya berevolusi menjadi mesin listrik
yang sempurna tersebut. Anggap saja semuanya telah sirna dari
dimensi eksistensi. Biarlah semuanya dianggap telah berlalu. Apa
yang ada di hadapannya untuk menopang teori penciptaan sedikit
demi sedikitnya itu hanyalah ikan yang ada sekarang, dengan segala
kerumitan mekanisme yang diakuinya mengatasi sarana buatan
manusia. Dawkins seharusnya segera menyatakan kalau otak ikan itu
telah menciptakan ikan tersebut secara tidak sadar, hanya dibimbing
oleh gen-gen yang dibawanya. Gen-gen itu sendiri perlu diingat
Dawkins adalah benda-benda tidak sadar yang tidak memiliki fikiran.
Lupakan ikan itu barang sejenak, biarkan ia menjelaskan bagaimana
caranya ia bisa merancang dan menciptakan ikan demikian dengan
sarana pengetahuan yang dimilikinya!
Memvisualisasikan bagaimana membentuk sarana elektronik
yang demikian canggih di lautan, tanpa tujuan, tanpa rancangan dan
tanpa pengetahuan mengenai kerja listrik, kita hanya memiliki skenario
bagaimana suatu hari pada masa yang jauh sekali seekor ikan tiba-tiba
586
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
587
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
‘Prinsip fisika yang mereka gunakan yaitu medan listrik di suatu lingkungan
yang berair, sebenarnya lebih asing lagi bagi kesadaran kita dibanding misalnya
otak kelelawar dan lumba-lumba.’22
588
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
589
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
590
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
satu saja contoh yang terkait dengan Darwin sendiri. Darwin pernah
mendiskusikan adanya koeksistensi dari banyak spesies hewan
dan kehidupan vegetatif yang berevolusi bersamaan secara saling
komplementer. Cacing, serangga dan burung di satu sisi nyatanya
berevolusi sejalan dengan evolusi tumbuhan. Fitrat dan bentuk
dari bunga dan buah di sisi lain, ternyata selaras. Cacing, serangga
dan burung di satu sisi nyatanya berevolusi sejalan dengan evolusi
tumbuhan. Fitrat dan bentuk dari bunga dan buah di sisi lain, ternyata
selaras sempurna dengan hewan yang berevolusi secara terpisah.
Kami bisa mengutip ratusan contoh-contoh mengenai hal ini yang
menggambarkan kemustahilan adanya kerjasama mutual membuta
dari kedua spesies yag sepenuhnya diatur oleh proses seleksi alamiah.
Di sini kami mengacu pada temuan berupa anggrek Madagaskar
yaitu Angraecum. Para ahli biologi merujuk pada suatu episode
berkaitan dengan tanaman ini yang memiliki bunga putih berhelai
bintang dengan struktur seperti tuba sepanjang satu kaki (30 cm)
sampai ke ruang ovarinya. Hanya sekitar 1 sentimeter dari tuba ini
yang berisi nektar. Ketika ada yang bertanya kepada Darwin bagaimana
tanaman ini dipolinasi (diserbuki), ia mengemukakan gagasan bahwa
kemungkinan ada counterpart dari tanaman ini berupa ngengat atau
kupu-kupu yang juga memiliki probosis (belalai) sepanjang satu kaki
juga guna mencapai nektar di dasarnya. Memang hal inilah yang
kemudian ditemukan. Semua itu berkat kejeniusan Darwin tetapi
bukan berkat prinsipnya tentang proses seleksi alamiah. Hanya dengan
beroperasinya proses seleksi alam saja tidak mungkin baik bunga mau
pun ngengat itu berevolusi secara terpisah namun nyatanya mereka
eksis selaras satu sama lain.
Yang menjadi pertanyaan ialah bagaimana mungkin bunga ini
bisa bertahan jika sistem reproduksinya tidak operatif. Jika ada proses
evolusi sedikit demi sedikit, mengapa bunga itu berevolusi menjadi
suatu situasi yang mustahil? Mengapa bunga itu harus memiliki tuba
591
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
592
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
593
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
594
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
595
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
596
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
597
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
598
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
599
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
600
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
601
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
602
juga disampaikan rincian tempat, seberapa aman dari gangguan alam, apakah berbentuk
lubang di kayu, lubang di batu karang atau pun cabang pohon yang terlindung ranting-
ranting protektif. Setiap lebah surveyor bergantian menyampaikan informasinya dan sang
ratu menunggu sampai semua selesai. Barulah ia mengambil keputusan apa yang harus
dilakukan denganKehidupan Seleksi
Menurut
Konsep Alam
Ketuhanan
Asal Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Perspektif
dan
Mula Hidup:
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Prinsip
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Al-Quran:
BerbagaiKebetulan
dengan
Aliran
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Wahyu, Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Permainan
dan
Agamayang
danAlam
di Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama Judi
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
cara terbang ke Tanah
Peran lokasi "Pembuat
yang
Lempung Wahyu
JamIman
yang
dipilihnya.
dan
Khiralitas Ilahi
Kepada dan
Buta",
Bagaimana
Fitrat
Fotosintesis
(Keberpihakan) Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam Ghaib"
dan Bisu
mentransfer
Wahyu
Evolusi
di Alam
keseluruhan koloni dan membangun koloni Al-Qayyimah:
di tempatAjaran
yang yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenarancerita
baru itu adalah suatu
fantastis lainnya.
Terakhir kami harus mengemukakan bagaimana lebah madu dan sarang madu
dipelihara kebersihan atau kehigienisannya sedemikian rupa sehingga mengalahkan klinik
bahas secara demikian rinci. Kami melakukan hal itu terutama karena
dan rumah sakit modern. Berbanding terbalik dengan nyamuk yang menjadi pembawa virus
dan Al-Quran secara
bibit penyakit, lebahkhusus menyinggung
madu berdasar lebah madu
hasil penelitian sedemikian
para peneliti rupa sama
dinyatakan
sekali tidak membawa virus atau pun bibit penyakit di tubuhnya. Ketercengangan para
yangitumestinya
peneliti membuat bisa memecahkan
mereka mengadakan teka-teki kehidupan
program penelitian lainyang
gunadihadapi
mencari tahu
para ahli naturalis. Kami sengaja memilih kasus lebah madu sebagai
mengapa bisa terjadi hal demikian. Mereka mengungkapkan kisah mencengangkan tentang
bagaimana lebah madu memproduksi desinfektan mereka sendiri dari resin atau getah
bahanyang
tumbuhan renungan merekapropolis.
dikenal sebagai agar mereka mau
Bahan ini mencarikapasitas
mempunyai secara intensif
membasmi dansemua
bakteri dan virus. Lebah madu setelah membangun sarang, lalu melekatkan bahan ini di
meluas guna mengidentifikasi kekuatan faktor penciptaan yang telah
tepian keseluruhan sarang. Setiap lebah yang kembali ke sarang, akan menginjak terlebih
membentuknya.
dahulu Tentu saja
pinggiran ini sehingga paravirus
semua ahlidan
yang berspesialisasi
bakteri yang melekat dalam bidang akan
di kakinya
dimusnahkan terlebih dahulu oleh propolis sebelum lebah memasuki koloni.
iniKami
mengetahui
membahasjauh lebahlebih
madubanyak daripada
secara lebih kami tentang
rinci sedangkan delapan lebah
hewanmadu fantastik
yangdan
disebutkan
dunianya yang demikian kompleks. Sejujurnya kami meragukan hal
sebelumnya tidak kami bahas secara demikian rinci. Kami melakukan
itu terutama karena Al-Quran secara khusus menyinggung lebah madu sedemikian rupa
yangbahwa
mestinya mereka bisa mengenyahkan
bisa memecahkan permasalahan
teka-teki kehidupan lebah madu
yang dihadapi berikut
para ahli naturalis.
Kami sengaja memilih kasus lebah madu sebagai bahan renungan mereka agar mereka mau
segala keajaibannya sebagai salah satu faktor kebetulan semata.
mencari secara intensif dan meluas guna mengidentifikasi kekuatan faktor penciptaan yang
Mestinya mereka
telah membentuknya. Tentu saja tidak
paramelawan lagi dan meletakkan
ahli yang berspesialisasi dalam bidang senjata guna
ini mengetahui
jauh lebih banyak daripada kami tentang lebah madu dan dunianya yang demikian
mengakui
kompleks. bahwa
Sejujurnya sebenarnya
kami meragukanmemang ada wujud
bahwa mereka Pencipta. Dalam
bisa mengenyahkan Al-
permasalahan
lebahQuran
madu berikut segala keajaibannya sebagai salah satu faktor kebetulan
diutarakan bahwa sang Pencipta itulah yang telah berbicara dan semata.
Mestinya mereka tidak melawan lagi dan meletakkan senjata guna mengakui bahwa
mengungkapkan
sebenarnya memang ada misteri kehidupan
wujud Pencipta. Dalamsecara
Al-Qurantuntas. Berkaitan
diutarakan bahwa dengan
sang Pencipta
itulah yang telah berbicara dan mengungkapkan misteri kehidupan secara tuntas. Berkaitan
lebah madu, berikut ini adalah pernyataan Al-Quran:
dengan lebah madu, berikut ini adalah pernyataan Al-Quran:
C°% r®"Å 1É2 §¯±¨ WDSÅmØÈWc -°%XT m\H
]C°%XT ;"SÄkÈ ª$W¦IÙ ]C°% sªk°c% ©DU ©#ÙV>p rQ¯ \vXq q
\OØTU XT
D¯ ¥= °L ·Ä[Ý° °Oj°Ù ÈOÈ5XSÙ U ͯ W)Ùcs& ³!Xn \I°5SÅ¼È C°% ÀNÄmÙcVf 9ZÅÉl ¦¯PXq #ÈÀy r¦É ÔyVÙ °1Wm\-: ©G#Å
603
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
anggota spesies maka status hewan itu diangkat di atas anggota lain
dalam spesies yang sama. Apa sebenarnya makna lebah madu yang
sebenarnya tidak lebih dari seekor lalat? Namun ternyatanya memang
lalat yang menakjubkan! Adalah setelah menerima pesan di awal mula
penciptaannya yang tercetak dalam bentuk bahasa intuitif dalam semua
gennya maka lebah madu mulai melaksanakan fungsinya sebagaimana
yang dilakukannya sampai dengan sekarang. Lebah ini tidak harus
melaksanakan fungsinya secara sadar dengan pengontrolan fikiran
yang sadar. Semua gen yang menjadi bagian dirinya dan mengatur apa
yang dilakukannya tidak memiliki fikiran sendiri. Namun Dia yang
menciptakan gen itulah yang memiliki fikiran dimana para gen hanya
berfungsi sebagai hamba atas segala perintah-Nya. Dia sendiri telah
berfirman guna menunjukkan kepada dunia kalau Dia telah memilih
seekor serangga yang tidak berarti, maka serangga itu harkatnya
menjadi paling luhur dalam keseluruhan dunia serangga. Serangga
itu menjadi sumber kesembuhan dan pengobatan, berbeda dengan
serangga lain yang membawa dan menyebarkan penyakit. Mereka
berbeda kutub dalam pelaksanaan fungsi kehidupan.
Berkaitan dengan fitrat penyembuhan madu, sekarang ini
masih berlangsung penelitian dan para peneliti yang telah berhasil
mengungkapkan beberapa hal yang ajaib dari madu menyatakan
masih banyak lagi yang belum terungkap. Sampai dengan kini dunia
kedokteran telah menemukan kemaslahatannya yang dirangkum
sebagai berikut:
‘Sekarang ini pengobatan dengan madu digunakan untuk penyakit-penyakit
gastrointestinal (berkaitan dengan pencernaan), beberapa cardiovascular
(berkaitan dengan jantung), paru-paru, ginjal, kulit serta penyakit syaraf
dalam rongga mulut, telinga, kerongkongan, hidung, radang pada kelamin
wanita dan cervix (leher rahim) dan uterus.’28
604
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Apakah dalam semua hal itu tidak ada pesan atau tanda-tanda
yang bisa menjadi bahan renungan para ahli naturalis? Kita hanya bisa
berharap saja.
605
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
606
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
607
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
yang mati, dan ingat juga bahwa menurut para ahli naturalis tidak ada
eksistensi dari suatu fikiran yang sadar.
Karena itu kalau memang logis maka mestinya tidak ada
perbedaan di antara kedua status tersebut. Dalam keadaan demikian
mestinya penciptaan sedikit demi sedikit dari kompleksitas dan
keteraturan benda-benda harus sama nyata dalam kedua situasi.
Karena itu siapa saja yang meyakini penciptaan kehidupan tanpa
ada fikiran yang mendahuluinya secara hipotetikal berhak untuk
berdiri di puncak gedung Empire State Building dan meneriakkan:
gedung ini adalah hasil karya tumpukan kumulatif bertriliun-triliun
faktor kebetulan. Tidak ada rancang bangun dan tidak ada fikiran
sadar yang mendahuluinya yang merencanakan. Persepsi beberapa
orang beragama yang bodoh dan terpesona oleh kehalusan bentuk
hasil karya ini hanyalah ilusi semata. Pernyataan yang sama tentunya
patut diterapkan pada para ahli evolusionis yang menafikan adanya
tujuan dan perencanaan dalam evolusi kehidupan. Mereka itu berdiri
di puncak proses evolusi yang berkulminasi pada wujud manusia.
Memandang sekeliling dari tempat mereka bertengger itu tentunya
gedung Empire State Building hanya merupakan titik terkecil di suatu
tempat di planet bumi. Namun berani-beraninya mereka berkoar
dengan suara lantang:
tidak ada yang namanya perencanaan dan tidak ada tujuan dalam penciptaan
diri kita. Secara logika kita ini mustahil berada namun nyatanya kita ada.
Seluruh dunia ini ilusi semata. Kalian berfikir kami ini ada dan kami berilusi
bahwa kalian memang juga ada. Karena itu keseluruhan alam ini hanyalah
rangkaian ilusi sebagaimana pandangan para ahli filsafat subjektif. Guna
mengenyahkan ilusi eksistensi, fikirkan kembali faktor haemoglobin dan
menghilanglah kepada ketiadaan!
608
tidak ada yang namanya perencanaan dan tidak ada tujuan dalam penciptaan diri kita.
Secara logika kita ini mustahil berada namun nyatanya kita ada. Seluruh dunia ini ilusi
semata. Kalian berfikir kami ini ada dan kami berilusi bahwa kalian memang juga ada.
Karena itu keseluruhan alam ini hanyalah rangkaian ilusi sebagaimana pandangan para
ahli filsafat subyektif.
Kehidupan Guna
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
mengenyahkan
Kelangsungan
Perspektif
dan
Ketuhanan
Asal Mula ilusi
Hidup:
Kelangsungan
Entropi
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Prinsip
Permainan
Wahyu Faktor
Pengenalan
dan Kebenaran
eksistensi,
Hidup fikirkan
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Pandang Agama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
kembali
Hakikat
atau
Perspektif faktor
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
haemoglobin dan menghilanglah kepada ketiadaan!
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Dengan menyangkal eksistensi sang Pencipta yang tentunya merupakan wujud
dengan fikiran yang sadar berikut segala kekuasaan untuk menerapkan keputusan-Nya,
merekaproses penciptaan
mencoba menggantidan pemilihan
posisi-Nya kepada
dengan ideidetanpa
konsep tanpanalar inilah
bentuk. yang
Adalah absurd
ditolak tegas oleh ayat Al-Quran berikut:
mengatributkan proses penciptaan dan pemilihan kepada ide tanpa nalar inilah yang ditolak
tegas oleh ayat Al-Quran berikut:
× ÀIVU
³EVlXÄ Ô2ÀIV Ø3U SM® |ETÈn¦§×Äc ¸ÛÄÜÕÃU Ô2ÀIV Õ4U SM® WDSÁ°¼×Wc iØcU ×1ÈNP Õ4U SM® WDSÁÕ-Wc ¸#ÄB×qU 1
§ª²®¨ ©DTÄm°À=É" ZVÙ ©DTÀik° 1É2 ×1ÅXÄ[XnÁ SÄÃØj ©#É SM® WDSÄÈ\-ÔRd
‘Adakah mereka berkaki yang dengan itu mereka dapat berjalan atau adakah mereka
'Adakah mereka berkaki yang dengan itu mereka dapat berjalan atau adakah
bertangan yang dengan itu mereka dapat memegang atau adakah mereka bermata yang
denganmereka bertangan
itu mereka yang dengan
dapat melihat itu mereka
atau adakah dapat memegang
mereka bertelinga atauitu
yang dengan adakah
mereka
dapat mereka bermata yang dengan
mendengar?Katakanlah itu mereka
“Panggillah dapat melihat
sekutu-sekutumu, atau adakah
kemudian mereka
rancanglah tipu-
bertelinga yang
daya melawanku dengan itumemberi
dan janganlah merekatenggang
dapat mendengar?Katakanlah
waktu kepadaku.’ (S.7 “Panggillah
Al-Araf:196)
29
sekutu-sekutumu, kemudian rancanglah tipu-daya melawanku dan janganlah
memberi
Pernyataan tengganginiwaktu
Al-Quran jelas kepadaku.’ (S.7 Al-Araf:196)
ditujukan kepada para penyembah
29 berhala di zaman
diturunkannya untuk mengingatkan mereka bahwa meski mereka menganggap dewa-dewa
mereka sebagaiPernyataan
sosok-sosokAl-Quran
hidup yanginimemiliki
jelas ditujukan kepada namun
bentuk manusia, para penyembah
sebenarnya tidak
lebih dari konsep ide tanpa bentuk. Pernyataan itu sebenarnya cukup sampai sana saja jika
berhala
tidak ada di zamanjangka
permasalahan diturunkannya
waktu yang untuk
kemudian mengingatkan
dikemukakan.mereka bahwa dari
Bagian terakhir
ayat ini
meski mereka menganggap dewa-dewa mereka sebagai sosok-sosokmeski
jelas mengimplikasikan kalau konsep ide saja tidak akan mampu mencipta
disediakan waktu sebanyak mungkin untuk dimanfaatkan. Di sisi lain, Tuhan tidak ada
hiduppada
bergantung yang memiliki
rentang waktubentuk
panjangmanusia, namun
untuk fitrat sebenarnya
penciptaan-Nya. tidakkeseluruhan,
Secara lebih
ayat inidari
tepat sekali diterapkan pada ide modern tentang proses seleksi
konsep ide tanpa bentuk. Pernyataan itu sebenarnya cukup sampai alam yang dianggap
sebagai faktor yang bertanggung-jawab dalam evolusi kehidupan dengan syarat tersedia
waktu sana
yang saja jika
cukup. tidakwaktu
Faktor ada dalam
permasalahan jangkaseleksi
konteks proses waktu yang merupakan
alamiah kemudiansuatu
yang esensial secara fundamental. Suatu konsep ide samar yang tidak bertungkai, tidak
dikemukakan. Bagian terakhir dari ayat ini jelas mengimplikasikan
bertangan, tidak memiliki otak dikatakan berfungsi dalam kerangka waktu luar biasa besar
kalau konsep
agar sejalan dengan ideteorisaja tidaksekelumit
evolusi akan mampu menciptaJika
demi sekelumit. meski disediakan
kerangka waktu itu
waktu sebanyak mungkin untuk dimanfaatkan. Di sisi lain, Tuhan
326
tidak ada bergantung pada rentang waktu panjang untuk fitrat
penciptaan-Nya. Secara keseluruhan, ayat ini tepat sekali diterapkan
pada ide modern tentang proses seleksi alam yang dianggap sebagai
faktor yang bertanggung-jawab dalam evolusi kehidupan dengan
syarat tersedia waktu yang cukup. Faktor waktu dalam konteks proses
seleksi alamiah merupakan suatu yang esensial secara fundamental.
Suatu konsep ide samar yang tidak bertungkai, tidak bertangan, tidak
memiliki otak dikatakan berfungsi dalam kerangka waktu luar biasa
besar agar sejalan dengan teori evolusi sekelumit demi sekelumit. Jika
kerangka waktu itu dipadatkan menjadi hanya 1 milyar tahun maka
teori itu akan menjadi pecah berantakan. Dengan demikian bagi
609
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
mereka jelas adalah faktor waktu yang menjadi hal yang amat penting
dalam proses kreatif kehidupan. Justru hal inilah yang disangkal oleh
Al-Quran yang intinya menyatakan:
Konsep ide tanpa bentuk boleh saja memperoleh rentang waktu sebanyak
mereka mau, tetapi Tuhan dengan fitrat penciptaan-Nya bisa mencipta
semuanya praktis tanpa banyak waktu.
610
tetapi Tuhan dengan fitrat penciptaan-Nya bisa mencipta semuanya praktis tanpa banyak
waktu.
Faktor waktu ini baru dianggap penting dalam zaman modern terkait dengan
prinsip-prinsip Darwin. Siapa
Kehidupan Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
punKelangsungan
bisaPerspektif
saja
dan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Prinsip
menyangsikan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu Faktor
Pengenalan
dan Kebenaran
kalau
Catur
HidupAliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai ayat
Kebetulan
dengan Masalah
atau
bagi Yang
ini
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
IndividuTeori yang
Alam
dandi Nyata,
ditujukan
Hakikat
atau
Penderitaan
dan Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
SemestaTao pada
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama Judi
Australia
Luar Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
konsep modern tersebut tetapi tidak bisaAl-Qayyimah:
disangkal Khiralitas
Ajaran
nyatanya yang daridalam
(Keberpihakan) ayat diEvolusi
Berkesinambungan Alam
Pengetahuan, dan Kebenaran tepat
makna tersebut
sekali diterapkan padanya. Sengaja atau pun tidak, tidak ada kritik yang lebih baik pada
teori proses seleksi alamiah.
Para ahli naturalis menyatakan kalau fungsi penciptaan dan fungsi seleksi dilakukan
oleh ada suatu ciptaanyang
kekuatan-kekuatan sebelum
berbedaproses
tetapiseleksi
bekerja alamiah
sama secara bisasempurna.
mulai bekerja.
Mereka ingin
meyakinkan kita bahwa gen yang tidak memiliki otak
Adalah dilema ini yang sampai sekarang belum bisa dipecahkan bisa mencipta sedangkan olehkaidah
seleksi alam yang tidak berbentuk dan impersonal yang melakukan seleksi. Pada saat yang
sama,para ahlijuga
mereka pendukung proses seleksi
ingin mengabaikan masalah alamiah.
gen yang dianggap sebagai suatu yang sudah
ada (given) dan meletakkannya di bawah kekuasaan dari proses seleksi alamiah. Demikian
K
itulah mereka
itab menggabungkan
suci Al-Quran dua fungsi yang seharusnya
mengemukakan gambarandiperlakukan
yang sama terpisahsekali dan
menggabungkannya dengan cara yang amat absurd. Jika gen merosot harkatnya hanya
berlainan
sebagai pencipta tentang
yang tidak masalah
berarti, tersebut.
yang tersisa adalah Al-Quran
selektor yangmenyatakan
mereka akui tidak
memiliki otak yang bisa berfikir guna pengambilan keputusan secara sadar. Dengan
bahwa realitas evolusi mensyaratkan adanya pencipta dan selektor
diundurkannya gen maka hanya tinggal faktor proses seleksi alam saja yang dianggap
tidakDalam
penting. mungkin dua sosok
pengertian itulah yang
fungsi terpisah. Siapapenciptaan
terpisah dari pun yangdanmencipta, seleksi dicetak
menjadi satu tanpa ada pembenarannya. Hanya saja tidak ada ilmuwan dengan
hanya Dia
pengetahuan palingsaja yang
cetek sekalimungkin
pun tentangmenseleksi dari akan
konsep Darwin, kinerjabisa kreatif-Nya.
mengatakan bahwa
proses seleksi alam ini juga bisa mencipta secara langsung.
Apa yang tidak dipilih-Nya sebagai bentuk lanjutan suatu Pasti sudah ada spesies
suatu ciptaan
sebelum proses seleksi alamiah bisa mulai bekerja. Adalah dilema ini yang sampai sekarang
belumtidak
bisa serta mertaoleh
dipecahkan lalupara
dipunahkan dari proses
ahli pendukung eksistensi,
seleksitetapi
alamiah.menetap guna
K
memperlebar basis penciptaan-Nya di setiap tingkatan dan berperan
dalam skema keseluruhan kehidupan. Dengan demikian, setiap kali
itab suci Al-Quran mengemukakan gambaran yang sama sekali berlainan tentang
terjadi langkah maju dalam evolusi, basis evolusi secara simultan
masalah tersebut. Al-Quran menyatakan bahwa realitas evolusi mensyaratkan adanya
akandan
pencipta diperlebar gunamungkin
selektor tidak mendukung apa yang
dua sosok ditambahkan
yang terpisah. padayang
Siapa pun kolom
mencipta,
hanya Dia saja yang mungkin menseleksi
evolusi yang menjulang ke atas. dari kinerja kreatif-Nya. Apa yang tidak dipilih-
Nya sebagai bentuk lanjutan suatu spesies tidak serta merta lalu dipunahkan dari eksistensi,
Menurut
tetapi Al-Quran,
menetap guna manusia
memperlebar basis tidak mungkin
penciptaan-Nya bertahan
di setiap di puncak
tingkatan dan berperan
dalam skema keseluruhan kehidupan. Dengan demikian, setiap kali terjadi langkah maju
dalamjenjang
evolusi,evolusi yang secara
basis evolusi ditempatinya
simultan tanpa ecosystem
akan diperlebar yang
guna disediakan
mendukung apa yang
oleh mahluk-mahluk
ditambahkan dari
pada kolom evolusi yangstrata yangke lebih
menjulang atas. rendah. Untuk itulah
Menurut Al-Quran, manusia tidak mungkin bertahan di puncak jenjang evolusi yang
dikatakan:
ditempatinya tanpa ecosystem yang disediakan oleh mahluk-mahluk dari strata yang lebih
rendah. Untuk itulah dikatakan:
XÄ\C Vl¯ VÙ qY._v% #\BU rQ¯ ×1ÉFÄmL\[UÄc C¦VXT R\j C°% SM×nQ WÆ [WmV" % °6°-Ú ¾À¯ `= Åk°][UÄc S× VXT
611
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
sini jelas bahwa fungsi dari keseluruhan strata kehidupan yang lebih
rendah tidak ada lain adalah guna menunjang kehidupan manusia di
atasnya. Jika manusia punah maka mereka pun juga akan punah.
Karena itu pertanyaan terpenting yang harus diangkat dan
dijawab oleh para ahli filsafat, ilmuwan dan mereka yang menganggap
bahwa proses seleksi alam secara virtual berperan sebagai selektor
dan pencipta dalam keseluruhan skema kehidupan adalah sebagai
berikut:
Keduanya dalam satu dan lain cara tentunya tergabung dalam
sosok sang pencipta dan bukan pada sosok selektor yang tidak bisa
mencipta. Ini adalah satu-satunya konklusi logis yang bisa ditarik
siapa pun. Namun pandangan demikian dengan sendirinya mengarah
kepada sosok Tuhan yang justru dihindari mati-matian oleh para ahli
naturalis.
Adalah dengan tujuan mengeliminasi konklusi seperti itu maka
Darwin berupaya mengatribusikan kedua fungsi itu secara tidak
langsung kepada proses seleksi alamiah. Apakah pernah Darwin
mengemukakan gagasan bahwa proses seleksi alam juga bisa mencipta?
Sepanjang pengetahuan kami, ia tidak pernah melakukannya. Ia pun
juga tahu, seperti semua orang yang memiliki intelegensia, bahwa
peran seleksi dan peran penciptaan adalah dua fungsi yang berbeda.
Akan jauh lebih masuk akal jika sosok yang berfungsi sebagai pencipta
juga melaksanakan fungsi seleksi atas hasil ciptaannya. Namun hal
ini tidak sejalan dengan teori evolusi yang buta, karena itulah para
ilmuwan berusaha keras mengeliminasi adanya sosok pencipta yang
sadar yang juga bisa berfungsi sebagai selektor. Hanya saja mustahil
membayangkan adanya perencanaan seleksi dan perencanaan
penciptaan yang dua-duanya dianggap tidak sadar namun bisa bergerak
bersama bergandengan tangan. Darwin mencoba memecahkan masalah
ini dengan menyatakan bahwa mengingat proses seleksi alamiah yang
menyetujui bentuk-bentuk tubuh sebagaimana diciptakan oleh gen,
612
tidak pula dapat mendahuluinya.’ (S.16 An-Nahl:62) 30
D
logis yang bisa ditarik siapa pun. Namun pandangan demikian dengan sendirinya mengarah
kepada sosoki Tuhan
tempat yanglain kami
justru telahmati-matian
dihindari menjelaskanolehpanjang lebar bahwa
para ahli naturalis.
Adalah dengan produk gen bisa dianggap sebagai seleksi alamiah, baikDarwin
tujuan mengeliminasi konklusi seperti itu maka langsung berupaya
mengatribusikan kedua fungsi itu secara tidak langsung kepada proses seleksi alamiah.
Apakah atau punDarwin
pernah tidak langsung.
mengemukakan Di gagasan
sini kami ingin
bahwa jugaseleksi
proses menekankan
alam jugabahwabisa mencipta?
Sepanjang pengetahuan kami, ia tidak pernah melakukannya.
atribut faktor penciptaan kepada gen dan secara simultan menafikannya Ia pun juga tahu, seperti
semua orang yang memiliki intelegensia, bahwa peran seleksi dan peran penciptaan adalah
dari kesadaran
dua fungsi yang berbeda.lakuAkanadalah suatumasuk
jauh lebih hal yang secara
akal jika sosok inheren bersifat sebagai
yang berfungsi
pencipta juga melaksanakan fungsi seleksi atas hasil ciptaannya. Namun hal ini tidak sejalan
kontradiktif. Merupakan puncak absurditas guna memulai perjalanan
dengan teori evolusi yang buta, karena itulah para ilmuwan berusaha keras mengeliminasi
adanya evolusi gen tanpa
sosok pencipta yangsebelumnya
sadar yang juga menjelaskan terlebih
bisa berfungsi dahulu
sebagai faktor-
selektor. Hanya saja
mustahil membayangkan adanya perencanaan seleksi dan perencanaan penciptaan yang
faktor yang menciptakan gen itu sendiri. Jelas mustahil bagi para
dua-duanya dianggap tidak sadar namun bisa bergerak bersama bergandengan tangan.
Darwin pengikut
mencobateori Darwinisme
memecahkan masalah untuk mendemonstrasikan
ini dengan menyatakan bahwabagaimana mengingat proses
seleksi alamiah yang menyetujui bentuk-bentuk tubuh sebagaimana diciptakan oleh gen,
maka seleksi
denganalamiah
satu danbisalainberperan
cara proses dalam penciptaan
seleksi alamiah itu gen. Bagaimana
secara dan juga
tidak langsung
mengapa
dianggap berperangen mencipta
sebagai pencipta.tanpa memiliki fitrat penciptaan dari suatu
§¯±¨ WDSÁ¯nÕdÈ -Wà rQ"\ÈV"XT ]C\U×Ày ÅQXn]m°cÙ Ä1ÀIV |E W% ÃqW)ÙcVfXT ÃÄWRd W% ÀÉ ÙcVf ^
| {XqXT
‘Tuhan engkau menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih siapa
yang Dia kehendaki. Mereka tidak berhak memilih. Mahasuci Allah dan 328
613
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
Mahatinggi di atas segala apa yang mereka sekutukan dengan Dia.’ (S.28 Al-
Qashash:69)31
Makna luhur dari ayat ini ialah pernyataan bahwa tugas seleksi
adalah hak prerogatif Sosok Pencipta dan kedua fungsi itu tidak bisa
dipisahkan.
Tuhan menyatakan Wujud-Nya sendiri sebagai Sosok Pencipta
yang juga melakukan seleksi atas hasil ciptaan-Nya. Memang
demikian itulah seharusnya dan memang demikian itu kenyataannya.
Tidak ada ahli naturalis yang bisa mengubah kenyataan tersebut dan
menggantikan Dia dengan sosok pencipta pilihannya sendiri. Dalam
suatu usaha mati-matian, mereka itu telah mencoba menggabungkan
peran pencipta ke dalam proses seleksi alamiah. Dengan cara demikian
mereka memilih adanya prinsip tidak bernalar yang tidak tahu apa-apa
untuk menjadi selektor mau pun pencipta, sambil juga tidak memiliki
kesadaran dalam bentuk apa pun. Mereka rupanya lebih memilih
dibapaki oleh ketiadaan.
Yang tersisa bagi mereka jadinya adalah prinsip yang tidak
memiliki fikiran, non-personal, tuli, bisu dan buta sebagai faktor
yang telah mencipta diri mereka. Kebetulan hal ini mengingatkan
pada peribahasa: bagaimana bapaknya begitu juga anaknya. Bisa jadi
mereka merasa bangga dengan pendapat seperti itu tetapi kami sendiri
sangat keberatan disamakan. Kami memilih pandangan bahwa kami
adalah hasil karya dari Pencipta yang memiliki fikiran yang Mahaluhur
dan kekuasaan untuk menerapkan apa yang direncanakan-Nya. Kami
harus beriman kepada-Nya atau kami harus menafikan kemampuan
kepala dan hati yang rasanya masih kami miliki. Jika mereka yang
tidak percaya mempunyai opsi untuk memilih, di sinilah mereka harus
melaksanakan opsi tersebut. Yang mana dari kedua sosok pencipta itu
yang mereka pilih, adalah hal yang harus mereka putuskan sendiri.
614
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Catatan:
a. Triliun dalam bilangan di Inggris dan Jerman adalah angka 1
dengan 18 nol di belakangnya, sedangkan menurut standar
Amerika Serikat adalah 1 dengan 12 nol di belakangnya.
(Penterjemah)
b. Platypus adalah mamalia yang bertelur dan hanya terdapat di
timur Australia. Mulut hewan ini berbentuk sudu seperti bebek
yang digunakan untuk mencari makan berupa udang, ikan
kecil, cacing dan serangga air. Karena jika menyelam mencari
makan hewan ini memejamkan mata dan telinga maka untuk
navigasi ia memiliki sistem elektro mekanik untuk navigasi di
dalam air, tetapi sistem ini hanya berfungsi di air tawar saja.
(Penterjemah)
Referensi
1. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England
2. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. xiii
3. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. 24
4. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. 25
5. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. 25-26
6. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. 35
7. Dawkins, R. (1986) The Blind Watchmaker, Penguin Books
Ltd., England, hal. 36
615
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
616
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah "Pembuat
Lempung Wahyu
Jam
dan Iman
yang Ilahi
Kepada dan
Buta",
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Rasionalitas
"Yang
Tuli
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
dan Bisu
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
617
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
IV
618
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
BAGIAN VI
619
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
621
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
622
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
623
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
624
kejauhan. Karena itulah uraian Injil hanya menyatakan kalau Firaun dan semua lasykarnya
telah tenggelam tanpa ada yang dikecualikan.
‘Berbaliklah segala air itu lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan
Firaun yang telah menyusul orang Israel itu ke laut, seorang pun tidak ada yang tinggal
dari mereka.Kehidupan
Tetapi orang
Konsep Israel
Seleksi
Menurut
Alam Al-Bayyinah:
berjalan
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula di
Perspektif
dan tempat
Hidup:
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Prinsip
kering
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyudan Kebenaran
dari
Faktor
Pengenalan dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
tengah-tengah
KebetulanPerspektif
Wahyu,Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Pandang
Aborigin
Kehidupan
IndividuTeoriAgama
Permainan
dan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
laut.
Hakikat
atau
Penderitaan
di
danKosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
di
Agama . .’ 1
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Al-Quran Membuka
Wahyu
Iman
Peran Tanah Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Lempung “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
dan Fotosintesis
Khiralitas dalamdiEvolusi
(Keberpihakan) Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
Dari pernyataan kitab Injil, berarti semuanya telah tenggelam di laut, Firaun tidak
terkecuali. Kekalahannya bersifat total. Berbeda dengan itu adalah pernyataan Al-Quran
tentang kejadian yang sama.
W$V ÅWmWÓÙ ÈOXqØjU Vl¯ ³/\O TÕiWÃXT >kÙÓW ÈPÀjSÄ<ÄBXT ÄD×SWÃ×m°Ù Ô2ÀI\ÈWÙ"U
VÙ WmÔUWÙ #c°Ä¢XnÔ¯ ܳ®BW¯ W5ÙwXS\BXT
ÕiVXT C
] WÙXÄ §²©¨ WÛÜ°-¯ ÔÀ-Ù ]C°% 2W5U XT #c°Ä¢XnÔ¯ ßSÄ=W °O¯ Õ0X=W%XÄ Ýs° Y¯ WOV¯ ,Y ÈO5U Á0=W%XÄ
D¯XT <RWcXÄ \[ÝÚ \\ ÕC\-° |ESÅW*° \°5\iW¯ \jªFHX=È5 W3×SXkÙVÙ §²ª¨ WÛÏ°i¦ÙÝÀ-Ù ]C°% _0=ÅXT Ä#×V 0
_ Ùj_¡WÃ 334
§²«¨ |ESÉ °ÝWÓV X=°*WcXÄ ÕCWà ¥= ]C°K% <nm°9[
‘Kami
‘Kamitelah membuat
telah membuatBani Bani
IsrailIsrail
menyeberangi lautan,lautan,
menyeberangi lalu Firaun dan lasykar-
lalu Firaun dan
lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga ketika ia hampir
lasykar-lasykarnya mengejar mereka secara durhaka dan aniaya, sehingga
tenggelam, ia berkata “Aku percaya bahwa tiada Tuhan selain yang dipercayai oleh
Baniketika
Israiliadan
hampir tenggelam,
aku termasuk ia berkatayang
orang-orang “Akumenyerahkan
percaya bahwa tiada Tuhan se-
diri kepada-Nya.” Apa!
lain yang
Sekarang! dipercayai engkau
Sesungguhnya oleh BanitelahIsrail dan aku termasuk
membangkang sebelum ini orang-orang yang
dan telah termasuk
orang-orang
menyerahkanyang diri
berbuat kerusuhan.Apa!
kepada-Nya.” MakaSekarang!
pada hariSesungguhnya
ini Kami akanengkaumenyelamatkan
telah
engkau hanya dalamsebelum
membangkang jasadmu,inisupaya engkau
dan telah menjadi orang-orang
termasuk suatu tanda bagiyangorang-orang
berbuat
yangkerusuhan.
datang sesudah
Makaengkau. Dan ini
pada hari sesungguhnya
Kami akankebanyakan
menyelamatkanmanusiaengkau
lengah hanya
terhadap
tanda-tanda Kami.’ (S.10 Yunus:91-93) 2
dalam jasadmu, supaya engkau menjadi suatu tanda bagi orang-orang yang
datang
Patut sesudah engkau.
diperhatikan dalam halDaninisesungguhnya
ialah berbedakebanyakan manusia Al-Quran,
dengan pernyataan lengah ter-uraian
kitab Injil hadap tanda-tanda Kami.’
tidak memberikan (S.10 Yunus:91-93)
kemungkinan penyelamatan
2
jasad Firaun karena dinyatakan
seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka.
Karena itu sampai dengan Al-Quran mengungkapkan kemungkinan penyelamatan
Patut
jasad Firaun diperhatikan
dengan dalam
tujuan sebagai hal ini
teladan bagiialah berbeda
manusia denganberikutnya,
yang datang pernyataan tidak ada
sumber sejarah manusia lainnya yang pernah menyinggung hal ini.
Al-Quran, uraian kitab Injil tidak memberikan kemungkinan
Saat Al-Quran diwahyukan, makam raja-raja Mesir terkubur jauh di bawah padang
penyelamatan
pasir. Manusia zaman jasaditu,Firaun
apalagikarena
bangsadinyatakan seorang
Arab, sedikit sekali pun
yangtidak ada ilmu
mengenal
pengawetan mummi. Tidak ada kitab atau pun riwayat, yang bersifat keagamaan atau pun
yang yang
lainnya, tinggal dari menyinggung
pernah mereka. penyelamatan jasad Firaun, apalagi menceritakan
tentang cara pengawetannya.
Karena itu sampai Uraian Al-Quran
dengan iniAl-Quran
juga bersifat unik dalam hal tidak saja
mengungkapkan
mengungkapkan kejadian masa lalu yang sampai saat itu tidak diketahui oleh umat manusia
kemungkinan
lainnya, penyelamatan
tetapi juga menubuatkan bahwajasad Firaun
masa depan akandengan
mengakui tujuan sebagai
kebenaran pernyataan
Al-Quran. Dari uraian kitab Injil, sulit membayangkan bagaimana jasad Firaun bisa
teladan bagi manusia yang datang berikutnya, tidak ada sumber
diselamatkan. Fenomena dari jasad demikian, kalau pun bisa diselamatkan, akan menjadi
sejarah
masalah saatmanusia
pengawetan lainnya yang pernah menyinggung hal ini.
mumminya.
Namun justru itulah yang dinyatakan oleh Al-Quran. Tidak akan ada manusia yang
Saat Al-Quran
pernah bermimpi diwahyukan,
membuat pernyataan yang makam raja-raja
bertentangan denganMesir terkubur
bukti sejarah yang ada
pada saat Al-Quran diwahyukan. Semua orang hanya tahu
jauh di bawah padang pasir. Manusia zaman itu, apalagi bangsa Arab, jasad Firaun telah punah
dimangsa laut, sirna selamanya. Bahkan para perampok makam Mesir pun tidak
sedikit petunjuk
mempunyai sekali yangsamamengenal
sekali yang ilmu
mana pengawetan
Firaun dimaksud mummi.
dari paraTidak
mummiada raja-raja
Mesir yang terdapat di Lembah Raja-raja (Valley of the Kings). Apa yang telah mendorong
kitab atau pun riwayat, yang bersifat keagamaan atau pun lainnya,
Nabi junjungan umat Islam membuat pernyataan seperti itu jika beliau dianggap sebagai
yang pernah
pengarang Al-Quran?menyinggung
Jelas tidak adapenyelamatan
manfaatnya sama jasad Firaun,
sekali apalagibersifat
dan bahkan
kontraproduktif. Jika Al-Quran memang karangan Rasulullah saw maka beliau tidak akan
menceritakan
mampu memberikantentang
bukti gunacaramendukung
pengawetannya. Uraian
pernyataan Al-Quran
tersebut. Nyatanyaini juga
berabad-abad
kemudian
bersifat unik dalam hal tidak saja mengungkapkan kejadian masa lalu yang
setelah turunnya Al-Quran, bumi mulai membuka rahasianya. Jasad-jasad
dimumikan dari Firaun di zaman Nabi Musa as bisa ditelusuri dan diselamatkan dari antara
yang
semua sampai
Firaun saat itu tidak diketahui oleh umat manusia lainnya, tetapi
lainnya.
Apakah Firaun itu memang Rameses II atau mungkin Firaun lainnya sampai
sekarang masih tetap menjadi ajang perdebatan, yang jelas salah satu dari mumi-mumi yang
diambil dari Lembah Raja-raja adalah Firaun yang berhadapan dengan Nabi Musa as.
625
Satu-satunya konklusi yang bisa ditarik dibanding pandangan keseluruhan sejarah
dunia adalah kebenaran dari pernyataan Al-Quran yang mengemukakan: ‘Maka pada hari ini
Kami akan menyelamatkan engkau hanya dalam jasadmu.’ Itulah pernyataan Al-Quran yang
sekarang ini telah menjadi pernyataan sejarah dunia.
Firman Tuhan dalam hal ini bisa berarti bahwa sudah tertutup kemungkinan
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
626
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
Firman Tuhan dalam hal ini bisa berarti bahwa sudah tertutup
kemungkinan menyelamatkan jiwa Firaun, dan karena itu yang
diselamatkan hanyalah jasadnya saja.
Kemungkinan lain firman tersebut mengandung makna kalau
saat untuk menerima pertobatan Firaun dianggap sudah berakhir
sehingga batinnya tidak memperoleh pelepasan. Dalam hal demikian
maka nyawanya akan selamat tetapi yang bersangkutan akan hidup
sebagai zombie (mayat hidup) tanpa jiwa. Menurut pemahaman kami,
makna yang kedua inilah yang dimaksudkan oleh Al-Quran. Guna
mendukung pandangan kami tersebut, kembali kami kemukakan
cara episode ini diutarakan. Yang paling menarik adalah kalimat:
‘Maka pada hari ini Kami akan menyelamatkan engkau hanya dalam
jasadmu.’3
Bisa dikatakan kalau Firaun tentunya hanya akan mementingkan
kelangsungan hidupnya di dunia ini daripada penyelamatan jasad
matinya. Jika kehidupan spiritual mau pun fisik dirinya tidak bisa
diselamatkan, lalu apa arti janji Tuhan tersebut? Sudah pasti Firaun
bukan berdoa untuk penyelamatan jasadnya saja.
Jika doanya itu dikabulkan, meski hanya sebagian, sebagaimana
diungkapkan Al-Quran, maka tidak akan dijadikan yang bersangkutan
mati baik fisik mau pun spiritual, karena hal itu berarti penolakan
keseluruhan atas apa yang dipanjatkanya. Pengakuannya akan keimanan
kepada Tuhan Bangsa Israil tentunya dilakukan karena ia sedang takut
kehilangan nyawa dan dengan demikian nilainya menjadi tidak berarti.
Apa yang dikabulkan dari permohonannya adalah janji penyelamatan
nyawanya tetapi tidak jiwanya. Hanya saja kebanyakan ulama Islam
pun berpandangan kalau permohonannya itu ditolak sama sekali dan
janji penyelamatan dirinya hanyalah berupa pemulungan jasadnya
dari laut. Menurut para ulama Islam, hal itu saja sudah merupakan
mukjizat besar dalam kondisi sebagaimana diuraikan dalam kitab Injil
627
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
628
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
629
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
630
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
¯
r¯Û XSÉF ÕCW%XT s\iÈNÚ¯ XÄ\C CW% Ä1Q ØÆU ßr¯Pq #É j\ÈW% rQ¯ |_wjWmV |EXÄ×mÁÙ |^ÙkQ Wà XºWmVÙ s° D
‘Bangsa Romawi telah dikalahkan di negeri yang dekat dan mereka, sesudah
kekalahan mereka akan memperoleh kemenangan. Dalam beberapa tahun
lagi-kepunyaan Allahlah kedaulatan sebelum dan sesudahnya-dan pada
hari itu orang-orang mukmin akan bersuka cita dengan pertolongan Allah.
Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia Maha Perkasa, Maha
Penyayang.’ (S.30 Ar-Rum:3-6)6
Ayat di atas merujuk pada kekalahan teritorial bangsa Romawi
di tangan bangsa Persia. Ayat ini menggambarkan bahwa kemenangan
bangsa Persia hanya bersifat sementara dimana setelah beberapa tahun
kekalahan bangsa Romawi akan berubah menjadi kemenangan.
Dan pada hari itu orang-orang mukmin akan bersuka cita dengan
pertolongan Allah.’ Implikasi ayat ini berkaitan dengan nasib para
mukminin jelas sekali. Ketika tak lama setelah wahyu ini kemudian
umat Muslim kehilangan rumah dan harta-bendanya kepada para
penyembah berhala di Mekah, sebagaimana bangsa Romawi dikalahkan
oleh para penyembah berhala bangsa Persia, terjadi konsensus di
antara para sahabat bahwa segera seperti juga kemenangan bangsa
Romawi, umat Muslim juga akan memenangkan kembali teritorial
Mekah. Pemahaman ini bersifat merata di antara para sahabat
Rasulullah saw. Perbedaan yang ada hanyalah tentang rentang waktu
kapan nubuatan itu akan dipenuhi. Kontroversi tersebut muncul
dari ekspresi ‘bidh’i siniina’. Secara harfiah, kata itu mengandung arti
tentang periode antara tiga sampai sembilan tahun. Sebagian dari para
sahabat Rasulullah saw dalam hasratnya yang meluap bertaruh dengan
yang lainnya bahwa mereka akan kembali segera setelah tiga tahun.
Namun yang lainnya mengingatkan bahwa kepulangan mereka bisa
saja tertunda sampai sembilan tahun. Peristiwa yang kemudian terjadi
membenarkan opini yang terakhir. Demikian itulah kedua nubuatan
tersebut terpenuhi secara harfiah mau pun yang tersirat. Pertama,
bangsa Romawi yang memperoleh kembali teritorial mereka dalam
waktu yang ditentukan, kemudian giliran umat Muslim kembali ke
Mekah dengan kemenangan sebelum akhir tahun ke delapan.
633
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
mengandung arti tentang periode antara tiga sampai sembilan tahun. Sebagian dari para
sahabat Rasulullah saw dalam hasratnya yang meluap bertaruh dengan yang lainnya bahwa
mereka akan Kategori
kembalilain segeranubuatan
setelah tiga yang terpenuhi
tahun. Namunsecara yang lainnya nyata dalam mengingatkan masa bahwa
hidup Rasulullah
kepulangan mereka bisasaw sajaadalah
tertunda yang berkaitan
sampai sembilan dengan tahun. serangan
Peristiwa berulang-
yang kemudian
terjadi membenarkan opini yang terakhir. Demikian itulah kedua nubuatan tersebut
kali terhadap
terpenuhi secara harfiah umat mauMuslim
pun yang ditersirat.
Medinah Pertama, oleh pendudukbangsa Romawi Mekah yang dan memperoleh
para sekutu mereka dari antara suku-suku nomaden.
kembali teritorial mereka dalam waktu yang ditentukan, kemudian giliran umat Muslim
kembali ke Mekah dengan kemenangan sebelum akhir tahun ke delapan.
Nubuatan
Kategori lain nubuatanawal sebagaimana
yang terpenuhidikemukakan secara nyata dalam dalam masaayat-ayat hidup Rasulullah
saw berikut
adalah yang berkaitan dengan serangan
jelas menggambarkan kejadian dalam Perang Badar. berulang-kali terhadap umat Pada Muslim di
Medinah oleh penduduk Mekah dan para sekutu mereka dari antara suku-suku nomaden.
suasana
Nubuatan dalam awalkancah sebagaimanaperang dikemukakan umat Muslimdalam menghadapiayat-ayattentara berikut jelas
mengandung arti
menggambarkan tentangdalam
kejadian periode Perang antara tiga sampai
Badar. Pada sembilan
suasana tahun.
dalam Sebagian
kancah perang dariumat
para
Mekah
sahabat
yang tertata
Rasulullah tentara saw dalam
rapi, tentara
hasratnya
penyerang
yang meluap
dikalahkan
bertaruh
secara
dengan yang
telak
lainnya secara bahwa
Muslim menghadapi Mekah yang tertata rapi, tentara penyerang dikalahkan
telak dan
mereka memalukan
akan kembali
dan memalukan oleh
olehsegera sejumlah
sejumlahsetelah kecil kecil
tiga tahun.
lasykar lasykar Namun
Muslim. Muslim.yang lainnya mengingatkan bahwa
kepulangan mereka bisa saja tertunda sampai sembilan tahun. Peristiwa yang kemudian
terjadi membenarkan opini yang terakhir. Demikian itulah kedua nubuatan tersebut
×1ÉFÀi°Ã×Ssecara
terpenuhi W% ÉRWÃharfiah
©#W §®¨mauWmÈpunr WDyang
SxXSÄcXTtersirat.
ÀÌÕ-SIÙ Ä3WsPertama,
×MÀn\y §¨bangsa ¸n¦§W)=v% ´Ì j°+VF ÀCÙVZ8 yang
Romawi Wc 3Ø U
WDSÅSÁmemperoleh
kembali teritorial mereka dalam waktu yang ditentukan, kemudian giliran umat Muslim
kembali ke Mekah dengan kemenangan sebelum akhir tahun ke§¯¨ umW%U XT q\FØjU ÉRWÃXT
delapan.
Kategori lain nubuatan yang terpenuhi secara nyata dalam masa hidup Rasulullah
saw ‘Ataukah
adalah
‘Ataukah mereka
yang berkata
berkaitan
mereka berkata “Kami
dengan
“Kami golongan
serangan
golongan yang menang?”
menang?”Golongan
berulang-kali
yang terhadap
Golongan ituumat
ituakan akan segera di
Muslim
Medinah dibinasakan
segera dibinasakan dan akan membalikkan punggung mereka melarikan itu
oleh dan
penduduk akan membalikkan
Mekah dan para punggung
sekutu mereka
mereka melarikan
dari antara diri.
suku-suku Bahkan saat
nomaden.
Saat yang telah dijanjikan
Nubuatan kepada mereka dan Saat itudalam palingcelaka dan paling pahitjelas
diri. Bahkanawal saat itusebagaimana
Saat yang telah dikemukakan
dijanjikan kepada ayat-ayat
mereka dan Saat berikut
itu
bagi mereka.’ kejadian
menggambarkan (S.54 Al-Qamar:45-47)
dalam Perang 7Badar. Pada suasana dalam kancah perang umat
Muslim palingcelaka
menghadapidan paling
tentara pahit yang
Mekah bagi mereka.’
tertata rapi, (S.54tentaraAl-Qamar:45-47)
penyerang 7dikalahkan secara
telakKekalahan
dan memalukan telak yangoleh sejumlah
ditimpakan kecil lasykar
atas pasukan Muslim. Mekah jelas telah dinubuatkan dalam
ayat tersebut di atas. Bagian
Kekalahan telak akhiryang dari ayat menggambarkan
ditimpakan atas pasukan betapa Mekah pedihnya jelasSaat yang
Ài°Ã×SW% ÉRWà ©#W §®¨ WmÈr WDSxXSÄcXT ÀÌÕ-SIÙ Ä3Ws×MÀn\y §¨ ¸n¦§W)=v% ´Ìj°+VF ÀCÙVZ8 WDSÅSÁWc 3Ø U
telah×1ÉFdinubuatkan
ditetapkan itu. Para pimpinan terpilih askar musuh yang dikenal kebenciannya terhadap
Rasulullah saw rontok satu dalam
per satu ayat tersebut
menelan debu di padang atas. Bagian Badar. akhir
Abu Jahal dariterbunuhayat oleh
dua pemuda Muslim, begitu juga Syaibah dan Utbah menemui takdir mereka di ujung
pedang dalam waktu beberapa jam. Kegelapan malam turun §¯¨ di umhati \FØjU ÉRWÃ
W%U XT qitu. XT Mekah
menggambarkan betapa pedihnya Saat yang ditetapkan penduduk
Para
pimpinan
laiknya Hari
‘Ataukah terpilih
Kiamat. mereka Merekaaskarterpaksa
berkata musuh
“Kami melarikan yang dikenal
golongan yang diri menang?” kebenciannya
berhamburan Golongan tak terhadap
beraturan.
itu akan segera Adalah
kekalahandibinasakan
memilukandan ini akan
yang membalikkan
diungkapkanpunggung dalam ayat darimelarikan
surah Al-Anfal berikut:
Rasulullah saw rontok satu per satu menelan debu padang Badar. Abu itu mereka diri. Bahkan saat
×ÅV ½E Saat V" °Rtelah
SÅyang ×S
dijanjikan
°1Vl Xn×m[Î Dkepada
U |ETwjmereka XSV"XT ×1ÅVdan SM;U Saat
©ÛØÜW*[Ýitu
®¼palingcelaka
s\iØP¯ dan Wc Ùl¯XT pahit
Ä1ÅÀi°Èpaling
Jahalbagi terbunuh
mereka.’ (S.54 oleh dua pemuda
Al-Qamar:45-47) Muslim,
7 begitu juga Syaibah dan
Utbah menemui takdir mereka m°ÝV
§°¨ WÛÏ®di
Kekalahan telak yang ditimpakan Ù Wm¯\pasukan
ujung
atas j \Ì V¼ÙWcXT °Mekah
pedang O°*dalam
\-¯ V¯jelas
\U Ùtelah
waktu °VÅf DUbeberapa
ÀicmÄcXT dalam
dinubuatkan
jam.
ayat Kegelapan
tersebut di malam
atas. Bagian turun
akhir di
dari hati
ayat penduduk
menggambarkan
‘Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari Mekah betapa laiknya
pedihnya HariSaat keduayang
ditetapkan itu. Para
golonganMereka pimpinan
itu untukmu dan kamu terpilih askar
menginginkan musuh yang
supaya golongantak dikenal kebenciannya
yang tidak bersenjata terhadap
Kiamat.
Rasulullah saw rontokterpaksa melarikan
satu per satu menelandiri debu berhamburan
padang Badar. Abuberaturan. Jahal terbunuh oleh
itu untuk kamu, sedang Allah menghendaki untuk menegakkan kebenaran dengan firman-
duaAdalah
pemuda kekalahan
firman-Nya memilukan
Muslim, begitu
dan memotong ini yang
juga Syaibah
(memusnahkan)
dandiungkapkan
Utbah menemui
orang-orang kafir sampai dalam takdirayat dari di ujung
mereka
ke akar-akarnya.’
pedang dalam waktu beberapa jam. Kegelapan malam turun di hati penduduk Mekah
(S.8Hari
surah
laiknya Al-Anfal:8)
Al-Anfal
Kiamat. berikut:
8
Mereka terpaksa melarikan diri berhamburan tak beraturan. Adalah
P
kekalahan memilukan ini yang diungkapkan dalam ayat dari surah Al-Anfal berikut:
×ÅV ½ESÅV" °R×S
°1Vl Xn×m[Î DU |ETwjXSV"XT ×1ÅV SM;U ©ÛØÜW*[Ý®¼ s\iØP¯ Ä1ÅÀi°ÈWc Ùl¯XT
erang Khandak
Pertempuran lain dengan musuh-musuh m°ÝVÙ Wmyang
§°¨ WÛÏ®Islam ¯\j \ÌV¼terjadi
ÙWcXT °O°*tepat
\-¯ V¯ sebagaimana
\UÙ °VÅf DU dinubuatkan,
ÀicmÄcXT
adalah Perang Khandak (Parit) yang termasuk paling penting. Dalam perang ini telah
‘Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari kedua
dinubuatkan juga beberapa kemenangan akbar historis yang diwahyukan pada saat ketika
golongan itu untukmu dan kamu menginginkan supaya golongan yang tidak bersenjata
kelangsungan hidup umat Islam justru sedang dalam bahaya.
itu untuk kamu, sedang Allah menghendaki untuk menegakkan kebenaran dengan firman-
Nubuatan tentang Perang Khandak pertama kali muncul dalam surah Shad yang
634 firman-Nya dan memotong (memusnahkan) orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya.’
jelas diwahyukan di Mekah dan sesuai pendapat sebagian besar ulama, terjadi pada masa
(S.8 Al-Anfal:8) 8
awal dari kenabian Rasulullah saw. Ayat tersebut berbunyi:
P erang Khandak
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
‘Dan ingatlah ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari kedua
golongan itu untukmu dan kamu menginginkan supaya golongan yang tidak
bersenjata itu untuk kamu, sedang Allah menghendaki untuk menegakkan
kebenaran dengan firman-firman-Nya dan memotong (memusnahkan)
orang-orang kafir sampai ke akar-akarnya.’ (S.8 Al-Anfal:8)8
Perang Khandak
Pertempuran lain dengan musuh-musuh Islam yang terjadi tepat
sebagaimana dinubuatkan, adalah Perang Khandak (Parit) yang
termasuk paling penting. Dalam perang ini telah dinubuatkan juga
beberapa kemenangan akbar historis yang diwahyukan pada saat
ketika kelangsungan hidup umat Islam justru sedang dalam bahaya.
Nubuatan tentang Perang Khandak pertama kali muncul dalam
surah Shad yang jelas diwahyukan di Mekah dan sesuai pendapat
sebagian besar ulama, terjadi pada masa awal dari kenabian Rasulullah
saw. Ayat tersebut berbunyi:
´ =ÄB
§ªª¨ ª!WsÕO)] ]C°K% ¸3TÃsÕIW% |^°X=ÉF % i
‘Mereka ‘Mereka
itu suatu itu suatu lasykar golongan-golongan perserikatan yang akan digulung
lasykar golongan-golongan perserikatan yang akan dig
(S.38 Shad:12) 9 ª!WsÕO)] 9]C°K% ¸3TÃsÕIW% |^°X=ÉF % i´ =ÄB
§ªª¨Shad:12)
di sini.’ (S.38
‘Mereka itu suatu lasykar golongan-golongan perserikatan yang akan digulung di sini.’
(S.38Berkenaan
Shad:12) 9 dengan nubuatan inilah maka Al-Quran menya-
Berkenaan
takan:
dengan nubuatan inilah maka Al-Quran menyatakan:
Berkenaan dengan nubuatan inilah maka Al-Quran menyatakan:
×1ÉF\j\wTahir
Mirza
Bagian
Bagian
Bagian II
V
IVW%XT ÄAhmad
1III
V
III
IV
VI ÉSÀyXqXT V\i_XT Ä ÉSÀyXqXT W5\iWÃXT W% [k\F SÅV ]!WsÕO)] WDSÄ=°%ØUÀ-Ù XÄXq -VXT
Dari semua
Terjadi pertempuran
banyak yang dilakukan
ketika dimana semasa hidup
kelangsungan hidupRasulullah saw, Perang
umat Muslim
Khandak amat menonjol karena tingginya kadar bahaya serta beratnya cobaan yang dipikul
merupakan
oleh umat suatu
Muslim di hal Terjadi
Medinah. yang diragukan.
banyak ketikaAl-Quran menggambarkan
dimana kelangsungan hidup umat
Muslim merupakan suatu hal yang diragukan. Al-Quran menggambarkan keadaan mereka
keadaan mereka sebagai:
sebagai:
WDSr=¾ÀV"XT Wm¦BR<\UÙ ¼8SÉ ÁÙ °0WÓQ WXT Äm_¡×)] °0[Î\w Ùl¯XT ×1Å=°% #[ÝÔyU ÕC°%XT ×1Å°×SVÙ C°K% 1ÅTÃÄ\B Ùl¯
WDSÁ°ÝX=À-Ù Ä$SÁWc lÙ ¯XT §ªª¨ ;ic°i[ <YWsÙ¯w SÅsÙÄwXT |ESÄ=°%ØUÀ-Ù Xr®"È*× \°X=ÉF §ª©¨ 2W5SÄ=xÀ ¯
#ØFU
Wc ×1ÆMØ@°K% ¸R[Ý®» 0VV lÙ ¯XT §ª«¨ ;qTÂoÅÎ Y¯ àÄ ÉSÀyXqXT W5\iWÃXT % ·ºWm% 1®M®SÉ É c¯Û WÛÏ°XT
D¯ QXq×S\ȯ `q°F W%XT ¸QXq×SWà X=V"SÄkÈ D¯ WDSÅSÁWc ³ª= Ä1ÆMØ@°K% ¸cmVÙ ÄDªkÙW*ÔRdXT SÄȦB×qVÙ ×ÅV W3VÄ% Y ]!¯nÙ<Wc
636
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
pada saat itu dibanding dengan pasukan yang akan menyerbu adalah
sedemikian kecilnya sehingga tidak mungkin bagi mereka menahan
musuh memasuki Medinah jika terjadi perang terbuka. Karena itu
setelah diadakan konsultasi, disepakatilah bagi penggalian parit
penghalang merupakan satu-satunya opsi yang terbuka. Diperlukan
parit sepanjang 1 mil atau hampir 2 kilometer yang harus digali di
medan berbatu yang teramat sulit.
Estimasi jumlah umat Muslim yang terlibat dalam tugas ini saling
berbeda. Angka minimal yang disebutkan adalah 700 dan maksimal
3.000 orang. Menurut perkiraan kami sendiri paling banyak adalah
sekitar 1.800 orang, dimana semua ulama sependapat bahwa atas setiap
kelompok yang terdiri dari 10 orang diberikan alokasi parit sepanjang
10 meter. Karena panjang parit itu sekitar 1 mil maka jumlah umat
Muslim tidak akan lebih dari 1.760 orang. Tugasnya sendiri amat berat
dan memeras tenaga. Kondisi kemiskinan dan kepapaan menambah
beratnya problem pihak Muslim. Terkadang mereka harus bekerja
berhari-hari dengan perut dalam keadaan kosong.
Pada suatu saat yang amat sulit, Rasulullah saw diberitahukan
adanya sebongkah batu besar yang tidak bisa dibelah meski para
penggali telah berusaha sekuatnya. Rasulullah saw lalu melangkah
ke tempat bermasalah itu. Setelah sampai beliau mengambil sebuah
linggis dan dengan tangannya sendiri menghantam batu tersebut
tiga kali dimana batu itu menjadi terpecah-belah. Setiap kali beliau
menghantam, muncul percikan api dari batu itu dan beliau berseru
Allahu Akbar! Setelah itu para sahabat bertanya kepada beliau
mengapa meneriakkan Allahu Akbar dengan suara yang demikian
lantang bernada kemenangan. Beliau menjawab: “Pada percikan api
yang pertama, aku melihat kunci-kunci istana Syria dan Kekaisaran
Bizantium diberikan kepadaku. Kedua kalinya aku diperlihatkan
istana terang Persia di Madain dimana kuncinya juga diberikan
kepadaku. Begitu pula kunci-kunci istana Sanaah diberikan kepadaku
637
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
638
berbicara atas nama Tuhan.
Sebagaimana telah kami singgung sebelumnya, bukan tujuan pembahasan ini un
meneliti secara mendalam keseluruhan nubuatan-nubuatan yang terdapat dalam Al-Qu
dan dari Rasulullah saw. Kami hanya berupaya memberikan kepada pembaca beber
nubuatan tertentuKehidupan
yangKonsep
ternyata
Seleksi
Menurut
Alam Al-Bayyinah:
memiliki
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
dampak
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
danFaktor
Pengenalan CaturKebenaran
luas.
HidupKebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Al-Quran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Setelah
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau membahas
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
danKosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
di
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat beber
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepadadan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
kejadian dan nubuatan yang terkaitAl-Qayyimah:
dengan masa Ajaran yang
kehidupan
Pengetahuan,Berkesinambungan
Rasulullah
dan Kebenaran
Perspektif Sejarahsaw dan peri
langsung setelah itu, kami sekarang akan beralih kepada kategori lain dari nubuatan y
berkaitan dengan keadaan yang secara komparatif berada di masa depan yang ja
tentangsulit
Sebenarnya ditemukannya
menetapkan benua
akanAmerika
memulai serta perluasan
dari dari dunia
mana, tetapi yang tidak salah
rasanya
dimulai dengan nubuatan tentang ditemukannya
dikenal. Ayat yang relevan adalah: benua Amerika serta perluasan dari du
yang dikenal. Ayat yang relevan adalah:
§®¨ Õ0
ÄOXT SM®JWm° Õ0W5°lU XT §¨ Õ0 VcU%XT SMn°Ù W% Õ0VÙU XT §¬¨ Õ1iÄ% ¿º×q)] Vl¯XT
apabila
‘Dan‘Dan bumibumi
apabila dihamparkan, dandan
dihamparkan, melontarkan
melontarkankeluar segala
keluar segalayang
yangterkandung di
dalamnya dan nampaknya menjadi kosong dan mendengarkan kepada
terkandung di dalamnya dan nampaknya menjadi kosong dan mendengarkan Tuhan-nya dan
hal itu wajib baginya.’ (S.84 Al-Insyiqaq:4-6)
kepada Tuhan-nya dan hal itu wajib baginya.’ (S.84 Al-Insyiqaq:4-6)13
13
Nubuatan yang termaktub dalam ayat 4 di atas telah menjadi nyata den
Nubuatan
ditemukannya yang termaktub
benua ‘Dunia dalam
Baru’ di akhir ayat
abad ke 415di atas pada
ketika telah tanggal
menjadi12 Oktober 14
nyata dengan ditemukannya benua ‘Dunia Baru’ di akhir abad ke
15 ketika pada tanggal 12 Oktober 1492, Christophorus Columbus
menjejakkan kakinya di sebuah pulau di kepulauan Bahama. Saat
itulah awal dari berakhirnya suku bangsa asli Amerika. Namun
muncul awal tak berakhir dari bangsa Amerika untuk bangkit dan
mendominasi dunia lama. Hal ini jelas diimplikasikan dalam nubuatan
yang terdapat
Christophorus di ayat
Columbus berikutnyakakinya
menjejakkan dimanadidikatakan bumidi
sebuah pulau melontarkan
kepulauan Bahama. Saa
itulah awal dari berakhirnya suku bangsa asli Amerika.
semua rahasianya dan mengosongkan dirinya sendiri. Namun muncul awal tak berakh
dari bangsa Amerika untuk bangkit dan mendominasi dunia lama. Hal ini jela
diimplikasikanMasalah yang samayang
dalam nubuatan disinggung
terdapatlagi dan berikutnya
di ayat lebih diperjelas pada
dimana dikatakan bum
melontarkan semua rahasianya dan mengosongkan dirinya sendiri.
beberapa surah lain. Sebagai contoh ayat 2 dan 3 dari surah Al-Zilzal
Masalah yang sama disinggung lagi dan lebih diperjelas pada beberapa surah lain
berbunyi:
Sebagai contoh ayat 2 dan 3 dari surah Al-Zilzal berbunyi:
§«¨ \IVVÙ2U ¿º×q)] °0\BWmØ\U XT §ª¨ RNPWsÙ¯w ¿º×q)] °0VsÙÄw Vl¯
‘Apabila bumibumi
‘Apabila digoncangkan
digoncangkandengan
dengan sehebat-hebat goncangannya.,
sehebat-hebat goncangannya., dan bumi akan
dan bumi
mengeluarkan segala bebannya.’
akan mengeluarkan (S.99 Al-Zilzal:2-3)
segala bebannya.’ (S.99 Al-Zilzal:2-3)
14
14
Dinubuatkan bahwa bumi akan mengalami periode goncangan besar dan aka
memuntahkanDinubuatkan
logam-logambahwa bumi
beratnya danakan mengalami
manusia periode goncangan
bertanyatanya apa yang sedang terjad
terhadapnya. Perkataan astqaalaaha merujuk kepada segala hal
besar dan akan memuntahkan logam-logam beratnya dan manusia yang berat sehingga jik
dikatakan bumi memuntahkan logam-logam beratnya maka hal itu tidak menyimpan
bertanyatanya apa yang sedang terjadi terhadapnya. Perkataan
Begitu juga ayat itu bisa diartikan sebagai ‘bumi akan memuntahkan rahasianya yan
astqaalaaha
tersembunyi.’ merujuk
Kemajuan kepada
ilmiah yang kitasegala hal diyang
saksikan zamanberat sehingga
ini tak jika
akan mungkin mewuju
tanpa penemuan mineral-mineral baru yang dikeluarkan bumi.
dikatakan bumi memuntahkan logam-logam beratnya maka hal itu Jika semua itu dinafika
maka kemajuan ilmiah akan mundur satu lingkaran penuh. Tidak ada temuan modern yan
tidak menyimpang. Begitu juga ayat itu bisa diartikan sebagai ‘bumi
signifikan bisa dibayangkan tanpa adanya temuan berupa batu bara, minyak bumi, uranium
plutonium dan lain-lainnya.
Urutan kronologis dari kedua nubuatan tersebut di atas juga mengandung pesa
yang akan disampaikan. Nubuatan perluasan dunia lama segera diikuti 639 dengan temuan
temuan mineral baru dan demikian itulah memang urutan bagaimana nubuatan tersebu
dipenuhi.
mengeluarkan segala bebannya.’ (S.99 Al-Zilzal:2-3) 14
N
dipenuhi.
ubuatan
Nubuatan tentang
tentang eksplorasi eksplorasi
arkeologi arkeologi
JikaJika
surahsurah
Al-ZilzalAl-Zilzal berbicara
berbicara tentang tentang
bumi yang bumi yang me
memuntahkan
tersembunyi,
rahasianya yangayat di atas jelas
tersembunyi, ayat diberbicara tentangtentang
atas jelas berbicara arkeologi.
Namun bukan hanya ayat ini saja yang mengungkap m
arkeologi.
karena sifatbukan
Namun nubuatannya,
hanya ayat inikarena
saja yang banyak
mengungkap ayat lain itu.
masalah dalam Al-Qu
manusia kepadakarena
Kami memilihnya kota-kota dan peradaban
sifat nubuatannya, manusia
karena banyak ayat lainsebelumny
ayat
dalamitu mengajak
Al-Quran manusia
yang menarik untukmanusia
perhatian menggali
kepadareruntuhannya
kota-kota gun
yang telah membawa
dan peradaban kehancuran
manusia sebelumnya mereka.
yang telah terkubur. Ayat-ayat itu
mengajak manusia untuk menggali reruntuhannya guna mempelajari
D
faktor-faktor yang telah membawa kehancuran mereka.
D
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
D
ua ayat berikut
sudah menurun
ua dari
ayat surah
sebelumpamornya
berikut At-Takwir
sebelum
datangnya abad
di bawahdiini
dari surah At-Takwir jelasini
bawah memprediksika
datangnya abad baru tersebut:
baru tersebut:
jelas
memprediksikan bahwa Islam akan sudah menurun pamornya
641
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
642
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
643
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
‘... para penguasa Spanyol tidak bersikap bijak atau pun jujur dalam
penanganan mereka terhadap bangsa Morisko dan dengan berjalannya waktu
para penguasa itu menjadi bertambah kejam dan curang. Orang-orang yang
dianggap ‘kafir’ itu harus menanggalkan pakaian asli yang berwarna-warni dan
harus menggunakan topi dan celana panjang seperti orang Kristen. Mereka
harus berhenti mandi dan membiarkan dirinya berdebu seperti para penakluk
mereka, meninggalkan bahasa mereka, melupakan adat istiadat dan tata cara,
bahkan mengganti nama-nama mereka serta berbicara dengan bahasa Spanyol,
berperilaku seperti dan menganggap diri sebagai orang Spanyol.’22
‘Menjadi tugas raja Philip II untuk melaksanakan hukum tiranikal yang oleh
ayahnya diabaikan secara sengaja. Tahun 1567 ia menerapkan peraturan busuk
yang mengatur bahasa, adat dan lain sebagainya serta untuk memuluskan
validitas larangan terhadap kebersihan dengan cara membongkar tempat-
tempat pemandian di Alhambra.’22
‘Dinyatakan bahwa tidak kurang dari tiga juta bangsa Moor yang dibuang
dalam periode sejak jatuhnya Granada dan awal dari abad ke 17. Penulis
sejarah bangsa Arab dengan sendu mencatat ‘hantaman terakhir’ tersebut:
“Yang Mahakuasa tidak berkenan memberikan kemenangan kepada mereka,
644
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
mereka mengemis untuk makan sehari-hari, namun tidak memperoleh
diolah.’
karena
24 itu mereka dikalahkan dan dibabat di segala sisi sampai akhirnya
mereka diusir dari tanah Andalusia dimana semua itu terjadi dalam masa kita
‘Dinyatakan bahwa
ini pada tahun 1017 tidak kurang
Hijriah. dari tiga
Sesungguhnya juta bangsa
milik Tuhan segala tanahMoor
dan yang dib
kerajaan dan Dia memberikannya kepada siapa Dia berkenan.”
periode sejak jatuhnya Granada dan awal dari abad ke 17. Penulis sejarah b ’24
dengan‘Bangsa
senduMoormencatat ‘hantaman
telah terusir, terakhir’Spanyol
untuk sementara tersebut: “Yang
Kristiani Mahakuasa tid
bersinar
memberikan kemenangan kepada mereka, karena itu mereka dikalahkan da
cemerlang seperti bulan yang meminjam sinarnya dari sumber lain. Kemudian
segaladatang gerhana dan
sisi sampai dalam kegelapan
akhirnya mereka demikian
diusiritulah
dariSpanyol
tanahtelah merangkakdimana semu
Andalusia
selama ini.’25
dalam masa kita ini pada tahun 1017 Hijriah. Sesungguhnya milik Tuhan s
Demikian
dan kerajaan dan akhir
Diakata Stanley Lane-Poole
memberikannya kepada dalam
siapabuku
Diasejarahnya
berkenan.” ’ 24
The Moors in Spain. Matahari dominasi politis umat Muslim yang
tenggelamMoor
‘Bangsa telah 1492
di tahun terusir,
telahuntuk sementaraufuk
meninggalkan Spanyol Kristiani bersinar
mengenaskan
seperti bulan yang meminjam sinarnya dari sumber lain. Kemudian datang g
selama dua abad sampai akhirnya memadamkan sama sekali sinar
dalam kegelapan demikian itulah Spanyol telah merangkak selama ini.’ 25
bawaan Islam dari langit Spanyol dan menjadikannya sebagai malam
yang tidakakhir
Demikian berbintang. Adapun Lane-Poole
kata Stanley pencerahan sekuler
dalamyang bukudulunya
sejarahnya The
telah dibawa kebudayaan Islam ke Spanyol, tidak
Matahari dominasi politis umat Muslim yang tenggelam di tahun 1492 telah memerlukan waktu
ufuk mengenaskan
sekian lama untuk selama duaredup.
juga ikut abad sampai akhirnya memadamkan sam
bawaan IslamDengan dari langit
demikianSpanyol
tahun dan1492menjadikannya
telah membukakan sebagai malam yang tid
dua gerbang
Adapun pencerahan
sekaligus. Dari gerbang yang satu melangkah keluar dominasi Kristen Islam ke
sekuler yang dulunya telah dibawa kebudayaan
memerlukan waktudunia
ke seluruh sekian lamalangkah
dengan untukkemegahan
juga ikut redup.
perkasa. Adapun dari
Dengan demikian tahun 1492 telah membukakan dua gerbang s
gerbang yang lain melangkah keluar semua kemegahan Islam dengan
gerbang yang satu melangkah keluar dominasi Kristen ke seluruh dunia d
kemegahan kepala tertunduk
perkasa. tergantung
Adapun dari lesu, setiap yang
gerbang langkahlainterasa pedih takkeluar sem
melangkah
terkira.kepala tertunduk tergantung lesu, setiap langkah terasa pedih ta
Islam dengan
Adapun Adapun
ayat ayat keempat
keempat berbicaratentang
berbicara tentang gunung-gunung
gunung-gunung yang yang dipinda
ke lain tempat:
dipindahkah dari satu ke lain tempat:
Gunung-gunung
Gunung-gunung dalam
dalamterminologi Islambermakna
terminologi Islam bermakna kekuasaan dun
kekuasaan
Terdapatdunia
banyak
yangayat dalam
besar. Al-Quran
Terdapat yang
banyak ayatmenyebut gunung-gunung
dalam Al-Quran yang dalam
sama. Jadi ayat keempat yang berbicara tentang gunung-gunung
menyebut gunung-gunung dalam konotasi yang sama. Jadi ayat itu adalah
pemahaman kitayang
keempat tentang apa tentang
berbicara yang akan terjadi di itu
gunung-gunung kemudian hari. Setelah
adalah awal
Islam, suatu malam tak berbintang akan meliput bumi yang kemudian diiku
tetapi bukan fajar Islam. Kekuasaan materialistik akbar tidak saja bertamba
juga mengalihkan kekuasaan mereka dari satu teritorial ke teritorial lain, dar
645
benua lain dan mengukuhi serta mendominasi negeri demi negeri. Dalam pe
dikatakan gunung-gunung itu bergerak. Pergerakan gunung-gunung bisa
dengan cara lain, hal mana akan kami bahas nanti. Sekarang setelah mem
perubahan-perubahan akbar yang menurut surah Al-Quran ini akan terjad
kemegahan perkasa. Adapun dari gerbang yang lain melangkah keluar se
Islam dengan kepala tertunduk tergantung lesu, setiap langkah terasa pedih
Adapun ayat keempat berbicara tentang gunung-gunung yang dipin
ke lain tempat:
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
646
Perlu diingat kalau
KehidupanSeleksi
Menurut
Konsep gerakan
Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Perspektif
dan
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Al-Quran
Lempung gunung-gunung
Kelangsungan
Entropi Prinsip
Pengenalan
Permainan
Wahyu danFaktor
danSudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Berbagai
Khiralitas Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Individu
Membuka
Wahyu
Iman Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Ilahi
Tabir
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Yang
Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
“Yang
"Yang juga
Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam bisa
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
transportasi beban-beban berat disampingPengetahuan, juga penyebaran Sejarah pengaru
dan Kebenaran
Perspektif
yang besar.
Perlu Keduakalau
diingat hal itugerakan
jelas memerlukangunung-gunung sarana transportasi
juga bisa yang ditafs
lebih kuat
sportasi dibanding
telah dimilikinya.berat
beban-beban seekor
Sudah pasti unta.
manusia
disamping Sampai
tidak
jugaakan adanya
meninggalkan
penyebaran sarana untabaru dem
pengaruh kek
adalah suatu
besar. Kedua kebodohan
hal
dan mengangkutitu jelas jika manusia
sendirimemerlukan
bebannya sarana
yang segunung meninggalkan
di atas bahunya!sarana
transportasi sed
yang jauh
dimilikinya.
kuat dibanding Sudah
Konklusi pasti
seekor manusia
unta.
yang bisa Sampai
ditarik tidak
dari akan
adanya
ayat itu ialahmeninggalkan
sarana baru unta
akan tersedianya dan
demikian
ahbebannya yang
suatu sarana segunung
kebodohan
mekanikal jika
yang di atas
jauhmanusia
lebihbahunya!
kuat danmeninggalkan
cepat yang akan menjadikansarana sederhan
likinya. Konklusi
Sudah yangmanusia
pasti
sarana hewaniah bisa
sebagaiditarik
tidak
suatu dari
hal akan
yang ayat itudanialah
meninggalkan
usang tidakakan tersedianya
unta
berarti lagi.dan mengsa
jauh yang
nnya lebihUnta
kuat
segunung dan
betina cepat
di atas
tersebut yang
bahunya!
secara akanmewakili
simbolis menjadikan sarana yang
model transportasi hewaniah seb
usang dan
Konklusi tidak
yang di
bergerak bisa berarti lagi.
ditarik tanah.
permukaan dari ayatUnta betina
itu ialah
Kita jadinya tersebut
akan tersedianya
bertanya-tanya secara simbom
tentang sarana
transportasi
lebih kuatkapalyang
dan dancepatbergerak
pesawatyang
kenapa ditidak
akan permukaan
menjadikan
disebut-sebut tanah.
dan apaKita
sarana jadinya
Al-Quran bertanya
katahewaniah sebagai
gdan
danpesawat
tentang kemajuan di bidang transportasi laut? Tentang ini kami akan tentang
tidak kenapa
berarti tidak
lagi. disebut-sebut
Unta betina dan apa
tersebut kata Al-Quran
secara simbolis m
transportasi
sportasi yang laut?
bergerak
kembali Tentang
nanti. ini
ini kami
di permukaan
Sekarang akanmelihat
tanah.
kami ingin kembali
Kitaayat nanti.bertanya-tanya
jadinya
berikut Sekarang ini
yang
ayat berikut
pesawat kenapa yang
berbicara berbicara
tidak
tentang tentang
disebut-sebut
pengumpulan pengumpulan
dan
berbagai apa
hewan: berbagaitentang
kata Al-Quran hewan: kema
sportasi laut? Tentang ini kami akan kembali nanti. Sekarang ini kam
§®¨ Õ1Xn¦ÄO ¿SÄOÃSÙ Vl¯XT
berikut yang berbicara tentang pengumpulan berbagai hewan:
Peralihan
‘Dan apabila dari
Peralihan dariditinggalkannya
binatang-binatang
ditinggalkannya untaunta
betinabetina
liar dikumpulkan.’ ke (S.81
masalah ke
At- masalah
dikum-
Takwir:6) dikum
28
hewan menimbulkan
pulkannya hewan-hewanpertanyaan yang mengusik.
menimbulkan pertanyaan Berarti ada bukti lain
yang mengusik.
tidak akan
Peralihan ditinggalkan
dari
Berarti sepenuhnya
ada ditinggalkannya
bukti lain bahwa untaunta meski tidak
betina
tersebut ke
tidak akan lagimasalah
digunakan.
ditinggalkan Konse
dikumpulk
andikumpulkan
menimbulkan sebenarnya
sepenuhnya meski tidakmemperjelas
pertanyaan yang mengusik.
lagi digunakan. ide Berarti
Konsep tentang
tentang ada penemuan
bukti
hewan liarlain saran
bahw
revolusioner.
akan ditinggalkanJelas sepenuhnya
dikumpulkan bahwa
sebenarnyademikian
meskibanyak
memperjelas tidak jenis
lagi
ide tentang hewansarana
digunakan.
penemuan liar tidak tent
Konsep mu
dari satutransportasi
mpulkan ke lain yang
sebenarnya tempat di punggung
memperjelas
revolusioner. unta.
ide tentang
Jelas bahwa demikian Tidak ada
penemuan
banyak yang
jenis hewan akan tra
sarana me
badak, kuda
usioner. Jelas nil, jerapah,
bahwa
liar tidak mungkin buaya,banyak
demikian ikan
ditransportasi dari paus kedan
satujenis guritadiliar
lainhewan
tempat raksasa
tidakmenikma
punggung mungkin
Transportasi
satu ke lain mereka
unta.tempat itu
Tidak adadiyang hanya
punggung bisa dimungkinkan
unta. Tidak
akan membayangkan gajah,ada badak, dengan
yang kudaakan adanya
nil, memba sa
ada
k, di zaman
kuda nil,
jerapah,kita
jerapah, ini.
buaya, buaya,
ikan pausikan
dan paus
gurita dan
raksasagurita
menikmati raksasa menikmati men
menunggang
Ayat berikutnya
sportasi mereka juga masih mengenai masalah transportasi:
unta. Transportasi mereka itu hanya bisa dimungkinkan dengan adanya sarana
itu hanya bisa dimungkinkan dengan adanya
di zaman kita
saranaini.
transport yang ada di zaman kita ini.
Õ1WmªFHÀy Ãqmasalah
\U¯Ù Vltransportasi:
¯XT
berikutnya juga Ayatmasih mengenai masalah transportasi:
berikutnya §¯¨ mengenai
juga masih
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
IVVI Ahmad
V
III
IV §¯¨ Õ1WmªFHÀy Ãq\U¯Ù Vl¯XT
‘Dan ketika laut-laut dialirkan satu ke yang lain.’ (S.81 At- Takwir:7) 29
Arti kata sujjirah menurut Lane bisa diterjemahkan ke dalam
Arti kata sujjirah menurut
tiga pengertian Lane bisa diterjemahkan ke dalam tiga pe
sebagai berikut:
ikut: 1. Dan ketika laut-laut akan dipenuhi.
an ketika 2.
laut-laut akanlaut-laut
Dan ketika dipenuhi.
mengalir dari satu ke yang lainnya.
Dan ketika3.laut-laut mengalir dari satuoleh
Dan ketika laut akan menyala ke api.
yang lainnya.
Dan ketika laut akan menyala oleh api.
Kemungkinan makna yang pertama tentang memenuhi laut
Kemungkinan
adalah tentangmakna
penuhnyayang pertama
laut oleh tentang
kapal-kapal dagang.memenuhi
Jadi ayat laut
uhnya laut oleh kapal-kapal
ini terutama masih berkisardagang. Jadi ayat
tentang bahasan inisebelumnya.
dari ayat terutama masih b
asan dariPenafsiran
ayat sebelumnya.
ini akan menjadiPenafsiran ininanti
lebih jelas jika akan kitamenjadi
kembali lagilebih jelas
mbali lagi membahasnya.
membahasnya.
Sekarang Sekarang
kami ambil makna
kami ambil maknayangyangkedua tentang
kedua tentang penggabungan lau
penggabungan
diperjelas laut-laut.
dalam dua ayat ini
Nubuatan Al-Quran
diperjelas berikut:
dalam dua ayat Al-Quran berikut:
;qSÁHÙV
&
‘Dia-lah yangyang
‘Dia-lah mengalirkan dua lautan,
mengalirkan yang yang
dua lautan, satu tawar dan segar
satu tawar dan dan
dan segar yangyang
lainnya
asin lainnya
lagi pahit,
asin lagi pahit, dan di antara keduanya (sekarang ini) Dia menjadikandan
dan di antara keduanya (sekarang ini) Dia menjadikan penghalang
pemisah yang tak terlintasi’’ (S.25 Al-Furqan:54) 31
penghalang dan pemisah yang tak terlintasi’’ (S.25 Al-Furqan:54)31
Kedua ayat di atas diambil dari surah-surah yang berbeda dalam Al-Quran. Masing-
Kedua ayat
masing menubuatkan dikejadian
dua atas diambil dari
terpisah surah-surah
tentang yang berbeda
penggabungan dua laut dalam
yang berbeda.
Hal inilah yang telah terjadi di zaman modern. Dalam pembangunan terusan Suez pada
tahunAl-Quran.
1859 -1869 dan Masing-masing
terusan Panama menubuatkan
di tahun 1903 dua kejadian
- 1914, terpisah
dunia telah menyaksikan
pemenuhan nubuatan-nubuatan tersebut dengan cara yang berada
tentang penggabungan dua laut yang berbeda. Hal inilah yang telah di luar jangkauan
kemampuan berfikir manusia di zaman Rasulullah saw.
terjadi
Maknadi zaman
ketiga yangmodern. Dalam skenario
menggambarkan pembangunan
laut yangterusan
terbakarSuez padaajaibnya
api sama
dengantahun 1859-1869 dan terusan Panama di tahun 1903-1914, dunia fikiran
makna yang pertama, sesuatu yang tak mungkin merupakan karangan
manusia 14 abad silam. Konsep seperti itu hanya mungkin di zaman terdapat pertempuran
telah menyaksikan
laut dengan senjata-senjatapemenuhan
api mutakhir. nubuatan-nubuatan
Besarnya jumlah kapal tersebut
yangdengan
terlibat dalam
pertempuran laut modern juga meliputi suatu daerah yang amat luas sehingga
membenarkan juga makna diisinya laut oleh kapal-kapal yang berlalu lalang. Makna ketiga
juga bisa untuk menggambarkan laut yang menyala terbakar karena adanya kebocoran atau
tumpahan minyak seperti yang sering terjadi di zaman kita ini. Sering kali minyak tumpah
648 terbakar guna mengurangi risiko terhadap kehidupan dalam laut. Pada saat
itu disulut
seperti itu bisa berhektar-hektar laut yang menyala karena api.
Ayat berikut dari surah At-Takwir mengemukakan konsep yang sama secara lebih
jauh. Tidak saja mengumpulkan hewan-hewan, manusia pun akan dikumpulkan:
‘Dia-lah yang mengalirkan dua lautan, Prinsip
Al-Bayyinah: yangKebenaran
satu tawar Yang dan segar da
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Al-Quran Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Berbagai
Iman Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu
Membuka
Wahyu Ilahi
Tabir
Kepada dan
dan
Fitrat Hakikat
diatau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
dandi
“Yang Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
asin lagi pahit, dan di antara keduanya
Peran Tanah Lempung (sekarang
dan Fotosintesis
Khiralitas
Al-Qayyimah: Ajaran ini)
dalam
(Keberpihakan)
yang
Pengetahuan,
Dia menjadikan
diEvolusi
Berkesinambungan Alam
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
p
pemisah yang tak terlintasi’’ (S.25 Al-
cara ayat
Kedua yang berada
di atasdi diambil
luar jangkauan
dari kemampuan
surah-surah berfikir
yang manusia di dalam A
berbeda
zaman Rasulullah
masing menubuatkan duasaw.kejadian terpisah tentang penggabungan dua l
al inilah yang telah terjadi menggambarkan
Makna ketiga yang di zaman modern. skenario laut
Dalam yang terbakar
pembangunan t
api sama ajaibnya dengan makna
ahun 1859 -1869 dan terusan Panama di tahun 1903 - 1914,yang pertama, sesuatu yang tak dunia t
emenuhanmungkin merupakan karangan tersebut
nubuatan-nubuatan fikiran manusia 14 abadcara
dengan silam. Konsep
yang berada d
seperti itu hanya mungkin di zaman
emampuan berfikir manusia di zaman Rasulullah saw. terdapat pertempuran laut dengan
senjata-senjata
Makna ketiga yang api mutakhir. Besarnya jumlah
menggambarkan kapal yang
skenario laut terlibat
yang terbakar
engan makna yang pertama, sesuatu yang tak mungkinamat
dalam pertempuran laut modern juga meliputi suatu daerah yang merupakan
manusia 14luasabad silam.
sehingga Konsep seperti
membenarkan juga makna itudiisinya
hanya mungkin
laut di zaman terd
oleh kapal-kapal
ut dengan yangsenjata-senjata
berlalu lalang. Makna apiketiga
mutakhir.
juga bisa Besarnya jumlah kapal ya
untuk menggambarkan
ertempuran lautmenyala
laut yang modern terbakarjuga
karenameliputi suatuataudaerah
adanya kebocoran tumpahanyang am
membenarkan minyakjuga makna
seperti yang diisinya lautdioleh
sering terjadi zamankapal-kapal yang
kita ini. Sering kaliberlalu lal
uga bisa untuk
minyakmenggambarkan laut yang
tumpah itu disulut terbakar menyala terbakar
guna mengurangi karena adan
risiko terhadap
umpahan minyak
kehidupanseperti
dalam laut.yang
Padasering terjadi
saat seperti diberhektar-hektar
itu bisa zaman kita ini. laut Sering ka
u disulut yang
terbakar
menyalagunakarena mengurangi
api. risiko terhadap kehidupan dalam
eperti itu bisa Ayat
berhektar-hektar
berikut dari surahlaut yangmengemukakan
At-Takwir menyala karena konsepapi.
yang
Ayatsama
berikut dari surah At-Takwir mengemukakan
secara lebih jauh. Tidak saja mengumpulkan hewan-hewan, konsep yang
uh. Tidakmanusia
saja mengumpulkan
pun akan dikumpulkan: hewan-hewan, manusia pun akan dikump
enafsiran ayatPenafsiran
ini juga ayat
bisaini juga bisa dilakukan
dilakukan dalam tiga dalam tiga pengertian
pengertian yang berbeda
yang berbeda
Ketika umat manusiayaitu:dipertalikan oleh ikatan bersama.
. Ketika manusia
1. Ketikadari
umatseluruh dunia bergabung
manusia dipertalikan oleh ikatanbersama.
bersama.
Saat pertemuan
2. Ketika antar
manusiamanusia
dari seluruhdifasilitasi
dunia bergabungoleh sarana yang jauh leb
bersama.
mode transportasi. Masing-masing
3. Saat pertemuan antar manusia dari ketiga
difasilitasi olehpenafsiran
sarana yang tersebut
telah menjadi kenyataan.
jauh lebih Zaman
cepat daripada modekita sekarang
transportasi. ini mengenal a
Masing-masing
perjanjian internasional yangtersebut
dari ketiga penafsiran mengikat
di atas semua
semuanyanegara-negara
telah menjadi di du
Dengan demikian nubuatan
kenyataan. Zaman di bidang
kita sekarang ini mengenal iniadanya
telah menjadi keny
perjanjian-
memerlukanperjanjian
penjelasan lebihyang
internasional lanjut. Begitu
mengikat semua juga dengan
negara-negara di dibentuk
Bangsa yang kemudian digantikan oleh Perserikatan Bangsa-B
mempersatukan dunia selangkah lebih maju lagi. 649
Adapun mengenai pemenuhan nubuatan yang diimplikasikan
etiga, sekarang ini kami telah melihat dimana jarak-jarak menjadi tid
danya bentuk transportasi baru yang menimbulkan impresi bahwa se
tumpahan minyak seperti yang sering terjadi di zaman kita ini. Sering kali minyak tumpah
itu disulut terbakar guna mengurangi risiko terhadap kehidupan dalam laut. Pada saat
seperti itu bisa berhektar-hektar laut yang menyala karena api.
Ayat berikut dari surah At-Takwir mengemukakan konsep yang sama secara lebih
jauh. Tidak
Mirza
Bagian
Bagiansaja
Bagian V
IIVImengumpulkan
Tahir
1III
V
III
IVIV Ahmad hewan-hewan, manusia pun akan dikumpulkan:
§ª©¨ <Ýk°ÝV ×ů X=Ø ¦B ®QWm¦\)[ ÀiÕÃXT XÄ\C Vl¯ VÙ Xº×q)] SÄ=ÅÔy #c°Ä¢XnÔ¯ ܳ®BW° ®P°iØÈW C°% R<Ú ÉXT
‘Dan setelah ia, Kami berkata kepada Bani Israil “Tinggallah di negeri yang
dijanjikan itu dan apabila janji mengenai akhir zaman tiba waktunya, akan
Kami himpun kamu semuanya dari antara berbagai bangsa.” ’ (S.17 Bani
Israil:105)33 347
Dengan dihancurkannya kota Yerusalem pada tahun 70 M
oleh bangsa Romawi, kejadian itu menjadi lonceng kematian bagi
negara Yahudi. Sejak saat itu bangsa Yahudi tercerai-berai ke seluruh
dunia dan bergerak dari satu ke lain negeri. Dalam keadaan diaspora
mutlak inilah ayat ini diwahyukan membawa berita bahwa suatu hari
bangsa Yahudi akan dikumpulkan dari berbagai penjuru dunia dan
sekali lagi akan mengelompok di Tanah Suci. Hal ini menjadi janji
Tuhan yang pasti akan dipenuhi dan kita telah melihat bagaimana
pemenuhannya dalam suatu skala demikian besar yang tidak pernah
disaksikan manusia sebelumnya. Belum pernah dalam sejarah bangsa
Yahudi setelah suatu diaspora lalu kembali lagi dari berbagai negeri di
650
Dengan dihancurkannya kota Yerusalem pada tahun 70 M oleh bangsa R
kejadian itu menjadi lonceng kematian bagi negara Yahudi. Sejak saat itu bangsa
tercerai-berai ke seluruh dunia dan bergerak Al-Bayyinah: dari
Prinsipsatu ke lain
Kebenaran Yang negeri. Dalam
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Al-Quran Faktor
Pengenalan
dan Sudut
Bangsa
dan Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Berbagai
Membuka
Wahyu
Iman Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu
Ilahi
Tabir
Kepada dan
dan
Fitrat Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
“Yang Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama Judi
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
diaspora mutlak inilah ayat iniPeran Tanah
diwahyukan Lempung dan
membawa
Al-Qayyimah: Ajaran Fotosintesis
Khiralitas dalam
(Keberpihakan)
berita Evolusi
di
yang Berkesinambungan
Pengetahuan,
Alam
bahwa
dan Kebenaran
suatu har
Perspektif Sejarah
Yahudi akan dikumpulkan dari berbagai penjuru dunia dan sekali lagi akan mengelo
Tanah Suci. Hal ini menjadi janji Tuhan yang pasti akan dipenuhi dan kita telah
bagaimana dunia sebagaimanadalam
pemenuhannya yang telah
suatu terjadi
skala belum lama ini
demikian saat yang
besar terciptanya
tidak pernah di
manusia sebelumnya.
negara Israel.Belum pernah dalam sejarah bangsa Yahudi setelah suatu
lalu kembali lagiKembali
dari berbagai negeri
kepada surah di dunia
At-Takwir sebagaimana
yang kita tinggalkan yang telah terjadi belu
sebentar,
ini saat terciptanya negara Israel.
sekarang mari kita lihat ayat 9 berikut ini. Ayat ini beserta ayat
Kembali kepada surah At-Takwir yang kita tinggalkan sebentar, sekarang m
lihat ayat 9berikutnya
berikut ini.mengungkapkan
Ayat ini beserta masa
ayatyang sama dengan
berikutnya ayat-ayat masa ya
mengungkapkan
sebelumnya
dengan ayat-ayat dari sudut
sebelumnya pandang
dari sudutyangpandangberlainan.
yang berlainan.
§®¨ Ø/V!ØÈWc Ô2V W% ]C_60_ ]2 WÆ §¨ ª2Q VÙ¯ ]2 WÆ s° §¬¨ Ä3WmÙ)] \{XqXT Ú WmÙ
‘Bacalah! Dan Tuhan engkau Maha Mulia, Yang mengajar dengan pena. Mengaj
manusia apa yang tidak diketahuinya.’ (S.96 Al-Alaq:4-6) 36
652
Ayat-ayat ini jika dibaca berkaitan dengan ayat yang sedang kita bahas, jelas me
pada suatu masa dimana pengetahuan sudah sangat maju. Dalam masa dem
penyebaran lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi dan universitas juga term
yang diimplikasikan. Ayat ini dibuka dengan pernyataan pengenalan kepada Tuhan
Dalam nubuatan ini diimplikasikan juga mengenai temuan di bidan
modern, karena kalau tidak maka mustahil naskah-naskah yang ditulis
dipublikasikan secara ekstensif dan didistribusikan
Al-Bayyinah: Prinsip
secara
Kebenaran Yang
demikian
Nyata,
luas. D
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Al-Quran Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Berbagai
Membuka
Wahyu
Iman Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu
Ilahi
Tabir
Kepada dan
dan
Fitrat Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
“Yang Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
Konghucu
Agama Judi
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
publikasi berskala besar demikian jelasLempung
Peran Tanah tersiratdanjuga
Khiralitas
Al-Qayyimah: Ajaran masa
Fotosintesis
yang tentang
dalam
(Keberpihakan) penyebaran
diEvolusi
BerkesinambunganAlam
Pengetahuan, dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
hasil penelitian secara amat meluas. Al-Quran menekankan peran i pena seca
rupa sehingga secara langsung mengatributkan fitrat pengajaran manusia k
Ayat berikut ‘Bacalah! Dan Tuhan
dari surah Al-AlaqengkauyangMaha Mulia, Yang mengajar
merupakan dengan pena.
surah pertama yang diwah
Mengajar manusia apa yang tidak
Nabi Besar Muhammad saw secara tegas menyatakan:diketahuinya.’ (S.96 Al-Alaq:4-6) 36
Ayat-ayat ini jika dibaca berkaitan dengan ayat yang sedang kita
§®¨ Ø/V!ØÈWc Ô2
bahas, jelas V W% ]C_
merujuk ]2 WÆ masa
60_ suatu
pada §¨ ª2dimana
Q VÙ¯ ]2pengetahuan
WÆ s° §¬¨sudah \{XqXT Ú WmÙ
Ä3WmÙ)]sangat
maju. Dalam masa demikian, penyebaran lembaga pendidikan seperti
sekolah, akademi
‘Bacalah! Dan Tuhan engkau Maha
dan universitas juga termasuk Mulia, yangYangdiimplikasikan.
mengajar dengan pena.
manusia
Ayat iniapa dibukayangdengan
tidak diketahuinya.’
pernyataan pengenalan (S.96 Al-Alaq:4-6)
kepada Tuhan36 Yang
Maha Mulia karena Dia telah mengajar dengan pena. Dari sini
Ayat-ayat
jelas tersirat inikalau
jika dibaca
pena akan berkaitan
menjadidengan sumber ayat semua yang sedang kita bahas,
pengetahuan
pada suatu masa dimana pengetahuan sudah sangat maju. Dalam ma
sedangkan pengetahuan menjadi sumber dari segala kebesaran dan
penyebaran lembaga pendidikan seperti sekolah, akademi dan universitas j
keagungan. Yang
yang diimplikasikan. menarik
Ayat dan jangan
ini dibuka dengan dilupakan adalah wahyu
pernyataan pengenalanini kepada
diturunkan
Maha Mulia karenakepada Dia telahseseorang yang belum
mengajar dengan pernah
pena.belajar
Dari memegang
sini jelas tersirat ka
menjadi pena
sumber semua pengetahuan
di tangannya. Adalah pena Tuhan sedangkan semata pengetahuan
yang telah mencipta menjadi sumb
kebesaran dan keagungan. Yang menarik
Al-Quran dan bukan pena Muhammad saw. Implikasi lain dari ayat ini dan jangan dilupakan adala
diturunkan
ialahkepada
pengetahuan seseorang
akan menjadiyang sarana
belum untukpernah belajarkekuasaan
memperoleh memegang pena
Adalah pena Tuhan semata yang telah mencipta Al- Quran dan bukan pena
dimana pena akan muncul lebih perkasa dibanding pedang.
saw. Implikasi lain dari ayat ini ialah pengetahuan akan menjadi sarana untuk
Ayat berikut
kekuasaan dimana pena dariakan surah
munculAt-Takwir
lebihmemperjelas
perkasa dibandingtema yangpedang.
sama
dengan
Ayat menyatakan
berikut dari surahbahwaAt-Takwir
hanya langitmemperjelas
saja yang menjadi tema batas
yanglimitsama denga
dari pengetahuan
bahwa hanya langit saja manusia: yang menjadi batas limit dari pengetahuan manusia:
Ayat ini
Ayatmenggambarkan
ini menggambarkan perbandingan
perbandingan tragis di antara
tragis keadaan Islam
di antara
serta kebangkitan kekuasaan duniawi umat Kristen ketika matahari Islam tela
keadaan Islam pada masa itu serta kebangkitan kekuasaan duniawi
dan bintang-bintangnya redup tidak lagi memberikan sinar. Dunia materialisti
umatmerambah
malah telah Kristen ketika matahari
langit gunaIslam telah terselubung
mempelajari dan bintang-ruang angk
rahasia-rahasia
tersebut bintangnya
mengingatkanredup juga
tidak pada
lagi memberikan
ayat-ayat sinar. Dunia materialistis
lain dalam Al-Quran yang men
non-Muslim malah telah merambah langit
ruang angkasa dan penerbangan udara yaitu ayat-ayat: guna mempelajari rahasia-
rahasia ruang angkasa. Skenario tersebut mengingatkan juga pada
§°¨ ¦ÈÈVÙ °1Vl °ÄX.XT
‘Dan demi langit penuh dengan jalur-jalur.’ (S.51 Adz- Dzariyat:8) 38
653
§²¨ Ì °XT ³![kWà ×1ÈNPXT ;qSÄOÀj §±¨ °5\C ©G#Å C°% WDSÉÙ[kÙÄcXT rQ"ÕÃ)] =`\-Ù rQ¯ WDSÄÈ-Rd Y
‘Seberapa kerasnya mereka berusaha mencuri dengar apa yang terjadi di ruang
angkasa, mereka tidak akan bisa melakukannya tanpa dilempari dari segala jurusan.
Terusir! Dan bagi mereka ada azab yang kekal.’ (S.37 Ash-Shaffat:9-10) 40
‘Seberapa kerasnya mereka berusaha mencuri dengar apa yang terjadi di ruang
angkasa, mereka
tempat, propaganda melaluitidak akan
udara bisa melakukannya
dilakukan tanpadan
secara ekstensif dilempari dari segala
telah dimungkinkan bagi
jurusan.
manusia untuk Terusir!
terbang Dan bagi
bersama mereka
udara. ada azab
Setelah yang kekal.’
memenuhi (S.37 Ash-Shaffat:9-
idamannya untuk bisa terbang,
manusia kemudian
10)40 memimpikan ambisi yang lebih tinggi lagi. Ia mulai mencoba
memecahkan rahasia langit berikut benda-benda angkasa. Ia akan mengelupas selimut yang
menutupi guna memecahkan misteri-misterinya. Ia akan membuat stasiun dan gardu-gardu
di angkasaMenyangkut
untuk memantau ambisi manusia
dan mengawasi apauntuk menaklukkan
yang terjadi di langit. angkasa
Ayat berikut jelas menggambarkan fase perkembangan kemajuan manusia dalam
secara fisik sampai ke ujungnya, berikut ini adalah tantangan yang
ilmu dan teknologi yang memungkinkan baginya secara harfiah menelusuri keluasan alam
dilontarkan Al-Quran bagi mereka yang bermaksud menaklukkan
semesta.
angkasa, apakah berasal dari strata yang tinggi atau yang rendah.
§²¨ Ì °XT ³![kWà ×1ÈNPXT ;qSÄOÀj §±¨ °5\C ©G#Å C°% WDSÉÙ[kÙÄcXT rQ"ÕÃ)] =`\-Ù rQ¯ WDSÄÈ-Rd Y
Sebelum kami mengutip ayat bersangkutan, perlu kiranya
kerasnyadahulu
‘Seberapaterlebih
diperjelas mereka fitrat
berusaha
darimencuri
merekadengar yang dituju. apa yangTerjemahan terjadi di ruang
angkasa, mereka tidak akan bisa melakukannya tanpa dilempari dari segala jurusan.
‘golongan
Terusir! Danjinn dan
bagi mereka manusia’
ada azabtidak sepenuhnya
yang kekal.’ menggambarkan
(S.37 Ash-Shaffat:9-10) 40 apa
yang tersirat dalam pesan yang disampaikan. Perkataan ‘jinn’ bukan
Menyangkut ambisi manusia untuk menaklukkan angkasa secara fisik sampai ke
mengarah
ujungnya, kepada
berikut eksistensi
ini adalah mahluk
tantangan yang halus yang berbeda
dilontarkan Al-Quran daribagi manusia.
mereka yang
bermaksud menaklukkan angkasa, apakah berasal dari strata yang tinggi atau yang rendah.
Sebenarnya
Sebelum kami yangmengutip
dimaksud ayatseperti juga telah
bersangkutan, perludijelaskan
kiranya diperjelas dimuka, kata dahulu
terlebih
fitratini
daridigunakan
mereka yang untuk menggambarkan orang-orang besar sebagai
dituju. Terjemahan ‘golongan jinn dan manusia’ tidak sepenuhnya
menggambarkan apa yang tersirat dalam pesan yang disampaikan. Perkataan ‘jinn’ bukan
kebalikan
mengarah kepadadari orang awam
eksistensi mahlukyanghalusdisebut sebagaidari
yang berbeda An-Nas.
manusia. Karena
Sebenarnya itu yang
dimaksud seperti juga telah dijelaskan dimuka, kata
makna hakiki dari pesan mungkin akan lebih jelas jika diterjemahkan ini digunakan untuk menggambarkan
orang-orang besar sebagai kebalikan dari orang awam yang disebut sebagai An-Nas. Karena
sebagaihakiki
itu makna ‘Haidari golongan
pesan mungkin kekuasaan
akan kapitalis
lebih jelas dan golongan rakyat
jika diterjemahkan sebagai ‘Hai
golongan kekuasaan kapitalis dan golongan
proletar.’ Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut: rakyat proletar.’ Ayat tersebut berbunyi sebagai
berikut:
Y TÅkÁÝ5VÙ ¨º×q)]XT °1XS\- ®qV¼ÙU ÕC°% TÅkÁÝ=V" DU ×1È)ØÈV¼W*Ôy ©D¯ ¥50_XT ¨FC¦IÙ nX _ØÈ\-Wc
bisa menggapai batas akhir dari alam semesta sepanjang kekuatan dan
rentang pengetahuannya memungkinkan. Kami mempunyai alasan-
alasan berikut guna mendukung pandangan ini:
Terjemahan berbunyi ‘kecuali dengan kekuasaan’ nyatanya akan
menimbulkan kesan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dimaksud
Al-Quran yaitu penyangkalan penaklukan angkasa secara fisik oleh
manusia sampai ke batasnya yang paling jauh. Kata Al-Sultan tidak
hanya berarti kekuasaan. Kata itu bisa juga ditafsirkan sebagai raja
yang perkasa, argumentasi yang kokoh atau logika deduktif yang kuat.
Dengan demikian bisa diartikan bahwa manusia tetap bisa menggapai
tepian alam semesta melalui logika deduksi yang kuat. Yang jelas
disangkal adalah kemampuan manusia mencapai batas akhir alam
semesta dengan tubuh fisikalnya dan bukannya menyangkal hanya
satu atau dua lompatan kecil di ruang angkasa. Dalam hal ini juga
disinggung bahaya yang mengikuti suatu perjalanan angkasa dalam
ayat:
Ä \y×mÄc
§¬®¨ ©DXn¦§W*AV" ZVÙ ´SVÊ8XT q5 C°K% µÂXSÅ \-ÅÙkQ Wà #
‘Akan dikirimkan kepada kalian nyala api dan asap, maka kalian tidak
menolong diri
‘Akan kalian sendiri.’
dikirimkan (S.55
kepada kalian nyalaAr-Rahman:36)
api dan asap, maka kalian
42 tidak akan
dapat menolong diri kalian sendiri.’ (S.55 Ar-Rahman:36)42
Ayat ini sebenarnya memberikan gambaran tentang sinar kosmis d
nyala api biasa.Ayat ini sebenarnya memberikan gambaran tentang sinar kosmis
dan bukannya
Setelah nyala apimakna
memperjelas biasa. tersirat dari ayat 12 surah At-Takwir de
ayat-ayat surah Ar-Rahman,
Setelah memperjelassekarang
makna tersirat kami dari akan
ayat 12kembali ke tempat dim
surah At-Takwir
beralih. dengan bantuan ayat-ayat surah Ar-Rahman, sekarang kami akan
Adalah suatu
kembali kebetulan
ke tempat yang
dimana tadi kitaajaib
beralih. bahwa kami mengakhiri dengan
makna surah Ar-Rahman yang berkaitan
Adalah suatu kebetulan yang ajaib bahwa dengan ancaman hukuman dengan a
kami mengakhiri
Justru inilah yang
dengan menjadi subyek
menjelaskan makna surah bahasan
Ar-Rahmandalamyang ayat 13 daridengan
berkaitan surah At-Takwi
ancaman hukuman dengan api yang kekal. Justru inilah yang menjadi
«¨ Õ1
subjek bahasan dalam §ªayat 13Wm°KÈdari
Ày Ä/̦surah
USIÙ VAt-Takwir
l¯XT yaitu:
‘Dan apabila api neraka dinyalakan.’ (S.81 At-Takwir:13) 43
656
Yang dimaksud dengan nyala api neraka dalam ayat ini ialah pep
demikian dahsyat sehingga sepertinya menjadi neraka. Karena itu ayat ini
peringatan. Hanya inilah penafsiran yang tepat berkaitan dengan konte
lih.
Adalah suatu kebetulan yang ajaib bahwa kami mengakhiri d
na surah Ar-Rahman yang
Kehidupan
Konsep berkaitan
Seleksi
Menurut
Alam Perspektif
dan
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah
dengan
Al-Bayyinah:
Kelangsungan Hidup:
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Al-Quran
Lempung
Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan ancaman
Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Berbagai
Membuka
Wahyu
danIman Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
IndividuAgama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Ilahi
Tabir
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas
Yang
Hakikat
diatau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
di
dan
“Yang
"Yang hukuman
Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
de
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
ru inilah yang menjadi subyek bahasan dalam ayat
Pengetahuan, dan 13Kebenaran
Perspektif dari
Sejarahsurah At-
Yang dimaksud dengan nyala api neraka dalam ayat ini ialah
Yang dimaksud dengan nyala api neraka dalam ayat ini iala
peperangan yang demikian dahsyat sehingga sepertinya menjadi
ikian dahsyat sehingga sepertinya menjadi neraka. Karena itu ay
neraka. Karena itu ayat ini mengandung peringatan. Hanya inilah
ngatan. Hanya inilah penafsiran yang tepat berkaitan dengan
penafsiran yang tepat berkaitan dengan konteks nubuatan-nubuatan
uatan sebelumnya yang semuanya berbicara tentang kejadian-keja
sebelumnya yang semuanya berbicara tentang kejadian-kejadian
u pengertiannya jika yang dimaksud adalah memberitahukan kep
di dunia. Akan rancu pengertiannya jika yang dimaksud adalah
ka semuamemberitahukan
kejadian-kejadian itu berlangsung di dunia ini, api nera
kepada manusia bahwa ketika semua kejadian-
di ruang kejadian
dunia lain.
itu berlangsung di dunia ini, api neraka akan menyala di atas
Urut-urutan nubuatan
di ruang dunia lain. dengan demikian telah tiba pada kon
ajuan materialistik
Urut-urutanbetapa hebatnya
nubuatan dengan pun tidaktelah
demikian akan tibaadapadamanfaatny
memperoleh ambisi-ambisi
konklusinya duniawinya
yang logis. Kemajuan dengan
materialistik mengabaikan
betapa hebatnya pun ker
ghukumantidak pasti
akanakan datang bagi
ada manfaatnya danmanusia
meluluh-lantakkan manusia mesk
jika ia memperoleh ambisi-
miliki kekuasaan materialistik
ambisi duniawinya dengan yang luar biasa.
mengabaikan Namun
keridhaan Tuhan.bencana
Saat itu t
it. Manusia sendirilah
penghukuman pasti yang akandanmembangun
akan datang meluluh-lantakkan neraka
manusiabagi diri
rakahannyameski akan menciptakan
yang bersangkutan ketegangan
memiliki kekuasaan global
materialistik yang beru
yang luar
erangan yang sepertibencana
biasa. Namun neraka. Melihat
itu tidak ke belakang
akan turun dari langit. pada
Manusiasejarah k
afsiran inisendirilah
bukanyang suatu
akan yang
membangunbersifat
nerakaakademis semata,
bagi dirinya sendiri dimanatetapi bena
man yangkeserakahannya
nyata. akan menciptakan ketegangan global yang berujung
Bahasan
dalamkami
suatu sejauh
peperangan iniyang
telah mengungkapkan
seperti kemerosotan t
neraka. Melihat ke belakang
angkitan pada
kekuatan non-Muslim.
sejarah kedua Perang Dunia,Ayat yang
penafsiran sedang
ini bukan suatudibahas
yang jelas
inasi materialisme
bersifat akademissecara
semata,global tidak akan
tetapi benar-benar bertahan
merupakan selamanya.
ancaman
erialisme yang
akan nyata.
dimulai dengan berkembangnya rasa permusuhan m
a bencana dahsyatBahasanbuatan
kami sejauh ini telah mengungkapkan
mereka sendiri. Perang kemerosotan
yangtragis
satu akan m
dari Islam dan kebangkitan kekuatan non-Muslim.
Setiap perang akan dipadamkan untuk dinyalakan kembali dim Ayat yang sedang
imbulkandibahas jelas menyatakan
onggokan abu dari kalau dominasi materialisme secara
kekuatan-kekuatan global yang ak
raksasa
diri. Keduatidak akan bertahan
Perang Duniaselamanya. Kejatuhan kekuatan
telah menohok kekuatan materialisme
tak tertandingi
akan dimulai dengan berkembangnya rasa permusuhan mutual yang
kuasa sedangkan negara-negara yang lebih lemah dan miskin secara
gan perasaan telah memperoleh kembali sebagian dari harga d
acanya masih jauh dari ketimpangan untuk mencapai657tahapan k
ahan, waktu secara pasti bergerak ke arah suatu revolusi global. Ada
buatkan dalam Al-Quran sebagai revolusi puncak Islam. Sup
gada-ada, dalam bab berikut kami akan mengemukakan be
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
658
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
659
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
kalau keledai dimaksud bukan seekor hewan tetapi sebuah benda tak
bernyawa. Kenali keledainya Dajjal dan anda akan melihat bentuk
sarana transportasi modern. Jika tidak berhasil mengenalinya maka
anda akan kembali lagi ke zaman keledai. Beberapa ciri-ciri ajaib
dari keledai perlambang sang Dajjal ini diuraikan secara rinci dalam
berbagai kitab hadis. Berikut adalah rangkuman informasi yang bisa
ditarik:
1. Sebagaimana juga keledainya, sang Dajjal itu sendiri sosoknya
demikian masif dan besarnya sehingga belum pernah ada
monster raksasa dalam dongeng pun yang menyamainya. Ia
akan demikian tingginya sehingga kepalanya menembus awan.
Ia akan demikian kuatnya sehingga bisa menaklukkan dunia
seorang diri.44
2. Sang Dajjal meski memiliki tubuh yang demikian perkasa namun
ada satu cacat pada dirinya yaitu kehilangan penglihatan salah
satu matanya, khususnya mata sebelah kanan.45
3. Keledai tersebut tidak hanya berfungsi sebagai tunggangan sang
Dajjal saja, tetapi juga merupakan alat transportasi umum.
Manusia dikatakan bisa masuk ke perutnya dari bukaan yang
disediakan di perutnya untuk keperluan itu.46
4, Perut keledai itu akan diberi penerangan dan dilengkapi dengan
kursi-kursi yang nyaman.46
5. Keledai itu memiliki kecepatan yang luar biasa dan mampu
meliput jarak-jarak yang jauh hanya dalam hitungan hari atau
jam saja, dimana hewan biasa memerlukan waktu berbulan-
bulan untuk menjalaninya.47
6. Keledai ini mempunyai tempat-tempat perhentian tertentu. Pada
setiap tempat perhentian, penumpangnya dipersilakan turun
dan duduk sebelum melanjutkan perjalanannya dimana setiap
keberangkatan akan diumumkan secara lantang. Jadi keledai
metafora itu akan selalu bepergian dari satu ke lain tempat dan
merupakan sarana transportasi yang cepat, aman dan nyaman.48
660
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
661
Setelah membaca deskripsi ciri-ciri keledai sang Dajjal yang diguna
menaklukkan dunia, kami rasa pembaca tidak memerlukan penjelasan
dimaksud.
Jelas
Bagianbahwa
Mirza
Bagian
Bagian V
Tahir
1II
IV
II kekuatan adidaya Kristiani yang dimaksud sebagai Daj
VI Ahmad
III
IVIV
ditakdirkan akan menguasai seluruh dunia di akhir zaman. Keledai yang berd
api dengan bentuknya berupa pesawat terbang, kapal laut atau kereta api
dalam penaklukan
dengan kecepatan amat dunia olehakan
tinggi, kekuatan-kekuatan
memainkanKristiani.
peran Selain
formatif dan
penaklukan dunia pada
penekanan olehkemaslahatan
kekuatan-kekuatan Kristiani.
kecepatan tinggi, Selain
kelebihan penekanan pada
pemilikan
kecepatan tinggi,
yang kelebihan
lebih berat pemilikansecara
juga dikemukakan yang lebihdalam
spesifik berat jugaglobal
konflik dikemukakan
dalam konflik global mencapai
mencapai supremasi: supremasi:
§°¨ RXj¦ªq RWj°Ã r¯Û XSÀIVÙ §¯¨ ÈOÄ=c¯wXSW% Õ0Q ÁU2 ¦W% %U
VÙ
‘Kemudian akanakan
‘Kemudian hal hal
ia iayang
yangtimbangannya berat,
timbangannya berat, ia akan
ia akan menikmati kehi
menikmati
menyenangkan.’ (S.101 Al-Qariah:7-8) 54
kehidupan yang menyenangkan.’ (S.101 Al-Qariah:7-8)54
662
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
Referensi
1. Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta 2002
2. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
3. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
4. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
5. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
6. Tafsir surah 30:3-6 oleh penulis.
7. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
8. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
9. Terjemah surah 38:12 oleh penulis.
663
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
664
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Al-Quran
Lempung Membuka
Wahyu
danIman Ilahi
Tabir
Kepada dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas “Yang
Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib”:
Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
dan Kebenaran
Perspektif Sejarah
665
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
666
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
BENCANA NUKLIR
D
nubuatan itu berkenaan dengan bahaya kemusnahan oleh ledakan
nuklir. Nubuatan demikian dibuat ketika manusia sama sekali tidak
mempunyai
ari antara bayangan apa yangAl-Quran
nubuatan-nubuatan dimaksud
yang dengan
berkaitan ledakan atom. dan
dengan kejadian
Namun sebagaimana
temuan-temuan di zaman ini,akan kami kemukakan,
ada beberapa yang sangat ada beberapa
penting ayat dalam
dan mempunyai implikasi
global. Salah satu nubuatan itu berkenaan dengan bahaya kemusnahan oleh ledakan nuklir.
Al-Quran
Nubuatan yang
demikian jelasketika
dibuat berbicara
manusiatentang partikel-partikel
sama sekali tidak mempunyai kecil tidak
bayangan apa yang
berartidengan
dimaksud yang ledakan
dikatakan
atom.merupakan sumberakan
Namun sebagaimana enerji
kamiluar biasa, seolah-
kemukakan, ada beberapa
ayat dalam Al-Quran yang jelas berbicara tentang partikel-partikel kecil tidak berarti yang
olah mengandung
dikatakan api neraka
merupakan sumber di dalamnya.
enerji luar Ajaib terdengarnya
biasa, seolah-olah mengandung api tetapi
neraka di
dalamnya. Ajaib terdengarnya tetapi memang itulah yang dikemukakan secara harfiah
memang
dalam ayat:
itulah yang dikemukakan secara harfiah dalam ayat:
Z[ §¬¨ ÈPWVØ]U àÄ VW% DU ½ _ÙVVf §«¨ ÈP\jiWÃXT <YW% \ÌX+VF s° §ª¨ QWs\-x QWs\-ÉF ©G#Á°L #
¸ ØcXT
rQ"Wà À̯ ¼V" ³ª/ §¯¨ ÅQ\iVSÀ-Ù qà W5 §®¨ ÉR\-V¼ÈVÙ W% \XqØjU W%XT §¨ °R\-V¼ÈVÙ r¯Û D[kWAÄjV
§²¨ Q\ji\-v% iX+[Å r¯Û §±¨ ¸Q\i_ØUv% 1®M×nQ Wà SM;¯ §°¨ ®Q\i°ÙÙ)]
‘Celaka bagi setiap pengumpat, pemfitnah, yang menimbun harta dan selalu
‘Celaka bagi setiap pengumpat, pemfitnah, yang menimbun harta dan selalu
menghitung-hitungnya. Ia menyangka bahwa hartanya akan menjadikannya tetap abadi.
menghitung-hitungnya.
Sekali-kali tidak! Tentulah iaIaakan
menyangka bahwa
dicampakkan ke hartanya akan menjadikannya
dalam “huthamah.” Dan apakah
tetap
yang abadi.engkau
membuat Sekali-kali tidak!
tahu apa Tentulah itu.
“huthamah” ia Itulah
akan api
dicampakkan ke dalam
Allah dari bahan bakar
yang diawetkan, yang
“huthamah.” Dannaik sampaiyang
apakah ke jantung.
membuatSesungguhnya api ituapa
engkau tahu ditutup rapat pada
“huthamah”
tiang-tiang yang
itu. Itulah apipanjang untuk
Allah dari digunakan
bahan bakarterhadap mereka.’ (S.104
yang diawetkan, Al-Humazah:2-
yang naik sampai ke
10) 1
jantung. Sesungguhnya api itu ditutup rapat pada tiang-tiang yang panjang
untukAl-Quran
Surah digunakanyang
terhadap mereka.’
pendek ini (S.104
sangatAl-Humazah:2-10)
padat dengan banyak
1 pernyataan
mencengangkan yang jauh berada di luar jangkauan pemahaman manusia di zaman
turunnya. Apakah bukan aneh bahwa orang-orang berdosa dengan deskripsi tertentu itu
Surah Al-Quran
akan dilemparkan yang pendek
ke dalam ‘huthamah’ ini sangat
yang berarti partikelpadat dengan
atau zarah banyak
terkecil seperti yang
pernyataan mencengangkan yang jauh berada di luar jangkauan
biasa kita lihat melayang beterbangan pada seberkas sinar terang yang menembus ke sebuah
ruangan gelap.
pemahaman manusia
Leksikon bahasa Arabdimenjelaskan
zaman turunnya. Apakah mengandung
bahwa ‘huthamah’ bukan anehdua bahwa
akar kata
yaitu pertama hathamah yang berarti ‘menumbuk’ atau ‘menjadikannya sebagai bubuk yang
amat halus’ sedangkan arti kedua adalah hithmah yang berarti ‘partikel paling kecil yang
tidak berarti.’ Yang dimaksud hithmah adalah hasil yang diperoleh jika menumbuk sesuatu
667
sampai ke unsurnya yang paling kecil.
Kedua pengertian tersebut bisa diterapkan pada setiap partikel yang sedemikian
kecil sehingga telah mencapai status tidak bisa dibagi lagi. Mengingat konsep tentang atom
belum lagi lahir 14 abad yang lalu maka substitusi terdekat untuk itu adalah ‘huthamah’ yang
deskripsinya dekat sekali dengan atom. Belum lagi kita pulih dari goncangan bahwa akan
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
668
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
669
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
670
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Ledakan Nuklir
671
dari elemen yang baru yang
Seseorang tercipta jumlahnya
kurang memahami lebih kecil dari
deskripsi ilmiahelemen
tentanginduk
bentukawaldari yang
suatu biasa
disebut letusan
sebagaiatomik
logamdan berat. Bagianapa
perubahan kecil
sajadari
yangberat atom yang
ditimbulkan dalamhilang
massa dalam
nuklir, iaproses
belumitulah
yang berubah
akan bisamenjadi
memahamienerji. Sebenarnya
sepenuhnya makna bukan hanya
ekspresi ini saja
Al-Quran model
tentang dari sebuah
‘tiang-tiang yang bom
terhampar
nuklir, tetapi kami panjang.’
memilihPara ahli nuklir
uraian menggambarkan
sederhana ini guna status dari massa
menjelaskan kritis yang
tentang prosesakantiang-
Mirza
Bagian
Bagian
Bagian
meledak V
Tahir
1II
IIIV
VI Ahmad
III
IV
sebagai
IV suatu rentangan panjang yang berdenyut karena besarnya tekanan tenaga
tiang yang memanjang.
yang terhimpun di dalamnya. Tekanan ini diakibatkan oleh perpanjangan nukleus sebelum
K
pecah dimana dalam proses tersebut sebuah elemen dari berat atom yang tinggi akan
terbelah menjadi dua elemen dengan berat atom yang lebih rendah. Total bobot berat atom
dari elemen
embali Pada
kepada yangsaat
baruterjadi
masalah tercipta letusan,
bagaimana apisejumlah
jumlahnya lebih kecilbesar
tersebut dari sinar
dari elemen
bisa gamma,
induklangsung
melompat awal yangkebiasa
jantung,
disebut sebagai logam berat. Bagian kecil dari berat atom yang hilang dalam proses itulah
deskripsi
neutron
ilmiahnya
yang
dan
berubah adalah
sinar-x dilepaskan
menjadisebagaimana berikut
enerji. Sebenarnya
langsung.
bukan
Sinar-x akan langsung
ini:hanya ini saja model dari sebuah bom
Pada saat menaikkan
nuklir, tetapi
terjadi kamisuhu
letusan, ke tingkat
memilih
sejumlahuraian panas
besar darimeteorik
sederhana ini guna
sinar sambil
gamma, menciptakan
menjelaskan
neutron tentang bola dilepaskan
proses
dan sinar-x tiang-
tiang
langsung. yang memanjang.
Sinar-x akan langsung menaikkan suhu ke tingkat panas meteorik sambil
api raksasa yang naik secara cepat terbawa oleh letusan atomik yang
K
menciptakan bola api raksasa yang naik secara cepat terbawa oleh letusan atomik yang amat
amat Inilah
sangat panas. sangat panas.
yang Inilah yang bentuk
menjadi menjadi bentuk payung api berbentuk
embali kepada masalah bagaimana api tersebut bisa melompat
payung apicendawan
berbentukyangcendawan
bisa dilihat dari bisa
yang jauh. langsung
jarak yang amat Ledakan Sinar-x ke jantung,
Nuklir
itu
deskripsi ilmiahnya adalah sebagaimana berikut ini:
Padajuga
dilihat dari saat bergerak
jarakterjadi ke samping ke
yangletusan,
amat sejumlah
segala
besar
jauh. Sinar-x dari arah bersamaan dengan neutron
itu sinar gamma, neutron dan sinar-x dilepaskan
yang ke
langsung.
juga bergerak menimbulkan
Sinar-x
kehawa
akan langsung
samping yang amatsuhu
menaikkan
segala arah panaske yang
tingkatakan membakar
panas meteorik sambil
menciptakan bola api raksasa yang naik secara cepat terbawa oleh letusan atomik yang amat
bersamaan segala
dengan
sangat sesuatu
panas.neutron yang
Inilah yangdilewatinya.
yang menimbulkan Kecepatan gerak dari paparan panas
menjadi bentuk
hawa yang amat
payung apipanas yang cendawan
berbentuk akan membakar
yang bisa Ledakan Nuklir
ini beberapa kali lipat kecepatan suara sambil juga menimbulkan
segala sesuatu yang dilewatinya. Kecepatan
gerak dari renjatan
dilihat dari jarak
paparan atau gelombang
yang
panas amat jauh. kejut.
ini beberapa Sinar-x Namun
kaliitu yang lebih cepat lagi dan
juga bergerak ke samping ke segala arah
lipat jauh lebih mampu
kecepatan suara berpenetrasi
sambil
bersamaan dengan neutron yang menimbulkan
adalah sinar gamma yang mendahului
juga
menimbulkan renjatan
hawapaparan
yang amat panasatau
panas gelombang
tersebut
yang akan maju kejut.
kemuka dengan kecepatan sinar. Sinar
membakar
Namun segala
yang sesuatu
lebih cepatyang lagi dan jauh
dilewatinya. lebih
Kecepatan
mampu gerak inidari
bervibrasi
berpenetrasi adalah
paparan demikian
sinar
panas kencangnya
inigamma
beberapayang kali sehingga hanya dengan vibrasi
mendahuluiitupaparan
lipat saja jantung
kecepatan panas langsung
suara tersebut matimaju
sambil berhenti bekerja. Dengan demikian
juga
kemukamenimbulkan
dengan
kematian
renjatan atau
kecepatan
bukan
gelombang
sinar. Sinar kejut.
ini
Namun yang lebih cepat diakibatkan
lagi dan jauh oleh lebih panas tinggi yang dihasilkan
bervibrasi demikian kencangnya sehingga
mampu berpenetrasi
sinar-x tetapi adalah enerji
sinar gamma yang dari sinar gamma yang langsung
hanya dengan
mendahuluivibrasi itukarena
paparan saja jantung
panas
luar biasa
langsung
tersebut maju mati berhenti bekerja. Dengan demikian
kematian menimbulkan
bukan
kemuka diakibatkan
dengan kematian.Demikian
kecepatanolehsinar.
panasSinar
tinggi itulah
ini justru deskripsi
yang dihasilkan Al-Quran.
sinar-x tetapi karena enerji
luar biasa dari
bervibrasi
Begitusinar gamma
demikian
juga yang
kencangnya
dalam sajasurah langsung menimbulkan
sehingga
Ad-Dukhan kematian.Demikian
(Asap) dikemukakan adanyaitulah justru
hanya
deskripsi dengan Begitu
Al-Quran. vibrasi itu
juga dalam jantung
surah Ad-Dukhan
langsung mati berhenti
(Asap)bekerja. Dengan demikian
dikemukakan adanya awan
mematikan awan
kematian mematikan
yangbukan yang
diakibatkan
mengandung asap mengandung
oleh panas
yang tinggi asap
menyala: yang yang menyala:
dihasilkan sinar-x tetapi karena enerji
luar biasa dari sinar gamma yang langsung menimbulkan kematian.Demikian itulah justru
deskripsi Al-Quran. Begitu juga dalam surah Ad-Dukhan (Asap) dikemukakan adanya awan
§ªª¨ ³2yang
mematikan j°U Ì!mengandung
[kWà [k\F `asap §ª©¨ Ûܯv% DV]Ài¯ ÃÄ\- r¯$Ú
V" W3×SWc Ô ªV"×qVÙ
ÙÓWcmenyala:
= ³\yang
§ªª¨ ³2
‘Maka tunggulah
‘Maka U Ì![kWÃ [engkau
j°engkau
tunggulah \F `itu,
khari hari ÙÓWc ketika
= ³\ketika
itu, Ûܯlangit
§ª©¨langit v% DVakan
]Ài¯ ÃÄ\-
akan r¯$Ú
V" W3×SWc Ô ªasap
mengepulkan
mengepulkan ×qVÙ yang
V"asap yang jelas
kentara, yang akan
jelastunggulah
kentara, yangmeliputi segenap
akanhari meliputi manusia.
segenap Ini
manusia.akan merupakan
Ini akan merupakan azab yang pedih.’
azabjelas
‘Maka
(S.44 Ad-Dukhan:11-12) engkau
2
itu, ketika langit akan mengepulkan asap yang
yang pedih.’ (S.44 Ad-Dukhan:11-12)
kentara, yang akan meliputi segenap manusia.
2 Ini akan merupakan azab yang pedih.’
(S.44 Ad-Dukhan:11-12) 2
Fitrat awan ini lebih diperjelas lagi oleh ayat:
Fitrat
Fitrat awan
awan ini diperjelas
ini lebih lebih diperjelas
lagi olehlagi
ayat:oleh ayat:
YXT #k¯ V¿ Y
§¬©¨ \ÈÅ °@Q U2 s°l G#°¿ rQ¯ ßSÁ¯ V¼5 §«²¨ WDSȪLkVÉ" °O¯ 2È)=Å W% rQ¯ ßSÁ¯ V¼5
YXT #k¯ V¿ Y
§¬©¨ \ÈÅ °@Q U2 s°l G#°¿ rQ¯ ßSÁ¯ V¼5 §«²¨ WDSȪLkVÉ" °O¯ 2È)=Å W% rQ¯ ßSÁ¯ V¼5
§¬¬¨ ·m§¬¬¨
ÙÝÀ·mÙݸ0 FQ XÈ+ FO5ÈUO[5U[ §¬«¨
ÀQ X+¸0 §¬«¨¯nÔ§
¯nÔ§VVÙÙ[[ qqWmWmW
W¯¯r®r®*×m*V"×mV"SM;S¯M;¯§¬ª¨§¬ªª ¨\Iª \I]C °%³®]C
BÙÓ°%Äc ³®BÙÓÄc
359 359
672
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
‘Mereka akan diperintahkan “Pergilah kamu kini kepada apa yang selalu
kamu dustakan, ya pergilah kepada bayang-bayang bercabang tiga, yang tidak
memberi teduh dan tidak pula melindungi dari nyala api. Sesungguhnya ia
melontarkan nyala api laksana puri-puri berukuran raksasa, seakan-akan puri-
puri itu unta-unta berwarna kuning.’ (S.77 Al-Mursalat:30-34)3
‘Hari itu’ ( ) juga bisa berarti Hari Kiamat, tetapi juga bisa
673 berkaitan
aat di bumi ini ketika mereka yang menolak mempercayai tanda-tanda ( ) aka
sap yang melantunkan bayang-bayang mematikan atas segala sesuatu ya
bawahnya. Bentuknya sebagai bayangan yang akan bergerak dari daerah ke da
semburan api raksasa berwarna kekuningan dan diibaratkan sebesar istana dengan
tampakan seperti unta. Bisa jadi disini tidak saja diserupakan dengan warnanya tetapi juga
dengan bentuk punuk unta.
Manusia di abad ke 7 tentunya tidak mempunyai bayangan atau pengertian
mengenaiBagian
signifikasi
Mirza
Bagian
Bagian V
Tahir
1II
IV
II awan atau asap yang mematikan demikian. Jelas semuanya berada di
VI Ahmad
III
IVIV
luar kemampuan pemahaman mereka. Sekarang ini kita telah mengetahui atau melihat
bentuk letusan atomik dan bisa membayangkan bentuk awan radioaktif yang dihasilkannya.
Deskripsi mengerikan demikian juga diungkap di ayat lain dalam surah Al-Quran
tersebut yaitu: ‘Hari itu’ ( ) juga bisa berarti Hari Kiamat, tetapi juga bisa
berkaitan dengan suatu saat di bumi ini ketika mereka yang
ܯªLkV¿-Ú °L k®W%×SWc (¸#Øc)XT akan disiksa oleh asap yang
menolak mempercayaiWÛtanda-tanda
melantunkan bayang-bayang mematikan atas segala sesuatu yang
‘Celakalah pada hari itu orang-orang yang mendustakan kebenaran.’ (S.77 Al-
berada di bawahnya.
Mursalat:16) 4 Bentuknya sebagai bayangan yang akan bergerak
dari daerah ke daerah, sebagai bayangan penuh penderitaan dan
‘Hari itu’ ( ) juga bisa berarti Hari Kiamat, tetapi juga bisa berkaitan dengan suatu
tidak membawa keteduhan sama sekali. Masa seperti itulah setelah
saat di bumi ini ketika mereka yang menolak mempercayai tanda-tanda ( ) akan disiksa oleh
asap yangmenyaksikan
melantunkanhukuman Ilahi dalam
bayang-bayang mematikan dimensiatas yangsegala
demikian kolosal
sesuatu yang berada di
bawahnya.maka
Bentuknya sebagai bayangan yang akan
manusia akan berpaling kepada Tuhan memohon rahmat- bergerak dari daerah ke daerah, sebagai
bayangan penuh penderitaan dan tidak membawa keteduhan sama sekali. Masa seperti
Nya untuk
itulah setelah menyelamatkan
menyaksikan hukuman dirinya Ilahi dalam dari hukuman yang demikian
dimensi yang tak terperikolosal maka
manusia demikian. Hanyakepada
akan berpaling saja ketika kemurkaan
Tuhan memohon Allahrahmat-Nya
swt sudah turun ke atas
untuk menyelamatkan
dirinya dari
manusia maka saat memperoleh keampunan dan keselamatan sudah Allah swt
hukuman yang tak terperi demikian. Hanya saja ketika kemurkaan
sudah turun ke atas manusia maka saat memperoleh keampunan dan keselamatan sudah
lewat. Demikian
lewat. Demikian juga yang dijelaskan
juga yang dijelaskan Al-Quran: Al-Quran:
§ª¨ ÏDSÄ=ÙI
& ³2 \ÈÄ% SÅVXT ÈOØ=Wà ×SXSV" 1É2 §ª¬¨ ¸Ûܯv% ¸$SÀyXq ×1ÉFXÄ\C ÕiVXT sWmÙ°G Ä1ÀIV r7U
mereka mereka
‘Betapa ‘Betapa dapat dapat
memperoleh faedah
memperoleh dari
faedah dariperingatan
peringatan itu ketika telah
itu ketika telah datang
kepada mereka
datang kepada mereka seorang rasul yang menerangkan segala sesuatu dengan Namun
seorang rasul yang menerangkan segala sesuatu dengan jelas.
demikianjelas.
mereka
Namunberpaling
demikian daripadanya dan berkata
mereka berpaling “Ia telah
daripadanya diajari,“Ia
dan berkata ia telah
orang gila.” ’
(S.44 Ad-Dukhan:14-15)
diajari, ia orang gila.” ’ (S.44 Ad-Dukhan:14-15)5
5
674
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
675
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
676
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Õ VVXT
§®¨ ÃqÅkw< ¨CÙÓÉ" \-VÙ ¸RWÓ¯ W R\-Ó°O §¨ Îm\B\jØsÄ% °Oj°Ù W% °ÄW5)] ]C°K% 1ÉFXÄ\B i
‘Telah datang kepadakepada
‘Telah datang mereka kisah-kisah
mereka kejadian
kisah-kisah yang
kejadian mengandung
yang mengandungperingatan.
Hikmahperingatan.
yang sempurna tetapi peringatan-peringatan itu tidak berfaedah bagi mereka.’
Hikmah yang sempurna tetapi peringatan-peringatan itu tidak
(S.54 Al-Qamar:5-6)
berfaedah bagi mereka.’ (S.54 Al-Qamar:5-6)6
6
Kalau manusia tidak bisa menarik pelajaran dari petunjuk demikian, maka merek
Kalau manusia tidak bisa menarik pelajaran dari petunjuk
hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri jika kemudian harus ditimpa berbagai konsekwens
demikian,
yang membawa maka mereka hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri
bencana.
Bencana nuklir yang ditimpa
jika kemudian harus dikemukakan ini konsekwensi
berbagai juga diungkapkan dalam surah Tha H
yang membawa
berkaitan dengan konsekwensi akhirnya. Berkenaan dengan implikasinya itu, surah ini jug
bencana.
menjelaskan betapa keangkuhan dan keangkaraan dari negara-negara adidaya di mas
tersebut akan Bencana nuklir
dipatahkan yangumat
namun dikemukakan ini juga
manusia tidak diungkapkan
musnah seluruhnya. dalam
Ayat
surah Tha Ha berkaitan dengan konsekwensi akhirnya. Berkenaantidak menjad
berkaitan secara jelas menubuatkan bahwa peristiwa tersebut
titik terminasi umat manusia. Hanya kekuasaan dari kekuatan-kekuatan politik yan
takabur dengan implikasinya
saja yang itu, surah ini juga
akan dicerai-beraikan danmenjelaskan betapa
direndahkan. keangkuhan
Dari kuburan mereka aka
dan keangkaraan
muncul tatanan dunia baru.dari negara-negara
Superpower yangadidaya
seperti pada masa
gunung tersebut
tersebut akan
akan dilumatkan da
diratakandipatahkan
seperti halnya padang pasir. Dalam kontur demikian
namun umat manusia tidak musnah seluruhnya. tidak lagi terlihat siapa yan
tinggi dan siapa yang rendah, siapa yang di atas atau siapa yang di bawah.
Ayat berkaitan secara jelas menubuatkan bahwa peristiwa tersebut
SMn°Ùtidak menjadi
sWmV" Y _¡ÙÝ_terminasi
§ª©¯¨ <Ýtitik ;ÆV \FÃq[kXjumat <ÝÔQ6 r¯PXq Hanya
VÙ §ª©®¨manusia. \IÁݦ<Wc ×#kekuasaan
ÁVÙ ª$W¦IÙ ¨Cdari
WÃ \W5SÉ WÔRdXT
kekuatan-kekuatan politik yang takabur saja yang akan dicerai-beraikan
ZVÙdan ¨CX+ØSdirendahkan.
m ° À1XSÕ)] °0Dari Ä V \NXS°Ã mereka
\ÈW\\XTkuburan Y ]³¦Ç
akan
|ESÄmunculȯ)Wc k®W%×Statanan
Wc §ª©°¨ >dunia)Ù%U ,YXT =CXS°Ã
baru. Superpower yang seperti gunung tersebut akan dilumatkan dan
§ª©±¨ 6Õ-\F Y¯ ÀÌ\-ÔQ#
diratakan seperti halnya padang pasir. Dalam kontur demikian tidak
‘Mereka
lagi terlihatbertanyasiapakepada engkaudan
yang tinggi mengenai
siapa yanggunung-gunung.
rendah, siapa Maka yang katakanlah
di atas “Tuhan-
ku akan menghancurkannya hingga berkeping-keping dan menghamburkannya bagaikan
atau Maka
debu. siapa Diayangakan di bawah.
meninggalkannya sebagai tanah datar yang gersang, rata. Tidak
akan kau lihat di dalamnya landaian dan tidak pula tanjakan.” Pada hari itu mereka
akan langsung mengikuti sang Penyeru, tiada kebengkokan dalam ajarannya dan semua
suara akan merendah di hadapan Tuhan yang Maha Pemurah dan tidaklah engkau akan
mendengar kecuali bisikan-bisikan langkah kaki yang sangat lemah.’ (S.20 Tha
Ha:106-109) 7
677
Adalah Tuhan, Pemerata Yang Maha
Sempurna, yang tangan-Nya akan membawa
transformasi ajaib tersebut. Yang dimaksud
dengan gunung-gunung adalah tamsil dari
menjelaskan betapa keangkuhan dan keangkaraan dari negara-negara adidaya di masa
tersebut akan dipatahkan namun umat manusia tidak musnah seluruhnya.
Ayat berkaitan secara jelas menubuatkan bahwa peristiwa tersebut tidak menjadi
titik terminasi umat manusia. Hanya kekuasaan dari kekuatan-kekuatan politik yang
takabur saja yang akan dicerai-beraikan dan direndahkan. Dari kuburan mereka akan
munculMirza
Bagian
Bagian
Bagian V
Tahir
1II
IV
II
IV Ahmad
VI dunia
III
IV
tatanan baru. Superpower yang seperti gunung tersebut akan dilumatkan dan
diratakan seperti halnya padang pasir. Dalam kontur demikian tidak lagi terlihat siapa yang
tinggi dan siapa yang rendah, siapa yang di atas atau siapa yang di bawah.
SMn°Ù sWmV" Y §ª©¯¨ <Ý_¡ÙÝ_ ;ÆV \FÃq[kXjVÙ §ª©®¨ <ÝÔQ6 r¯PXq \IÁݦ<Wc ×#ÁVÙ ª$W¦IÙ ¨CWÃ
\ W5SÉ WÔRdXT
ZVÙ ¨CX+ØSm ° À1XSÕ)] °0\ÈW\\XT Ä V \NXS°Ã Y ]³¦Ç |ESÄȯ)Wc k®W%×SWc §ª©°¨ >)Ù%U ,YXT =CXS°Ã
678
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
679
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
Contoh dari umat pada masa Nabi Yunus as yang telah diselamatkan
dari kemurkaan Tuhan yang telah dijanjikan setelah mereka bertobat
dengan sepenuh hati, menimbulkan sebersit harapan bagi kita
sekarang ini. Walaupun realitasnya belum ada pembenaran bagi
optimisme kita melihat terus merosotnya akhlak manusia umumnya,
hanya tinggal harapan itu sajalah yang masih tersisa. Di luar itu adalah
kegelapan malam dari keputus-asaan semata. Penawar dari penyakit
yang berakar sangat dalam ini tidak berada di tangan para messias
yang tak bertuhan. Semuanya ada di tangan Tuhan semata, namun
ini pun kalau kita mau menengadahkan tangan dalam doa kepada-
Nya. Bisa jadi kami berbicara dalam bahasa yang tidak dimengerti
manusia kontemporer. Semua ini terdengar bertentangan dengan apa
yang biasa mereka dengar. Hanya Tuhan saja yang tahu kiranya.
Referensi
1. Tafsir surah 104:2-10 oleh penulis.
2. Tafsir surah 44:11-12 oleh penulis.
3. Tafsir surah 77:30-34 oleh penulis.
4. Tafsir surah 77:16 oleh penulis.
5. Tafsir surah 44:14-15 oleh penulis.
6. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
7. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
680
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Bencana
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
AgamaNuklir
Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
REKAYASA GENETIK
REKAYASA GENETIK
M
M
elalui rekayasa di bidang genetik, sekarang ini dimungkinkan
mengubah beberapa ciri bentuk kehidupan. Hanya saja di
zaman elalui
ketikarekayasa
ayat berikut ini diwahyukan,
di bidang tidak ada
genetik, sekarang ini seorang pun yang
dimungkinkan mengubah
mampu membayangkan hal tersebut dalam khayalan yang paling aneh
beberapa ciri bentuk kehidupan. Hanya saja di zaman ketika ayat berikut ini diwahyukan,
sekali
tidak ada pun. Di pun
seorang bawah
yangini adalahmembayangkan
mampu ayat berkaitanhalbeserta
tersebutterjemahnya:
dalam khayalan yang
paling aneh sekali pun. Di bawah ini adalah ayat berkaitan beserta terjemahnya:
REKAYASA GENETIK
CÁ°P*XÄkQ VÙ ×1ÀI5WmÄ%8[XT ×1ÀI<Wo°K<W%B]XT ×1ÀI< ¦ªB]XT §ªª±¨ <ªTÄmÙÝ% ;j¦¡W5 [°jW°Ã ÕC°% D[k°c%9] |AVXT
M ‘. ‘...
hamba
beberapa
elalui
. . dan
dariciri
kepada
rekayasa
daniaia(syaitan)
Engkau.
(syaitan)
hamba-hamba Dan
di bidang
berkata “Niscaya
berkata
niscaya
bentuk harapan-harapan
mereka kehidupan.
akan
Engkau.Hanya
genetik,
“Niscaya aku sekarang
aku akan
kusesatkan
Dan niscaya
saja di
kosong
mengambil
danzaman
mereka
niscaya
ini
bagian
akan mengambil
dan
akan kusesatkan
ketika
dimungkinkan
tertentu
bagian dari
niscaya
akanayat
mereka akan
berikut
kusuruh
mengubah
hamba-
tertentu
kujanjikan
danini
niscaya
mereka diwahyukan,
supaya
ª2\ÈØ5)] |EVlXÄ
akanseorang
tidak memotong
ada kujanjikan
pun kepada
yang mereka
mampu harapan-harapan
membayangkan kosong
hal dan
tersebut niscaya
dalam
telinga binatang-binatang ternak . . .” ’ (S.4 An-Nisa:119-120) 1 akan yang
khayalan
paling aneh
kusuruhsekali pun. Di
mereka bawah
supaya ini adalahtelinga
memotong ayat berkaitan beserta terjemahnya:
binatang-binatang ternak...” ’ (S.4
An-Nisa:119-120)
Bukan konsep mutilasi hewan dengan cara memotong ekor atau mengiris telinga
CÁ°P*XÄkQ VÙ ×1Al-Quran
ÀI5WmÄ%8[XT ×1ÀIdalam
<Wo°K<W%B]XT ayat
×1ÀI< ¦ª <ªTÄmÙÝitu
% ;menjadi
j¦¡W5 [°jWkebiasaan
°Ã ÕC°% D[k°c%di
1
yang dimaksud B]XTPada
ini. §ªª±¨masa 9] antara
|AVXT bangsa
Arab di masa jahiliah untuk membuat irisan di telinga hewan yang akan menjadi korban
Bukan dewa-dewa.
kepada berbagai konsep mutilasi Apa yanghewan diutarakan dengan berikutnyacara dalammemotong ª2ayat
\ÈØ5)]yang
|E ekor
Vlsama
XÄ itu
malah lebih dramatis dan bersifat revolusioner. Ayat itu diakhiri dengan mengatribusikan
atau syaitan
kepada mengiris
‘. . . dantentang
telinga
ia (syaitan) maksud yangburuk
berkata
dimaksud
“Niscayalainnya Al-Quran
aku dimana
akan mengambil
dalam
ia akan ayat
menggoda
bagian tertentu
ini. Pada untuk
manusia
dari hamba-
masa hamba
melakukan itu menjadi Engkau. kebiasaan
perubahan-perubahan Dan niscayadiakan pada antara
pola bangsamereka
dari
kusesatkan mahluk Arabdan pada
ciptaan masaakan
Tuhan.
niscaya jahiliah
Selanjutnya
kujanjikan ayat
tersebut mengungkapkan:
kepada mereka harapan-harapan kosong dan niscaya akan kusuruh mereka supaya
untukmemotong
membuat telinga irisan di telinga ternak
binatang-binatang hewan . . .”yang akan menjadi 1korban
’ (S.4 An-Nisa:119-120)
ª²¨ ;<o¯v% <5Wmberbagai
§ªkepada ÔÅ\ Wm¦\\ ÕiVdewa-dewa.
VÙ £ETÀj C°K% YApaj°XT ]CV¼yang
Ùk
ªkdiutarakan
°b)Wc CW%XT |< Ú \\ EÈnªKmWÓÄjQ VÙ ×1dalam
berikutnya ÆM;]pÀ'8[XT
Bukan konsep mutilasi hewan dengan cara memotong ekor atau mengiris telinga
ayatdimaksud
yang yang sama Al-Quranitu dalam
malahayat lebih dramatis
ini. Pada masa itu danmenjadibersifat revolusioner.
kebiasaan di antara bangsa
Arab di ‘. . masa
. dan jahiliah
niscaya untuk membuat
akan kusuruh mereka irisan di telinga
mengubah hewanAllah.”
mahluk yang akan menjadi korban
Dan barangsiapa
Ayatmengambil
kepada itu
berbagaidiakhiri dengan
dewa-dewa.
syaitan menjadi Apa mengatribusikan
yang diutarakan
sahabat selain Allahberikutnya
kepada dalam
maka sesungguhnya
syaitanayat tentang
ia yang menderita sama itu
maksud
malah lebihburuk
kerugian dramatis lainnya
yang nyata.’ dan(S.4 dimana
bersifat ia 2akanAyat
revolusioner.
An-Nisa:120) menggoda
itu diakhirimanusia untuk
dengan mengatribusikan
kepada syaitan tentang maksud buruk lainnya dimana ia akan menggoda manusia untuk
melakukan
melakukan Kemungkinan perubahan-perubahan
perubahan-perubahan
bisa mengubahpada fitratpola pada
ciptaan pola bukanlah
dari Tuhan
mahluk dari
ciptaan mahluk
Tuhan.
suatu konsep ciptaan
Selanjutnya ide yangayat
tersebut
bisa dicerna mengungkapkan:
oleh manusia di masa lalu. Jelas sekali kalau ayat ini berbicara tentang
Tuhan. Selanjutnya ayat tersebut mengungkapkan:
posibilitas yang belum lagi dikenal di cakrawala era terdahulu. Kalau hanya melukai kecil
atau ;<o¯v% <5WmÔÅ\perubahan
§ªª²¨melakukan Wm¦\\ ÕiVVÙ fisik
£ETÀjsederhana
C°K% Yj°XT ]CV¼melalui
Ùk
ªk°b)proses
Wc CW%XT torehan
|<Ú \\ E ×1ÆM;]pÀ'8[proses
ÈnªKmWÓÄjQ VÙsuatu
adalah XT
sederhana yang sanggup dilakukan manusia di segala zaman. Tetapi posibilitas membentuk
perubahan substansial pada ciptaan Tuhan belum dikenal sebelum zaman modern sekarang.
Penambahan ‘. . . rekayasa
dan niscaya genetikakansebagai
kusuruhcabang merekailmu baru dari
mengubah mahluktelaah ilmiahDan
Allah.” sekarang barangsiapa ini baru
berumur mengambil satu atau dua dasawarsa.
syaitan menjadi Tetapi
sahabatcabang selain ilmu Allahini makabergerak cepat sampai
sesungguhnya ia menderita ke suatu
tingkatankerugian dimanayang telahnyata.’
mencapai tahapan yang2diingatkan Al-Quran pada 14 abad
(S.4 An-Nisa:120) 681 lampau.
Manusia sudah mulai mencampuri rencana penciptaan Ilahi dan sampai suatu tingkat
tertentu Kemungkinan
telah berhasil bisa mengubah mengubah bentuk fitrat kehidupan
ciptaan Tuhan dari bakteri,
bukanlah serangga
suatu konsep dan lain-lain. ide yang
Beberapa
bisa dicerna langkah olehlagi maka hal
manusia itu akan
di masa lalu.membawa
Jelas sekali bencana.
kalau Beberapa
ayat ini berbicara ilmuwan sudah tentang
mulai membunyikan
posibilitas yang belum tanda bahayanya,
lagi dikenal namun sayangnya
di cakrawala era terdahulu. untuk Kalaumemutar
hanya melukai balik roda kecil
eksperimen
atau melakukan di bidang ini sudahfisik
perubahan berada di luar kemampuan
sederhana melalui proses mereka. torehan adalah suatu proses
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
‘... dan niscaya akan kusuruh mereka mengubah mahluk Allah.” Dan
barangsiapa mengambil syaitan menjadi sahabat selain Allah maka
sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.’ (S.4 An-Nisa:120)2
682
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Rekayasa
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Genetik
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
683
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
Catatan:
* Misalnya dalam bentuk mikroba bakteri yang kebal terhadap
segala bentuka obat dan antibiotika. (Penterjemah)
Referensi
1. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2. (Tambahan kata syaitan dalam
kurung adalah dari penulis)
2. Terjemah 4:120 dari penulis.
684
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Rekayasa
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Genetik
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
WABAH PES
685
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
686
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
buruan umat Muslim yang justru beliau bela. Semua sahabat beliau
berubah menjadi musuh dan yang tadinya mendoakan kebaikan
sekarang mengharapkan kematiannya karena telah berani menyatakan
kewafatan Nabi Isa as serta kelahirannya kembali secara keruhanian di
antara umat Muslim. Beliau dicaci-maki dan dilawan habis-habisan
sedemikian rupa sebagai suatu yang tidak pernah ada padanannya di
anak benua India. Justru pada saat demikian ketika beliau dikhianati
oleh dunia Islam dan dimusuhi secara terbuka oleh agama-agama
lain, beliau memperoleh keyakinan dari Allah swt bahwa Dia tidak
akan meninggalkannya. Banyak peringatan-peringatan nubuatan
yang diwahyukan kepada beliau berkaitan dengan hukuman Tuhan
kepada mereka yang memusuhi beliau secara keterlaluan. Banyak pula
peringatan Ilahi yang diwahyukan berkaitan dengan hukuman langit
dalam skala besar agar manusia umumnya bisa menarik pelajaran
daripadanya, namun ternyata mereka tidak memperdulikannya.
Beliau dianggap palsu namun peringatan nubuatan tentang hukuman
Ilahi tidak bisa dipalsukan.
687
berkaitan dengan hukuman langit dalam skala besar agar manusia umumnya bisa menarik
pelajaran daripadanya, namun ternyata mereka tidak memperdulikannya. Beliau dianggap
palsu namun peringatan nubuatan tentang hukuman Ilahi tidak bisa dipalsukan.
S Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
alah satu peringatan itu bertalian dengan epidemi penyakit pes yang kemudian
Naml:83)
2
Kata daabbah sebagaimana digunakan dalam Al-Quran telah dijelaskan berkenaan
dengan ayat lain yang dibahas di muka. Kata ini bisa digunakan pada berbagai jenis hewan,
dari yang paling
Kata kecil sampai
daabbah yang paling digunakan
sebagaimana besar, yang bergerak
dalam di muka bumi
Al-Quran dengan
telah
mekanisme lokomotif. 3
dijelaskan berkenaan
Amat penting memahami dengan ayatnubuatan
signifikasi lain yang dibahas
ini yang membawadi muka. Kataamat
pesan yang
kuat buat manusia di zaman ini. Banyak cendekiawan Muslim dan penafsir Al-Quran di
ini lalu
masa bisayang
digunakan
mengkaitkan pada berbagai
nubuatan jenisdengan
tersebut hewan, dariketika
zaman yangsosok
paling
Imamkecil
Mahdi
dan Masih
sampai yang
yang Dijanjikan
paling akan muncul.
besar, yang Meski mereka
bergerak tidak
di mampu
muka menduga
bumi kedalaman
dengan
yang tersirat dari pesan tersebut namun nyatanya penafsiran mereka sudah demikian
mekanisme
dekatnya. Allamahlokomotif.
Ismail Haqqi Al-Buruswi (wafat 1137 H) mengomentari ayat di atas
3
dalam kitab Rahul Bayan menulis bahwa sosok Imam Mahdi akan datang, setelah itu akan
Amat penting
muncul Dajjal yang diikuti oleh memahami signifikasiDalam
Masih yang Dijanjikan. nubuatan
masa inilahini yangakan
daabbah
muncul
membawadan setelah itu matahari akan muncul dari Barat.
pesan yang amat kuat buat manusia di zaman ini. Banyak
Cendekiawan Syiah yaitu Mullah Fathullah Kashani (wafat 988 H) dalam tafsirnya di
cendekiawan
kitab Minhajus Sadiqin Muslim dan penafsir
telah berkomentar sebagaiAl-Quran
berikut: pada masa lalu yang
mengkaitkan nubuatan tersebut dengan zaman ketika sosok Imam
Mahdi dan Masih yang Dijanjikan akan
muncul. Meski mereka tidak 368
mampu menduga kedalaman yang tersirat dari pesan tersebut namun
nyatanya penafsiran mereka sudah demikian dekatnya. Allamah
Ismail Haqqi Al-Buruswi (wafat 1137 H) mengomentari ayat di atas
dalam kitab Rahul Bayan menulis bahwa sosok Imam Mahdi akan
datang, setelah itu akan muncul Dajjal yang diikuti oleh Masih yang
688
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Dijanjikan. Dalam masa inilah daabbah akan muncul dan setelah itu
matahari akan muncul dari Barat.
Cendekiawan Syiah yaitu Mullah Fathullah Kashani (wafat 988
H) dalam tafsirnya di kitab Minhajus Sadiqin telah berkomentar
sebagai berikut:
‘Sejalan dengan pendapat beberapa kawan kami, ayat ini (yang berkenaan
dengan kemunculan daabbah) menunjuk kepada saat datangnya penguasa
kewenangan Ilahi yang adalah Imam Mahdi bagi umat Muslim.’
689
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
‘Aku akan memelihara mereka semua yang tinggal dalam rumah ini.’4
690
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
691
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
692
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
693
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
694
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
695
berkenaan dengan beliau meski seberapa kecilnya sekali pun.
Sepanjang menyangkut anggota Jemaat yang berada di luar Qadian, mere
diselamatkan dalam proporsi yang luar biasa besar. Tingkat kematian di antara no
akibat wabah ini jauh lebih tinggi dibanding kejadian jarang-jarang adanya
Ahmadi dalamBagian
Bagian V
Mirza suatu
Tahir
1II
IIIV
VIIV Ahmad
III
IV desa yang sama.
Jika pernyataan dari pers Ahmadiyah tersebut salah maka pers yang memu
telah mengungkap dan membesar-besarkannya. Bahwa hal itu tidak terjadi, kira
sanggahan
dianggap sebagai ataseksternal
bukti data tersebut darilangsung
tidak pers non-Ahmadi.
yang kuat. Semua data yang
Bukti tak terbantah
terekam lainnyayang
adalah orang-orang yang membenarkan
bermukim di desa danpernyataan
kota yang Jemaat A
adalah fakta meningkatnya jumlah pengikut selama
jelas. Mengapa tidak ada satu pun pers non-Ahmadi yang periode wabah
pernah pes itu dala
yang luar biasa.
menyangkalAngka-angka yang diterbitkan
atau membantah kebohongan secara reguler
Al-Hakam dandalam harian Ahmad
memberi
Al-Hakam, menunjukkan kenaikan besar dalam tingkat baiat masuk Jemaat selam
bukti kebalikannya?
kritis itu. Tidak Keadaannyasanggahan
ada yang memberikan seperti itulahatas
dimana
datasaat-saat sunyi
tersebut dari pers non
berbicara lebih keras daripada suara.
Semua data yang terekam adalah orang-orang yang bermukim di desa dan kota y
Mengapa tidak Kenyataan
ada satu ajaran Ahmadiyah
pun pers menyebaryang
non-Ahmadi lebih pernah
cepat dalam periode
menyangkal atau m
kebohongan Al-Hakamyaitu
1898-1906 danmasa
memberi
wabah bukti
pes di kebalikannya? Keadaannya
daerah Punjab merupakan suatuseperti itula
saat-saat sunyi berbicara lebih keras daripada suara.
hal yang tidak mungkin dihapus. Menurut data yang dipublikasikan
Kenyataan ajaran Ahmadiyah menyebar lebih cepat dalam periode 1898 - 1
secara periodik oleh Al-Hakam, pada tahun 1902 jumlah pengikut
masa wabah pes di daerah Punjab merupakan suatu hal yang tidak mungkin
Menurut data Jemaatyang Ahmadiyah telah meningkat
dipublikasikan secara dari beberapa
periodik olehpuluh ribu menjadi
Al-Hakam, pada tahun 190
100.000Ahmadiyah
pengikut Jemaat orang. Sampaitelah
dengan tahun 1904,dari
meningkat jumlahnya
beberapatelah puluh
mencapairibu menjad
orang. Sampai200.000dengan orang.tahun
Tahun1904,
1906jumlahnya
ketika wabah telah
itu mencapai 200.000 orang. Ta
akhirnya menyurut,
ketika wabah jumlah anggota Jemaat telah menjadi lebih dari 400.000 orang. telah menjadi l
itu akhirnya menyurut, jumlah anggota Jemaat
400.000 orang.
M
kiranya bahwa misalnya nubuatan dari Mirza Ghulam
Ahmad as sebagai Masih Mau’ud ternyata salah adanya maka pasti
Ahmadiyah
emperhatikan sudah hal-hal
lenyap dari muka bumi.
tersebut di atas,Setelah wabah
patut berlalu,
diperhatikan kirany
para Ahmadi yang tersisa pasti telah terpapar pada situasi ‘kepalsuan
misalnya nubuatan
Mirza Ghulam dariAhmad.’
Mirza Ghulam Ahmad
Tetapi nyatanya as ada
tidak sebagai
terjadiMasih Mau’ud terny
demikian.
adanya maka pasti Ahmadiyah sudah lenyap dari muka bumi. Setelah wabah ber
Dengan menciutnya jumlah musuh-musuh Ahmadiyah dihantam
Ahmadi yang tersisa pasti telah terpapar pada situasi ‘kepalsuan Mirza Ghulam
wabah, tidak
Tetapi nyatanya jumlahada Ahmadi
terjadimalah meningkat
demikian. Dengandan menggelembung.
menciutnya jumlah musu
Ajaran Ahmadiyah tetap saja maju terus
Ahmadiyah dihantam wabah, jumlah Ahmadi malah meningkat dan menggedalam lompatan-lompatan
Ajaran Ahmadiyah
besar. tetap saja maju terus dalam lompatan-lompatan besar.
697
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V
VIIV Ahmad
V
III
IV
Referensi
1. Nazulul Masih, Ruhani Khazain (1984) vol. 18, hal. 466-467
2. Terjemah 27:38 oleh penulis.
3. Lane, E. W. (1984) Arabic-English Lexicon, Islamic Text Society,
William & Norgate, Cambridge.
4. Tadhkirah, Kumpulan wahyu dan kasyaf dari Masih Mau’ud,
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (1969), terbitan Al-
Shirkatul Islamiyyah Ltd. Rabwah, hal. 428
5. Al-Quran dengan terjemahan dan tafsir singkat (1987), Jemaat
Ahmadiyah Indonesia, ed. 2.
698
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Wabah
Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu Pes
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
VIRUS AIDS
699
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
700
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
VirusYunani
Hindu
Eropa
Islam
AIDS
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
701
Mirza
BagianTahir
Bagian
Bagian 1III
II
V VI Ahmad
V
III
IVIV
702
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Agama
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
VirusYunani
Hindu
Eropa
Islam
AIDS
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Secara kebetulan atau juga memang takdir Ilahi, epidemi wabah itu
terutama meliputi daerah-daerah yang telah dijangkau pesan Kristus
tetapi ditolak penduduknya. Wabah itu datang menghantam lagi
100 tahun kemudian pada tahun 167 M, tetapi kali ini menghantam
daerah-daerah yang lebih besar dan luas sampai mencakup dua benua
dari Asia Kecil sampai ke Roma dan terus ke Gaul (Perancis) dan
Mesir. Di semua negeri-negeri itu pesan Kristus as telah disampaikan
dan ditolak oleh mayoritas penduduknya.
Kalau saja memang terdapat kemiripan di antara kedua
periode ini maka bukannya suatu hal yang tidak mungkin kalau jenis
baru dari wabah ini akan mencapai klimaksnya di akhir abad ini,
tembus sampai awal dari abad berikutnya*. Kalkulasi ini merupakan
estimasi yang berdasarkan fakta bahwa selama masa Masih Mau’ud as
demikian itulah wabah pertama tiba dengan intensitas tinggi dalam
periode 1898-1904. Hanya Tuhan saja yang tahu sampai seberapa
jauh kemiripan demikian akan diulang-Nya kembali, namun kita
sendiri kiranya perlu mewaspadai dan menyiapkan diri.
Kami berdoa semoga Allah swt menyelamatkan umat manusia
dari bencana dalam skala global ini dengan menjadikan manusia
insyaf untuk bertobat. Dengan cara memperbaiki tingkah laku serta
bertobat sepenuh hati, bukannya suatu hal yang mustahil manusia
diampuni Allah swt dan lepas dari konsekwensi segala dosanya. Cuma
sayangnya sulit sekali membayangkan kalau manusia mau bertobat dan
memperbaiki perilakunya, tidak perduli apakah yang bersangkutan
itu beragama atau tidak, apakah ia beriman kepada Tuhan atau
menyangkal eksistensi-Nya. Sepanjang berkaitan dengan perilaku
akhlak manusia kelihatannya sudah merupakan trend universal untuk
berlaku dosa. Mereka yang mengaku dirinya beragama nyatanya sama
tidak berakhlaknya dengan mereka yang tidak beragama. Mereka yang
katanya mengimani Tuhan malah tidak bisa lagi dibedakan dari mereka
yang atheis. Rasanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa zaman ini
703
skala global ini dengan menjadikan manusia insyaf untuk bertobat. Dengan cara
memperbaiki tingkah laku serta bertobat sepenuh hati, bukannya suatu hal yang mustahil
manusia diampuni Allah swt dan lepas dari konsekwensi segala dosanya. Cuma sayangnya
sulit sekali membayangkan kalau manusia mau bertobat dan memperbaiki perilakunya,
tidak perduli apakah yang bersangkutan itu beragama atau tidak, apakah ia beriman kepada
Mirza
Bagian
Bagian
Bagian
Tuhan
V
Tahir
1II
IV
II
III
IV
atau IV Ahmad
VImenyangkal eksistensi-Nya. Sepanjang berkaitan dengan perilaku akhlak
manusia kelihatannya sudah merupakan trend universal untuk berlaku dosa. Mereka yang
mengaku dirinya beragama nyatanya sama tidak berakhlaknya dengan mereka yang tidak
beragama. Mereka yang katanya mengimani Tuhan malah tidak bisa lagi dibedakan dari
sudah
mereka yang rancu sama
atheis. sekali.
Rasanya Demikian
tidak berlebihanjugalah Al-Quran
jika dikatakan bahwa mengungkapkan
zaman ini sudah rancu
samapenilaiannya terhadap manusia-manusia di akhir zaman: terhadap manusia-
sekali. Demikian jugalah Al-Quran mengungkapkan penilaiannya
manusia di akhir zaman:
©F\UÙ¯ ×S_XSV"XT °0\U¯ ¡ SÉ °-WÃXT SÄ=W%XÄ WÛÏ° Y¯ §«¨ #nÕÅ\ r¦V ]C_60_ D¯ §ª¨ ¯nÔ§\ÈÙXT
adalah akan muncul wabah yang lebih dahsyat di awal abad 21.
(Penterjemah) 377
Referensi
1. Tazkirah, Kumpulan wahyu dan kasyaf dari Masih Mau’ud,
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian (1969), terbitan Al-
Shirkatul Islamiyyah Ltd. Rabwah, hal. 705
2. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Babul Uqubat, vol.II, Darul
Fikri al-Arabi, hal. 1333
3. Laporan UNAIDS dan WHO (December 1996) HIV/AIDS:
The Global Epidemic, website UN.
4. Terjemah 103:2-4 oleh penulis.
704
BAGIAN VII
707
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
708
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
709
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
demikian, itu karena ulah mereka sendiri. Umat Yahudi yang masih
juga menunggu kedatangan Kristus belum juga menyadari realitas
sederhana ini meski mereka itu orang-orang yang pandai. Bagi mereka
jadinya hanya tinggal meratap dan menyeru di depan dinding tem-
bok, memohon kedatangan Messias yang tidak pernah datang.
Namun mereka itu tidak sendirian dalam sifat inkonsistensi
dan kebijakan demikian. Kasus agama-agama lain yang juga sedang
menunggu kedatangan Juru Selamat akhir zaman nyatanya tidak
berbeda dengan keadaan mereka tersebut. Tentu saja aktornya
berlainan, perannya juga dimainkan dengan pakaian yang lain, namun
dramanya tetap sama saja. Seorang Kristus seharusnya datang menolong
umat Yahudi dan nyatanya memang telah datang, namun sosoknya
tidak sesuai dengan bayangan mereka tentang Kristus yang ditunggu,
mereka menolak mengakuinya. Mereka mengharapkan sosok ini
datang mengenakan mahkota di kepalanya dan duduk di atas sebuah
singgasana kerajaan. Sosok itu mestilah seorang Messias pejuang yang
akan memimpin lasykar Bani Israil mengalahkan pemerintahan tirani
kerajaan Romawi dalam peperangan. Sudah 2.000 tahun berlalu sejak
penolakan mereka atas Yesus as sebagai Messias, nyatanya tidak ada
sosok Messias lain yang telah datang kepada mereka. Sejarah sudah
mengubah geografi politik dunia dan nubuatan kedatangan Kristus
bagi mereka sudah kehilangan relevansinya. Sudah tidak ada lagi
tanah Yudea atau Palestina di bawah kekangan kerajaan Romawi
darimana umat Yahudi harus dimerdekakan. Nyatanya kerajaan
Romawi tersebut yang pernah mnguasai separuh bumi sudah terhapus
dari peta dunia. Sekarang kita masih mendengar kata keselamatan,
namun sekarang ini bermakna minta keselamatan bangsa Yahudi dan
bukannya keselamatan umat Yahudi.
Meski tidak ada yang salah dalam keyakinan mereka bahwa
Kristus akan dilahirkan seperti anak manusia lainnya dari seorang ibu,
namun mereka menetapkan beberapa persyaratan supranatural atas
710
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
711
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
pun dewa adalah suatu yang tidak logis. Hal demikian tidak pernah
terjadi pada masa lalu dan tidak akan pernah terjadi di masa depan.
Tidak pernah ada sosok pendiri suatu agama yang datang turun dari
langit, ia pasti datang melalui cara yang normal dari kelahiran manusia
biasa. Sosok-sosok demikian kemudian melancarkan gerakan guna
memenangkan ajarannya dari segala rintangan. Hal itu merupakan
realitas dan suatu kepercayaan yang tidak selaras dengan itu harus
dianggap sebagai suatu fantasi semata. Dengan demikian semua janji-
janji kebangkitan kembali agamanya sepatutnya ditolak karena tidak
sejalan dengan rasionalitas, tambah lagi tidak pernah dilakukan Tuhan
dalam sejarah agama-agama yang pernah turun ke bumi.
712
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
713
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
714
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Yesus dalam bayangan fikiran mereka jika dikatakan telah wafat secara
fisik maka hal itu menjadi suatu kejahatan absolut bagi mereka. Bahwa
yang katanya mirip Yesus tersebut kemudian dinyatakan telah lahir
dari antara mereka sendiri adalah suatu hal yang sangat memuakkan
mereka.
Perlu diingatkan kembali bahwa sebelum pernyataan beliau
tersebut, nama besar Mirza Ghulam Ahmad as sudah menyebar merata
di seantero Hindustan karena buku beliau berjudul Brahini Ahmadiyah.
Dalam memberikan pujian kepada pengarang buku tersebut, Maulwi
Muhammad Hussain Batalvi, seorang ulama Muslim kondang dari
sekte Ahli Hadis, memperkenalkan penulis buku itu sebagai pembela
Islam sejati yang terbaik sejak wafatnya Nabi Muhammad saw.1 Hanya
saja di1 tengah popularitas demikian ketika beliau menyatakan bahwa
Nabi Isa as, Nabi Bani Israil itu telah wafat dan bukannya hidup di
langit maka posisinya langsung berubah dramatis. Para ulama yang
tadinya memuji-muji selangit langsung berubah secara diametral.
Siapa dia itu dibanding dengan Yesus Kristus yang akan menjadi Juru
Selamat dunia? Dalam semalam kemasyhuran nama beliau anjlok dari
ketinggian yang selama itu dinikmati.
Imaji Yesus harus dikembalikan lagi ke langit, ia yang mengaku
datang dalam bayangannya harus dibunuh. Kegaduhan yang
ditimbulkan oleh Mirza Ghulam Ahmad as dari Qadian sedemikian
besarnya dan merupakan suatu hal yang tidak ada padanannya dalam
sejarah keagamaan di India. Langsung muncul kegalauan suara-
suara yang mengumpat dan mencaci-maki. Yang tadinya dianggap
sebagai bintang cemerlang yang sedang menanjak dari antara umat
Muslim India dan sosok pimpinan Islam yang paling dicari, sekarang
menjadi orang yang paling diburu dan bahkan tidak patut lagi disebut
sebagai seorang Muslim. Namun semua hal itu sama sekali tidak
menggentarkan beliau. Tidak ada sesuatu apa pun yang akan bisa
menghalanginya mengemban tugas yang dipikulkan Ilahi kepadanya.
715
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
716
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Tidak sulit bagi para peneliti yang tidak bias guna menyadari kebijaka
hulam Ahmad as selama menghadapi perlawanan para musuh-musuh 717 beliau. Pos
las selalu sebagai seorang yang rasional. Jika tidak demikian keadaannya ma
kan segera dianggap salah dalam semua keyakinan dan maksudnya melalui i
sionalitas yang sama. Jika beliau ternyata salah, maka tentunya setiap aga
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
Tidak sulit bagi para peneliti yang tidak bias guna menyadari
kebijakan Mirza Ghulam Ahmad as selama menghadapi perlawanan
para musuh-musuh beliau. Posisi beliau jelas selalu sebagai seorang
yang rasional. Jika tidak demikian keadaannya maka beliau akan
segera dianggap salah dalam semua keyakinan dan maksudnya
melalui instrumen rasionalitas yang sama. Jika beliau ternyata salah,
maka tentunya setiap agama akan didatangi oleh para pembaharu
yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai nama, sebutan dan
kepercayaan sendiri-sendiri. Keadaan demikian sepertinya membuka
kotak Pandora* dan melepaskan pernyataan-pernyataan dan bantahan-
bantahan yang sekali terbuka tidak akan tertutup lagi.
Masing-masing sosok itu akan menyatakan pengakuan sebagai
manifestasi tunggal dari sosok Pembaharu Yang Dijanjikan. Masing-
masing akan akan berjalan sendiri-sendiri mengundang umat manusia
kepada dirinya sebagai satu-satunya harapan bagi keselamatan mereka.
Masing-masing dari mereka akan menyatakan saingannya sebagai
palsu dan penipu. Absurditas skenario demikian tentunya terlihat
jelas bagi siapa pun yang mau berfikir. Tidak ada seorang pun yang
waras fikirannya akan beriman kepada sosok Tuhan yang dengan
kewenangan-Nya sendiri akan memecah-belah umat manusia menjadi
ratusan skismadan faksi yang saling berbenturan atas nama-Nya.
T uhan macam apa yang akan mengutus Yesus turun di antara umat
Kristiani untuk menyerukan penaklukan seluruh dunia kepada
Trinitas, Allah Bapak, Anak dan Rohul Kudus? Setelah itu Dia lalu
bergegas melakukan inkarnasi Wujud-Nya sendiri menjadi Krishna
dan turun di ranah India sambil meyakinkan bangsa India bahwa Dia
itu tidak satu, atau dua atau pun tiga, karena Dia adalah gabungan
dari ratusan dewa yang sosok dan manifestasinya susah dihitung. Dia
harus disembah sebagai pohon, sebagai ular, sebagai kalajengking,
sebagai gajah dan sebagai guntur yang memekakkan telinga. Dia harus
disembah sebagai bulan yang berlayar di keheningan malam. Adalah
718
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
719
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
720
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Mereka tetap saja berpegang pada visi kosong mereka tentang zaman
keemasan yang sebenarnya hanya fatamorgana.
Skenario di atas adalah usaha tulus guna menjelaskan posisi saling
kontradiksi dari setiap agama berkenaan dengan perannya dalam
menyelamatkan umat manusia. Mereka sendiri yang membuka gerbang
harapan tetapi mereka sendiri yang telah menutupnya kembali. Kasus
umat Muslim hanya berbeda dalam urutan saja. Mereka ini mulai
dengan menutup pintu dengan menyatakan kekhataman mutlak Nabi
Muhammad saw tetapi kemudian mereka buka lagi. Dalam realitas,
posisi mereka sama saja. Karena itu drama yang berlangsung di
panggung Muslim sebenarnya tidak berbeda dengan yang dimainkan
pada panggung agama-agama lainnya. Mereka ini tanpa kompromi
menyatakan kekhataman Rasulullah saw. secara mutlak tetapi pada
saat yang sama mereka ikut menunggu kedatangan sosok Nabi Isa as.
Mereka menyatakan kalau Isa as pasti akan datang setelah Nabi Suci
saw namun cara yang mereka kenakan terhadap hal itu menjadikan
kedatangannya sebagai suatu hal yang mustahil.
721
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
Ô °U
VÙ
|^°Vl ©Ú \¼° #c°i×V" Y SM×nQ WÆ `= WmV¼VÙ ³ª/ _1WmÕ¼°Ù <Ýk°=\O ©ÛÏ°G° \\IÕBXT 2
Sejarah telah membuktikan bahwa pernyataan tersebut benar adanya. Karena itu
§¬©¨ WDSÀ-Q ÕÈWc Y ¥= XnV<ÓU ¦¦VXT ¿2®JjVÙ »ÚÏ°G
Maka hadapkanlah wajahmu untuk berbakti kepada agama sebagai seorang
berbakti kepada Tuhan dan turutlah fitrat yang
Al-Bayyinah: Prinsip diciptakan
Kebenaran Allah
Yang Nyata,yang sesuai d
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
MenurutAlam
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
Masa
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai
Wahyu
Iman Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
Depan
yang
Alam
dan
dan
Fitrat Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di
danKosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
LuarWahyu
Judi
Sekulerisme
Konghucu
di
Agama
Australia
Tao penciptaan
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang
Suatu Ghaib"
fitrat itu, Dia telah membentuk
Peran umat
Tanah manusia.
Lempung Tiada
dan
Al-Qayyimah: Ajaran perubahan
Fotosintesis
Khiralitas dalam
(Keberpihakan) dalam
Evolusi
di
yang Berkesinambungan Alam
Pengetahuan, dan Kebenaran
Itulah agama yang benar tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.’ (S.3
Rum:31) 3
secara universal tidak berubah sejak dahulunya. Tetapi Kitab Akidah
Sesungguhnya
yang berkaitan fitrat yangfitrat
dengan diciptakan
yang tidak Tuhan tidak
berubah itubisa
tetapdiubah.
saja bisaBahkan para
atheisme berubah
pun mengakui
karena campur tangan manusia. Al-Quran mengatasi bahayatidak berub
kalau fitrat manusia secara universal
dahulunya. Tetapi Kitab Akidah yang berkaitan dengan fitrat yang tidak berubah
tersebut dengan menyatakan dirinya sebagai Kitab yang terjaga
saja bisa berubah karena campur tangan manusia. Al-Quran mengatasi bahaya
sempurna. dirinya sebagai Kitab yang terjaga sempurna.
dengan menyatakan
SejarahSejarah
telah membuktikan
telah membuktikan bahwa pernyataan
bahwa pernyataantersebut
tersebut benar
benar adanya. K
Nabi Suci saw yang dianugrahkan kitab ini harus dianggap sebagai pembawa sy
adanya.ada
terakhir. Tidak Karena
dariitupernyataan
Nabi Suci ini saw yang
yang bersifat
dianugrahkan kitab initetapi jika
irrasional,
dikatakan harus
bahwadianggap
semua nabisebagai pembawa
tidak membawa syariatsyariat
yang terakhir.
tidak bisa Tidak ada maka juris
datang
kekhataman daridemikian
pernyataan ini diperluas
telah yang bersifat irrasional,
tanpa adanya tetapi jika kemudian
pembenaran rasional. Baru sa
itu menyatakan kekhataman absolut tersebut lalu mereka
dikatakan bahwa semua nabi tidak membawa syariat tidak bisa menghancurkanny
Retakan langsung
datang maka muncul saat dari
jurisdiksi mereka mengecualikan
kekhataman demikian Yesus dari sifat kekhata
telah diperluas
pervasif ini.
tanpa adanya pembenaran rasional. Baru saja mereka itu menyatakan
Jika dihadapkan pada dilema demikian, mereka menepisnya dengan sulapa
seolah-olahkekhataman
hal itu absolut
bukantersebut
dilema.lalu Kemunculan
mereka menghancurkannya
kembali sosok sendiri.Yesus sete
Muhammad Retakan langsungsebut
saw mereka muncul saatkontradiktif
tidak mereka mengecualikan Yesus dari
dengan prinsip sifat
kekhataman karen
1. Yesus kekhataman
didatangkan dari
yang stockini.
pervasif Nabi-nabi yang sudah pernah diutus sebelum ke
Jika dihadapkan pada dilema demikian, mereka menepisnya
dengan sulapan tangan, seolah-olah hal itu bukan dilema. Kemunculan
kembali sosok Yesus setelah Nabi Muhammad saw mereka sebut tidak
kontradiktif dengan prinsip kekhataman karena:
1. Yesus didatangkan dari stock Nabi-nabi yang sudah pernah
diutus sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw. Karena itu
prinsip kekhataman beliau tidak dilanggar. Prinsip itu dilanggar
kalau ada Nabi yang datang setelah beliau meski nabi itu tidak
membawa syariat baru dan meski dipilih Tuhan dari antara umat
beliau sendiri. !
723
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
Jadinya karena dianggap sebagai Nabi yang lebih tua dan karena
dikatakan akan tunduk kepada Rasulullah saw maka kedatangan
Yesus dianggap tidak menyalahi prinsip kekhataman nabi. Dengan
demikian pengertian mereka tentang konsep khataman nabiyin hanya
berarti bahwa Nabi baru tidak bisa diutus sedangkan Nabi lama bisa
didatangkan kembali. Semua ini hanya absurditas semata. Bagaimana
mungkin Tuhan Yang Maha Bijaksana akan memberikan pernyataan
kekhataman absolut terhadap siapa pun padahal Dia mengetahui
akan diperlukannya seorang Nabi setelah yang bersangkutan? Masalah
lama dan baru jadinya tidak relevan. Yang menjadi pokok issue adalah
masalah kebutuhan.
Kebutuhan akan seorang Nabi lain setelah kedatangan yang
terakhir adalah keyakinan yang secara intrinsik bersifat kontradiktif.
Menghadapi dilema demikian maka para ulama memelintir
permasalahannya dengan mengatakan bahwa kebutuhan akan
turunnya seorang Nabi bisa terjadi setelah nabi terakhir telah datang
dan pergi lagi. Namun keabsolutan dari kekhatamannya dianggap
tetap utuh selama kebutuhan baru itu dipenuhi oleh seorang Nabi
lama. Rasanya tiap orang bisa melihat ini sebagai usaha licin untuk
memutar-balikkan masalah ini. Pembedaan antara yang lama dengan
yang baru hanyalah upaya kekanak-kanakan untuk mengaburkan
permasalahan. Bila Yesus dari Nazareth muncul kembali dan tunduk
pada supremasi Nabi Muhammad saw tetap saja ia akan menjadi
Nabi setelah beliau. Anggapan memenuhi kebutuhan umat dengan
meminjam seorang Nabi lama dari umat pada masa lalu adalah jauh
724
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Hal ini berarti bahwa Mahdi yang dijanjikan adalah juga Isa.
Hanya saja menurut sebagian besar Hadith diyakini kalau Imam
Mahdi akan lahir dari kalangan umat Muslim sendiri. Karena itu
bagaimana mungkin sosok Isa akan turun dari langit setelah yang
bersangkutan? Penjelasan yang masuk akal hanyalah jika Isa itu hanya
725
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
sekedar sebutan yang juga dimiliki oleh Imam Mahdi sehingga tidak
ada sosok Isa terpisah yang turun lagi dari langit. Peranannya akan
dilaksanakan oleh Imam Mahdi tersebut. Dengan demikian maka
Nabi Isa akan dilahirkan secara metafora sebagaimana Imam Mahdi
dari kalangan Islam. Hal ini lalu menimbulkan masalah tentang status
dari Imam Mahdi. Sebagaimana akan dikemukakan nanti, statusnya
pastilah sebagai Nabi pengikut yang tidak membawa syariat, walau
pun sebagian besar ulama tidak menganggapnya demikian. Bertalian
dengan Yesus, mereka bebas menganggapnya sebagai seorang Nabi
karena alasan-alasan tersebut di atas, namun berkaitan dengan Imam
Mahdi mereka tidak bisa melakukannya karena akan membentur
akidah kekhataman karangan mereka sendiri.
Strategi para ulama berkenaan dengan Imam Mahdi berbeda
sama sekali. Bagi mereka sosok tersebut tetap akan menjadi Nabi yang
tidak bermahkota kepada siapa semua fitrat kenabian diberikan kecuali
masalah sebutannya saja. Sama seperti mendefinisikan seseorang
tanpa menyebutnya sebagai manusia, tetapi dengan memanggilnya
dengan nama lain yang tidak mengurangi harkatnya sebagai manusia.
Para ulama menyadari bahwa status Imam Mahdi harus ditetapkan
karena fitrat-fitratnya tersebut. Padahal menurut hemat kami hak
atas sebutan sebagai seorang nabi tidak bisa disangkal jika yang
bersangkutan memang berfungsi sebagai nabi. Bila semua persyaratan
sebagai Nabi ada pada diri seseorang, maka dengan sebutan apa pun,
ia akan tetap merupakan nabi. Penyangkalan terhadapnya sementara
yang bersangkutan diutus langsung oleh Tuhan, adalah sama dengan
menafikan perintah Tuhan. Karena itu barangsiapa yang menolak
untuk beriman kepada Imam Mahdi sebagai seorang utusan Tuhan
akan kehilangan kesempatan untuk tidak membedakan setiap utusan-
Nya. Keimanan kepada sosok tersebut menjadi keniscayaan bagi setiap
Muslim sebagaimana juga diakui oleh kalangan ortodoks. Dengan
726
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:Prinsip
Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Berbagai Masalah
Masa
atau
bagi Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu Depan
Agamayang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Wahyu
Agama Judi
Sekulerisme
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
danIman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
demikian maka sosok ini menikmati juga hak-hak yang hanya bisa
diterima oleh seorang Nabi saja. Perilaku untuk tidak memberikan
status yang semestinya kepada Imam Mahdi tidak menjadikan yang
bersangkutan lalu kehilangan hak atas hal itu. Dengan demikian maka
inkonsistensi dalam keyakinan para ulama tersebut menjadi tambah
mencolok.
727
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
VII
V
III
IV
as dan Isaiah as, yang tidak membawa syariat baru. Namun nyatanya
mereka diperlakukan sama dengan para nabi sebelum mereka dalam
perlakuan sebagai seseorang yang diutus Tuhan seperti halnya para
pemimpin ruhani yang pilhan Ilahi.
Catatan:
* Kotak Pandora dalam mitologi Yunani adalah kotak ajaib yang
berisi segala macam fitrat buruk dan musibah umat manusia
yang ketika kotak ini terbuka lalu isinya menyebar ke seluruh
permukaan bumi. (Penterjemah)
Referensi
1. Batalvi, Maulwi Muhammad Hussain, Ishaatus Sunnah, (Juni/
Juli/Agustus 1884) no. 6, vol.7, hal. 169
2. Terjemah 38:6 oleh penulis.
3. Terjemah 30:31 oleh penulis.
4. Terjemah 15:10 oleh penulis.
(Catatan: Penulis mengubah kata “Allah” dengan “Tuhan”).
5. Sunan Ibnu Majah, Kitabul Fitan, bab Shiddatiz Zaman.
728
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
UPAYA PEMBENARAN
SECARA FILOSOFIS:
MASALAH KEKHATAMAN KENABIAN
TANPA SYARIAT
729
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
730
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
gap telah cukup dengan dirinya sendiri dalam segala aspek kebutuhan
akhlak dan ruhaninya.
Berkaitan dengan konsep kematangan intelektual ini, nyatanya
konsep tersebut telah dinafikan oleh realitas sejarah. Setelah epigram
para nabi, sudah merupakan kecenderungan universal bahwa selalu
muncul perpecahan dan penggandaan sekte-sekte keagamaan yang
didasarkan pada perbedaan dan keragaman penafsiran akidah-akidah,
termasuk juga Islam. Karena itu bukan hanya masalah kematangan
intelektual manusia saja yang diperlukan untuk menarik konklusi yang
benar dari kitab-kitab suci, manusia juga memerlukan bimbingan dan
petunjuk Ilahi.
Bila ‘kematangan manusia’ diartikan sebagai kemerdekaan dalam
menarik konklusi berdasarkan telaah kitab suci, mestinya terdapat
keseragaman kesetujuan yang sempurna dalam semua aspek-aspek
fundamental ajaran keagamaan. Namun sayangnya apa yang kita
lihat dalam kehidupan nyata sama sekali berbeda dari pandangan
demikian. Umat Muslim sendiri sebagai pewaris Kitab terakhir yang
paling sempurna, sama terpecah-belahnya dalam masalah penafsiran
akidah dibanding umat dari agama-agama lain. Lalu apa gunanya
kematangan intelektual manusia? Sejarah keagamaan menunjukkan
kalau manusia yang telah terpecah-belah dalam berbagai sekte dan
skisma, tidak pernah bisa disatukan lagi hanya dengan kekuatan
manusia saja. Hal yang sama juga berlaku pada umat Muslim di zaman
ini. Tanpa perantaraan sosok Pembaharu Ilahi, tidak mungkin mereka
bisa dihimpun kembali di bawah satu bendera Ketauhidan. Sayangnya
mereka langsung menolak sarana Ilahi ini dan dengan demikian
menutup satusatunya jalan harapan yang terbuka bagi mereka.
Eksistensi adanya sekitar 72 perbedaan akidah yang mewujud
dalam sekte-sekte dan tarekat, meski ada kitab yang terpelihara
sempurna dan catatan Hadis yang tercatat rapi, merupakan penafikan
atas filosofi Iqbal tentang kematangan intelektual manusia.
731
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
732
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
‘Tuhan adalah khayalan, tetapi siapa yang bisa menghapus kepedihan khayalan
ini kecuali kematian?’
Singkat kata buku Thus Spoke Zarathustra adalah pemberontakan
Nietzsche terhadap tuhan khayalan yang nyatanya adalah konsep
agama Kristiani tentang Tuhan. Untuk mengerti mengapa Zarathustra
dikatakan memberontak terhadap Tuhan, kita harus membaca
bukunya yang berjudul Retired. Namun bagi kita3 sendiri cukuplah
untuk mengerti bahwa orakel dari kebijakan Nietzsche adalah untuk
memerdekakan manusia dari keharusan mendapat bimbingan langit.
Kematangan dari indera dirinya sudah cukup sebagai pembimbing
baginya.
Inilah yang kemudian menjadi dasar filsafat Iqbal tentang tidak
diperlukannya lagi seorang nabi setelah manusia dianggap matang
sepenuhnya sampai batas maksimum. Bukannya menggunakan
filsafat pinjaman itu untuk menafikan kebutuhan akan Tuhan, Iqbal
menyesuaikan konsep kematangan itu untuk memenuhi tujuannya
dalam kerangka kerja Islam. Ia mengakui bahwa manusia memang
memerlukan seorang Guru yang Sempurna dan Kitab yang Sempurna,
733
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
734
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
735
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
di salib, beliau dianggap telah menebus juga ‘Tuhan sang Bapak’ dari
kebodohan karena menciptakan dosa.
Bahaullahc menerapkan filsafatnya hanya sebagian saja dan
menganggap akidah-akidah Al-Quran terlalu berat dan merepotkan
sehingga kehilangan relevansinya bagi manusia zaman modern. Jadi
dengan membebaskan manusia dari ‘beban’ tersebut ia menganggap
dirinya telah memerdekakan mereka walau tidak sepenuhnya. Ia lalu
mengangkat dirinya sebagai ‘Pembentuk Akidah’ yang baru setelah
membatalkan Akidah yang ada sebelumnya. Pada akhirnya Bahaullah
hanya berhasil menciptakan cemoohan atas Tuhan dan dirinya sendiri.
Syariat yang didiktekan oleh Bahaullah sebagai pengganti Al-Quran
tak lebih dan tak kurang hanya merupakan penghinaan terhadap akal
sehat, logika dan rasionalitas.
Di antara dua orang murid zaman modern Santo Paulus, yaitu
Bahaullah dan Maududi, rasanya tidak ada lagi yang tersisa dari agama
Islam. Berkaitan dengan akidah Al-Quran, Bahaullah menyatakan telah
menghapuskannya atas nama emansipasi. Adapun tentang lembaga
kenabian, Maududi bermaksud menghapusnya sejalan dengan filsafat
Paulus. Keduanya tidak berhasil mencapai tujuannya masing-masing.
Namun keduanya dielu-elukan sebagai pahlawan-pahlawan besar.
Tetapi Maududi tidak sepenuhnya mengikuti pandangan
Paulus. Ia tidak sedemikian jauh sehingga menyarankan Tuhan untuk
menganulir akidah Al-Quran agar manusia tidak terkena murka-
Nya karena dianggap tidak mengikuti petunjuk yang termaktub
di dalamnya. Ia mengenakan prinsip Paulus hanya pada lembaga
kenabian saja. Meski yang datang setelah Nabi Muhammad saw
adalah nabi yang tidak membawa syariat, tetap saja yang bersangkutan
menghadapi risiko ditolak oleh mayoritas umat Muslim sebagaimana
manusia selama ini selalu menolak nabi-nabi sebelumnya. Karena itu
menurut logika Maududi, ancaman kutukan Ilahi tetap menggantung
di atas kepala mereka sebagaimana halnya pedang Damokles. Dalam
736
uran, Bahaullah menyatakan telah menghapuskannya atas nama emansipas
ntang lembaga kenabian, Maududi bermaksud menghapusnya sejalan deng
aulus. Keduanya tidak berhasilKelangsunganmencapai tujuannya
Al-Bayyinah:
Hidup: Prinsip
Faktor
Pengenalan
masing-masing.
Kebenaran
Kebetulan
dengan Yang
Hakikat
atau
Perspektif Nyata,
Takdir?
Jinn
Sejarah
Namun
KehidupanSeleksi
Menurut
Konsep Alam Perspektif
dan
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
Suku-Suku
Al-Qurandan
Upaya
Kehidupan:
Lempung Bangsa
dan Aliran
Al-Quran:
Hidup Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Kehidupan
Berbagai
Wahyu
danImanIndividu Pemikiran
Masalah
atau
bagi Filsafat
Agama
Aborigin
Teori
Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas Agama
Filsafat
dan
dan
Fitrat Rasionalitas,
Pengantar
Agama
PandangAgama
Permainan
dan
yang
Alam Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
SecaraKosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Sekulerisme
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Judi
Filosofis:
Konghucu
Agama
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang diGhaib"
Wahyu
Evolusi
Alam
elu-elukan sebagai pahlawan-pahlawan besar.
Al-Qayyimah:
Masalah Ajaran
Kekhataman yang
Pengetahuan,Berkesinambungan
Kenabian dan Kebenaran
Tanpa Syariat
Tetapi Maududi tidak sepenuhnya mengikuti pandangan Paulus. Ia tidak s
uh sehingga menyarankan Tuhan untuk menganulir akidah Al-Quran agar man
estimasi karena
rkena murka-Nya Maududidianggap
dengan menghilangkan
tidak mengikuti lembaga kenabian
petunjuk setelah
yang termaktub di
Nabi Muhammad saw maka Tuhan telah memberkati
mengenakan prinsip Paulus hanya pada lembaga kenabian saja. Meski ya manusia,
telah Nabikhususnya
Muhammad umat Muslim.
saw adalah nabi yang tidak membawa syariat, tetap
rsangkutan menghadapi
Jika lembaga risiko ditolak
kenabian oleh mayoritas
akhirnya ditutup agar umat Muslim
manusia tidaksebagaiman
lama ini selalu menolak nabi-nabi sebelumnya.
dilaknat, sama saja dengan mengatakan bahwa lembaga kenabianKarena itu menurut logika
ncaman kutukan
tersebut Ilahi tetapbentuk
merupakan menggantung
laknat kutukan. di Dengan
atas kepala demikian mereka
filsafat sebagaima
dang Damokles. Dalam estimasi Maududi dengan
neo-Paulus dari Maududi ini mengharapkan Tuhan agar mengangkat
menghilangkan lembaga
telah Nabi Muhammad saw maka Tuhan telah memberkati manusia, khusu
laknat kenabian itu sama sekali. Apa ini yang namanya keselamatan?
uslim.
Apa ini namanya
Jika lembaga penebusan?
kenabian Seyogyanya
akhirnya ditutuphal ini dikubur
agar dalam-dalam
manusia tidak dilaknat,
saja.
ngan mengatakan bahwa lembaga kenabian tersebut merupakan bentuk lakna
engan demikian filsafat
Harus neo-Paulus
dipahami sepenuhnya bahwa dari Maududi
logika demikian ini digunakan
mengharapkan T
engangkat orang
laknat kenabian
pada masa laluitu
dansama sekali.
juga masa Apa iniMengapa
depannya. yang namanya
Nabi Isa askeselamata
amanya penebusan? Seyogyanya hal ini dikubur dalam-dalam
diutus Tuhan sebelum Nabi Muhammad saw? Bukankah Al-Quran saja.
Harustelah
dipahami sepenuhnya
menetapkan umat Yahudi bahwa logika
sebagai demikian
terkutuk karena digunakan
dosa telah orang di
an juga di masa depannya. Mengapa Nabi Isa as diutus Tuhan sebelum Nabi M
menolak dirinya? Dan apa yang terjadi pada manusia sebelumnya?
w? Bukankah Al-Quran telah menetapkan umat Yahudi sebagai terkutuk ka
lah menolakBukankah
dirinya?mereka
Dan apajugayangmenolak
terjadipara utusan
pada manusiaIlahi dengan
sebelumnya? cara Bukank
mengolok-olok dan mencaci-maki mereka? Hal ini
ga menolak para utusan Ilahi dengan cara mengolok-olok dan mencaci-maki mmerupakan refleksi
i merupakanmenyedihkan dari ketakaburan
refleksi menyedihkan manusia.
dari Demikianmanusia.
ketakaburan pula pernyataan
Demikian pula p
-Quran: Al-Quran:
Adalah suatu
Adalahhal yang
suatu ajaib
hal yang mengapa
ajaib Tuhantidak
mengapa Tuhan tidak berfikir
berfikir untuk untuk men
knat kutukan menghentikan laknat kutukan tersebut jauh sebelumnya. Apa yangYahudi dal
tersebut jauh sebelumnya. Apa yang terjadi pada umat
ereka yangterjadi
panjang
pada saat
umatpertemuan
Yahudi dalam dengan
sejarah para
merekaNabi-nabi
yang panjangmereka?
saat Bukank
ga sudah dilaknat melalui bibir Nabi Daud as ? Apa saja yang terjadi kepada
pertemuan dengan para Nabi-nabi mereka? Bukankah mereka juga
tab itu selama masa antara Nabi Musa as dan Nabi Isa as ?
Apakahsudah dilaknat melalui universal
kecenderungan bibir Nabi manusia
Daud as? Apa saja memperlakukan
untuk yang terjadi sem
kepada umat Ahli Kitab itu selama masa antara Nabi
ahi secara tidak manusiawi tidak cukup bagi Tuhan untuk menyadari bahw Musa as dan
nabian lebihNabimerupakan
Isa as? laknat daripada rahmat? Mengapa diutus juga Na
engapa Nabi Ibrahim as dan mengapa juga Nabi Lut as ? Bukankah penolaka
ereka itu telah menimbulkan kemurkaan Allah swt atas umat mereka? Bukank
737
gelintir orang, sebagian besar dari mereka telah dipunahkan dari muka bumi?
Namun ide yang keluar dari pemikiran Maududi tidak sejalan dengan
uhan. Apakah hal ini mungkin karena fikiran Maududi yang telah mengaran
ntang sosok tuhan seperti itu? Kelemahan penilaian demikian hanya mungkin m
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
738
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
tidak saja Rasulullah saw ditolak oleh mayoritas populasi dunia pada
masa beliau, sekarang ini pun kebenaran yang dibawa beliau masih
disangkal oleh tiga per empat umat manusia. Paling banyak hanya
seperempat saja dari penduduk dunia ini yang bisa dianggap sebagai
pengikut Rasulullah saw. Tetapi bisakah mereka ini dianggap sebagai
Muslim sepenuhnya? Apakah keimanan mereka kepada Nabi Suci saw
cukup ikhlas guna mengelompokkan mereka ke dalam orang-orang
yang beriman? Maududi sendiri berfikir sebaliknya. Dari sekitar satu
milyar populasi Muslim di dunia, menurut Maududi 999 dari 1.000
orang dianggapnya secara virtual sebagai non-Muslim.
Kumpulan besar campuran manusia yang disebut umat Muslim ini sebesar
999 dari tiap 1.000 orang sama sekali tidak memahami apa yang dimaksud
dengan Islam. Mereka tidak mampu membedakan antara yang benar dan
yang salah. Begitu pula akhlak dan sikap mental mereka jauh sekali dari ciri
Islami. Dari bapak ke anak, dari kakek ke cucu, mereka hanya mewarisi nama
Muslim, tidak lebih dari itu.’ 5
739
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
Catatan:
a. Muhammad Iqbal (1877-1938) dianggap sebagai filosof atau
pemikir besar dari India di samping sebagai penyair bahasa Urdu
terbesar di abad 20. Buku-buku syairnya yang terkenal antara
lain Ashrari Khudi dan Javed Nameh. Memperoleh gelar Sir pada
tahun 1922. Ia dianggap sebagai pencetus gagasan dibentuknya
negara Islam terpisah yang kemudian mewujud menjadi Pakistan
pada tahun 1947. (Penterjemah)
b. Abu Ala Al-Maududi (1903-1979) adalah ulama dan pemikir
Islam dari anak benua India, cucu dari tokoh Sufi yang bernama
Syekh Qutbudin al-Maududi. Minatnya di bidang politik
dimulai pada usia 20 tahun dan mempunyai kecenderungan
kuat dalam jurnalistik. (Penterjemah)
c. Baha Ullah, asli Iran dari aliran Shiah, nama aslinya adalah Mirza
Husain al-Nuri (1817-1892). Pada tahun 1867 ia menyatakan
dirinya sebagai Imam Mahdi dan karena itu oleh pemerintah
Ottoman dibuang ke Akko di Palestina. (Penterjemah)
Referensi
1. Kaufman, W. (1976) The Portable Nietzsche, Penguin Books,
England, hal. 197
2. Kaufman, W. (1976) The Portable Nietzsche, Penguin Books,
England, hal. 198
740
Kehidupan
Seleksi
Menurut
Konsep Alam Al-Bayyinah:
Kelangsungan
Ketuhanan
Asal Mula Hidup:
Perspektif
dan Prinsip
Upaya
Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan: Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Kebenaran
Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran:
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Pembenaran
Sudut
Bangsa
dan
Berbagai Masalah
atau
bagi
Agama
Pandang Yang
Perspektif
Wahyu,
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Permainan
dan
Aborigin
Kehidupan
Teori
Individu yang
Alam
dan Nyata,
Hakikat
atau Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Secara
Agama di Kosmologi
di
dan Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Agama Judi
Sekulerisme
Filosofis:
Konghucu
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Peran Tanah Lempung Wahyu
dan Iman Ilahi
Kepada
Fotosintesis
Khiralitas dan
Fitrat Rasionalitas
"Yang
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Al-Qayyimah: Ajaran
Masalah Kekhataman yang
Pengetahuan, Berkesinambungan
Kenabiandan Kebenaran
Tanpa Syariat
741
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
VII
III
IV
742
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
743
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
744
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
dan tidak terdeteksi oleh umat Muslim awam. Berikut ini adalah dasar
pemikiran yang dikembangkannya:
1. Nabi Isa as diangkat ke langit dengan suatu tujuan tertentu dan
nantinya akan diturunkan kembali ke bumi.
2. Kedatangan kembali seorang nabi stock lama setelah yang
terakhir tidak akan membatalkan meterai kekhataman.
3. Kebutuhan akan seorang nabi baru di akhir zaman akan dipenuhi
tanpa menimbulkan dilema kontradiksi dengan takdir Ilahi.
745
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
746
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
yang diajarkannya sendiri. Jika berdasarkan semua hal itu para ulama
tetap saja bersikukuh bahwa sosok Isa yang dijanjikan sama dengan
Isa dari Bani Israil, mereka mestinya menyadari bahwa sebelum
diturunkan kembali ke bumi, yang bersangkutan tentunya harus telah
mengalami rekondisi dan penugasan ulang dalam segala hal yang
esensial bagi kenabiannya. Kalau hal seperti itu bukannya merupakan
kedatangan nabi baru, lalu apa namanya? Tentunya tidak ada ulama
yang akan mau menerima sosok Isa demikian bisa diasimilasikan ke
dalam Islam tanpa mencederai prinsip khataman nabiyyin Rasulullah
saw. Karena itu mereka harus meyakini kalau sosok Nabi Isa as akan
kembali ke bumi tanpa ada perubahan apa pun pada dirinya. Kalau
sudah sampai, barulah yang bersangkutan nanti diokulasikan pada
pohon Islam dan tumbuh sebagai seorang pembaharu yang bisa
disebut sebagai seorang Nabi Muslim secara universal. Rasanya perlu
diingatkan kepada kaum ulama bahwa dengan keadaan demikian
pun tetap saja yang bersangkutan akan menjadi asing bagi Islam
dan tidak bisa menanggalkan sama sekali kepribadiannya sebagai
seorang Israil. Keadaannya menjadi sama dengan tunas dari sebuah
pohon diokulasikan pada cabang pohon dari jenis lain. Jika teratai
bisa diokulasikan pada pohon mangga atau pohon tomat ditempelkan
pada pohon nanas, barulah kita juga bisa membayangkan bagaimana
seorang nabi pra-Islam diokulasikan pada Islam. Tetapi apa gunanya?
Tunas yang diokulasikan tidak akan pernah kehilangan identitas
dirinya. Apa yang muncul dari sosok Isa yang diokulasikan pada Islam
tetap saja Isa as dengan identitas Israil.
747
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
748
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
749
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
Maliki atau Abu Hanifah atau Imam Syafei ataukah Imam Ahmad
bin Hanbal? Karena sebelumnya tidak mempunyai pengalaman
tentang pertikaian akidah maka ia akan terperangkap tak berdaya di
tengah kerancuan bualan kosong demikian. Pasti ia akan mengeluh
dan mengharap agar ia tidak pernah dikirim kembali kedua kalinya
ke bumi. Kalau pun ia kemudian mengikuti salah satu tersebut, tetap
saja yang 71 sekte lainnya akan menolaknya. Terlepas dari itu semua
yang bersangkutan tetap menghadapi bahaya ditolak berdasarkan ayat
Al-Quran tersebut di atas yang menyatakan bahwa dirinya hanyalah
seorang Nabi bagi umat Bani Israil.
Teriakan “Kembali ke tempat dimana engkau seharusnya berada”
pasti menggema dari mulut para fanatik di tempat itu. “Silakan terbang
lagi dan arahkan perjalananmu ke Negara Israel” celetuk yang lain,
“Jika engkau memang cukup jantan guna menghadapi ujian mereka
lagi, pergilah kepada bangsa Yahudi dan buktikan identitas dirimu.”
Kita jadi bertanya-tanya, apa yang kira-kira akan dilakukan Tuhan
menghadapi situasi demikian? Apakah Dia akan menugaskan kembali
malaikat untuk mengangkatnya kembali ke langit? Atau apakah akin
dibiarkan saja ia mengatur dirinya sendiri menghadapi para ulama
Muslim dan Yahudi? Apakah yang bersangkutan akan disalib lagi oleh
tentara di negara Israel ataukah digantung sampai mati oleh algojo
Muslim, adalah pertanyaan yang hanya bisa dijawab nanti di masa
depan, jika yang bersangkutan memang jadi akan berkunjung lagi ke
dunia kita yang menyedihkan ini. Jauh lebih sulit dari saat kedatangan
pertamanya, yang bersangkutan akan menemukan tugas barunya
sebagai suatu mission impossible.
750
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
751
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
752
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
sahabat. Sedangkan Nabi Isa menurut para ulama, saat itu sedang
duduk-duduk di suatu tempat di langit, tentunya tanpa memiliki
hubungan langsung dengan Rasulullah saw. Dengan demikian hanya
ada dua opsi pilihan. Apakah Nabi Isa harus dianggap sebagai sama
sekali tidak mengetahui tentang pewahyuan Al-Quran sampai saat
sudah turun di bumi, atau Al-Quran diwahyukan kepada Nabi
Isa sebagai pesan dari Nabi Suci saw. Hanya saja bagaimana pesan
demikian akan diangkat ke langit tanpa melibatkan malaikat Jibrail?
Skenario yang berkembang menjadi demikian tidak masuk akal dan
menggelikan dimana seorang mukminin hakiki tidak akan pernah
menanggapinya walau hanya seklias. Bayangkan Jibrail menyampaikan
Al-Quran kepada Nabi Suci saw dan setelah itu lalu memohon beliau
untuk membacakannya kembali kepadanya agar bisa disampaikan
kepada Nabi Isa sebagai pesan dari Nabi Suci saw dan bukan dari
Tuhan.
Kembali kepada masalah konversi Nabi Isa ke dalam Islam,
jika dikatakan Al-Quran tidak diwahyukan kepadanya sama sekali,
namun yang bersangkutan beriman kepada Nabi Suci saw dengan
cara samar-samar tidak jelas, paling-paling yang bersangkutan hanya
bisa dianggap sebagai Muslim yang tidak melaksanakan ajaran tanpa
adanya pengetahuan tentang Al-Quran sama sekali. Umat Muslim
awam di mana pun dunia ini bisa menyatakan dirinya masih lebih
baik meski mereka dikatakan bodoh. Bagaimana mungkin sosok
Nabi Isa seperti itu bisa disambut kedatangannya di muka bumi oleh
para pakar theologi Muslim dan ulama pada masa itu? Apakah untuk
memperbaiki ketidak-tahuannya lalu yang bersangkutan dihadapkan
kepada sosok Imam Mahdi saat ia juga sudah turun ke bumi agar
sosok Nabi Isa itu bisa langsung dibaiat tanpa buang waktu lagi?
Begitu selesai baiat, apakah ia akan langsung diberi jabatan untuk
menghakimi semua sekte-sekte Muslim yang bertikai? Kapan dan oleh
siapa sosok Nabi Isa ini akan diajari segala hal tentang agama Islam
753
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
754
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
Gambaran Yesus seperti yang dilukis oleh seniman Kristen, ditampilkan dalam
visi ortodoksi Muslim membawa pedang di tangan selama pembantaian babi.
755
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
756
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
mengenali siapa yang akan dibunuh karena pada setiap kening orang-
orang celaka itu akan terukir kata Al-Kafir. Dengan cara demikian
maka tidak ada yang tersisa hidup kecuali umat Muslim dan orang-
orang Kristen yang sudah berbalik keimanan, karena mereka tidak
lagi memiliki sebuah pun salib untuk disembah. Demikianlah layar
turun di panggung sejarah manusia di atas penjagalan unik oleh
sosok Nabi Isa khayalan, meninggalkan aroma busuk yang merebak
ke seluruh dunia dari jasad mayat yang membusuk, sebagian karena
dijagal dan yang lainnya karena terimbas semburan api. Suatu pola
pemikiran dimana kebencian akan melahirkan keening berikutnya
dan pertumpahan darah hanya akan membawa manusia kepada
pertumpahan darah lainnya.
T ugas mengerikan terakhir bagi sosok Nabi Isa itu di bumi adalah
memusnahkan semua spesies hewan babi. Untuk babi tidak ada
pertimbangan keringanan apa pun. Semua babi jantan, babi betina
dan anak-anaknya akin ditebas pedang. Dengan pedang di tangan
dan api dalam semburan nafas, sosok Nabi Isa ini akan mengunjungi
757
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
758
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
759
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
760
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
agama. Namun hal ini bukan hanya hak prerogatif dari ulama
Muslim semata. Dimana saja dan kapan saja kelompok kependetaan
atau keulamaan mengambil alih kekuasaan atas tatanan keagamaan,
selalu saja mereka itu mengubah fakta menjadi fiksi dan realitas
menjadi khayalan. Inilah harga yang harus dibayar manusia karena
mempercayakan keimanannya kepada hierarki yang tanpa nalar dan
tanpa logika, tak mampu membedakan yang benar dari yang salah.
Apa pun bisnis mereka, Rasionalitas tidak termasuk komoditas yang
mereka perdagangkan.
Yang paling tragis dari keseluruhan pemuka agama di dunia
adalah apa yang terdapat pada kelompok ulama Muslim. Harapan
kosong yang mereka tanamkan di fikiran umat berupa kemenangan
Islam adalah sesuatu yang didasarkan sepenuhnya pada nubuatan yang
disalah-artikan menjadi fatamorgana dan ilusi. Mereka sebenarnya
sudah tidak cocok lagi memimpin suatu tatanan keagamaan, apalagi
yang namanya Islam. Mereka sudah tidak lagi cocok untuk mengikuti
Nabi Tuhan yang mana pun, dari masa lalu atau pun sekarang.
Visi mereka tentang kemenangan akhir Islam yang diperoleh
sepenuhnya atas kedigjayaan Nabi Isa telah menghapuskan mereka
dari segala peran dalam perjuangan terakhir bagi kemenangan Islam.
Senyatanya apa yang mereka butuhkan bukanlah seorang Nabi tetapi
seorang Raksasa yang diperbudak. Mereka tidak bisa melihat bahwa
jenis sosok Nabi Isa seperti yang ada dalam khayalan mereka itu tidak
pernah muncul dalam keseluruhan sejarah nabi-nabi sebelumnya.
Tidak ada Nabi yang disebutkan dalam Al-Quran atau pun kitab-kitab
yang diwahyukan lainnya yang akan berperang sendirian sedangkan
umatnya duduk-duduk menganggur menunggu hasilnya. Hal seperti
itu pernah dituntut umat Yahudi kepada Nabi Musa as, tetapi ditolak.
Jika kemenangan akhir suatu agama bisa dicapai tanpa pengorbanan
darah, keringat dan kerja, lalu dimana ruang bagi seorang Nabi Ilahi
yang selalu menyerukan manusia kepada pengorbanan? Visi para
761
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
ulama tentang sosok Nabi Isa tersebut lebih cocok dengan bentuk
jinn lampu daripada seorang Pembaharu Ilahi. Masalah utama mereka
jadinya bukan tentang pilihan antara Nabi lama dan Nabi baru, tetapi
antara seorang Nabi dengan jin lampu. Sikap mereka itu mengingatkan
kita pada kisah dari dongeng Seribu Satu Malam.
Kisahnya, suatu ketika seorang ahli sihir yang menyamar menjadi
pedagang keliling di jalan-jalan kota Baghdad sambil berteriak keras
“Lampu lama diganti baru. Lampu lama diganti baru.” Banyak ibu-
ibu rumah tangga bergegas menukarkan lampu lama mereka dengan
sebuah lampu baru yang ditawarkan. Suatu pertukaran yang memang
menarik. Namun ada satu kekecualian. Seorang ibu tidak menyadari
kalau ia telah menukarkan lampu lamanya yang sebenarnya berisi
seorang jin dengan kemampuan tidak terbatas. Ia tidak menyadari
bahwa siapa yang memiliki lampu itu juga akan menjadi majikan dari
sang jin. Dengan demikian minat si pedagang adalah pada isi lampu
itu dan bukan lampunya sendiri. Kalau jin itu bisa diperoleh dengan
menukarkan sejuta lampu baru, tetap saja ia akan untung.
Dalam realitas, para ulama tidak tertarik pada lampu baru yang
dinyalakan dengan nur Nabi Muhammad saw atau pun lampu lama
dari umat Nabi Musa as. Yang mereka minati hanyalah sosok Nabi Isa
yang menurut khayalan mereka sepertinya terperangkap di dalamnya.
Tidak ada obor penerangan Ilahi berupa kenabian yang berarti bagi
mereka. Bukan seorang Nabi yang mereka dambakan. Yang mereka
butuhkan hanyalah seorang budak raksasa yang akan menuntun
mereka kepada semua kekayaan duniawi berdasar perintah mereka.
Ambisi mereka hanyalah dominasi politik dan ekonomi atas
seluruh dunia, padahal mereka tidak mempunyai perbekalan cukup
untuk itu. Mereka hanya terlatih untuk mengalirkan darah umat
Muslim di tangan Muslim lainnya yang kemudian dijagal oleh pisau
Muslim lainnya lagi.
762
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
763
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
764
Al-Bayyinah: Prinsip Kebenaran Nabi
Yang Isa dan
Nyata,
Kehidupan
Konsep Kelangsungan
Seleksi
Menurut
Alam
Ketuhanan
Asal
Peran Mula
Tanah Hidup:
Perspektif
dan Suku-Suku
Al-Quran
Kehidupan:
Lempung Faktor
Pengenalan
Kelangsungan
Entropi
Permainan
Wahyu
dan Sudut
Bangsa
dan
Wahyu
danIman Kebetulan
dengan
Aliran
Al-Quran: Wahyu,
Keterbatasan
Catur
Hidup
Al-Quran
Masalah
atau
bagi
Pandang
Kehidupan
Berbagai Agama
Aborigin
Teori
Individu
Ilahi
Kepada dan
dan
Fitrat
Fotosintesis
Khiralitas Hakikat
atau
Perspektif
Pemikiran
Filsafat
Agama
Filsafat
Pengantar
Agama
Agama
Permainan
dan
yang
Alam
didi
dan
Suatu
dalam
(Keberpihakan) Takdir?
Jinn
Sejarah
Rasionalitas,
Yunani
Hindu
Eropa
Islam
Penderitaan
Kosmologi
Zoroaster
Tercakap
Buddha
Semesta
Singkat
Konghucu
Agama Judi
Sekulerisme
Australia
Luar Tao
Bumi
Pendapat
Masyarakat
Rasionalitas
"Yang Ghaib"
Wahyu
Evolusi
di Alam
Masalah
Al-Qayyimah: Ajaran Khaataman Nabiyyin
yang Berkesinambungan
Pengetahuan, dan Kebenaran
nasib dunia selanjutnya. Maka dengan cara itulah kaum ulama telah
menina-bobokan umat Muslim sampai ‘suatu waktu nanti ketika
Pangeran dari Barat Kristiani akan meninggalkan tugasnya sendiri
dan bangkit dengan penuh kemegahan sebagai Pangeran dari Timur
Muslim.’ Dengan demikian buat apa kaum ulama memusingkan diri
dengan ketiadaan akhlak pada kelompok yang dipimpinnya itu? Buat
apa bersusah payah mereformasi dan mengangkat mereka dari keadaan
kebekuan mati demikian? Sabar dan sabar adalah satu-satunya obat
penawar, tunggu saja jam kedatangannya.
765
Mirza Tahir
Bagian
Bagian 1III
II
V IV Ahmad
V
III
VII
IV
Referensi
1. Terjemah 3:50 oleh penulis.
766
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
EPILOG
767
Mirza
EpilogTahir Ahmad
Mimpi hakiki, Kasyaf dan Wahyu verbal, kapan saja dan kepada siapa
pun Dia berkehendak.
Wahyu tidak selalu merupakan indikasi tingkat atau derajat
kesalehan dari orang yang menerimanya. Terkadang Wahyu berfungsi
sebagai pengingat bagi manusia secara umum bahwa Tuhan itu
memang eksis dan bahwa Dia bebas berkomunikasi dengan siapa pun
yang Dia kehendaki. Contoh-contoh komunikasi seperti itu bukan
hak prerogatif dari suatu agama, negeri atau pun masa. Jika tidak
demikian keadaannya maka keimanan kepada Tuhan serta Lembaga
Wahyu akan menjauh dari eksistensinya. Wahyu-wahyu spesimen
seperti itu mirip dengan hujan yang turun di padang pasir yang
menciptakan oase yang mendukung kehidupan di tengah keluasan
hampa yang liar dan berpasir.
Sebagian mereka yang mengingkari telah menepis kesaksian
universal demikian sebagai ilusi kejiwaan semata. Memang benar ilusi
kejiwaan tidak bisa diabaikan begitu saja, namun bukti dari suatu
wahyu Ilahi bersifat demikian berbeda dari igauan orang yang kurang
waras, sehingga mestinya tidak dikacaukan satu dengan yang lain.
Perbedaannya seluas dan selebar antara kehidupan dengan kematian,
atau antara kegelapan dengan pencerahan. Namun memang benar
juga bahwa bukti adanya Wahyu hakiki menjadi bertambah jarang
dengan bertambah jauhnya manusia dari masa seorang Nabi.
Pengaruh materialisme pada manusia ibarat racun yang
mengganggu pikiran mereka dan menggugus kemurnian hati mereka.
Keyakinan pada wahyu Ilahi ikut meluntur bersamaan dengan itu.
Akhirnya muncul kebekuan skeptisisme dan mulailah era kematian
ruhani. Apa yang tertinggal hanyalah kepalsuan dan kedustaan.
Kemunafikan merasuki dan menodai agama-agama. Sebagian besar
mereka yang beriman hanya karena sebutan, gaya hidup mereka
sama sekali mengingkari keyakinan mereka. Kebenaran sepenuhnya
menjauh dari semua ruang lingkup kehidupan dan kegiatan manusia.
768
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
× É
×#\-ØÈXkÚ VÙ °O¯PXq XÄV° SÄB×mWc WD[ C\-VÙ ´i°PXT ¸OV¯ ×1ÅÀIV¯ \-5U rQ¯ ³\TSÄc ×ÅÉ Ø:°K% ¸n_R 2W5U \-5¯ #
pada
‘Adapun masa-masa orang-orang percobaan:
yang berkata “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka
bersiteguh, malaikat-malaikat akan terus menerus turun kepada mereka sambil meyakinkan
mereka “Janganlah kamu takut dan jangan pula berdukacita dan bergembiralah atas khabar
suka tentang surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kami adalah teman-temanmu di dalam
kehidupan di dunia dan juga di akhirat. . .” ’ (S.41 Ha Mim As- Sajdah:31-32) 2
769
Ayat-ayat itu tidak menyisakan keraguan akan kelangsungan Wahyu. Al-Quran
selanjutnya menyatakan:
r® SÈkªHW*ÔXjÚ VÙ ©DWÃ\j Vl¯ §Í
QQXSÕÃ\j ½ k¦BÊ Ì cmV r¯Q7¯
VÙ ³®JBWÃ s°jW°Ã \VU
\y Vl¯XT
hendaklah
barangsiapa ia juga beramal
mengharap akan saleh dan janganlah
bertemu dengan iaTuhan-nya
mempersekutukan siapa jua pun
(sebagaimana diriku),
dalam beribadah kepada Tuhan-nya.” ’ (S.18 Al-Kahf:111) 1
hendaklah ia juga beramal saleh dan janganlah ia mempersekutukan siapa jua pun
dalam Ekspresi
beribadah kepada ‘mengharap
kata-kata Tuhan-nya.” ’ (S.18
akan Al-Kahf:111)
bertemu dengan Tuhan-nya’
1
jelas berkaitan dengan
pengutaraan tentang wahyu sebelumnya. Hanya saja keputusan tentang siapa yang berhak
Mirza
Ekspresi Tahir
Epilogdengan
berkaitan Ahmad
kata-kata ‘mengharap
hal ini akan
selalu berada bertemu
di tangan dengan
Tuhan dan Tuhan-nya’ jelas berkaitan dengan
bukan pada manusia.
Janji tentang
pengutaraan tentang wahyu wahyu juga diungkapkan
sebelumnya. pada keputusan
Hanya saja ayat-ayat lain agar para
tentang siapamukminin
yang berhak
bersiteguh dalam kesetiaan mereka kepada Tuhan di masa-masa percobaan:
berkaitan dengan hal ini selalu berada di tangan Tuhan dan bukan pada manusia.
Janji tentang wahyu juga diungkapkan pada ayat-ayat lain agar para mukminin
TÄm°ØU XTkesetiaan
bersiteguh dalam SÈ5WsÙVU% YXT SÉmereka
ÙVcU% YU ÉR[ ®Q \-Ù ¿2Tuhan
kepada ¯IÙjQ WÆ Ä$tW?di
W*V" masa-masa R<{Xq SÅV |ÚÏ° D¯
SÀ-VW)Ôy 1É2 percobaan:
W% \Ij°Ù ×1ÅVXT ®QWm¦\)[ r¯ÛXT XkØ5ri ®QSXj\UÙ r¯Û ×1ÅÅVXj°ØTU ÀCÙVZ8 §¬©¨ |ETÀiWÃSÉ" Ô2È)=Å ³ª/ °R<SIÙ¯
TÄm°ØU XT SÈ5WsÙVU% YXT SÉÙVcU% YU ÉR[®Q \-Ù ¿2¯IÙjQ WÆ Ä$tW?W*V" SÀ-VW)Ôy 1É2 R<{Xq SÅV |ÚÏ° D¯
§¬ª¨ WDSÄÃiV" W% \Ij°Ù ×1ÅVXT ×1žÁÝ5U ßq°6W*ÕQ#
W% \Ij°Ù ×1ÅVXT ®QWm¦\)[ r¯ÛXT XkØ5ri ®QSXj\UÙ r¯Û ×1ÅÅVXj°ØTU ÀCÙVZ8 §¬©¨ |ETÀiWÃSÉ" Ô2È)=Å ³ª/ °R<SIÙ¯
‘Adapun orang-orang yang berkata “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka
‘Adapun orang-orang yang berkata “Tuhan kami adalah Allah” kemudian
bersiteguh, malaikat-malaikat akan terus menerus turun kepada mereka sambil meyakinkan
mereka
mereka bersiteguh,
“Janganlah kamumalaikat-malaikat
takut dan jangan pula akan SÄÃiV"menerus
§¬ªberdukacita
¨ WDterus W%dan j°Ù ×1turun
ÅVXT ×1Åkepada
\Ibergembiralah ¾ÁÝatas
5U ßqkhabar
°6W*ÕQ#
mereka sambil meyakinkan mereka “Janganlah
suka tentang surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kami adalah teman-temanmu kamu takut dan jangan puladi dalam
‘Adapun orang-orang
kehidupan
berdukacita di dunia yang
dandan jugaberkata
di akhirat.atas
bergembiralah “Tuhan ’ (S.41kami
. .” khabar suka
Ha Mim adalah
tentang Allah”
surga
As- Sajdah:31-32) yangkemudian
telah
2 mereka
bersiteguh, malaikat-malaikat
dijanjikan kepadamu. Kami akan adalah
terus menerus
teman-temanmu turun kepada
di dalam mereka
kehidupansambil di meyakinkan
merekaAyat-ayat
“Janganlah
dunia dan itujuga
tidak
kamu menyisakan
takut
di akhirat...” dan ’jangan keraguan
(S.41 Hapula Mim akan
berdukacitakelangsungan Wahyu. Al-Quran
dan bergembiralah
As-Sajdah:31-32) atas khabar
selanjutnya menyatakan:
suka tentang surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kami adalah teman-temanmu di dalam
2
D
‘Dan apabila hamba-hamba-Ku
‘Dan apabila bertanya
hamba-hamba-Ku kepada
bertanya engkau
kepada tentang
engkau Aku,Aku,
tentang katakanlah
“Sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang memohon
katakanlah “Sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang apabila ia
mendoaalamkepada-Ku. Maka
hal ini janji wahyuhendaklah
diperluasmereka
dengan menyambut seruan-Ku.
mengikut-sertakan semua. hamba
memohon apabila ia mendoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyambut .” ’ (S.2 Al-
Allah
Baqarah:187)
yang setulusnya
3
seruan-Ku...”
mencari ’ (S.2 Al-Baqarah:187)
Dia serta berserah diri menyambut seruan-Nya. Hal ini merupakan
3
janji universal yang tidak terbatas pada suatu waktu tertentu atau pun kaum tertentu.
D D
Islam sebagai agama yang mengandung harapan abadi tidak akan membatasi
komunikasialam halTuhan
dengan ini janji wahyu
kepada diperluas
masa lalu denganTuhan
saja. Perhatian mengikut-sertakan
atas kehidupan manusia
sebagai Pembimbing Yang Maha Pengasih tidak akan pernah
semua hamba Allah yang setulusnya mencari Dia sertaberakhir. Diaberserah
itu bisa ditemui
jika
alamdicari
hal dan menyambut
ini janji wahyujika dipanjatkan
diperluas doa kepada-Nya.
dengan Dia itu Abadi
mengikut-sertakan dan tidak
semua hambaadaAllah
daridiri menyambut
fitrat-Nya seruan-Nya.
yang pernah mati. Hal ini merupakan janji universal yang
yang setulusnya mencari pada
tidak terbatas Dia serta
suatuberserah diri menyambut
waktu tertentu atau punseruan-Nya. Hal ini merupakan
kaum tertentu.
janji universal
yang tidak terbatas pada suatu waktu
tertentu atau pun kaum tertentu.414
Islam
Islam sebagaiagama
sebagai agamayang
yangmengandung
mengandungharapan
harapanabadi
abaditidak
tidakakan
akan membatasi
komunikasi membatasi komunikasi
dengan Tuhan kepadadengan Tuhan
masa lalu saja.kepada masaTuhan
Perhatian lalu saja.
atasPerhatian
kehidupan manusia
sebagai Pembimbing Yang Maha Pengasih tidak akan pernah berakhir.
Tuhan atas kehidupan manusia sebagai Pembimbing Yang Maha Dia itu bisa ditemui
jika dicari dan menyambut jika dipanjatkan doa kepada-Nya. Dia itu Abadi dan tidak ada
Pengasih
dari fitrat-Nya yang tidak
pernahakan pernah berakhir. Dia itu bisa ditemui jika dicari
mati.
dan menyambut jika dipanjatkan doa kepada-Nya. Dia itu Abadi dan
tidak ada dari fitrat-Nya yang pernah
mati. 414
Manusia selamanya membutuhkan Wahyu Ilahi. Setelah
berlalunya kenabian Rasulullah saw, maka Wahyu-lah yang akan
770
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
771
Mirza
EpilogTahir Ahmad
Referensi
1. Terjemah 18:111 oleh penulis.
2. Terjemah 41:31-32 oleh penulis.
3. Terjemah 2:187 oleh penulis.
4. Faiz Ahmed Faiz, Nuskhah Hai Wafa, dari syair “Tanhai” adalah
akan muncul wabah yang lebih dahsyat di awal abad 21.
772
Wahyu, Rasionalitas,
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
INDEKS
773
Mirza
IndeksTahir Ahmad
Epilog
Crito, 109 G
Cyrus, 190 Galileo, Galilei, 44, 304, 317,
362
D Glashow, Sheldon, 444
Darwin, Charles, 6, 8, 70, 420, Gleason, Kevin J., 512
452 Gotama, 774
Daud as, 180, 737 Graebner, F., 253,
David White, 399 Guthrie, 95-97, 114
Davids, Mrs. T.W. Rhys, 153 Gutman, J., 55, 86
Davies, Paul, 169
Da Vinci, Leonardo 4, 361, 362 H
Dawkins, Richard, xi, 562 Haldane, J.B.S., 382, 383, 396,
Deboki, 121 404, 409, 426, 427
Descartes, Rene, 54, 55, 59, 93, Hanbal, Imam Ahmad bin, 258,
362 750
Dickerson, R.E., 386-388, 391, Harun as 629, 630, 752
392, 394, 396, 408, 412- Hegel, 58, 59, 61, 64, 65, 67, 72,
414 93
Hegstrom, Roger A., 447
E Homer, 191
Engels, 65, 93 Horgan, John, 411, 419, 512,
Enoch, F., 472 513, 516
Eva, 222 Howe, Elias, 262
Howitt, A.W., 243-245, 253
F Hoyle, Fred, 513
Ferdinand, King, 45, 642 Hsi, Fu,172, 173, 179, 183, 186
Firaun, 270, 624-630, 730 Hua, Chou Chih, 173
Hubble, Edwin, 328, 341
Hume, 56, 58
774
Wahyu, Rasionalitas,
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
775
Mirza
IndeksTahir Ahmad
Epilog
776
Wahyu, Rasionalitas,
Wahyu, Rasionalitas,
Pengetahuan, dan Kebenaran
Pengetahuan, dan Kebenaran
777
Mirza
IndeksTahir Ahmad
Epilog
Y Z
Yaou, 178, 181 Zoroasters, 117, 188-190, 191,
192-195, 223, 248, 714
778