Anda di halaman 1dari 24

PENYAKIT CAMPAK

(Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Promosi Kesehatan)

Dosen : Ruhyandi, S.Pd., M.KM

Disusun oleh :

Nama : Sadiah Nurul Falah

NPM : 113118056

Kelas : IB
Program Studi Kesehatan Masyarakat (S-1)

Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Penyakit Campak (Measles)”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Saya berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna


serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan terkait
penyakit campak itu sendiri. Baik dari segi riwayat alamiah penyakit, etiologi,
patofisiologi, gejala-gejalanya, ataupun cara penanggulangan dari penyakit
campak tersebut. Saya sadar dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, dimohon untuk masukan dan kritikannya. Atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………i

KATA PENGANTAR …………………………………………...……..ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….1

A. Latar Belakang ………………………………………….….1

B. Rumusan Masalah ………………………………………,…1

C. Tujuan …………………………………………………,…. 2

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………..………3

A. Definisi Campak ………………………………………..….3

B. Perbedaan Campak dan Rubella ……………………,……..3

C. Gejala-Gejala Campak …………………………………..…5

D. Riwayat Alamiah Penyakit Campak ……………………....5

E. Pelaku yang Beresiko Terkena Campak ………………….. 7

F. Etiologi dan Patofisiologi Penyakit Campak ………………7

iii
G. Penularan Penyakit Campak ……………………………… 9

H. Pencegahan dan Penanggulangan Campak ……………..… 9

BAB III PENUTUP ……………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 13

iv
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Derajat kesehatan masyarakat sebuah negara ditentukan oleh beberapa


indikator. Beberapa indikator yang dainggap signifikan dalam
menggambarkan derajat kesehatan tersebut antara lain, kematian ibu,
kematian bayi, dan status gizi. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia yang disebabkan karena penyakit
campak.

Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh


terbesar,karena merupakan suatu penyakit virus yang sangat menular,
meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30 tahun yang lalu,
virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap tahun dan menyebabkan
lebih dari1 juta kematian. Insiden terbanyak berhubungan dengan morbiditas
dan mortalitas penyakit campak yaitu pada negara berkembang.

Campak merupakan salah satu penyakit serius yang termasuk ke


dalam golongan PD31 yang dapat dicegah melalui imuniasi. Penyakit ini
umunya menyerang anak umur dibawah lima tahun. Campak masih termasuk
lima masalah kesehatan terbesar di Indonesia yang mesti ditanggulangi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Campak ?

2. Bagaimana perbedaan antara Campak dan Rubella?

3. Bagaimana gejala-gejala yang menandakan bahwa seseorang tersebut


mengalami campak?

1
4. Bagaimana riwayat alamiah penyakit campak?

5. Siapa saja yang beresiko terkena penyakit campak?

6. Bagaimana etiologi dan patofisiologi campak?

7. Bagaimana cara penularan dan pengendalian penyakit campak ?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi campak

2. Untuk mengetahui perbedaan campak dan rubella

3. Mengetahui dan waspada secara dini terkait gejala-gejala penyakit campak

4. Untuk mengetahui riwayat alamiah penyakit campak

5. Mengetahui penyakit campak secara etiologi dan patofisiologi

6. Mengetahui dan memahami siapa saja yang beresiko terkena penyakit

campak

7. Mengetahui cara-cara penularan dan penanggulangan campak

3
4
BAB II

Pembahasan

A. Definisi Kasus Campak

Campak merupakan salah satu penyakit yang termasuk ke dalam golongan PD3I. Penyakit campak ini dikenal juga sebagai
Morbili atau Measles, merupakan penyakit yang sangat menular (infeksius) dari Genus Morbilivirus dan termsuk golongan virus
RNA. Manusia diperkirakan satu-satunya resivoir , walaupun monyet dapat terinfeksi tetapi tidak berperan dalam penularan.
Pada tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan secara luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia terkena campak dengan 2,6
juta kematian setiap tahun yang sebagian besar adalah anak-anak dibawah usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu
miliar anak di negara-negara berisiko tinggi telah divaksinasi melaui program imunitas, sehingga pada tahun 2012 kematian
akibat campak telah mengalami penurunan sebesar 78% secara global. Indonesia merupakan salah satu dari negara-negara
dengan kasus campak terbanyak di dunia.

B. Perbedaan Campak dan Rubella

5
Masa penularan penyakit Campak terjadi pada 4 hari sebelum rash sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan pada
saat gejala awal (fase prodormal), yaitu pada 1-3 hari pertama sakit. Masa inkubasi terjadi pada 7-18 hari. Gejala campak
ditandai dengan :

1. Demam dengan suhu badan biasanya > 38oC selama 3 hari atau lebih, disertai alah satu atau lebih gejala batuk , pilek,
mata merah, atau mata berair.

2. Bercak kemerahan/rash yang dimulai dari belakang telinga

3. Gejala pada tubuh berbentuk makulopapular slama 3 hari atau lebih pada kisaran 4-7 hari menjalar ke seluruh tubuh

4. Khas (Patognomonis) ditemukan Koplik’s spot atau bercak putih keabuan dengan dasar merah di bagian pipi dalam

Penyebab Rubella adalah togavirus jenis rubuvirus dan termasuk golongan virus RNA. Virus dapat berkembang
biak di nasofaring dan kelenjar getah bening regional, dan viremia terjadi 4-7 hari setelah virus masuk tubuh.
Virus tersebut dapat melalui sawar plasenta sehingga menginfeksi janin dan dapat mengakibatkan abortus atau
Congenital Rubella Syndrome/CRS. Masa penularan diperkirakan terjadi pada 7 hari sebelum hingga 7 hari setelah
rash. Masa inkubasi Rubella berkisar antara 14-21 hari. Gejala Rubella ditandai dengan demam (37,2oC) dan bercak
merah/rash makulopapuler disertai pembesaran kelenjar limfe di belakang telinga , leher belakang, dan sub occipital.

6
Virus penyakit Campak dan Rubella penyebarannya sama melalui batuk dan bersin, serta kontak langsung dengan penderita.
Virus Campak dan Rubella cepat mati oleh sinar ultra violet, bahan kimia, bahan asam, dan pemanasan. Untuk memastikan
diagnosis penyakit Campak dan Rubella, diperlukan konfirmasi laboratorium dengan melakukan pemeriksaan serologis
(pengambilan darah pasien/serum darah) atau virologis (pengambilan urin pasien). Rubella pada anak sering hanya
menimbulkan gejala demam ringan atau bahkan tanpa gejala sehingga sering tidak terlaporkan. Sedangkan Rubella pada
wanita dewasa sering menimbulkan arthritis atau arthralgia.

Rubella pada wanita hamil terutama pada kehamilan trimester 1 dapat mengakibatkan abortus atau bayi lahir dengan CRS.
Bentuk kelainan CRS :

1. Kelainan jantung : Patent ductus arteriosus, Defek septum atrial, Defek septum ventrikel, Stenosis katup
pulmonal

2. Kelainan pada mata : Katarak Kongenital, Glaukoma kongenital, Pigmentary Retinopati

3. Kelainan Pendengaran

4. Kelainan pada sistem saraf pusat : Retardasi mata, Mikocephalia, Meningoensefalitis.

5. Kelainan lain : Purpura, Splenomegali, Ikterik yang muncul dalam 24 jam setelah lahir, Radioluscent bone

7
C. Gejala-Gejala Penyakit Campak

Gejala pertama adalah demam, lelah, batuk, hidung beingus, mata merah dan sakit, dan terasa kurang sehat. Beberapa
hari kemudian timbul ruam. Ruam tersebut mulai pada muka, merebak ke tubuh dan berlanjut selama 4-7 hari.

Sampai sepertiga penderita campak mengalami komplikasi , yang termasuk infeksi telinga, diare, pneumonia, dan mungkin
memerlukan rawat inap. Kira-kira satu dari setiap 1000 penderita campak yang terkena ensefalitis (pembengkakan otak).

D. Riwayat Alamiah Penyakit Campak

Riwayat alamiah penyakit campak melalui tahap-tahap sebagai berikut :


1) Tahap Prepatogenesis
Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/ sehat tetapi mereka Pada dasarnya peka terhadap
kemungkinan terganggu oleh serangan agen Penyakit (stage of susceptibility). Walaupun demikian pada tahap ini
sebenarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh,
dalam arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu dimana para kuman mengembangkan potensi infektifitas, siap
menyerang pejamu. Pada tahap ini belum ada tanda-tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat.

8
Namun begitu pejamunya ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu, maka keadaan segera dapat berubah. Penyakit akan melanjutkan
perjalanannya memasuki fase berikutnya, tahap pathogenesis.

2) Tahap Pathogenesis
Tahap ini meliputi 4 sub-tahap yaitu :
a) Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap ini individu masih belum merasakan bahwa
dirinya sakit.
b) Tahap Dini
Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah infeksi, yaitu berupa demam, nyeri tenggorakn, hidung
meler (coryza), batuk (cough), bercak koplik, nyeri otot, dan mata merah.

c) Tahap Lanjut
Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai Kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi
banyak dan menyatu Seperti pulau-pulau. Ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan tengkuk, dan
segera menjalar menuju dada, punggung, perut serta terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak
mencapai puncaknya (bisa mencapai 40C), ingus semakin banyak, hidung semakin mampat, tenggorokan semakin
sakit dan batuk-batuk kering dan juga disertai mata merah.

9
3) Tahap Akhir/ Pasca Pathogenesis
Berakhirnya perjalanan penyakit campak. Dapat berada dalam lima pilihan keadaan, yaitu :
a. Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat kembali
b. Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh tidak pulih
sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa cacat.
c. Carrier, dimana tubuh penderita pulih kembali, namun penyakit masih tetap ada dalam tubuh tanpa
memperlihatkan gangguan penyakit.
d. Penyakit tetap berlangsung kronik
e. Berakhir dengan kematian.

E. Pelaku yang Berisiko terkena Penyakit Campak

Campak umum sebelum tahun 1966, maka kebanyakan orang yang lahir sebelum itu mempunyai kekebalan. Orang yang
menghadapi resiko campak termasuk :

10
 Orang yang lahir pada atau sejak tahun 1966 yang belum pernah menderita campak dan belum pernah menerima
dua dosis vaksin Campak-Gondong-Rubela (MMR) dari usia 12 bulan.

 Orang yang memmpunyai sistem kekebalan yang lemah (mis. Orang yang sedang menerima kemoterapi atau
radioterapi untuk kanker atau orang yang sedang menerima dosis obat steroid) meskipun telah diimuniasasi
sepenuhnya atau menderita infeksi campak sebelumnya

 Orang yang tidak mempunyai kekebalan dan melakukan perjalanan ke luar negeri

F. ETIOLOGI dan PATOFISIOLOGI Campak

1. ETIOLOGI
Penyakit campak disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus genus morbilivirus merupakan salah
satu virus RNA. Virus ini terdapat dalam darah dan secret (cairan)nasofaring (jaringan antara tenggorokan dan hidung) pada masa
gejala awal (prodromal) hingga 24 jam setelah timbulnya bercak merah di kulit dan selaput lendir.
a) Bentuk virus
Virus berbentuk bulat dengan tepi kasar dan bergaris tengah 140- nm dan di bungkus oleh selubung luar yang terdiri
dari lemak dan protein. Di dalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang

11
mengelilingi asam nukleat (RNA ), merupakan struktur heliks nucleoprotein dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
b) Ketahanan virus
Pada temperature kamar virus campak kehilangan 60 % sifat infeksifitasnya selama 3-5 hari pada 37oC waktu paruh
umurnya 2 jam, pada 56oC hanya satu jam. Pada media protein ia dapat hidup dengan suhu -70oC selama 5,5 tahun,
sedangkan dalam lemari pendingin dengan suhu 4- 6oC dapat hidup selama 5 bulan. Virus tidak aktif pada PH asam. Oleh
karena selubung luarnya terdiri dari lemak maka ia termasuk mikroorganisme yang bersifat ether labile, pada suhu kamar
dapat mati dalam 20 % ether selama 10 menit dan 50% aseton dalam 30 menit. Dalam 1/4000 formalin menjadi tidak
efektif selama 5 hari, tetapi tidak kehilangan antigenitasnya. Tripsin mempercepat hilangnya potensi antigenik.
c) Struktur Antigenik
Infeksi dengan virus campak merangsang pembentukkan neutralizing antibody, complement fixing antibody, dan
haemagglutinine inhibition antibody. Imunoglobulin kelas IgM dan IgG muncul bersama-sama diperkirakan 12 hari
setelah infeksi dan mencapai titer tertinggi sekitar 21 hari. Kemudian IgM menghilang dengan cepat sedangkan IgG
tinggal tidak terbatas dan jumlahnya terukur, sehingga IgG menunjukkan bahwa pernah terkena infeksi walaupun sudah
lama. Antibodi protektif dapat terbentuk dengan penyuntikan antigen haemagglutinin murni.

2. PATOFISIOLOGI

12
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo
endothelial, berkembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal tersebut akan menimbulkan gejala pada
saluran pernafasan, saluran cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa bercak koplik dan ruam kulit.
Antibodi yang terbentuk berperan dalam timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi. Mekanisme
imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

G. Penularan Penyakit Campak

Campak biasanya ditularkan sewaktu seeorang menyedot virus campak yang telah dibatukkan atau dibersinkan ke dalam
udara oleh orang yang dapat menularkan penyakit. Campak merupakan salah satu infeksi manusia yang paling mudah
ditularkan. Berada di dalam kamar yang sama saja dengan seorang penderita campak dapat mengakibatkan infeksi.

Penderita campak biasanya dapat menularkan penyakit dari saat sebelum gejala timbul sampai empat hari setelah ruam
timbul. Wakru dari eksposur sampai jatuh sakit biasanya adalah 10 hari. Ruam biasanya timbul kira-kira 14 hari setelah
eksposur.

H. Pencegahan dan Pengendalian Campak

Cara Pencegahan dan Penanggulangan Campak :

13
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak.
Sasaran dari pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang tinggi agar tidak
memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak. Tindakan yang dilakukan yakni penyuluhan dan edukasi.
2. Pencegahan Primer
1) Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan mengenai Campak. Disamping kepada
penderita Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya, kelompok masyarakat beresiko tinggi dan
pihak-pihak perencana kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada pasien campak adalah
definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan
campak, pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan pengenalan komplikasi Campak.
2) Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin
yaitu diberikan pada bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz vaccine yaitu vaksin hidup
yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak boleh
diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat
diberikan sebagai vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella (MMR). vaksin monovalen
diberikan pada bayi usia 9 bulan, sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan. Penting
diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin

14
tersebut harus dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau bahan kimia dan setelah dibuka
hanya tahan 4 jam.
3) Isolasi

3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau menghambat timbulnya komplikasi dengan
tindakan-tindakan seperti tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak serta penanganan segera
dan efektif.

4. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah kecacatan
akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain mencegah. Kegiatan yang dilakukan antara lain
mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan melakukan rehabilitasi sedini mungki bagi penderita
yang mengalami kecacatan. Dalam upaya ini baik diperlukan kerjasama yang baik antara pasien-pasien dengan dokter
maupun antara dokter-dokter yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
motivasi pasien untuk mengendalikan penyakit campak.

15
16
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan

Salah satu penyakit yang sering menyerang anak – anak adalah campak.
Campak merupakan penyakit yang mudah menular. Campak di sebabkan
pelh virus yang di sebut paramyxovirus. Virus ini memasuki tubuh melalui
saluran pernafasan bagian atas. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui
kontak langsung dengan penderita atau melalui udara. Virus campak mudah
menyerang anak dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Daya tahan
tubuh anak yang lemah dan kondisi tubuh kekurangan gizi menyebabkan
anak – anak mudah terserang campak. Inkubasi virus penyebab campak
kedalam tubuh terjadi dalam waktu 10 – 14 hari.

Untuk menanggulangi penyakit campak ini dapat dilakukan dengan


penyuluhan, isolasi, imunisasi dan vaksinasi. Selain melakukan vaksinasi
anticampak, untuk mencegah terjadinya penyakit campak sebaiknya adalah
hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, pakaian dan badan.
Lingkungan buruk dengan sanitasi rendah merupakan sumber penyakit dan
mempermudah penularannnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/imunis
asi%20campak%202018.pdf

www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/ - 63k

Arianto, Mostang.2018.Beberapa faktor resiko terjadinya campak pada balita.


Journal Epidemiologi Kesehatan Komunitas. Vol 3(1)

Ningtyas , D.W. 2015. Pengaruh Vaksin terhadap Penyakit Campak. Journal


Epidemiologi Berkala, Vol 3(3)

Eka, Khuril Oktavia. Hubungan Imunisasi Campak terhadap Kejadian Campak.


Journal Epidemiologi Berkala , Vol 6 (2)

18

Anda mungkin juga menyukai