Anda di halaman 1dari 39

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Muhammadiyah Semarang merupakan suatu lembaga

pendidikan tingkat tinggi di Indonesia yang diharapkan mampu

menghasilkan lulusan yang terampil, professional dan siap pakai untuk

teknisi dibidangnya. Dan menjadi program pusat studi unggulan (center

study of excellence) sebagai penyelenggara pendidikan ekonomi guna

menghasilkan sumber daya insani yang professional, berwawasan nasional

dan global di bidang ekonomi dan bisnis dengan dilandasi iman dan taqwa.

Oleh karena itu, Universitas Muhammadiyah Semarang di tuntut agar

selalu menyesuaikan pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia

lapangan kerja yang sesungguhnya. Salah satu program yang dibuat oleh

Universitas Muhammadiyah Semarang adalah program kerja magang atau

praktik kerja lapangan bagi mahasiswa.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau biasa yang disebut dengan

magang merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di

lapangan, yang langsung berhadapan pada kondisi nyata sebuah

perusahaan atau instansi yang nantinya akan dihadapi mahasiswa setelah

menyelesaikan studinya. Sebagai kegiatan yang memiliki unsur

pengaplikasian ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah, maka magang

merupakan mata kuliah yang menjadi salah satu syarat wajib untuk

mendapatkan gelar sarjana.


2

Melalui praktik kerja lapangan ini, mahasiswa diharapkan mampu

berpartisipasi memberikan kontribusi bagi sebuah perusahaan atau

instansi. Selain itu, diharapkan kegiatan tersebut dapat menjadi jembatan

penghubung akan dunia kerja dan dunia pendidikan serta menambah

pengetahuan dan wawasan kerja sehingga dapat membantu mahasiswa

mengatasi persaingan dalam kerja yang membutuhkan mahasiswa siap

kerja. Dengan program magang ini, diharapkan dapat mengurangi

kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia usaha melalui interaksi

antara mahasiswa dan pelaku usaha.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Kegiatan magang memiliki tujuan mengintegrasikan antara dunia

pendidikan dengan dunia nyata. Dengan menerapkan pola link and

match dalam proses pembelajaran lapangan ini di maksudkan agar

mahasiswa memiliki kesempatan untuk beradaptasi dan belajar

melakukan pekerjaan nyata dalam perusahaan. Mahasiswa dapat

mengaplikasikan semua ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah

dan mempelajari detail tentang seluk beluk standar kerja yang

professional. Selain hal tersebut, mahasiswa juga dapat menambah

wawasan mengenai dunia industri dan meningkatkan keterampilan

serta keahlian praktek kerja. Semua pengalaman ini kemudian akan

menjadi bekal dalam menjalani jenjang karir yang sesungguhnya.


3

1.2.2 Tujuan Khusus

Secara khusus, tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah :

1. Membekali mahasiswa dengan pengalaman kerja sebenarnya

didalam dunia kerja dan masyarakat.

2. Memantapkan keterampilan mahasiswa yang diperoleh selama

masa perkuliahan.

3. Menetapkan displin, rasa tanggung jawab dan sikap

professional dalam bertugas sehingga menambah pengalaman

dalam persiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja yang

sesungguhnya.

4. Memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-ilmu di

tempat Kerja Praktek yang belum dikenal oleh

mahasiswa/mahasiswi.

5. Mendorong mahasiswa/mahasiswi supaya dapat menciptakan

lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.

1.3 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan magang adalah sebagai berikut :

a. Manfaat bagi mahasiswa

 Mendapatkan pengalaman untuk secara lebih nyata melihat

relevansi antara teori yang dipelajari dalam perkuliahan dengan

praktek dalam dunia kerja nyata.


4

 Meningkatkan soft skills dan hard skills mahasiswa dalam hal

kedispilinan, tanggung jawab, komunikasi, kepemimpinan,

mengasah kreativitas dan inovativitas.

 Memperoleh peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja di

perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan lainnya melalui

pengalaman kerja yang telah diperoleh tersebut.

b. Manfaat bagi perusahaan

 Kemudahan dalam mencari calon tenaga kerja dari mahasiswa

yang potensial untuk direkrut menjadi karyawan.

 Memberikan kontribusi dalam bentuk kontribusi sosial, dan aktif

dalam mendukung pelaksanaan konsep link and match antara dunia

kerja nyata dalam perusahaan dan dunia pendidikan.

 Mempunyai hubungan yang erat dengan perguruan tinggi untuk

dapat mengembangkan program kemitraan lainnya.

c. Manfaat bagi program studi

 Mempunyai hubungan yang erat dengan perusahaan dan organisasi

profesi untuk mengembangkan program kemitraan lainnya.

 Memperoleh masukan dalam angka evaluasi dan perbaikan

kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan

organisasi.

 Program studi dapat meningkatkan kualitas lulusannya melalui

pengalaman kerja magang.


5

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Umum Perusahaan

KPPN Semarang I adalah salah satu KPPN Percontohan yang

dibentuk dalam rangka reformasi birokrasi yang dilaksanakan oleh

Departemen Keuangan RI, khususnya Direktorat Jendral Perbendaharaan.

KPPN Semarang I dalam kedudukannya sebagai KPPN Percontohan yang

diluncurkan oleh Direktur Jendral Perbendaharaan pada periode keempat

dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Perbendaharaan Nomor KEP-

02/PB/2009 tanggal 6 Januari 2009 tentang Penetapan KPPN Percontohan

Tahap IV di Lingkungan Direktorat Jendral Perbendaharaan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia

Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi

Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) merupakan ujung tombak pelayanan

publik yang dimiliki oleh Ditjen Perbendaharaan yang telah memberikan

pelayanan berupa Pencairan dana APBN, Penatausahaan setoran

penerimaan Negara, dan penyusunan laporan keuangan kantor/satuan kerja

instansi pemerintah serta memberikan bimbingan teknis terkait

pelaksanaan dan pertanggung jawaban APBN.

KPPN lahir seiring dengan terjadinya reorganisasi di tubuh

Kementrian Keuangan, sebagai bagian dari implementasi reformasi

manajemen keuangan pemerintah, yaitu dengan terbentuknya Direktorat


6

Jendral Perbendaharaan. Perubahan mendasar dari fungsi KPKN menjadi

KPPN adalah peniadaan fungsi yang sebelumnya ada pada KPKN dan

dialihkan kepada kantor/satuan kerja kementrian/lembaga. KPPN hanya

menjalankan fungsi Bendahara Umum Negara sebagaimana diamatkan

dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 dan Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2004.

2.2 Visi dan Misi

Visi :

Menjadi pengelola perbendaharaan negara yang unggul ditingkat dunia.

“I” to be world-class state treasury manager.

Misi :

1. Mewujudkan pengelolaan kas dan investasi yang prudent, efisien dan

optimal / To achieve prudent, efficient, and optimum cash and fund

investment management.

2. Mendukung kinerja pelaksanaan anggaran yang tepat waktu, efektif,

dan akuntabel.

3. Mewujudkan akuntansi dan pelaporan keuangan Negara yang

akuntabel, transparan dan tepat waktu.

4. Mengembangkan kapasitas pendukung sistem perbendaharaan yang

handal, professional dan modern.

2.3 SASARAN STATEGIS KPPN SEMARANG I

1. Pengelolaan perbendaharaan Negara yang professional, transparan dan

akuntabel.
7

2. Pelayanan public yang prima.

3. Kepatuhan atas pengelolaan perbendaharaan yang tinggi.

4. Pemenuhan layanan unggulan yang prima.

5. Penatausahaan penerimaan dan pengeluaran negara yang andal dan

akurat.

6. Manajemen satker yang berkesinambungan.

7. Akuntansi dan pelaporan keuangan negara yang akuntabel dan

transparan.

8. SDM yang kompeten.

9. Organisasi yang fit for purpose.

10. Pengelolaan sarana dan TIK yang optimal.

11. Pengelolaan anggaran yang berkualitas.

2.4 Struktur Organisasi KPPN Semarang 1

Kepala Kantor
Widhia Arie Prajoga W
Kepala Subbagian
Umum
Donatus Agus Sunaryadi

Pelaksana

Kasi Pencairan Kasi Bank Kasi Verifikasi &


Dana Kasi MSKI
R. Dwi Koerniadi Akuntansi
R. Taufik Hidayat Widodo Dwi Supriyatno
M. Saeful Bakhri

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


8

2.5 Ruang Lingkup Magang

Pelaksanaan magang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara Semarang 1 (KPPN Semarang 1). Penulis

melaksanakan PKL selama 2 bulan dimulai pada tanggal 01 Agustus 2019

s.d 30 September 2019 pada seksi Pencairan dana, Seksi Verifikasi dan

Akuntansi, Kasubag Umum, Seksi Bank dan Seksi MSKI. Masa

pengenalan prosedur kerja selama satu hari, sebelumnya penulis diberikan

petunjuk dalam penggunaan prosedur kerja yang sesuai dengan SOP.

Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Semarang 1

merupakan sebuah instansi vertikal Direktorat Jendral Perbendaharaan

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 yang

bertipe A1, terdiri dari :

1. Subbagian Umum

2. Seksi Pencairan Dana

3. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal (MSKI)

4. Seksi Bank

5. Seksi Verifikasi dan Akuntansi


9

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

3.1 Jenis dan Bentuk Kegiatan Magang

Kegiatan praktek kerja lapangan (PKL) atau magang dilakukan

oleh praktikan pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Semarang

1 (KPPN Semarang 1). Sesuai dengan hasil selama proses PKL, maka

praktikan ingin menjelaskan proses PKL yang sudah dilakukan pada

tanggal 01 Agustus 2019 s.d 30 September 2019. Proses kerja dimulai

dari hari senin s.d jum’at dari setiap minggunya, dan jam kerja dimulai

dari 07.00 s.d 15.00 WIB.

3.2 Prosedur Kerja

Selama melaksanakan PKL di KPPN Semarang 1 diberi penugasan

di masing-masing seksi dan subbag umum sebagai berikut.

1. Seksi Pencairan Dana:

a. Mempelajari aplikasi MeBe dengan melakukan upload dispensasi

kontrak dan surat pernyataan telat lebih dari 17 hari.

b. Memberikan bantuan dalam hal menguji SPM dan menerbitkan

Surat Tanggapan Koreksi.

c. Memberikan bantuan dalam hal melakukan validasi SPM di SPAN.

d. Memberikan bantuan dalam hal menyetujui SPM (middle check

SPM).

e. Mempelajari perubahan supplier di SPAN.


10

2. Seksi Bank:

a. Mempelajari konfirmasi penerimaan setoran ke Kas Umum Negara.

b. Mempelajari mekanisme penyelesaian retur SP2D.

c. Memberikan bantuan dalam hal melakukan monitoring rekonsiliasi

rekening pemerintah dengan satker dan bank.

d. Mempelajari dan menyelesaikan PPR tagihan SP2D.

3. Seksi Verifikasi dan Akuntansi:

a. Memberikan bantuan dalam hal melakukan pengecekan LPJ.

b. Memberikan bantuan dalam hal melakukan approve LPJ pada

aplikasi Sprint.

c. Memberikan bantuan dalam hal membuat surat pemberitahuan

koordinasi pelaksanaan penyusunan laporan keuangan dan

penyampaian LPJ Bendahara.

4. Seksi Manajemen Satker dan Kepatuhan Internal:

a. Memberikan bantuan dalam hal merekap dan mengecek Satker

yang sudah mengajukan Kartu Kredit Pemerintah dengan SPAN.

b. Memberikan bantuan dalam hal merekap hasil monitoring UP dan

TUP Kartu Kredit Pemerintah pada Satker yang telah

melaksanakannya.

c. Memberikan bantuan dalam hal membuat format untuk pengisian

laporan harta kekayaan pegawai KPPN Semarang 1.

d. Memberikan bantuan dalam hal membuat tabel untuk pengisian

sampel dokumen kinerja KPPN Semarang 1


11

e. Memberikan bantuan dalam hal merubah data PPK dan PPSPM

Satker mitra kerja KPPN Semarang 1 menggunakan aplikasi

konversi.

5. Subbagian Umum:

a. Memberikan bantuan dalam hal meneliti kesesuaian SPM dan SPB

secara manual.

b. Memberikan bantuan dalam hal menatausahakan dokumen

kepegawaian.

c. Memberikan bantuan dalam hal mengarsipkan dokumen-dokumen

Kantor.

d. Memberikan bantuan dalam hal menatausahakan gaji pegawai

KPPN Semarang 1.

e. Memberikan bantuan dalam hal membuat daftar hadir peserta PKL

UNIMUS di KPPN Semarang 1.

3.2.1 Pelaksanaan Magang

Gambar 3.2.1 Pelaksanaan Magang

1. Pencairan Dana

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Kamis, 01 Agustus Mengapprove (menyetujui) data

2019 tagihan dan kontrak

2 Jum’at, 02 Agustus Memvalidasi data kontrak,data

2019 tagihan dan addendum


12

3 Senin, 05 Agustus  Memvalidasi data tagihan, data

2019 kontrak dan addendum

 Mengapprove (menyetujui) data

supplier baru, tagihan dan kontrak

4 Selasa, 06 Agustus Mengapprove (menyetujui) data

2019 supplier baru, tagihan dan kontrak

5 Rabu, 07 Agustus Mengapprove (menyetujui) data

2019 supplier baru, tagihan dan kontrak

6 Kamis, 08 Agustus Mengapprove (menyetujui) data

2019 supplier baru, tagihan dan kontrak

7 Jum’at, 09 Agustus  Memvalidasi data tagihan, data

2019 kontrak dan addendum

 Mengapprove (menyetujui) data

supplier baru, tagihan dan kontrak

8 Senin, 12 Agustus Mengapprove (menyetujui) data

2019 supplier baru, tagihan dan kontrak

2. Verifikasi & Akuntansi (Vera)

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Selasa, 13 Agustus  Merekap LPJ Pengeluaran dan

2019 Pemasukan bulan juli 2019 dari

satker (satuan kerja)


13

 Mengoreksi LPJ Pengeluaran dan

Pemasukan bulan juli 2019 dari

satker (satuan kerja)

2 Rabu, 14 Agustus Mengoreksi LPJ Pengeluaran dan

2019 Pemasukan bulan juli 2019 dari

satker (satuan kerja) sebanyak 12

satker

3 Kamis, 15 Agustus Mengoreksi LPJ Pengeluaran dan

2019 Pemasukan bulan juli 2019 dari

satker (satuan kerja) sebanyak 10

satker

4 Jum’at, 16 Agustus Mengoreksi LPJ Pengeluaran dan

2019 Pemasukan bulan juli 2019 dari

satker (satuan kerja) sebanyak 13

satker

5 Senin, 19 Agustus  Mengoreksi LPJ Pengeluaran

2019 bulan juli 2019 dari satker (satuan

kerja) sebanyak 3 satker

 Menganalisa hasil rekon satker

pada aplikasi E-Rekon & LK

sebanyak 5 satker
14

6 Selasa, 20 Agustus Menganalisa hasil rekon satker pada

2019 aplikasi E-Rekon & LK sebanyak 11

satker

7 Rabu, 21 Agustus  Mengarsip LPJ bulan juli 2019

2019  Mengoreksi LPJ Pengeluaran

bulan juli 2019 dari satker (satuan

kerja) sebanyak 5 satker

 Menganalisa hasil rekon satker

pada aplikasi E-Rekon & LK

sebanyak 2 satker

8 Kamis, 22 Agustus  Mengoreksi LPJ Penerimaan bulan

2019 juli 2019 dari satker (satuan kerja)

sebanyak 2 satker

 Menganalisa hasil rekon satker

pada aplikasi E-Rekon & LK

sebanyak 10 satker

3. Subbagian Umum

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Jum’at, 23 Agustus  Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 14 s.d

17 agustus 2019 pada aplikasi

SILAP
15

 Menginput surat keluar sebanyak 3

surat pada aplikasi E-Office

2 Senin, 26 Agustus  Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 19 s.d

22 agustus 2019 pada aplikasi

SILAP

 Menginput surat masuk sebanyak 5

surat pada aplikasi E-Office

3 Selasa, 27 Agustus Menginput surat masuk sebanyak 3

2019 lembar dan surat keluar sebanyak 4

surat pada aplikasi E-Office

4 Rabu, 28 Agustus Menginput surat keluar sebanyak 2

2019 surat pada aplikasi E-Office

5 Kamis, 29 Agustus Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 23 s.d 24

agustus 2019 pada aplikasi SILAP

5 Jum’at, 30 Agustus Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 26 s.d 27

agustus 2019 pada aplikasi SILAP

6 Senin, 02 September Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 28 s.d 29


16

agustus 2019 pada aplikasi SILAP

7 Selasa, 03 September Menginput data SPTPL pegawai

2019 KPPN Semarang 1 tanggal 30 s.d 31

agustus 2019 pada aplikasi SILAP

8 Rabu, 04 September Menginput surat masuk sebanyak 2

2019 lembar dan surat keluar sebanyak 2

surat pada aplikasi E-Office

4. Bank

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Kamis, 05 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

2 Jum’at, 06 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

3 Senin, 09 September IZIN BIMBINGAN

2019

4 Selasa, 10 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

5 Rabu, 11 September Belajar melakukan konfirmasi


17

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

6 Kamis, 12 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

7 Kamis, 12 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

8 Jum,at, 13 September Belajar melakukan konfirmasi

2019 penerimaan Negara menggunakan

aplikasi OMSPAN

9 Senin, 16 September  Melakukan retur SP2D dan

2019 konfirmasi pajak dan non pajak

 Belajar melakukan PPR daftar

tagihan SP2D melalui SPAN

10 Selasa, 17 September  Melakukan retur SP2D

2019  Belajar melakukan PPR daftar

tagihan SP2D melalui SPAN

11 Rabu, 18 September IZIN KULIAH


2019
18

5. MSKI

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Kamis, 19 September  Membuat kartu identitas petugas

2019 satker (KIPS) serta membuat

berita acara pengambilan KIPS

 Menginput data spesimen di

aplikasi konversi

2 Jum’at, 20 September IZIN KULIAH


2019

3 Senin, 23 September  Membuat kartu identitas petugas

2019 satker (KIPS) serta membuat

berita acara pengambilan KIPS

 Membuat surat persetujuan TUP

sebanyak 1 satker

 Menginput data spesimen di

aplikasi konversi

4 Selasa, 24 September  Membuat kartu identitas petugas

2019 satker (KIPS) serta membuat

berita acara pengambilan KIPS

 Menginput data spesimen di

aplikasi konversi

5 Rabu, 25 September IZIN KULIAH


19

2019

6 Kamis, 26 September  Membuat kartu identitas petugas

2019 satker (KIPS) serta membuat

berita acara pengambilan KIPS

 Menginput data spesimen di

aplikasi konversi

7 Jum’at, 27 September IZIN KULIAH


2019

8 Senin, 30 September  Membuat kartu identitas petugas

2019 satker (KIPS) serta membuat

berita acara pengambilan KIPS

 Menginput data spesimen di

aplikasi konversi
20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sistem Kerja di KPPN Semarang 1

Berdasarkan PMK Nomor 262/PMK.01/2016 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan, pelaksanaan

tugas masing-masing seksi dan subbag umum sebagai berikut.

1. Subbagian Umum

Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan

organisasi, kinerja, Sumber Daya Manusia (SDM) , dan keuangan,

melakukan penatausahaan akun pengguna· (user) Sistem Perbendaharaan

dan Anggaran Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat

Instansi (SAKTI) , melakukan penyusunan bahan masukan dan konsep

Rencana Strategis, Rencana Kerja, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ,

Penetapan Kinerja (PK), Laporan Kinerja (LAKIN) Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN), melakukan urusan tata usaha,

pengelolaan rumah tangga, melakukan penyusunan dan pelaporan beban

kerja, implementasi budaya organisasi, serta melakukan urusan kehumasan

dan layanan Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

2. Seksi Pencairan Dana

Seksi Pencairan Dana mempunyai tugas melakukan pengujian resume

tagihan dan Surat Perintah Membayar (SPM), pengujian Surat Perintah

Pengesahan Pendapatan dan Belanja Badan Layanan Umum (BLU),

penerbitan Surat Tanggapan Koreksi, melakukan pengelolaan data


21

kontrak, data pemasok (supplier), dan belanja pegawai satuan kerja,

melakukan pengesahan hibah langsung dalam bentuk uang, serta

melakukan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran satuan kerja.

3. Seksi Bank

Seksi Bank mempunyai tugas melakukan penyelesaian transaksi

pencairan dana, penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), fungsi

pengelolaan kas (cash management), penerbitan Daftar Tagihan,

pengelolaan rekening pemerintah, penatausahaan penerimaan negara,

penyelesaian retur, pengujian permintaan pengembalian penerimaan

negara, konfirmasi dan koreksi data transaksi penerimaan, fungsi layanan

bantuan (helpdesk) penerimaan negara, monitoring dan evaluasi bank/pos

persepsi, pengelolaan dokumen sumber dan analisis data Penerimaan

Fihak Ketiga (PFK), pembinaan dan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), supervisi implementasi sistem

pengelolaan kas (Cash Management System) pada rekening bendahara,

serta monitoring dan evaluasi kredit program.

4. Seksi Verifikasi dan Akuntansi

Seksi Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melakukan

verifikasi dokumen pembayaran, rekonsiliasi data laporan keuangan,

penyusunan Laporan Keuangan Kuasa Bendahara Umum Negara (BUN)

tingkat Unit Akuntansi Kuasa Bendahara Umum Negara (UAKBUN)-

Daerah, pelaporan realisasi dan analisis kinerja anggaran, pembinaan

pertanggungjawaban bendahara, rekonsiliasi data rekening pemerintah,


22

penyusunan laporan saldo rekening pemerintah, pencatatan pengesahan

hibah langsung dalam bentuk barang, serta penerbitan dokumen

pengembalian penerimaan.

5. Seksi Manajemen Satker (satuan kerja) dan Kepatuhan Internal

Seksi Manajemen Satker (satuan kerja) dan Kepatuhan Internal

mempunyai tugas melakukan pembinaan dan bimbingan teknis

pengelolaan perbendaharaan, supervisi teknis Sistem Perbendaharaan dan

Anggaran Negara (SPAN) dan Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi

(SAKTI), asistensi teknologi informasi dan komunikasi eksternal,

melakukan penyelenggaraan fungsi manajemen hubungan pengguna

layanan (customer relationship management), melakukan pelaksanaan

tugas Pembina Pengelola Perbendaharaan (treasury management

representative), pengelolaan layanan perbendaharaan dan rencana

penarikan dana, melakukan pemantauan pengendalian intern, pengelolaan

risiko, pengaduan, kepatuhan terhadap kode etik dan disiplin, dan tindak

lanjut hasil pemeriksaan, melakukan perumusan rekomendasi perbaikan

proses bisnis, koordinasi penyelenggaraan manajemen mutu layanan,

fasilitasi sertifikasi bendahara, fasilitasi pemerintah daerah dan kerjasama

dengan pihak lainnya, monitoring penerimaan dana transfer, koordinasi

pemberian keterangan. saksi/ahli keuangan negara, serta pelaksanaan

program Wilayah Bebas dari Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani

(WBK/WBBM).
23

4.2 Pengertian Akuntansi

 Definisi akuntansi dari segi proses :

Merupakan kegiatan mencatat, menggolongkan dan meringkas

transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-hasilnya ke dalam laporan

keuangan. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu entitas/ organisasi.

 Definisi akuntansi dari segi fungsi :

Merupakan kegiatan jasa yg menyajikan informasi kuantitatif ,terutama

yang bersifat keuangan untuk dijadikan dasar dalam mengambil

keputusan-keputusan ekonomi. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu

entitas/ organisasi.

4.3 Dasar Hukum Akuntansi Berbasis Akrual

a. Pasal 1 UU 17 Tahun 2003

 Pendapatan Negara / daerah adalah hak pemerintah pusat / daerah

yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

 Belanja Negara / daerah adalah kewajiban pemerintah pusat /

daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.

b. Pasal 36 ayat (1) UU 17 Tahun 2003

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.

c. Pasal 70 ayat (2) UU 1 Tahun 2004

Pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008.


24

4.4 Standar Akuntansi Berbasis Akrual

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang selanjutnya

disingkat SAP Berbasis Akrual adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah, yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas

dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan,

belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) berbasis

akrual yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010,

Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah harus menggunakan basis akrual

dalam penyajian laporan keuangan mulai tahun 2015. Laporan keuangan

dengan basis akrual dapat memberikan informasi yang lebih komprehensif

dan lebih baik dibandingkan dengan basis kas menuju akrual. Informasi ini

dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan, maupun para

pengguna laporan keuangan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip

akuntansi yaitu pengungkapan paripurna atau full disclosure.

Dalam rangka penerapan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP)

berbasis akrual, pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri

Keuangan tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual pada Pemerintah Pusat. Pemerintah dalam hal ini Kementerian

Keuangan juga telah mengembangkan Aplikasi Sistem Akuntansi Instansi


25

Berbasis Akrual (SAIBA) untuk digunakan dalam penyusunan Laporan

Keuangan Kementerian Negara/Lembaga, dalam hal sistem aplikasi

terintegrasi tersebut belum bisa digunakan. Sistem ini diterapkan secara

paralel dengan mengimplementasikan sistem aplikasi keuangan

terintegrasi sesuai dengan penahapannya.

Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual

yang dimulai sejak tahun 2015, masih memerlukan penyempurnaan terkait

peraturan dan sistem aplikasi. Berkaitan dengan hal tersebut, maka

Menteri Keuangan menetapkan beberapa peraturan baru sebagai bentuk

penyempurnaan atas regulasi terkait penerapan Sistem SAP Berbasis

Akrual. Aplikasi SAIBA yang digunakan satuan kerja dalam penyusunan

laporan keuangan juga terus mengalami perkembangan. Update aplikasi

terus dilakukan untuk menyempurnakan Aplikasi SAIBA agar dapat

menghasilkan laporan keuangan yang akurat dan informatif.

4.5 Kapan dan Diakui Basis Akuntansi

 Kapan Basis Akuntansi

KAPAN mencerminkan periode/tahun buku laporan keuangan

(bukan mencerminkan saat/tanggal harus dicatat). Dalam

tehnik/praktik pencatatan, bisa saja suatu transaksi dicatat

mendahului atau melampaui tanggal kejadian sebenarnya. Namun

demikian, dalam proses penyajian laporan keuangan, transaksi

tersebut harus masuk ke tahun buku / tahun anggaran yang

sebenarnya/seharusnya.
26

 Diakui Basis Akuntansi

DIAKUI mengandung arti “dianggap telah terjadi dan

mempengaruhi pos-pos lapoan keuangan”.

Contoh:

a. Dalam Basis Kas, pendapatan dan belanja negara dianggap

terjadi jika uang telah masuk/keluar dari kas negara.

Contoh Pendapatan dalam basis kas :

Satuan kerja ABC mengajukan SPM Gaji bulan Agustus

2016 ke KPPN. Dalam SPM tersebut terdapat potongan

SPM/SP2D sebesar Rp425.000 untuk pembayaran sewa rumah

dinas yang dipotong dari gaji masing-masing pegawai yang

menempati rumah dinas. Atas pendapatan sewa rumah dinas

tersebut, satuan kerja melakukan pencatatan berdasarkan nilai

yang tercantum pada SPM, sehingga akan terbentukjurnal

sebagai berikut:

Jurnal Debit Kredit

Utang Kepada KUN 425.000

Pendapatan PNBP 425.000

Lainnya

Contoh Belanja Pegawai dalam basis kas :

Dibayar belanja pegawai sebesar Rp750.000 dengan

menerbitkan SPM dan SP2D. Berdasarkan SPM/SP2D satuan


27

kerja memproses dokumen tersebut sehingga terbentuk jurnal

sebagai berikut:

Jurnal Debit Kredit

Belaja Pegawai 750.000

Piutang dari KUN 750.000

b. Dalam Basis Akrual,

 Pendapatan dianggap telah terjadi jika telah timbul hak

menagih dan jumlahnya dapat ditentukan secara

meyakinkan.

Contoh :

Pihak ketiga sebagai penyewa gedung pertemuan

melakukan penyetoran dengan BPN untuk sewa gedung

pertemuan sebesar Rp2.000.000 kemudian . menyampaikan

BPN kepada satuan kerja. Berdasarkan BPN yang diterima

dari pihak ketiga tersebut, satuan kerja melakukan

pencatatan sehingga terbentuk jurnal sebagai berikut:

Jurnal Debit Kredit

Diterima dari entitas 2.000.000

lain

Pendapatan PNBP 2.000.000

lainnya

 Beban dianggap telah terjadi jika suatu sumber daya telah

digunakan yang berakibat timbul kewajiban membayar atau


28

menyebabkan aset organisasi berkurang karena

penggunaan tersebut.

Contoh :

Dibayar belanja langganan daya dan jasa listrik

sebesar Rp l00.000 dengan menerbitkan SPM dan SP2D.

Berdasarkan SPM/SP2D maka satuan kerja memproses

dokumen tersebut sehingga terbentukjurnal sebagai berikut:

Jurnal Debit Kredit

Beban Barang 100.000

dan Jasa

Ditagihkan Ke 100.000

entitas lain

4.6 Proses Akuntansi dan Aplikasi

Sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Pemerintah Pusat telah

menggunakan aplikasi akuntansi yang telah memenuhi basis akuntansi

yang digunakan saat itu, yaitu basis akuntansi kas menuju akrual. SAP

kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana ditetapkan dalam PMK Nomor

59/PMK.05/2005 yang kemudian disempurnakan dengan PMK Nomor

171/PMK.05/2007.
29

Aplikasi yang dibangun dan dipelihara selama ini telah mampu

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas dan akuntabel. Hal ini

terbukti dengan hasil opini audit BPK yang menunjukkan perkembangan

positif dari tahun ke tahun. Aplikasi yang digunakan berupa aplikasi

Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang terdiri dari SAK dan Sistem

Informasi Manajemen dan Akuntansi-Badan Milik Negara (SIMAK-

BMN) termasuk Aplikasi Persediaan. Aplikasi-aplikasi tersebut mampu

menghasilkan laporan finansial maupun laporan manajerial.

Berdasarkan PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP) yang berbasis akrual, telah dikembangkan sistem

akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat yang tercantum dalam

Peraturan Menteri Keuangan mengenai Sistem Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Pemerintah Pusat, Peraturan Menteri Keuangan mengenai

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat Berbasis Akrual, dan Peraturan

Menteri Keuangan mengenai Bagan Akun Standar.

Penerapan akuntansi berbasis akrual pertama kali diwujudkan

dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Tahun 2015

yang berbasis akrual. Pengembangan sistem dan aplikasi dalam rangka

penerapan akuntansi berbasis akrual disesuaikan dengan amanat SAP dan

peraturan terkait yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun demikian

terdapat beberapa hal yang diatur lebih lanjut agar dapat lebih mudah

dilaksanakan oleh satuan kerja dan dapat menghasilkan laporan keuangan

yang lebih informatif. Aplikasi dikembangkan untuk memproses transaksi-


30

transaksi, antara lain: pencatatan saldo awal, pencatatan transaksi, dan

penyesuaian.

a. Saldo Awal

Sesuai dengan PSAP 01 tentang Penyusunan Laporan Keuangan,

neraca pada basis akrual menganut konsep ekuitas tunggal. Berbeda

dengan basis kas menuju akrual yang menggunakan beberapa jenis

ekuitas sebagai konsekuensi dari konsep berpasangan, yang artinya

setiap akun aset akan memiliki akun pasangan pada kewajiban atau

ekuitas. Oleh karena itu, untuk penerapan pertama kali, perlu

dilakukan migrasi pada awal pertama kali SAP berbasis akrual yang

menerapkan penyatuan struktur ekuitas pada basis CTA menjadi

ekuitas tunggal. Proses migrasi saldo awal 2015 dari Aplikasi

SAKPA ke SAIBA dilakukan melalui menu pengambilan saldo

awal pada Aplikasi SAIBA.

Gambar 4.6.1 Proses Penerapan SAP Berbasis Akrual


31

4.6.2 Gambar Proses Aplikasi SAIBA

Standar Akuntansi
Pemerintahan dan
Kebijakan Akuntansi

Sistem Akuntansi

Proses Akuntansi -LRA -CaLK -Relevan


Dokumen -Analisis Transaksi -LO -Andal
Sumber
-Jurnal/Entries -LPE -Dapat dibandingkan
Transaksi
-Posting -Neraca -Dapat dipahami

Input Process Output

S Saldo Awal Transaksi Anggaran Transaksi Berjalan

Transaksi Akrual Transaksi Lainnya

b. Transaksi DIPA dan Revisi DIPA

Salah satu ciri dari kemandirian entitas adalah unit tersebut

memiliki dokumen anggaran sendiri. Dokumen anggaran pada

satuan kerja adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA/Petikan DIPA) dan Revisi DIPA.

Petikan DIPA merupakan dokumen anggaran yang dimiliki

oleh satuan kerja sebagai otorisasi kredit anggaran dan/ atau target

penerimaan. Sebelum tahun anggaran dimulai biasanya DIPA


32

sudah ditetapkan dan diterima satuan kerja, dan mulai berlaku

efektif sejak tahun anggaran dimulai dan berlaku selama satu tahun

anggaran. Dalam rangka budgetary reporting (pelaporan anggaran)

maka atas DIPA tersebut harus dilakukan pencatatan sebagai alat

pengawasan realisasi anggaran.

Meskipun diterbitkan sebelum awal tahun anggaran, DIPA

tetap dicatat sebagai transaksi awal tahun anggaran. Pencatatan

DIPA dapat dilakukan melalui menu copy DIPA dari aplikasi

Sistem Aplikasi Satker (SAS).

4.6.3 Gambar Prosedur Revisi Dipa

Satker Kanwil DJPB DJA

FO

Usul Usul MIDDLE BACK DB RKAKL


Revisi Revisi

Notifikasi No
Usul Validasi
Revisi

Revisi SP Revisi

SP Revisi
33

4.6.4 Gambar Prosedur Transaksi DIPA

APBN DIPA Komitmen

Realisasi
Penutup
BAST,RT,SPM
,SP2D

c. Transaksi Periode Berjalan

Dokumen sumber atas transaksi periode berjalan akan

diproses ke dalam jurnal kas dan/ atau jurnal akrual. Transaksi

periode berjalan berupa penerimaan dan pengeluaran, selain

diproses menjadi jurnal kas juga akan diproses menjadi jurnal

akrual dengan cara membuat jurnal korolari atas transaksi tertentu

(pendapatan dan belanja). Jurnal kas dan jurnal akrual tersebut

harus di-posting untuk membentuk buku besar kas dan buku besar

akrual.

Transaksi periode berjalan antara lain transaksi pendapatan,

transaksi belanja, transaksi uang persediaan, transaksi

pengembalian pendapatan, transaksi pengembalian belanja,

transaksi pengesahan hibah langsung, dan transaksi pengesahan

pengembalian hibah langsung.


34

Dalam hal terdapat transaksi periode berjalan yang

menggunakan valuta asing, maka pencatatan transaksi dimaksud

harus dalam uang rupiah. Tata cara pencatatan transaksi dalam

valuta asing berpedoman pada peraturan mengenai kebijakan

akuntansi dan tata cara pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara dalam valuta asing.

4.6.5 Gambar Prosedur Transaksi Berjalan

Transaksi Jurnal basis Buku besar


Pengeluaran/ Kas/Jurnal Basis kas/buku besar
Penerimaan Akrual Akrual

4.7 Macam-Macam Laporan Keuangan

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan yang menyajikan perbandingan antara realisasi pendapatan

dan belanja dengan anggarannya.Manfaat laporan realisasi anggaran

berguna dalam memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima

untuk mendanai kegiatan satker pemerintah pusat dalam periode

mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.

b. Neraca

Laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas

pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.

Manfaat neraca adalah menyediakan informasi mengenai posisi


35

sumber daya ekonomi, kewajiban dan ekuitas satker pemerintah pusat

pada tanggal tertentu.

c. Laporan Operasional

Menyediakan informasi ttg seluruh kegiatan operasional keuangan

yang mencakup pendapatan-LO (Laporan Operasional), beban, dan

surplus/defisit operasional, yang penyajiannya disandingkan dengan

periode sebelumnya. Manfaat dan tujuan untuk melengkapi pelaporan

dari siklus akuntansi berbasis akrual sehingga penyusunan LO

(Laporan Operasional), LPE (Laporan Perubahan Ekuitas) dan Neraca

mempunyai keterkaitan yang jelas.

d. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan yang menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas

tahun berjalan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.Tujuan

menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas

pelaporan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode

pelaporan.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak

terpisahkan dari Laporan Keuangan. Tujuan dan manfaat memudahkan

pengguna dalam memahami laporan keuangan. Untuk meningkatkan

transparansi laporan keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih

baik atas informasi keuangan pemerintah.


36

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Akuntansi dari segi proses merupakan kegiatan mencatat,

menggolongkan dan meringkas transaksi-transaksi serta melaporkan hasil-

hasilnya ke dalam laporan keuangan. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu

entitas/ organisasi. Sedangkan akuntansi dari segi fungsi merupakan

kegiatan jasa yg menyajikan informasi kuantitatif ,terutama yang bersifat

keuangan untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan-keputusan

ekonomi. Kegiatan ini dilakukan oleh suatu entitas/ organisasi.

Dasar hukum akuntansi berbasis akrual yaitu pasal 1 UU 17 Tahun

2003 yang meliputi Pendapatan Negara / daerah, Belanja Negara / daerah.

Pasal 36 ayat (1) UU 17 Tahun 2003 tentang pengakuan dan pengukuran

pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya

dalam 5 (lima) tahun. Pasal 70 ayat (2) UU 1 Tahun 2004 tentang

pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual

dilaksanakan selambat-lambatnya tahun anggaran 2008.

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual yang selanjutnya

disingkat SAP Berbasis Akrual adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

pemerintah, yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas

dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan,


37

belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran

berdasarkan basis yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN).

Penerapan akuntansi berbasis akrual pertama kali diwujudkan

dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga Tahun 2015

yang berbasis akrual. Pengembangan sistem dan aplikasi dalam rangka

penerapan akuntansi berbasis akrual disesuaikan dengan amanat SAP dan

peraturan terkait yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun demikian

terdapat beberapa hal yang diatur lebih lanjut agar dapat lebih mudah

dilaksanakan oleh satuan kerja dan dapat menghasilkan laporan keuangan

yang lebih informatif. Aplikasi dikembangkan untuk memproses transaksi-

transaksi, antara lain: pencatatan saldo awal, pencatatan transaksi, dan

penyesuaian.

5.2 Saran

1. Bagi KPPN Semarang 1

Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual merupakan peraturan

pemerintah nomor 71 tahun 2010. Maka dari itu, pemerintahan pusat

dan pemerintah daerah harus menggunakan basis akrual dalam

penyajian laporan keuangan, bagi pihak KPPN Semarang 1 yang sudah

menerapkan SAP berbasis akrual untuk meningkatkan kapasitas

sumber daya manusia dalam hal pengetahuan tentang basis akrual

sangat diperlukan agar dapat mewujudkan mindset akrual secara


38

keseluruhan dan mendukung reformasi dibidang akuntansi pemerintah

yang akuntabel dan informatif.

2. Bagi Pihak Akademisi (Universitas Muhammadiyah Semarang dan

Peserta PKL)

Sistem Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual merupakan peraturan

pemerintah nomor 71 tahun 2010. Maka dari itu, pemerintahan pusat

dan pemerintah daerah harus menggunakan basis akrual dalam

penyajian laporan keuangan, pihak akademisi dapat mengadakan

edukasi/pembelajaran materi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual

kepada mahasiswa yang bertujuan memberikan pengetahuan kepada

mahasiswa dan diharapkan mahasiswa dapat memberikan gagasan atau

ide-ide inovasi bagi pemerintah mengenai Sistem Akuntansi

Pemerintah Berbasis Akrual. Kemudian mahasiswa dapat

mengimplementasikannya di dalam lingkungan kerja.


39

DAFTAR PUSTAKA

Arnaboldi, M., Lapsley, I., 2003, ‘Activity Based Costing, and the transformation

of Local Government’, Public Management Review, 5, 3, pp. 345-375.

Barzelay, M. (1992).Breaking through bureaucracy: a new vision for managing in

government. Berkeley: University of California Press.

Bjornenak, T., 1997, ‘Diffusion and accounting: the case of ABC in Norway’,

Management Accounting Research, 8, 3, pp. 3-14.

Brusca, Alijarde, I., 1997, “The Usefulness of Financial Reporting in Spanish

Local Government”, Financial Accountibility & Management, 13, 1, pp

17-34.

Carlin, T. and Guthrie, J., 2003, ‘Accrual Output Based Budgeting Systems in

Australia: The Rhetoric-reality Gap’, Public Management Review, 5, 2, pp.

145-62.

Anda mungkin juga menyukai