Bab V Septi
Bab V Septi
70
sampai dengan Oktober 2019 adalah 31,29%. Pencapaian tersebut dibawah target
yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu sebesar 50%.
Berdasarkan data tersebut, maka kami memutuskan membahas permasalahan
penemuan TB semua kasus. Selanjutnya akan di analisis untuk menentukan
kemungkinan penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses,
lingkungan dan output).
71
V.2. Definisi Operasional
Penemuan TB semua kasus adalah penemuan pasien TB paru dan TB ekstra
paru melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB,
pemeriksaan fisik dan laboratoris untuk menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi
penyakit serta tipe pasien TB sehingga dapat dilakukan pengobatan agar sembuh
sehingga tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Semua kasus TB adalah
pasien yang terdiagnosis TB baik secara bakteriologis maupun klinis, yang termasuk
didalamnya adalah pasien TB paru BTA positif, TB paru biakan M.TB positif, Tb paru
TCM M.TB positif , pasien ekstra paru baik yang terkonfirmasi bakteriologis maupun
klinis, TB anak baik yang terkonfirmasi bakteriologis maupun klinis, pasien TB paru
BTA negative dengan hasil foto thorax mendukung TB, pasien TB paru hasil BTA
negative yang tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik.
Rumus:
72
Tabel Analisa Kemungkinan Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem
73
Pemeriksaan Pasien di
Poli Umum
SOP Pemeriksaan TB
termasuk sputum BTA
Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan
Keluarga untuk
menskrining penderita
dengan gejala dan tanda
TB paru dan ekstra paru
Program TOSS TB
MATERIAL Balai desa sebagai sarana Tidak ada masalah
(Perlengkapan) penyuluhan mengenai TB
Tersedianya poli di
puskesmas
74
P2 Petugas kesehatan (dokter dan Kurangnya peran beberapa
perawat) di Poli Umum kader dalam memotivasi
melakukan pemeriksaan pasien dengan gejala dan
menyeluruh kepada pasien tanda TB paru maupun
dengan gejala dan tanda TB paru ekstra paru untuk
dan ekstra paru, serta melakukan memeriksakan diri ke
rujukan ke laboratorium untuk puskesmas
melakukan pemeriksaan Kuantitas dan kualitas
bakteriologis kunjungan rumah
Petugas kesehatan di pustu pasien dengan gejala
(perawat) maupun PKD (bidan tanda TB paru dan
desa) merujuk ke puskesmas esktra paru belum
untuk diperiksa secara optimal
laboratoris apabila pasien
mengalami keluhan atau
memiliki gejala TB paru dan
ekstra paru
Adanya kunjungan ke rumah bagi
pasien dengan gejala dan tanda
TB paru maupun esktra paru serta
konseling mengenai penyakit dan
pengobatan
Melakukan koordinasi dengan unit
pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dalam
pendataan pasien TB semua kasus
yang memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan swasta
(bidan, dokter praktek swasta,
BKPM)
Melakukan penanggulangan TB
sesuai SOP
75
P3 Laporan mengenai jumlah pasien Tidak ada masalah
TB semua kasus di puskesmas
Adanya laporan bulanan dan
tahunan P2M TB
Laporan program P2M TB paru
dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten tiap 3 bulan sekali,
disertai dengan data pencapaian
program
Evaluasi program 3 bulan – 1
tahun sekali
76
LINGKUNGAN Terjangkaunya sarana pelayanan Kurangnya pengetahuan pasien,
kesehatan dari wilayah tempat keluarga pasien dan masyarakat
tinggal masyarakat terkait gejala tanda TB paru dan
terutama TB ekstra paru
Kurangnya kesadaran pasien
dengan gejala tanda TB paru dan
esktra paru untuk memeriksakan
dirinya ke Puskesmas
Kecenderungan masyarakat
untuk berobat ke rumah sakit,
dokter praktek swasta maupun
dokter spesialis diluar
puskesmas
77
Tabel Analisa Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem yang Sudah
Terkonfirmasi
Perawat yang
Tidak ada masalah
berjumlah cukup dan
berkompeten
menemukan TB semua
kasus
79
Pemeriksaan dan Tidak ada masalah
penjaringan pasien TB
paru dan ekstra paru di
Poli Umum
Tersedianya poli di
Tidak ada masalah
puskesmas
81
P2 Petugas kesehatan (dokter dan Tidak ada masalah
perawat) di Poli Umum
melakukan pemeriksaan
menyeluruh kepada pasien suspek
TB paru dan ekstra paru, serta
melakukan rujukan ke
laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan bakteriologis dahak
82
P3 Laporan mengenai jumlah pasien Tidak ada masalah
TB semua kasus di puskesmas
setiap bulan sekali
83
LINGKUNGAN Terjangkaunya sarana pelayanan Kurangnya kesadaran pasien
kesehatan dari wilayah tempat suspek TB paru dan esktra paru
tinggal masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke
Puskesmas
Kecenderungan masyarakat
untuk berobat ke rumah sakit,
dokter praktek swasta maupun
dokter spesialis
84
V.5. Rekapitulasi Penyebab Masalah dari Tabel Analisa Sistem yang Sudah
Terkonfirmasi
10. Kurangnya kesadaran pasien suspek TB paru dan esktra paru untuk
memeriksakan dirinya ke Puskesmas
85
INPUT MONEY
MAN
PROSES
76
Gambar 5.1 Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem yang Sudah Terkonfirmasi
V.6. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya,
yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif
pemecahan penyebab masalah yang ada, yaitu:
2 Kurangnya peran bidan desa 2 Pemberian reward kepada bidan desa yang aktif
dalam memotivasi orang
dengan gejala TB paru dan
TB ekstra paru untuk
memeriksakan diri ke
Puskesmas
78
11 Kurangnya pengetahuan 11 Memberikan informasi kepada pasien dan
pasien, keluarga pasien dan keluarga pasien mengenai gejala TB paru dan
masyarakat terkait TB paru TB ekstra paru, dan mengedukasi mereka untuk
dan terutama gejala tanda datang ke layanan kesehatan bila mengalami
gejala tersebut.
TB ekstra paru
79
V.7. Penentuan Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis pemecahan masalah, didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:
80
PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF
1. Kurang optimalnya pemberdayaan
beberapa kader kesehatan desa yang
1. Meningkatkan jumlah pertemuan antara
kader kesehatan desa dan petugas kesehatan
terlatih dalam memotivasi orang dengan
untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
gejala TB paru dan TB ekstra paru untuk
gejala dan tanda dari TB paru dan TB ekstra
memeriksakan diri ke puskesmas
paru
2. Kurangnya peran bidan desa dalam
memotivasi orang dengan gejala TB paru 2. Pemberian reward kepada bidan desa yang
dan TB ekstra paru untuk memeriksakan diri aktif
ke Puskesmas 3. Mengadakan pertemuan antara kader, bidan
3. Kurangnya pengetahuan kader dan bidan
desa dengan petugas kesehatan untuk
desa terhadap gejala dan tanda TB ekstra
paru memberikan pengetahuan mengenai gejala
dan tanda klinis dari TB ekstra paru
4. Kurang optimalnya kegiatan program
“ketuk pintu” oleh beberapa kader dan 4. Memberikan reward kepada kader yang aktif
bidan desa melakukan kegiatan “ketuk pintu”
8. Kuantitas dan kualitas kunjungan rumah 7. Membuat jadwal tetap untuk dilakukan
pasien dengan suspek TB paru dan esktra penyuluhan kepada masyarakat luas
paru belum optimal mengenai TB paru dan TB ekstra paru
81
V.8. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks
Menggunakan Rumus
MxIxV/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x V / C.
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program:
Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.
Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah
Vulnerability ( v ) Sensitivitas cara
penyelesaian masalah Kriteria m, I, dan v kita
beri nilai 1-5
Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga
dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.
2. Efisiensi pogram
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)
Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya
mendekati
1. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah
dengan menggunakan kriteria matriks.
(M x I x V) /
M I V C
C
1. Meningkatkan jumlah pertemuan 3 2 1 2 3 VIII
antara kader kesehatan desa dan
petugas kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai gejala dan
82
tanda dari TB paru dan TB ekstra paru
83
11. Memberikan informasi kepada pasien 2 4 4 3 10.7 IV
dan keluarga pasien mengenai gejala
TB paru dan TB ekstra paru, dan
mengedukasi mereka untuk datang ke
layanan kesehatan bila mengalami
gejala tersebut.
84
V.9. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 5.6 Plan of Action Peningkatan Cakupan TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan
1 Penyuluhan Meningkatkan Kader dan Aula Dokter Umum 2 kali dalam BOK Pemberian Proses :
tentang TB pengetahuan bidan desa puskesmas dan 1 tahun materi dan Terlaksananya penyuluhan
paru dan kader dan bidan Salaman I Koordinator (bulan tatap muka mengenai TB paru dan TB
terutama desa tentang TB Juni&Des Diskusi dan ektra paru, pembekalan
TB ekstra bahaya TB paru ember) tanya jawab kemampuan untuk merubah
paru maupun TB ekstra Pretest dan stigma masyarakat
paru, membekali posttest mengenai penyakit TB dan
kemampuan untuk Pemberian memotivasi orang dengan
merubah stigma reward gejala TB untuk
masyarakat memeriksakan diri ke
mengenai penyakit puskesmas
TB dan memotivasi
orang dengan Hasil :
gejala TB untuk Meningkatnya
memeriksakan diri pengetahuan kader dan
ke puskesmas bidan desa tentang bahaya
TB paru maupun TB ekstra
paru
Meningkatnya kemampuan
untuk merubah stigma
masyarakat mengenai
penyakit TB
83
Meningkatnya kemampuan
untuk memotivasi orang
dengan gejala TB untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas
84
Tabel 5.6 Plan of Action Peningkatan Cakupan Terduga Penderita TB Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Metode Kriteria keberhasilan
85
86
Tabel 5.6 Plan of Action Peningkatan Cakupan Terduga Penderita TB Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan
87
88
Tabel 5.7 Gantt Chart , Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I
Kegiatan
Penyuluhan
tentang TB
paru dan TB
ekstra paru
kepada
kader dan
bidan desa
Penyuluhan
tentang TB
paru dan TB
ekstra paru
kepada
masyarakat
Rapat lintas
Sector
89