Tiga bidang kekuasaan ini memiliki kedudukan yang sejajar dan ketiganya saling bekerja
sama serta saling melengkapi dalam sistem pemerintahan negara yaitu :
•Badan Legislatif bertugas membuat undang undang. Kekuasaan ini dipegang oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).
•Badan Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang. Fungsi ini
dipegang oleh presiden dan wakil presiden beserta para menteri yang membantunya.
•Badan Yudikatif bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang.
Fungsi ini dilaksanakan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Pada awal reformasi, telah dilakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945. Hal ini
dilakukan agar undang-undang yang berlaku tetap sesuai dengan kehidupan masyarakat
dan mendukung pencapaian tujuan nasional. Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami
amandemen sebanyak empat kali. Amandemen UUD 1945 pertama kali dilakukan pada
tahun 1999 dan berlanjut pada tahun 2000, 2001, dan 2002.
Hasil amandemen UUD 1945 antara lain dengan dibentuknya beberapa lembaga negara
yang baru. Lembaga baru tersebut diantaranya yaitu Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi
Yudisial (KY), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Selain itu, keberadaan Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) sebagai penasihat presiden dihapuskan sejak amandemen
UUD 1945.
Sebelum amandemen, MPR memegang penuh kendali kedaulatan rakyat. Namun setelah
amandemen UUD 1945, kedudukan MPR menjadi sejajar atau setingkat dengan lembaga-
lembaga tinggi lainnya. Dengan demikian, MPR bersifat saling bekerja sama dan
melengkapi dengan lembaga negara yang lain.
Berdasarkan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa anggota MPR terdiri atas
anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu secara langsung untuk masa
jabatan selama lima tahun. Berdasarkan keanggotaannya, MPR menggunakan sistem
bicameral atau dua kamar. Hal ini mengingat keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR
dan DPD, sehingga sidangnyapun disebut sebagai joint session antara kedua lembaga
tersebut. Ketentuan tentang keanggotaan MPR ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 2003
tentang susunan dan kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Masa jabatan anggota MPR
dalam satu periode adalah lima tahun dan melaksanakan sidang sedikitnya sekali dalam
lima tahun tersebut di ibu kota negara.
Lembaga ini tidak hanya sebagai penampung aspirasi rakyat, tetapi juga sebagai
penjelmaan dari kedaulatan rakyat dalam kehidupan bernegara. Selain DPR, ada pula
DPRD. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi
disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Menurut (Pasal 20A UUD 1945) DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.
1. Hak Interpelasi, adalah hak untuk meminta keterangan kepada presiden.
2. Hak Angket, adalah hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan
pemerintah/presiden.
3. Hak Inisiatif, adalah hak untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada
pemerintah/presiden.
4. Hak Amandemen, adalah hak untuk menilai atau mengadakan perubahan atas RUU
(Rancangan Undang-Undang).
5. Hak Budget, adalah hak untuk mengajukan RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara).
6. Hak Petisi, adalah hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan
pemerintah/presiden.
7. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat terhadap
kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri
disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak
interpelasi dan hak angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-
komisi yang bekerja sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden dan beberapa
menteri yang tergabung dalam kekuasaan. Menteri-menteri tersebut merupakan
implementasi dari hak prerogatif presiden, sehingga yang berhak mengangkat dan
memberhentikannya juga presiden. Menteri-menteri tersebut harus mempertanggung
jawabkan tugasnya kepada presiden.
6. MA (Mahkamah Agung)
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman.
MA diketuai oleh seorang Hakim Agung dan dibantu oleh hakim-hakim agung. Jumlah
Hakim Agung paling banyak 60 orang. Hakim Agung merupakan pejabat tinggi negara
setingkat menteri negara yang diangkat oleh Presiden atas usul DPR. Hakim Agung yang
diusulkan oleh DPR berasal dari usulan Komisi Yudisial.
7. MK (Mahkamah Konstitusi)
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah amandemen
UUD 1945. Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh presiden. Yang mana, tiga orang diajukan oleh MA, tiga orang diajukan oleh
DPR, dan tiga orang lagi diajukan oleh presiden.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan persetujuan
DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, seorang
wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa jabatan anggota Komisi
Yudisial adalah lima tahun. Keanggotaan yang ada dalam Komisi Yudisial dipilih guna
mencapai tujuan lembaga ini yaitu :
1. Mendukung terwujudnya kekuasaan kehakiman yang mandiri untuk menegakkan hukum
dan keadilan.
2. Meningkatkan integritas, kapasitas, dan professionalitas hakim dalam menjalankan
kewenangan dan tugasnya.