Anda di halaman 1dari 8

Analisis

Analisis Sifat
Sifat Kekuatan Tarik, Derajat
Kekuatan Tarik, Derajat Kristalinitas dan Strukturmikro
Kristalinitas dan Strukturmikro Komposit
Komposit Polimer
Polimer Polipropilena—Pasir (Sudirman)
Polipropi/ena-Pasir (Sudirman)

ANALISIS SIFAT
ANALISIS SIFAT KEKUATAN
KEKUATAN TARIK,
TARIK, DERAJAT
DERAJAT
KRISTALINITAS DAN
KRISTALINITAS DAN STRUKTURMIKRO
STRUKTURMIKRO KOMPOSIT
KOMPOSIT
POLIMER POLIPROPILENA-PASIR
POLIMER POLIPROPILENA-PASIR

Sudirman',
Sudirman l, Aloma Karo Karol,
Aloma Karo Karo‘, Ari H.', Bambang
Ari H.I, Bambang Sugengl,
Sugeng',
Rukihati' dan
RukihaW dan Mashuri
Mashuri 22
’Puslitbang Iptek
lPuslitbang Iptek Bahan (P313) -- BATAN
Bahan (P3IB) BA TAN
Kawasan Puspiptek,
Kawasan Puspiptek, Serpong 15314, Tangerang
Serpong 15314, Tangerang
ZJurusan Fisika,
2Jurusan Fisika, FMIPA
FMIPA -- 1TS
ITS
Keputih Sukolilo, Surabaya
Keputih Suko/ilo, Surabaya 601/1
60111

ABSTRAK
ABSTRAK
ANALISIS SIFAT
ANALISIS SIFAT KEKUATAN
KEKUATAN TARIK, DERAJAT KRISTALINITAS
TARIK, DERAJAT KRISTALINITAS DAN DAN STRUKTURMIKRO
STRUKTURMIKRO
KOMPOSIT POLIMER
KOMPOSIT POLIMER POLIPROPILENA-PASIR.
POLIPROPILENA-PASIR. Telah Telah diJakukan
dilakukan modifikasi
modifikasi bahan
bahan berbasis
berbasis polimer
polimer
menjadi komposit
menjadi komposit polimer dengan menambahkanfiller.
polimer dengan menambahkanfiller. Sifat Sifat mekanik
mekanik berupa
berupa kekuatan
kekuatan tarik,
tarik, derajat
derajat kristalinitas
kristalinitas
dan strukturmikro
dan strukturmikro dari
dari komposit
komposit polimer
polimer berbasis
berbasis polipropilena denganfiller pasir
polipropilena denganfiller telah diteliti.
pasir telah diteliti. Pembuatan
Pembuatan
komposit polimer
komposit dalam penelitian
polimer dalam penelitian iniini diJakukan
dilakukan dengan
dengan mencampurkan
mencampurkan matriksmatriks berupa
berupa polipropilena
polipropilena
melt flow
melt (MF) 2
flow (MF) 2 atau
atau polipropilen melt flow
polipropiJen melt (MF) 10
flow (MF) 10 dengan
dengan filler pasir di
filler pasir di dalam
dalam alat
alat labo
labo plastomill.
plastomill.
Komposisi pasir
Komposisi yang diberikan
pasir yang diberikan bervariasi yakni 10%v/v,
bervariasi yakni 10%v/v, 30%v/v,
30%v/v, 40%v/v
40%v/v dandan 50
50 %v/v.
%v/v. Kemudian
Kemudian dicetak
dicetak
berbentuk lembaran film
berbentuk lembaran film dan
dan dilakukan
dilakukan karakterisasi
karakterisasi meliputi
meliputi sifat
sifat kekuatan
kekuatan tarik,
tarik, derajat
derajat kristalinitas
kristalinitas dan
dan
strukturmikro. HasiJ
strukturmikro. Hasil yang
yang diperoleh
diperoleh menunjukkan
menunjukkan bahwabahwa penambahan
penambahan fraksi
fi’aksi volume
volume pasir
pasir didalam
didalam komposit
komposit
polimer mengakibatkan
polimer mengakibatkan nilainilai tensile
tensile strengthnya
strengthnya berkurang sesuai dengan
berkurang sesuai dengan pengamatan strukturmikro yang
pengamatan strukturmikro yang
menunjukkan daerah
menunjukkan daerah matriks
matriks mengalami
mengalami deformasi
deformasi plastis
plastis (retakan
(retakan terbanyak)
terbanyak) danfillemya
danfillernya terdeformasi
terdeformasi elastis
elastis
sehingga mekanisme
sehingga mekanisme penguatan olehfiller tidak
penguatan olehfiller tidak tercapai
tercapai sesuai
sesuai dengan
dengan harapan
harapan (teori
(teori Danusso
Danusso dan dan Tieghi).
Tieghi).
Untuk komposisi
Untuk komposisi lebih
lebih besar dari 30
besar dari 30 fraksi
fi'aksi volumefiller,
volumefiller, harga
harga tensile
tensile strength
strength polipropilena
polipropilena MF MF 1010 lebih
lebih besar
besar
daripada polipropilena
daripada polipropilena MF2,
MF2, halha] ini
ini dikarenakan
dikarenakan adanya
adanya plastisitas didalam polipropilena
plastisitas didalam polipropilena MF MF 10.10. Untuk
Untuk
komposisi di
komposisi di bawah
bawah 30 30 %
% fraksi
fi'aksi volumefiller,
volumefiller, polipropilena
polipropilena MFMF 2 2 mempunyai
mempunyai nilainilai tensile
tensile strength yang lebih
strength yang lebih
besar daripada polipropilena
besar daripada polipropilena MF MF 10,
10, hal
hal tersebut
tersebut dikarenakan
dikarenakan polipropilena
polipropilena MFMF 2 2 mempunyai
mempunyai derajat
derajat kristalinitas
kristalinitas
yang lebih
yang lebih besar.
besar.

Kata kunc;
Klltll kunci :: Komposit
Komposit polimer,
polimer, polipropilen,
polipropilen, pasir, meltflow
pasir, melt flow

ABSTRACT
ABSTRACT
PROPERTIES ANALYSIS
PROPERTIES ANALYSIS OF TENSILE STRENGTH,
OF TENSILE CRYSTALINITY DEGREE
STRENGTH, CRYSTALINITY DEGREE AND AND
MICROSTRUCTURE OF
MICROSTRUCTURE POLYMER COMPOSITE
OF POLYMER POLYPROPYLENE-SAND. Materials
COMPOSITE POLYPROPYLENE-SAND. modification
Materials modification
based
based on on polymer toward polymer
polymer toward composite is
polymer composite needed by
is needed by addition of filler.
addition of Mechanical properties
filler. Mechanical properties such as
such as
tensile crystalinity degree
strength, crystalinity
tensile strength, microstructure of
and microstructure
degree and of polymer composite based
polymer composite on polypropylene
based on polypropylene withwith
sand have been
filler have
sand filler investigated. Tn
been investigated. Tn this the polymer
work, the
this work, polymer composite has been
composite has made by
been made the matrix
mixing the
by mixing of
matrix of
polypropylene
polypropylene melt flow 2
melt flow MF2) or
(PP MF2)
2 (PP or polypropylene
polypropylene melt melt flow (PP MF
10 (PP
flow 10 MF 10)10) with filler in
sand filler
with sand labo
in aa labo
plastomill. The composition of
The composition sand filler
of sand varied to
was varied
filler was 10, 30,
to 10, and 50
40 and
30, 40 %v/v, aa then
50 %v/v, the composite
then the were
composite were
casted to to the film sheets
the film form. The
sheets form. sheets were
The sheets mechanically i.e
characterized mechanically
were characterized i.e tensile crystalinity
strength, crystalinity
tensile strength,
degree and microstmcture. The
and microstructure. result showed
The result that the
showed that tensile strength
the tensile decreased by
strength decreased by increasing volume
the volume
increasing the
fraction of sand filler,
of sand in accordance
filler, in with microstructure
accordance with investigation that
microstructure investigation the matrix
that the area under
matrix area under zone plastic
zone plastic
deformation (more
deformation craks), while
(more craks), the filler
while the experienced elastic
filler experienced deformation, so
elastic deformation, that the
so that mechanism of
strength mechanism
the strength of
did not
filler did
filler achieved with
not achieved (Danusso and
expectation (Danusso
with expectation and Tieghi For filler
theory). For
Tieghi theory). more than
filler more 30% of
than 30% volume
of volume
the tensile
fraction, the strength of
tensile strength polypropylene melt
of polypropylene flow 10
melt flow (PP MF
10 (PP 10) was
MF 10) greater than
was greater that polypropylene
than that polypropylene
flow 2
melt flow MF2). It
(PP MF2).
2 (PP caused by
was caused
It was by plasticities PP MF
in PP
plasticities in 10. The
MF 10. strength of
tensile strength
The tensile MF2 was
PP MF2
of PP greate
was greate
than that MF10
PP MF
that PP I 0 for volume fraction
for volume sand filler
of sand
fraction of than 30
less than
filler less It was
%. It
30 %. caused by
was caused by PP to be
MF2 to
PP MF2 more
have more
be have
degree of
degree crystalinity.
of crystalinity.

Key words : Polymer


Key words: composite, polypropylene,
Polymer composite, sand, melt
polypropylene, sand, flow
melt flow

PENDAHULUAN
Produk komposit—polimer selama
Produk komposit-polimer banyak
ini banyak
selama ini mempunyai nilai yang
mempunyai nilai lebih praktis
yang lebih produk
dibandingkan produk
praktis dibandingkan
dimanfaatkan oleh masyarakat,
dimanfaatkan oleh tersebut
bahan tersebut
karenaa bahan
masyarakat, karen non komposit-polimer.
non Hal tersebut
komposit—polimer. Hal dunia
mendorong dunia
tersebut mendorong
l9
19
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 6, No. J, Oktober 2004, hal: J - 6
Indonesian Journal o/Materials Science ISSN: 1411-1098

industri dalam bidang ini untuk memasarkan produk dari sifat-sifat bahan pendukungnya. Matriks adalah
komposit-polimeryangseluas-luasnya [1,2]. Dari uraian bahan dasar pembentuk komposit yang mengikat pengisi
di atas jelaslah bahwa keunggulan sifat bahan tersebut dengan tidak terjadi ikatan secara kimia [7]. Untuk
dapat digunakan sebagai bahan rancang bangun. Secara memperoleh sifat bahan komposit seperti yang
umum, modiftkasi polimer dapat dipakai untuk mengubah diinginkan maka perlu diperhatikan sifat dari bahan
sifat bahan. Pemilihan polimer sebagai bahan rancang matriks yang ingin diperbaiki dan bahan pengisi yang
bangun perJu memperhatikan beberapa aspek, seperti akan diisikan agar diperoleh sifat bahan yang efektif.
kemampuan daya hantar panas, kekuatan mekanik (tahan Filler partikel berbentuk pasir, akan tersebar dalam
terhadap struktur defonnasi, tidak retak pada berbagai matriks dengan ukuran butir yang lebih besar dari 1 mm.
regangan), kompetibel terhadap bahan dasarnya (tidak Bentuk partikel dapat mempengaruhi kemampuan kontak
mudah mengelupas atau lepas), ketahanan terhadap pennukaan serbuk dengan matriks komposit. Bentuk
abrasi dan goresan [3,4]. pennukaan yang lebih beraturan akan memungkinkan
Permasalahan yang sering timbul dalam untuk terjadi ikatan seluruh pennukaan partikel dengan
pembuatan produk komposit-polimer yakni matriks sehingga sifat mekanik komposit lebih baik.
berkurangnya sifat ftsik akibat suhu yang tinggi sehingga Disamping itu dengan bentuk pennukaan yang lebih
pemakaian bahan tidak dapat tahan lama. Oleh karena beraturan maka terjadinya pori (void) dapat diminimalkan.
itu diperJukan pemilihanjenis polimeryang tepat. Untuk Tingkat penguatan yang diberikan filler pasir
menunjang sifat tennal komposit-polimer diperJukan dipengaruhi oleh diameter, distribusi, dan komposisi filler
bahan pengisi (filler) yang dapat memberikan daya di dalam komposit terse but.
hantar panas tinggi sehingga mampu mengalirkan panas, Kekuatan tarik (tensile strength) dari
yang terbangun sistem (head exchanger) dan secara komposit 0-<, dapat diprediksikan dengan persamaan
mekanik lebih kuat. Disamping itujuga pemberianfiller sebagaiberikut[5]:
pada polimer akan memberikan sifat yang variatif pada
o-=o-(I-+)S
< p
...................................... (I)
sifat bahan sehingga diperoleh sifat ftsik dan mekanik
yang memenuhi persyaratan [2,5]. 0- = 0-
< p
"'213) S'
(1- ... (2)
Pemilihan polimer termoplastik jenis polipropilena 0- = 0- (1 -b ...
"'213) (3)
< p
(PP) sebagai matriks dalam komposit penelitian ini
dikarenakan polimer ini mudah diproses, mempunyai titik dengan 0- p adalah tensile strength dari matriks polimer.
leleh tinggi 176°C, densitas rendah, dan termasuk Ekspresi ini mewakili jenis non adisi dari struktur
kelompok yang paling ringan di antara bahan polimer, komposit, dan diturunkan dari dasar hubungan fraksi
tahan korosi, namun penghantar panas dan Iistriknya luas pada fraksi volume pengisi. Parameter S atau S'
rendah. Polipropilena mempunyai sifat dan biaya proses menggambarkan kelemahan dalam menghasilkan struktur
relatif murah, mudah diperoleh di pasaran serta dapat melalui ketidak kontinyuan transfer tegangan atau
didaur ulang. Jenis polipropilena dibedakan pada fonnasi dari titik konsentrasi tegangan antar muka
parameter proses yang dinyatakan oleh harga MF (Melt (interface) matriks-pengisi. Nilai terendah dari S atau S'
Flow Indeks). Semakin besar harga MF maka diperoleh tidak mewakili efek konsentrasi tegangan terbesar.
PP dengan berat molekul semakin kecil. Polipropilena Dalam persamaan (3), faktor b dihitung dari besar
digunakan secara luas untuk aplikasi seperti alat-alat adisi antara matriks dan pengisi, untuk b= I, I
keperluan rumah tangga, pipa, komponen mobil menggambarkan tebal bungkus heksagonal pada bidang
(automotive parts), lantai, peralatan militer dan lain- datar de~gan kerapatan tinggi; sedangkan b=I,21
lainnya [2-5]. mewakili kasus ekstrim dari sedikitnya adisi dengan
Pemilihan pasir sebagaifiller dalam penelitian ini pengisi berbentuk bola untuk tampang lintang minimum
diharapkan dapat mengubah karakteristik bahan, antar partikel berbentuk bola. Secara umum, nilai terendah
misalnya mengeraskan matriks dan membuatnya kaku, dari b di bawah 1,21 menunjukkan adisi yang terbaik.
mengurangi tegangan internal, mengurangi koefisien Banyak persamaan dibangun untuk modulus elastisitas
muai panas, dan biaya produksi materialnya dapat ditekan dari material pengisi dengan partikel berbentuk bola.
[5,6]. Prediksi kekuatan tarik (tensile strength) yang
Pada penelitian ini dibahas sifat mekanik berupa lain diusulkan oleh Danusso dan TIeghi [5], berdasarkan
kekuatan tarik, derajat kristalinitas dan struktunnikro. empiris murni untuk kasus adisi. Perkiraannya mengikuti
Kemudian hasil eksperimen kekuatan tarik akan dikaji tiga parameter penyesuai (a,b).
dengan model atau teori yang telah ada [2,5].
1-+
0-=-- ....................................... (4)
TEORI a+b+
Komposit polimer adalah komposit dengan
matriks dari bahan polimer dengan pengisi (filler) bahan Selanjutnya menurut teori Pukanzky dkk [5]
jenis lain [4], sehingga sifat komposit merupakan paduan menduga, bahwa tegangan dari komposit ditentukan oleh

20
Ana/isis Sifat Kekuatan Tarik, Derajat Kristalinitas dan Strukturmikro Komposit Polimer Po/ipropi/ena-Pasir (Sudirman)

pengurangan beban efektif pada penampang lintang maksimum dilakukan pencatatan pada saat potongan uji
matriks (akibat pengisian) dan oleh interaksi polimer putus. Pengujian dilakukan di Laboratorium Proses
pengisi. Industri, P3TIR-Batan, Jakarta.
Pengamatan strukturmikro dilakukan dengan
1-Vf ) menggunakan alat SEM (Scanning Electron
ac = am ( exp(8Vf) .............. (5)
1 + 2,5Vf Microscope) sedangkan derajat kristalinitas diuji dengan
alat Difraksi Sinar-X. Kedua pengujian dilakukan di
dengan B menyatakan parameter yang berkaitan dengan Laboratorium Bidang Bahan Industri, P3IB-Batan,
interaksi antar permukaan. Serpong.
Dari beberapa teori yang diuraikan terse but di
atas maka dapat menggambarkan interaksi antara matriks
dengan filler yang tergambar dari harga kekuatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tariknya. Analisis Sifat Kekuatan Tarik
METODEPERCOBAAN Pada sampel penelitian dilakukan beberapa
perlakuan, seperti pemanasan, pendinginan, dan ini akan
Bahan mengakibatkan perubahan sifat mekanik dan termal dari
bahan tersebut. Sementara itu tensile strength
Polipropilena (PP) dengan variasi Melt Flow mencirikan kekuatan tarik suatu bahan yang dihitung
Indeks 2,0 dan 10. Bahan ini didapatkan dari PT. TRI dengan pembagian gaya maksimum yang mampu
POLYTAINDONESIA, Tbk, Cilegon. Filler berupa Pasir ditanggung bahan dengan luas penampang mula bahan.
dari PT. Pioner, Cikokol, Tangerang. Aseton dan Berdasarkan data yang ada, maka dapat dibuat
Nitrogen cairo grafik yang berhubungan antara komposisi fraksi volume
pasir dalam bahan komposit bermatriks polipropilena
CaraKerja MF2 dan polipropilena MFIO (sumbu x) dengan tensile
strength yang dimiliki oleh masing-masing bahan
Pembuatan Spesimen Uji komposit (sumbu y). Grafik ini bermanfaat untuk
mengetahui pengaruh dari penambahan komposisi fraksi
Alat laboplastomill dibersihkan dahulu dengan
volume pasir terhadap kekuatan tarik polimer
larutan aseton untuk menghindari impuritas saat sintesis
polipropilena dalam bentuk komposit, seperti yang telah
bahan. Kemudian mencampur polipropilena (PP) melt
ditunjukkan dalam Gambar 2, dan Gambar 3.
flow (MF) 2 atau (MF) 10 dan pasir dalam laboplastomil
model 30R 150 buatan Toyoseiki & Co pada suhu 180°C _ 45
--~
selama 10 menit. Komposisi pasir yang dicampurkan :. 40 .."un
1,\ .
bervariasi yakni 10%, 30%, 40%, dan 50 %. Setelah !. 35
\.
~ 30 -'-PPMF2j
tercampur homogen, campuran PP MF 2-pasir atau PP ~ 25
\.
!2O
--
MF 10-pasir selanjutnya dibuat film dengan \
~V~

menggunakan pres panas (Hydraulic test press), J! 15


masing-masing pada suhu 180°C dan suhu kamar selama ) 1~ ::.i. 7.271

5 menit, serta tekanan yang diberikan 150 kglcm2 • Setelah o


dipres panas, alat cetak film dimasukkan dalam alat o 10 20 30 40

pengepres dingin (Hydraulic press als J6T). Kemudian Fraksi Volume Filler (%)
sampel film yang terbentuk dikarakterisasi. Gambar 2. Grafik pengaruh fraksi volume
filler pad a tensile strength PP MF2
Karakterisasi
45

Sebelum lembaran film tiap-tiap komposisi diuji, ~ ~~~~+----~---~--


dibentuk dumb bell dengan menggunakan cetakan alat .; 35 +-'1;--__+--

Die Cut, berdasarkan standar ASTM D-1822-L, dan tiap 1; 30 +---'<---+

komposisi sampel dibuat sebanyak 6 buah dumb bell. ii 25 t-------'I;-i__

Mengukur dan mencatat tebal, lebar dari dumb bell !!.20


15+----__+--~~~--+---__+-----:

semua sampel uji dengan menggunakan mikrometer (Dial .!


Thickness Gage), kemudian dicari rata-ratanya. )
Pengujian kekuatan tarik (Tensile Strength) yang
10 20 30 40
dilakukan dengan mesin Strograph RI, merk Toyoseiki.
Sampel dipasang dalam mesin uj i tarik dan ditarik sampai
putus dengan kecepatan tarik (cross head speed)
Fraksl Volume Filler (%)
..1
Gambar 3. Grafik pengaruh fraksi volume
pengujian 50 mm/menit. Penentuan kekuatan tarik filler pada tensile strength PP MF 10

21
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 6, No.1, Oktober 2004, hal: 1 - 6
Indonesian Journal ofMaterials Science 1SSN: 1411-1098

Dari grafik tensile strength di atas, pada bahan komposit bertambahnya pasir. Faktor lain adalah ketidak-
terlihat matriks polipropilen mumi mempunyai nilai kompetibilitasnya pasir terhadap polipropilena. Hal ini
tensile strength yang paling tinggi, sehingga mempunyai disebabkan pasir mempunyai sifat polar sedangkan
fleksibelitas yang tinggi. Pemakaian polipropilena polipropilena tidak polar, disarnping itu pasir bersifat
sebagai matriks digunakan untuk mengikat filler pasir hidrofilik (mudah larut dalam air), sedangkan
dalam komposit, sehingga memenuhi syarat-syarat polipropilena bersifat hidrofobik (tidak mudah larut
mekanik. dalarn air). Disarnping itu, penyebab lainnya dikarenakan
Dengan mengingat model struktur dari bahan filler terdeformasi elastis sedangkan matriks terdeformasi
polimer semikristalin, yang terdiri atas rantai polimer yang plastis.
konfigurasinya tersusun rapi yang disebut lamellar Pada Garnbar 2 dan Garnbar 3, komposisi 100%
diselingi dengan bagian yang terdiri atas rantai polimer polipropilena MF 2 dan 10%v/v filler pasir mempunyai
yang tidak teratur konfigurasinya, yaitu arnorf. Pada saat kekuatan tarik yang lebih baik daripada polipropilen MF
matriks bahan dikenai gaya tarik, maka akan terjadi 10 dalarn komposisi yang sarna. Narnun pada komposisi
interlamellar stretching dimana hanya bagian amorf 30%v/v filler pasir, polipropilena MF 10 mempunyai nilai
yang mengalarni perubahan, rantai polimemya mengalarni kekuatan tarik yang lebih besar dengan polipropilena
regangan. Selanjutnya mengalami intracrystalline slip, MF 2 dalam komposisi yang sarna, walaupun
dimana bagian kristalnya (Iamellamya) mengalami perbedaannya tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan
perubahan, lempeng tamellamya mengalarni slip. Pada dari Gambar 10 dan Gambar 11 hasil foto SEM
tahap selanjutnya konfigurasi rantai terarah ke arah menunjukkan bahwa polipropilena MF 10 dengan pasir
tarikan, dan kemudianjika tarikannya diteruskan, maka mempunyai pola yang masih terlihat hal us, merata, agak
rantai polimer mulai terputus. rapatjika dibandingkan polipropilena MF 2 dengan pasir.
Kekuatan tarik (tensile strength) pada Pada fraksi volume filler di atas 30%v/v,
polipropilena MF2 dan MF 10 cenderung mengalami polipropilena MF 10 mempunyai kekuatan tarik yang
penurunan seiring dengan penarnbahanfiller (pengisi) lebih besar dari polipropilena MF 2 , hal ini dikarenakan
pasir, hal ini diakibatkan dalarn praktek distribusifiller zat pemlastis tertentu yang dimiliki polipropilena MF 10.
dalarn matriks polimer tidak merata. Seperti halnya kasus Bahan pemlastis merupakan salah satu jenis bahan
filler yang sering dijumpai, pasir tidak tersebar secara tam bah an yang berguna untuk meningkatkan
sempuma dalam komposit. Pasir cenderung untuk kemampuan pemrosesan atau untuk mengubah kualitas
menggabungkan (pengelompokan) diri satu sarna lain dan sifat produk dengan menarnbahkan bahan tersebut
dan membentuk struktur yang lebih besar yang disebut ke dalarn bahan pokok yaitu polimer. Zat pemlastis ini
agglomeration dan kurang terbentuknya adisi antar akan memperbaiki kecocokan dengan matriksnya. Bila
permukaan matriks dan filler. Terbentuknya terdistribusi baik di antara rantai molekul dari polimer,
agglomeration mengakibatkan sifat mekanik menurun maka jarak dari molekul rantai diperbaiki dan matriks akan
dalarn bahan komposit ini. lebih mudah lunak dengan bertambahnya beban (tarikan).
Pada komposisi persentase pengisi yang semakin Walaupun kadar zat pemlastis kecil, selain pernrosesan,
besar, maka kontak antara partikel dengan partikel akan mengubah fluiditas dan perpanjangan yang cukup
semakin besar, sehingga menurunkan kekuatan tarik berarti dan menurunkan titik transisi gelas. Pemlastikan
sehingga kurang kuat terhadap pembebanan. atas bahan polimer akan menurunkan viskositas
Penambahanfiller ke dalarn matriks polimer mengurangi lelehannya, sehingga lebih mudah diproses. Zat
kekuatan tarik (tensile strength) dalam komposit, hal ini pemlastik mensolvasi makromolekulnya sehingga lebih
dikarenakan ketidak marnpuanfiller mendukung transfer leluasa bergerak.
tegangan yang merata dari matriks polimer, sehingga Selain itu, kehadiran bahan filler juga dapat
mekanisme penguatan (reinforcement) oleh adanya bertindak sebagai aditifpengintian, sehingga dapat saja
pasir tidak terjadi dengan baik. Dalarn penelitian ini, mengakibatkan berubahnya pola kristalisasi serta sifat
tensile strength dari komposit PP MF 2-Pasir at au produk yang dihasilkan. Artinya, bahwa pengaruh fraksi
PP MF. 10-Pasir menurun secara stabil dengan volume pasir terhadap sifat mekanik komposit sangat
penambahan pembebanan sesuai dengan Garnbar 2 dan penting. Dengan demikian kekuatan mekanik bahan
Garnbar3. polimer dapat diramalkan dengan mengetahui sifat
Antara polipropilena dan pasir terlihat ada celah masing-masing bahannya.
atau jarak yang membuat pasir menjadi satu fasa terpisah
dari matriks polipropilena. Celah antara pasir dan Pendekatan Hasil Eksperimen dengan
polipropilena yang menyebabkan turunnya tensile
Perhitungan Teoritis Kekuatan Tarik (Tensile
strength pada matriks polipropilena-pasir dengan
bertarnbahnya pasir pada polipropilena maka bertarnbah Strength)
banyak celah antara pasir dengan matriks poliprolilena. Gambar 4 dan Gambar 5 merupakan grafik
Tensile strength antara matriks dengan filler di dalarn perbandingan antara hasil pengukuran dan prediksi
komposit polimer menjadi berkurang dengan teoritis kekuatan tarik (tensile strength) komposit
polipropilena dengan pasir.
22
Analisis Sifat Kekuatan Tarik, Derajat Kristalinitas dan Strukturmikro Komposit Polimer Polipropilena-Pasir (Sudirman)

Pada komposit polipropilena MF 2 dengan pasir Secara mekanik, partikel pasir memberikan
dan polipropilena MF I 0 dengan pasir, perhitungan pengaruh penguatan (reinforcement) pada kompositnya,
namun dengan meningkatnya fraksi volume serbuk pasir
dalam komposit ini tidak memberikan indikasi pada
peningkatan kekuatan tariknya. Hal tersebut berkaitan
dengan tidak adanya adhesi yang baik dan ini terlihat
dengan adanya pengelompokan atau penggumpalan oleh
filler yang memisahkan diri dari polipropilena, sehingga
akan mengakibatkan bahan mudah mengalami patah dan
rapuh.

Analisis Proses Pembuatan Komposit


Dalam proses pembuatan bahan komposit polimer
ini melalui proses fisis, yakni pencairan, pembentukan,
dan pembekuan. Pencairan dilakukan dengan blending
dengan suhu leleh, pembentukan dilakukan saat sampel
dicetak, dan selanjutnya pembekuan dilakukan dengan
pendinginan. Parameter-parameter prosesnya adalah
suhu, lamanya proses, dan kecepatan proses
pengadukan.
Saat proses pencampuran (blending)
Gambar 4. Grafik perbandingan antara hasil pengukuran polipropilena dengan pasir dilakukan pada suhu 180°C
dan prediksi teoritis tensile strength pada komposit selama 10 men it dengan kecepatan putar pengaduk
PP MF2 dengan pasir
30 rpm. Dengan menggunakan suhu 180°C diharapkan
tingkat swelling PP lebih tinggi dan lebih lunak,
sehingga partikel pasir lebih mudah terikat oleh PP, dan
tersebar lebih merata dalam matriks serta kemungkinan
terbentuknya agglomeration dan porositas komposit
dapat dihindari.
Selanjutnya lamanya proses blending juga
mempengaruhi produk hasil pemrosesan. Diharapkan
dengan meningkatkan waktu pemrosesan didapatkan
yang lebih baik, karena kesempatan partikel pasir
tersebar secara merata menjadi lebih besar. Kecepatan
putar pengaduk dapatjuga mempengaruhi kualitas hasil,
namun masih perlu penelitian lebih lanjut untuk
menentukan kecepatan putar yang optimal gun a
mendapatkan hasil yang lebih baik.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pembuatan
komposit ini yakni proses pembekuan. Pemrosesan
polimer disertai pendinginan cepat dari fasa cair ke fasa
padat untuk mendapatkan kristalinitas yang meningkat.
Profit pendinginan menentukan derajat kristalinitas,
tegangan internal sampai pengkerutannya.
Gambar 5. Grafik perbandingan antara hasil pengukuran Kristalisasi acapkali disertai pengkerutan. Karena
dan prediksi teoritis tensile strength pada komposit
bagian luar cetakan mendingin lebih dulu, maka bagian
PP MFIO dengan pasir
permukaan akan mengkristal, mengkerut dan memadat
teoritis yang mendekati hasil pengukuran adalah lebih dulu, padahal bagian dalamnya masih bentuk
persamaan Pukanzky, dengan B = -2,66, sedangkan Ielehan. Proses berlangsung makin ke bagian dalam,
untuk persamaan (I) dan Danusso dan Tieghi, tidak tetapi serentak makin besar pula terjadi tegangan dalam
dapat digunakan untuk mendekati tensile strength bahan. Tegangan terse but dapat menimbulkan rongga
komposit dari hasil pengukuran. Artinya kekuatan tarik dalam cetakan, sehingga produknya tidak memenuhi
antara polipropilena baik MF2 maupun polipropilena MF syarat. Tegangan dapat mengubah bah an menjadi
10 dengan pasir ditentukan oleh interaksi antar berubah bentuk atau rusak (benjol). Walau tidak tampak,
permukaan tampang lintang matriks polipropilena dengan adanya tegangan jelas dapat memperlemah kekuatan
pengisi berupa pasiL bahan prod uk, sehingga produk dapat retak, dan mudah

23
Jurnal Sains Materi Indonesia Vo!. 6. No. I, Ok/aber 2004, hal' 19 - 26
Indonesian Journal ofMaterials Science ISSN.1411-1098

rusak, bila peringkat tegangan termal internalnya cukup 2000


tinggi. Laju pendinginan maksimum menunjang . i DIFRAKTOGRAM SINAR-X POLIPROPILENA MF 10

produktivitas puncak, namun dapat menghasilkan


cetakan yang rusak, cetakan yang lemah karen a 1600
kristalisasi kurang atau akibat adanya tegangan internal.
Faktor lain yang harus diperhatikan dalam
pembuatan polimer, yaitu perilaku viskoelastik bahan
I
I
1000
polimer, dim ana bahan sampel mengalami pemelaran dan
relaksasi tegangan. Pada polipropilena gay a antar
molekulnya lemah dan dikonfigurasikan hanya oleh gaya 600 .
van der walls. Kenaikan viskositas akibat kenaikan fraksi
volume filler pasir perJu diperhatikan, mengingat
viskositas ini berpengaruh pada sifat mampu alir dan o I
mampu bentuk komposit saat dicampur (mixing), o 10 20 30 40 60 60 70
20 (OERAJAT)
sedangkan shaping viskositas harus dijaga sampai
batas maksimum karena sifat mampu alir maupun mampu Gambar 7. Difraktogram Sinar-X Polipropilena Melt Flow 10
bentuk komposit masih diperhitungkan.
sehingga polipropilena MF 2 memiliki massajenis yang
Analisis Derajat Kristalinitas lebih besar. Dengan adanya massa jenis yang lebih besar,
mengakibatkan viskositas lelehan PP MF 2 lebih kental
Sifat dari polimer sangat dipengaruhi oleh derajat daripada PP MF 10. Polimer cair kristal berviskositas
kristalinitas, maka dalam pembuatan bahan komposit ini, lelehan amat kental akibat keteraturan atom-atom pad a
kristalinitas polipropilena MF 2 atau polipropilena struktur molekulnya tinggi.
MF 10 akan dijadikan referensi dalam menganalisis
penelitian ini.
Analisis Strukturmikro
DIFRAKTOGRAM SINAR-X PP MF 2 Gambar strukturmikro suatu bahan, berkaitan
2000
dengan sifat dari bahan itu sendiri. Gambar strukturmikro
hasil pengamatan dengan alat SEM bahan komposit
PP MF 2 atau PP MF 10 dengan pasir sebagai berikut:
1500

!e.
~ 1000

~
~
500

o
o 10 20 30 40 50 50 70
20 (OERAJAT)

Gambar 6. Difraktogram sinar-x polipropilena melt flow 2

Gambar 8. Foto SEM PP MF 2 dengan perbesaran 1010 kali


Polipropilen merupakan polimer semikristalin yang
memiliki fasa kristal dan fasa amorf. Pada polipropilen, Gambar 8 dan Gambar 9 di atas memperlihatkan
yang mengandung fasa kristal, massa jenis di bagian strukturmikro matriks PP MF 2 dan PP MF 10 sebelum
yang berkristal lebih tinggi daripada di bagian amorf, ditambahkanfiller pasir. Pada foto SEM Gambar 8 dan
karena itu massa jenisnya tergantung pada derajat Gambar 9 memperlihatkan matriks tanpa pasir,
kristalinitasnya. Berdasarkan Gambar 6 dan Gambar 7 di menyebabkan permukaan patahan polipropilen sebagai
atas, menunjukkan secara kualitatifbahwa antara matriks satu fasa kontinyu yang tunggal, sehingga memiliki
PP MF 2 dan PP MF 10 mempunyai perbedaan intensitas tensile strength yang cukup tinggi. Pada Gambar 10
pada puncak difraksinya, walaupun tidak terlalu besar. sampai dengan Gambar 13 menampilkan matriks sebagai
Polipropilena MF 2 mempunyai derajat kristalinitas yang fasa diskontinyu, dan terlihat pasir rata-rata berbentuk
lebih besar daripada polipropilena MF 10, karena memiliki angular, mempunyai ukuran rata-rata ± 425 1m (U.s. ASTM
fasa kristalin yang lebih besar daripada fasa amorf, Ell) yang terdistribusi pada matriks polipropilena.

24
Analisis Sifat Kekuatan Tarik. Derajat Kris/a/inilas dall Slrukturmikro Komposit Polimer Polipropilena-Pasir (Sudirman)

Gambar 9. Foto SEM PP MF 10 dengan perbcsaran 1010 kali Gambar 12. Folo SEM Komposisi PP MF 2 50% : 50% pasir

Gambar 10. Foto SEM komposisi PP MF 2 70% : 30% pasir Gambar 13. Folo SEM komposisi PP MFIO 50% : 50% pasir

polipropilena, dimana polanya masih terlihat halus,


merata, agak rap at, dan nampak kompak dibandingkan
dengan penambahan fraksi volume pasir lebih besar dari
30%. Dengan penambahan komposisi prosentase fraksi
filler pasir ke dalam komposit, komposisi butiran yang
ada akan semakin besar, pola distribusi but iran
semakin kasar, tidak merata, dan tidak kompak. Hal ini
disebabkan oleh adanya pengaruh polipropilena yang
cenderung menggumpal (agglomerates) dan melekat
homogen.
Pada saat dikenai gaya tarik akan terjadi
pemusatan tegangan, karen a polipropilena mengalami
regangan, bahan uji bertambah panjang dan terlihat
distribusi partikel semakin jarang. Pada saat tarikan
Gambar 11. Foto SEM komposisi PP MF 10 70% : 30% pasir
dilanjutkan sampai terjadi patah, maka daerah matriks
Selanjutnya pada Gambar 10 sampai dengan yang mengalami defom1asi plastis atau mengalan1i retakan
Gambar 13 menunjukkan pengisian filler pasir pada terbanyak dan padafiller terdeformasi elastis, sehingga
matriks, dimana partikel pengisi didorong keluar dari akan mengakibatkan bahan komposit bersifat getas dan
matriks polimer saat polipropilena menunjukkan orientasi mudah patah seiring dengan penambahan persentase
selama arah penarikan. Saat perpatahan, partikel terlepas filler. Dengan penambahan persentasefiller yang besar,
dari matriks hal ini menunjukkan ikatan seeara tisika maka sumber patahan yang ada semakin banyak.
antarafiller dan matriks kurang kuat. Hal ini akan sangat Sehingga dengan penambahan regangan yang kecil
berpengaruh terhadap sifat termal dan mekanik bahan sudah mengakibatkan terjadinya patahan. Hal tersebut
komposit yang ada. akan nampak jelas terlihat pada foto SEM Gambar 12 dan
Pada Gambar 10 dan GambaI' I I menarnpilkan Gambar 13, saat komposisi fraksi volumefillerpasir 50%
komposisi fraksi voluille pasir 3ll% dengan 70% dengan 50% poiirropilcna.

25
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol. 6, No.1, Olctober 2004, hal: 1- 6
Indonesian Journal ofMaterials Science ISSN: 1411-1098

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian, pengamatan, dan
perhitungan secara teoritis dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh penambahan fraksi volume pasir dalam
polipropilen akan mengakibatkan bahan mempunyai
nilai tensile strength berkurang, dan ini terlihat dalam
pengamatan struktunnikro (SEM) dimana daerah
matriks mengalami deformasi plastis atau mengalami
retak1lfl terbanyak dan pada fiJ/ernya terdeformasi
elastis, sehingga mekanisme penguatan oleh filler
tidak tercapai sesuai dengan harapan
2 Nilai kekuatan tarik (tensile strength) polipropilena
MF 10 dengan pasir, pada komposisi lebih besar dari
30% fraksi volume filler mempunyai nilai yang lebih
besar daripada polipropilena MF 2 dengan pasir, hal
ini dikarenakan adanya plastisitas dalam
polipropilena MFIO sendiri. Namun pada kondisi di
bawah 30% fraksi volume filler, polipropilena MF 2
dengan pasir mempunyai nilai yang lebih besar
daripada polipropilena MF 10 dengan pasir, hal
tersebut dikarenakan polipropilen MF 2 mempunyai
derajat kristalinitas yang lebih besar.

DAFTARACUAN
[1]. J.P. HOLMAN, E. JASJFI, Perpindahan Kalor, edisi
keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta, (1994).
[2]. X. LU, G. XU, Thermally Conductive Polymer
Composites for Electronic Packaging, Journal of
Appied Polimer Science, 65 (1997) 2733-2738
[3]. SAITO, S. , Terjemahan Surdia, T. , Pengetahuan
Bahan Teknik, PT. Pradnya Paramita, Jakarta,
(1995).
[4]. FILDMAN. ODREL, HARTONO. A. J, Bahan
PoUmer Konstruksi Bangunan, GramediaPustaka
Utama, Jakarta, (1995).
[5]. F. DANUSSO AND G TIEGI, Strength Versus
Composition of Rigid Matrix Particulate
Composites, Polymer, 27 (1994) 1385-1390.
[6]. Y. AGAR! AND T. UNO, Estimation on Thermal
Conductivities of Filled Polymers, Journal of
Applied Polymer Science, 65 (1997) 2733-2738.
[7]. NI NYOMAN RUPIASIH, Pengaruh Beban
Pengisi pada Sifat Mekanik PoUmer, Tugas Akhir,
ITS, Surabaya.
[8]. BILLMEYER, FRIED W, Textbook of Polymer
Science, John Wiley dan Sons, New York, (1984).
[9]. I.H. TAVMAN, Thermal and Mechanical Properties
of Copper Powder Filled Poly(ethylene)
Composites, Powder Technology, 91 (1997) 63-67.

26

Anda mungkin juga menyukai