Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KLAUSA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sintaksis

Dosen Pengampu:
Fauziah Supratman, M.Pd

Disusun oleh :
Diah Septiani (1731321003)
Nurmilah (1731321001)
Reni Apriliani (1931325001)
Ani Sekaryani (1931325002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan syukur atas limpahan rahmat dan hidayah Allah Subhanahu
Wata'ala karena makalah klausa ini telah dapat kami susun.

Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu bahan dalam
memberikan penguatan dan pendalaman materi mengenai klausa.

Harapannya semoga makalah ini dapat bermanfaat sebaik- baiknya dalam


memberikan wawasan yang lebih luas, bermutu bagi oranglain.

Kami menyadari makalah ini jauh dari sempurna, kritik dan saran yang
konstruktif senantiasa terbuka untuk kemajuan kami, dan tidak menutup
kreatifitas dalam pengembangannya.

Tidak lupa pula kami panjatkan do'a dan ucapan terimakasih kepada
semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya, semoga menjadi
catatan amal kebaikan dan mendapatkan balasan yang sempurna dari Allah
Subhanahu Wata'ala, aamiin.

Terimakasih. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Sukabumi, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian klausa 2

B. Klausa berdasarkan distribusinya 2

C. Klausa berdasarkan fungsinya 2

D. Klausa berdasarka strukturnya 3

E. Hubungan antarklausa 5

BAB III PENUTUP 8

A. Simpulan 8

B. Saran 8

DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya bahasa merupakan universal yang harus di mengerti oleh setiap
orang,baik secara lisan maupun tulisan dengan berbagai simbol sehingga ada umpan
balik yang dihasilkan. Bahasa juga sebagai penghubung berbagai negara, dan
dibangun oleh tiga komponen yaitu leksikon, gramatika, dan
fonologi(chaer,2009:1). Sistem gramatika dibagi menjadi dua yaitu sintaksis dan
morfologi.

Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk
beluk wacana, klimat, klausa dan frase (ramlan,1981:18). klausa merupakan satuan
sintaksis yang terdiri dari dua kata atai lebih yang mengandung unsur predikat.

Untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar maka dituntutlah


kemampuan dalam membuat kalimah yang baik dan benar juga. Dengan adanya
pengetahuan tentang klausa dan jenis-jenisnya serta strukturnya dan menjadi sangat
penting, karena sebuah kalimat harus mengandung unsur sintaksis yang terdiri dari
satu atau lebih dalam klausanya.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang kami rumuskan yaitu:

1. Apakah pengertian dari klausa ?

2. Apa sajakah klausa berdasarkan distribusinya ?

3. Apa sajakah klausa berdasarkan fungsinya ?

4. Apa sajakah klausa berdasarkan strukturnya ?

5. Apa sajakah hubungan antarklausa ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Mengetahui pengertian klausa.
2. Mengetahui klausa berdasarkan distribusinya.
3. Mengetahui klausa berdasarkan fungsinya.
4. Mengetahui klausa berdasarkan strukturnya.
5. Mengetahui hubungan antarklausa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat (Arifin dan Junaiyah, 2008). Klausa atau
gabungan kata itu berpotensi menjadi kalimat.
Menurut Ramlan (2005), Klausa dijelaskan sebagai satuan gramatik yang
trdiri dari S P baik disertai O, PEL, dan KET ataupun tidak. Dengan ringkas, klausa
ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak
dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Menurut Tarigan (2009), Klausa adalah kelompok kata yang hanya
mengandung satu predikat.
B. Klausa Berdasrkan Distribusi Satuan
Berdasarkan potensinya untuk dibentuk menjadi kalimat, klausa dapat dibagi
menjadi 2 yaitu klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas adalah klausa yang
berpotensi menjadi kalimat lengkap. Klausa terikat adalah klausa yang tidak
berpotensi menjadi kalimat lengkap, tetapi hanya berpotensi menjadi kalimat minor.

C. Klausa berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya, klausa ternyata dapat menduduki fungsi subjek,
objek, keterangan, dan pelengkap. Subjek adalah bagian klausa yang berwujud
nomina atau frasa nominal yang menandai apa yang dinyatakan oleh pembicara
(penulis). Di dalam bahasa Indonesia, subjek biasanya mendahului predikat, seperti
a. berlibur kami sekeluarga
b. berenang itu menyehatkan

Objek adalah klausa yang berwujud nomina atau frasa nominal yang
melengkapi verba transitif. Objek dikenai perbuatan yang sebutkan dalam predikat
verbal. Objek dapat dibagi menjadi objek langsung dan objek tak langsung. Objek
langsung adalah objek yang dikenai perbuatan yang disebut predikat verbal,
Sedangkan objek tak langsung adalah objek yang menjadi penerima atau yang
diuntungkan oleh perbuatan yang terdapat dalam predikat verbal.

Contoh objek langsung:

a. Bibi sedang menanak nasi

b. Ibu membawa minuman


Contoh objek tak langsung:

a. Bibi sedang menanyakan nasi untuk kita semua


b. Ibu membawakan minuman untuk ayah

Klausa keterangan adalah yang menjadi bagian luar inti, berfungsi


meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat. Contohnya:

a. Keterangan akibat: penjahat itu dihukum mati


b. Keterangan sebab: karena sakit, ia tidak jadi ikut
c. Keterangan syarat: tolonglah kalau kau bisa,angkatlah jika kuat
d. Keterangan tempat: datang dari barat,pergi ke lampung

Klausa pelengkap adalah klausa yang terdiri dari atas nomina, frasa nominal,
adjektiva, atau frasa adjektiva yang merupakan bagian dari predikat verbal, seperti:

a. Abangku menjadi pilot


b. Kami bermain bola
c. Persoalan itu dianggap sepi
d. Adik menari bali

D. Klausa berdasarkan strukturnya

Klausa berdasarkan strukturnya dibagi menjadi dua yaitu:

1. Klausa verbal adalah klausa yang predikatnya verba. Contohnya:


a. Saya makan
b. Adik mandi
c. Ibu menyiapkan makanan

Klausa verbal terdiri atas klausa verbal aktif transitif dan klausa verbal aktif tak
transitif. Klausa verbal aktif adalah klausa yang menunjukan bahwa subjek
melakukan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam predikat verbal nya. Verba
yang predikatnya berimbuhan meng- atau ber-, Contohnya:

a. Adik menangis
b. Kami bermain bola

Klausa verbal aktif transitif adalah klausa yang predikat verbal nya mempunyai
objek. Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan meng-, meng-/-i, atau meng-/-
kan. Contohnya:

a. Bibi menjual makanan


b. Aku mengirimkan surat
c. Anak-anak memetik mangga
Klausa verbal aktif transitif resiprokal adalah klausa klausa yang subjeknya
melakukan pekerjaan yang disebutkan predikat verbalnya, tetapi secara secara
berbalasan atau klausa yang subjeknya saling melakukan pekerjaan yang disebutkan
predikat verbalnya. Klausa jenis ini ada yang bersubjek tunggal dan ada juga yang
bersubjek jamak.

Subjek tunggal: ia berpandangan denngan ibunya

Bersubjek jamak: mereka berbantah, anak-anak, berkelahi, mahasiswa berdebat.

Klausa verbal pasif adalah klausa yang menunjukan bahwa subjek dikenai
pekerjaan atau sasaran perbuatan seperti yang disebutkan dalam predikat verbalnya.
Verba yang menjadi predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ber-, ke-/-an, atau
diawali dengan kata kena.

1. Dikenai pekerjaan, seperti:


a. Kaka bercukur
b. Korban tertembak
2. Dikenai sasaran perbuatan
a. Melarikan diri
b. Memperkaya diri

Selain itu, terdapat juga klausa verbal pasif yang tidak dapat dijadikan klausa
aktif, seperti:

a. Pengunjung dilarang merokok


b. Penumpang diharap tenang

Klausa verbal aktif taktransitif adalah klausa yang predikat verbalnya tidak
mempunyai sasaran dan tidak mempunyai objek. Contohnya:

a. Kelakuannya menjadi-jadi
b. Anak-anak berangkat (tadi pagi)
c. Pengetahuan kita bertambah

Klausa nonverbal adalah klausa yang predikatnya berupa nomina, pronominal,


adjektiva, numeralia, atau frasa preposisional. Contohnya:

a. Adik ke Bandung
b. Dia sedang sakit
c. Anaknya dua orang
E. Hubungan Antarklausa
Hubungan antarklausa subordinatif menunjukkan hubungan yang hierarkis. Kata
penghubung yang digunakan menyebabkan klausa yang berada di bawah klausa
yang lain karena klausa yang satu menjadi bagian dari klausa yang lain. Yang
dihasilkan adalah kalimat majemuk bertingkat.

Dengan kata lain, kata penghubung pada klausa hierarkis masuk ke dalam klausa
subordinat. Hubungan antara klausa subordinatif dan klausa utama ditentukan oleh
jenis dan fungsi klausa subordinatif. Hubungan itu ditunjukkan oleh jenis kata
penghubung (subordinatif) yang digunakan.

1. Hubungan sebab
Hubungan sebab terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya
menyatakan sebab atau alasan terjadinya apa yang dinyatakan dalam klausa
utama. Kata penghubung yang digunakan adalah sebab, karena, dan oleh
karena.
2. Hubungan akibat
Hubungan akibat terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya
menyatakan akibat dari kejadian atau perbuatan yang dinyatakan dalam klausa
utama. Kata penghubung yang digunakan adalah akibat, akibatnya, dan
hasilnya.
3. Hubungan tujuan
Hubungan tujuan terdapat di dalam kalimat yang klausa subordinatifnya
menyatakan tujuan dri apa yang disebut oleh klausa pertama. Kata penghubung
yang digunakan adalah untuk, demi, agar, dan biar.
4. Hubungan syarat
Klausa subordinatif kalimat yang menunjukkan hubungan syarat
menyatakan syarat terlaksananya apa yang disebutkan oleh klausa pertama.
Kata penghubung yang digunakan adalah jika, kalau, jikalau, dan asalkan.
5. Hubungan waktu
Hubungan waktu ditunjukkan oleh klausa koordinatif yang menyatakan
waktu terjadinya suatu peristiwa atau keadaan yang disebutkan oleh klausa
pertama. Hubungan waktu terbagi menjadi waktu permulaan, waktu
bersamaan, waktu berurutan, waktu batas akhir terjadinya peristiwa atau
keadaan.
a. Waktu batas permulaan
Waktu batas permulaan ditandai oleh kata penghubung sejak atau sedari
b. Waktu bersamaan
Waktu bersamaan ditandai oleh kata penghubung ketika, pada waktu,
(se)waktu, serta, seraya, sambil, sementara, selagi, selama, dan tatkala.
c. Waktu berurutan
Waktu berurutan ditandai oleh kata penghubung sebelum, sehabis, setelah,
sesudah, seusai, dan begitu.
d. Waktu batas akhir
Waktu batas akhir digunakan untuk menyatakan akhir atau ujung suatu
proses. Waktu batas akhir ditandai oleh kata penghubung samapi dan kepada.
6. Hubungan konsesif
Hubungan konsesif terdapat di dalam kalimat subordinatif yang klausa
pertamanya tidak mengubah pernyataan yang terdapat di dalam klausa pertama.
Hubungan konsesif biasanya ditandai oleh kata penghubung sungguh (pun), biar
(pun), meski (pun), walau (pun), sekali (pun), dan kendati (pun).
7. Hubungan cara
Hubungan cara ditandai oleh kata penghubung dengan atau tanpa. Klausa
subordinatifnya menyatakan cara pelaksanaan sesuatu.
8. Hubungan kenyataa
Klausa subordinatif pada hubungan kenyataan atau hubungan komplementatif
bertugas melengkapi verba atau melengkapi nomina subjek.
9. Hubungan alat
Hubungan alat terdapat pada kalimat yang klausa subordinatifnya menyatakan
alat yang disebutkan oleh klausa utama. Kata penghubung yang digunakan adalah
dengan, tidak dengan, memakai, dan menggunakan.
10. Hubungan perbandingan
Hubungan perbandingan terdapat dalam kalimat majemuk yang klausa
subordinatif dan klausa utamanya memiliki unsur yang sama dan tarafnya bersifat
sama (ekuatif) atau unurnya sama, tetapi tarafnya berbeda (komparatif).
a. Hubungan ekuatif
Hubungan ekuatif mempersyaratkan persamaan taraf antara klausa utama dan
klausa subordinatif. Bentuk persamaan yang digunakan adalah
sama+adjektiva+dengan atau se-+adjektiva.
b. Hubungan komparatif
Hubungan komparatif mempersyaratkan perbedaan taraf antara klausa utama dan
klausa subordinatif. Bentuk komparasi yang digunakan adalah lebih/kurang+dari
atau lebih/kurang + adektiva + daripada.
11. Hubungan hasil
Hubungan hasil terdapat di dalam kalimat majemuk yang klausa
subordinatifnya menyatakan hasil atau akibat dari apa yang dinyatakan oleh klausa
utama. Hubungan hasil ditandai oleh kata penghubung sampai, sampai-sampai,
sehingga, dan maka.
12. Hubungan atributif
Hubungan atributif ditandai oleh kata penghubung subordinatif yang. Terdapat
dua macam hubungan atributif, yaitu atributif restriktif dan atributif takrestriktif.
Kalusa dengan yang itu sering juga disebut kalusa relatif.
a. Hubungan atributif restriktif
Hubungan seperti ini mewatasi makna nomina yang diterangkannya. Akibatnya,
keterangan pewatas itu menjadi bagian integral dari nomina yang diterangkannya
itu.
- Istrinya yang tinggal di Bogor berjualan telur.
b. Hubungan atributif takrestriktif
Klausa relatif pada hubungan atributif takrestriktif hanya memberikan tambahan
informasi pada nomina yang diterangkannya. Jadi, kalusa relatif itu tidak
merupakan keterangan pewatas bagi nomina yang diterangkannya itu. Di dalam
bahasa tulis, kalimat dengan klausa relatif yang menjadi keterangan tambahan itu
diapit oleh tanda koma.
- Istrinya, yang tinggal di Bogor, berjualan telur.
13. Hubungan andaian
Klausa subordinatif pada hubungan pengandaian berisikian andaian atas
sesuatu yang terdapat pada klausa utama. Di dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa
jenis andaian, seperti
a. Andaian yang tidak mungkin terjadi
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung andai kata, seandainya, dan
andaikan.
b. Andaian yang mungkin terjadi
Andaian jenis ini biasanya menggunakan kata penghubung pengandaian jika,
kalau, jikalau, apabila, dan bilamana.
c. Andaian yang menggambarkan kekhawatiran
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung jangan-
d. Andaian yang berhubungan dengan ketidakpastian.
Andaian jenis ini menggunakan kata penghubung kalau-kalau.
14. Hubungan optatif
Klausa utama kalimat majemuk yang berisikan hubungan optatif
menyatakan harapan agar apa yang ada pada klausa subordinatif dapat terjadi. Kata
penghubung yang digunakan adalah agar, semoga, moga-moga, dan mudah-mudahan.
BAB 3
PENUTUP
1.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dan dari beberapa definisi yang dikemukakan para
ahli dapat disimpulkan bahwa, klausa adalah konstruksi kalimat, minimal satu
predikat. Predikat ini boleh diikuti subjek, objek, predikat dan keterangan. Dalam
bahasa Indonesia terdapat bermacam-macam klausa. Masing-masing ahli bahasa
memiliki perbedaan dalam membuat klasifikasi tentang klausa, tergantung pada
sudut pandangnya.
1.2 Saran
Menulis makalah adalah menyusun materi dari berbagai sumber dengan
menambahkan argumen penulis yang sesuai dengan konteks pembicaraan. Sebagai
mahasiswa yang sedang melakukan pembelajaran, maka menulis makalah menjadi
salah satu pekerjaan yang kerap kali dilakukan. Meski demikian, dalam penulisan
makalah pasti terdapat kekhilafan penulis. keterbatasan dalam makalah di atas,
kami sebagai tim penyusun mengharapkan kritikan serta saran dari pihak pembaca
agar menjadi bahan pembelajaran untuk kami dan dapat menyempurnakannya
pada penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Junaiyah.2009.Sintaksis.Jakarta : PT. Grasindo

Anda mungkin juga menyukai