Infertilitas
Infertilitas
PENDAHULUAN
reproduksi yang sering berkembang menjadi masalah sosial karena pihak istri
dihadapi oleh pasangan suami istri yang telah menikah selama minimal satu
biasanya 85% pasangan dalam satu tahun sudah memiliki keturunan. Ini
endometriosis 6%, dan hal yang tidak diketahui sekitar 40%. Ini berarti
Pasangan yang tidak memiliki anak setelah satu tahun menikah berkisar
antara 12% sampai 28%. Sekitar 84% pasangan yang melakukan hubungan
seksual secara teratur (setiap dua sampai tiga hari) dan tidak menggunakan
kontrasepsi akan hamil dalam waktu satu tahun. Sekitar 92% dari pasangan
usia subur akan mendapatkan keturunan dalam waktu dua tahun (Affandi,
umur 16-20 tahun sebesar 4,5%, umur 35-40 tahun 31,3% dan umur lebih
dari 40 tahun sebesar 70%. Faktor usia merupakan faktor yang sangat
tahun atau lebih tentu tidak perlu harus menunggu lama selama satu tahun.
Minimal enam bulan sudah cukup bagi pasien dengan masalah infertilitas
2011). Di Indonesia data prevalensi infertilitas saat ini adalah 10-15% dari 40
juta pasangan usia subur yang mengalami kesuburan. Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) 2011, dari total 237 juta penduduk Indonesia, terdapat ± 39,8
juta wanita usia subur, namun 10-15% diantaranya dinyatakan tidak subur
atau infertil. Dari data diatas, maka diperkirakan sebanyak 4 sampai 6 juta
Banyak faktor yang menyebabkan pasangan suami istri sulit untuk hamil
langsung organnya, tetapi dapat saja dari faktor lain seperti faktor genetika,
Banyak pasangan suami istri yang memilih bercerai karena salah satu dari
mencapai 43% dari masalah dalam sebuah pernikahan yang ada. Mereka
beranggapan bahwa peran mereka sebagai orang tua tidak sempurna tanpa
suami sebaiknya diperiksa lebih dahulu dan dinyatakan sehat jasmani dan
rohani, karena kehamilan dapat terjadi apabila suami benar-benar sehat dan
semua keadaan fisik dan reproduksinya baik tetapi pasangan tersebut belum
kehamilan dalam kurun wktu satu tahun pertama pernikahan bila mereka
tentang cara pencegahan infertilitas kepada pasangan suami istri yang belum
mempunyai anak setelah 1 tahun menikah. Bidan juga bisa memberikan
infertilitas secara dini. Jika pasangan suami istri yang sudah menikah lebih
dokter spesialis infertil, jika perlu bidan juga ikut untuk mengantar pada awal
kunjungan.
Infertilitas Primer Di
infertilitas primer.
pus di. Penelitian dilaksanakan sekitar bulan April 2017 di. Penelitian ini
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Infertilitas
satu tahun ditetapkan karenna biasanya 85% pasangan dalam satu tahun
sudah memiliki keturunan. Ini berarti 15% pasangan usia subur mempunyai
a. Infertilitas primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki
anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
b. Infertilitas sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya
tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun
berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa menggunakan alat
berikut:
mendapatkan kehamilan.
kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk
Sebanyak 60% – 70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak
pada tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak
pada tahun ke-2 dari usia pernikahannya. Sebanyak 10% - 20% sisanya akan
memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak pernah memiliki anak.
kondisi infertil sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri.
Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada
suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua faktor yang
b. Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu
2008).
kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini
Secara garis besar penyebab infertilitas dapat dibagi menjadi faktor tuba
dan pelvik (35%), faktor lelaki (35%), faktor ovulasi (15%), faktor idiopatik
1. Faktor vagina
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani ini adalah
a. vaginitis atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh candida
albicans atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat
b. Vaginismus, keadaan ini ditandai dengan adanya rasa neri saat penis akan
(Prawirohardjo,2011).
2. Serviks
anatomi serviks yang berperan dalam infertilitas, yaitu cacat bawaan (atresia),
polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan (servisitis menahun)
(Prawirohardjo,2011).
3. Uterus
(Prawirohardjo,2011).
4. Tuba fallopii
peran yang besar dalam proses fertilisasi. Kelainan tuba yang sering dijumpai
yang menebal karena adanya kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau
5. Ovarium
Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor atau kista
bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang akan dibuahi. Sindrom
6. Anovulasi
Anovulasi ad alah tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan. Ovulasi
tubuh wanita, yang berarti mencerminkan suatu peristiwa yang teratur dan
periodik.
(Prawirohardjo,2011)
3. Faktor lain yang tidak dapat diketahui, berkisaran 20-25 % dari kasus
2. Ketidaktahuan PUS pada siklus masa subur. Hal ini sering terjadi pada
yang tidak dilakukan pada waktu yang tepat tidak menghasilkan kehamilan.
bercak merah pada kulit, atau keluar cairan yang berlebih pada vagina.
sedangkan pada pria dapat menghambat produksi sel sperma pada testis.
Faktor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah semua pemikiran
maupun istri. Masih sering dijumpai bahwa suami agak enggan bahkan
kadang-kandang tidak mau diperiksa dan sering pula mengatakan bahwa
istrinya dahulu yang diperiksa baru suami kemudian, sikap seperti ini tidak
biasanya memakan waktu dan biaya yang cukup besar. Maka yang terbaik
1. Anamnesa
Penting sekali untuk memperoleh data apakah pasangan suami istri atau
salah satunya memiliki kebiasaan merokok atau minum alkohol. Siklus haid
merupakan indikator yang sangat penting, ini perlu ditanyakan. Perlu juga
dikaji apakah ada keluhan nyeri saat haid setiap bulannya. Lakukan anamnesa
(Prawirohardjo,2011).
2. pemeriksaan fisik
dengan indeks masa tubuh yang besar memiliki kaitan erat dengan sindrom
metabolik, sedangkan perempuan dengan indeks masa tubuh yang kecil bisa
dilakukan pada awal siklus menstruasi melalui tuba fallopi. Ini akan
bergaerak. Tes ini juga melihat apakah sperma cukup encer dan memiliki
keseimbangan asam yang tepat (Jarvis, 2011). Kriteria yang digunakan dalam
(Prawirohardjo, 2011).
Tabel 2.2 Nilai normal analisis sperma menurut WHO
Jika semua hasil tes negatif, masalah akan digambarkan sebagai infertilisa
1. secara umum
2. Secara khusus
menurunkan kualitas sel sperma dan sel telur, sehingga sangat sulit
untuk terjadi pembuahan sebab kualitas sel sperma dan sel telur
yang buruk.
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan
(laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih
perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini
1. Usia
Di Indonesia angka kejadian perempuan infertil 15% pada usia 30-34 tahun
meningkat 30% pada usia 35-39 tahun dan 64% pada usia 40-44 tahun.
Hal ini dikarenakan cadangan sel telur yang makinsedikit.Faktor usia sangat
berkemampuan untuk hamil. Fase ini dimulai setelah fase pubertas sampai
sebelum fase menopause . Fase pubertas wanita adalah fase disaat wanita
dipanggul. Fase Reproduksi pada wanita terjadi pada umur 20-35 tahun.
Pada fase reproduksi wanita memiliki 400 sel telur. Semenjak wanita
mengalami menstruasi secara periodik yaitu pelepasan satu sel telur. Jadi,
wanita dapat mengalami menstruasi sampai sekitar 400 kali. Pada umur 35
tahun simpanan sel telur menipis dan mulai terjadi perubahan keseimbangan
meningkat sampai pada akhirnya kira-kira umur 45 tahun sel telur habis dan
wanita tidak menstruasi lagi atau tidak bisa hamil lagi. Pemeriksan cadangan
sel telur dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah atau USG saat mentruasi
hari kedua atau ketiga (Kurniawan, 2008). Akibat masalah ekonomi atau
sebagai prioritas kedua setelah upaya mereka untuk meraih jenjang jabatan
menunda kehamilannya sampai berusia 30 tahun atau bahkan lebih tua lagi.
Hal ini menyebabkan usia rata-rata perempuan masa kini melahirkan bayi
pertamanya 3,5 tahun lebih tua dibandingkan dengan usia perempuan yang
dilahirkan pada 30 tahun yang lalu. Tentu hal ini akan memberikan pen garuh
yang kuat terhadap penurunan kesempatan bagi perempuan masa kini untuk
2. Keputihan
warnanya, baunya, disertai rasa gatal atau tidak. Secara fisiologis keluarnya
getah yang berlebihan dari vulva dapat dijumpai pada waktu ovulasi, waktu
menjelang dan setelah haid. Akan tetapi, apabila perempuan tersebut merasa
keputihannya disertai rasa nyeri atau gatal, maka dapat dipastikan itu
semestinya, infeksi ini akan merambat naik ke rahim atau bahkan ke adneksa
yang terdiri dari saluran telur, indung telur, dan ligamentum atau otot-otot
(Prawirohardjo,2011).
3. Gaya hidup
kejadian infertilitas, yakni sebesar 15-20%. Gaya hidup yang serba cepat dan
berisiko, berisiko 4,154 kali lebih tinggi untuk mengalami infertilitas pria
dibandingkan dengan pria dengan perilaku yang tidak merokok. Penurunan
wanita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Amarudin (2012) yang
kualitas sperma abnormal 8,6 kalilebih besar dibandingkan pria yang tidak
merokok.
1. Masalah Vagina
2. Masalah Uterus
3. Masalah Serviks
4. Masalah Tuba
5. Masalah Ovarium
Sumber : (Prawirohardjo,2011).
usia
Suami perokok
2.4 Hipotesis
2=Tidak
Jika usia
ibu < 35
tahun
3. Keputihan keputihan baik Wawancara Kuesioner 1=Iya Ordinal
berupa lendir Jika ibu
bening, tidak berganti
berbau dan tidak celana
gatal atau lendir beberapa
berwarna, kali
berbau dan sehari,
gatal. apalagi
bila
keputiha
nnya
disertai
gatal
2=Tidak
Jika ibu
merasa
keputiha
yang
dialami
tidak
memberi
kan rasa
tidak
nyaman
4. Suami Suami yang Wawancara Kuesioner 1= Iya Ordinal
Perokok mengonsumsi Jika
rokok suami
ibu
merokok
2= Tidak
Jika
suami
ibu tidak
perokok
BAB III
METODE PENELITIAN
untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel dari
variabel yang diamati dalam waktu yang bersamaan. Variabel yang akan diteliti
adalah infertilitas primer pada pus sebagai variabel dependen dan usia, keputihan,
diantaranya
3.3.1 Populasi
adalah semua pasangan usia subur (PUS) yang mengalami infertilitas primer
di
3.3.2 Sampel
anggota sampel secara quotum atau jatah dan menetapkan jumlah sampel
yang diperlukan.
4. Bersedia diwawancarai
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung diperoleh dari responden dengan
2. Data sekunder
Data yang telah di dapat dari rekam medis tentang kejadian infertilitas
Setelah data terkumpul, maka langkah ang harus dilakukan berikutnya adalah
berikut :
a. Editing
b. Coding
terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangatlah penting bila
pada penelitian ini dimulai dari 01 untuk responden pertama sampai untuk
responden terakhir.
c. Data Entry
d. Tabulating
tabel.
3.6 Analisa data
menggunakan:
1. Analisa univariat
variabel baik bebas maupun variabel terikat, jadi analisa ini untuk
2. Analisa bivariat
pus dengan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05), bila
Keterangan
= Chi Square
O = Nilai Observasi