Latar Belakang
Organisasi adalah sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dikatakan
dalam usahan yang mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan ini setiap orang harus jelas
daya manusia yang berkualitas dan profesional. Sumber daya manusia yang
berkualitas dan professional cenderung memiliki kinerja yang lebih baik, sehingga
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting untuk diperhatikan
oleh pimpinan organisasi. Sumber daya manusia yang ada dalam organisasi harus
kompetitif.
suatu proses dimana pemimpin ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh bawahannya sesuai dengan rencana, perintah, tujuan, atau
fundamental (pokok).
tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud pengawasan bukan mencari
1
pekerjaannya. Pengawasan intern bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh
secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang
Hasil guna atau disebut sebagai efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan
tepat waktu yang telah ditentukan, artinya pelaksanaan suatu pekerjaan dinilai baik atau
tidak sangat tergantung pada penyelesaian tugas tersebut, cara melaksanakan dan biaya
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas serta Tata
penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan tepat pada waktu dan sasaran yang telah
2
pengawasan baik secara langsung ataupun tidak langsung dari seorang pimpinan dari
Kuningan.
kompleksnya suatu organisasi itu sendiri. Makin besar organisasi itu makin sukar
Salah satu yang menjadi penghalang adalah proses komunikasi yang memungkinkan
yang ada dalam melakukan kewajibannya terhadap pekerjaan yang ditugaskan, oleh
karena itu masih adanya kelemahan pengawasan intern yang membuat para pegawai
pekerjaan dalam instansi pemerintah. Dengan adanya pengawasan intern yang baik,
maka suatu pekerjaan akan berjalan dengan lancar dan menghasilkan kinerja yang
Bertitik tolak pada pemahaman tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih
3
EFEKTIVITAS KERJA DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN
KELUARGA BERENCANA”
2. Perumusan Masalah
Kabupaten Kuningan ?
2. Faktor - faktor apa saja yang menjadi penghambat kerja pegawai Dinas
Kuningan ?
Penelitian ini dilakukan dalam rangka memperoleh data yang ada hubungannya
dengan masalah yang akan dibahas. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah:
Kuningan.
4
2. Untuk mengidentifikasi hambatan pengawasan intern terhadap
Kabupaten Kuningan.
berikut :
5
4. Waktu Pelaksanaan Riset dan Praktek
5. Kajian Pustaka
5.1 Organisasi
Organisasi adalah sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu dikatakan
dalam usahanya mencapai tujuan. Dalam wadah kegiatan itu setiap orang harus jelas
tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, hubungan dan tata kerjanya. Pengertian
yang demikian disebut organisasi yang bersifat statis, karena sekedar hanya melihat
aktivitas/tindakan daripada tata hubungan yang terjaadi dalam organisasi itu, baik yang
bersifat formal maupun yang bersifat informal. Misalnya aktivitas tata hubungan atasan
dengan bawahan, tata hubungan sesama atasan dan sesama bawahan, berhasil atau
tidaknya tujuan yang akan dicapai dalam organisasi tergantung sepenuhnya kepada
faktor manusianya.
6
Pengertian organisasi menurut Hasibuan (2013:24) adalah “suatu sistem
5.2 Administrasi
mengatakan :
Administrasi dalam arti luas dari kata administration (bahasa inggris) di bawah
ini akan dikemukakan beberapa pendapat, arti atau definisi dari pada administrasi
7
Administration as the activities of groups cooperating to accomplish
common goals’ administrasi sebagai kegiatan daripada kelompok
yang mengadakan kerjasama untuk menyelesaikan tujuan bersama.
administrasi adalah:
8
Adapun pengertian Administrasi Negara menurut George J.Gordon yang di
oleh Inu Kencana Syafei (2003:33) yakni : “Suatu studi mengenai bagaimana
Menurut Dwight Waldo mengenai Administrasi Negara yang di kutip oleh Inu
5.3 Manajemen
diperbantukan pada Kantor Pusat Lembaga Administrasi Negara dari tahun 1977-1980
sebagai berikut :
9
5.4 Pengawasan
dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan.
10
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan nyata.
4. Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan
penganalisaan penyimpangan.
5. Pengambilan tindakan korektif bila diperlukan.
Pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah di
dimaksudkan agar pekerjaan dapat dikerjakan secara efektif (hasil guna) sesuai dengan
bahwa :
atasan langsung dan selalu melekat karena ada unsur pimpinan kepada bahawahannya.
6 metode, yakni:
11
1. Pengawasan Langung.
berisi gambaran atas hasil kemajuan yang telah tercapai sesuai dengan
3. Pengawasan formal.
12
kerjanya. Misalnya: periode waktu pemeriksaan, periode waktu
4. Pengawasan informal.
yang tidak resmi (pribadi) atau secara incognito. Hal ini dimaksudkan
13
5. Pengawasan Administratif.
a. Pengawasan Keuangan.
14
menyangkut terhadap hak-hak mereka yang harus dipenuhi (gaji,
c. Pengawasan Material.
telah ditentukan.
15
George R. Terry dalam Winardi (1986:396) mengemukakan bahwa prinsip
pengawasan yang efektif membantu usaha-usaha kita untuk mengatur pekerjaan yang
pengawasan adalah:
16
5.4.4 Bentuk-bentuk Pengawasan
memandori kerja.
17
5.4.5 Asas-asas Pengawasan
antara lain:
pengawasan terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Proses
pengawasan ini terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok) tertentu yang bersifat
pengawasan merupakan suatu proses yang dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah,
meliputi:
18
1. Penetapan standar pelaksanaan (perencanaan).
standar.
Penetapan standar adalah sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk
kegiatan tepat.
penganalisaan penyimpangan-penyimpangan.
19
menginterpretasikan adanya penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-
rendah).
itu sendiri).
penyimpangan-penyimpangan.
membuat pengawasan semakin diperlukan oleh setiap organisasi. Faktor - faktor itu
adalah:
20
diketemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru,
3. Kesalahan-kesalahan.
21
otonomi pribadi. Padahal organisasi sangat memerlukan pengawaasan
tujuan.
Setiap organisasi dalam suatu unit menginginkan semua pegawai atau aparat
dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerja sesuai dengan yang telah diprogramkan
oleh ketua atau pimpinan, yang dapat tercapai tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Suatu program atau rencana yang telah tercapai sesuai dengan yang telah ditargetkan
oleh ketua atau pimpinan adalah efektif karena keberhasilan suatu organisasi pada
arti pencapaian target yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu.”
berikut:
22
tugas dinilai baik atau tidak sangat tergantung bilamana tugas
tersebut diselesaikan dan tidak, terutama cara melaksanakannya dan
berapa biaya yang diselesaikan untuk itu.
1. Karakteristik organisasi
relatif tetap yang akan menentukan pola-pola interaksi dan tingkah laku
2. Karakteristik lingkungan
23
mengalami perubahan artinya memiliki sifat ketidakpastian karena
3. Karakteristik pekerjaan
kerja tanpa dukungan kualitas sumber daya yang mengisinya tidak akan
ada artinya.
inovasi organisasi.
1. Tepat Waktu
24
2. Tepat Kualitas
3. Tepat Kuantitas
keterlambatan.
diinginkan.
1. Standar waktu
25
yaitu merupakan pengukuran ketepatan untuk jenis khusus
dihasilkan
dimana pengawasan merupakan upaya terakhir dari proses kegiatan agar sesuai dengan
maka pengawasan harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang menetapkan suatu
26
secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana
terjadi dapat ditekan sedini mungkin, tujuan akhir keseluruhan yang pada akhirnya
dapat membantu mendapatkan hasil dan pelaksanaan pekerjaan secara efektif dan
efisien.
Dalam hal ini pengawasan akan efektif jika pengawasan tersebut dilaksanakan
solusinya.
6. Kerangka Pemikiran
pedoman atau landasan dalam penelitian yang disusun dalam suatu pola pemikiran
untuk memecahkan masalah penelitian. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai
27
Pengawasan menurut Handoko (2014:357) yaitu “Proses untuk menjamin
Pengertian di atas dapat dikatakan bahwa pengawasan adalah suatu proses yang
telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sehingga terhindar dari
Pengawasan intern merupakan salah satu tipe dalam bentuk pengawasan yang
berfungsi melakukan penilaian independen atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi
yang dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit
dimaksudkan agar pekerjaan dapat dikerjakan secara efektif (hasil guna) sesuai dengan
28
Guna memperoleh pemecahan masalah dalam penelitian, maka diperlukan
suatu anggapan dasar yang bertitik tolak dari pendapat ahli mengenai efektivitas kerja
kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak
atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana
suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Efektivitas juga
dapat diartikan sebagai tindakan dan kegiatan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan
sebelumnya oleh pemerintah, serta sangat penting peranannya di dalam setiap badan
pemerintahan dan berguna untuk melihat perkembangan dan kemajuan yang dicapai
sebagai berikut:
kerja merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh tujuan yang telah
Berencana Kabupaten Kuningan dapat diukur melalui ukuran efektivitas kerja. Adapun
29
pengukuran efektivitas kerja menurut Siagian (1997:153), dapat dilihat dari indikator
sebagai berikut:
pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna
Pengawasan intern merupakan peran yang vital dalam efektivitas kerja pegawai
30
Alat Ukur Efektivitas
Alat Ukur Pengawasan Intern Kerja
1. Perencanaan 1. Ukuran Waktu
2. Penentuan pengukuran 2. Ukuran Ketelitian
pelaksanaan kegiatan 3. Ukuran Nilai
3. Pengukuran pelaksanaan 4. Ukuran Harga
kegiatan nyata Siagian
4. Pembandingan pelaksanaan Handayaningrat (1997:153)
kegiatan (1994:143)
5. Pengambilan tindakan
korektif
Handoko (1995:36)
Gambar 1.1 menunjukkan pengaruh dari pengawasan intern terhadap efektivitas kerja
berdasarkan alat ukur dari pengawasan intern yang apabila dilaksanakan secara
maksimal maka akan memperoleh hasil yang maksimal dari point-point alat ukur
efektivitas kerja
7. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas yang telah peneliti uraikan maka peneliti
31
2. H 0 : S 0 Pengawasan : Efektivitas Kerja <0, Pengawasan (X) Efektivitas
Kerja (Y) artinya pengawasan terhadap efektivitas kerja pegawai tidak ada
Kerja (Y) pengawasan terhadap efektivitas kerja pegawai ada pengaruh yang
signifikan.
X Y
PARADIGMA PENGARUH
Keterangan:
X = Pengawasan
Y = Efektivitas Kerja
variabel yang sedang diteliti. Masri dan Kuncoro (2008) mengemukakan pengertian
32
Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan
bagaimana cara mengukur suatu variabel, dengan kata lain definisi
operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi
operasional harus bisa diukur dan dipahami orang lain. Adapun definisi operasional
sebelumnya.
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan ini dapat
33
pengukuran pelaksanaan kegiatan, perbandingan pelaksanaan kegiatan
pencapaian target yang sesuai dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Dinas
dalam bekerja. Efektivitas kinerja pegawai ini dapat dilihat dari ukurannya
8. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif Analisis
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian dengan data kuantitatif yang kemudian
diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Metode penelitian deskriptif analisis,
atau peristiwa yang sedang terjadi pada objek, ketika penelitian sedang dilaksanakan.
Teknik pengumpulan data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
lainnya yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah yang di teliti. Hal ini
34
dimaksudkan untuk memperkuat data yang didapat dari lapangan sehingga
diteliti namun peneliti tidak terlibat langsung dalam proses kerja yang
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
(Arikunto, 2008) apabila populasi kurang dari 100 orang, maka diambil
orang, maka sampel di ambil sebesar 10% - 15% atau 20% - 25% atau
35
penelitian ini adalah seluruh Dinas Pengendalian Penduduk dan
(efektivitas kerja) terlebih dahulu dilakukan analisis berdasarkan hasil angket dengan
SS : (Sangat Setuju) =5
S : (Setuju) =4
TP : (Tanpa Pendapat) =3
TS : (TIdak Setuju) =2
instrumen telah memenuhi persyaratan ditinjau dari segi validitas maupun dari segi
merupakan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data
yang valid adalah kata “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti
apabila dapat mengukur apa yang diukur. Instrumen dikatakan valid apabila mampu
36
mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan
sejauhmana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel
yang dimaksud.
Alat pengujian yang dipakai adalah “korelasi product moment” dari Karl
Dimana :
dipercaya digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah
baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
37
Menurut Arikunto (1998:70), reliabilitas pada tingkat keterandalan sesuatu.
Reliable artinya terpercaya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Instrument yang
reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Data yang benar sesuai
Dimana:
Varians butir itu sendiri dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
(∑ 𝑋𝑖)2
∑ 𝑋𝑖 2 −
𝜎𝑖 2 = 𝑁
𝑁
Keterangan:
σi2 : varian butir pertanyaan ke- n (misalnya ke-1, ke-2, dan seterusnya)
38
Berdasarkan rumus di atas, seluruh variabel reliable bila harga indek reliabilitas
yang diperoleh paling tidak mencapai 0,6 sedangkan untuk tes-tes standar atau yang
distandarkan, harga indek reliabilitas paling tidak harus mencapai 0,85 atau bahkan
0,90.
Mengetahui data yang valid, langkah selanjutnya adalah menaikan skala ukur.
setiap jawaban.
d. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z pada setiap pilihan
jawaban.
e. Hitung nilai numerik penskalaan (scale value) untuk setiap pilihan jawaban
Dimana:
39
Area Under Upper Limit = daerah di bawah batas atas
f. Hitung skor (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban dengan
persamaan berikut:
Interval dan rumus Scale Value maka peneliti mulai melakukan transformasi yang telah
fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen.
Y = a + b 𝑋1+ e
Dimana :
40
e =Variabel kekeliruan
Harga dari a dan b dapat dicari dengan rumus, menurut Sugiyono (2009:237):
a
yi xi2 xi xiyi
n xi 2 xi
2
n xiyi xi yi
b
n xi xi
2
Analisis data yang digunakan oleh peneliti untuk pengolahan data adalah
dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman untuk menguji validitas data,
n 1
2
RxiR yi n
n
rs
i 1 2
n 2 n 2 n 2
2
n 1
2
R xi n R yi n 2
i 1 2 i 1
( Conover, 1980 )
Keterangan:
N = Banyaknya sampel
41
10.5 Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas yaitu koordinasi vertikal dan
variabel terikat yaitu kualitas pelayanan, maka digunakan analisis determinasi dengan
KD = rs2 x 100%
Keterangan:
KD : koefisien determinasi
rs : koefisien korelasi
Dari hasil validasi, uji reliabilitas, uji regresi dam koefisien determinasi dengan
SPSS 14.1
Istilah analisis:
42
b. Titik krisis digunakan untuk pengertian batasan abtara signifikan dengan
dalam analisis dapat diberikan toleransi hanya sampai 5% dan dalam ilmu
eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
Penduduk dan Keluarga Berencana Jl. RE. Martadinata Ancaran Kabupaten Kuningan.
43
11.3 Jadwal Penelitian
44
DAFTAR PUSTAKA
Cipta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Bumi
Aksara.
Mandar Maju
45
Dokumen – dokumen :
Daerah
Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Uraian Tugas serta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Kuningan.
46