‘’DRAINASE BUATAN’’
Disusun Oleh:
1. Bustamil Muhammad
2. Amrin Muhammad
3. Rosita Rizal
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI SIPIL
UNIVERSITAS NUKU KOTA TIDORE KEPULAUAN
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah Drainase Perkotaan ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai ‘Drainase Buatan’’.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah Hidrologi dan Drainase,
program studi teknik sipil dan perencanaan. Selain itu, penulis juga bertujuan untuk meningatkan
pengetahuan mengenai pentingnya keberadaan saluran drainase pada sebuah kota atau daerah sebagai
bagian dari menanggulangi bencana banjir maupun krisis kekurangan air.
1.3 Batasan Masalah
Banjir merupakan kata yang sangat popular di Indonesia, khususnya pada musim hujan,
mengingat hampir semua kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Peristiwa ini hampir setiap tahun
berulang, namun sampai saat ini belum terselesaikan bahkan cenderung makin meningkat, baik
frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.
Jika dilihat, akar permasalahan banjir di perkotaan berawal dari pertambahan penduduk yang
sangat cepat akibat urbanisasi (baik migrasi musiman maupun permanen). Pertambahan penduduk yang
tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana perkotaan yang memadai mengakibatkan
pemanfaatan lahan perkotaan menjadi semrawut. Pemanfaatan lahan yang tidak tertib inilah yang
menyebabkan persoalan drainase di perkotaan menjadi sangat kompleks. Hal ini barangkali juga
disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah dan tidak peduli terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh kota.
BAB II
LANDASAN TEORI
Drainase yang berasal dari kata kerja 'to drain' yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air,
adalah terminologi yang digunakan untuk menyatakan sistem-sistem yang berkaitan dengan
penanganan masalah kelebihan air, baik diatas maupun dibawah permukaan tanah.
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik yang
terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia.
Drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah
perkotaan (urban) yang berfungsi untuk mengendalikan atau meringankan kelebihan air permukaan
didaerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat
memberikan manfat bagi kehidupan manusia.
Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-
gorong di bawah tanah. Drainase berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Pengertian drainase perkotaan tidak terbatas pada teknik pembuangan air yang berlebihan namun lebih
luas lagi menyangkut keterkaitannya dengan aspek kehidupan yang berada di dalam kawasan perkotaan.
Semua hal yang menyangkut kelebihan air yang berada di kawasan kota sudah pasti dapat
menimbulkan permasalahan drainase yang cukup komplek. Dengan semakin kompleknya
permasalahan drainase di perkotaan, maka di dalam perencanaan dan pembangunan bangunan air untuk
drainase perkotaan, keberhasilannya tergantung pada kemampuan masing-masing perencana. Dengan
demikian di dalam proses pekerjaan memerlukan kerjasama dengan beberapa ahli di bidang lain yang
terkait.
b. Pengendalian kelebihan air permukaan dapat dilakukan secara aman, lancar dan efisien
serta sejauh mungkin dapat mendukung kelestarian lingkungan.
a. Mengeringkan bagian wilayah kota yang permukaan lahannya rendah dari genangan
sehingga tidak menimbulkan dampak negative berupa kerusakan infrastruktur kota dan
harta benda milik masyarakat.
b. Mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan air terdekat secepatnya agar tidak
membanjiri/menggenangi kota yang dapat merusak selain harta benda masyarakat juga
infrastruktur perkotaan.
c. Mengendalikan sebagian air permukaan akibat hujan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik.
d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian air tanah. (H.A. Halim Hasmar
2012 : 1)
Terbentuk secara alami, tidak ada unsur campur tangan manusia serta tidak terdapat
bangunan-bangunan pelimpah, pasangan batu/beton, gorong-gorong dan lain-lain.
Dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainasi, untuk menentukan debit akibat hujan,
kecepatan resapan air dalam tanah dan dimensi saluran serta memerlukan bangunan-
bangunan khusus seperti selokan pasangan batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan
sebagainya.
C. Menurut Fungsi
1. Single Purpose
Saluran berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja, misalnya air
hujan atau jenis air buangan lain seperti air limbah domestik, air limbah industry
dan lain-lain.
2. Multy Purpose
D. Menurut Konstruksi
1. Saluran Terbuka
Saluran untuk air hujan yang terletak di area yang cukup luas. Juga untuk
saluran air non hujan yang tidak mengganggu kesehatan lingkungan.
2. Saluran Tertutup
Saluran air untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Juga untuk
saluran dalam kota.
BAB III
PEMBAHASAN
2. Menurut Konstruksi
a. Saluran terbuka
Saluran terbuka yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di
daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak
membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
b. Saluran tertutup
Saluran tertutup yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran kotor (air
yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di
kota/permukiman.
4.1 Kesimpulan
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan suatu daerah dan permasalahan banjir yang makin
meningkat pula maka pengelolaan drainase harus dilaksanakan secara menyelutruh dimulai dari tahap
perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan yang ditunjang peningkatan kelembagaan dan
partisipasi masyarakat.
4.2 Saran
Pembangunan Sistem Drainase harus memperhatikan fungsi drainase sebagai prasarana yang
didasarkan pada konsep berwawasan lingkungan.
Konsep ini berkaitan dengan upaya konservasi sumber daya air yang pada prinsipnya adalah
pengendalian air hujan.