PENDAHULUAN
Sungai Brantas adalah sebuah sungai di Jawa Timur yang merupakan sungai
terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. rletak di Propinsi Jawa
Timur pada 110°30' BT sampai 112°55' BT dan 7°01' LS sampai 8°15' LS. Sungai
Brantas mempunyai panjang ± 320 km dan memiliki luas wilayah sungai ± 14.103
2
km yang mencakup ± 25% luas Propinsi Jawa Timur atau ± 9% luas Pulau Jawa.
Sungai Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu) yang berasal dari
simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir
ke Malang,Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, Mojokerto. Sungai Brantas terdiri
dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Brantas, DAS Tengah dan
DAS Ringin Bandulan serta DAS Kondang Merak.
Sungai Brantas merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat yang tinggal
di sekitar Sungai Brantas. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kondisi DAS
Brantas saat ini sudah mulai tercemar. Dimulai dari banyaknya sampah yang
ditemukan di bantaran sungai. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan
mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering
dihinggapi lalat sehingga dapat mendatangkan wabah penyakit.
3. Bagaimana agar sampah tersebut dapat di daur ulang dan digunakan dalam
kehidupan sehari hari?
1
2
1. Sampah yang dapat membusuk (garbage), menghendaki pengelolaan yang cepat. Gas-gas
yang dihasilkan dari pembusukan sampah berupa gas metan dan H2S yang bersifat racun
bagi tubuh.
2. Sampah yang tidak dapat membusuk (refuse), terdiri dari sampah plastik, logam, gelas
karet dan lain-lain.
3. Sampah berupa debu/abu sisa hasil pembakaran bahan bakar atau sampah.
4. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, yakni sampah B3 adalah sampah karena
sifatnya, jumlahnya, konsentrasinya atau karena sifat kimia, fisika dan mikrobiologinya
dapat meningkatkan mortalitas dan mobilitas secara bermakna atau menyebabkan penyakit
reversible atau berpotensi irreversible atau sakit berat yang pulih.
5. menimbulkan bahaya sekarang maupun yang akan datang terhadap kesehatan atau
lingkungan apabila tidak diolah dengan baik.
2.1.2. Sumber Sampah
sebagai berikut :
Yang dimaksud di sini misalnya tempat hiburan umum, pantai, masjid, rumah
sakit, bioskop, perkantoran, dan sarana pemerintah lainnya yang menghasilkan
sampah kering dan sampah basah.
5. Sampah Pertanian
Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil saja
dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari - hari.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari
sampah.
5
2.1.3. Jenis – jenis sampah
Jenis sampah yang ada di sekitar kita cukup beraneka ragam, ada yang
berupa sampah rumah tangga, sampah industri, sampah pasar, sampah rumah sakit,
sampah pertanian, sampah perkebunan, sampah peternakan, sampah
institusi/kantor/sekolah, dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut :
1. Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan – bahan hayati
yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini
dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga
sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik,
misalnya sampah dari dapur, sisa – sisa makanan, pembungkus (selain kertas,
karet dan plastik), tepung , sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
2. Sampah Anorganik
Sebenarnya sampah tidak lah salah tetapi yang salah adalah perbuatan dari
manusianya itu sendiri dalam membuang sampah. Sampah pastinya diakibatkan
oleh manusia itu sendiri, perlu diketahui bahwa banyak penyebab yang diakibatkan
dari manusia dalam membuang sampah ataupun limbah secara sembarangan, yakni
6
Di dalam pikiran sebagian masyarakat pada umumnya menganggap bahwa
membuang sampah sembarangan ini bukanlah hal yang salah dan wajar untuk
dilakukan.
Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau
bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan merupakan suatu faktor besar
didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya, pengaruh lingkungan seperti
membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya
perilaku membuang sampah sembarangan.
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika
tersedianya banyak tempat sampah.
Tempat yang kotor dan memang sudah banyak sampahnya. Tempat yang asal
mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa
membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat tersebut. Jadi, warga
sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat tersebut.
Selain itu terdapat berbagai hal yang dapat menjadikan sampah sulit untuk dikelola
dengan baik, yakni :
Praktik pengelolaan sampah berbeda beda antara negara maju dan negara
berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda
juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yang
tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial
dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan
dan menggunakan kembali sampah yang dibuang, contohnya botol bekas pakai
yang dikumpulkan untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari
sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah
khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminium, kaleng baja
makanan/minuman, Botol HDPE dan PET, botol kaca, kertas karton, koran,
majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga
bisa didaur ulang. Daur ulang dari produk yang kompleks seperti komputer atau
mobil lebih susah, karena bagian-bagiannya harus diurai dan dikelompokkan
menurut jenis bahannya.
Pengolahan biologis
Material sampah ((organik)), seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa
diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan
istilah pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai
pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Pemulihan energi
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat
sampah terbentuk, atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode
pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki
barang yang rusak, mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa
digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik),
mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai
(contohnya kertas tisu), dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang
lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng
minuman).
Menurut Hadi (1995:75) dari segi kualitas, partisipasi atau peran serta masyarakat
penting sebagai :
1. Input atau masukan dalam rangka pengambilan keputusan/kebijakan.
2. Strategi untuk memperoleh dukungan dari masyarakat sehinggga kredibilitas dalam
mengambil suatu keputusan akan lebih baik.
3. Komunikasi bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menampung
pendapat, aspirasi dan concern masyarakat.
4. Media pemecahan masalah untuk mengurangi ketegangan dan memecahkan konflik
untuk memperoleh konsensus.
Salah satu contoh pengelolaan sampah rumah tangga berbasis mayarakat, yaitu
Perumahan Pondok Pekayon Indah Jakarta, menjadi salah satu pantauan penilaian
program Adipura tingkat nasional karena dinilai telah secara proaktif melakukan
kegiatan peningkatan lingkungan, khususnya proses pembuatan kompos kawasan dan
penghijauan. Kapasitas produksi kompos minimum sebesar 2.000 kg/bulan dengan
menggunakan bahan baku 6.000kg sampah organik. Bahan baku yang digunakan
13
berasal dari timbulan sampah 600 KK di 4 (empat) RW dengan laju timbulan sampah
1/3 kg/hari/KK. Biaya operasional perbulan unit pengelolaan kompos ini mencapai Rp
1.500.000. Kompos yang diproduksi dijual kemasyarakat sekitar dengan harga Rp
2.500 per 2 ( dua ) kilogram dan untuk produk daur ulang dengan kisaran harga RP
10.000 –Rp 100.000. Warga didorong untuk berpartisipasi secara aktif dengan
memberikan intensif 10% dari hasil penjualan kompos.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai pengelolaan sampah di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengelolaan sampah di daerah Hulu Sungai Brantas dapat dilakukan dengan tujuh
cara yaitu Solid waste generated, On site handling, Collecting, Transfer/transport,
Treatment, Energy recovery, dan Pengelolaan berbasis Masyarakat.
2. Dalam Metode Daur Ulang sampah, terdapat tiga jenis metode yang berguna untuk
mendaur ulang sampah – sampah yang ada di Hulu Sungai Brantas, yaitu
Pengolahan kembali secara fisik, Pengolahan biologis, dan Pemulihan energi.
3. Metode selanjutnya yang dapat menanggulangi bertambahnya jumlah sampah di
Hulu Sungai Brantas yaitu Metode Pencegahan dimana metode ini termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak,
mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali.
4. Usaha pemanfaatan sampah merupakan komponen penting dalam pengelolaan
sampah yang dapat mengurangi dampak lingkungan. Ditinjau dari segi ekonomi,
maka sampah rumah tangga dapat dimanfaatkan berdasarkan jenisnya. Sampah
organik dapat dijadikan kompos sedangkan sampah plastik, kertas, logam dan
sebagainya dapat dijual ataupun dibuat kerajinan daur ulang.
3.2. Saran
Proses pengelolaan sampah ini tidak bisa kita serahkan sepenuhnya kepada
pemerintah, diperlukan adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan, dan kepedulian masyarakat, serta peran serta masyarakat, agar masalah
sampah di sekitar Hulu Sungai Brantas ini dapat selesai. Selain itu, kita semua juga
harus paham tentang bagaimana cara mengolah sampah baik itu organik, maupun
anorganik agar sampah yang akan dibuang nantinya adalah sampah sesungguhnya.
15
DAFTAR RUJUKAN
Ayu, Ni Komang. 2008. Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga (Studi Kasus di Sampangan dan Jomblang, Kota Semarang). Tesis tidak diterbitkan.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Riswan. Sunoko, Rya Henna. Hadiyarto, Agus. 2011. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di
Kecamatan Daha Selatan. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Krisnawati, Theresia Oktarina. 2012. Pengelolaan Sampah Domestik Masyarakat dan Jumlah
Titik Sampah di tepi Sungai Code Wilayah Gondolawu sampai Ringroad Utara Yogyakarta.
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Kristen Duta Wacana.
iii