Tim PKL
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya buku pedoman Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat selesai.
Buku pedoman PBL ini disusun untuk dijadikan pedoman dan petunjuk bagi
para mahasiswa, pembimbing lapangan, pembimbing laporan, serta pihak-pihak
terkait agar pada pelaksanaannya dapat berjalan secara terarah dan terpadu
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pada kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih dan penghormatan
sebesar-besarnya kepada Direktur Poltekkes kendari dan Ketua Jurusan Gizi yang
telah memberi kepercayaan kepada kami untuk menyusun Pedoman PKL Program
Studi D-IV Gizi TA. 2015/2016..
Kami menyadari dengan keterbatasan yang ada, buku pedoman ini masih
memerlukan perbaikan yang berkelanjutan seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan dinamika masyarakat. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak merupakan penghargaan tersendiri bagi kami untuk terus berkarya
memperbaiki diri demi kesempurnaan karya berikutnya.
Tim Penyusun
Pengantar …………………………………….…...................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................. iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Praktek Kerja Lapangan PPG ......................................... 2
C. Praktek Kerja Lapangan MPIG ....................................... 4
D. Praktek Kerja Lapangan MPGM ........................................ 5
BAB II. PELAKSANAAN PKL .
A. Bentuk Kegiatan ............................................................. 6
B. Lama Kegiatan ............................................................... 6
C. Pembekalan ................................................................... 6
D. Lokasi Kegiatan .............................................................. 7
E. Jadwal Kegiatan ............................................................. 8
BAB III. SISTIMATIKA LAPORAN DAN PENILAIAN
A. Sistimatika ...................................................................... 9
B. Penilaian ....................................................................... 12
C. Tata Tertib ...................................................................... 14
D. Sangsi ....................................................................... 15
BAB IV. PEMBIMBING PKL
A. Dosen Pembimbing Lapangan ....................................... 16
B. Pembimbing Institusi Kesehatan...................................... 16
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Visi dan misi Prodi D-IV Jurusan Gizi Poltekkes Kendari yakni
menghasilkan Sarjana Sain terapan Gizi yang profesional, berkarakter dan
beretika serta mampu bersaing pada persaiangan resgional, nasional dan
global. Untuk mengantisipasi dan menyiapkan ke arah tersebut maka Prodi D-IV
Jurusan Gizi Poltekkes Kendari menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang berorientasi kepada penyiapan mutu lulusan yang diharapkan
mampu memenuhi tuntutan masyarakat.
Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
mahasiswa mampu menetapkan dan melaksanakan alternatif pemecahan
masalah kesehatan yang dipilih melalui intervensi langsung.
2. Tujuan Instruksional Khusus
1. Mahasiswa dapat menetapkan alternatif pemecahan masalah kesehatan
2. Mahasiswa dapat melaksanakan intervensi atau kegiatan untuk
memecahkan masalah kesehatan
3. Mahasiswa dapat mengevaluasi intervensi yang dilakukan
Pada PKL ini mahasiswa mampu menjelaskan tugas pokok dan fungsi
Puskesmas dan Dinas kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam proses dan
tahapan penyusuanan perencanaa, pelaksanaan dan penilaiaan program gizi
masyarakat pada tingkat Puskesmas dan Dinas
KesehatanProp/Kabupaten/Kota.
b. Tujuan Khusus
PELAKSANAAN PKL
A. Bentuk Kegiatan
Pola pelaksanaan PKL mencakup beberapa kegiatan yaitu pembekalan,
penyusunan proposal dan instrument kegiatan, pelaksanaan di lapangan,
penyusunan laporan, seminar hasil, serta pengumpulan laporan.
B. Lama Kegiatan
Kegiatan PKL terbagi dalam 3 tahap dengan bobot masing-masing
tahapan PKL PPG adalah 1 SKS setara 8 hari kerja lapangan dan PKL MPIG
adalah 4 SKS setara dengan 32 hari kerja lapangan dan PKL MPGM dengan
benan 3 SKS atau setara 24 hari lapangan.
C. Pembekalan
Mahasiswa wajib mengikuti acara pembekalan yang dilaksanakan di Prodi
D-IV Gizi Jurusan Gizi Poltekkes Kendari..
D. Lokasi Kegiatan
1. PKL PPG dan MPIG di Kecamatan Wonggeduku pada 6 desa sbb:
a. Desa 1
b. Desa 2
c. Desa 3
E. Jadwal Kegiatan
b. Pelaksanaan
Persiapan
o Pemeriksaan kelengkapan 1 Mei Panpel
puldat
o Pemeriksaan kesiapan alat Panpel
transportasi 1 Mei
Pelaksanaan
o PTK 1 Mei Semua elemen
o PTD 1 Mei Pbimbing dan Mhs
o Puldat 1 – 7 Mei Mahasiswa
o Supervisi dan Bimbingan 1 – 7 Mei Panpel dan Pbbg
o Presentasi laporan eksekutif 8 Mei Mhs, panpel dan
puldat tk. Kecamatan Pbbg
c. Penilaian
Penyusunan laporan puldat 9 – 21 Mei Mhs dan Pbb
Seminar Laporan 23 – 28 mei Mhs dan Pbb
Penyusunan rencana program 30 Mei – 4 Juni Mhs dan Pbb
intervensi gizi
Seminar rencana program intervensi 6 – 11 Juni Mhs dan Pbb
gizi
Penyusunan rencana program 13-18 Juni Mhs dan Pbb
intervensi gizi
PKL PPG
PKL MPIG
PBL MPGM
Nilai Akhir
(100 %)
C. Tata Tertib
PEMBIMBING PKL
Agar pelaksanaan PKL dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan, serta untuk mengantisipasi kendala-kendala yang kemungkinan akan
dijumpai mahasiswa pada saat di lapangan, maka dalam pelaksanaan PBL tersebut
mahasiswa akan dibantu oleh sejumlah dosen pembimbing.
PENUTUP
Agar pelaksanaan PKL dapat berjalan sesuai dengan rencana maka, kepada
semua mahasiswa peserta PKL diwajibkan mengikuti tahapan-tahapan
pelaksanaan dengan baik dan penuh tanggung jawab. Hal-hal yang bersangkutan
dengan teknis dan peraturan lain yang belum tertuang dalam buku pedoman ini
akan ditentukan kemudian.
Tim PKL
Konsep PKL
Oleh: Ketua Tim PKL
A. Pengertian
Praktek belajar lapangan merupakan bagian dari proses pendidikan yang
berhubungan erat dengan pembinaan mahasiswa secara utuh serta
pengembangan dan peningkatan kemampuan mahasiswa dalam mencermati
permasalahan-permasalahan kesehatan di masyarakat. Praktek Belajar
Lapangan adalah mata kuliah yang bertujuan untuk menyiapkan lulusan yang
memiliki sifat responsive, mengembangkan kemampuan mengidentifikasi
masalah untuk kemudian mencari alternatif pemecahan masalah-masalah
kesehatan di masyarakat. Oleh karena itu PBL merupakan bagian integral dari
kurikulum pendidikan tinggi dan merupakan persyaratan bagi setiap mahasiswa
FKIK Jurusan Kesehatan Masyarakat.
Hal ini bermakna bahwa status Praktek Belajar Lapangan adalah sebagai
intrakurikuler wajib yang termasuk ke dalam Mata Kuliah Keahlian Berkarya
(MKKB). Praktek Belajar Lapangan pada Prodi D-IV Jurusan Gizi Poltekkes
Kendari total bobot mata kuliah 8 SKS yang terbagi ke dalamPKL PPG pada
semester VI, PKL MPIG pada semester VII, serta PKL MPGM pada semester
VIII, dengan masing-masing berbobot 1, 4 DAN 3 SKS. Besar beban akademik
ini diperoleh dari perhitungan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
pelaksanaan PKL sebagai berikut :
a. Tahap persiapan, kepada mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah dalam
bentuk pembekalan yang berkisar antara 700 menit (tujuh kali tatap muka @
100 menit) yang identik dengan pertemuan separoh semester (tujuh kali
pertemuan).
b. Tahap pelaksanaan, kepada mahasiswa diwajibkan melakukan kegiatan
antara kain , penyusunan proposal, pendekatan masyarakat, pelaksanaan
program, dan penulisan laporan dalam waktu enam (6) minggu.
Evaluasi Identifikasi
Masalah
Monitoring Prioritas
Masalah
Pelaksanaan Alternatif
Kegiatan Pemecahan
Masalah
Rencana Pelaksanaan
SASARAN
D. Pelaksanaan
1. Persiapan
Keberhasilan pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan akan sangat
ditentukan oleh kecermatan dan persiapan tim PBL sebelum mahasiswa
melakukan kegiatan di lapangan. Untuk itu tahap persiapan harus
dimanfaatkan sebaik mungkin yang meliputi kegiatan :
a. Koordinasi internal (Prodi D-IV Jurusan Gizi Poltekkes Kendari) yang
mencakup ;
- Penunjukkan tim pengelola PKL
- Konsultasi dengan pimpinan
- Rekapitulasi calon peserta PKL
- Penentuan pembimbing lapangan
E. Penutup
Keberhasilan pelaksanaan PBL I sangat ditentukan antara lain adanya
kerjasama yang baik antara Prodi D-IV Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, Puskesmas dan desa lokasi kegiatan.
Selama kegiatan di lapangan mahasiswa dituntut mampu menyesuaikan diri
dengan masyarakat, menjunjung tinggi moral dan etika hidup bermasyarakat
yang pada akhirnya dapat memberikan andil terhadap pembangunan
masyarakat di bidang kesehatan.
Dari data yang terkumpul perlu kita dapat mengurai masalah kesehatan
masyarakat dengan pendekatan konsep : Hl. Blum, pohon masalah, faktor
pelayanan kesehatan atau program masyarakat dan lingkungan.
Faktor Perilaku
Sikap
Gaya hidup
Gambar 1. Konsep Hl. Blum
Mengikuti kerangka Konsep HL. Blum, analisis situasi kesehatan selayaknya
mengikuti 5 ( lima ) aspek, yaitu :
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat
dalam arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik,
sosial dan mental.
b. Lingkungan Biologi
Komponen yang termasuk dalam lingkungan biologis adalah sanitasi, kuman
penyakit, vektor, binatang ternak, dll.
Indikator yang dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan biologis : akses
terhadap air bersih, jumlah jamban dan pembuangan sampah serta keberadaan
vektor penyakit.
c. Lingkungan Sosial-Ekonomi
Informasi mengenai keadaan sosial ekonomi masyarakat juga sangat
bermanfaat dalam menganalisis faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
derajat kesehatan.
Data ekonomi yang bisa digunakan: Pendapatan Asli Daerah (PAD),
pendapatan perkapita, produk Domestik Refional Bruto (PDRB) per kapita,
Upah Minimal Regional (UMR),
Data lingkungan sosial yang dapat digunakan yaitu pranata (lembaga-
lembaga) yang ada dan hidup di masyarakat seperti pengaruh lembaga adat
istiadat, organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi keagamaan dan lain-lain.
PENYAMPAIAN DATA
Penyajian data analisa situsi dapat berupa
Naratif atau deskriptif untuk data data kualitatif
Tabel secara sistematik dan detail, mudah dipahami
Grafik ,lebih memudahkan pembacaan dan intrepretasi data jenis : histogram,
grafik garis, grafik batang, pie chart, scatter plot dll
DAFTAR PUSTAKA
Modul Analisis Situasi kesehatan Dati II dan sistem Informasi Kesehatan.1998.
Modul Pelatihan Perencanaan Kesehatan Terpadu. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta
Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting) untuk setiap
kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling
besar. Contoh sederhana adalah sebagai berikut :
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 1.920 II
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880 I
2. Metode Delbeq
Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan memberikan
bobot (yang merupakan nilai maksimum dan berkisar antara 0 sampai 100
dengan kriteria:
Total 4 2 0 3 1
Prioritas Masalah I III V II IV
5. Metode CARL
Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode
CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0-
10. Kriteria CARL tersebut mempunyai arti:
C= Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan
peralatan)
A= Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi
atau
tidak. Kemudahaan dapat didasarkan pada ketersediaan
metode/cara/teknoloi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan
atau
juklak.
R= Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan
sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.
L= Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan
yang
lain dalam pemecahan masalah yang dibahas.
Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah diidentifikasi, kemudian
dibuat tabel kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat
tentang nilai skor yang diambil adalah rerata.
Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L
Contoh pemakain metode CARL adalah sebagai berikut:
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III
6. Metode Reinke
Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai
skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:
M= Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah
yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok
yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat
serta kepentingan instansi terkait.
I= Importancy atau kegawatan masalah yaitu
tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta
kecenderunagn dari waktu ke waktu.
V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan
hasil (output) yang diperoleh dibandingkan dengan
pengorbanan (input) yang dipergunakan.
C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan
untuk melaksanakan pemecahan masalah.
Semakin besar biaya semakin kecil skornya.
P= Prioritas atau pemecahan masalah.
Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor, maka untuk
mempermudah pengerjaan diperlukan adanya tabel. Hasil skor masing-
masing masalah kemudian dihitung dengan rumus:
P = (M x V x I) : C
Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh dengan mengurutkan
jumlah nilai P dari yang tertinggi sampai terendah. Contoh penggunaan
metode Reinke adalah sebagai berikut:
Daftar
No M I V C Total Urutan
Masalah
1 A 5 4,6 5 3 38,33 I
B. Metode Kualitatif
1. Metode Delphi
a. Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen baik
pendidikan, keahlian dan pengalaman serta masing-masing peserta
mempunyai data yang cukup.
b. Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali kepada peserta:
- Kuesioner pertama: pertanyaan-pertanyaan umum
- Kuesioner kedua: lebih khusus
- Kuesioner ketiga: Khusus
c. Kosensus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan suara
d. Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi kuesioner
3. Metode Brainwriting
a. Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang pendidikan dan
pengalaman yang relatif sama atau setara.
b. Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas dan
diletakkan di atas kertas.
c. Semua peserta membacanya kemudian menuliskan pendapatnya pada
pada kertas-kertas yang ada. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai
lengkap.
d. Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta menambah atau
mengurangi pendapatnya.
e. Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis kemudian
didiskusikan untuk dicari pendapat yang terbanyak.
Daftar Pustaka
Moser CA, Kalton G (1989, 2nd ed.) Survey Methods in Social Investigation. Hants,
UK: Gower Publishing Company. (In particular Chapters 10-13)
Patton MQ (1990, 2nd ed.) Qualitative Evaluation and Research Methods. Newbury
Park, USA: Sage Publications. (In particular Chapters 17-29)
Pretty JN, Guyt I, Thompson J, Scones I (1995) Participatory Learning & Action. A
Trainer’s Guide. London: International Institute for Environment and
Development (IIED) (In particular Chapters 4 and 5 on semi-structured
interviewing, diagramming, ranking and scoring)
A. PENDAHULUAN
A.1. Pengertian Dasar
Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-
cirinya akan diduga. Populasi juga diartikan keseluruhan individu yang menjadi
acuan hasil-hasil penelitian akan berlaku. Sedangkan sampel adalah sebagian dari
populasi yang mana ciri-cirinya diselidiki atau diukur.
Populasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu populasi sasaran (target
populasi) dan populasi studi. Populasi sasaran yaitu kumpulan dari satuan atau unit
yang ingin dibuat inferensi atau generalisasinya. Populasi studi adalah kumpulan
dari satuan atau unit dimana kita mengambil sampel. Populasi studi merupakan
sebagian dari populasi target. Misalnya akan dilakukan penelitian tentang rata-rata
jumlah konsumsi alkohol perminggu dikota A oleh anak remaja usia 5 sampai 17
tahun, maka yang menjadi target populasi adalah semua anak remaja yang berusia
15 sampai 17 tahun yang ada di kota A, dan populasi studi adalah sekelompok
anak remaja yang dipilih dari sebuah sekolah tertentu yang ada dikota A.
B. TEHNIK SAMPLING
Pada dasarnya ada dua macam metode pengambilan sampel, yaitu :
1. Random Sampling / Probability Sampling : Pengambilan sampel secara
acak
3) Menggunakan komputer
Keuntungan SRS
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah untuk
dimengerti
Kelemahan SRS
- Harus tersedia daftar kerangka sampling (sampling frame).
- Sifat individu harus homogen.
B.Keuntungan :
Cara ini relatif mudah melakukannya
Dengan menggunakan pengambilan sampel acak sistematis, unit penelitian
yang terpilih cenderung lebih tersebar dalam keseluruhan populasi dan oleh
karena itu mungkin lebih mewakili daripada pengambilan sampel acak
sederhana
Membutuhkan waktu dan biaya relatif lebih rendah dibandingkan dengan
pengambilan sampel acak sederhana
C. Kelemahan
Setiap unit penelitian tidak mempunyai peluang yang sama untuk diambil
sebagai sampel. Oleh karena itu populasi (N) harus besar sehingga
pengambilan sampel mendekati acak lagi
Populasi harus bersifat homogen
Bila terdapat suatu kecenderungan tertentu maka metode ini menjadi kurang
sesuai. Misalkan untuk memilih sampel hari dengan k=7, karena sampel
akan selalu jatuh pada hari yang sama.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menggunakan metode
pengambilan sampel acak stratifikasi ini, yaitu :
a. Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar untuk
menstratifikasi populasi ini dalam lapisan-lapisan. Yang dapat dijadikan
kriteria untuk pembagian itu ialah variabel-variabel yang menurut peneliti
mempunyai hubungan yang erat dengan variabel-variabel yang hendak
diteliti. Misalnya tingkat penghasilan petani erat hubungannya dengan luas
tanah yang diusahakan. Jadi, dalam penelitian mengenai tingkat
penghasilan petani, populasi dapat distratifikasikan dalam lapisan-lapisan
dengan menggunakan luas tanah yang diusahakan sebagai kriteria
b. Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
dipergunakan untuk menstratifikasi
c. Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari tiap strata dalam
populasi itu.
Keuntungan
Memberikan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan
sampel acak sederhana dengan besar sampel yang sama
Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
Kemungkinan bagi peneliti untuk meneliti hubungan atau membandingkan
antara satu strata dengan strata yang lain
Kelemahan
Pengambilan sampel tidak lebih murah dan lebih murah daripada pengambilan
sampel acak sederhana karena rangka yg terperinci harus disusun untuk setiap
strata sebelum pengambilan sampel
Keuntungan
Tidak diperlukannya daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk seluruh
populasi, cukup untuk klaster yang terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang
diperlukan lebih sedikit.
Metode ini lebih murah dan mudah dilakukan untuk survei pada manusia. Maka
metode ini sangat sering digunakan dalam penelitian survei walaupun
menghasilkan estimasi parameter dengan presisi yang lebih rendah
dibandingkan dengan sampel acak stratifikasi dan sampel acak sederhana
5.c. Kelemahan
Metode ini tidak sering digunakan karena analisanya sangat sulit, sehingga
dalam praktek sulit untuk menentukan berapa sampel yang harus diambil, baik
mulai tahap pertama maupun sampai tahap akhir.
5. Panel Sampling.
Merupakan sampel semi permanen yang dipilih untuk keperluan
suatu studi yang berkelanjutan. Panel sampel sangat bermanfaat dan
menguntungkan, karena data yang telah dikumpulkan dapat dipergunakan
berulang kali.
Pilihlah klaster sampel secara acak Apakah jumlah subjek dalam tiap
stratum sama banyak ?
Titik tolah teknis pembuatan kuesioner adalah variabel dalam survey. Variabel
harus jelas dan relevan. Tiap pertanyaan dimaksudkan untuk dipakai dalam
analisis. Perlu ditanyakan dalam hati :
- Apakah pertanyaan tersebut diperlukan ?
- Apakah pertanyaan tersebut relevan ?
- Bagaimana jawaban atas pertanyaan tsb dalam tabulasi ?
Bila sudah ada kuesioner yang terdahulu dan relevan, bisa digunakan lagi tetapi
dengan syarat harus didiskusikan dulu dengan peneliti sebelumnya apa
kekurangannya, dan menyarankan untuk menambah atau bahkan menghilangkan
pertanyaan.
Isi Pertanyaan
1. Pertanyaan tentang fakta
Contoh : umur, pendidikan, agama, status perkawinan.
2. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap
Ini menyangkut perasaan dan sikap responden tentang sesuatu.
3. Pertanyaan tentang informasi
Pertanyaan ini menyangkut apa yang diketahui oleh responden dan sejauh
mana hal tersebut diketahuinya.
4. Pertanyaan tentang persepsi diri
Responden menilai perilakunya sendiri dalam hubungannya dengan yang
orang lain.
Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan terbuka
Kemungkinan jawaban tidak ditentukan lebih dahulu. Setiap pertanyaan dapat
dijawab secara bebas oleh responden. Jawaban bebas maksudnya adalah uraian
berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan dan lain-lain mengenai segala
sesuatu yang ditanyakan pada setiap item. Uraian jawaban tersebut diserahkan
2. Pertanyaan tertutup
Kemungkinan jawaban sudah ditentukan terlebih dahulu. Responden dalam
memberikan jawaban diminta untuk memilih jawaban yang paling tepat diantara
alternatif-alternatif yang sudah disediakan.
Alternatif-alternatif jawaban itu biasanya ditempatkan dibagian bawah setiap
pertanyaan. Kecenderungan untuk membuat lembaran jawaban tersendiri atau
terpisah, dianjurkan untuk dihindari karena dapat membingungkan.
Dilihat dari struktur jawaban yang disediakan dapat dibedakan dalam beberapa
bentuk :
a. Bentuk dua alternatif ( Force Choice Item )
Jawaban hanya terdiri dari dua alternatif yang harus dipilih salah satu
diantaranya.
Contoh :
Apakah ada pelayanan kesehatan di daerah setempat ?
1. Ya 2. Tidak
b. Bentuk pilihan ganda ( Multiple Choice Item )
Setiap pertanyaan diikuti dengan lebih dari dua alternatif jawaban yang
harus dipilih responden. Alternatif jawaban mungkin tiga, empat atau lima
dan seterusnya. Perumusannya dapat dibedakan sebagai berikut :
Kuesioner yang jawabannya dihubungkan dengan skala nilai.
Contoh :
Apakah pendapat ibu tentang imunisasi ?
1. Setuju 2. Ragu-ragu 3. Tidak setuju
Contoh :
Apa alasan ibu menimbangkan anak di Posyandu ?
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan berat badan anak
2. Karena anjuran Kader
3. Karena anjuran tokoh masyarakat
4. Untuk berkumpul dengan teman-teman
Pretest
Pretest diadakan untuk menyempurnakan kuesioner. Melalui pretest akan diketahui
berbagai hal :
3. Apakah tiap pertanyaan dapat dimengerti dengan baik oleh responden dan
apakah pewawancara dapat menyampaikan pertanyaan tersebut dengan
mudah.
Contoh :
Selama minum pil, apakah kadang-kadang Ibu merasakan darah mengalir
lebih cepat dari biasanya ?
Disini timbul persoalan apakah responden dapat membedakan cepat atau
lambatnya aliran darah dalam tubuh.
Pada bagian pertama sudah ditanyakan masalah sosial ekonomi, tapi setelah
pertanyaan tentang keluarga berencana selesai, kembali ditanyakan tentang
sosial ekonomi walaupun dengan pertanyaan yang tidak persis sama. Hal ini
perlu dihindarkan, olehkarena itu pertanyaan bagian 4 perlu dipindahkan
seluruhnya ke bagian 1.
Daftar Pustaka
Nawawi, Hadari H, HM Martini Hadani. 1995. Instrumen Penelitian Bidang
Sosial.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Praktiknya, Ahmad W. 1986. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan. CV Rajawali, Jakarta.
Sastroasmoro, Sudigdo, Sofyan Ismael. 1995. Dasar-dasar Metodologi Penelitian
Klinis. Binarupa Aksara, Jakarta.
1. Ringkasan
Ringkasan memuat tujuan dan hasil praktek belajar lapangan yang paling
menonjol serta kesimpulan dan implikasinya. Ditulis dalam bahasa Indonesia,
panjang maksimum 250 kata dan ditulis dalam satu paragrap.
2. Latar Belakang
Bagian ini berisi uraian yang melatar belakangi dilaksanakannya Praktek Kerja
Lapangan (PKL) serta pengantar pada topik utama yang akan dibahas.
3. Tujuan
Tujuan umum menguraikan tujuan umum pelaksanaan PKL, sementara tujuan
khusus disesuaikan dengan rumusan masalah masing-masing.
4. Manfaat
Uraikan manfaat kegiatan baik terhadap masyarakat, Puskesmas, Prodi D-IV
Jurusan Gizi Poltekkes Kendari, dan Pemerinta Daerah (Dinas Kesehatan
Kabupaten)
5. Tinjauan Pustaka
Pada bagian ini sebaiknya diuraikan dasar pemikiran (landasan teori) yang
terkait dan menjadi dasar kegiatan atau penelitian dari berbagai sumber
kepustakaan.
6. Metode Pelaksanaan
Metode disini mencakup rancangan pelaksanaan kegiatan , cara pengambilan
sampel, cara pengambilan data, inaxstrumen yang digunakan, analisis data,
serta waktu dan lokasi penelitian.
7. Hasil
Hasil kegiatan hendaknya disajikan secara bersistem. Untuk memperjelas dapat
dilengkapi dengan sajian tabel dan atau gambar yang dilengkapi dengan
inrterpretasinya.
8. Pembahasan
Berisi pembahasan terhadap hasil yang diperoleh dengan menghubungkan atau
membandingkan dengan hasil teori atau hasil penelitian yang sesuai atau
rujukan yang relevan
11. Lampiran
LAPORAN PBL
……..JUDUL…….
Oleh :
Nama NIM
………. ……….
……… ………
Halaman Pengesahan
1. Judul : …………………………………
…………………………………
2. Ruang Lingkup : Gizi Masyarakat
( ) ( )
Mengetahui:
Ketua Prodi D-IV Gizi,
NO NAMA NO. HP
Lampiran 6.
Daftar Kelompok dan Dosen pembimbing Lapangan
Puskesmas/
Kelp NO. NIM Nama Mahasiswa Pembimbing
Desa
Pelaksanaan
Materi PBL I Pembicara Ruang
Hari, Tanggal Waktu
Pendekatan Dosen/Nsumber
3 Tk. III
Kemasyarakatan lainnya
Dosen/Nsumber
4 Analisis Situasi Tk. III
lainnya
Teknik Dosen/Nsumber
5 Tk. III
Pengumpulan Data lainnya
Dosen/Nsumber
6 Teknik Sampling Tk. III
lainnya
Pembuatan Dosen/Nsumber
7 Tk. III
Kuesioner lainnya