Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah penampilan yang pantas dan sesuai (yang berhubungan
dengan standar-standar) dari suatu intervensi yang diketahui aman, yang dapat memberikan
hasil kepada masyarakat yang bersangkutan dan yang telah mempunyai kemampuan untuk
menghasilkan dampak Mutu merupakan kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.

Mutu pelayanan dapat diketahui apabila sebelumnya telah dilakukan penilaian. Dalam
praktiknya melakukan penilaian tidaklah mudah, karena mutu dalam pelayanan kebidanan
bersifat multi dimensional. Artinya setiap orang dapat berbeda persepsi penilaiannya
tergantung dari dimensi penilaian yang dipakai. Salah satu cara untuk menilai mutu
pelayanan adalah dengan menggunakan siklus PDCA.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja, pelaksanaan
kerja, pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan
untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

2. RUMUSAN MASALAH
 Apa yang dimaksud dengan standar pelayanan kebidanan?
 Apa yang dimaksud dengan siklus PDCA?
 Bagaimana contoh pemecahan masalah dengan siklus PDCA?
 Bagaimana penilaian mutu pelayanan kebidanan dengan meninjau 5 aspek dimensi
mutu pelayanan kebidanan?
 Apa saja indikator mutu pelayanan kesehatan?

3. TUJUAN
 Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan standar pelayanan kebidanan
 Agar mahasiswa mengetahui apa yang dimaksud dengan siklus PDCA
 Agar mahasiswa dapat mengetahui cara menyelesaikan masalah dengan siklus PDCA
 Agar mahasiswa dapat menilai suatu mutu pelayanan kebidanan
BAB 2

TINJAUAN TEORI

Standar Pelayanan Kebidanan

Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai yang diinginkan yang mampu
dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.

 Menurut Clinical Practice Guideline (1990) Standar adalah keadaan ideal atau tingkat
pencapaian tertinggi dan sempurna yang dipergunakan sebagai batas penerimaan
minimal.
 Menurut Donabedian (1980) Standar adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
diinginkan yang mampu dicapai, berkaitan dengan parameter yang telah ditetapkan.
 Menurut Rowland and Rowland (1983) Standar adalah spesifikasi dari fungsi atau
tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar pemakai jasa
pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan secara luas.

Secara luas, pengertian standar layanan kebidanan merupakan suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome)
sistem layanan kebidanan.

Standar layanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu
layanan Kebidanan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat
dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia layanan
kebidanan, penunjang layanan kebidanan, ataupun manajemen organisasi layanan kebidanan,
dan akan bertanggung gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing-masing.

Sehingga, standar pelayanan kebidanan dasar adalah norma dan tingkat kinerja yang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Syarat standar pelayanan kebidanan antara lain :

a. Spesifik
b. Dapat diobservasi dan diukur (measurable)
c. Tepat (appronate)
d. Dapat dipercaya (reliable)
e. Tepat waktu (timly)

Sudah tercapai atau tidaknya suatu standar pelayanan dapat diukur dengan indikator mutu
pelayanan. Indikator adalah variabel yang mengindikasikan / menunjukkan satu
kecenderungan situasi yang dapat digunakan untuk mengukur perubahan. Indikator adalah
alat / petunjuk untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan.

Indikator mutu pelayanan kesehatan secara umum dapat dibedakan atas 3 jenis, yakni:

1. Indikator Persyaratan Minimal

Indikator persyaratan minimal, menunjukkan pada ukuran terpenuhi atau tidaknya


standar masukan, lingkungan atau proses.

Indikator ini dapat dibagi lagi menjadi 3, yaitu:

a. Indikator Masukan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar masukan. Dalam


standar masukan yang diperlukan untuk minimal terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang bermutu, yaitu spesifikasi tenaga pelaksana sarana, peralatan,
dan dana (modal), singkatnya semua sumber daya yang dapat digunakan untuk
melakukan layanan kesehatan seperti yang tersebut dalam standar layanan
kesehatan.
Standar Masukan:
1) Jenis Tenaga:
 Generalis (pelaksana)
 Spesialistik (pengelola)
 Konsultan
2) Fasilitas:
 Peralatan
 Tempat
3) Kebijakan, meliputi:
 Pratap
 Petunjuk pelaksanaan
b. Indikator Lingkungan, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar lingkungan
seperti ukuran kebijakan, organisasi serta manajemen yang dianut oleh
organisasi kesehatan.
c. Indikator Proses, ukuran terpenuhi atau tidaknya standar proses.

2. Indikator Penampilan Minimal

Indikator Penampilan Minimal, menunjuk pada ukuran terpenuhi atau tidaknya


standar penampilan minimal pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Indikator
penampilan minimal ini disebut dengan indikator keluaran (output/outcome).

Masing-masing indikator memiliki fungsi pengukuran yang berbeda, jika yang ingin
diukur adalah faktor-faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan
(penyebab) maka yang dipergunakan adalah indikator persyaratan minimal. Tetapi
jika yang diukur adalah mutu pelayanan kesehatan (akibat) maka yang dipergunakan
adalah indikator keluaran (penampilan).

3. Indikator klinis

Indikator yang berfokus pada hasil asuhan kepada pasien dan proses serta
spesifikasinya. Indikator klinis adalah ukuran kuantitas sebagai pedoman untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas asuhan pasien dan berdampak pada pelayanan.
Indikator harus selalu di monitor agar diketahui jika terjadi penyimpangan, individu
juga dapat menilai tingkat prestasinya sendiri (self-assesment).

PDCA (Plan – Do – Check – Action)

Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun
1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA, singkatan bahasa Inggris dari ‘Plan, Do,
Check, Act‘ (‘Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti’), adalah suatu proses pemecahan
masalah empat langkah interatif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas.
Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian
dikenal dengan ” The Deming Wheel”(Tjitro, 2009)

Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai
bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan siklus Deming.
Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus Shewhart, dari nama Walter A.
Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistis. Siklus PDCA
berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem sehaingga mutu
pelayanan kesehatan.

PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,


pelaksanaan kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus menerus dan
berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan dalam pelayanan kesehatan
untuk penyelesaian masalah dalam rangka peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Secara
sederhana siklus PDCA terdiri dari empat tahapan, yaitu:

1. Perencanaan ( Plan )

Tahapan pertama adalah membuat suatu perencanaan. Perencanaan merupakan suatu


upaya menjabarkan cara penyelesaian masalah yang ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana
yang lengkap serta saling terkait dan terpadu sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam
melaksanaan cara penyelesaian masalah. Hasil akhir yang dicapai dari perencanaan adalah
tersusunnya rencana kerja penyelesaian masalah mutu yang akan diselenggarakan. Rencana
kerja penyelesaian masalah mutu yang baik mengandung setidak-tidaknya tujuh unsur
rencana yaitu:

a. Judul rencana kerja (topic),


b. Pernyataan tentang macam dan besarnya masalah mutu yang dihadapi (problem
statement),
c. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang ingin dicapai
(goal, objective, and target),
d. Kegiatan yang akan dilakukan (activities),
e. Metode penilaian dan kriteria penilaian
f. Waktu pelaksanaan
g. Organisasi dan susunan personalia pelaksana (organization and personnels)
h. Biaya yang diperlukan (budget),
i. Tolak ukur keberhasilan yang dipergunakan (milestone).

2. Pelaksanaan ( Do )

Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun. Jika
pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar anggota tim, perlu
terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf pelaksana tersebut dapat memahami
dengan lengkap rencana yang akan dilaksanakan.

Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan manajerial.
Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan pokok manajerial,
yaitu:

a. Keterampilan komunikasi (communication) untuk menimbulkan pengertian staf


terhadap cara pentelesaian mutu yang akan dilaksanakan
b. Keterampilan motivasi (motivation) untuk mendorong staf bersedia menyelesaikan
cara penyelesaian masalah mutu yang telah direncanakan
c. Keterampilan kepemimpinan (leadershif) untuk mengkordinasikan kegiatan cara
penyelesaian masalah mutu yang dilaksanakan
d. Keterampilan pengarahan (directing) untuk mengarahkan kegiatan yang dilaksanakan.

3. Pemeriksaan ( Check )

Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang
dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari pemeriksaan untuk
mengetahui:

a. Sampai seberapa jauh pelaksanaan cara penyelesaian masalahnya telah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
b. Bagian mana kegiatan yang berjalan baik dan bagaian mana yang belum berjalan
dengan baik
c. Apakah sumberdaya yang dibutuhkan masih cukup tersedia
d. Apakah cara penyelesaian masalah yang sedang dilakukan memerlukan perbaikan
atau untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat
bantu yang sering dipergunakan yakni:
 Lembaran pemeriksaan (check list)
Lembar pemeriksaan adalah suatu formulir yang digunakan untuk mencatat
secara periodik setiap penyimpangan yang terjadi. Langkah pembuatan lembar
pemeriksan adalah: Tetapkan jenis penyimpangan yang diamati, Tetapkan
jangka waktu pengamatan, Lakukan perhitungan penyimpangan
 Peta kontrol (control diagram)
Peta kontrol adalahsuatu peta / grafik yang mengambarkan besarnya
penyimpangan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Peta kontrok dibuat
bedasarkan lembar pemeriksaan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
pembuatan peta kontrol adalah: Tetapkan garis penyimpangan minimum dan
maksimum, Tentukan prosentase penyimpangan, Buat grafik penyimpangan,
Nilai grafik.

4. Perbaikan (Action)

Tahapan keempat yang dilakukan adalah melaksanaan perbaikan rencana kerja.


Lakukanlah penyempurnaan rencana kerja atau bila perlu mempertimbangkan pemilihan
dengan cara penyelesaian masalah lain. Untuk selanjutnya rencana kerja yang telah diperbaiki
tersebut dilaksanakan kembali.Jangan lupa untuk memantau kemajuan serta hasil yang
dicapai.Untuk kemudian tergantung dari kemajuan serta hasil tersebut, laksanakan tindakan
yang sesuai.

Analisa PDCA
PLAN: Merencanakan perbaikan dan pengumpulan data secara berkesinambungan:
 Apa yang diperbaiki
 Siapa yang terlibat
 Kapan dilaksanakan
 Dimana dilaksanakan
 Bagaimana caranya
 Ke arah mana tujuannya

DO: Melaksanakan perubahan berdasarkan rencana yang ditetapkan


 Siapa yang melaksanakan perubahan
 Kapan dilaksanakan perubahan
 Sarana apa saja yang dibutuhkan
 Bagaimana mekanisme pelaksanaan
 Lokasi mana sebagai uji coba

CHECK: Mengamati pengaruh perubahan


 Apa pelaksanaan telah sesuai rencana
 Apakah proses perubahan perlu perbaikan ditinjau dari klien
 Faktor apa yang mendukung
 Faktor apa yang menghambat
 Perubahan dari sisi mutu pelayanan

ACTION: Bertindak berdasarkan hasil evaluasi dan lanjutan perbaikan proses


 Melihat hasil dari Check
 Menetapkan mekanisme perubahan
 Menentukan protap terkini
 Menentukan sasaran perubahan
 Advokasi perubahan
 Penilaian berkelanjutan

Implementasi
Implementasi konsep PDCA
Konsep PDCA yang pada hakekatnya merupakan siklus, maka pada implementasinya akan
membangun budaya mutu yang continual improvement. Implementasi konsep PDCA untuk
desain wewenang dan tanggungjawab dijabarkan berikut ini.
Penjabaran dari konsep PDCA ini ke dalam kata-kata operasional adalah sebagai berikut:
 Plan : menyusun, merencanakan, mengkoordinasikan, mensosialisasikan,
mengkomunikasikan,
 Do : melakukan, melaksanakan, menerapkan, mengimplementasikan,
 Check : memeriksa, memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi, mengoreksi
 Act : melaporkan, mempertanggungjawabkan, menindaklanjuti, memperbaiki,
meningkatkan.
BAB III

STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

KASUS

Di Puskesmas Kecamatan Nusa memiliki ruang kamar bersalin, pelayanan yang diberikan antara lain
melakukan pertolongan persalinan. Setiap hari melakukan pertolongan persalinan selama 24 jam siap
melakukan pertolongan, dengan tugas bidan dan tenaga penunjang lainnya dibagi menjadi 3 sift,
dengan waktu sift pagi dari pukul 07.30 – 16.00, sift sore dari pukul 15.00 – 21.00, dan shift malam
dari pukul 20.30 – 08.00.
Data pertolongan persalinan akhir bulan September 2015 menunjukan data sebagai berikut :
Jumlah
Tanggal
Pasien
1 2 org
2 3 0rg
3 1 org
4 5 org
7 4 org
8 5 org
9 4 org
10 4 org
11 5 0rg
14 3 org
15 3 org
16 2 0rg
17 4 org
18 4 org
21 4 org
22 5 org
23 3 org
25 5 org
28 4 org
29 4 org
30 3 org
Jumlah tenaga yang ada di ruangan tersebut terdiri dari 6 orang bidan 1 dokter spesialis kebidanan, 3
orang perawat, 2 orang ahli gizi, 2 orang cleaning service dan 2 orang bagian administrasi. Pasien
yang dilakukan pemeriksaan pertama kali dilakukan pemeriksaan oleh bidan dan bila ada masalah
atau komplikasi dirujuk ke dokter tersebut.

Data hasil kepuasan pasien bulan September 2015 menunjukan data sbb: 25 orang menyatakan puas
sedangkan sisanya menyatakan tidak puas dengan alasan :
1. Ruang tunggu kecil dan tidak ada tempat duduk
2. Ada 2 orang bidan yang sering datang terlambat
3. Waktu tunggu terlalu lama
4. Semua bidan tidak mempunyai waktu untuk diskusi dengan pasien

STUDI KASUS

Melaksanakan PDCA di Ruang Bersalin

1. PLAN
Merencanakan meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas di ruang Bersalin
yang melibatkan seluruh anggota petugas yang bekerja di Puskesmas Kecamatan Nusa di
laksanakan mulai Tahun 2015-2017 Perencanaan tersebut yaitu menambah fasilitas – fasilitas
yang ingin tercakupi di ruang bayi dan balita agar nilai mutu pelayanan mengalami
peningkatan.
1. Mengaturulangtataletak interior ruangtunggu se-efisienmungkin
2. Melengkapisarana yang belumtersediamisalnyakursi, meja
3. Meningkatkankedisiplinanpegawai
4. Memberikansanksikepadapegawai yang melanggarperaturan yang telahditetapkan
5. Pelayanan yang efisiendanefektif
6. Meningkatkanresponpegawaikepadapasiensesuaikebutuhanpasien
7. Menerapkan 5S dalamlingkupkerja
8. Meningkatkankenyamanandankepusanklien
2. DO
Melaksanakan perubahan – perubahan dilaksanakan oleh petugas yang bertugas di
ruangan Bersalin. Dalam hal ini kami mencoba pelaksanaan yang akan kami terapkan di
ruangan bersalin.

 Ruangtunggu
1.Kursi
2.Ac
3.Tv
4.Poster kesehatan
5.Majalah
6.Tempatsampah
7.Wastafel
 Ruangbersalin
1.Ac
2.Penerangan yang cukup
3.Lingkungan yang bersih
4.Tempatsampahmedisdan non medis
5.Kamarmandi di dalamruangan
6.Peralatanlengkapdansteril

Mekanisme pelaksanaan :
1. Menyambut pasien dengan hangat
2. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman pada klien
3. Menjaga privasi klien
4. Memberikan pelayanan yang cepat tanggap
5. Memberikan konseling sesuai kebutuhan klien
6. Komunikasi dengan klien dan petugas terjalin dengan baik
7. Menciptakan rasa empati pada klien
8. Memberikan informasi tentang peningkatan kesehatan keluarga
9. Meningkatkan kepercayaan dengan cara saling menghormati dan menghargai
3. CHECK
Pelaksanaan tersebut lumayan baik terlaksana perubahan tersebut perlu di tinjau dari
klien dan fasilitas.
Faktor yang mendukung :
1. Fasilitas meningkat
2. Klien merasa puas
3. Kebutuhan klien lebih terpenuhi
4. Klien mendapatkan edukasi tentang kesehatan

Faktor penghambat :
1. Petugas merasa kelelahan karena harus melayani klien lebih ekstra
2. Biaya mahal
3. Keinginan pasien yang selalu ingin di utamakan
4. Kesulitan pegawai dalam memberikan edukasi kepada klien karena latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda.

4. ACTION
Terlihat dari check bahwa faktor tersebut meningkatkan mutu pelayanan sehingga
klien merasa puas namun dalam hal ini juga terdapat penghambat yaitu petugas merasa
kelelahan karena harus melayani klien lebih ekstra. Oleh sebab itu, di Puskesmas Kecamatan
Nusa membutuhkan lebih banyak petugas kesehatan di ruang bersalin agar kebutuhan klien
terpenuhi dan petugas dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
PEMBAHASAN
A. Pelanggan Internal dan Eksternal
Pelanggan internal yang berada di Puskesmas Nusa yaitu mereka yang bekerja di dalam
insitusi kesehatan dan memiliki pengaruh kepada kinerja bagi institusi kesehatan seperti
staf medis, administrasi, dan cleaning service. Perusahaan atau organisasi memberikan
layanan kepada pelanggan eksternal melalui jasajasa pelanggan internalnya.
Keberhasilan pelayanan terhadap pelanggan eksternal tergantung kepada kinerja
pelanggan internalnya. Harapan pelanggan internal harus dipenuhi dulu, untuk
memenuhi harapan dari pelanggan eksternal. Pelanggan internal yang tidak puas akan
mengakibatkan institusi pelayanan tidak akan memiliki pelanggan eksternal yang puas
dan menciptakan kualitas pelayanan yang tidak baik. Sedangkan pelanggan eksternal
yang berada di Puskesmas Nusa yaitu, pemakai akhir dari produk jasa kesehatan yang
sering disebut sebagai pelanggan nyata, yaitu pasien, keluarga pasien, pengunjung.
Pelanggan internal menganggap bahwa pengorbanan adalah ongkos atau harga yang
dibayarkan untuk memperoleh barang atau jasa, sedangkan kepuasan adalah kesesuaian
antara harapan dengan kenyataan menfaat yang diperoleh yang dalam hal ini
dicerminkan dengan nilai tambah dari barang atau jasa yang dibelinya.

B. Masalah dan Penyebabnya dalam Mutu Pelayanan


Masalah yang ada dalam mutu pelayan di puskesmas Kecamatan Nusa khususnya ruang
bersalin antara lain ruang tunggu kecil dan tidak adanya tempat duduk, ada 2 orang bidan
yang sering datang terlambat, waktu tunggu yang terlalu lama, semua bidan tidak
memiliki waktu untuk berdiskusi dengan pasien. Sedangkan penyebabnya adalah
ketidakyamanan pasien karena kurangnya saraa dan prasarana yang memadai di
puskesmas tersebut, kurangnya kedisiplinan pegawai, penggunaan waktu yang tidak
efisien.
C. Proses Kegiatan Pelayanan Pertolongan Persalinan

ALUR PELAYANAN
PERTOLONGAN PERSALINAN

PASIEN DATANG REGISTRASI ANAMNESA

PEMERIKSAAN FISIK
KELUARGA

MENUNGGU DIRUANG
TUNGGU

PEMERIKSAAN DALAM

PASIEN PULANG

PERTOLONGAN PERSALINAN SESUAI


SOP ( 58 LANGKAH APN )

TINGKAT DASAR
(EVALUASI/
KUNJUNGAN PASCA
PERSALINAN NORMAL
PERSALINAN )

PENANGGANAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR


KOMPLIKASI

ROAMING IN ( RAWAT GABUNG )

TINGKAT LANJUT

MELAKUKAN
RUJUKAN/KOLABORASI
ALUR PERTOLONGAN PERSALINAN
D. Alat yang digunakan untuk Memantau Data Pasien Setiap Hari.
Alat yang digunakan untuk memantau data pasien yaitu Kohort. Register Kohort ibu
merupakan sumber data pelayanan ibu hamil dan bersalin, serta keadaan atau resiko yang
mungkin terjadi pada ibu. Proses ini melibatkan kader di wilayahnya yang setiap bulan
dapat memberikan informasi. Pada saat ini lebih di fokuskan pada kesehatan ibu dan bayi
baru lahir. Dengan puskesmas memiliki data kohort tersebut bidan dapat mengetahui
jumlah kehamilan dan kelahiran bayi serta dapat memantau kesehatan ibu dan anak.
E. Alternatif Pemecahan Masalah (Rencana Kegiatan)

Data Kunjungan INC Akhir Bulan September


Di Puskesmas Kecamatan Nusa
6 120.0%

5 100.0%
100%
99%
4 94%96% 80.0%
90%
86%
82%
78%
74% Jumlah Pasien
3 69% 60.0%
64% Persentase
58%
2 53% 40.0%
48%
43%
38%
1 32% 20.0%
26%
19%
0 13% 0.0%
6.5%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Tanggal Jumlah Cum. Jumlah Persentase


Pasien Pasien
1 5 5 6,5%
2 5 10 13%
3 5 15 19%
4 5 20 26%
5 5 25 32%
6 4 29 38%
7 4 33 43%
8 4 37 48%
9 4 41 53%
10 4 45 58%
11 4 49 64%
12 4 53 69%
13 4 57 74%
14 3 60 78%
15 3 63 82%
16 3 66 86%
17 3 69 90%
18 3 72 94%
19 2 74 96%
20 2 76 99%
21 1 77 100%
Total 77 976
F. Dokumen fiktif tentang kegiatan yang telah dilaksanakan dari perencanaan

Kegiatan yang telah dilakukan di Puskesmas di Kecamatan Nusa adalah hampir


terlaksananya semua rencana yang sudah direncanakan. Hal tersebut dapat dilaksanakan
karena kesungguhan, kebersamaan, dan keyakinan dari semua pihak dalam meningkatkan
mutu pelayanan pada Puskesmas di Kecamatan Nusa. Rencana tentang mengatur serta
melengkapi sarana dan prasarana pada ruang tunggu dan ruang bersalin di Puskesmas
Kecamatan Nusa. Pada ruang tunggu yang letaknya berbeda dengan ruang tunggu umumnya
atau ruang tunggu di lingkungan Puskesmas yaitu sudah mengatur tata letak interior yang ada
di ruang tunggu, seperti adanya kursi, AC, TV, Poster Kesehatan, Majalah, Tempat Sampah,
dan Wastafel. Dengan tersedianya peralatan tersebut, hal itu bisa menambah tingkat
kenyamanan dan kepuasan keluarga pasien dalam menunggu ibu yang bersalin. Pada ruang
bersalin sendiri sudah tersedianya AC, Lampu, Lingkungan yang bersih, Tempat sampah
medis dan non medis, Kamar mandi di dalam ruangan bersalin, dan Peralatan bersalin yang
lengkap dan steril untuk membantu dalam persalinan. Untuk rencana meningkatkan
kedisiplinan pegawai sudah meningkat walau masih ada yang datang terlambat tetapi sudah
bisa ditingkatkan dari sebelumnya. Karena sudah ada ketegasan dari pihak yang mempunyai
wewenang akan hal tersebut, hal tersebut juga didukung dengan adanya konsekuensi atau
sanksi yang diberikan kepada pegawai yang telah melanggar aturan yang berlaku yaitu
dengan mengganti waktu yang telah ia gunakan untuk datang terlambat.

Pada rencana meningkatkan pelayanan yang efisien dan efektif guna kepuasan pasien
juga sudah ada perubahan. Hampir semua pegawai sudah melaksanakan prosedur yang sudah
ditentukan, yaitu dengan Menyambut pasien dengan hangat, Menciptakan suasana
lingkungan yang nyaman pada klien, Menjaga privasi klien, Memberikan pelayanan yang
cepat tanggap, Memberikan konseling sesuai kebutuhan klien, Komunikasi dengan klien dan
petugas terjalin dengan baik, Menciptakan rasa empati pada klien, Memberikan informasi
tentang peningkatan kesehatan keluarga, serta Meningkatkan kepercayaan dengan cara saling
menghormati dan menghargai. Hampir semua pasien atau keluarganya sangat nyaman serta
puas dalam pelayanan yang diberikan. Hal itu diukur dengan prosedur yang tepat serta waktu
yang sangat efisien dalam memberikan pelayanan. Tidak hanya itu pasien juga mendapatkan
edukasi yang tepat serta lengkap dengan kebutuhan pasien hal itu ditunjang dari pegawai itu
sendiri, karena tingkat respon pegawai pada pasien ataupun keluarga sudah ada perubahan
dari yang sebelumnya dalam memberikan pelayanan. Rencana tentang menerapkan 5S dalam
lingkup kerja juga sudah berkembang dengan baik. Semua pegawai termasuk yang diluar dari
ruang bersalin Puskesmas di Kecamatan Nusa sudah memberdayakan 5S dalam lingkup
kerjanya. Pada rencana meningkatkan kenyamanan dan kepusan klien sudah berkembang
dengan baik. Tidak hanya kenyamanan dan kepuasan pada ruang bersalin saja. Tetapi secara
keseluruhan semua pegawai meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien dan
keluarganya pada Puskesmas di Kecamatan Nusa. Namun dalam hal ini juga terdapat hal-hal
yang menghambat yaitu petugas merasa kelelahan karena harus melayani klien lebih ekstra.
Oleh sebab itu, di Puskesmas Kecamatan Nusa membutuhkan lebih banyak petugas kesehatan
di ruang bersalin agar kebutuhan klien terpenuhi dan petugas dapat memberikan pelayanan
yang maksimal.

G. Dokumentasi Kegiatan yang Telah dilaksanakan dari Perencanaan dan Rencana


Tindak Lanjut (RTL) untuk Memperbaiki Standar Mutu Di Poli KIA
Dari pemeriksaan di atas, ada beberapa faktor-faktor pendukung yang dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan seperti sarana dan prasarana meningkat, klien
merasa puas karena kebutuhan nya terpenuhi dan klien mendapatkan edukasi tentang
kesehatan.Namunharus selalu ada perbaikan yang dilakukan agar dapat menjaga mutu
ditempat pelayanan tersebut. Hal ini berarti memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dibutuhkan tersedianya Tenaga Kesehatan yang lebih agar efisien dalam
memberikan pelayanan kepada klien. Sarana prasarana yang lengkap serta keinginan
pasien yang selalu ingin di utamakan membuat biaya menjadi tinggi perlu di adakannya
program kesehatan yang dapat meringankan klien.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Siklus PDCA merupakan metode untuk mengidentifikasi, menganalisa, dan


menemukan solusi tepat dalam mengatasi sampai memperkecil masalah yang timbul dalam
proses berorganisasi. Siklus PDCA memiliki empat tahap yang harus dilalui untuk
mendapatkan `masalah yang dihadapi 'ke` masalah harus diselesaikan'. Keempat tahap
tersebut diantaranya Plan-Do-Check-Act.

Dalam meningkatkan mutu pelayanan di sebuah organinsasi, terutama organisasi


kesehatan, tentu adanya siklus ini sangat membantu untuk menyelesaikan masalah yang ada
di organisasi tersebut.

SARAN

Diharapkan setiap puskesmas atau unit pelayanan kesehatan dapat meninjau ulang dan
selalu menciptakan pembaharuan , baik dengan menggunakan cara PDCA maupun dengan
cara lain untuk meningkatkan mutu pelayanan di setiap puskesmas atau unit pelayanan
kesehatan lainnya.
MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

PEMECAHAN MASALAH DENGAN SIKLUS PDCA

KELOMPOK 4

2B REGULER

INTAN PERMATA SARI (P3.73.24.1.14.020)

JESSICA SHANTALIA (P3.73.24.1.14.021)

LAELATURRIZQIYAH (P3.73.24.1.14.022)

LAYNA AVIA (P3.73.24.1.14.023)

MAULDILLA ALKANI PISCA (p3.73.24.1.14.024)

NADIA ALTAIRA JUMADI (P3.73.24.1.14.025)

NENDEN NURUL HIKMAH S (P3.73.24.1.14.026)

POLTEKKES KEMESKES JAKARTA III

JURUSAN KEBIDANAN

2015

Anda mungkin juga menyukai