PENDAHULUAN
Gambar 1. Struktur
Rumah Sakit Umum Haji Medan
Berdasarkan hasil identifikasi, isu-isu yang ditemukan di Rumah Sakit Umum Haji
Medan, yaitu:
1..Belum Optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Penyebab belum tertanganinya permasalahan terkait laktasi di Rumah Sakit
Umum Haji Medan adalah:
1. Lingkungan/ Sarana Prasarana
Lokasi pojok laktasi yang tidak strategis dimana Rumah Sakit Umum
Haji Medan mempunyai satu pojok laktasi yang ada di ruangan Hijir
Ismail, pada saat ini masih banyak yang tidak mengetahui keberadaan
pojok laktasi tersebut sehingga masih belum optimal digunakan.
Tidak adanya poli laktasi
2. Sistem
8
Tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) alur pelayanan laktasi
yang jelas
Pelayanan laktasi belum dianggap sebagai bagian terpadu perawatan
pasien
Tidak adanya petunjuk teknis mengenai pelayanan laktasi pada pasien
rawat jalan
Sistem pelayanan belum mengoptimalkan pojok laktasi
3. Pasien
Pendidikan ibu pasien yang rendah.
Kurangnya pengetahuan ibu pasien mengenai laktasi Kurangnya
motivasi ibu untuk menyusui anaknya
Kurangnya motivasi keluarga pasien untuk mendukung ibu untuk
menyusui.
Pasien belum mengetahui pentingnya pojok laktasi
4. Tenaga Kesehatan
Terbatasnya tenaga konselor menyusui
Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pentingnya pojok
laktasi
Kurangnya inisiatif dari tenaga kesehatan lain
Kurangnya motivasi dari tenaga kesehatan yang ada
2. Belum optimalnya +
Pelayanan Tumbuh
Kembang Anak di
Rumah Sakit
Umum Haji Medan
3. Belum Optimalnya +
Pelayanan Gizi
Anak di Rumah
Sakit Umum Haji
Medan
Dari hasil analisis isu dengan metode APKL, seluruh isu layak untuk diangkat. Oleh
karena itu digunakan metode lain sebagai penetapan skala prioritas isu, yaitu metode
USG.
Dengan menggunakan skala nilai pada tabel di atas maka penetapan isu yang
menjadi prioritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.3 Analisis Penetapan Isu Melaui Skala Nilai Matriks USG
Isu U S G Total Peringkat
1. Belum optimalnya 5 5 5 15 1
Pelayanan Pojok
Laktasi di Rumah
Sakit Umum Haji
Medan
2. Belum optimalnya 4 5 5 14 2
Pelayanan Tumbuh
Kembang Anak di
Rumah Sakit Umum
Haji Medan
3. Belum optimalnya 4 5 4 13 3
Pelayanan Gizi Anak di
Rumah Sakit Umum Haji
Medan
Dari metode USG diatas didapatkan isu yang memiliki nilai tertinggi adalah Belum
Optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
15
3.1.1 Akuntabilitas
Dengan diterapkannya akuntabilitas, yaitu merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tangguang jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebuah hubungan, berorientasi pada hasil,
membutuhkan adanya laporan, memerlukan konsekuensi dan memperbaiki
kinerja. Akuntabilitas memiliki lima tingkatan yang berbeda, yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Berdasarkan tingkatan akuntabilitas
tersebut dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, yaitu
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
a. Keseimbangan
b. Kejelasan
c. Konsistensi
3.1.2 Nasionalisme
Mata pelatihan nasionalisme memfasilitasi pembentukan nilai Pancasila dalam
menumbuhkan nasionalisme ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Makna nasionalisme secara
politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak merendahkan bangsa
lain. Nasionalisme merupakan pondasi bagi ASN untuk mengaktualisasikan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara. Atau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Dari fungsi tersebut, seorang ASN
memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik yang mencakup artian bahwa
ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang
dan sektor pemerintahan.
Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik adalah segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat
yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dari definisi tersebut, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam
pelayanan publik yaitu:
a..Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
aparat pemerintah.
b. Objek layanan adalah masyarakat atau publik.
c. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang, jasa, maupun administratif
sesuai kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku.
Aparatur Sipil Negara sebagai perekat dan pemersatu bangsa memiliki arti
bahwa seorang ASN dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan. Berdasarkan tiga fungsi ASN tersebut,
peran yang dilakukan ASN harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta Undang-
Undang yang berlaku.
3.1.3 Etika Publik
Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika publik melalui
pembelajaran kode etik dan perilaku pejabat publik, bentuk-bentuk kode etik dan
implikasinya, dan penerapan kode etik ASN. Etika publik merupakan refleksi
tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam
pelayanan publik, yaitu:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yaitu,
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
2 Membuat bahan - Meminta izin kepada Bahan sosialisasi Dalam meminta izin Dengan bahan Dengan membuat
sosialisasi pimpinan pojok laktasi kepada pimpinan saya sosialisasi maka bahan sosialisasi
pojok laktasi - Mengumpulkan bahan dalam bentuk akan menggunakan misi Rumah ini maka nilai
berupa power - Menyusun urutan power power point bahasa yang sopan dan Sakit Umum organisasi pro
point point ramah. Lalu saya akan Haji yang rakyat, inklusif
- Mencetak bahan power berusaha secara pertama yaitu dan efektif dapat
point profesional untuk meningkatkan dipenuhi
mengumpulkan bahan profesionalisme,
yang sebaik-baiknya . kompetensi
Kemudian saya akan sumber daya
menyusun urutan power manusia Rumah
point dengan teliti. Dan Sakit Umum
saya akan mencetak Haji Medan
bahan power point Provinsi
dengan menggunakan Sumatera dapat
biaya sendiri. terwujud
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan ramah)
- Akuntabilitas
(profesional)
- Komitmen mutu
(teliti)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)
3. Sosialisasi - Meminta izin atasan Tenaga medis Dalam melakukan Dengan Dengan
mengenai untuk dilakukannya mengetahui sosialisasi saya akan sosialisasi maka melakukan
pentingnya sosialisai keberadaan meminta izin terlebih misi Rumah sosialisasi ini
pojok laktasi - Membuat undangan pojok laktasi dahulu kepada pimpinan, Sakit Umum maka nilai
kepada tenaga sosialisasi saya akan menjelaskan Haji yang organisasi pro
medis - Penetapan tanggal dan maksud dan tujuan pertama yaitu rakyat, inklusif
tempat dengan bahasa yang meningkatkan dan efektif dapat
- Melakukan sosialisasi sopan dan ramah. Lalu profesionalisme, diperkuat.
dengan melakukan saya melakukan kompetensi
bimbingan teknis sosialisasi dengan bahasa sumber daya
sederhana yang jelas dan santun. manusia Rumah
- Mendokumentasikan Saya akan bertanggung Sakit Umum
kegiatan jawab untuk melakukan Haji Medan
sosialisasi dengan sebaik- Provinsi
baiknya agar sosialisasi Sumatera dapat
berjalan efektif. terwujud
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan,
ramah, jelas, dan
santun)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab)
- Komitmen mutu
(efektif)
4. Membuat leaflet - Melapor kepada atasan Leaflet tentang Dalam pembuatan leaflet, Dengan Dengan
tentang ASI dan untuk mendapat ASI dan pojok sebelumnya saya akan membuat leaflet melakukan
pojok laktasi persetujuan laktasi meminta izin kepada maka misi kegiatan ini maka
- Mencari bahan leaflet pimpinan, saya akan Rumah Sakit nilai organisasi
- Mensketsa leaflet menjelaskan maksud dan Umum Haji pro rakyat, bersih
semenarik mungkin tujuan dengan bahasa yang kelima dan inklusif dapat
- Mencetak leaflet yang sopan dan santun. yaitu diperkuat
- Menentukan jumlah Kemudian saya akan meningkatkan
keluarga pasien yang berusaha secara pelayanan yang
akan diberikan leaflet profesional untuk berkualitas,
menyiapkan alat dan transparan,
bahan untuk membuat bersih, ramah,
leaflet, membuatnya aman dan
dengan desain yang nyaman, serta
kreatif dan menarik. lingkungan
Saya akan bertanggung yang sehat
jawab untuk bernuansa go
menyelesaikan leaflet dan green dapat
mencetaknya dengan terwujud.
biaya sendiri. Mendata
jumlah keluarga pasien
yang akan diberikan
leaflet dengan bekerja
sama dengan perawat dan
membagikannya dengan
adil, tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin,
ras, agama, suku
maupun status sosial.
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan santun
- Komitmen mutu
(kreatif dan menarik)
- Akuntabilitas
(professional,
bertanggung jawab)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)
- Nasionalisme (adil,
tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin,
ras, agama, suku
maupun status sosial)
6. Menata pojok - Meminta izin atasan Pojok laktasi Sebelum menata pojok Dengan Dengan menata
laktasi untuk menata pojok yang sesuai laktasi saya akan melakukan pojok laktasi
laktasi standar meminta izin kepada kegiatan ini maka nilai
- Mencatat kesediaan pimpinan, saya akan dapat organisasi pro
peralatan dan menjelaskan maksud dan mewujudkan rakyat, bersih dan
kelengkapan yang ada tujuannya dengan bahasa misi rumah efektif dapat
di Pojok Laktasi yang sopan dan santun. sakit yang dipenuhi.
- Mencatat kekurangan Kemudian saya akan kedua yaitu
alat dan perlengkapan mencatat kesediaan meningkatkan
yang ada di pojok peralatan dan kekurangan kualitas sarana
laktasi alat dengan teliti. Lalu dan prasarana
- Menyediakan peralatan saya melengkapi alat - Rumah Sakit
dan perlengkapan pojok alat di Pojok Laktasi Haji Umum
laktasi dengan jujur, Haji Medan,
bertanggung jawab, dan sesuai standar
kerja keras. Nasional dan
Mata pelatihan yang Internasional
terkait: ,dengan prinsip
- Etika publik (sopan kenyamanan
dan santun) dan
- Komitmen mutu keselamatan.
(teliti)
- Anti korupsi (jujur)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab,
kerja keras)
Foto 1 : Meminta izin atasan untuk dilakukannya penyuluhan tentang pojok laktasi
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Aktualisasi seluruh rancangan kegiatan akan dilaksanakan dengan menerapkan
nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik
di unit kerja RSU Haji Medan. Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) merupakan sebagian dari nilai-nilai
dasar profesi ASN yang harus dipegang teguh oleh seluruh ASN. Kelima nilai dasar
tersebut diharapkan mampu menjadi landasan kerja, cara berpikir dan bekerja serta
untuk menciptakan kinerja dan pelayanan yang berorientasi pada publik, bangsa
dan negara.
Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Calon Dokter Anak Ahli
Pertama di Rumah Sakit Umum Haji Madan dilakukan melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut:
1. Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
2. Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
3. Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis
4. Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
5. Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan
6. Menata pojok laktasi
7. Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Dalam melakukan aktualisasi ini, peran dan bimbingan coach serta mentor
sangat besar mulai dari proses penyusunan hingga implementasi nilai-nilai dasar
ANEKA ini di lingkungan kerja.
5.2 Rekomendasi
Agar nilai-nilai ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik tersebut
terinternalisasi kepada seluruh ASN, maka aktualisasi kerja nyata merupakan salah
satu cara yang dapat ditempuh. Diperlukan adanya implementasi nilai-nilai
ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik sehingga nilai-nilai
tersebut tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan bagi calon ASN. Komitmen
terhadap konsistensi melakukan kegitaan tentu sangat diperlukan bukan hanya pada
tahap Diklatsar ini, tetapi lebih dari itu kegiatan yang berdasarkan nilai ANEKA ini
seharusnya menjadi kebiasaan yang terus-menerus diterapkan setiap ASN sehingga
menjadi aparat yang punya kompetensi dan memiliki nilai-nilai profesi ASN yang
luhur.
Sedangkan terkait dengan Pelatihan Dasar Golongan III Tahun 2019, saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Perlunya standarisasi penulisan rancangan aktualisasi dan laporan aktualisasi yang
menyeragamkan semua peserta sehingga tidak menimbulkan kebingungan diantara
para peserta.
2. Konsep pelatihan dasar yang mendasarkan pada nilai-nilai ANEKA dan kedudukan
serta peran PNS telah berhasil meningkatkan kesadaran banyak peserta pelatihan
untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan semangat
mengabdi. Maka kedepannya konsep seperti itu dapat tetap dipertahankan atau
diberi pengembangan lebih baik tanpa menghilangkan sama sekali nilai-nilai
ANEKA dan kedudukan serta peran PNS.
DAFTAR PUSTAKA
Tahapan kegiatan
Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
Keterkaitan substansi mata pelatihan
Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
Penguatan nilai organisasi
Medan, Oktober 2019
Mentor