LEMBAR KERJA
PRAKTIKUM METODE GEOLOGI LAPANGAN
ACARA KE- / MODUL : 8
I. TUJUAN PRAKTIKUM :
1.1 Mengetahui dan membuat pengukuran penampang stratigrafi
1.2 Untuk menentukan urutan stratigrafis batuan
1.3 Mengetahui kondisi sruktur geologi
1.4 Dapat menujukkan lingkungan pengendapan dan perubahan lingkungan pengendapan.
Pengukuran stratigrafi merupakan salah satu pekerjaan yang biasa dilakukan dalam
pemetaan geologi lapangan. Adapun pekerjaan pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran yang terperinci dari hubungan stratigrafi antar setiap perlapisan
batuan / satuan batuan, ketebalan setiap satuan stratigrafi, sejarah sedimentasi secara vertikal
dan lingkungan pengendapan dari setiap satuan batuan. Di lapangan, pengukuran stratigrafi
biasanya dilakukan dengan menggunakan tali meteran dan kompas pada singkapan-singkapan
yang menerus dalam suatu lintasan. Pengukuran diusahakan tegak lurus dengan jurus
perlapisan batuannya, sehingga koreksi sudut antara jalur pengukuran dan arah jurus
perlapisan tidak begitu besar.
3. Hukum Intruksi/Penerobosan (Cross Cutting Relationship) oleh AWR Potter dan Robinson
Suatu intrusi (penerobosan) adalah lebih muda daripada batuan yang diterobosnya.
4. Hukum Urutan Fauna (Law of Fauna Succession) oleh De Soulovie
Dalam urut-urutan batuan sedimen sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan
fosil tertentu dengan sekelompok lapisan di atas maupun di bawahnya
5. Prinsip William Smith (1816)
Urutan lapisan sedimen dapat dilacak (secara lateral) dengan mengenali kumpulan
fosil yang didiagnostik, jika kriteria litologinya tidak menentu.
6. Prinsip kepunahan organik oleh George Cuvier (1769-1832)
Dalam suatu urutan stratigrafi, lapisan batuan yang lebih muda mengandung fosil
yang mirip dengan makhluk yang hidup sekarang dibandingkan dengan lapisan batuan yang
umurnya lebih tua.
Gambar Perlapisan
Bidang perlapisan merupakan hasil dari suatu proses sedimentasi yang berupa:
Berhentinya suatu pengendapan sedimen dan kemudian dilanjutkan oleh pengendapan
sedimen yang lain.
Perubahan warna material batuan yang diendapkan.
Perubahan tekstur batuan (misalnya perubahan ukuran dan bentuk butir).
Perubahan struktur sedimen dari satu lapisan ke lapisan lainnya.
Perubahan kandungan material dalam tiap lapisan (komposisi mineral, kandungan
fosil, dll).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Pada suatu bidang perlapisan, terdapat bidang batas antara satu lapisan dengan lapisan yang
lain. Bidang batas itu disebut sebagai kontak antar lapisan.
Terdapat dua macam kontak antar lapisan, yaitu :
Kontak Tajam, yaitu kontak antara lapisan satu dengan lainnya yang menunjukkan
perbedaan sifat fisik yang sangat mencolok sehingga dapat dengan mudah diamati
perbedaannya antara satu lapisan dengan lapisan lain. Perbedaan mencolok tersebut
salah satu contohnya berupa perubahan litologi.
Kontak Berangsur, merupakan kontak lapisan yang perubahannya bergradasi sehingga
batas kedua lapisan tidak jelas dan untuk menentukannya mempergunakan cara–cara
tertentu. Terdapat dua jenis kontak berangsur, yaitu :
1. Kontak Progradasi
2. Kontak Interkalasi
Kontak erosional, merupakan kontak antar lapisan dengan kenampakan bidang
perlapisan yang tergerus/tererosi baik oleh arus maupun oleh material yang terbawa
oleh arus. Untuk skala yang lebih luas, kontak antar formasi ataupun antar satuan
batuan yang memiliki karakteristik yang sama, dikenal dengan istilah hubungan
stratigrafi. Kontak / hubungan stratigrafi ini terdiri dari dua jenis, yaitu kontak selaras
dan kontak tidak selaras.
Kontak Selaras atau disebut Conformity yaitu kontak yang terjadi antara dua lapisan
yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak ada sama
sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak berangsur.
Kontak Lapisan Tidak Selaras atau disebut Unconformity yaitu merupakan suatu
bidang ketidakselarasan antar lapisan. Terdapat empat macam bidang
ketidakselarasan, yaitu:
a. Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan
ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah
terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan
lain.
b. Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di
atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
Gambar Disconformity
Gambar Paraconformity
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
KAMPUS BUMI TADULAKO TONDO, TELEPON 0451-422611 Fax 0451-422844 PALU
IV. PEMBAHASAN