Anda di halaman 1dari 13

BAB II

GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS GERAK MAKMUR


2.1. Gambaran Umum Organisasi

Puskesmas Gerak Makmur Di Bangun Pada Tahun 1992, diatas


tanah seluas + 4000 m2 (80 m x 50 m).Puskesmas Gerak Makmur terletak di
Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan.
Puskesmas Gerak Makmur berjarak dari ibukota kecamatan kurang lebih 19
km, dan dari kota kabupaten kurang lebih 55 KM dan dapat di tempuh
dengan roda dua maupun roda empat, kurang lebih 2 jam perjalanan dari
puskesmas ke ibukota kabupaten.
Luas wilayah kerja Puskesmas Gerak Makmur : 45,07 KM2 terdiri dari
4 desa. Desa Gerak Makmur dan Desa Windu Makmur berada di wilayah
Kecamatan Sampolawa sedangkan Desa Lapandewa Makmur dan Desa
Gaya Baru berada di wilayah Kecamatan Lapandewa.

2.1.1 Visi Misi UPTD Puskesmas Gerak Makmur


a. Visi
Terwujudnya masyarakat yang sehat, mandiri, dan makmur di
wilayah Kerja UPTD Puskesmas Gerak Makmur.

b. Misi
1. Memberikan pelayanan yang berkualitas
2. Menyediakan sumber daya yang professional
3. Meningkatkan peran masyarakat untuk berprilaku hidup
bersih dan sehat
4. Pengelolaan manajemen puskesmas secara efektif dan
efisien
5. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai

c. Motto
Dengan sepenuh hati kami siap melayani kesehatan anda
d. Tata Nilai

S : senyum (melayani dengan keramahan dan sopan santun

I : Inovatif (usaha untuk mendayagunakan pemikiran, kemampuan,


imajinasi, serta mampu menciptakan inovasi dalam
pembangunan kesehatan

A : Amanah (jujur, dapat dipercaya)

P : Professional (memiliki kompetensi dalam memberikan


pelayanan

(Profil UPTD Puskesmas Gerak Makmur)

2.1.2 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Gerak Makmur

PEMERINTAH KABUPATEN BUT ON SELATAN


STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS GERAK MAKMUR

KEPALA PUSKESMAS
IMANUDDIN

PENANGGUNG JAWAB MEDIK KEPALA TATA USAHA

PENANGGUNG JAWAB RUANGAN

AIDA PARANE, S.Kep., Ns

PERAWAT PERAWAT PERAWAT


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA
2.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Perawat
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014
tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya Pasal 4
menerangkan bahwa Tugas pokok Perawat adalah melakukan
kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan
keperawatan, pengelolaan keperawatan dan pengabdian pada
masyarakat.
Sesuai dengan Pasal 8, rincian kegiatan perawat ahli pertama
yang dilakukan di UPTD Puskesmas Gerak Makmur, adalah:
1. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;
2. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan
dasar/lanjut;
3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;
4. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;
5. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan;
6. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam
rangka menyusun rencana tindakan keperawatan;
7. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
8. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan
penyakit menular;
9. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka
pemenuhan kebutuhan eliminasi;
10. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka
pemenuhan kebutuhan eliminasi;
11. Melakukan upaya membuat pasien tidur;
12. Melakukan relaksasi psikologis;
13. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap
pasien dengan risiko trauma/injury;
14. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan;
15. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual
dalam rangka tindakan keperawatan yang berkaitan dengan
ibadah;
16. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying
care);
17. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;
18. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;
19. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal;
20. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
21. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
22. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;
23. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;
24. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;
25. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;
26. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;
27. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan
keperawatan sebagai ketua tim/perawat primer;

2.2 Konsep Nilai-Nilai Dasar ASN


Berdasarkan nilai-nilai dasar profesi ASN, terdapat lima nilai-nilai dasar
yang harus diamalkan dan diaplikasikan dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Lima nilai dasar itu antara lain akuntablitas, nasionalisme, etika publik,
komitmen mutu dan anti korupsi.

2.2.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa hal antara lain akuntabilitas adalah sebuah
hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas
membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi,
serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Nilai-nilai akuntabilitas antara
lain:
1. Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah
dimana pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan
lingkungannya
2. Transparansi: tujuan dari adanya transparansi adalah mendorong
komunikasi internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap
pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan
keputusan, meningkatkan akuntabiltas dalam keputusan serta
meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara keseluruhan
3. Integritas: dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku.
Integritas akan membrikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik
dan stakeholders.
4. Tanggung jawab: tanggung jawab akan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap
tindakan yang dilakukan.
5. Keadilan: keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena
akan berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu
kinerja
6. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal
yang tidak dapat dipercaya
7. Keseimbangan: keseimbangan diperlukan antara kewenangan,
harapan dan kapasitas. Setiap indibidu harus menggunakan
wewewenang untuk peningkatan kinerja sesuai kapasitas sumber
daya dan keahlian yang dimiliki.
8. Kejelasan: fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
wewenang, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
9. Konsistensi: konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya kan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel
(Sumber modul Akuntabilitas)

2.2.2 Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain.
Sedangkan chauvinisme merupakan nasionalisme dalam arti sempit yakni
sikap meninggikan bangsanya sendiri sekaligus tidak menghargai bangsa
lain sebagaimana mestinya. Secara politis nasionalisme berarti
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa
dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
(Sumber modul Nasionalisme)

2.2.3 Etika Publik


Etika publik merupakan refleksi tentang standar yang menentukan
baik atau buruk, benar atau salahnya suatu perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum
dalam undang-undang ASN adalah:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD 1945
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat,
berdaya guna, dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
(Sumber modul Etik Publik)

2.2.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan
yang komitmen pada mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif,
efisien, inovatif dan berorientasi mutu. Nilai-nilai dasar orientasi mutu
dalam memberikan layanan prima sekurang-kurangnya akan mecakup
hal berikut:
1. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien
2. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan
memelihara agar customer/klien tetap setia
3. Menghasilkan pekerjaan yang berkualitas tinggi tanpa cacat, tanpa
kesalahan dan tanpa pemborosan
4. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan
pergeseran tunttan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan
teknologi
5. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan
masalah dan pengambilan keputusan
6. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai
cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif,
kolaborasi dan benchmark
(Sumber modul komitmen mutu)

2.2.5 Anti Korupsi


Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara
demi menguntungkan diri sendiri maupun orang lain. Korupsi digolongkan
sebagai kejahatan luar biasa karena dampaknya yang sangat besar bagi
pribadi, keluarga maupun masyarakat. Nilai dasar anti korupsi antara lain
1. Kejujuran: merupakan kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak
curang
2. Kepedulian: memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan
3. Kemandirian: melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak
lain
4. Kedisiplinan: mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien
5. Tanggung jawab: perwujudan dari kewajiban mesnyelesaikan sesuatu
hal yang dilakukan
6. Kerja keras: kemauan untuk melakukan sesuatu dengen ketekunan
dan ketahann demi tercapainya suatu tujuan
7. Sederhana : prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan sosial
serta sidat iri dengki
8. Adil: tidak berat sebelah, tidak memihak
9. Berani: tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar
(Sumber modul anti korupsi)

2.3 Peran dan Kedudukan ASN


2.3.1 Whole of Government
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi
yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan,
manajemen program dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai
pendekatan intraagency yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. WOG
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas sektor
atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon
terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.
(sumber modul WOG)

2.3.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum
yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah,
dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu
proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang
memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan
dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk baik berupa
barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian diperlukan 3 unsur
penting dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi
penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan yang diberikan atau diterima
oleh penerima layanan (pelanggan).

Adapun prinsip pelayanan publik adalah


a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-perundangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan
efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
harapan masyarakat.
e. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif, tidak membedakan suku, ras, agama, golongan ,
gender, dan status ekonomi.
f. Keseimbangan hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak
(sumber modul pelayanan publik)
2.3.3 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan
atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap
belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya
ASN terdiri atas Pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja. PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rberangka melaksanakan tugas pemerintahan . Kedudukan ASN
berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN
merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut
ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa.
(Sumber modul manajemen ASN)

2.4 Hand Hygiene


2.4.1 Pengertian Hand Hygiene
Hand hygiene merupakan salah satu cara untuk mengurangi
infeksi yang berkaitan dengan perawatan kesehatan. Hand hygiene
harus dilakukan pada seluruh indikasi yang telah ditetapkan tanpa
memperhatikan apakah petugas kesehatan menggunakan sarung tangan
atau tidak.
Hand Hygiene adalah mencuci tangan menggunakan antiseptic
pencuci tangan. Perilaku mencuci tangan perawat merupakan salah satu
faktor yang mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan perawat
dan pasien dalam pencegahan terjadinya infeksi nosocomial. Hand
Hygiene merupakan suatu prosedur yang penting dalam mencegah
infeksi ,wajib dilakukan oleh setiap petugas di Puskesmas. Tangan
bagaikan pistol , dan kuman pelurunya , jika tidak melakukan kebersihan
tangan maka kita menjadi pembunuh darah dingin.
Dengan mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik pada
lima momentum, yaitu sebelum melakukan prosedur aseptik, sebelum
berhubungan (kontak) dengan pasien, setelah bersentuhan dengan
pasien, setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien, dan setelah
kontak dengan cairan tubuh yang memiliki resiko.

1.4.2. Tujuan Hand Hygiene


Tujuan dari Hand Hygiene yaitu untuk :

1) Mengangkat mikroorganisme yang berada di telapak tangan


2) Mencegah infeksi silang (cross infection).
3) Menjaga kondisi tangan agar tetap steril.
4) Untuk melindungi diri dan pasien dari kejadian infeksi.
5) Memberikan perasaan segar dan bersih sehabis mencuci tangan.

1.4.3. Cara Hand hygiene

Berikut ini merupakan cara mencuci tangan yang baik dan benar
dengan menggunakan cairan antiseptik / handrub menurut WHO seperti
terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.1 Langkah-langkah mencuci tangan bersih yang baik dan benar
dengan menggunakan handrub.

Anda mungkin juga menyukai