Anda di halaman 1dari 7

47

Klasifikasi Kinerja Pegawai Universitas X


dengan pendekatan Neuro-Fuzzy
Ronald Dwi Nompunu1), Purnomo Budi Santosa2), Erni Yudaningtyas3)

 kurang sesuai surat keputusan Rektor (0031/UX/SK-


Abstrak– Klasifikasi kinerja pegawai universitas x REK/VI/2009). Selama ini metode evaluasi yang
adalah dasar kebijakan rekomendasi sistem karir, hal ini digunakan adalah perhitungan rata-rata terbobot
dilakukan setiap tahun dengan metode tertentu, deterministik, perhitungan ini mengalami kesulitan
penggunaan metode ini pada memperkirakan klasifikasi ketika memperkirakan klasifikasi potensi kinerja
kinerja pegawai masih memiliki tingkat ketidakpastian pegawai dimasa depan, perkiraan ini sangat penting
tinggi, karena bobot dan sub-variabel penilaian bersifat dilakukan karena sifat organisasi yang selalu
fluktuatif. Sehingga dibutuhkan sistem klasfikasi kinerja
menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan baru
pegawai untuk peramalan yang lebih mendekati
kepastian. dalam penelitian ini dibuat sistem klasifikasi sehingga berpengaruh terhadap perubahan bobot, dan
dengan menggunakan gabungan jaringan syaraf tiruan variabel yang ditambahkan sehingga proses klasifikasi
dan logika fuzzy (Neuro-Fuzzy) dengan 15 variabel input, yang memerlukan waktu lebih dari 1 hari sebagai
agar tingkat akurasi lebih baik, melalui optimasi Hybrid alternatif diperlukan pendekatan lain, pendekatan yang
Neuro Fuzzy diperoleh nilai RMSE 0.002322355 dengan mampu mengakomodasi fenomena tersebut yaitu
data latih 165 dan uji 6, berdasarkan perbandingan melalui soft computing, soft computing merupakan
Neuro-Fuzzy dan metode lain dengan evaluasi diperoleh inovasi baru untuk membangun sistem cerdas, sistem
nilai accuracy 89% cerdas ini merupakan sistem yang memiliki keahlian
seperti manusia pada domain tertentu, unsur-unsur
Kata Kunci—Klasifikasi, Kinerja pegawai, Neuro-Fuzzy,
Hybrid. dalam soft computing yaitu sistem fuzzy
(mengakomodasi ketidaktepatan), jaringan syaraf
I. PENDAHULUAN (menggunakan pembelajaran), mampu beradaptasi dan
belajar agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi

P egawai merupakan aset berharga yang dimiliki oleh


setiap organisasi, karena sangat memberikan
pengaruh pada banyak aspek penentu keberhasilan
perubahan lingkungan [1]. Beberapa penelitian telah
dilakukan dengan pendekatan logika fuzzy dan jaringan
syaraf diantaranya, penentuan estimasi harga mobil
kerja. Suatu organisasi akan dapat menjalankan semua menggunakan pendekatan logika fuzzy [2], pendekatan
proses usahanya dengan terarah jika semua pegawai bahasa fuzzy untuk menentukan keputusan kinerja
dapat diorganisasi dengan baik oleh unit sumber daya pegawai melalui kondisi yang kurang pasti [3]. Prediksi
manusia. Dengan pengorganisasi yang baik maka unit kebangkrutan perusahaan menggunakan Jaringan syaraf
sumber daya manusia memiliki aturan yang jelas tiruan bacpropagasi keluaran output eksak 1dan 0 [4],
untuk semua pegawai demi tertib dan lancarnya proses dari beberapa pendekatan diatas metode logika fuzzy
administrasi. Aturan yang jelas dapat memberikan memiliki kelemahan tidak dapat belajar namun dapat
kepastian bagi semua pegawai untuk memperoleh hak menarik kesimpulan sebaliknya jaringan syaraf tiruan
dan kewajibannya tanpa dipengaruhi diskriminasi mampu belajar tetapi tidak dapat menarik kesimpulan,
berdasarkan suku agama dan ras. Aturan yang jelas sehingga jika dikombinasikan maka kedua metode ini
juga bertujuan untuk mengetahui penelitian lain pada akan saling memperkuat dan kombinasi ini dinamakan
kinerja pegawai dalam sistem karir serta memperoleh neuro-fuzzy, ANFIS (Adaptive Network Based Fuzzy
bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam Inference System ) diperkenalkan oleh Jyh-Shing Roger
pembinaan pegawai berdasarkan sistem karir dan Jang yang memiliki kemampuan dan mengindetifikasi
pencapaian kinerja. Penelitian dilakukan disalah satu sistem non linier [5], penelitian lain menggunakan
organisasi pendidikan universitas x, hasil kinerja di Neuro-Fuzzy struktur ANFIS untuk menentukan
universitas x dinyatakan dalam angka dan huruf yaitu klasifikasi pilihan jurusan di Sekolah Menengah
istimewa, sangat baik, baik, cukup, kurang, sangat Kejuruan dengan menggunakan data sampel [6].
Dalam penelitian Neuro-Fuzzy ANFIS digunakan untuk
1)
Ronald Dwi Nompunu adalah staf di Universitas Machung dan optimasi klasifikasi potensi pegawai universitas.
Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Elektro, Fakultas Diharapkan dengan penelitian ini akan didapatkan
Teknik, Universitas Brawijaya (UB) Malang-Indonesia (email: suatu model klasifikasi potensi pegawai yang akurat.
ronald.dwi@machung.ac.id ).
2)
Purnomo Budi Santosa adalah dosen Program Magister Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang (email II. METODE
pbs3@ub.ac.id ). Terdiri dari pembahasan metode yang relevan dan
3)
Erni Yudaningtyas adalah dosen Program Magister Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Arsitektur ANFIS yang digunakan
(email:erni@ub.ac.id )

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


48

2.1. Metode yang relevean e. Logika Fuzzy


a. Klasifikasi Pada himpunan tegas (crips) nilai keanggotaan suatu
data dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis
Klasifikasi adalah bagaimana mempelajari sekumpulan
dengan μ(x) memiliki dua kemungkinan yaitu:
data sehingga dihasilkan aturan yang bisa
Satu (1) yang berarti bahwa suatu item menjadi
mengklasifikasi atau mengenali data-data baru yang
anggota dalam suatu himpunan atau
belum pernah dipelajari, klasifikasi dapat didefinisikan
Nol (0) yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi
sebagai proses untuk menyatakan suatu objek data
anggota dalam suatu himpuan Jika pada himpunan
sebagai salah satu kategori (kelas) yang telah
crips, nilai keanggotaan hanya ada kemungkinan, yaitu
didefinisikan sebelumnya
0 dan 1 pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak
b. Normalisasi pada rentang 0 sampai 1
Normalisasi diperlukan untuk mengolah data awal himpunan fuzzy memiliki 2 variabel yaitu :
dari data populasi kinerja pegawai PSDM Universitas 1. Liguistik yaitu penamaan suatu grup yang
x agar dapat di klasifikasikan dengan Neuro–Fuzzy mewakilik suatu keadaan atau kondisi tertentu
Normalisasi dinyatakan dengan persamaan matematis dengan menggunakan bahasa alamiah
sebagai berikut [7] 2. Numerik yaitu suatu nilai (angka) yang
0.8 (𝑥 𝑎 ) (1) menunjukkan ukuran dari suatu Variabel
𝑥= +0.1
(𝑏 𝑎) (1) f. Jaringan syaraf tiruan
Dimana
Hubungan antara neuron dalam jaringan syaraf
mengikuti pola tertentu tergantung pada arsitektur
= Data baris ke n setiap attribut
jaringan syarafnya pada dasarnya ada 3 macam
= adalah data minimun arsitektur jaringan saraf (kusumadewi, 2006)
= data maksimum Arsitektur jaringan dengan lapisan tunggal (Single
c. Klastering Layer Net) a. Arsitektur jaringan dengan banyak
Klasterisasi adalah teknik mengelompokkan data lapisan (Multilayer Net) b. Arsitektur jaringan dengan
secara otomatis tanpa perlu diberitahu label kelasnya. lapisan kompetitif (Competitive Layer Net) Pada kasus
Tetapi, klasterisasi tentu saja bisa juga digunakan untuk klasifikasi ini arsitektur jaringan yang digunakan adalah
himpunan data dengan label kelas yang diketahui. Multilayer Net ciri khas layer ini adalah memiliki 3
Konsep dasar klasterisasi adalah dengan cara jaringan layer yaitu layer input, layer output dan layer
mengelompokkan himpunan data tersebut kedalam tersembunyi kelebihan arsitektur ini adalah dapat
dua klaster, ide sederhana adalah yang paling mudah menyelesaikan permasalahan yang lebih kompleks
adalah mencari dua titik pusat secara acak, lalu dibanding dengan lapisan tunggal, namun pelatihan
perbaiki secara iteratif sampai kedua titik pusat tersebut sering membutuhkan waktu yang cenderung lama.
stabil atau konvergen [8]. Dalam penelitian ini 2.2. Neuro-Fuzzy Struktur ANFIS
klastering data awal menggunakan fuzzy C- Means yang a. Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (ANFIS) atau
digunakan untuk mencari nilai mean (a) dan standar biasa dikenal dengan Neuro–Fuzzy adalah gabungan
deviasi (c). Metode ini juga memberikan hasil yang dari dua sistem yaitu logika fuzzy dan jaringan syaraf
smooth (halus) karena pembobotan yang digunakan tiruan. Dimana arsitektur yang secara fungsional sama
berdasarkan himpunan fuzzy [9]. dengan fuzzy rule base mode sugeno. Biasanya
d. Confusion Matrix dikatakan bahwa ANFIS adalah suatu metode yang
Confusion Matrix atau disebut juga matrix klasifikasi mana dalam melakukan penyetelan aturan digunakan
adalah suatu alat visual yang biasanya digunakan dalam algoritma pembelajaran terhadap sekumpulan data hal
Supervised Learning. Matrix klasifikasi berisi jumlah ini membuat basis aturan-aturan untuk beradaptasi [5]
kasus–kasus yang diklasifikasikan dengan benar dan Berikut gambar struktur jaringan ANFIS.
kasus–kasus yang salah diklasifikasikan. Pada kasus x1 , x2
yang diklasifikasikan dengan benar muncul pada A1
diagonal, karena kelompok prediksi dan kelompok W1
x11 W1
actual adalah sama π N W1 f1
A2
(2)
∑ y
(3) B1 W2
W2 W2 f2
(4) x22 π N
Root Means Square Error (RMSE) merupakan B2 x1 , x2
Variabel yang digunakan untuk mengevaluasi nilai hasil Lapisan 1 Lapisan 2 Lapisan 3 Lapisan 4 Lapisan 5

dari klasifikasi terhadap nilai sebenarnya atau nilai Gbr. 1. Anfis Structure, (Jyh-Shing Roger Jang, 1993)
dianggap benar. Semakin kecil nilai RMSE, maka
semakin besar tingkat keberhasilan proses pembelajaran Dimana :
[10]. x1, x2, xn = adalah variabel input
√∑ ( ) A1, A2, B1 dan B2 = adalah variabel linguistik seperti
(5) sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, dan rendah, selain itu

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


49

Neuro-Fuzzy Struktur ANFIS memiliki 5 lapisan yang ∑ ̅̅̅̅


. = overall output = ∑ ̅̅̅ = ∑
atau
disimbolkan dengan kotak bersifat adaptif dan
∑ ̅̅̅̅
lingkaran bersifat tetap setiap keluaran dari masing- . = ∑ ̅̅̅ = ∑
(11)
masing lapisan disimbolkan dengan “ “, dimana b. Algoritma Pembelajaran Hybrid
adalah urutan simpul Berikut adalah penjelasan setiap ANFIS dilatih dengan algoritma pembelajaran hybrid
lapisan yaitu : algoritma pembelajaran hybrid terdiri dari dua langkah
Lapisan 1 : Fuzzifikasi yaitu (Jang, 1993) mengemukan algoritma hybrid yang
Setiap simpul i pada lapisan ini adalah simpul yang akan menggabungkan antara steepest descent dan least
berfungsi untuk membangkitkan derajat keanggotaan : square estimation langkah maju (feed forward) dan
( )
( ) ..... (6) langkah balik (back forward). Pada langkah maju,
Dimana : input jaringan akan merambat maju sampai ke lapisan
dan : masukkan bagi sinyal ke – keempat dimana consequent Variabel
: label bahasa (Linguistik Label) ( . . . . . ), akan diindentifikasi dengan
: tingkat keanggotaan dari himpunan fuzzy menggunakan metode least square estimator.
Untuk menghitung derajat keanggotaan Sedangkan pada langkah mundur error sinyal akan
menggunakan fungsi Generalized-Bell agar diperoleh merambat mundur, dan attribut-variabel a dan c akan
parameter premis adaptif dengan persamaan diperbaiki dengan menggunakan metode gradient
descent atau backpropagation.
( )= (7)
( ) ]
1. Metode Least Square Estimator (LSE)
dimana
dan : himpunan attribut/Variabel premis Kondisi awal
( ) (12)
( ) : derajat keanggotaan [11], dan [12]
) (13)
Lapisan 2 : perkalian fuzzy
Recursif ket = = jumlah data ke (n+1); = matrik
Setiap simpul pada lapisan ini diberi label π, bersifat
data, = jumlah parameter sebanyak n; T =invers
non adaptif. Berfungsi untuk membangkitkan kuat
matriks
penyulutan (firing strength) setiap node pada lapisan ini
adalah node tetapi dengan keluarannya adalah produk (14)
fungsi logika fuzzy AND dari sinyal yang datang ( ) (15)
( ) ( ) . (8)
Dimana : firing strength/kuat penyulutan 2. Metode Gradien (Steppest Descent)
( ) : derajat keanggotaan himpunan
Proses perhitungan error dilakukan mundur yaitu
( ) : derajat keanggotaan himpunan
Lapisan 5 ( ) (16)
Lapisan 3 : Pembobotan
Lapisan 4 (17)
Setiap simpul pada lapisan ini diberi label N, yang juga Lapisan 3 (18)
bersifat non adaptif. Berfungsi untuk menormalkan
firing strength masing-msing simpul menampilkan Lapisan 2 ( ( )
)) (19)
derajat pengaktifan ternormalisasi dengan bentuk : Lapisan 1 (20)
̅̅̅ . . . (9) (hitung perubahan bobot a dan c (da & dc ) (21)
Bobot a dan c merupakan nilai parameter input lapisan 1
Dimana : Neuro-Fuzzy yang akan diperbaiki sehingga perubahan
̅̅̅ : Firing – Strength ini menjadi da dan dc, perbaikan ini dilakukan dengan
dan w2 : Output; ̅̅̅ : Normalized Firing Strength metode hybrid
Lapisan 4 : Penjumlahan
Berfungsi untuk menghitung keluaran kaidah III. METODOLOGI
berdasarkan variabel consequent. Tiap simpul pada
lapisan ini berupa simpul adaptif, dengan fungsi simpul Dalam metodologi penelitian dibahas mengenai
: bentuk data, variabel, praproses data, proses klasifikasi,
= ̅̅̅ ̅̅̅ ( ) (10) perancangan prototype dan pengujian.
atau 3.1. Identifikasi variabel input
= ̅̅̅ ̅̅̅ ( ... ) Identifikasi variabel dilakukan melalui tahap
Dimana : wawancara dengan kabag PSDM dan personalia mrs A
̅̅̅ : Derajat pengaktifan/kuat penyulutan yang berlatar belakang pendidikan sarjana psikologi,
ternormalisasi Berikut data yang diperoleh melalui wawancara yang
ix , : Himpunan variabel simpul akan menjadi input Neuro-Fuzzy. Data ini diperoleh
: Output dari pihak PSDM universitas x dan melalui, data dapat
( . . . . . ) : Consequent Variabel dilihat dari tabel dibawah ini
Lapisan 5 : Defuzzifikasi
Simpul pada lapisan ini diberi label Σ node tunggal
pada lapisan ini adalah node tetap yang menghitung
keluaran keseluruhan sebagai penjumlahan semua sinyal
yang datang

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


50

TABEL I TABEL III


DENTIFIKASI VARIABEL KINERJA PEGAWAI DATA VARIABEL KINERJA PEGAWAI
No Variabel Variabel Bobot Tipe data Jenis data No Pegawai Kom Pelaksanaan Kedisi Penga Nilai
Penilaian Input (%) peten Pekerjaan plinan bdian Total
1 Kompetensi Kompetensi Angka Angka Sekunder si Univer
IT ( dan Text sitas
Microsoft 1 Pegawai1 19.9 38.39285714 10.5 11.225 80.06786
Office 5
Exell), 2 Pegawai2 15.3 41.42857143 12.75 10.35 79.85784
Power 2926
Point, Word 829
) 3 Pegawai3 18.9 43.21428571 15 9.85 87.04762
2 Kompentesi Angka Sekunder 8333
Bahasa dan Text 333
Inggris 4 Pegawai4 40 12.79591837 28.125 4.75 85.67092
TOEIC 5 Pegawai5 31.7 12.73469388 20.025 5.15 69.65969
3 Pelatihan Angka Sekunder
5
Wajib dan Text sampai dengan
4 Pelaksanaan Pelaksanaan Angka Sekunder
Pekerjaan Pekerjaan
5 Kesetiaan Angka Sekunder 78 Pegawai 39.5 12.26014286 15.937 4.65 72.34764
dan Text 78 5
6 Prestasi Angka Sekunder 79 Pegawai 20.9 40.6547619 14.062 9.85 85.53118
Kerja dan Text 79 6392 5
7 Tanggung Angka Sekunder 276
Jawab dan Text 80 Pegawai 48 12.87244898 23.906 5.7 90.4787
8 Ketaatan Angka Sekunder 80 25
dan Text
9 Kejujuran Angka Sekunder Tabel 3 kemudian dirubah menjadi rentang nilai ( 0,10-
dan Text 0,90) karena fungsi aktivasi menggunakan sigmoid
10 Kerjasama Angka Sekunder
dan Text
biner, perubahan ini menggunakan persamaan (1)
11 Prakarsa Angka Sekunder
dan Text TABEL IV
VARIABEL YANG TELAH DINORMALISASI
12 Kehadiran Kedisplinan Angka Angka Sekunder
Pegawai dan Text Pelaksan Penga
13 Laporan Angka Sekunder Kedi
Kompet aan bdian Nilai
pelaksanaan dan Text No Pegawai siplin
ensi Pekerjaa Unive Total
Pekerjaan an
n rsitas
14 jurnal Angka Sekunder
rekaman dan Text 1 Pegawai1 0.419 0.654 0.297 0.833 0.644
pekerjaan
15 Pengabdian Pengabdian Angka Angka Sekunder 2 Pegawai2 0.345 0.718 0.367 0.757 0.641
Universitas Universitas dan Text 3 Pegawai3 0.404 0.756 0.436 0.714 0.74
4 Pegawai4 0.74 0.111 0.842 0.273 0.721

Data ini berjumlah 171 diperoleh dari unit PSDM 5 Pegawai5 0.608 0.11 0.592 0.308 0.5
universitas x, dari 171 data akan diambil 80 data sampai dengan
sebagai data latih dan 91 sebagai data uji. Berdasarkan 78 Pegawai78 0.732 0.1 0.465 0.264 0.537
jenis identifikasi data terdapat empat variabel data yang 79 Pegawai79 0.435 0.702 0.407 0.714 0.719
digunakan pada penelitian ini, yaitu data Kompetensi,
80 Pegawai80 0.868 0.113 0.712 0.355 0.788
data pelaksanaan pekerjaan, data kedisiplinan, data
pengabdian universitas, bentuk penilaian diberikan Setelah diperoleh data normalisasi maka akan
dalam raport dengan huruf dan angka dan disertakan dilanjutkan ketahap berikutnya yaitu proses klasifikasi
dalam tabel dibawah ini
3.3. Proses klasifikasi
TABEL II
KLASIFIKASI KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN SURAT Proses klasifikasi dapat dilihat melalui arsitektur
KEPUTUSAN REKTOR NO 0031/SURAT KEPUTUSAN/VI/2009 jaringan Neuro-Fuzzy klasifikasi kinerja pegawai
No Kinerja Pegawai Klasifikasi melalui gambar dibawah ini
1 >=95,3 Istimewa
2 >=90 Sangat Baik
3 >=80 Baik
4 >=69 Cukup
5 >=40 Kurang
6 <40 Sangat Kurang

3.2. Praproses data


Berikut adalah tahap awal praproses yang terdiri dari
data variabel sekunder tabel 3 dirubah kedalam tabel 4
melalui tahap normalisasi

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


51

Istimewa
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kompentensi Sangat baik Mundur Steppest Descent
baik
cukup
4.1. Hasil
Kurang
Threshold, Error Toleransi, Epoch Dalam bagian ini akan dibahas terkait hasil uji coba
Pelaksanaan
Istimewa X Y
yang diperoleh melalui perhitungan RMSE dari
Sangat baik
Pekerjaan
baik keluaran prototype, pembahasan dan kesimpulan
ᴨ N
cukup Berikut gambar tampilan prototype klasifikasi kinerja
Kurang
Lapisan 3 Ʃ pegawai dimana output jaringan ini akan digunakan
Istimewa Normalisasi
Layer 5 untuk mencari nilai RMSE agar dapat ditentukan
Sangat baik ᴨ N
Kedisiplinan
baik
Lapisan apakah prototype yang dirancang telah mampu
cukup Lapisan 2 Total
Produk
memenuhi harapan klasifikasi kinerja pegawai
Kurang X Y
Output
Lapisan 4 universitas x,
Istimewa
Sangat baik
Defuzzyfikasi
Pengabdian
Universitas baik Lapisan 1
cukup
Fuzzy Maju LSE
Kurang

Gbr. 2. Model Arsitektur Jaringan Klasifikasi Kinerja Pegawai

Pertama Data yang telah dinormalisasi dicari terlebih


dahulu standar deviasi (a) dan rata-rata (mean)
menggunakan klastering Fuzzy C-Means yang
berfungsi agar himpunan derajat keanggotaan lebih
terarah tidak random. Kedua setelah nilai a dan c
diperoleh maka dapat ditentukan derajat keanggotaan
lapisan 1 dengan persamaan 7. setelah itu dilanjutkan Gbr. 3. Tampilan Input Prototype
kelapisan ke 2 melalui perkalian fuzzy dengan fungsi
AND dimana dihasilkan kuat penyulutan (firing Setelah itu selanjutnya Uji coba dilakukan dengan 10
strength) dengan persamaan 8, Selanjutnya dilapisan ke skenario kombinasi menggunakan prototype pada
3 Setiap simpul pada lapisan ini diberi label N, yang gambar 4, dan berikut 10 skenario yang tersaji dalam
juga bersifat non adaptif. Berfungsi untuk menormalkan tabel dibawah ini :
firing strength masing-msing simpul menampilkan
derajat pengaktifan ternormalisasi persamaan 9 TABEL V
Lapisan ke 4 Berfungsi untuk menghitung keluaran KOMBINASI UJI DATA LATIH DAN DATA UJI
kaidah berdasarkan variabel consequent. Tiap simpul Data latih Data Uji
pada lapisan ini berupa simpul adaptif, dengan fungsi
simpul persamaan 10 165 6

Lapisan ke 5 Simpul pada lapisan ini diberi label Σ 160 11


node tunggal pada lapisan ini adalah node tetap yang 150 21
menghitung keluaran keseluruhan sebagai penjumlahan 140 31
semua sinyal yang datang persamaan 11.
Tahap pembelajaran diperlukan untuk melakukan 130 41
perbaikan error dari selisih nilai validasi dan nilai 120 51
klasifikasi jaringan Neuro-Fuzzy dengan menggunakan 110 61
persamaan (12-21) dan dievaluasi menggunakan
100 71
persamaan (2),(3),(4) dan (5)
90 81
3.4. Perancangan prototype
80 91
Perancangan prototype sistem klasifikasi pada
penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman pada prototype proses klasifikasi dilakukan ketika
Matlab 2017b. version student Dengan spesifikasi
menekan tombol isi data uji dan jalankan proses
Perangkat keras prosesor i5, Hardisk 1 Tera, RAM 4
klasifikasi sehingg akan diperoleh keluaran salah
GB dan perangkat lunak microsoft office excel, word,
satunya keluaran dengan data latih 80 dan data uji 91
dan visio, sistem operasi Windows 10
seperti pada gambar dibawah ini:
3.5. Pengujian
Proses pengujian dilakukan untuk mengukur tingkat
akurasi metode Neuro-Fuzzy yang akan dibandingkan
dengan metode fuzzy sugeno dan backpropagation
melalui confusion matrix dengan nilai accuracy, recall,
precision terbaik menggunakan persamaan (2,3,4) dan
Root Mean Square Error (RMSE) yang terkecil dengan
persamaan (5)

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


52

mengecil, walaupun demikian nilai RMSE Hybrid


masih lebih kecil dibandingkan metode yang lain.
70

Jumlah data yang terklasifikasi


60
50
40

benar
30
20
10
0
Istimewa Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
Gbr. 4. Tampilan Output Prototype
Setelah prototype menghasilkan angka maka angka ini dapat kategori klasifikasi
diproses untuk mencari perhitungan nilai RMSE Backpropagation Hybrid PSDM Fuzzy Sugeno

TABEL VI Gbr. 6. Hubungan Kategori Klasifikasi Dan Jumlah Data


HASIL RMSE DENGAN 10 SKENARIO Terklasifikasi Benar
Data Data Fuzzy
Backpropagation Hybrid
Latih Uji Sugeno Grafik diatas menunjukkan perbandingan tingkat
165 6 0.04766905 0.21397128 0.002322355 kemampuan mengklasifikasi output antar metode
160 11 0.081173882 0.165167246 0.001564957 terhadap kategori klasifikasi PSDM dengan akurat
150 21 0.090213284 0.123678017 0.002009738 semakin tinggi jumlah data uji maka tingkat
140 31 0.095629112 0.128395583 0.006720143 kemampuan melakukan peramalan hampir mendekati
130 41 0.180543048 0.114102161 0.007336926 nilai validasi dengan satuan persen.
120 51 0.095615464 0.134814659 0.012127646
110 61 0.095144255 0.105002005 0.01563194 Hasil Klasifikasi dari prototype kemudian diuji dengan
100 71 0.097382823 0.11466344 0.021314186 validasi PSDM menggunakan confusion matrix untuk
90 81 0.111323263 0.12129824 0.024467045 melihat nilai accuracy, recall dan precision dan hasil
80 91 0.112703172 0.114130143 0.037298976 diperlihatkan pada Tabel 7

Dari tabel terungkap nilai RMSE secara berurutan TABEL VII


dimulai dari Fuzzy sugeno 0.112703172, PERBANDINGAN METODE
Backpropagation 0.114130143 dan Hybrid sebesar Metode
0.037298976, nilai RMSE terkecil diperoleh oleh Pengujian Fuzzy
metode Optimasi Hybrid dengan data uji sebesar 91 Sugeno Backpropagation Hybrid
data jumlah data latih 80 untuk data latih 165 dan data Accuracy (%) 48 78 89
uji 6 diperoleh nilai RMSE terkecil ada pada optimasi Recall (%) 63 88 94
Hybrid dengan nilai sebesar 0,002322355, Fuzzy Precision (%) 67 88 93
sugeno 0.04766905 dan Backpropagation sebesar
0,213297128, dan untuk memahami perbedaan dari Proses belajar yang dilakukan dengan menggunakan
tabel ini maka akan ditampilkan dalam bentuk grafik Hybrid diperoleh seperti gambar berikut proses belajar
0.25 mengalami peningkatan dalam melakukan proses
0.2 pembelajaran
RMSE

0.15
0.1
0.05
0
0 50 100
Data Uji
Fuzzy Sugeno Backpropagation
Hybrid

Gbr. 5. Hubungan Rmse Dan Data Uji Gbr. 7. Hasil uji coba proses belajar Hybrid

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Pada gambar ini mengungkapkan informasi tentang
diperoleh data bahwa nilai RMSE Fuzzy Sugeno dan proses belajar yang dilakukan oleh Hybrid dengan data
Backpropagation mengalami perubahan dan latih 80 data uji 90 diperoleh error konvergen pada
ketidakstabilan dengan melakukan kombinasi data uji iterasi ke 3 dari parameter error toleransi sebesar 0.001,
yang beragam mulai 6,11,21,31,41,51,61,71,81,91 dan iterasi 100 telah tercapai dengan proses belajar (t) yang
diperoleh bahwa metode hybrid memiliki tingkat sangat singkat yaitu 00:00:14:02.
stabilitas yang tinggi diperlihatkan dengan semakin
rendah nilai data uji maka tingkat RMSE akan semakin

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018


53

4.2 Pembahasan gabungan dari algoritma evolusi dan algoritma perilaku


Dari perbandingan hasil penelitian dengan penelitian untuk mempercepat proses optimasi pembelajaran.
terdahulu. Diantaranya dilakukan oleh peneliti untuk
mengukur kinerja pegawai diperoleh tingkat akurasi REFERENSI
ANFIS diperoleh akurasi sebesar 65% [13], dengan 7
variabel dan output baik sekali, baik, cukup [14], [1] S. Kusumadewi, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya ),
penelitian berikutnya adalah Development of Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.
INPLANS: An Analysis on Students’ Performance [2] O. H. K. Hendry Setiawan, “USED CAR PRICE ESTIMATION
using Neuro-Fuzzy [15] dengan 2 variabel nilai GPA USING FUZZY LOGIC APPROACH,” AN ANTHOLOGY OF
SCIENTIFIC ARTICLES V, vol. V, no. Ma Chung Press, pp. 107-
dan CPA dengan jumlah 26 siswa. 113, 2012.
maka dalam penelitian ini, dengan parameter
[3] P. S. S. Nisha Macwan, “ Nisha Macwan, Priti Srinivas Sajja,” A
penelitian antara lain: Linguistic Fuzzy Approach for Employee Evaluation Nisha
1. Pendekatan fungsi menggunakan generilized bell, Macwan, 2014, pp. 975-980, 2014.
2. Jumlah iterasi 100 epoch, dengan error toleransi [4] C. G. Y. Putri, “PREDIKSI KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN
0.001 MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK,”
3. Jumlah variabel input awal adalah 15 variabel http://www.digilib.its.ac.id/detil.php?id=9167&q=Angka%20ratio,
Surabaya, 2010.
yang diambil 4 variabel rata-rata, variabel output
[5] J.-S. R. Jang, “ANFIS: Adaptive-Network-Based Fuzzy Inference
berjumlah 6 istimewa, sangat baik, baik, cukup, System,” IEEE Transactions on system, man and cybernetics, vol.
kurang, sangat kurang. 23, pp. 665-685, 1993.
4. Data penelitian berupa data sekunder populasi [6] Andi Pranolo dkk, "A Decision Support System Using ANFIS to
pegawai berjumlah 171 dari tahun 2011-2015, Determine the major of Prospective Student in A Vocational
5. Konvergen error diperoleh pada iterasi ke-3 School of Indonesia," International Journal of Computer Trends
6. Clustering Fuzzy C-Means untuk menghasilkan and Technology, pp. 100-105, 2015.
himpunan fuzzy nilai a dan c dilapisan 1 [7] M. Drs. Jong Jek Siang, “Jaringan Syaraf Tiruan & Pemograman
menggunakan Matlab,” Internasional Symposium On
7. Faktor kunci yang penting dalam metode Telecommunications ( BIHTEL ), p. 121, 2016.
pembelajaran menggunakan hybrid adalah [8] S. M. Suyanto, “Data Mining,” dalam Data Mining, Bandung,
penggunaan LSE untuk mencari parameter- Penerbit INFORMATIKA, 2017, pp. 115-116.
parameter p, q dan r serta Steppest Descent [9] d. Prabowo, Penerapan Data Mining Dengan Matlab,
yang melakukan perbaikan error secara INFORMATIKA, 2013.
berulang –ulang hingga diperoleh error yang [10] C. Dewi, “Prediksi Tingkat Pengangguran menggunakan Adaptif
paling kecil). Neuro-Fuzzy Inference System ( ANFIS ),”
8. Proses penetapan aturan dilakukan secara otomatis www.researchgate.net/publication, p. 230, 2016.
melalui pembelajaran Hybrid [11] S. K. d. S. Hartati, Neuro-Fuzzy Integration of Fuzzy Systems and
Neural Networks, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
9. Prototype dapat menampilkan nilai seluruh
[12] S. Kusumadewi, Artificial Intelligence (Technique and Its
pegawai dalam bentuk kolom dan baris dengan
Application), Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.
identifikasi nomor induk pegawai.
[13] N. Afni, “Performance Measurement Measurement Using
10. Melalui pengujian confusion matrix diperoleh Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (Anfis) Method,” journal
tingkat akurasi klasifikasi kinerja pegawai sebesar of Computing and Information System, vol. XII. No 2, pp. 140-
89 %. 152, 2016.
[14] d. Banon Tri Kuncahyo, “Penentuan nilai post test mahasiswa
V. KESIMPULAN jurusan teknik informatika,” ITS, 2007.
[15] S. M. Z. T. Khalid Isa, “Development of INPLANS: An Analysis
Berdasarkan pembahasan mengenai model neuro- on Student's Performance using Neuro-Fuzzy,” IEEE, 2008.
fuzy yaitu struktur ANFIS yang diimplementasikan
untuk klasifikasi kinerja pegawai universitas Uji coba
dilakukan dengan prototype dan menghasilkan
perbandingan output jaringan antara fuzzy sugeno,
bacpropagation, dan hybrid melalui uji confusion matrix
dengan nilai accuracy, recall dan Precison, masing-
masing adalah 48%-63%-67% , 78%-88%-88%, 89%-
94%-93%, dan RMSE terbaik dari 10 data uji diperoleh
pada data latih 165 dan data uji 6 dengan metode Neuro-
Fuzzy hybrid sebesar 0,002322355.
Rekomendasi dari hasil penelitian, Neuro-Fuzzy
merupakan metode gabungan jaringan syaraf tiruan dan
logika fuzzy sugeno yang dapat dijadikan solusi untuk
menyelesaikan kasus ketidakpastian yang perubahan
ketidakpastian selalu meningkat dengan ingkat akurasi
yang tinggi, namun hingga kini ada kendala yang
dimiliki oleh neuro-fuzzy yaitu pada proses belajar yang
masih memerlukan waktu yang lama, penelitian
selanjutnya dapat dikembangkan beberapa metode

Jurnal EECCIS Vol. 12, No. 1, April 2018

Anda mungkin juga menyukai