Anda di halaman 1dari 5

31. Wanita 27 tahun datang dengan keluhan lemas sejak 4 bulan yll.

Pasien juga
mengeluhkan menstruasi tidak lancar sejak 1 bulan yll. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan TD 160/100 mmHg, HR 80 kali/menit, RR 20 kali/menit. Ditemukan obesitas
sentral dengan muscle wasting, moon face (+). Pasien kemudia dilakukan tes supresi
dexametason 1 mg. Kadar kortisol tidak turun esok harinya. Apakah diagnosis yang
paling tepat untuk saat ini?
A. Addison disease
B. Hipotiroidisme
C. CUshing syndrome
D. Sumber ACTH eksogen
E. Cushing disease

Jawaban : C. Cushing syndrome

Pembahasan : Cushing Syndrome adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis akibat
meningkatnya kadar glukokortikoid (kortisol) dalam darah. Glukokortikoid merangsang
proses glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat oleh protein dan beberapa zat lain)
oleh hati dengan cara :
1. kortisol meningkatkan semua enzim yang dibutuhkan untuk mengubah asam-asam amino
menjadi glukosa dalam sel-sel hati.
2. kortisol menyebabkan pengangkutan asam-asam amino dari jaringan ekstrahepatik,
terutama dari otot akibatnya, semakin banyak asam amino tersedia
dalam plasma untuk masuk proses glukoneogenesis dalam hati dan oleh karena itu akan
meningkatkan pembentukan glukosa.
Salah satu efek peningkatan glukoneogenesis adalah peningkatan jumlah penyimpanan
glikogen dalam sel-sel hati.
Hampir semua dokter mengenal gambaran klinis sindrom Cushing. Obesitas sentral,
�moon face�, hirsutisme, dan kemerahan pada wajah dijumpai pada lebih dari
80% orang dewasa penderita sindrom Cushing. Striae, hipertensi, kelemahan otot,
nyeri punggung, distribusi lemak �buffalo hump�, gangguan psikologis, jerawat, dan
mudah memar merupakan gambaran yang sangat lazim (35-80%). Namun ini merupakan
tanda dan tampilan penyakit Cushing yang sudah lanjut.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/56118/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

32. Wanita, 25 tahun mengeluhkan nyeri saat berkemih, sering berkemih, dan warna
urin keruh. Pasien masih aktif secara seksual karena pasien baru menikah. Pada
pemeriksaan fisik, didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 18 kali/menit, N 88 kali/menit,
Tax 37,5C. Nyeri (+) pada daerah suprapubik. Hasil pemeriksaan darah Hb 12 g/dL,
leukosit 8.000/mm3, trombnosit 160.000/mm3. Kemungkinan penyakit pada pasien ini
adalah
A. Uretritis
B. Sistitis
C. Pyelonefritis
D. Glomerulonefritis
E. Batu ureter

Jawaban : B. Sistitis

Pembahasan : uretritis menghasilkan discharge. sistitis nyeri.


KLASIFIKASI ISK
1. ISK Bawah
a. Sistitis akut adalah radang selaput mukosa kandung kemih (Vesica urinaria) yang
timbulnya mendadak, bisa ringan dan sembuh spontan (self-limited disease) atau
berat di sertai penyulit infeksi saluran kemih atas (pielonefritis akut)
b. Sistitis kronis adalah radang kandung kemih yang menyerang berulang-ulang
(recurrent attact of cystitis) dan dapat menyebabkan kelainan-kelainan atau
penyulitpenyulit dari saluran kemih bagian atas dan ginjal
c. Urethritis adalah infeksi/inflamasi dari urethra,bisa terjadi pada laki-laki
yang disebabkan sexually transmitted disease dan wanita bisa timbul karena acut
urethral syndrome
d. Prostatitis adalah inflamasi dari glandula prostat
e. Epididimytis adalah inflamasi dari epididimis
f. Orchitis adalah inflamasi dari 1 atau 2 testis pada laki-laki yang biasanya
disebabkan oleh bakteri.
2. ISK Atas
a. Pielonefritis akut adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang
jaringan interstitial, sekunder mengenai tubulus, dan akhirnya dapat mengenai
kapiler glomerulus disertai manifestasi klinik dan bakteriuria tanpa ditemukan
kelainan-kelainan radiologic.
b. Pielonefritis kronis adalah kelainan jaringan interstitial (primer) dan sekunder
mengenai tubulus dan glomerulus, mempunyai hubungan dengan bakteriuria (immediate
atau late effect) dengan atau tanpa bacteriuria dan selalu disertai kelainan-
kelainan radiologic (pielonefritis bacterial kronik), mungkin terjadi lanjut dari
infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran
kemih serta refluk vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang
spesifik.
Gejala klinis sistitis seperti nyeri suprapubik, polakiuria, nokturia, disuria, dan
stanguria. Dapat ditemukan gejala demam, kram, nyeri punggung, muntah, skoliosis,
dan penurunan berat badan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45135/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
33. Pasien laki-laki, usia 40 tahun, datang ke praktek dokter untuk kontrol. Pasien
menderita hipertensi sejak 4 tahun yll, hingga saat ini mendapat obat terapi CCB,
ACE inhibitor, dan beta blocker. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran CM, TD
170/90 mmHg, N 96 kali/menit, RR 24 kali/menit, suhu 36,6C. Dokter mencurigai
pasien menderita hipertensi sekunder sehngga dilakukan pemeriksaan aldosteron serum
yang menunjukkan hasil abnormal. Bagaimana mekanisme kerja aldosteron yang paling
utama?
A. Mengubah angiotensin
B. Meningkatkan lipolisis
C. Meningkatkan reabsorbsi natrium
D. Meningkatkan ekskresi air
E. Meningkatkan ekskresi natrium

Jawaban : C. Meningkatkan reabsorbsi natrium

Pembahasan : Aldosteron merupakan hormon steroid yang berperan penting pada ginjal.
Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi
NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi
NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31090/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

34. Pasien perempuan, usia 45 tahun, dibawa ke IGD dengan keluhan lemas dan pucat
sejak 2 hari yll. Pasien mengalami BAB hitam sejak 1 minggu yll. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TD 90/50 mmHg, N 116 kali/menit, RR 26 kali/menit, suhu 36,8C, CA
(+) SI (-) NTE (+). Hasil lab menunjukkan Hb 5,6, leukosit 10.800, trombosit
550.000, MCV 98, MCH 30, MCHC 28. Apa rencana tatalaksana awal pada pasien ini?
A. Pemberian antibiotik IV
B. Pemberian infus besi
C. Pemberian infus nutrisi
D. Pemberian transfusi darah
E. Pemberian anti nyeri IV

Jawaban : D. Pemberian transfusi darah


Pembahasan : Hb <= 7 wajib transfusi PRC kecuali Autoimmune Haemolytic Anemia
(AIHA).
Packed Red Cells (PRC) adalah modalitas terapi yang umum digunakan untuk mengobati
pasien anemia yang hanya membutuhkan komponen sel darah merah saja, contohnya
anemia pada pasien gagal ginjal kronik, keganasan atau thalasemia. PRC adalah sel
darah merah pekat berisi eritrosit, trombosit, leukosit dan sedikit plasma. PRC
didapatkan dengan memisahkan sel darah merah dari plasma, sehingga didapatkan sel
darah merah dengan nilai hematokrit tinggi (69-70%). Dalam satu kantung PRC standar
diperkirakan volume PRC sekitar 150-300 mL, dengan massa sel darah merah mendekati
100-200 mL. PRC tidak cocok diberikan pada pasien yang mengalami trombositopenia,
karena tidak memiliki kandungan trombosit. Meskipun begitu, PRC punya efektivitas
oksigenasi setara dengan sedian darah lengkap. PRC diberikan kepada pasien yang
mengalami anemia dengan defisiensi hanya pada sel darah merah saja, contohnya pada
pasien dengan anemia pada gagal ginjal. Dosis pemberian PRC ditentukan dari klinis
pasien, bukan dari nilai Hb atau hematokrit semata. PRC memiliki fungsi sebagai
pembawa oksigen (seperti eritrosit), sehingga pada pasien gagal ginjal yang
mengalami anemia dapat ditingkatkan oksigenasi jaringan tanpa harus membebani tubuh
dengan beban volume yang berlebih. Namun, meskipun begitu perlu diingat bahwa
pemberian PRC dalam jumlah banyak dalam waktu singkat dapat pula menyebabkan
sindrma hipervolemia. Pada orang dewasa, 1 unit PRC dapat meningkatkan Hb sekitar 1
g/dL. Atau kalau digunakan hematokrit sebagai indikator, kira-kira dapat
meningkatkan 3-4%/kantong PRC. Rumus menghitung dosis PRC = (Hb target - Hb saat
ini) x BB x 4
http://dokterpost.com/rumus-transfusi-packed-red-cell/

35. Wanita, 19 tahun datang dengan keluhan sesak adn mengi memberat sejak 30 menit
yll. Pasien memiliki riwayat sesak berulang terutama bila terpapar dingin dan rutin
inhalasi bronkodilator. Pada pemeriksaan fisik didapatkan N 124 kali/menit, RR 36
kali/menit, retraksi suprasternal, wheezing pada inspirasi dan ekspirasi. Diagnosis
pasien pada kasus diatas adalah
A. Asma serangan ringan
B. Asma serangan sedang
C. Asma serangan berat
D. Asma mengancam nyawa
E. Asma terkontrol

Jawaban : C. Asma serangan berat

Pembahasan : cek gambar


Asma mengancam jiwa = penurunan kesadaran, silent chest, pernapasan paradoksal.

36. Pasien dengan batuk lama lebih dari 3 minggu.Pasien juga mengeluh mengalami
keringat malam dan penurunan BB. Pemeriksaan yang diperlukan adalah
A. Pewarnaan Ziehl Nielsen sputum
B. Pewarnaan Gram sputum
C. Darah rutin
D. Hitung jenis leukosit
E. Kultur sputum

Jawaban : A. Pewarnaan Ziehl Nielsen sputum

Pembahasan : Pada dasarnya prinsip pewarnaan Mycobacterium yang dinding selnya


tahan asam karena mempunyai lapisan lemah atau lilin sehingga sukar ditembus cat.
Oleh pengaruh phenol dan pemanasan maka lapisan lemak dapat ditembus cat basic
fuchsin. Pada pengecatan Ziehl Neelsen setelah BTA mengambil warna dari basic
fuchshin kemudian dicuci dengan air mengalir, lapisan lilin yang terbuka pada waktu
dipanaskan akan merapat kembali karena terjadi pendinginan pada waktu dicuci.
Sewaktu dituang dengan asam sulfat dan alkohol 70% atau HCI alkohol, warna merah
dari basic fuchsin pada BTA tidak akan dilepas/ luntur. Bakteri yang tidak tahan
asam akan melepaskan warna merah, sehingga menjadi pucat atau tidak bewarna.
Akhirnya pada waktu dicat dengan Methylien Blue BTA tidak
mengambil warna biru dan tetap merah, sedangkan bakteri yang tidak tahan asam akan
mengambil warna biru dari Methylien Blue.
Pembacaan hasil pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala
International Union Against Tuberculosis (IUAT) yaitu dalam 100 lapang pandang
tidak ditemukan BTA disebut negatif, namun jika ditemukan :
1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif
2. 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah bakteri yang ditemukan
3. 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+)
4. 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ atau (2+)
5. > 10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ atau (3+)
Diagnosis TB paru pada orang dewasa yakni dengan pemeriksaan sputum atau dahak
secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan dinyatakan positif apabila sedikitnya 2
dari 3 spesimen SPS BTA hasilnya positif. Apabila hanya 1 spesimen yang positif
maka perlu dilanjutkan dengan rontgen dada atau pemeriksaan SPS diulang. Jika
hasil rontgen mendukung TB paru, maka penderita di diagnosis sebagai penderita TB
paru BTA positif. Dan jika hasil rontgen tidak mendukung TB paru, maka pemeriksaan
dahak SPS di ulang.
kultur TB = lowenstein jensen
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/33480/Chapter%20II.pd?
sequence=4

37. Laki-laki, 35 tahun datang dengan keluhan batuk berlendir warna kuning
kehijauan sejak 2 minggu yll, keluhan disertai demam, nyeri dada. TTV TD 120/80
mmHg, HR 115 kali/menit, RR 30 kali/menit, suhu 38,5C. Pada PF ditemukan perkusi
redup, fremitus meningkat, ronkhi basah halus di kedua lapang paru. FT terdapat
infiltrat bilateral daerah basal paru. Pemeriksaan tambahan yang tepat untuk pasien
tersebut adalah
A. DPL
B. Sputum BTA
C. Spirometri
D. IGRA
E. Kultur darah

Jawaban : A. DPL

Pembahasan : Perkusi redup = Cairan. Vokal fremitus meningkat = Cairan atau Massa.
Ronkhi basah halus = Infeksi saluran napas akut (ISPA), PPOK, Udem pulmo,
Dekompensasi kordis sinistra, Gagal jantung kongestif (CHF). Curiga pneumonia. Pada
pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umunya ditemukan
leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat.Akan tetapi, pada pneumonia
bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm3
dengan predominan PMN.Leukopenia (<5.000/mm3 ) menunjukkan prognosis yang
buruk.Leukositosis hebat pada keadaan bakteremi, dan risiko terjadinya komplikasi
lebih tinggi. Efusi pleura merupakan cairan eksudat dengan sel PMN berkisar antara
300-100.000/mm3, protein > 2,5 g/dl, dan glukosa relatif lebih rendah daripada
glukosa darah. Kadang-kadang terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang
meningkat.Secara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED tidak dapat
membedakan antara infeksi virus dan infeksi bakteri secara pasti.
https://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Pemeriksaan_Fisik/Paru
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45821/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y

38. Laki-laki 45 tahun adtang dengan keluhan BAB cair > 10x sejak tadi malam.
Keluhan disertai mual muntah 3x sejak 6 jam yll. Pasien tampak lemas. BAK sedikit.
Pada PF didapatkan apatis TD 90/70 mmHg, HR 110 kali/menit, RR 18 kali/menit, TAX
37,2C akral dingin, turgor kulit lambat. Pemeriksaan penunjang Hb 13, Ht 38,
leukosit 9.000, PLT 180.000, Cr 4. Apakah kondisi yang terjadi pada pasien
tersebut?
A. AKI on CKD
B. AKI kategori Risk
C. AKI kategori Injury
D. AKI kategori Failure
E. AKI kategori Loss

Jawaban : C. AKI kategori Injury

Pembahasan : cek gambar rifle!

39. Pasien datang dengan keluhan sembab pada seluruh tubuh, disertai pembengkakan
pada mata. Dari pemeriksaan lab ditemukan adanya proteinuria, hiperkolesterolemia,
dan hipoalbumin. Apakah diagnosis pasien ini?
A. Sindroma nefritik
B. Sindroma nefrotik
C. Cushing syndrom
D. Addison disease
E. Gagal ginjal

Jawaban : B. Sindroma nefrotik

Pembahasan : Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua kelopak mata,
perut, tungkai, atau seluruh tubuh dan dapat disertai jumlah urin yang berkurang.
Keluhan lain juga dapat ditemukan seperti urin berwarna kemerahan yang menandakan
hematuria. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan edema di kedua kelopak mata,
tungkai, atau adanya asites dan edema skrotum atau labia. Kadang-kadang ditemukan
hipertensi. Pada urinalisis menggunakan dipstik ditemukan proteinuria masif (3+
sampai4+), dapat disertai hematuria. Pada pemeriksaan darah didapatkan
hipoalbuminemia (< 2,5 g/dl), hiperkolesterolemia, dan laju endap darah yang
meningkat, rasio albumin/globulin terbalik. Kadar ureum dan kreatinin umumnya
normal kecuali ada penurunan fungsi ginjal. Bila ditemukan hematuria mikroskopik
(>20 eritrosit/LPB) dicurigai adanya lesi glomerular contohnya pada sklerosis
glomerulus fokal.
cek gambar
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52808/Chapter%20II.pdf?
sequence=5&isAllowed=y

40. Laki-laki 24 tahun datang dengan keluhan demam, kemudian diberikan antibiotik
oleh dokter. 5 menit kemudian terjadi syok anafilaktik. Termasuk reaksi
hipersensitivitas tipe berapa syok anafilaktis pada kasus tersebut?
A. Hipersensitivitas I
B. Hipersensitivitas II
C. Hipersensitivitas III
D. Hipersensitivitas IV
E. Bukan hipersensitivitas

Jawaban : A. Hipersensitivitas I

Pembahasan : cek gambar!

Anda mungkin juga menyukai