Anda di halaman 1dari 8

EVIDANCE BASED PRACTICE (EBP) PENGARUH ROM PASIF

ERHADAP LAJU PERNAPASAN DAN SpO2 PADA PASIEN POST


CRANIOTOMY DI ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
2015

1 Judul jurnal PENGARUH ROM PASIF TERHADAP LAJU PERNAPASAN DAN


SpO2 PADA PASIEN POST CRANIOTOMY DI ICU RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2015
2 Jurnal Population :
Analisis Semua pasien post craniotomy di ruang ICU rs dr. Moewardi sejumlah 30
responden
Intervention : ROM Pasif pada pasien post craniotomy
Comparation: -
Outcome :
Hasil menunjukkan bahwa penerapan ROM pasif pada pasien post
craniotomy dapat mempengaruhi peningkatan respirasi rate dan saturasi
oksigen
3 Referensi Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 138–146
terakreditasi Jurnal Keperawatan Global, Volume 2, No 2, Desember 2017 hlm 62-111
4 Relevansi Pasien post craniotomy akan mengalami penurunan kesadaran dan
dengan gangguan mobilisasi untuk sementara waktu. Pasien dengan kondisi
fenomena bedrest dapat terjadi penurunan kekuatan otot sehingga dapat
masalah mempengaruhi otot pernapasan (Asmadi, 2009). Untuk mencegah
kelemahan otot atau penurunan kekuatan otot, perawat dapat memberikan
program rehabilitasi fisik. Rehabilitasi fisik terdiri dari mobilisasi dini,
latihan berjalan dengan alat bantu, latihan ambulasi, dan latihan Range of
Motion (ROM). ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien
dengan bantuan perawat pada setiap gerakan. Di ruang ICU, latihan yang
digunakan adalah latihan ROM pasif (Suratun, dkk, 2008). Peningkatan
aktivitas secara bertahap dapat mengurangi kelemahan otot dan
meningkatkan daya tahan tubuh (Carpenito, 2009). Dan Salah satu tujuan
dilakukan latihan ROM pasif pada pasien kritis di ICU adalah untuk
mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan (kardiorespirasi) (Potter &
Perry, 2005).
Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan laju napas dan kedalaman
pernapasan adalah latihan fisik, hal ini sebagai akibat dari pemenuhan
kebutuhan oksigen.
5 Kemutakhiran Jurnal tentang pengaruh rom pasif terhadap laju pernapasan dan spo2 pada
pasien post craniotomy di icu rsud dr. moewardi surakarta tahun 2015 dan
di rekomendasikan untuk meningkatkan respirate rate dan saturasi oksigen
6 Kelengkapan Prosedur tindakan
aspek Standart Operasional Prosedur (SOP)
ROM Pasif

Pengertian
Range of Motion (ROM) merupakan latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot (Potter & Perry, 2005). ROM Pasif adalah
ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan
perawat pada setiap gerakan
Tujuan
Tujuan dari ROM Pasif adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan
kekuatan dan kelenturan otot,mempertahankan fungsi jantung dan
pernapasan (kardiorespirasi), menjagafleksibilitas persendian, mencegah
kontraktur sendi.
Indikasi
Pada pasien post craniotomy di ICU
Prosedur
1. Persiapan Alat:
a. Bantalan
b. Massage oil
c. Sarung tangan
2. Persiapan Perawat:
a. Lakukan pengecekan program terapi pasien.
b. Cuci tangan.
c. Tempatkan alat di dekat pasien.
3. Persiapan Pasien:
a. Pastikan identitas pasien
b. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh
pertanyaan pasien
c. Pastikan pasien pada posisi yang aman dan nyaman
d. Jaga privasi pasien.
4. Pelaksanaan:
Latihan pasif anggota gerak atas
a. Berikan salam, memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga.
b. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada
klien
c. Bantu klien dengan posisi yang aman dan nyaman
d. Cuci tangan
e. Beri tahu pasien bahwa tindakan segera dilakukan
f. Gerakan menekuk dan meluruskan sendi bahu
1) Tangan satu penolong memegang siku, tangan yang lain
memegang lengan
2) Luruskan siku, naikkan dan turunkan lengan dengan siku tetap
lurus
g. Gerakan menekuk dan meluruskan siku
1) Pegang lengan atas dengan satu tangan, tangan lainnya
menekuk dan meluruskan siku
h. Gerakan memutar pergelangan tangan
1) Pegang lengan dengan tangan satu dan tangan lainnya
menggenggam telapak tangan klien
2) Putar pergelangan tangan klien ke arah luar (terlentang) dan ke
arah dalam (telungkup)
i. Gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan tangan
1) Pegang lengan bawah dengan tangan satu, tangan lainnya
memegang pergelangan tangan
2) Tekuk pergelangan ke atas dan ke bawah
j. Gerakan memutar ibu jari
1) Pegang telapak tangan dan keempat jari dengan satu tangan,
tangan yang satunya memutar ibu jari tangan
k. Gerakan menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
1) Pegang pergelangan tangan dengan tangan satu, tangan lainnya
menekuk dan meluruskan jari-jari tangan
Latihan pasif anggota gerak bawah
a. Gerak menekuk dan meluruskan pangkal paha
1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang
tungkai
2) Naikkan dan turunkan kaki dengan lutut tetap lurus
b. Gerakan menekuk dan meluruskan lutut
1) Pegang lutut dengan tangan satu, tangan lainnya memegang
tungkai
2) Kemudian tekuk dan luruskan lutut
c. Gerakan untuk pangkal paha
1) Gerakkan kaki klien menjauh dan mendekati badan atau kaki
satunya
d. Gerakan memutar pergelangan kaki
Pegang tungkai dengan tangan satu, tangan lainnya memutar pergelangan
kaki
Latihan miring kanan dan miring kiri
1. Beri tahu bahwa tindakan akan segera dimulai.
2. Cek alat-alat yang akan digunakan
3. Dekatkan alat-alat disisi klien.
4. Cuci tangan
5. Buatlah posisi tempat tidur yang memudahkan untuk bekerja (sesuai
dengan tinggi perawat).
6. Pindahkan klien ke posisi tempat tidur dengan arah yang berlawanan
dengan posisi yang di inginkan.
7. Klien dalam keadaan berbaring, kemudian miringkan ke kiri/kanan
dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus lutut, paha
kanan ditekuk diarahkan ke dada.
8. Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap.
9. Tempatkan bantal kecil di bawah kepala.
10. Letakkan tangan kiri diatas kepala dan tangan kanan diatas tempat tidur.
11. Letakkan bantal di ruang antara dada, abdomen, lengan atas dan tempat
tidur.
12. Letakkan bantal di ruang antara abdomen, pelvis, paha atas dan tempat
tidur.
13. Pastikan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang yang sama.
14. Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di bawah telapak kaki.
15. Kaji respon klien
16. Berikan reinforcement positif pada klien
17. Cuci tangan.
18. Observasi posisi dan pindahkan posisi klien pada sisi yang berlawanan
tiap 2 jam.
7 Besarnya Pasien post craniotomy akan mengalami penurunan kesadaran dan
manfaat gangguan mobilisasi untuk sementara waktu. Pasien dengan kondisi
untuk bedrest dapat terjadi penurunan kekuatan otot sehingga dapat
mengatasi mempengaruhi otot pernapasan (Asmadi, 2009). Sehingga akan timbul
masalah berbagai masalah keperawatan seperti pola nafas tidak efeektif, bersihan
keperawatan jalan nafas tidak efektif,
Menurut Zakiyyah (2014), Efek samping yang ditimbulkan tidak adanya
mobilisasi atau pergerakan ekstremitas dapat menyebabkan perubahan
saturasi oksigen kurang dari 90% sehingga pada pasien kritis perlu
dilakukan latihan fisik. Pada pasien dengan trauma kepala, sirkulasi darah
dan perfusi jaringan kurang baik disebabkan terjadi gangguan di otak dan
kurangnya mobilisasi.
Menurut Hidayat (2006), Faktor ketidakmampuan, dimana pasien cedera
kepala terjadi ketidakmampuan untuk beraktivitas sehingga mengalami
imobilisasi, dimana efek dari imobilisasi akan mempengaruhi pada kondisi
psikologis dan fisiologis individu. Pengaruh secara fisiologis diantaranya;
perubahan metabolik, perubahan sistem pernapasan, perubahan sistem
muskuloskeletal, perubahan sistem integument dan perubahan sistem
eliminasi. Perubahan pada sistem pernapasan diantaranya; ekspansi paru
menurun, dan terjadinya lemah otot yang dapat menyebabkan proses
metabolisme terganggu. Penurunan ekspansi paru dapat terjadi karena
tekanan yang meningkat oleh permukaan paru akibatnya dapat terjadi
penumpukan sekret di saluran pernapasan. Maka dari itu perlu dilakukan
mobilisasi untuk mencegah terjadinya penumpukan sputum. Mobilisasi
yang dapat dilakukan pada pasien cedera kepala dengan melakukan latihan
rentang gerak pasif/ROM pasif. Gerakan ROM pasif bermanfaat untuk
mempertahankan fungsi respirasi.
8 Keamanan ROM Pasif aman di lakuakan kepada pasien jika di lakukan sesuai dengan
untuk
SOP yang berlaku. Dan di lakuakan oleh tenaga yang mempunyai kopetensi
diterapkan
pada pasien di bidang keperawatan atau keluarga yang sudah di latih.
EVIDANCE BASED PRACTICE (EBP) PENGARUH ROM PASIF
TERHADAP LAJU PERNAPASAN DAN SpO2 PADA PASIEN POST
CRANIOTOMY DI ICU RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN
2015

Disusun Oleh Kelompok 4:


Any Setyowati
Eka Ratna Sari
Mulyati
Novika Diana
Rita Andriani

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN


(PROGRAM TRANSFER)
STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
2019

Anda mungkin juga menyukai