Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MIDDLE RANGE THEORY DALAM


KEPERAWATAN

OLEH :
MARSEL PAENDONG NIM : 19011404081
NI KETUT F. FERNIASIH NIM: 19011404080
RINNY MEILANY PANDEY NIM: 19011404078

UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
penyertaan dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
kelompok dengan judul “Middle Range Theory Dalam Keperawatan” dapat terselesaikan
dengan baik.
Mungkin dalam menyusun makalah ini kami masih banyak kekurangan dan belum
menyusunya secara terstruktur atau tersusun dengan baik, karena kami sadar kami manusia
yang mempunyai keterbatasan dan kekurangan, untuk itu kami mengharapkan kritikan
maupun saran yang membangun dari dosen mata kuliah untuk melengkapi makalah ini.
Akhir dari kata kami dari kelompok mengucapkan terima kasih.

Tomohon, September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. ……… i


DAFTAR ISI............................................................................................ ……… ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ....................................................................... ……… 1
B. Rumusan Masalah. .................................................................. ……… 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................... ……… 2
BAB 2. PEMBAHASAN
A. Definisi Middle Range Theory ............................................... ……… 3
B. Contoh Teori Yang Termasuk Dalam Golongan Middle Theory......... 4
C. Contoh Penggunaan Teori Dalam Tindakan Keperawatan……...…… 5
D. Jurnal Penelitian Penggunaan Teori Dalam Tindakan Keperawatan.... 5
BAB 3. PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. ……… 11
B. Saran ......................................................................................... ……… 11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Middle Range Theory merupakan level kedua dari teori keperawatan. Middle Range
Theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
populasi klinik dan mencakup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek,
middle range theory lebih banyak digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji
dalam pemikiran empiris.
Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan
keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila didukung oleh teori
dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan
didalam praktek keperawatan.
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang
bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit
dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas
didukung oleh pengembangan teori dan model konseptual keperawatan. Asuhan
keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian
masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan
keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa,
perencanaan, implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan
harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami
konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan askep dalam praktek
keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Middle Range Theory ?
2. Contoh Teori Yang Termasuk Dalam Golongan Middle Theory ?
3. Contoh Penggunaan Teori Dalam Tindakan Keperawatan ?
4. Jurnal Penggunaan Teori Dalam Tindakan Keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang Middle Theory dan contoh-contoh teori yang termasuk dalamnya.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan
tentang Middle Theory dan contoh penggunaan teori tersebut dalam tindakan
keperawatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Middle Range Theory


Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide / gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas, yaitu pada realitas
keperawatan. (Smith dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle range theory dapat dikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset / penelitian
yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan.
Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh
beberapa penyusun buku menurut:
1. Peterson & Bredow (2004) mengklasifikasikan middle range theory berdasarkan tipe :
a. Tipe fisiologis
b. Tipe kognitif
c. Tipe emosional
d. Tipe social
e. Tipe integrative
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori :
a. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
b. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
c. Comfort (Kolcaba, 1992)
d. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya.
Ciri Middle Range Theory :
1. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
a. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
b. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
c. Tanpa indikator pengukuran
d. Masih cukup abstrak
e. Konsep dan proposisi yang terukur
f. Inklusif
g. Memiliki sedikit konsep dan variable
h. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
i. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
j. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif
menggunakan studi kualitatif
k. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal
ilmiah yang menarik
l. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
m. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
n. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
2. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
a. Ruang lingkup terbatas
b. Memiliki sedikit abstrak,
c. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
d. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
3. Menurut Whall (1996) :
a. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
b. Mudah diterapkan
c. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
d. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat

B. Contoh Teori Yang Termasuk Dalam Golongan Middle Range Theory


1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan salah satu model konseptual keperawatan
yang mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a
Mother. Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan
proses menjadi seorang ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini
juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan pengkajian pada bayi dan
lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan
bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan, memberikan pelayanan pada
bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan mampu
berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada
identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan
perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu
2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis
antara lain :
a. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati
secara spesifik. Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek
dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga
mereka menjadi terbiasa dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.
b. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik
berasal dari prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum
ke yang spesifik.
c. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk
memilih suatu fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji.
Pemikiran jenis ini diterapkan di (dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi),
yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
a. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan
gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
b. Self Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
c. Well Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.
d. Moderating-mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
4. Carolyn L. Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi, konsepsi diri berakar pada kondisi
fisik dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence) untuk
membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku, seseorang memonitor
reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang terintegrasi dari
proses yang dibentuk / dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena
itu kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut. Domain dari kondisi sakit
adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang
lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan
bentuk kerja. Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan
semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua komponen yang
berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit (pasien) merupakan
pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya dipengaruhi
oleh total organisasi.
5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
Teori Depresi Postpartum / Postpartum Depression Theory :
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan
dalam perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan,
kebingungan, dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi
hubungan ibu-bayi dan menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak.
Teori ini membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan kecemasan
postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi postpartum: gejala, prevalensi, faktor
risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga dibahas
tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk skrining depresi postpartum.
Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres fisiologis,
psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan
muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum.
NURSE program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk
menyembuhkan depresi postpartum, yaitu:
a. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
b. Understanding (pemahaman)
c. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
d. Spirituality (spiritualitas)
e. Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan
ibu yg bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek
dalam satu waktu, namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap
penyembuhan mereka.
6. Merle Helaine Mishel
Teori keraguan terhadap penyakit / uncertainty in illness theory :
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien
untuk beradaptasi pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan
sering perlu dinilai sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam populasi
sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan kepekaan yang meningkat terhadap
nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri. Keraguan terhadap
penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang lebih tinggi,
dan penurunan kualitas hidup.
7. Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
a. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah yang
hal yang terpenting.
b. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
c. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
d. Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
e. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
f. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi
model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka
dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya
sedang dilakukannya.
g. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
h. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan
langkah yang penting.
i. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?”
8. Kristen Swanson
a. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya
pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system
untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang
lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi
spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien. Salah
satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam
hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai
individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia
menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam
pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang
pengertian pasien ini adalah bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat
dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam aspek kesehatan becoming tersebut,
perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis, tetapi juga merupakan
mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
b. Konsep Mayor dan Definisi
1) Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan
tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
2) Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang
terjadi dalam hidup orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada
orang yang dirawat / pasien, mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi
asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau
pengenalan (Swanson,1991).
3) Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara
emosional termasuk keberadaannya untuk orang lain dan berbagi kesedihan
dengan orang tersebut (Swanson,1991).
4) Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang
lain termasuk memenuhi kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang
tersebut (Swanson,1991).
5) Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi
dalam hidupnya dan melewati setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada
peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi penjelasan, memvalidasi apa
yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan memberikan
feedback / umpan balik (Swanson,1991).
6) Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui
setiap peristiwa hidup dan masa-masa transisi dalam hidupnya serta
menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini kemampuan
orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau
mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain
dalam situasi apa pun.
9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir :
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka
teoritis. Hal ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses
dan hasil (Ruland & Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar
pengaruh systems. Dalam teori EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga
(pasien sakit parah dan semua orang lain yang signifikan) yang menerima perawatan
dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang
dirancang untuk mempromosikan positif hasil dari berikut :
1) bebas dari rasa sakit,
2) mendapatkan penghiburan,
3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
4) berada dalam kedamaian dan
5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang
peduli.

C. Contoh Penggunaan Teori Yang Tergolong Middle Teori Dalam Tindakan


Keperawatan
1. Teori Kolcaba Tentang Kenyamanan
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan, dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi),
yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat. Contoh dalam
tindakan keperawatan berdasarkan jurnal penelitian dengan judul “pengaruh support
group dengan model keperawatan kolcaba terhadap tingkat kecemasan penderita
diabetes mellitus tipe 2”.
Tujuan: Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 selain mempunyai keluhan fisik, juga
menunjukkan keluhan psikologis yaitu kecemasan. Untuk itu, penanganan yang
diberikan kepada penderita DM Tipe 2 hendaknya bukan hanya berfokus pada aspek
fisik, namun juga psikologis. Konsep teori kenyamanan Kolcaba adalah teori
keperawatan yang mengedepankan kenyamanan. Salah satu strategi dari teori
kenyamanan Kolcaba yaitu intervensi sosial dengan menggunakan support group.
Support group dilakukan dengan tujuan agar para penderita DM Tipe 2 dapat sharing
pengalaman, berbagi informasi, saling belajar dan menguatkan antar sesama
penderita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Support Group
dengan Model Keperawatan Kolcaba terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian
pra eksperimen dan desain one group pretest posttest. Jumlah sampel dalam penelitian
ini sebanyak 15 responden yang merupakan penderita DM Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Timbangan. Tingkat kecemasan diukur dengan menggunakan
kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HARS). Data kemudian dianalisis
menggunakan uji statistik paired T-test.
Hasil: Ada pengaruh yang signifikan support group dengan model keperawatan
Kolcaba terhadap penurunan kecemasan penderita DM Tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Timbangan (p value = 0,002).
Simpulan:. Support Group dapat menjadi salah satu terapi nonfarmakologi yang
dapat dilakukan guna pendampingan dalam pengobatan DM Tipe 2 sekaligus dapat
menemukan dan meningkatkan kebermaknaan hidupnya sehingga responden dapat
beradaptasi dengan sakit yang dideritanya dan memunculkan koping positif terhadap
sakit yang dideritanya.
2. Teori Ramona T. Mercer Tentang Maternal Role Attainment-Becoming a Mother
Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus utama dari teori ini adalah
gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu dengan
berbagai asumsi yang mendasarinya. Contoh dalam tindakan keperawatan
berdasarkan jurnal penelitian dengan judul “ pengalaman mekanisme koping ibu
dengan anak penyandang autisme ”
Latar Belakang : Autisme adalah gangguan perkembangan pada anak yang
mengakibatkan gangguan keterlambatan pada kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi
dan interaksi sosial. Anak penyandang autisme mempunyai pola asuh yang berbeda
dengan anak normal lainnya. Ibu yang memiliki anak dengan masalah autism harus
lebih banyak meluangkan waktu untuk merawat anak, berada dalam keadaan stres dan
mempunyai beban berat karena perilaku autisme yang dialami oleh anaknya.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam
tentang bagaimana pengalaman mekanisme koping ibu dengan anak penyandang
autisme di Banjarmasin.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Pengambilan partisipan dengan menggunakan teknik
purposive sampling dengan kriteria tertentu dan didapatkan 3 partisipan. Sumber data
dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam yang dilengkapi dengan lembar
observasi non partisipatif dan catatan lapangan.
Hasil : Perasaan ibu dengan anak penyandang autisme berupa penolakan terhadap
kenyataan, kecewa dengan adanya stigma negatif tentang anaknya sehingga ibu lebih
menutup diri tentang keadaan anaknya. Ibu yang telah mencapai tahap penerimaan
dimana ibu mulai menyadari bahwa anak sangat membutuhkan ibu dalam
kehidupannya, menghadapi berbagai perilaku anak dengan penuh kesabaran, dengan
pikiran yang tenang dan ibu berfokus untuk memberikan perawatan yang terbaik bagi
anak anaknya.
Kesimpulan : Ibu menghadapi berbagai tekanan selama merawat anak, mulai dari
perilaku anak, beban perawatan dan stigma lingkungan. Ibu pada awalnya akan
menghadapi berbagai tekanan serta cenderung menggunakan mekanisme koping yang
maladaptif, namun pada fase acceptance ibu menggunakan mekanisme koping yang
adaptif dimana ibu lebih berfokus untuk menyelesaikan masalah dan mengelola emosi
negatif menjadi emosi positif.

D. Jurnal Penelitian Penggunaan Teori Dalam Tindakan Keperawatan


1. Penelitian Tentang Pengaruh Support Group dengan Model Keperawatan Kolcaba
Terhadap Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes mellitus tipe 2 oleh : Fuji
Rahmawati, Putri Widita Muharyani, dan Angeline H.Z. Tarigan. Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya dan Program Studi
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya E-mail:
fuji_rahmawati89@yahoo.co.id
2. Penelitian Tentang Pengalaman Mekanisme Koping ibu dengan Anak Penyandang
Autisme oleh : Erina, Septiana Elva, Sitompul, Dania Relina. Mahasiswi Program
Studi Sarjana Keperawatan STIKES Suaka Insan Banjarmasin.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Middle range theory dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide / gagasan yang
saling berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas, yaitu pada realitas
keperawatan.
Middle range theory dapat dikembangakan pada tatanan praktek dan riset untuk
menyediakan pedoman dalam praktik dan riset / penelitian yang berbasis pada disiplin
ilmu keperawatan.
B. Saran
Saran untuk perawat lebih mudah mengaplikasikan Middle Range Teori ke dalam
praktik keperawatan dibandingkan dengan Grand Teori, karena dipengaruhi oleh
penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam berbagai situasi, masih memiliki suatu
unsur abstrak, namun dapat diaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA

Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 24


September 2019, jam 20.15

McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.

Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in


nursing research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.

Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing
practice. 3rd ed. Philadelphia: F. A. Davis Company.

Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to


Nursing Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.

Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development
Using King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .

Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New
York: Springer Publishing Company.

Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV
Mosby Company St. Loui

Anda mungkin juga menyukai