Anda di halaman 1dari 8

Tugas MID :

KESIMPULAN HASIL DISKUSI

Dosen :

Raehang S. Ag, M. Pd. I

NAMA : IIS SUGIARTI

NIM : 17010104076

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FATIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KENDARI

2019
Judul-judul materi yang telah di diskusikan ada 5 yaitu :
1. pengembangan bahan ajar tematik
2. Model pembelajaran tematik
3. Pemetaan tema
4. Perbedaan perangkat k13 dan ktsp
5. Rancangan tema

A. Pengembangan Bahan Ajar

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Dengan kata lain, Bahan ajar merupakan alat atau
sarana pembelajaran yang berisi materi, metode4, batasan-Batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Bahan
ajar akan mengurangi beban guru dalam menyajikan materi (tatap muka), sehinggadosen lebih
banyak waktu untuk membimbing dan membantu peserta didik dalam proses pembelajaran.
Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk
menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas
KD yang akan dicapainya.
 Jenis-jenis Bahan Ajar : Lembar informasi (information sheet), Operation sheet,Jobsheet,
Worksheet,Handout, dan Modul .
 Bentuk-Bentuk Bahan Ajar
a) Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari
b) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d) Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan
aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri
 Kriteria Bahan Ajar yang Baik
Bahan ajar yang diberikan kepada siswa haruslah bahan ajar yang berkualitas. Bahan ajar
yang berkualitas dapat menghasilkan siswa yang berkualitas, karena siswa
mengkonsumsi bahan ajar yang berkualitas, Menurut Furqon Bahan ajar yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Substansi yang dibahas harus mencakup sosok tubuh dari kompetensi atau sub
kompetensi yang relevan dengan profil kemampuan tamatan.
2. Substansi yang dibahas harus benar, lengkap dan aktual, meliputi konsep fakta,
prosedur, istilah dan notasi serta disusun berdasarkan hirarki/step penguasaan
kompetensi.
3. Tingkat keterbacaan, baik dari segi kesulitan bahasa maupun substansi harus sesuai
dengan tingkat kemampuan pembelajaran.
 Fungsi Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar adalah sebagai motivasi dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
lakukan oleh guru dengan materi pembelajaran yang kontekstual agar siswa dapat melaksanakan
tugas belajar secara optimal. Bahan ajar berfungsi sebagai berikut:
1. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan/dilatihkan kepada siswanya.
2. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari/dikuasainya.
3. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran
4. membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar
5. membantu siswa dalam proses belajar
6. sebagai perlengkapan pembelajaran untuk mencapai tujuan pelajaran untuk menciptakan
lingkungan / suasana balajar yang kondusif

 Tujuan, dan Manfaat Pengembangan Bahan Ajar

A. Tujuan Pengembangan Bahan Ajar


1. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik
2. Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-
buku teks yang terkadang sulit diperoleh
3. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran
B. Manfaat Pengembangan Bahan Ajar
1. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik
2. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh
3. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4. Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar
5. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik
karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya
6. Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan

 Prinsip Pemilihan Bahan Ajar


a) aprinsip relevansi
Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b) Prinsip konsistensi
Prinsip konsistensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Misalnya, kompetensi dasar yang
harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga
harus meliputi empat macam.
c) Kecukupan
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu
mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

 Langkah-langkah Pemilihan Bahan Ajar


1. Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi
aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari atau
dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap aspek standar
kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang berbeda-beda dalam
kegiatan pembelajaran. Sejalan denganberbagai jenis aspek standar kompetensi

2. Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memilih sumber bahan ajar.
3. Setelah jenis materi ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber bahan
ajar. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari berbagai sumber
seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran,internet, media audiovisual

B. Model Pembelajaran Tematik

Model pembelajaran tematik adalah merupakan kegiatan belajar mengajar dengan


memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar cara ini dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, materi beberapa mata
pelajaran disajikan dalam tiap pertemuan. Sedangkan cara kedua, yaitu tiap kali pertemuan hanya
menyajikan satu jenis mata pelajaran. Pada cara kedua ini, keterpaduannya diikat dengan satu
tema pemersatu. Oleh karena itu pembelajaran tematik ini sering juga disebut pembelajaran
terpadu atau integrated learning . Bentuk keterkaitan atau keterpaduan ini dapat diartikan
sebagai pemberdayaan materi pelajaran satu pada waktu menyajikan materi pelajaran lain yang
diikat oleh satu tema. Melalui pembelajaran tematik, pemahaman konsep selalu diperkuat karena
adanya sinergi pemahaman antara konsep yang dikemas dalam tema. Dalam pelaksanaannya,
pendekatan pembelajaran tematik ini bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan
oleh guru bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi mata pelajaran. Tema
adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan Pada pembelajaran
tematik cara pertama menuntut kreativitas guru dan sistem persekolahan yang memiliki otoritas
tinggi untuk membuat keputusan sendiri berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan gagasan
inovatif seperti pembelajaran tematik yang memungkinkan terjadinya perubahan jadwal dan
perubahan target program kelas. Pembelajaran tematik memberi peluang kepada anak untuk
membangun sinergi kemampuannya, sehingga tujuan utuh pendidikan (mandiri, peka, dan
bertanggungjawab) dapat dicapai. Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan
saling memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain. Sehingga guru dapat
lebih menghemat waktu dalam menyusun rencana pembelajaran. Tidak hanya siswa, guru pun
belajar lebih bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang diajarkan. Dengan demikian,
pembelajaran tematik merupakan salah satu wahana ideal untuk mengangkat realita sehari-hari
sebagai tema pengajaran. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa.Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan.

C. Pemetaan Tema

Pemetaan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua standar kompetensi kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran
yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran Tematik merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui
keterpaduan tema. Tema menjadi pengikat keterkaitan antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya. Pada pembelajaran ini guru menyajikan pembelajaran dengan tema dan sub
tema yang disepakati dan dihubungkan dengan antar mata pelajaran sehinggga siswa-siswi
memperoleh pandangan dan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari mata pelajaran yang
berbeda-beda. Prosedur Pemetaan Tema : Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar ke dalam indikator, Menentukan tema, Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi,
Kompetensi dasar dan Indikator, Kegiatan pemetaan keterhubungan KD dan Indikator ke dalam
Tema.
D. Perbedaan K13 dan KTSP
1. SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No
54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar
Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013
Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu
ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006.
2. Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan lebih menekankan pada aspek
pengetahuan di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI di jenjang SD Tematik
Terpadu untuk kelas I-III.
3. Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit
dibanding KTSPJumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak
dibanding Kurikulum 2013.
4. Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi,
Elaborasi, dan Konfirmasi.
5. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan
sebagai media pembelajaran TIK sebagai mata pelajaran.
6. Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil. Penilaiannya lebih dominan
pada aspek pengetahuan.
7. Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib.
8. Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MAPenjurusan mulai kelas XI
9. BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa BK lebih pada menyelesaikan
masalah siswa.

E. Rancangan Tema

Pemetaan tema adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh
semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. Dalam penentuan tema dapat ditetapkan sendiri oleh guru
dan/atau bersama peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menetapkan tema
perlu memperhatikan beberapa hal yaitu :

1. Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan peserta didik.

2. Mulai dari yang termudah menuju yang sulit.

3. Mulai dari yang sederhana menuju yang kompleks


4. Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

5. Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri peserta didik.

6. Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan peserta didik, termasuk
minat, kebutuhan peserta didik, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.

Cara menentukan tema dalam pembelajaran tematik Menurut Tim Puskur dari
Departemen Pendididkan Nasional (2006) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara.
Cara pertama, guru mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam
tiap-tiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, guru
menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut
guru dapat bekerja sama dengan siswa-siswi sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan
mereka.

Pemetaan tema juga dapat dijabarkan dalam tahapan berikut ini :

1. Tahap Pertama
Perancangan oleh guru merupakan peringkat yang paling penting.Garis panduan di
bawah ini membantu guru dalam membentuk pengembangan tema dari perspektif
kurikulum berdasarkan tema yang dipilih.
2. Tahap Kedua
Peringkat ini, guru perlu mengambil permasalahan dan pengembangan dari peringkat
pertama dan mengetahui: Apakah guru menginginkan agar peserta didik memahami
tentang tema ? Guru selanjutnya mengembangkan akitivitas-aktivitas pembelajaran
berdasarkan permasalahan tersebut. Aktivitas yang direncanakan itu bisa dilihat dari
beberapa aspek.
3. Tahap Ketiga
Setelah aktivitas pengembangan tema dan pemetaan tema telah dilakukan,
pembelajaran tematik dapat dikaitkan dengan ke mata pelajaran lain seperti: Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Pendidikan Agama, IPA, IPS, Pendidikan Seni,
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan

Setelah pemetaan, dapat dibuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar
dengan tema pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaiannya untuk setiap kompetensi
dasar yang terpilih. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi
dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Kompetensi dasar dan materi yang luas dan
tersebar pada masing-masing mata plejaran dapat mengakibatkan pemahaman yang parsial dan
tidak terintegrasi, padahal memiliki jaringan tema keterhubungan kompetensi dasar dengan tema
pemersatu.

Pemetaan keterhubungan tema dengan Standar Kompetensi, KD dan Indikator dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tema-tema yang digunakan sebagai pengikat keterpaduan berbagai mata
pelajaran.
2. Memetakan semua mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3. Karena pembelajaran
tematik adalah keterpaduan berbagai mata pelajaran yang diikat dengan tema, dalam
pemetaan tema harus dimulai dengan pemetaan mata pelajaran yang diajarkan dikelaas
1-3.
3. Mengidentifikasi Standar Kompetensi dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan di
kelas 1-3.
4. Mengidentifikasi Kompetensi dasar setiap mata pelajaran yang diajarkan dikelas 1-3.
5. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator.
6. Menganalisis keterhubungan tema-tema dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,
dan indicator dari semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas 1-3. Analisis
keterhubungan tema-tema dengan SK, KD dan indikator, seperti yang dijelaskan

Prinsip-prinsip pengembangan dan pemilihan tema :

Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan.Dimungkinkan terjadi penggabungan


kompetensi dasar lintas semester Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan
dipaksakan untuk dipadukan.Kompetensi dasar yang tidak bisa diintegrasikan dibelajarkan
secara tersendiri. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu arus tetap
diajarkan naik melalui tema lain maupun disajaikan secara tersendiri. Kegiatan
pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhtitung, serta
penanaman ilai-nlai moral. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karkateristik siswa,
minat dan lingkungan, dan daerah setempat.

Anda mungkin juga menyukai