Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

NILAI – NILAI YANG TERKANDUNG DALAM PANCASILA ( SILA 1 – 5 )

MATA KULIAH :PANCASILA

DOSEN :

MOHAMAD TULUS, M.Pd.I

OLEH :

1. DWI AQIDAHTUL SYAHRO (19110121)

2. FATIN ZUROIDA (19110104)

3. MUHAMMAD MISBAHUS SURUR (19110125)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Kami sebagai penulis makalah mengucap syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya , baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Pancasila
dengan Judul Hubungan Hubungan Pancasila dan Nilai-Nilai Agama Islam.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu kami mengharap kritik
dan saran dari pembaca makalah ini supaya nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Atas kekurangannya dalam penulisan makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Kami juga berterimakasih kepada dosen Pancasila yang memberi dukungan atas
kelancaran penulisan makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat. Terima kasih.

Malang,

Kelompok 7
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak muncul pandangan keliru, seolah-olah Pancasila
pendukungnya adalah anti islam. Banyak golongan di masyarakat Indonesia yang
ingin mengganti ideology bangsa Indonesia baik ke sayap kanan maupun kesayap kiri.
Dalam artian terlalu liberal dan terlalu radikal.
Ideologi yang terlalu liberal adalah terlalu bebas.Liberalisme adalah sebuah
ideology, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman,
kebebasan, dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama. Sedangkan ideology
yang terlalu radikal adalah paham atau ideology yang menuntut perubahan dan
pembaharuan system social dan politik dengan cara kekerasan. Akhir-akhir ini ramai
di masyarakat akan adanya keinginan untuk mengganti system pemerintahan di
Indonesia ini menjadi system khilafah. Pada dasarnya Pancasila memang tidak
spesifik kepada agama islam saja, akan tetapi setiap sila dalam Pancasila tidaklah
menyimpang dari agama islam.
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak agama yang berbeda.
Maka dari itu masyarakat tidak bisa untuk mengubah ideology negara. Akhir-akhir ini
suara-suara untuk menegakkan agama islam secara keseluruhan kembali memanas.
Seruan ini disertai dengan usaha-usaha untuk menyebarkan ideologi kekhalifahan
islam sebagai dasar negara menggantikan Pancasila dan UUD 45. Bagi mereka
Pancasila dengan lambang garuda merupakan salah satu jenis kemusyrikan. Dalam
Pancasila , tidak ada sila-sila yang dapat menjerumuskan kedala kemusyrikan semua
pesan-pesan dalam Pancasila bersesuaian dengan nilai islam.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang hubungan
Pancasila dengan nilai-nilai agama islam.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pancasila dan Islam
2. Pendapat Bapak Bangsa tentang hubungan Pancasila dan Islam
3. Hubungan Sila dalam Pancasila dengan Nilai Islam
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian pancasila dan islam
2. Untuk mengetahui pendapat para bapak bangsa tentang hubungan pancasila dan
islam
3. Untuk mengetahui hubungan sila dalam pancasila dengan nilai islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila dan Islam

Pancasila merupakan dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang


majemuk.Pancasila juga merupakan jati diri bangsa Indonesia, sebagai falsafah
ideology,dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Banyaknya orang yang menentang
Pancasila dengan alasan agama dikarenakan kurangnya pemahaman mereka terhadap
ideology Pancasila dan kesalahan mereka dalam menafsirkan pelajaran atau ilmu
agama yang mereka dapatkan. Mudahnya terhasut dengan alasan agama juga menjadi
pemicunya.

Pancasila merupakan sebuah rumusan yang merujuk pada norma-norma social


yang hidup di masyarakat Indonesia sejak masa lampau. Selain itu, tiap sila dalam
Pancasila juga terkandung nilai-nilai keagamaan, dalam hal ini islam, sebagaimana
ada dalam alquran. Oleh karena itu, jika mengatakan bahwa Pancasila bertentangan
dengan islam adalah tidak tepat.Dalam sebuah negara perlu adanya dasar negara, dan
dasar negara Indonesaia adalah Pancasila. Pancasila telah dirancang sebaik mungkin
sebagai pemersatu rakyat di seluruh bagian negara Indonesia. Pancasila ditujukan agar
rakyat Indonesia tidak membada-bedakan. Pada awalnya sila pertama Pancasila
merujuk kepada syariat agama islam.
Pancasila adalah lima nilai dasar yang ada dan berkembang bersama Bahasa
Indonesia sekaligus menjadi penggerak perjuangan bangsa pada masa kolonialisme.
Hal ini menjadi pandangan hidup masyarakat Indonesia sebagaimana yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945 yang disahkan menjadi Dasar Negara Republik
Indonesia.Setiap bangsa dimanapun pasti selalu mempunyai pedoman sikap hidup
yang dijadikan acuan didalam masyarakat. Begitupun dengan Indonesia, bagi bangsa
Indonesia, sikap hidup yang diyakini kebenarannya tersebut bernama Pancasila.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir untuk menjadi pedoman hidup
seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Islam dikenal sebagai agama
penyempurna agama sebelum-sebelumnya yang juga dibawakan oleh Rasul utusan
Allah sebelum Nabi Muhammad SAW.
Islam adalah sebuah agama. Agama adalah hal yang meliputi seluruh aspek
kehidupan .Agama memberikan suatu pegangan yang kukuh kepada seseorang yang
beriman. Pancasila adalah hal yang netral. Namun, Islam cukup mendukung untuk
dijadikan dasar falsafah negara Republik Indonesia. Dimana islam harus bekerja
dalam dunia politik namun tetap menjunjung tinggi hokum yang tidak menentang
ajaran islam. Islam sudah memasuki jaringan politik sejak masa kekhalifahan setelah
Rasulullah wafat. Maka dari itu, islam dan politik memiliki hubungan.
Pancasila merupakan basis struktur bangsa Indonesia, karena ia menjadi
pandangan hidup kultural masyarakat. Sebelum Pancasila dan Indonesia lahir, nilai-
nilai Pancasila telah hidup dan mengendap didalam khazanah kebudayaan nusantara.
Nilai-nilai kultural ini kemudian dilembagakan dalam struktur social-politik bangsa,
yakni negara, melalui penempatannya menjadi dasar negara. Pendasaran Pancasila
pada ranah kultur dan struktur inilah yang menjadi “langit-langit” ideology bangsa,
sehingga segenap pemikiran dan praktik kebangsaan harus berwawasan Pancasila.
Dulu, islam juga merupakan agama yang mempelopori gerakan nasionalisme.
Nasionalisme juga merupakan wujud pengamalan dalam sila-sila Pancasila. Gerakan
pembaharuan muncul dan berkembang dalam sosok sarekat Islam dan
Muhammadiyah pada decade pertama abad ke-20. Dengan semangat pembaharuan
umat islam menghadapi imperialism barat dan dengan semangat rasionalisme
menggali potensi islam. Hal itu merupakan wujud konstribusi islam dalam
perwujudan tujuan untuk mendirikan bangsa dan negara yang bebas dari penjajahan.

2.2 Pendapat Bapak Bangsa tentang hubungan Pancasila dan Islam

Bapak bangsa pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah orang-


orang yang berani bermimpi mewujudkan suatu kemerdekaan. Mereka
mengumpulkan ide, pemikiran, dan gagasan untuk mewujudkan suatu mimpi
kemerdekaan. Salah satu bapak bangsa yang juga mengumumkan kemerdekaan
adalah Ir.Soekarno. Pandangan Islamnya dipengaruhi oleh pemikiran Jamaluddin Al-
Afghany, pembaharu islam di Mesir. Soekarno menyatakan bahwa islam yang sejati
mewajibkan pada para pengikutnya untuk mencintai dan bekerja bagi negri-negri
yang yang ditinggali. Menurutnya, islam adalah anti pada kekafiran yang dating dari
luar Indonesia, yang secara langsung telah melahirkan suatu semangat nasionalisme.
Islam tidak memusuhi semangat nasionalisme, justru melahirkan nasionalisme itu
sendiri.

Islam dan nasionalisme kini menjadi hal yang menyatu dalam darah
pergerakan bangsa menurutnya. Kemerdekaan yang hendak dicapai juga harus
menggagas ide persatuan yang menghendaki beberapa komponen bangsa.Soekarno
menolak konsep taklid yang memandang bahwa memperjuangkan kemerdekaan
adalah bentuk perjuangan yang tidak ada ketentuannya dalam islam. Ia melihat
bangkitnya pergerakan Islam di jazirah arab adalah bukti nyata nilai-nilai islam yang
memberi konstribusi besar bagi kemerdekaan suatu bangsa.Intelek muda islam yang
menjauh dari islam harus dijadikan sebagai koreksi diri, karena pada dasarnya islam
juga hokum islam mendorong pada kemajuan. Islam mengajak kepada kemajuan dan
harapan masa depan.
Islam dan juga hokum islam di dalamnya bukanlah sekedar struktur aturan
ibadah, melainkan gerak langkah dinamis manusia. Islam dan hokum islam mengajak
manusia untuk melihat ketimpangan dan ketidakadilan pada lingkungan social yang
terjadi.Ketidakadilan akibat adanya penjajahan kapitalisme disinggung cukup tajam
dalam Islam.Islam dan hokum islam melalui Al-Quran secara tegas menolak sebuah
kondisi yang tidak memanusiakan manusia. Al-Qur’an menyatakan :
Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah memuji Allah,
mengembara demi ilmu dan agama, rukuk dan sujud, menyuruh berbuat makruf dan
mencegah kemungkaran serta memelihara hokum-hukum Allah. Dan gembirakanlah
orang-orang yang beriman. (QS. At-Taubah [9]: 112).
Ayat ini telah menjelaskan adanya keterhubungan ruang ibadah dan gerak
social secara dinamis. Mengembara demi ilmu pengetahuan telah dilakukan oleh para
pemuda islam Indonesia. Para pemuda Indonesia banyak yang belajar ilmu-ilmu
agama. Kesadaran penjajahan yang bertentangan dengan isi ayat-ayat kitab suci yang
menolak penindasan manusia. Berbuat makruf dan menolak serta mencegah
kemungkaran adalah kewajiban manusia untuk melawan proses-proses kolonialisme
yang tidak memanusiakan manusia yang terjadi. Melawan kemungkaran bisa
dilakukan melalui ilmu pengetahuan.

Perdebatan sila Pancasila yang memuat nilai ketuhanan ini menjadi


mengemuka ketika muncul pertanyaan mendasar siapakah yang dimaksud dengan
ketuhanan yang Maha Esa? Secara historis kultural, bangsa Indonesia telah mengenal
konsep tuhan melalui beragam cara. Sejak masa menyembahan roh, arwah, dewa-
dewa yang mengacu pada bangsa politheisme hingga pengakuan tunggal atas Tuhan
(Monotheisme). Jiwa dan semangat religiusitas manusia Indonesia sejak dahulu yang
mengakui tuhan dalam beragam keyakinan menolak faham ketiadaan tuhan atau
(atheism) dalam kehidupan manusia.

Menurut Soediman, 2010:123 jika ditelaah lebih jauh, konsep ideology


ketuhanan yang maha Esa tidak kita temukan dalam pemahamahaman sifat tuhan pra-
islam. Sifat tuhan pra islam dalam pemahaman anismisme-dinamisme kemudian
bergerak masa Hindu-Budha yang menyembah banyak dewa tidak mengilhami nilai
ideology ketuhanan yang maha esa. Nilai ketuhanan yang maha esa jelas mengadopsi
konsep bertuhan islam, hal ini begitu jelas dan tegas tuhan berfirman dalam Al-Quran:
“Dan Allah berfirman Janganlah kamu menyembah dua tuhan, hanyalah Dia Tuhan
Yang Maha Esa (QS. An-Nahl [16]:51).

Penerapan ideology islam dalam Pancasila sila pertama tidaklah mengandung


makna menutup hak hidup bagi pemeluk agama lainnya di Indonesia. Justru
menerapkan ideology islam dalam sila pertama Pancasila memberikan ruang hidup
bagi pemeluk agama lain di bumi Indonesia. Islam mengajarkan hubungan baik
dengan manusia. Menurut Cecep, 2010 Islam yang hadir dalam konsep ketuhanan
yang menolak manusia untuk menuhankan selain Allah sebagai satu-satunya tuhan
(Monotheisme yang ketat). Islam hadir untuk meluruskan pemahaman atas konsep
ketuhanan yang selama ini telah hidup dan betlangsung selama ribuan tahun di
Nusantara. Ketuhanan Yang Maha Esa diakui atau tidak merupakan penyumbang
besar ideology islam terhadap ideology Pancasila. Islam menolak ketuhanan
Politheisme, Islam hanya mengakui satu tuhan yaitu Allah SWT sebagai satu-satunya
tuhan. Tidak ada tuhan selain Allah SWT.

Peletakan sila pertama yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai
landasan ideology negara merupakan kemenangan para ideolog muslim
Indonesia.Nilai sila pertama dalam Pancasila telah mengadopsi ideology utama islam
yaitu Tauhid.Tauhid adalah dasar utama agama islam. Ayat Quran sebagai basis
Tauhid umat islam salah satunya tedapat pada surah al-ikhlas yaitu pengakuan atas
ke-Esaan Tuhan. Nilai ini kemudian diletakkan dalam basis utama fondasi filosofi
bangsa yaitu Ketuhanan yang Maha Esa.
Menguraikan antara agama dan negara bukanlah pekerjaan yang mudah Pokok
soal yang sering diperdebatkan adalah keberadaan posisi agama dalam hubungan
dengan negara, dalam hal ini termasuk keberadaan hokum islam dan tata hokum yang
ada di Indonesia.

Perjuangan diawali oleh suatu metode ilmu pengetahuan untuk mewujudkan


kesadaran akal.Ilmu adalah sarana untuk mewujudkan gagasan-gagasan, sedangkan
kehendak Allah adalah adalah ruang tetap yang menjadikan gagasan akal terwujud
atau tertolak. Tidak cukup dengan akal dan proses ibadah, tetapi juga harus
diwujudkan melalui perjuangan nyata menolak proses penindasan penjajahan.Gagasan
Soekarno tentang islam dan kebangsaan dirasakan juga oleh tokoh pergerakan
nasional lainnya. Mohammad Hatta menjelaskan bahwa pandangan islam harus
rasional, Islam mendukung pada terciptanya perubahan kemajuan.

Dalam melaksanakan suatu pembangunan dalam negara yang sedang tumbuh,


maka Islam harus menjadi inti dari gerak dinamis pembangunan. Menurutnya islam
tidak membuat pertentangan antara dunia dan akhirat, karena keduanya tidak dapat
dipisahkan. Islam memiliki jalan yang berbeda dengan kapitalisme yang melihat
segala sesuatu dari sudut pertentangan. Soekarno melihat hubungan islma dan
kapitalisme adalah sebagai kekuatan nasional yang mampu mengusir penjajah.

Islam sebagai pondasi berbangsa. Dalam kaitan antara tauhid Islam dan
Pancasila dijelaskan oleh Natsir :

Pancasila memang mengandung tujuan-tujuan islam, tetapi pancasila itu


bukanlah berarti silam. Kita berkeyakinan yang tak kunjung kering, bahwa di atas
tanah dan iklim Islamlah, Pancasila akan hidup subur. Apabila sila pertama ini, yang
hakikatnya urat tunggal bagi sila-sila berikutnya sudah tumbang, maka seluruhnya
akan hampa, dan amorph, tidak mempunyai bentuk yang tentu. Yang tunggal adalah
kerangka Pancasila yang mudah sekali dipergunakan untuk penutup tiap-tiap langkah
perbuatan yang tanpa sila, tidak berkesusilaan sama sekali

Dalam pernyataan Natsir tersebut, tampak bahwasanya Pancasila akan


berkembang dengan baik karena ia berada dalam lingkungan islam. Pancasila
mendapatkan tempat yang subur dalam iklim tauhid. Sila pertama yang berisi tauhid,
meyakini akan Tuhan yang satu menurutnya menjadi hal penting, menjiwai
keseluruhan sila yang ada dalam Pancasila.

Hubungan antara keimanan, iman kepada Allah dalam hubungan berbangsa di


kemukakan oleh Buya Hamka:

“Wahai seluruh manusia yang cinta akan Tanah Airnya, yang ingin supaya
bangsanya maju dan tanah airnya mulia! Pakailah kepercayaan, supaya tercapai
kemuliaan yang diingini. Kalau tuan-tuan merasa lemah untuk memperbaiki otak
angkatan yang sekarang, sebab terlalu rusak, perbaikilah otak angkatan yang akan
datang, yaitu pemuda-pemuda.”

Potensi untuk menggerakkan bangsa terletak di tangan generasi mudanya.


Fokus perbaikan atas satu generasi dalam suatu bangsa adalah para pemudanya.
Kegagalan yang dialami oleh generasi tua dapat ditanggulangi dengan memperbaiki
para generasi muda. Sekularisme bukanlah cara yang baim untuk menjalankan suatu
negara. Hubungan antara manusia dengan Tuhan harus selalu terjaga, karena
keimanan menjadi isi jiwa para manusia yang menjalankan negara. Buya Hamka
kembali menjelaskan:

“Kalau masyarakat ini hendak diatur juga, kalau keamanan dan kesentosaan
hendak dijaga, dan manusia tidak akan diserupakan hidupnya dengan binatang
perlulah ada empat rukun yang harus diterangkan: pertahanan atas diri, menjaga
kehormatan, menirikan suatu pemerintahan, mengakui ada suatu kekuasaan gaib yang
melindungi alam yang akan memberi gajaran baik dan buruk di hari kemuian.”

Menurut Buya Hamka pertahanan diri adalah kesanggupan atas diri untuk
mempertahankan dirinya akan serangan yang datang dari luar. Jika perlu ia mampu
menumpahkan darah untuk mempertahankan haknya. Menjaga kehormatan artinya
menjaga kehormatan diri, keluarga, dan bangsa dari kejatuhannya, sehingga tidak
menjadi perbincangan orang atau pihak lain. Mendirikan suatu pemerintaha bertujuan
untuk menjaga pergaulan diantara sesama manusia. Pada dasarnya manusia memiliki
fitrah menerima kemajuan, sehingga manusia berkembang dari masyarakat yang
sederhana menuju masyarakat yang bernegara memiliki undang-undang dan
pemerintahan. Dengan adanya pemerintahan, maka akan mampu menjaga perilaku
manusia dari sifat-sifat kebinatangan yang saling menghancurkan sesamanya. Adapun
mengakui adanya kekuasaan ghaib adalah mengakui adanya kekuasaan tuhan dalam
diri manusia yang manusia akan mengendalikan nafsu yang ada dalam dirinya.
Menyigkirkan tuhan dari negara akan menimbulkan bahaya bagi pemerintahan.

Haji Agus Salim menggunakan semangat sosialisme Islam dalam upaya


menciptakan kemerdekaan Indonesia. Ia melihat bahwa kapitalisme adalah inti dari
adanya penjajahan di Hindia Belanda. Para buruh yang menjadi budak kapitalisme
harus bersatu dalam suatu serikat kerja dalam Sarekat Islam. Ia melihat perlunya
membangun kekuatan melenyapkan kapitalisme, karena islam membangun pula
semangat sosialisme. Menurut sosialisme Islam tberbeda dengan sosialisme yang
dibangun oleh komunisme. Haji Agus Salim menegaskan:

“ Nabi Muhammad SAW yang diutus oleh Allah untuk mengembangkan Islam
diatas dunia ini sudah 12 abad lebih dahulu dari Marx yang mengajarkan sosialisme.
Perkataan sosialisme baru didapat dalam abad ke 19. Sosialisme Marx anti agama.
Tetapi tujuan yang hendak dicapainya, masyarakat yang hendak dicapainya,
masyarakat yang berasarkan sama rata sama rasa yang bebas dari kemiskinan sudah
lebih dahulu dibentangkan di dalam islam, agama Allah yang disampaikan oleh nabi
Muhammad kepada umat manusia”

Menurut pemikiran Haji Agus Salim meletakkan ide persamaan nilai


kemanusiaan dengan melenyapkan bentuk-bentuk memanusiakan manusia dalam
penjajahan. Ide perlawanan atas suatu ketidakadilan manusia telah didengungkan jauh
sebelum kemunculan ide komunisme. Perjuangan dengan semangat bara Islam
melalui bentuk sosialisme Islam dalam pemikiran Haji Agus Salim sangat berbeda
dengan sosialisme komunisme yang menolak tuhan dan bersifat materialisme. Tuhan
diletakkan dalam tujuan perjuangan sosial. Maka Haji Agus Salim melakukan strategi
dengan keluarnya ia sebagai anggota parlemen. Ia menegaskan bahwa kemerdekaan
haruslah berdasarkan atas percaya pada kekuatan dan kesanggupan diri sendiri.

2.3 Hubungan Sila dalam Pancasila dengan Nilai Islam

Hubungan manusia dengan Allah yang tak terlepas dari dinamika gerak
manusia benar-benar disadari oleh para bapak bangsa kita untuk membuat gambaran
cita-cita bangsa yang akan dibangun. Ide dan gagasan ketuhanan melandasi setiap ide
yang dibangun. Dalam proses perjalanan sejarah bangsa sejak masih dalam bentuk
kerajaan Islam hingga wacana nasionalisme kesemuanya diliputi oleh nilai moral
religius Islam. Penjajahan tidak sekedar diartikan penderitaan fisik, tetapi juga
penindasan atas kemerdekaan bertauhid oleh semboyan penjajahan yang selalu
mendengungkan gold,glory, dan gospek. Disinilah penghargaan atas nilai-nilai
kemanusiaan telah kehilangan maknanya. Penjajahan berarti menghilangkan nilai
kemanusiaan, menghancurkan tatanan dan sendi-sendi religi dan sosial budaya yang
telah berlangsung selama ratusan bahkan ribuan tahun.

Islam telah dan selalu mengingatkan kepada kaum beriman akan adanya
sebuah kewajiban sosial dan politik. Bentuk kewajiban tersebut antara lain adalah
tidak terciptanya kompromi atara iman dan etidakadilan serta kezaliman. Penjajahan
adalah ruang ketidakadilan, penindasan, dan tindakan ketidakmanusiaan yang
bertentangan dengan nilai spiritualisme Islamyang menekankan sika batin kepada
tuhan serta terapan kehidupan sosial untuk membentuk tatanan yang adil Perlawanan
atas penjajahan yang ditunjukkan dengan semangat religius menujukkan bahwa
peperangan yang terjadi bukanlah peperangan duniawi tetapi adalah ide dari
perlawanan religius. Ketika cita-cita membangun sebuah negara bangsa yang bebas
dari penjajahan,maka ide dan gagasan religius Islam ikut mewarnai alam berpikir para
bapak bangsa. Gagasan untuk membentuk negara islam diawal kemerdekaan
merupakan hal yang wajar, karena rakyat indonesia merupakan bangsa yang religius
yang tunduk pada nilai-nilai islam. Perubahan gagasan negara islam dengan konsep
negara Islam dengan konsep negara nasioanal religius menunjukkan adanya
kedewasaan para bapak bangsa yang memahami makna ke Bhineka Tunggal Ika an
yang hal itu juga berkesesuaian dengan ide Quran akan keberagaman manusia.
“Wahai manusia! Sungguh telah datang kepadamu pelajaran AlQuran dari tuhanmu,
penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada, dan penyejuk serta rahmat bagi orang
yang beriman.” (QS.Yunus [10]:57).

Kekuasaan dibangun dengan meletakkan fondasi tauhid melalui Ketuhanan


Yang Maha Esa sesungguhnya juga telah mengadopsi gagasan berbangsa sekaligus
bertuhan. Hubungan manusia dengan tuhan berkait dengan hubungan-hubungan sosial
politik dan budaya. Al-Quran yang syarat makna Ketuhanan diartikan secara cerdas
melalui pembacaan ide berbangsa dan bernegara sekaligus bertuhan. Menghilangkan
kata sila pertama dalam piagam jakarta tidak diartikan sebagai kehilangkan makna
religiusitas. Meletakkan gagasan tauhid melalui Ketuhanan Yang Maha Esa berarti
meletakkan Alquran kedalam gagasan berbangsa.

Meletakkan gagasan tauhid bukanlah gagasan baru, melainkan kelanjutan dari


kehendak para leluhur bangsa yangtelah mengumandangkan perang terhadap para
penjajah. Inilah keislaman yang diletakkan dalam fondasi berbangsa dan bernegara
Indonesia oleh umat islam. Para ulama membangun sebuah kesadaran akan arti
penting suatu bangsa dan bernegara untuk melindungi jiwa manusia. Fondasi
bertauhid tidak semata meletakkan struktur syariah dalam wacana kebangsaan,
melainkan melalui terapan nilai-nilai Islam. Agama adalah fondasi paling awal untuk
menjadi penyangga berbangsa dan bernegara. Para ulama menekankan suatu arti
penting moral akhlak berbangsa bernegara terlebih dahulu melalui landasan Pancasila,
dibandingkan meletakkan struktur syariah sebagai fondasi berbangsa dan bernegara.

Gagasan nasionalisme mengubah konsep perjuangan para pejuang. Jika


selama ini para ulama berada dalam bingkai kerajaan Islam Nusantara, kini ide dan
gagasan baru nasionalisme juga menyelimuti benak ulama. Gagasan perang zaman
dahulu yang bersifat kedaerahan diganti menjadi nasionalisme yang dibawakan
pejuang yang menempuh pendidikan barat. Kini ide dan gagasan keislaman
diletakkan dalam ruang nasionalisme. Pada sisi positif, gagasan nasionalisme telah
menyatukan beragam kepentingan umat Islam yang bersifat kedaerahan menjadi suatu
kekuatab umat islam Indonesia.

Spiritual yag dibawa sejak awal perjuangan tetap dibawa dan kini bersanding
dengan semangat nasionalisme, tentunya semakin memberikan bara api percepatan
semangat pencapaian kemerdekaan. Penjajah kini mengalami perang yang jauh lebih
sulit, perlawanan lokal yang mengandalkan senjata, berubah menjadi perlawanan
nasional yang kini diperkuat oleh ilmu pengetahuan modern serta semangat
perjuangan. Suatu perlawanan yang sempurna.

Konsep Pancasila meletakkan gagasan manusia Indonesia manusia yang


diharapkan menjadi manusia yang bertuhan, berperilaku adil, menyatu dengan
manusia lain sebagai bagian dari komunitas manusia.Pertama, bahwa Nilai Dasar
Pancasila menunjukkan suatu ide dan konsep manusia sempurna. Ia sempurna sebagai
bentuknya yang utuh dengan jiwa dan akal yang menyerap citra Tuhan dalam dirinya.
Manusia sempurna bukanlah sekadar struktur yang pasif, melainkan bergerak secara
kreatif mengemban amanah Tuhan (QS. An-Nuur[24]:35). Untuk itu manusia
sempurna yang diharapkan ini dicoba untuk dijelaskan dalam konsep hubungan antara
ia dan Tuhannya.

Manusia adalah sementara dan ketidakabadian. Untuk itu dikaji ruang-ruang


kesempurnaan dalam hubungannya dengan keterbatasan. Konsep manusia sempurna
Pancasila kemudian diletakkan sebagai norma fundamental negara. Peletakan
pancasila sebagai sebagai suatu upaya untuk melihat manusia Indonesia dalam
bentuknya adalah manusia yang religius. Nilai-nilai religius dalam Alquran merasuk
dalam rancangan bangun manusia Indonesia. Manusia yang mencoba meletakkan citra
Tuhan dan berproses secara historis terhadap lingkungan sosial budayanya.

Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan mengandung makna


sifat-sifat bertuhan yang ada dalam akal dan jiwa manusia. Sila ini merupakan sila
pertama dalam sila pertama Pancasila. Perdebatan sila Pancasila yang memuat nilai
ketuhanan ini menjadi mengemuka ketika muncul pertanyaan mendasar siapakan
yang dimaksud dengan Ketuhanan Yang Maha Esa? Ketiadaan Tuhan mengandung
makna bahwa manusia tak membutuhkan kakuatan diluar dirinya. Manusia berbuat
atas dirinya sendiri an menolak peran tuhan dalam dirinya. Manusia Indonesia
membutuhkan kakuatan yang mendukung gerakannya. Ketika ia menyembah serta
memohon bantuan pada kekuatan di luar dirinya, maka ia telah menuhankan kekuatan
tersebut. Jika kita telaah lebih jauh, Konsep ketuhanan Yang Maha Esa tidak kita
temukan dalam pemahaman sifat tuhan pra-islam. sila pertama tersebut memunculkan
perdebatan antara pemeluk agama selain Islam. Pancasila direvisi kembali karena
disadari bahwa walaupun Indonesia mayoritas beragama Islam, akan tetapi Indonesia
memiliki banyak agama yang lain. Sebagai bangsa yang satu tidaklah baik jika
mementingkan hanya salah satu agama. Untuk mempersatukan bangsa kita perlu
untuk menghapus perbedaan walaupun sebenarnya kita semua memang berbeda.

AlQuran menjelaskan bahwa hanya ada satu Tuhan, yaitu Allah. Peletakan
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan fondasi pertama dalam hubungan
anatara manusia dengan Allah. Tuhan yang dimaksud dalam Sila pertama Pancasila
mengandung sifat ketuhanan islam yaitu tauhid yang dijelaskan oleh Pembukaan
UUD 1945, yaitu Allah Yang Maha Kuasa. Kedua sifat pemahaman keagamaan
bangsa Indonesia disadari atau tidak telah mengadopsi nilai Islam, yaitu bertuhan
kepada Allah Yang Mahakuasa dan Ia adalah Tuhan Yang Maha Esa. Inilah
kemenangan ideologi islam dalam perdebatan ideologi dasar negara Pancasila.Selain
itu, peletakan sila pertama Pancasila juga merupakan bentuk toleransi tinggi para
tokoh muslim saat itu yang tidak memaksakan piagam Jakarta sebagai dasar negara
Indonesia.

Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Manusia adalah cahaya-
Nya, sedangkan Allah adalah cahaya diatas cahaya menurut Suhrawardi. Kualitas
manusia menerima substansi keadilan-Nya. Sifat-sifat manusia mencoba untuk
menMPUNG SIFAT-SIFATnYA. Sifat Allah yang maha adil dituang dalam sifat
manusia yang bertindak adil.Keadilan yang dilakukan tentu merupakan bentuk dari
kehendak dan KeadilanNya. Keadilan Allah tentunya dalam bentuk keadilan manusia
memiliki kualitas derajat yang berbeda. Sila kedua Pancasila mengandung arti tentang
sebuah kesadaran sikap penghargaan atas nilai-nilai kemanusiaan tanpa memandang
suku, agama, bangsa, dan negara. Maksud dari kemanusiaan melampaui batas negara
adalah sikap untuk sadar menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan nilai
kemanusiaan yaitu menolak sikap percaya dan menganggap satu pandangan saja tanpa
memikirkan baik buruknya pandangan yang lain.

Sila ketiga Pancasila Persatuan Indonesia mengandung makna suatu persatuan


berbagai ragam bahasa,budaya,suku, dan beragam kehidupan manusia Indonesia.
Inilah semangat nasionalisme Indonesia yang beragam. Beragam sengketa mudah
terjadi akibat menigkatnya rasa kesukuan yang tinggi, rasa keagamaan tetapi
mengesampingkan rasa ketuhanan. Masyarakat Islam Indonesia sebagai bagian dari
suatu bangsa yang besar melihat adanya suatu nilai-nilai kesadaran bangsa melalui
nilai-nilai yang dikandung dalam ajaran islam. Meuslim Indonesia jauh dari semangat
saling menghancurkan. Sebagai masyarakat yang beragam, maka setiap komponen
bangsa menyadari bahwa setiap masalah yang dihadapi selayaknya diselesaikan
melalui musyawarah dibandingkan mengutamakan kepentingan kelompok atau
golongan. Prinsip musyawarah begitu diutamakan dalam Quran, dan hal tersebut
diletakkan dalam fondasi. Sila ketiga Pancasila adalah Persatuan Indonesia yang
berarti persatuan berbagai ragam Bahasa, budaya, suku, dan beragam kehidupan
manusia Indonesia. Untuk menjaga keutuhan persatuan bangsa ini, maka kita sebagai
warga negara Indonesaia perlu untuk saling menghargai perbedaan.
Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
Permusyawaratan Perwakilan. Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan
itu.(QS Ali Imran[3]:159). Islam adalah agama yang mengutamakan kemslahatan
umat, dengan demikian menjadi logis bahwa Islam mengutamakan musyawarah dan
kerja sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kerja sama dan sikap saling
menolong begitu utama dalam Islam sehingga Rasulullah SAW dalam menghadapi
berbagai peperangan perlu menggunakan para sahabat untuk bermusyawarah. Begitu
agungnya cara musyawarah untuk mencapai suatu tujuan sehingga musyawarah
merupakan bagian dari perintah Allah SWT bagi kaum Muslimin.

Proses musyawarah yang demokratis tidak sekedar mengutamakan suara


rakyat semata-mata, tetpai juga mengedepankan penghormatan terhadap hukum.
Demokrasi dalam islam tidaklah berlaku secara mutlak, karena nilai demokrasi
dibatasi oleh supremasi hukum. Supremasi hukum menunjukkan bahwa kedudukan
penguasa maupun rakyat tunduk kepada hukum. Inilah konsep nomokrasi yang dianut
didalam Islam. Penguasa tunduk pada hukum demikian pula rakyat, tidak ada satupun
yang tak terjangkau hukum. Hukumlah yang membatasi kebebadsan individu yang
tanpa batas, dan untuk itu ia dapat diangap sebagai panglima.

Sila kelima Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia . Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat indonesia berkait dengan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh
rakyat yang Indonesia, dan Isam telah mencanangkan bentuk masyarakat yang
berkeadilan. Allah SWT berfirman QS Adz-Zariyat[51]:19.

“Dan pada harta-harta mereka, ada hak untuk orang miskin yang meminta dan
orang miskin yang tidak mendapat bagian.”

Berdasarkan ayat diatas, maka harta harus beredar secara adil kepada
masyarakat secara adil. Harta yang Allah SWT turunkan kepada setiap hambaNya
juga dititipkan harta bagi orang miskin. Harta yang dititipkan kepada orang miskin,
sehingga dalam penguasaan harta tidak dikenal penguasan harta secara mutlak. Harta
yang didistribusikan oleh manusia adalah harta milik manusia lainnya. Konsep
pemusatan harta hanya ditangan golongan tertentu tidak dapat diterima, karena akan
menumbuhkan ketimpangan ekonomi yang menjadikan jurang emisah antara kaya
dan miskin semakin lebar. Keadilan sosial adalah tujuan terciptnaya keadilan dalam
islam, Islam menolak konsep kapitalisme yang memusatkan harta hanya ditangan
pemilik modal. Islam adalah agama adil, karena keadilan adalah sifat tuhan dan
berbuat akan mendekatkan diri setiap hamba kepada Tuhan.

Konsep keadilan dalam islam juga berbeda dengan keadilan sosial dalam
sistem sosialisme. Keadilan sosial dalam islam memiliki basis tauhid. Sila ini muncul
dan lahir dari sila pertama sebagai fundamen setiap sila pancasila. Adanya pengakuan
akal budi dari dalam diri setiap subjek atas keberadaan tuhan yang terbentang di tiap
ufuk semesta. Allah sebagai Maha Pencipta, menciptakan segala benda untuk
kesejahteraan setiap manusia. Harta diyakini sebagai karunia tuhan Yang Maha Esa
dan setiap orang berhak untuk memperoleh karunia tersebut. Jika diruntut keadilan
sosial islam dengan pancasila sila kelima, maka sila pertama pancasila(tauhid)
mewarnai setiap sila, maka sebagai bangsa kita meyakini bahwa harta yang kita
peroleh adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa dan untuk itu maka kekayaan negara
harus dirasakan oleh setiap warga bangsa Indonesia.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah asas negara Indonesia, artinya segala hukum yang
berlaku di Indonesia harus berasaskan kepada Pancasila atau sebagai
sumber tertib hukum Indonesia.
Semenjak UUD 1945 telah ditetapkan, maka dengan begitu segala
tertib hukum yang berlaku sesuai dengan syariah islam. Karena pada
dasarnya agama dan hukum itu saling berdampingan. Karena sumber
pembentuk UUD 1945 adalah Piagam Jakarta, meskipun anak kalimat dari
sila pertama Piagam Jakarta telah dihapus.
Dalam negara yang berpaham Pancasila, hubungan agama dalam
sangat penting dimana agama berperan sebagai aqidah yang mewarnai
hukum dalam negara tersebut.

3.2 Saran
Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan memadukannya
dengan agama, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah satunya kita
harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus
mempunyai kemauan yang keras untuk mewujudkan negara Indonesia
yang aman, makmur dan nyaman bagi setiap orang yang berada di
dalamnya.
Daftar Pustaka

Fuad, Fokky. 2012.”Islam dan Ieologi Pancasila, Sebuah Dialektika”. Jurnal Lex Jurnalica,
vol.9,No.3:164-170

Zoelva,Hamdan. 2012.”Relasi Islam,Negara, dan Pancasila Dalam Perspektif Tata Hukum


Indonesia”. Jurnal de jure, syariah dan hukum, Vol.4, No.2:99-112.

Fuad,Fokky. 2013. Falsafah Pancasila Epistemologi Keislaman Kebangsaan.Depok.


Prenadamedia group.

Maarif, Ahmad Syafii. 2006. Islam Dan Pancasila Sebagai Dasar Negara. Jakarta. Pustaka
LP3ES Indonesia, anggota lkapi.

Arif, Syaiful. 2018. Islam, Pancasila, dan Deradikalisasi Meneguhkan Nilai Keindonesiaan.
Jakarta. Elex Media Kompotindo.

Sitompul, Einar Martahan. 2010. NU dan Pancasila. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan.

Fuad, Fokky,dkk. 2018. Spiritualisme Pancasila. Jakarta. Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai