LANGKAH I
MENENTUKAN TEMA DAN JUDUL
Periode : 16 – 19 Desember 2016
23 70 7,7 23,3 11 36
Frek (kali) Waktu Biaya (Rp) Frek (kali) Waktu Biaya (Rp) Frek (kali) Waktu Biaya (Rp)
(jam) (jam) (jam)
Kesimpulan:
Berdasarkan lembar data dan diagram garis di atas, diketahui bahwa :
- Total gangguan kegiatan filling dari bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember 2016 sebanyak 23 kali, dari segi waktu 70 jam dan dari segi biaya
Rp. 5.770.189,-
- Rata – rata gangguan kegiatan filling dari bulan Oktober sampai dengan bulan
Desember 2016 sebanyak 7,7 kali, dari segi waktu 23,3 jam dan dari segi biaya
Rp. 1.923.396,-
- Gangguan terbesar terjadi pada bulan November 2016 yaitu sebanyak 11 kali, dari
segi waktu 36 jam dan dari segi biaya Rp. 3.345.394,-
13
11 100 %
91 %
9 82 %
7
7 64 %
5
3 2
1 1
1
Pipa Filling Arah Pompa Filling Semen Pompa Underflow Gland Water Semen
Permukaan Silo Thickener Silo
1.1.2. Lembar Data Pareto Waktu Gangguan Kegiatan Filling Mine Backfill
Sumber Data : Laporan Harian Thickener
Periode : 01 – 30 November 2016
Pengambil Data : A. Kabir Rifai
Tujuan : Mengetahui Waktu Gangguan Kegiatan Filling di Mine Backfill
2
Waktu
No Masalah Gangguan Kum % % Kum
(jam)
1 Pipa Filling Arah Permukaan 24 24 67 67
2 Pompa Filling Semen Silo 6 30 17 84
3 Pompa Underflow Thickener 4 34 11 95
4 Gland Water Semen Silo 2 36 5 100
Jumlah 36 100
40
35 100 %
95 %
30 84 %
24
25
20 67 %
15
10 6
4
5 2
0
Pipa Filling Arah Pompa Filling Semen Pompa Underflow Gland Water Semen
Permukaan Silo Thickener Silo
Biaya
No Masalah Gangguan Kum % % Kum
(Rp)
1 Pipa Filling Arah Permukaan 1.227.362 1.227.362 37 37
2 Pompa Filling Semen Silo 1.059.016 2.286.378 32 69
3 Pompa Underflow Thickener 973.844 3.260.222 29 98
4 Gland Water Semen Silo 85.172 3.345.394 2 100
Jumlah 3.345.394 100
1,400,000
1,200,000 100
1,027,005 %
1,000,000 98 %
800,000 96 %
600,000 84 %
400,000
148,125
200,000
26,116 26,116
-
Rise Climber (RC) Rise Climber (RC) Arah Butak Arah Longsoran
IX XII
Analisa Pareto :
Berdasarkan analisa data terhadap gangguan kegiatan filling di mine backfill bulan
November 2016 dapat diketahui bahwa :
Pipa filling arah permukaan merupakan gangguan yang lebih tinggi dilihat dari
frekuensi gangguan yaitu sebanyak 7 kali
Pipa filling arah permukaan merupakan gangguan tertinggi dilihat dari segi waktu
gangguan yaitu 24 jam
Pipa filling arah permukaan merupakan gangguan tertingi dari segi biaya yaitu Rp.
1.227.362,-
Kesimpulan:
Berdasarkan table data dan diagram batang tersebut di atas “Kebocoran Pipa
Filling” merupakan masalah yang telah menimbulkan kerugian yaitu 7 kali atau 24 jam
atau Rp. 1.227.362,- maka GKM SILET sepakat menetapkan “Kebocoran Pipa Filling”
sebagai persoalan yang harus segera diperbaiki dan selanjutnya TEMA perbaikan yang
diteteapkan adalah :
Fre kue ns i
No Mas alah Ke bocoran Kum % % Kum
(kali)
I Rise Climber (RC) IX 4 4 58 58
II Rise Climber (RC) XII 1 5 14 72
III Arah Butak 1 6 14 86
IV Arah Longsoran 1 7 14 100
TOTAL 7 100
1.2.2. Lembar Data Pareto Waktu Kebocoran Pipa Filling Di Mine Backfill
Sumber Data : Laporan Harian Thickener
Periode : 01 – 30 November 2016
Pengambil Data : Komarudin
Tujuan : Mengetahui Waktu Kebocoran Pipa Filling di Mine Backfll
Waktu
No Mas alah Ke bocoran Kum %
(jam)
I Rise Climber (RC) IX 15 15 64
II Rise Climber (RC) XII 3 18 12
III Arah Butak 3 21 12
IV Arah Longsoran 3 24 12
TOTAL 24 100
1.2.3. Lembar Data Pareto Biaya Kebocoran Pipa Filling di Mine Backfill
Sumber Data : Monitor 99 Dan Laporan Harian Thickener
Periode : 01 – 30 November 2016
Pengambil Data : Komarudin
Tujuan : Mengetahui biaya kebocoran pipa filling di Mine Backfill
B iaya
No Mas alah Ke bocoran Kum % % Kum
(Rp)
I Rise Climber (RC) IX 1.027.005 1.027.005 84 84
II Rise Climber (RC) XII 148.125 1.175.130 12 96
III Arah Butak 26.116 1.201.246 2 98
IV Arah Longsoran 26.116 1.227.362 2 100
TOTAL 1.227.362 100
Analisa Pareto
Berdasarkan analisa data terhadap kebocoran pipa filling bulan Desember 2016
dapat diketahui bahwa :
- Kebocoran Rise Climber (RC) IX merupakan gangguan tertinggi dilihat dari segi
frekuensi gangguan yaitu sebanyak 4 kali.
- Kebocoran Rise Climber (RC) IX merupakan gangguan tertinggi dilihat dari segi waktu
gangguan yaitu sebesar 15 jam.
- Kebocoran Rise Climber (RC) IX merupakan gangguan tertinggi dilihat dari segi biaya
yaitu Rp.1.027.005,-
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel data dan diagram pareto di atas, kerugian terbesar ada pada
kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX yaitu 4 kali atau 15 jam, atau
Rp. 1.027.005,-. Dengan demikian GKM SILET menetapkan kebocoran pipa filling arah
Rise Climber IX sebagai persoalan yang harus segera diperbaiki dan selanjutnya judul
perbaikan yang di tetapkan adalah :
Berikut tabel dan run chart data kebocoran pipa filling arah Rice Climber (RC) IX
periode Oktober – Desember 2016 sebagai dasar penetapan initial goal :
Run chart data gangguan pipa filling bocor arah Rise Climber (RC )IX
4
100 %
3 150 %
4
2
2
1
1
0
Gangguan Data Terbaik Initial Goal
Keterangan :
1. Sebelum perbaikan, frekuensi kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX
sebanyak 4 kali dalam 1 (satu) bulan
2. Data terbaik yang pernah diraih sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Oktober 2016 dan
bulan Desember 2016
3. Initial goal sebanyak 1 kali
Kesimpulan :
Berdasarkan data gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX
sebelum perbaikan sebanyak 4 kali, data terbaik 2 kali, target initial goal 1 kali
(150%)
Mengetahui, Menyetujui,
Manager AM. Mine Backfill Fasilitator Ketua
Nilai Anggota
No Uraian A Kabir Bujang Jml Rata2
Komarudin
Rifai Suryana
1 Konsep dasar mutu dan peningkatan mutu 4 3 2 9 2,25
2 Akifitas QCC dan peranan anggota 4 4 3 11 2,75
3 Penerapan PDCA dan QC tools 4 4 3 11 2,75
4 Pengembangan keterampilan dan talenta 4 3 3 10 2,5
5 Motivasi pengembangan diri 4 3 3 10 2,5
Paraf
Jumlah 12,75
Rata-rata 2,55
10
Nilai anggota
No Uraian Komaru A Kabir Bujang Jml Rata2
din R S
Motivasi peningkatan pengetahuan dan
1 4 3 3 10 2,5
keterampilan
2 Hubungan kerja dan team work 4 3 3 10 2,5
3 Frekuensi dan mutu pertemuan 4 3 3 10 2,5
4 Kerjasama atasan dengan bawahan 4 3 3 10 2,5
Konsistensi pelaksanaan SDCA dan
5 4 3 3 10 2,5
program 5S
Paraf
Jumlah 12,5
Rata-rata 2,5
Keterangan nilai :
1. sangat kurang 2. kurang 3. cukup 4. baik/ gold 5. sangat baik/istimewa/excelent
Motivasi peningkatan
pengetahuan dan keterampilan
3 2.5
2
Konsistensi pelaksanaan SDCA
1 2.75 Hubungan kerja dan team work
dan program 5S 2.5
0
2.25
2.5
Kerjasama atasan dengan Frekuensi dan mutu
bawahan pertemuan
Rinda Window Kinerja QCC dan Mutu Lokasi Kerja Sebelum Melakukan Perbaikan:
Good
4
Mutu Lokasi Kerja
Zone C
3
Zone D Zone C-2
2
Zone D-2
1
1 2 3 4 5
Level High
Kinerja QCC
11
Kesimpulan :
Berdasarkan Nilai Rata anggota gugus pada kinerja QCC (X) rata – rata : 2,55
Berdasarkan Nilai Rata anggota gugus pada Mutu Lokasi Kerja (Y) rata – rata : 2,5
Sehingga rinda window pada kinerja QCC dan pada Mutu Lokasi Kerjaberada pada
posisi zona C, hal ini menunjukan bahwa mutu kerja dan kegiatan PDCA berada pada
tahap rata-rata/ cukup.
12
LANGKAH II
MENGANALISA PENYEBAB
Periode : 20 - 25 Desember 2016
2.1. Sumbang Saran Hasil Brain storming Anggota Penyebab Frekuensi Kebocoran
Pipa Filling Arah Permukaan
No Penyebab Kebocoran Usulan Saran
1 Jalur Terlalu Naik Bujang Suryana
2 SAMBUNGAN POLY PIPE SERING LEPAS Komarudin
3 Laporan Overshift Tidak Jelas A. Ahmad Kabir Rifai
4 Personil Tidak Tahu Arah Lokasi Filling Bujang Suryana
5 PERSONIL SALAH MENGARAHKAN JALUR FILLING Komarudin
6 Kualitas Packing Kurang Bagus Ahmad Kabir Rifai
7 PACKING PLANGS SOBEK Komarudin
8 Tidak Ada Pengaturan Flowrate Pompa Bujang Suryana
9 FLOWRATE TERLALU BESAR Komarudin
10 Tidak Dilakukan Flushing Ketika Selesai Penyambungan Pipa Ahmad Kabir R ifai
KETIKA FILLING TERJADI SUMBATAN PADA PIPA A. Ahmad Kabir Rifai
11
FILLING
12 Penyambungan Coupling Equal Tidak Rapat Bujang Suryana
13 SAMBUNGAN POLY PIPE TIDAK RAPAT Komarudin
13
Kesimpulan : Keenam faktor yang diduga dominan tersebut akan diuji di langkah III
14
Usulan (jumlah)
No Masalah Total Rangking
Bj Km Ak
1 Jalur Terlalu Naik 6 5 6 17 1
Tidak Dilakukan Flushing Ketika Selesai
2
Penyambungan Pipa 5 6 3 14 2
3 Tidak Ada Pengaturan Flowrate Pompa 4 4 5 13 3
Penyambungan Coupling Equal Tidak
4
Rapat 3 2 4 9 4
5 Laporan Overshift Tidak Jelas 2 1 1 4 6
6 Kualitas Packing Kurang Bagus 1 3 2 6 5
Tanda Tangan Anggota Gugus
Keempat faktor yang diduga dominan tersebut akan diuji coba di langkah III
15
LANGKAH III
MENGUJI DAN MENENTUKAN PENYEBAB DOMINAN
Periode : 26 Desember 2016 – 07 Januari 2017
Ketera nga n :
Korel a s i ( r ) = 0,951
R2 = 90,43%
Scatter Diagram
Jalur Terlalu Naik
3.5
Y : Frekuensi Sambungan Pipa
3 r = 0,951
2.5 R² = 90,43 % %
2
Lepas
1.5
1
0.5
0
0 50 100 150 200 250 300 350
X : Drajat Kemiringan
16
Kesimpulan :
17
Scatter Diagram
Tidak Dilakukan Flushing Ketika Selesai Penyambungan Pipa
2.5
r = -0,944
Y : Frekuensi Pipa Tersumbat
2 R² = 89,09 %
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
X : Frekuensi Pengecekan
Kesimpulan :
18
Frekuensi
No. Waktu Filling X.Y X2 Y2
X Y
1 30 2 60 120 4 3.600
2 30 2 60 120 4 3.600
3 30 1,7 57 97 3 3.249
4 30 1,7 56 95 3 3.136
5 30 2 60 120 4 3.600
6 30 2 60 120 4 3.600
7 30 2 60 120 4 3.600
8 30 1,9 57 108 4 3.249
Total : 900 27.634
Keterangan :
Korelasi ( r ) = 0,917
2
R = 84,01%
Scatter Diagram
Tidak ada pengaturan flow rate pompa
60.5
Y : Slurry dari thickener/ m³
60
r = 0,917
59.5
R² = 84,01 %
59
58.5
58
57.5
57
56.5
56
55.5
1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 2.05
Y : Flowrate Pompa
Kesimpulan :
Tidak ada pengaturan flow rate pompa merupakan penyebab dominan terhadap
terjadinya flow rate pompa terlalu besar dengan korelasi positif kuat sebesar r = 0,917
atau R² = 84,01 %. Artinya semakin tidak ada pengaturan flow rate pompa, maka
tekanan slurry menjadi besar (flow rate terlalu besar), sehingga menyebabkan kebocoran
pada pipa filling, penyebab tersebut akan diperbaiki di langkah IV.
19
Tidak Rapat
No. X.Y X2 Y2
X Y
1 2 2 4 4 4
2 2 2 4 4 4
3 1 0 0 1 0
4 2 1 2 4 1
5 2 1 2 4 1
6 2 1 2 4 1
7 2 1 2 4 1
8 1 0 0 1 0
Total : 16 12
Keterangan :
Korelasi ( r ) = 0,816
2
R = 66,67%
Scatter Diagram
Penyambungan Coupling Equal Tidak Rapat
2.5
Y : penyambungan coupling equal
r = 0,816
2 R² = 66,67 %
tidak rapat/ drat
1.5
0.5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
X : Sambungan poly pipe lepas (frek/kali)
20
Kesimpulan :
penyambungan coupling equal tidak rapat merupakan penyebab dominan
terhadap terjadinya poly pipe lepas dengan korelasi positif kuat sebesar r = 0,816 atau
R² = 66,67 %. Artinya semakin banyak coupling equal yang tidak rapat, maka semakin
banyak pula sambungan pipa yang lepas, sehingga menyebabkan kebocoran pada pipa
filling, penyebab tersebut akan diperbaiki di langkah IV.
72.69 98.59
Keempat faktor penyebab dominan terhadap terjadinya frekuensi kebocoran pipa filling
arah Rise Climber (RC) IX tersebut akan diperbaiki di langkah IV.
21
LANGKAH IV
MEMBUAT RENCANA PERBAIKAN
Periode : 08 – 23 Januari 2017
08 – 12 Januari 2017
Area Thickener
Tidak ada
yang akan dilalui
jalur pipa
3. Pindahkan jalur ke
area yang tidak naik
4. Lakukan uji coba
5. Tulis laporan hasil
kerja
22
13 - 17 Januari 2017
penyambung selesai selesai 2. Pastikan
Area Thickener
an pipa penyambu penyambu penyambungan telah
Komarudin
Tidak ada
ngan pipa ngan pipa selesai dilakukan
3. Pastikan air flushing
lancar sampai di ujung
pipa
4. Lakukan uji coba
5. Tulis laporan hasil
kerja
23
18 – 19 Januari 2017
dengan benar
Bujang Suryana
Area Thickener
2. Memastikan angka
Tidak ada
Flow rate berada di
angka 1,1 - 1,2
m3/menit
3. Lakukan pemantauan
secala berkala
4. Lakukan uji coba
5. Buat laporan hasil kerja
24
20 – 23 Januari 2017
bungan pipa Equal pipa dan kunci
Area Permukaan
Rapat coupling sesuai ukuran
Komarudin
Tidak ada
nya
2. Memasang coupling
/sambungan pipa ke
pipa filling
3. Lakukan uji coba
4. Buat laporan hasil kerja
25
No Keterangan Frekuensi/kali
1 Data Gangguan 4
2 Data Terbaik 2
3 Initial Goal 1
4 Intermediate Target 1
100 %
3
150 % 150 %
2 4
1 2
1 1
0
Data Gangguan Data Terbaik Initial Goal Intermediate Target
Keterangan :
1. Sebelum perbaikan, frekuensi kebocoran pipa filling arah Rise Climber IX sebanyak 4
kali dalam 1 (satu) bulan
2. Data terbaik yang pernah diraih sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Oktober 2016 dan bulan
November 2016
3. Initial goal sebanyak 1 kali
4. Intermediate target sama dengan initial goal yaitu sebanyak 1 kali
Kesimpulan :
Berdasarkan data gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber IX sebelum
perbaikan sebanyak 4 kali, data terbaik 2 kali, target initial goal 1 kali (150 %) dan
intermediate target sebanyak 1 kali (150 %)
26
Komentar Atasan
27
LANGKAH V
MELAKSANAKAN PERBAIKAN
Periode : 24 Januari – 28 Februari 2017
28
Monitoring tanggal 24 Januari – 09 Februari 2017 Run chart “Jalur terlalu naik”
350
Derajat Kemiringan
No 300 300
X/ L – 3 X/ L – 4 270
1 300 190 250 250 240
200 210
2 270 180 190 180 190 180 185 200
180190
180
3 250 190 150
4 240 180 100
5 210 185 50
6 200 180 0
7 190 180 1 2 3 4 5 6 7 8
8 180 190 X/ L-3
Total 1.840 1.475 X/ L-4
Keputusan GKM :
Setelah dilakukan perbaikan dengan memindahkan jalur yang terlalu naik maka posisi
jalur pipa filling tidak lagi naik, dan sudut kemiringan 180 - 190º dijadikan standar,
dengan demikian perbaikan ini dinyatakan BERHASIL.
29
30
31
Monitoring hasil uji coba : (Tanggal 18 – 22 Run Chart “Tidak ada pengaturan
Februari 2017) flow rate pompa”
4.5
4 1.88
Waktu Flow rate 1.9 1.5
No 3.5 1.5 1.5
Filling/Mnt X/ L-3 X/ L-4 1.1 1.5
3
1 30 2 1.5 2.5
2 30 2 1.1 2 2 2 2 2 1.9
1.5 1.7 1.7
3 30 1.7 1.5
4 30 1.7 1.6 1
5 30 2 1.5 0.5
0
6 30 2 1.8
1 2 3 4 5 6 7
7 30 2 1.5
X/ L-4 X/ L-3
8 30 1.9 1.5
Total 15.6 12.38
Keputusan GKM :
Setelah dilakukan perbaikan dengan membuat standar flow rate pompa maka tekanan
slurry/ air terlalu besar atau kecil tidak terjadi lagi, dan flow rate pompa 1.1 – 1.2 m³/
menit dijadikan standar. Dengan demikian perbaikan ini dinyatakan BERHASIL
32
7 60 2 0
8 60 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
Total 14 0
Keputusan GKM :
Setelah dilakukan perbaikan dengan memasang coupling poly pipe sesuai standar maka
sambungan pipa sering lepas tidak terjadi lagi dan saat penyambungan coupling harus
masuk semua/ 100 % ditetapkan menjadi standar. Dengan demikian perbaikan ini
dinyatakan BERHASIL
33
Penyebab
Sebelum perbaikan Sesudah Perbaikan Keterangan
Dominan
1. Jalur terlalu Jalur terlalu naik, Setelah jalur yang Standar sudut
naik maka tekanan slurry terlalu naik kemiringan pipa
yang dikirim ke Rice dipindahkan ke area yg 180 - 190º
Climber (RC) IX tidak naik, maka
akan berat tekanan slurry yang
dikirim ke Rice Climber
(RC) IX menjadi stabil
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Sebelum Perbaikan
Setelah Perbaikan
34
3. Tidak ada Tidak ada Setelah di buat standar Standar flow rate
pengaturan pengaturan flow rate ketetapan flow rate di Thickener arah
flow rate pompa arah Rise pompa, maka tekanan permukaan 1.1 –
pompa Climber (RC) IX air/slurry yang dikirim 1.2 m³/ menit
menga kibatkan ke rise climber (RC)
tekanan air/ slurry IX bisa di atur dengan
terlalu besar/ terlalu flow rate 1.1 – 1.2 m³/
kecil menit
0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
35
LANGKAH VI
MENELITI HASIL PERBAIKAN
Periode : 01 – 31 Maret 2017
36
6.1.3. Perbandingan Terhadap Penyebab Dominan “Tidak Ada Pengaturan Flow Rate
Pompa“ Sebelum dan Sesudah Perbaikan
Frekuensi (kali) tidak ada pengaturan
Frekuensi (kali) Frekuensi (kali)
tidak ada tidak ada flow rate pompa
No
pengaturan flow pengaturan flow
rate pompa rate pompa
(sebelum) (sesudah) 1.95
2 1.5475
1 2 1,5
2 2 1,1 1.5
3 1,9 1,5
4 1,8 1,9 1
5 2 1,5
0.5
6 2 1,88
7 2 1,5 0
8 1,9 1,5 Sebelum Sesudah
Total 15,6 12,38 Perbaikan Perbaikan
Rata-rata 1,95 1,5475
37
3.5
100 %
150 %
150 %
3
200 %
2.5 4
1.5 2
1
0.5 1 1
0
0
Data Gangguan Data Terbaik Initial Goal Intermediate Target Hasil Perbaikan
Keterangan :
1. Sebelum perbaikan, frekuensi kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX
sebanyak 4 kali dalam 1 (satu) bulan
2. Data terbaik yang pernah diraih sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Oktober 2016 dan
bulan Desember 2016
3. Initial goal sebanyak 1 kali
4. Intermediate target sama dengan initial goal yaitu sebanyak 1 kali
5. Hasil Perbaikan sebanyak 0 kali
Kesimpulan :
Berdasarkan data gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX
sebelum perbaikan sebanyak 4 kali, target initial goal 1 kali (150 %) dan intermediate
target sebanyak 1 kali (150 %), dan sesudah perbaikan terdapat penurunan gangguan
sebanyak 0 kali atau 200 %.
38
Diagram batang gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber IX sebelum dan
sesudah perbaikan
Kesimpulan :
Berdasarkan data gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) IX
sebelum perbaikan dan sesudah perbaikan terdapat penurunan gangguan dari segi
frekuensi dari 4 kali menjadi 0 kali, segi waktu dari 15 jam menjadi 0 jam dan biaya dari
Rp. 1.027.005,- menjadi Rp. 0,-.
39
Kesimpulan :
Berdasarkan data gangguan pipa filling bocor arah permukaan sebelum perbaikan
dan sesudah perbaikan terdapat penurunan gangguan dari segi frekuensi dari 7 kali
menjadi 2 kali dan dari segi waktu dari 24 jam menjadi 7 jam serta dari segi kerugian
biaya dari Rp. 1.227.362,- menjadi Rp. 1.149.014,- atau berkurang sebesar Rp. 78.348,-.
40
Quality : Adanya standar output persen solid slurry ke Rise Climber (RC)
IX 35 – 50 % dan adanya standar flow rate pompa thickener ke
Rise Climber (RC) IX 1,1 – 1,2 m3/mnt
Cost : Dengan adanya penanganan pipa filling arah Rise Climber (RC)
IX, maka dapat menghilangkan biaya penggantian :
1. Rubber Packing (2 pcs) Rp. 52.232
2. Poly Pipe Pecah (1 rol) Rp. 826.648,-
3. Coupling Equal (1 Pcs) Rp. 148.125,-
4. Biaya Listrik Rp. 90.000/ jam
5. Naker (3 orang) Rp. 45.000/ jam
Jumlah Rp. 1.162.005,-
Delivery : Proses filling ke Rise Climber (RC) IX lebih lancar karena sudah
ada ketetapan persen solid dan flow rate arah Rise Climber (RC)
IX
Safety : Kebocoran akibat filling ke Rise Climber (RC) IX tidak ada lagi
Moral : Karyawan merasa nyaman karena tidak ada lagi penanganan pipa
filling arah Rise Climber (RC) IX
Environment : Tidak ada slurry terbuang akibat pipa filling bocor ke Rise
Climber (RC) IX
41
Pengembangan
5 5 Penerapan PDCA dan
keterampilan dan
QC tools
talenta
Nilai anggota
No Uraian Komar A. Bujang Jml Rata2
udin Kabir R S
Motivasi peningkatan pengetahuan dan
1 5 5 5 15 5
keterampilan
2 Hubungan kerja dan team work 5 5 5 15 5
3 Frekuensi dan mutu pertemuan 5 5 5 15 5
4 Kerjasama atasan dengan bawahan 5 5 5 15 5
Konsistensi pelaksanaan SDCA dan
5 5 5 5 15 5
program 5S
Paraf
Jumlah 25
Rata-rata 5
Keterangan nilai :
1. sangat kurang 2. kurang 3. cukup 4. baik/ gold 5. sangat baik/istimewa/excelent
42
Motivasi peningkatan
pengetahuan dan…
5 5
4
3
Konsistensi 2 Hubungan kerja dan
pelaksanaan SDCA… 5 1 5 team work
0
6.9. Rinda Window Kinerja QCC dan Mutu Lokasi Kerja Setelah Melakukan Perbaikan
Good
4
Mutu Lokasi Kerja
Zone C
3
Zone D Zone C-2
2
Zone D-2
1
1 2 3 4 5
Level High
Kinerja QCC
Kesimpulan :
Berdasarkan Nilai Rata anggota gugus pada kinerja QCC (X) rata – rata: 5
Berdasarkan Nilai Rata anggota guguspada Mutu Lokasi Kerja (Y) rata – rata: 5
Sehingga rinda window pada kinerja QCC dan pada Mutu Lokasi Kerja berada
pada posisi zona A, hal ini menunjukan bahwa mutu kerja dan kegiatan PDCA
berada pada tahap sangat baik/ excelent.
43
6.10. Rinda Window Perbandingan Kinerja QCC Sebelum dan Sesudah Perbaikan :
Kesimpulan :
Kinerja QCC sebelum perbaikan sebesar 2,55/ cukup dan setelah perbaikan
meningkat menjadi 5/ sangat baik.
Mutu Lokasi Kerja sebelum perbaikan sebesar 2,5/ cukup dan setelah perbaikan
meningkat menjadi 5/ sangat baik.
44
LANGKAH VII
STANDARISASI
Periode : 01 – 15 April 2017
46
47
LANGKAH VIII
MENGUMPULKAN DATA BARU DAN MEMBUAT RENCANA BARU
Periode : 16 – 22 April 2017
Untuk mendukung hal tersebut gugus membuat WI baru dan mengusulkan revisi WI yaitu :
- Revisi WI No : WI-110.03.25.R.2 (Judul : Pengoperasian Pompa Slurry Thickener)
- Revisi WI No : WI-110.03.39.R.1. ( Judul : Pemeliharaan, Pemasangan dan Penyulaman
Pipa Backfill)
Sosialisasi mengenai revisi WI dilakukan melalui safety talk kepada semua crew
Thickener di semua shift.
48
50%
0 0 0
0%
Frekuensi ( kali ) Waktu ( jam ) Biaya ( Rp )
49
GANGGUAN
NO MASALAH FREKUENSI WAKTU
BIAYA (Rp)
(kali) (jam)
1 Rise Climber (RC) XII 2 7 974.773
2 Arah Butak 1 3 148.125
3 Arah Longsoran 1 2 26.116
TOTAL 4 12 1.149.014
50
2.5 8 1,200,000
7 Waktu (jam) 974,77
2 Frekuensi 7 3
1,000,000
2 (kali)
6
800,000
1.5 5
1 1 4 600,000
1 3
3 400,000
2 148,12
0.5 2 5
200,000
1 26,116
0 0
Rise Arah Butak Arah 0 Rise Arah Butak Arah
Climber Longsoran Rise Climber Arah Butak Arah Climber Longsoran
(RC) XII (RC) XII Longsoran (RC) XII
Analisa Pareto :
Berdasarkan analisa data terhadap gangguan pipa filling arah permukaan bocor
periode 01 – 30 April 2017, diketahui bahwa :
- Gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) XII merupakan gangguan lebih
tinggi dilihat dari frekuensi gangguan yaitu sebanyak 2 kali
- Gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) XII merupakan gangguan lebih
tinggi dilihat dari waktu gangguan yaitu sebanyak 7 jam
- Gangguan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC) XII merupakan gangguan lebih
tinggi dilihat dari biaya gangguan yaitu sebesar Rp. 974.773,-
Kesimpulan :
- Berdasarkan tabel data dan analisa tersebut di atas, gangguan kebocoran pipa filling arah
Rise Climber (RC) XII masih merupakan masalah yang telah menimbulkan kerugian
frekuensi 2 kali, waktu 7 jam dan biaya sebesar Rp. 974.773, dengan demikian GKM
SILET sepakat menetapkan kebocoran pipa filling arah Rise Climber (RC)XII sebagai
persoalan yang harus segera diperbaiki, dan selanjutnya tema perbaikan yang ditetapkan
adalah :
51
JADWAL
AGUS
Lang MEI JUNI JULI RENCANA
Tahapan TUS
kah PERTEMUAN
1234123412341234 Tanggal Jumlah
I Menentukan tema dan judul x
P II Menganalisa penyebab x
Menguji dan menentukan
III xx
penyebab dominan
VII Standarisasi x
A Megumpulkan data baru dan
VIII x
membuat rencana berikutnya
KETERANGAN : X = RENCANA TOTAL PERTEMUAN
52