Anda di halaman 1dari 93

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang-Undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjelaskan
bahwa ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagai salah satu unsur aparatur negara mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam menyelenggarakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Oleh
karena itu penting agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi yang memadai
untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh tanggung jawab.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
mengamanatkan Instansi Pemerintah unutk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan (Diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Lembaga
Administrasi Negara (LAN) menerjemahkan amanat Undang-Undang tersebut dalam
bentuk Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan yang tertuang dalam Peraturan Kepala
LAN Nomor 21 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Pelatihan ini memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal
di tempat pelatihan serta di tempat kerja, yang memungkinkan peserta mampu untuk
menginternalisasi, menerapkan, mengaktualisasikan, membuatnya menjadi kebiasaan
(habituasi), dan merasakan manfaatnya sehingga terpatri dalam dirinya sebagai
karakter PNS yang professional, bermartabat, dan berdaya saing global.
Tenaga kesehatan memiliki kewajiban dalam memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat sehingga kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dapat
ditingkatkan dari proses penyembuhan penyakit (orientasi pengobatan) menjadi proses
pencegahan penyakit (orientasi preventif). Pencapaian derajat kesehatan sejalan
dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas dan optimal. Oleh sebab itu
pelayanan kesehatan harus berlangsung secara tepat, cepat, dan akurat oleh ASN yang
profesional dan memahami nilai-nilai dasar PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Rumah sakit merupakan salah satu media ASN dalam melaksanakan nilai dasar
PNS. Dalam kesempatan ini saya sebagai ASN (tenaga kesehatan dokter spesialis
anak) yang bekerja di Rumah Sakit Haji Medan Provinsi Sumatera Utara akan
berusaha untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam setiap kegiatan
pelayanan sehari-hari.

1.2 Visi, Misi dan Tupoksi Organisasi


1.2.1 Profil RSU Haji Medan dan Satuan Medis Fungsional (SMF) Ilmu
Kesehatan Anak
RSU Haji Medan adalah rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu
memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit
ini juga menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. Rumah Sakit
Haji Medan menyediakan 223 tempat tidur inap, lebih banyak dibanding setiap
rumah sakit di Sumatera Utara yang menyediakan rata-rata delapan puluh tempat
tidur inap. Dengan 131 dokter, rumah sakit ini memiliki lebih banyak dokter
dibandingkan rata-rata rumah sakit di Sumatera Utara. Tiga puluh empat dari 223
tempat tidur di rumah sakit ini berkelas VIP keatas.
Saat ini SMF Ilmu Kesehatan Anak memiliki satu ruangan rawat inap Hijir Ismail
dengan kapasitas dua puluh tempat tidur untuk anak, satu ruangan PICU dengan
kapasitas tempat tidur, satu ruangan NICU dengan kapasitas lima tempat tidur,
ruangan bayi sehat sebanyak sebelas tempat tidur dan ruangan bayi sakit level 2
sebanyak tiga tempat tidur dan satu ruangan poli rawat jalan. Selain itu SDM SMF
Ilmu Kesehatan Anak terdiri dari tenaga medis dokter spesialis anak sebanyak
sepuluh orang, dokter spesialis neurologi anak satu orang, dokter spesialis
gastroenterohepatologi anak stau orang, tenaga paramedis 28 orang terdiri dari
perawat dan bidan dan dua orang non medis.

1.2. 2 Visi dan Misi RSU Haji Medan


Visi RSU Haji Medan
“Sebagai Rumah Sakit unggulan dan pusat rujukan dengan pelayanan bernuansa
islami, ramah lingkungan, berdaya saing sesuai standar Nasional dan
Internasional.”
MISI RSU Haji Medan
1. Meningkatkan profesionalisme, kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit
Umum Haji Medan Provinsi Sumatra Utara
2. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Rumah Sakit Umum Haji Medan,
sesuai standar Nasional dan Internasional dengan prinsip kenyamanan dan
keselamatan
3. Meningkatkan kesejahteraan sumber daya manusia Rumah Sakit Umum Haji
Medan, melalui pola keuangan badan layanan umum daerah
4. Meningkatkan kemudahan jangkauan pelayanan kesehatan
5. Meningkatkan pelayanan yang berkualitas, transparan, bersih, ramah, aman dan
nyaman, serta lingkungan yang sehat bernuansa go green

Gambar 1. Struktur
Rumah Sakit Umum Haji Medan

1.2.3 Tugas Pokok, Fungsi Dokter Spesialis Anak

Adapun tugas pokok dan fungsi dokter spesialis anak adalah:


 Tugas Pokok :
1. Pelayanan medik spesialistik kesehatan anak rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana dan sedang
3. Melakukan tindakan darurat medik tingkat sederhana dan sedang
4. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap
5. Melakukan pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat
6. Pembuatan catatan medik untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
7. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
8. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
9. Menguji kesehatan individu anak
10. Melakukan tugas jaga, panggilan / on call di RSU Haji Medan
11. Pengembangan profesi dengan pembuatan karya tulis ilmiah di bidang kesehatan
12. Melakukan pengabdian masyarakat
13. Penunjang tugas dokter sebagai pengajar / pelatih yang berkaitan dengan bidang
kesehatan anak
14. Berperan serta dalam seminar atau lokakarya dalam bidang kesehatan anak
15. Menjadi keanggotaan dalam organisasi profesi dokter spesialis anak
 Fungsi:
Membantu Direktur RSU Haji Medan dan SMF Ilmu Kesehatan Anak dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan spesialis anak, pendidikan kesehatan dan kegiatan
yang berhubungan dengan manajemen rumah sakit serta pengabdian masyarakat seperti
penyuluhan kesehatan di RSU Haji Medan Provinsi Sumatera Utara
1.2.4 Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi merupakan prinsip sosial, tujuan, atau norma yang harus dapat
diterima oleh seluruh tenaga medis dan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Haji
Medan. Untuk mencapai visi dan misi, Rumah Sakit Umum Haji Medan memiliki
nilai-nilai organisasi sesuai dengan nilai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI) sebagai berikut:
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu
mendahulukan kepentigan rakyat dan harus menghasilkan yang terbaik untuk
rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang
adalah hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status
sosial ekonomi.
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena
pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan saja. Karena itu tiap elemen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat, pengusaha, masyarakat
madani dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta
tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah
ditetapkan dan efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas korupsi, kolusi dan
nepotisme, transparan dan akuntabel.
1.3 Permasalahan
Interaksi berbagai komponen di rumah sakit seperti bangunan, peralatan, manusia
(petugas, pasien dan pengunjung) sangat diperlukan dalam kegiatan pelayanan
kesehatan. Salah satunya adalah pelayanan ilmu kesehatan anak di Rumah Sakit Umum
Haji Medan, dimana masih banyak terdapat permasalahan seperti belum optimalnya
penggunaan fasilitas kesehatan yang telah ada, kurangnya tenaga dokter sub spesialis,
kurangnya pengetahuan keluarga pasien, dan kurangnya minat tenaga medis untuk
memberikan motivasi serta melakukan edukasi kepada keluarga pasien. Salah satunya
adalah belum optimalnya pelayanan laktasi.
Pojok laktasi atau disebut sebagai ruang laktasi didefinisikan sebagai ruang atau
tempat yang di sediakan di tempat kerja, selanjutnya pekerja perempuan dapat
memerah dan menyimpan ASI untuk diberikan kepada bayinya ketika pulang, atau
memberikan ASI nya kepada bayinya selama bekerja. Pojok laktasi atau ruang ASI
dapat merupakan ruang tersendiri atau bagian dari tempat pelayanan kesehatan yang
ada ditempat kerja. Pojok laktasi atau ruang ASI harus memenuhi persyaratan
Kesehatan.
Rumah Sakit Umum Haji Medan mempunyai satu pojok laktasi yang ada di
ruangan Hijir Ismail, pada saat ini pojok laktasi tersebut masih belum optimal
digunakan. Hal ini dapat dilihat dari sangat sedikitnya pasien dan pegawai rumah sakit
yang memakai fasilitas tersebut.
Dalam rancangan aktualisasi ini saya akan mengambil beberapa masalah yang
kemudian akan saya angkat menjadi isu dari permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit
Umum Haji Medan yaitu:
1. Belum Optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
2. Belum Optimalnya Pelayanan Tumbuh Kembang Anak di Rumah Sakit Umum
Haji Medan
3. Belum Optimalnya Pelayanan Gizi Anak di Rumah Sakit Umum Haji Medan

1.4 Tujuan dan Manfaat


1.4.1 Tujuan Aktualisasi
Adapun tujuan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS yaitu:
1. Untuk menerapkan nilai-nilai akuntabilitas sehingga memiliki tanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan yang diembannya
2. Untuk menerapkan nilai-nilai nasionalisme dalam melakukan pekerjaan
3. Untuk menerapkan nilai-nilai etika publik dengan professional sehingga
menciptakan suasana kerja yang harmonis dan menjadi teladan bagi publik
4. Untuk menerapkan nilai-nilai komitmen mutu sehingga mewujudkan pelayanan
prima
5. Untuk menerapkan nilai-nilai anti korupsi sehingga bisa mewujudkan sikap yang
bebas korupsi.

1.4.2 Manfaat Aktualisasi


Manfaat yang didapat dari Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS yaitu:
a. Bagi Peserta
Mampu menjadi bagian dari PNS yang professional dalam bekerja, berkompetensi
dalam menjalankan tugasnya dan berkomitmen memberikan pelayanan yang
mampu memuaskan masyarakat
b. Bagi Institusi
Menjadi agen perubahan yang membantu organisasi agar lebih solid dalam bekerja
sama dan mapu mencapai visi dan misi yang telah ditentukan organisasi
c. Bagi Masyarakat
Menjadi harapan dan jawaban bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan
Efektif, Efisien, Ramah, dan Bermutu tinggi
d. Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menjadi abdi negara yang mampu melayani dengan sepenuh hati secara
profesional demi terciptanya kemakmuran bagi Masyarakat, Negara, dan Bangsa
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Pengertian isu secara umum adalah suatu kejadian yang diartikan sebagai masalah.
Pengertian isu yang lainnya adalah adanya/disadarinya suatu fenomena atau
kejadian yang dianggap penting atau dapat menjadi menarik perhatian orang
banyak, sehingga menjadi bahan yang layak untuk didiskusikan. Terdapat tiga
kemampuan yang mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu
yaitu
1. Environmental scanning yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi dan
mampu memetakan hubungan kausalitas
2. Problem solving yaitu mampu mengembangkan dan memilih alternative, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing
3. Analisis yaitu mampu berpikir konseptual, mampu mengidentifikasi
dampak/manfaat dari sebuah pilihan kebijakan/program/kegiatan/tahapan kegiatan.
Dalam proses penetapan isu ada beberapa syarat yang digunakan yaitu
menggunakan pernyataan negatif, singkat, jelas serta jelas focus dan locusnya.

Berdasarkan hasil identifikasi, isu-isu yang ditemukan di Rumah Sakit Umum Haji
Medan, yaitu:
1..Belum Optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Penyebab belum tertanganinya permasalahan terkait laktasi di Rumah Sakit
Umum Haji Medan adalah:
1. Lingkungan/ Sarana Prasarana
 Lokasi pojok laktasi yang tidak strategis dimana Rumah Sakit Umum
Haji Medan mempunyai satu pojok laktasi yang ada di ruangan Hijir
Ismail, pada saat ini masih banyak yang tidak mengetahui keberadaan
pojok laktasi tersebut sehingga masih belum optimal digunakan.
 Tidak adanya poli laktasi
2. Sistem

8
 Tidak adanya Standar Operasional Prosedur (SOP) alur pelayanan laktasi
yang jelas
 Pelayanan laktasi belum dianggap sebagai bagian terpadu perawatan
pasien
 Tidak adanya petunjuk teknis mengenai pelayanan laktasi pada pasien
rawat jalan
 Sistem pelayanan belum mengoptimalkan pojok laktasi
3. Pasien
 Pendidikan ibu pasien yang rendah.
 Kurangnya pengetahuan ibu pasien mengenai laktasi Kurangnya
motivasi ibu untuk menyusui anaknya
 Kurangnya motivasi keluarga pasien untuk mendukung ibu untuk
menyusui.
 Pasien belum mengetahui pentingnya pojok laktasi

4. Tenaga Kesehatan
 Terbatasnya tenaga konselor menyusui
 Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pentingnya pojok
laktasi
 Kurangnya inisiatif dari tenaga kesehatan lain
 Kurangnya motivasi dari tenaga kesehatan yang ada

2.Belum Optimalnya Pelayanan Tumbuh Kembang Anak di Rumah Sakit Umum


Haji Medan
Penyebab belum tertanganinya permasalahan terkait Pelayanan Tumbuh
Kembang Anak di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah:
1. Sistem
 Pelayanan tumbuh kembang belum dianggap sebagai bagian terpadu
perawatan pasien
 Sistem pelayanan belum mengoptimalkan pemeriksaan tumbuh kembang
anak
2. Tenaga Kesehatan
 Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pentingnya
pemeriksaan tumbuh kembang anak
 Kurangnya motivasi dari tenaga kesehatan yang ada
 Sering tidak dilakukan pemeriksaan tumbuh kembang di Poli Anak
3.Belum Optimalnya Pelayanan Gizi Anak di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Penyebab belum tertanganinya permasalahan terkait pelayanan gizi di Rumah
Sakit Umum Haji Medan adalah:
1. Sistem
 Pelayanan gizi belum dianggap sebagai bagian terpadu perawatan pasien
 Sistem pelayanan belum mengoptimalkan pelayanan gizi anak
2. Tenaga Kesehatan
 Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan mengenai pentingnya
pelayanan gizi anak
 Kurangnya inisiatif dari tenaga kesehatan lain
 Kurangnya motivasi dari tenaga kesehatan yang ada
 Sering tidak dilakukan pemeriksaan antropometri lengkap (berat badan,
tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas)
Isu yang akan dijadikan sebagai bahan aktualisasi di lapangan tersebut, akan
dianalisa dengan menggunakan analisis isu berdasarkan APKL (Aktual, Problematik,
Khalayak, Layak) dan pemilihan atau penetapan isu dengan menggunakan metode
USG (Urgency, Serioussness dan Growth).

2.2 Analisis Isu


Dalam hal penyusunan gagasan pemecahan isu perlu adanya analisis isu yang akan
diangkat dengan melakukan analisi kriteria isu.
Alat bantu yang digunakan untuk menganalisa kriteria isu yaitu dengan metode
APKL (Aktual, Problematika, Khalayak, Layak).
 Aktual adalah isu yang sedang atau dalam proses kejadian, sedang hangat
dibicarakan dikalanagan masyarakat, atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam
waktu dekat. Jadi bukan isu yang lepas dari perhatian masyarakat atau isu yang
sudah basi.
 Problematika adalah isu yang menyimpang dari harapan, standar, ketentuan yang
menimbulkan kegelisahaan yang perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya
 Khalayak adalah isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak,
masyarakat pelanggan pada umumnya, dan bukan hanya untu kepentingan seseorang
atau sekelompok kecil orang tertentu saja.
 Layak adalah isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai
dengan tugas, hak, wewenag dan tanggungjawab.
Tabel 2.1 Analisis Isu dengan Metode APKL
Isu Tapisan Isu
Aktual Proble-matik Khala-yak Layak Terpilih/tidak
1. Belum optimalnya     +
Pelayanan Pojok
Laktasi di Rumah
Sakit Umum Haji
Medan

2. Belum optimalnya     +
Pelayanan Tumbuh
Kembang Anak di
Rumah Sakit
Umum Haji Medan

3. Belum Optimalnya     +
Pelayanan Gizi
Anak di Rumah
Sakit Umum Haji
Medan

Dari hasil analisis isu dengan metode APKL, seluruh isu layak untuk diangkat. Oleh
karena itu digunakan metode lain sebagai penetapan skala prioritas isu, yaitu metode
USG.

2.3 Penetapan Isu dan Dampak


2.3.1 Penetapan Isu
Dalam menetapkan prioritas isu, maka akan digunakan metode USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth). Metode ini merupakan salah satu alat untuk memilih
masalah proritas dengan menggunakan penilaian/pembobotan skala nilai 1-5,
sehingga dapat diketahui urutan kepentingan isu dengan menggunakan 3 (tiga)
komponen/variabel pembanding, yaitu:
 U (Urgency) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgency masalah tersebut.
 S (Seriousness) berkaitan dengan dampak dan pengaruhnya masalah
tersebut. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi seseorang
seperti dampaknya terhadap produktifitas, keselamatan jiwa manusia.
Semakin tinggi dampak masalah tersebut maka semakin serius masalah
tersebut.
 G (Growth) berkaitan dengan dampak masa depan dan perkembangannya.
Semakin cepat berkembang masalah tersebut, semakin tinggi pertumbuhan
masalahnya.
Nilai dari ketiga variabel tersebut akan dijumlahkan dan isu yang mempunyai jumlah
nilai terbesar merupakan prioritas utama yang harus diselesaikan. Berikut tabel skala
nilai matriks USG
Tabel 2.2 Skala Nilai Matriks USG
SKALA KETERANGAN
5 Sangat urgent/Serius/Mendesak
4 Urgent/Serius/Mendesak
3 Cukup Urgent/Serius/Mendesak
2 Kurang Urgent/Serius/Mendesak
1 Tidak Urgent/Serius/Mendesak

Dengan menggunakan skala nilai pada tabel di atas maka penetapan isu yang
menjadi prioritas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.3 Analisis Penetapan Isu Melaui Skala Nilai Matriks USG
Isu U S G Total Peringkat
1. Belum optimalnya 5 5 5 15 1
Pelayanan Pojok
Laktasi di Rumah
Sakit Umum Haji
Medan
2. Belum optimalnya 4 5 5 14 2
Pelayanan Tumbuh
Kembang Anak di
Rumah Sakit Umum
Haji Medan
3. Belum optimalnya 4 5 4 13 3
Pelayanan Gizi Anak di
Rumah Sakit Umum Haji
Medan

Dari metode USG diatas didapatkan isu yang memiliki nilai tertinggi adalah Belum
Optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan.

2.3.2 Analisis Dampak Isu


Dampak yang ditimbulkan bila tidak tertanganinya permasalahan Belum
optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah:
1. Meningkatnya jumlah bayi tidak mendapat Asi Ekslusif
2. Meningkatnya pemakaian susu formula
3. Meningkatnya pembiayaan keluarga
4. Meningkatnya angka kesakitan bayi
5. Meningkatnya angka kematian bayi

2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan


Gagasan pemecahan atas isu belum optimalnya pelayanan pojok laktasi di Rumah
Sakit Umum Haji Medan adalah Upaya Mengoptimalkan Kebijakan Pojok
Laktasi. Kegiatan aktualisasi yang akan dilakukan yaitu:
1. Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
2. Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
3. Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis
4. Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
5. Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan
6. Menata pojok laktasi
7. Evaluasi penggunaan pojok laktasi

2.5 Role Model


Role model penulis disini adalah dr. Khainir Akbar, Sp.A selaku Direktur Rumah
Sakit Umum Haji Medan. Alasan saya memilih beliau sebagai role model karena
beliau merupakan sosok yang menjunjung tinggi nilai-nilai dasar ASN, yaitu sosok
yang professional, pekerja keras, dan berjiwa kepemimpinan yang baik.
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014, Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai ASN secara
tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Sebagai PNS berhak untuk memperoleh gaji, tunjangan, fasilitas dan cuti. Selain itu
PNS juga berhak mendapatkan jaminan pensiun dan hari tua, perlindungan serta
pengembangan kompetensi.
Selain dari hak, ASN mempunyai kewajiban setia dan taat pada Pancasila,
Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah. Kewajiban ASN lainnya
adalah menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang, menaati ketentuan peraturan
perundang-undangan, melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab. ASN wajib menunjukkan integritas dan
keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
di dalam maupun di luar kedinasan. ASN harus dapat menyimpan rahasia jabatan
dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan serta bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Melalui pembelajaran nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Mutu, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) peserta CPNS mampu memahami
dan menerapkan nilai dan kode etik yang telah dipelajari. Kelima mata pelatihan
tersebut dirancang dan disampaikan secara terpisah dalam satu kesatuan untuk
mencapai tujuan kurikulum pembelajaran agenda nilai-nilai dasar CPNS, dengan
memberi penekanan pada kemampuan dalam memaknai dan menginternalisasi
nilai nilai dasar ASN.

15
3.1.1 Akuntabilitas
Dengan diterapkannya akuntabilitas, yaitu merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi tangguang jawab yang
menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-
nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebuah hubungan, berorientasi pada hasil,
membutuhkan adanya laporan, memerlukan konsekuensi dan memperbaiki
kinerja. Akuntabilitas memiliki lima tingkatan yang berbeda, yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Berdasarkan tingkatan akuntabilitas
tersebut dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, yaitu
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
a. Keseimbangan
b. Kejelasan
c. Konsistensi

3.1.2 Nasionalisme
Mata pelatihan nasionalisme memfasilitasi pembentukan nilai Pancasila dalam
menumbuhkan nasionalisme ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Makna nasionalisme secara
politis merupakan manifestasi kesadaran nasional yang mengandung cita-cita dan
pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut kemerdekaan atau
mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk membangun dirinya
maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya. Nasionalisme adalah suatu
sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak merendahkan bangsa
lain. Nasionalisme merupakan pondasi bagi ASN untuk mengaktualisasikan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan
publik, bangsa dan negara. Atau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik dan perekat dan pemersatu bangsa. Dari fungsi tersebut, seorang ASN
memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik yang mencakup artian bahwa
ASN adalah aparat pelaksana (eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang
dan sektor pemerintahan.
Aparatur Sipil Negara sebagai pelayan publik adalah segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat
yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dari definisi tersebut, ada tiga poin penting yang harus diperhatikan dalam
pelayanan publik yaitu:
a..Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
aparat pemerintah.
b. Objek layanan adalah masyarakat atau publik.
c. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang, jasa, maupun administratif
sesuai kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang berlaku.
Aparatur Sipil Negara sebagai perekat dan pemersatu bangsa memiliki arti
bahwa seorang ASN dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan. Berdasarkan tiga fungsi ASN tersebut,
peran yang dilakukan ASN harus sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta Undang-
Undang yang berlaku.
3.1.3 Etika Publik
Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika publik melalui
pembelajaran kode etik dan perilaku pejabat publik, bentuk-bentuk kode etik dan
implikasinya, dan penerapan kode etik ASN. Etika publik merupakan refleksi
tentang standar atau norma yang menentukan baik atau buruk, benar atau salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada tiga fokus utama dalam
pelayanan publik, yaitu:
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.

Terdapat 3 (tiga) dimensi publik, yaitu dimensi kualitas pelayanan publik,


dimensi modalitas dan dimensi tindakan integritas publik. Dimensi kualitas
pelayanan publik adalah etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta
prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
Dimensi modalitas yaitu etika publik bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai
standar dan mengorganisir tindakan agar sesuai etika dengan unsur-unsur modalitas
dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi, dan netralitas. Dimensi
tindakan integritas publik yaitu etika publik yang sesuai dengan nilai, tujuan dan
kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, adalah:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.

Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yaitu,
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas
tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

3.1.4 Komitmen Mutu


Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan nilai dasar inovatif dan komitmen
mutu melalui pembelajaran tentang efektivitas, efisiensi, inovasi dan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan, dan konsekuensi dari perubahan. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil.
Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain, mengedepankan komitmen terhadap
kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati.

3.1.5 Anti Korupsi


Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti korupsi melalui
penyadaran anti korupsi, menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas,
dan proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Anti korupsi adalah tindakan
atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau tindakan
yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi,
merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun tidak.
Kesadaran anti korupsi yang telah mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability, sehingga akan selalu ingat pada Tuhan yang
pada dasarnya merupakan tujuan hidup dan kesadaran bahwa hidup mereka harus
dipertanggungjawabkan. Spiritual accountability yang baik akan menghasilkan niat
baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik, selanjutnya akan
diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin bahwa pemilik spiritual
accountability yang baik akan mendorong public accountability yang baik pula,
dan tentunya tidak akan tergerak dan mempunyai niat sedikit pun untuk membuat
kerusakan di muka termasuk di dalamnya adalah melakukan korupsi, sebaliknya
justru akan mempunyai niat yang sangat kuat untuk menghindari korupsi.

3.2 Kedudukan dan Peran ASN Dalam NKRI


Kedudukan dan peran pegawai dalam setiap organisasi pemerintahan sangatlah
menentukan, sebab pegawai negeri merupakan tulang punggung pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan nasional. Dalam rangka memberikan pelayanan yang
professional, jujur, adil, dan merata maka dibutuhkan juga sumber daya manusia
aparatur pemerintah yang berkualitas dan mempunyai kesadaran tinggi akan tanggung
jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi masyarakat. Sedangkan
sumber daya manusia dapat dikatakan berkualitas ketika mereka memiliki kemampuan
untuk melaksanankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang
diberikan kepadanya.
3.2.1 Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum
sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional. Untuk dapat membangun
profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus
jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN.
1. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
2. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik
3. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai
ASN merupakan kesatuan.

3.2.2 Peran ASN


Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan
bertugas sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayan publik
3. Perekat dan pemersatu bangsa

3.2.3 Whole of government


Whole of Government (WoG) merupakan suatu upaya dalam sistem pemerintahan
yang bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. WOG juga
memiliki pemahaman yakni suatu pendekatan penyelenggara pemerintah yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor dalam
ruang lingkup yang lebih luas di pemerintahan. WOG dapat diaplikasikan agar
pemerintah dapat memberikan layanan berkualitas bagi masyarakat dan
memastikan bahwa pekerjaan yang diemban oleh aparatur pemerintahan dapat
berjalan efektif dan efisien.
Whole of Government merupakan sebuah upaya untuk mengintegrasikan
berbagai instansi atau sektor pemerintahan agar memiliki tujuan bersama dan dapat
bekerja sama dalam menyelesaikan masalah-masalah pelayanan publik. WOG
memungkinkan instansi pelayanan publik bekerja lintas sektor atau lintas batas
untuk mencapai tujuan bersama dan memberikan respons terpadu pemerintah
dalam menghadapi isu-isu tertentu terkait dengan pelayanan publik.

3.2.4 Manajemen PNS


Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas, professional,
melayani dan sejahtera. Misi UU ASN adalah memindahkan ASN dari comfort
zone ke competitive zone.
Tujuan utama UU ASN antara lain:
1. Independensi dan netralitas
2. Kompetensi
3. Kinerja atau produktifitas kerja
4. Integritas
5. Kesejahteraan
6. Kualitas pelayanan publik
7. Pengawasan

3.2.5 Pelayanan Publik


Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Sebagaimana
telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan pada hakekatnya adalah
pelayanan kepada masyarakat. Karenanya birokrasi publik berkewajiban dan
bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang baik dan profesional.
Unsur-unsur pelayanan publik adalah organisasi penyelenggara, penerima
layanan dan kepuasan pelanggan. Azas-azas pelayanan publik yaitu,
1. Transparansi bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak
yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah
dimengerti
2. Akuntabilitas dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan
3. Kondisional sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat
5. Keamanan hak dan tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,
agama, ras, golongan, gender dan status ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban pemberi dan penerima pelayanan publik
harus memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak

3.3 Rancangan Aktualisasi


Rancangan kegiatan aktualisasi akan saya laksanakan di Rumah Sakit Umum Haji
Medan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun rencana aktualisasi kegiatan yang akan dilaksanankan meliputi:
1. Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
2. Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
3. Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis
4. Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
5. Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan
6. Menata pojok laktasi
7. Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Formulir 1: Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Haji Medan
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
2.Belum optimalnya Pelayanan Tumbuh Kembang Anak di Rumah Sakit Umum
Haji Medan
3.Belum Optimalnya Pelayanan Gizi Anak di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Isu yang diangkat : Belum optimalnya Pelayanan Pojok Laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Gagasan pemecahan isu :

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat alur - Meminta izin kepada Alur pelayanan Dalam membuat alur Dengan Dengan membuat
pelayanan dan pimpinan dan pemakaian pelayanan saya akan melakukan alur pelayanan ini
pemakaian - Mempersiapkan ruang laktasi meminta izin terlebih kegiatan ini maka nilai
ruang laktasi referensi cara dahulu kepada pimpinan, dapat organisasi pro
pembuatan alur saya akan menjelaskan mewujudkan rakyat, responsif
- Menyusun alur maksud dan tujuannya misi rumah dan efektif dapat
dengan bahasa yang sakit yang dipenuhi
sopan dan ramah. Lalu kedua yaitu
saya akan menyiapkan meningkatkan
referensi dengan kualitas sarana
professional. Kemudian dan prasarana
saya akan menyusun alur Rumah Sakit
dengan kreatif dan Umum Haji
mandiri. Medan, sesuai
Mata pelatihan yang standar nasional
terkait: dan intenasional
- Etika publik (sopan dengan prinsip
dan ramah) kenyamanan
- Akuntabilitas dan keselamatan
(profesional)
- Komitmen mutu
(kreatif dan mandiri)

2 Membuat bahan - Meminta izin kepada Bahan sosialisasi Dalam meminta izin Dengan bahan Dengan membuat
sosialisasi pimpinan pojok laktasi kepada pimpinan saya sosialisasi maka bahan sosialisasi
pojok laktasi - Mengumpulkan bahan dalam bentuk akan menggunakan misi Rumah ini maka nilai
berupa power - Menyusun urutan power power point bahasa yang sopan dan Sakit Umum organisasi pro
point point ramah. Lalu saya akan Haji yang rakyat, inklusif
- Mencetak bahan power berusaha secara pertama yaitu dan efektif dapat
point profesional untuk meningkatkan dipenuhi
mengumpulkan bahan profesionalisme,
yang sebaik-baiknya . kompetensi
Kemudian saya akan sumber daya
menyusun urutan power manusia Rumah
point dengan teliti. Dan Sakit Umum
saya akan mencetak Haji Medan
bahan power point Provinsi
dengan menggunakan Sumatera dapat
biaya sendiri. terwujud
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan ramah)
- Akuntabilitas
(profesional)
- Komitmen mutu
(teliti)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)

3. Sosialisasi - Meminta izin atasan Tenaga medis Dalam melakukan Dengan Dengan
mengenai untuk dilakukannya mengetahui sosialisasi saya akan sosialisasi maka melakukan
pentingnya sosialisai keberadaan meminta izin terlebih misi Rumah sosialisasi ini
pojok laktasi - Membuat undangan pojok laktasi dahulu kepada pimpinan, Sakit Umum maka nilai
kepada tenaga sosialisasi saya akan menjelaskan Haji yang organisasi pro
medis - Penetapan tanggal dan maksud dan tujuan pertama yaitu rakyat, inklusif
tempat dengan bahasa yang meningkatkan dan efektif dapat
- Melakukan sosialisasi sopan dan ramah. Lalu profesionalisme, diperkuat.
dengan melakukan saya melakukan kompetensi
bimbingan teknis sosialisasi dengan bahasa sumber daya
sederhana yang jelas dan santun. manusia Rumah
- Mendokumentasikan Saya akan bertanggung Sakit Umum
kegiatan jawab untuk melakukan Haji Medan
sosialisasi dengan sebaik- Provinsi
baiknya agar sosialisasi Sumatera dapat
berjalan efektif. terwujud
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan,
ramah, jelas, dan
santun)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab)
- Komitmen mutu
(efektif)

4. Membuat leaflet - Melapor kepada atasan Leaflet tentang Dalam pembuatan leaflet, Dengan Dengan
tentang ASI dan untuk mendapat ASI dan pojok sebelumnya saya akan membuat leaflet melakukan
pojok laktasi persetujuan laktasi meminta izin kepada maka misi kegiatan ini maka
- Mencari bahan leaflet pimpinan, saya akan Rumah Sakit nilai organisasi
- Mensketsa leaflet menjelaskan maksud dan Umum Haji pro rakyat, bersih
semenarik mungkin tujuan dengan bahasa yang kelima dan inklusif dapat
- Mencetak leaflet yang sopan dan santun. yaitu diperkuat
- Menentukan jumlah Kemudian saya akan meningkatkan
keluarga pasien yang berusaha secara pelayanan yang
akan diberikan leaflet profesional untuk berkualitas,
menyiapkan alat dan transparan,
bahan untuk membuat bersih, ramah,
leaflet, membuatnya aman dan
dengan desain yang nyaman, serta
kreatif dan menarik. lingkungan
Saya akan bertanggung yang sehat
jawab untuk bernuansa go
menyelesaikan leaflet dan green dapat
mencetaknya dengan terwujud.
biaya sendiri. Mendata
jumlah keluarga pasien
yang akan diberikan
leaflet dengan bekerja
sama dengan perawat dan
membagikannya dengan
adil, tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin,
ras, agama, suku
maupun status sosial.
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan santun
- Komitmen mutu
(kreatif dan menarik)
- Akuntabilitas
(professional,
bertanggung jawab)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)
- Nasionalisme (adil,
tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin,
ras, agama, suku
maupun status sosial)

5. Pemberian - Meminta izin atasan Penyuluhan Sebelum melakukan Dengan Dengan


edukasi kepada untuk dilakukannya tersampaikan penyuluhan saya akan melakukan melakukan
keluarga pasien penyuluhan tentang kepada keluarga meminta izin kepada kegiatan ini kegiatan ini maka
melalui pojok laktasi pasien pimpinan, saya akan dapat nilai organisasi
penyuluhan - Membuat materi menjelaskan maksud dan mewujudkan pro rakyat,
penyuluhan melalui tujuan dengan bahasa misi rumah inklusif dan
media leaflet yang sopan dan santun. sakit yang efektif dapat
- Menentukan jumlah Lalu saya akan kelima yaitu diperkuat
keluarga pasien yang menyiapkan bahan meningkatkan
akan dilakukan penyuluhan dengan pelayanan yang
penyuluhan semenarik dan sebaik- berkualitas,
- Menentukan lokasi baiknya. Mendata jumlah transparan,
penyuluhan di sekitar keluarga pasien yang bersih, ramah,
lingkungan rumah sakit akan menjadi peserta aman dan
- Memberikan penyuluhan secara adil nyaman, serta
penyuluhan tanpa membeda- lingkungan
- Mendokumentasikan bedakan jenis kelamin, yang sehat
kegiatan ras, agama, suku bernuansa go
maupun status sosial. green
Lalu akan memilih
tempat yang cocok untuk
pelaksanaan penyuluhan.
Dan saya akan
bertanggung jawab
untuk melakukan
penyuluhan sebaik-
baiknya.
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan santun)
- Komitmen mutu
(semenarik dan sebaik-
baiknya)
- Nasionalisme (adil,
tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin,
ras, agama, suku
maupun status sosial)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab)

6. Menata pojok - Meminta izin atasan Pojok laktasi Sebelum menata pojok Dengan Dengan menata
laktasi untuk menata pojok yang sesuai laktasi saya akan melakukan pojok laktasi
laktasi standar meminta izin kepada kegiatan ini maka nilai
- Mencatat kesediaan pimpinan, saya akan dapat organisasi pro
peralatan dan menjelaskan maksud dan mewujudkan rakyat, bersih dan
kelengkapan yang ada tujuannya dengan bahasa misi rumah efektif dapat
di Pojok Laktasi yang sopan dan santun. sakit yang dipenuhi.
- Mencatat kekurangan Kemudian saya akan kedua yaitu
alat dan perlengkapan mencatat kesediaan meningkatkan
yang ada di pojok peralatan dan kekurangan kualitas sarana
laktasi alat dengan teliti. Lalu dan prasarana
- Menyediakan peralatan saya melengkapi alat - Rumah Sakit
dan perlengkapan pojok alat di Pojok Laktasi Haji Umum
laktasi dengan jujur, Haji Medan,
bertanggung jawab, dan sesuai standar
kerja keras. Nasional dan
Mata pelatihan yang Internasional
terkait: ,dengan prinsip
- Etika publik (sopan kenyamanan
dan santun) dan
- Komitmen mutu keselamatan.
(teliti)
- Anti korupsi (jujur)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab,
kerja keras)

7. Evaluasi - Menyiapkan lembar Mengetahui Dalam mengevaluasi Dengan Dengan


penggunaan evaluasi sejauh mana penggunaan pojok laktasi melakukan melakukan
pojok laktasi - Mendata jumlah kegiatan yang saya akan menyiapkan kegiatan ini evaluasi pojok
pengunjung telah dilakukan lembar evaluasi dan dapat laktasi maka nilai
pojok laktasi mendata jumlah mewujudkan organisasi pro
- Melakukan evaluasi pengunjung dengan misi rumah sakit rakyat, inklusif
- Melaporkan hasil jujur. Lalu saya akan yang kedua yaitu dan efektif dapat
evaluasi melakukan evaluasi meningkatkan dipenuhi .
dengan profesional. kualitas sarana
Kemudian saya dan prasarana
melaporkan hasil evalusi Rumah Sakit
dengan jujur dan Haji Umum Haji
bertanggung jawab. Medan, sesuai
Mata pelatihan yang standar Nasional
terkait: dan Internasional
- Anti korupsi (jujur) dengan prinsip
- Akuntabilitas kenyamanan dan
(profesional, keselamatan
bertanggung jawab)
BAB IV
AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG

4.1 Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dilakukan di RS Umum Haji Medan.
Dalam pelaksanaannya kegiatan aktualisasi ini didasarkan pada rancangan
aktualisasi yang telah disusun dan diseminarkan, kemudian dijadikan suatu
habituasi dalam menjalankan tugas dan jabatan sesuai dengan tupoksi di RS
Umum Haji Medan. Setiap kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu kurang lebih
satu bulan di tempat kerja. Dalam pelaksanaan aktualisasi di semua kegiatan,
penulis selalu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan mentor dan coach.
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal kegiatan sebagai berikut:
Tabel 4.1.1 Waktu pelaksanaan kegiatan aktualisasi
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1 Membuat alur pelayanan dan 2 Oktober 2019 sampai 5 Aktualisasi
pemakaian ruang laktasi Oktober 2019 selesai
dilaksanakan
2 Membuat bahan sosialisasi 7 Oktober 2019 sampai 9 Aktualisasi
pojok laktasi berupa power Oktober 2019 selesai
point dilaksanakan
3 Sosialisasi mengenai 10 Oktober 2019 sampai Aktualisasi
pentingnya pojok laktasi 17 Oktober 2019 selesai
kepada tenaga medis dilaksanakan
4 Membuat leaflet tentang ASI 18 Oktober 2019 sampai Aktualisasi
dan pojok laktasi dengan 23 Oktober 2019 selesai
dilaksanakan
5 Pemberian edukasi kepada 24 Oktober 2019 sampai Aktualisasi
keluarga pasien melalui dengan 26 Oktober 2019 selesai
penyuluhan dilaksanakan
6 Menata pojok laktasi 28 Oktober 2019 sampai Aktualisasi
dengan 2 November selesai
2019 dilaksanakan
7 Evaluasi penggunaan pojok 4 November 2019 sampai Aktualisasi
laktasi dengan 8 November selesai
2019 dilaksanakan
Formulir 2
Aktualisasi Yang Telah Dilaksanakan

Kegiatan 1 : Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Membuat alur - Meminta izin kepada Alur pelayanan Dalam membuat alur Dengan Dengan
pelayanan dan pimpinan dan pemakaian pelayanan saya akan melakukan membuat alur
pemakaian - Mempersiapkan ruang laktasi meminta izin terlebih kegiatan ini pelayanan ini
ruang laktasi referensi cara dahulu kepada pimpinan, dapat maka nilai
pembuatan alur saya akan menjelaskan mewujudkan organisasi pro
- Menyusun alur maksud dan tujuannya misi rumah rakyat,
dengan bahasa yang sakit yang responsif dan
sopan dan ramah. Lalu kedua yaitu efektif dapat
saya akan menyiapkan meningkatkan dipenuhi
referensi dengan kualitas
professional. Kemudian sarana dan
saya akan menyusun alur prasarana
dengan kreatif dan Rumah Sakit
mandiri. Umum Haji
Mata pelatihan yang Medan, sesuai
terkait: standar
- Etika publik (sopan nasional dan
dan ramah) intenasional
- Akuntabilitas dengan
(profesional) prinsip
- Komitmen mutu kenyamanan
(kreatif dan mandiri) dan
keselamatan
Hasil aktualisasi kegiatan 1
Kegiatan Membuat alur pelayanan dan pemakaian
ruang laktasi
Tanggal 2 Oktober 2019 sampai 5 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Alur pelayanan dan pemakaian
ruang laktasi

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Akuntabilitas
3. Komitmen mutu
b. Capaian Kegiatan
Tersedianya alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu membuat alur pelayanan dan pemakaian
ruang laktasi maka akan memberikan informasi tertulis bagi pengguna ruang laktasi
mengenai tata cara penggunaan ruang laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penyebarluasan informasi tentang tata
cara penggunaan ruang laktasi kurang optimal.

Kegiatan : Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi


Tanggal Aktualisasi : 2 Oktober 2019 sampai 5 Oktober 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Meminta izin kepada pimpinan


Foto 2 : Mempersiapkan referensi cara pembuatan alur

Foto 3 : Menyusun alur


Kegiatan 2 : Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf
Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
2. Membuat bahan - Meminta izin kepada Bahan Dalam meminta izin Dengan bahan Dengan
sosialisasi pimpinan sosialisasi kepada pimpinan saya sosialisasi maka membuat
pojok laktasi - Mengumpulkan bahan pojok laktasi akan menggunakan misi Rumah bahan
berupa power - Menyusun urutan power dalam bentuk bahasa yang sopan dan Sakit Umum sosialisasi ini
point point power point ramah. Lalu saya akan Haji yang maka nilai
- Mencetak bahan power berusaha secara pertama yaitu organisasi pro
point profesional untuk meningkatkan rakyat,
mengumpulkan bahan profesionalisme, inklusif dan
yang sebaik-baiknya . kompetensi efektif dapat
Kemudian saya akan sumber daya dipenuhi
menyusun urutan power manusia Rumah
point dengan teliti. Dan Sakit Umum
saya akan mencetak Haji Medan
bahan power point Provinsi
dengan menggunakan Sumatera dapat
biaya sendiri. terwujud
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan ramah)
- Akuntabilitas
(profesional)
- Komitmen mutu
(teliti)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)
Hasil aktualisasi kegiatan 2
Kegiatan Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi
berupa power point
Tanggal 7 Oktober 2019 sampai 9 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Bahan sosialisasi pojok laktasi
berupa power point

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Akuntabilitas
3. Komitmen mutu
4. Anti Korupsi
b. Capaian Kegiatan
Tersedianya bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu membuat bahan sosialisasi pojok laktasi
berupa power point maka akan memberikan informasi dan menambah pengetahuan
tenaga medis mengenai pojok laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penyebarluasan informasi tentang pojok
laktasi kurang optimal.
Kegiatan : Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power
point
Tanggal Aktualisasi : 7 Oktober 2019 sampai 9 Oktober 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Meminta izin kepada pimpinan


Foto 2 : Mengumpulkan bahan

Foto 3 : Menyusun urutan power point


Foto 4 : Mencetak bahan power point
Kegiatan 3 : Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
3. Sosialisasi - Meminta izin atasan Tenaga medis Dalam melakukan Dengan Dengan
mengenai untuk dilakukannya mengetahui sosialisasi saya akan sosialisasi maka melakukan
pentingnya sosialisai keberadaan meminta izin terlebih misi Rumah sosialisasi ini
pojok laktasi - Membuat undangan pojok laktasi dahulu kepada Sakit Umum maka nilai
kepada tenaga sosialisasi pimpinan, saya akan Haji yang organisasi pro
medis - Penetapan tanggal dan menjelaskan maksud pertama yaitu rakyat, inklusif
tempat dan tujuan dengan meningkatkan dan efektif dapat
- Melakukan sosialisasi bahasa yang sopan dan profesionalisme, diperkuat.
dengan melakukan ramah. Lalu saya kompetensi
bimbingan teknis melakukan sosialisasi sumber daya
sederhana dengan bahasa yang manusia Rumah
- Mendokumentasikan jelas dan santun. Saya Sakit Umum
kegiatan akan bertanggung Haji Medan
jawab untuk Provinsi
melakukan sosialisasi Sumatera dapat
dengan sebaik-baiknya terwujud
agar sosialisasi berjalan
efektif.
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan,
ramah, jelas, dan
santun)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab)
- Komitmen mutu
(efektif)
Hasil aktualisasi kegiatan 3
Kegiatan Sosialisasi mengenai pentingnya pojok
laktasi kepada tenaga medis
Tanggal 10 Oktober 2019 sampai 17 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Undangan sosialisasi
 Daftar hadir

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Akuntabilitas
3. Komitmen mutu
b. Capaian Kegiatan
Terlaksananya sosialisasi sehingga tenaga medis mengetahui keberadaan pojok
laktasi
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu sosialisasi mengenai pentingnya pojok
laktasi kepada tenaga medis maka akan memberikan informasi mengenai
keberadaan pojok laktasi dan menambah pengetahuan tenaga medis mengenai
pojok laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penyebarluasan informasi tentang pojok
laktasi kurang optimal.
Kegiatan : Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada
tenaga medis
Tanggal Aktualisasi : 10 Oktober 2019 sampai 17 Oktober 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Meminta izin atasan untuk dilakukannya sosialisasi


Foto 2 : Membuat undangan sosialisasi

Foto 3 : Melakukan sosialisasi dengan melakukan bimbingan teknis sederhana


Foto 4 : Melakukan sosialisasi dengan melakukan bimbingan teknis sederhana
Kegiatan 4 : Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
4. Membuat - Melapor kepada Leaflet tentang Dalam pembuatan Dengan Dengan
leaflet tentang atasan untuk ASI dan pojok leaflet, sebelumnya membuat leaflet melakukan
ASI dan pojok mendapat laktasi saya akan meminta izin maka misi kegiatan ini
laktasi persetujuan kepada pimpinan, saya Rumah Sakit maka nilai
- Mencari bahan akan menjelaskan Umum Haji organisasi pro
leaflet maksud dan tujuan yang kelima rakyat, bersih
- Mensketsa leaflet dengan bahasa yang yaitu dan inklusif
semenarik mungkin sopan dan santun. meningkatkan dapat diperkuat
- Mencetak leaflet Kemudian saya akan pelayanan yang
- Menentukan jumlah berusaha secara berkualitas,
keluarga pasien yang profesional untuk transparan,
akan diberikan leaflet menyiapkan alat dan bersih, ramah,
bahan untuk membuat aman dan
leaflet, membuatnya nyaman, serta
dengan desain yang lingkungan
kreatif dan menarik. yang sehat
Saya akan bernuansa go
bertanggung jawab green dapat
untuk menyelesaikan terwujud
leaflet dan
mencetaknya dengan
biaya sendiri. Mendata
jumlah keluarga pasien
yang akan diberikan
leaflet dengan bekerja
sama dengan perawat
dan membagikannya
dengan adil, tanpa
membeda-bedakan
jenis kelamin, ras,
agama, suku maupun
status sosial.
Mata pelatihan yang
terkait:
- Etika publik (sopan
dan santun
- Komitmen mutu
(kreatif dan
menarik)
- Akuntabilitas
(professional,
bertanggung jawab)
- Anti korupsi (biaya
sendiri)
- Nasionalisme (adil,
tanpa membeda-
bedakan jenis
kelamin, ras, agama,
suku maupun status
sosial)
Hasil aktualisasi kegiatan 4
Kegiatan Membuat leaflet tentang ASI dan pojok
laktasi
Tanggal 18 Oktober 2019 sampai 23 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Leaflet

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Komitmen mutu
3. Akuntabilitas
4. Anti Korupsi
5. Nasionalisme
b. Capaian Kegiatan
Tersedianya leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu membuat leaflet tentang ASI dan pojok
laktasi maka akan menambah pengetahuan orang tua pasien mengenai ASI dan
pojok laktasi serta memberikan informasi mengenai keberadaan pojok laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penyebarluasan informasi tentang ASI
dan pojok laktasi kurang optimal.

Kegiatan : Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi


Tanggal Aktualisasi : 18 Oktober 2019 sampai 23 Oktober 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Melapor kepada atasan untuk mendapat persetujuan

Foto 2 : Mencari bahan leaflet


Foto 3 : Mensketsa leaflet semenarik mungkin
Foto 4 : Mencetak leaflet dan menentukan jumlah keluarga pasien yang akan diberikan
leaflet
Kegiatan 5 : Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5. Pemberian - Meminta izin atasan Penyuluhan Sebelum melakukan Dengan Dengan
edukasi kepada untuk dilakukannya tersampaikan penyuluhan saya akan melakukan melakukan
keluarga pasien penyuluhan tentang kepada meminta izin kepada kegiatan ini kegiatan ini
melalui pojok laktasi keluarga pasien pimpinan, saya akan dapat maka nilai
penyuluhan - Membuat materi menjelaskan maksud mewujudkan organisasi pro
penyuluhan melalui dan tujuan dengan misi rumah rakyat, inklusif
media leaflet bahasa yang sopan sakit yang dan efektif dapat
- Menentukan jumlah dan santun. Lalu saya kelima yaitu diperkuat
keluarga pasien yang akan menyiapkan meningkatkan
akan dilakukan bahan penyuluhan pelayanan yang
penyuluhan dengan semenarik berkualitas,
- Menentukan lokasi dan sebaik-baiknya. transparan,
penyuluhan di sekitar Mendata jumlah bersih, ramah,
lingkungan rumah keluarga pasien yang aman dan
sakit akan menjadi peserta nyaman, serta
- Memberikan penyuluhan secara lingkungan
penyuluhan adil tanpa membeda- yang sehat
- Mendokumentasikan bedakan jenis bernuansa go
kegiatan kelamin, ras, agama, green
suku maupun status
sosial. Lalu akan
memilih tempat yang
cocok untuk
pelaksanaan
penyuluhan. Dan saya
akan bertanggung
jawab untuk
melakukan
penyuluhan sebaik-
baiknya.
Mata pelatihan
yang terkait:
- Etika publik (sopan
dan santun)
- Komitmen mutu
(semenarik dan
sebaik-baiknya)
- Nasionalisme (adil,
tanpa membeda-
bedakan jenis
kelamin, ras,
agama, suku
maupun status
sosial)
- Akuntabilitas
(bertanggung
jawab)
Hasil aktualisasi kegiatan 5
Kegiatan Pemberian edukasi kepada keluarga pasien
melalui penyuluhan
Tanggal 24 Oktober 2019 sampai 26 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Daftar hadir

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Komitmen mutu
3. Nasionalisme
4. Akuntabilitas
b. Capaian Kegiatan
Tersampaikannya penyuluhan kepada keluarga pasien
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu pemberian edukasi kepada keluarga pasien
melalui penyuluhan maka akan menambah pengetahuan orang tua pasien mengenai
ASI dan pojok laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka penyebarluasan informasi tentang ASI
dan pojok laktasi kurang optimal.
Kegiatan : Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui
penyuluhan
Tanggal Aktualisasi : 24 Oktober 2019 sampai 26 Oktober 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Meminta izin atasan untuk dilakukannya penyuluhan tentang pojok laktasi

Foto 2 : Membuat materi penyuluhan melalui media leaflet


Foto 3 : Menentukan jumlah keluarga pasien yang akan diberikan penyuluhan

Foto 4 : Memberikan penyuluhan


Foto 5 : Memberikan penyuluhan

Foto 6 : Memberikan penyuluhan


Kegiatan 6 : Menata pojok laktasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
6. Menata pojok - Meminta izin atasan Pojok laktasi Sebelum menata pojok Dengan Dengan menata
laktasi untuk menata pojok yang sesuai laktasi saya akan melakukan pojok laktasi
laktasi standar meminta izin kepada kegiatan ini maka nilai
- Mencatat kesediaan pimpinan, saya akan dapat organisasi pro
peralatan dan menjelaskan maksud mewujudkan rakyat, bersih
kelengkapan yang ada dan tujuannya dengan misi rumah dan efektif dapat
di Pojok Laktasi bahasa yang sopan dan sakit yang dipenuhi.
- Mencatat kekurangan santun. Kemudian saya kedua yaitu
alat dan perlengkapan akan mencatat meningkatkan
yang ada di pojok kesediaan peralatan dan kualitas sarana
laktasi kekurangan alat dengan dan prasarana
- Menyediakan teliti. Lalu saya Rumah Sakit
peralatan dan melengkapi alat - alat di Haji Umum
perlengkapan pojok Pojok Laktasi dengan Haji Medan,
laktasi jujur, bertanggung sesuai standar
jawab, dan kerja Nasional dan
keras. Internasional
Mata pelatihan yang ,dengan prinsip
terkait: kenyamanan
- Etika publik (sopan dan
dan santun) keselamatan
- Komitmen mutu
(teliti)
- Anti korupsi (jujur)
- Akuntabilitas
(bertanggung jawab,
kerja keras)
Hasil aktualisasi kegiatan 6
Kegiatan Menata pojok laktasi
Tanggal 28 Oktober 2019 sampai 2 November 2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Etika publik
2. Komitmen mutu
3. Anti korupsi
4. Akuntabilitas
b. Capaian Kegiatan
Tertatanya pojok laktasi yang sesuai standar
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu menata pojok laktasi maka akan terwujud
pojok laktasi yang sesuai standar
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka pojok laktasi menjadi tidak sesuai standar

Kegiatan : Menata pojok laktasi


Tanggal Aktualisasi : 28 Oktober 2019 sampai 2 November 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Meminta izin atasan untuk menata pojok laktasi


Foto 2 : Mencatat kesediaan peralatan dan kelengkapan yang ada di ruang laktasi
Foto 3 : Mencatat kekurangan alat dan perlengkapan yang ada di pojok laktasi
Foto 4 : Menyediakan peralatan dan perlengkapan ruang laktasi

Foto 5 : Menyediakan peralatan dan perlengkapan pojok laktasi


Kegiatan 7 : Evaluasi penggunaan pojok laktasi

No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Keterkaitan Kontribusi Penguatan Paraf


Hasil Substansi Mata Terhadap Nilai Mentor
Pelatihan Visi dan Organisasi
Misi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
7. Evaluasi - Menyiapkan lembar Mengetahui Dalam mengevaluasi Dengan Dengan
penggunaan evaluasi sejauh mana penggunaan pojok melakukan melakukan
pojok laktasi - Mendata jumlah kegiatan yang laktasi saya akan kegiatan ini evaluasi pojok
pengunjung pojok telah dilakukan menyiapkan lembar dapat laktasi maka
laktasi evaluasi dan mendata mewujudkan nilai organisasi
- Melakukan evaluasi jumlah pengunjung misi rumah pro rakyat,
- Melaporkan hasil dengan jujur. Lalu sakit yang inklusif dan
evaluasi saya akan melakukan kedua yaitu efektif dapat
evaluasi dengan meningkatkan dipenuhi.
profesional. Kemudian kualitas sarana
saya melaporkan hasil dan prasarana
evalusi dengan jujur Rumah Sakit
dan bertanggung Haji Umum
jawab. Haji Medan,
Mata pelatihan yang sesuai standar
terkait: Nasional dan
- Anti korupsi (jujur) Internasional
- Akuntabilitas dengan prinsip
(profesional, kenyamanan
bertanggung jawab) dan
keselamatan
Hasil aktualisasi kegiatan 7
Kegiatan Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Tanggal 4 November 2019 sampai 8 November
2019
Daftar Lampiran  Surat Perintah Tugas
 Dokumentasi
 Testimoni
 Lembar Evaluasi

a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan


1. Anti korupsi
2. Akuntabilitas
b. Capaian Kegiatan
Terevaluasinya kegiatan yang telah dilakukan yaitu penggunaan pojok laktasi
c. Manfaat
Dengan dilakukannya kegiatan ini yaitu evaluasi penggunaan pojok laktasi maka
akan diketahui sejauh mana terwujudnya penggunaan pojok laktasi
d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak dilaksanakan maka tidak diketahui sejauh mana penggunaan
pojok laktasi
Kegiatan : Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Tanggal Aktualisasi : 4 November 2019 sampai 8 November 2019
Lampiran : Dokumentasi

Foto 1 : Menyiapkan lembar evaluasi


Foto 2 : Melaporkan hasil evaluasi
FOTO PENGUNJUNG POJOK/RUANG LAKTASI
4.2 Habituasi
Rancangan kegiatan aktualisasi diri yang telah disusun dan diseminarkan adalah
untuk membuat kegiatan yang telah dijadikan habituasi di tempat kerja saya.
Kegiatan aktualisasi saya lakukan terus menerus sehingga di dalam habituasi dapat
membiasakan diri saya untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan Anti Korupsi)
sehingga terbentuk Karakter diri yang ideal melalui proses internalisasi. Dengan
tertanamnya nilai-nilai ANEKA di dalam diri seorang ASN maka saya dapat
memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kerja sehingga dapat ditularkan
kepada rekan-rekan di lingkungan kerja, sehingga amanah ASN sebagai agen-agen
perubahan yang baik mudah-mudahan dapat terwujud.
Di lingkungan tempat saya bertugas, yang dapat saya jadikan role model
adalah pimpinan saya yang memiliki dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan
tugasnya, memiliki disiplin dalam bekerja, loyalitas terhadap pekerjaan, dan dapat
mengayomi semu staf yang dipimpinnya. Sehingga saya dapat mengikuti nilai-nilai
yang baik dari pimpinan saya sehingga saya sebagai seorang ASN mampu
menerapkan nilai-nilai ANEKA baik di masa ini maupun di masa yang akan datang.

4.3 Kompetensi Bidang


Selain melaksanakan aktualisasi sesuai rancangan kegiatan, peserta juga diwajibkan
untuk mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi teknis bidang yang
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Adapun kompetensi bidang yang pernah
saya ikuti yaitu :
1. Topik : Seminar Infant Feeding Practices As a
Strategy To Prevent Stunting In Indonesia
Oleh : Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang
Sumatera Utara
Tanggal Pelaksanaan : 24 Februari 2019
Tempat pelaksanaan : Rumah Sakit USU
2. Topik : Workshop Impact of Early Nutrition and
Stimulation on Long Term Brain
Development; How and When
Oleh : Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang
Sumatera Utara
Tanggal Pelaksanaan : 17 Februari 2019
Tempat pelaksanaan : Rumah Sakit USU
3. Topik : Workshop Resusitasi Neonatus
Oleh : Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang
Sumatera Utara
Tanggal Pelaksanaan : 29 Juli 2018 -31 Juli 2018
Tempat pelaksanaan : Hotel Emerald
Lampiran : Sertifikat

4.4 Hambatan dan Strateginya


Hambatan dalam melaksanakan suatu kegiatan tentu ada dalam setiap kegiatan,
demikian pula pada kegiatan aktualisasi yang telah saya terapkan memiliki suatu
tantangan dan juga hambatan, diaman hambatan yang saya hadapi adalah hambatan
dari segi waktu. Dalam mengatasi ini, saya tetap melakukan aktualisasi dengan
sebaik-baiknya, dimana saya bekeja sama dengan teman sejawat untuk dapat
melakukan aktualisasi dengan sebaik-baiknya. Berkat kerja sama yang baik, maka
aktualisasi dari kegiatan saya dapat terlaksana dengan baik.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Aktualisasi seluruh rancangan kegiatan akan dilaksanakan dengan menerapkan
nilai-nilai ANEKA, Manajemen ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik
di unit kerja RSU Haji Medan. Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA) merupakan sebagian dari nilai-nilai
dasar profesi ASN yang harus dipegang teguh oleh seluruh ASN. Kelima nilai dasar
tersebut diharapkan mampu menjadi landasan kerja, cara berpikir dan bekerja serta
untuk menciptakan kinerja dan pelayanan yang berorientasi pada publik, bangsa
dan negara.
Pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi Calon Dokter Anak Ahli
Pertama di Rumah Sakit Umum Haji Madan dilakukan melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut:
1. Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
2. Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
3. Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis
4. Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
5. Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan
6. Menata pojok laktasi
7. Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Dalam melakukan aktualisasi ini, peran dan bimbingan coach serta mentor
sangat besar mulai dari proses penyusunan hingga implementasi nilai-nilai dasar
ANEKA ini di lingkungan kerja.

5.2 Rekomendasi
Agar nilai-nilai ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik tersebut
terinternalisasi kepada seluruh ASN, maka aktualisasi kerja nyata merupakan salah
satu cara yang dapat ditempuh. Diperlukan adanya implementasi nilai-nilai
ANEKA, WOG, Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik sehingga nilai-nilai
tersebut tidak hanya sekedar menjadi pengetahuan bagi calon ASN. Komitmen
terhadap konsistensi melakukan kegitaan tentu sangat diperlukan bukan hanya pada
tahap Diklatsar ini, tetapi lebih dari itu kegiatan yang berdasarkan nilai ANEKA ini
seharusnya menjadi kebiasaan yang terus-menerus diterapkan setiap ASN sehingga
menjadi aparat yang punya kompetensi dan memiliki nilai-nilai profesi ASN yang
luhur.
Sedangkan terkait dengan Pelatihan Dasar Golongan III Tahun 2019, saran
yang dapat diberikan adalah:
1. Perlunya standarisasi penulisan rancangan aktualisasi dan laporan aktualisasi yang
menyeragamkan semua peserta sehingga tidak menimbulkan kebingungan diantara
para peserta.
2. Konsep pelatihan dasar yang mendasarkan pada nilai-nilai ANEKA dan kedudukan
serta peran PNS telah berhasil meningkatkan kesadaran banyak peserta pelatihan
untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab dan semangat
mengabdi. Maka kedepannya konsep seperti itu dapat tetap dipertahankan atau
diberi pengembangan lebih baik tanpa menghilangkan sama sekali nilai-nilai
ANEKA dan kedudukan serta peran PNS.

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


Departemen Kesehatan RI, 2009. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan 2005-2025. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Akuntabilitas: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Nasionalisme: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. EtikaPublik: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. KomitmenMutu: Modul Diklat Prajabatan Golongan
IIII. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Anti Korupsi: Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN: Modul Diklat Prajabatan Golongan
III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole of Goverment: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta. Lembaga Administrasi Negara.
LembagaAdministrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta. Lembagadministrasi Negara.
FORMULIR PENGENDALIAN MENTOR DALAM PEMBELAJARAN AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS
GOL III ANGKATAN 28 GELOMBANG VIII TAHUN 2019

Nama : dr. Beatrix Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A


NIP :198310302019032005
UnitKerja : Rumah Sakit Umum Haji Medan
Isu : Belum optimalnya pelayanan pojok laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Kegiatan 1: Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi

Medan, Oktober 2019


Mentor

dr. Sevina Marisya, M. Ked(Ped), Sp.A


NIP. 19820922 201001 2 018
Kegiatan 2: Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 3 : Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2)
(3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Medan, Oktober 2019
Mentor

dr. Sevina Marisya, M. Ked(Ped), Sp.A


NIP. 19820922 201001 2 018
Kegiatan 4 : Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 5 : Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)

 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Medan, Oktober 2019
Mentor

dr. Sevina Marisya, M. Ked(Ped), Sp.A


NIP. 19820922 201001 2 018
Kegiatan 6 : Menata pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 7 : Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Mentor Paraf Mentor
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Medan, November 2019
Mentor

dr. Sevina Marisya, M. Ked(Ped), Sp.A


NIP. 19820922 201001 2 018
FORMULIR PENGENDALIAN COACH DALAM PEMBELAJARAN AKTUALISASI PESERTA PELATIHAN DASAR
CPNS GOL III ANGKATAN 28 GELOMBANG VIII TAHUN 2019

Nama : dr. Beatrix Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A


NIP :198310302019032005
UnitKerja : Rumah Sakit Umum Haji Medan
Isu : Belum optimalnya pelayanan pojok laktasi di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Kegiatan 1: Membuat alur pelayanan dan pemakaian ruang laktasi


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 2: Membuat bahan sosialisasi pojok laktasi berupa power point
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi

Kegiatan 3: Sosialisasi mengenai pentingnya pojok laktasi kepada tenaga medis


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 4 : Membuat leaflet tentang ASI dan pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi

Kegiatan 5 : Pemberian edukasi kepada keluarga pasien melalui penyuluhan


Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 6 : Menata pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi
Kegiatan 7 : Evaluasi penggunaan pojok laktasi
Penyelesaian Kegiatan Catatan Coach Waktu dan Media Coaching
(1) (2) (3)
 Tahapan kegiatan
 Output kegiatan terhadap pemecahan
isu
 Keterkaitan substansi mata pelatihan
 Kontribusi terhadap visi misi
organisasi
 Penguatan nilai organisasi

Medan, 13 November 2019


Coach

Ir. Rita Mindayani, M.Si


NIP. 19621208 199103 2 002
Medan, 13 November 2019
Coach

Ir. Rita Mindayani, M. Si


NIP. 19621208 199103 2 002

Anda mungkin juga menyukai