Deskripsi Batuan Password
Deskripsi Batuan Password
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat proses pendinginan magma, yakni
cairan silikat pijar yang memiliki temperature tinggi (900o – 1600o C) dan memiliki 8
unsur utama yakni O, Si, Al, Fe, Ca, Mg, Na, K dan mengandung senyawa H2O dan
CO2 serta beberapa komponen gas H2S, HCl, CH4, dan CO. Magma dapat
berdiferensiasi, dan hal inilah yang menyebabkan batuan beku memiliki komposisi
mineral yang beragam. Genesa batuan beku dapat dibedakan menjadi dua, yakni
plutonik/intrusive (berada di bawah permukaan Bumi) dan vulkanik/ekstrusif (berada
di dekat atau di permukaan Bumi). Genesa batuan tersebut dapat dibedakan pada saat
batuan beku dideskripsikan.
Dalam mengamati atau mendeskripsikan batuan beku, terdapat beberapa hal penting
yang harus diperhatikan, yakni adalah sebagai berikut.
a. Warna
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.
Batuan beku berwarna cerah pada umumnya adalah batuan beku felsic, batuan
beku berwarna gelap pada umumnya adalah batuan beku intermediet, batuan
beku berwarna hitam kehijauan pada umumnya adalah batuan beku mafik,
dan batuan beku berwarna hijau kelam pada umumnya adalah batuan beku
ultramafic.
b. Komposisi Mineral
Komposisi mineral batuan beku dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya
serta posisi tektonik genesa batuan beku tersebut. Mineral pembentuk batuan
beku dibagi menjadi tiga, yakni sebagai berikut.
Mineral utama: terbentuk dari kristalisasi magma dalam jumlah
melimpah, contoh mineral Seri Bowen
Mineral tambahan: terbentuk dari kristalisasi magma dalam jumlah
sedikit
Mineral sekunder: mineral hasil ubahan mineral primer
Subhderal: kristal memiliki batas peralihan antara sempurna
dan tidak beraturan
Anhedral: batas kristal tak beraturan
d. Struktur
Struktur dalam batuan beku dibagi menjadi dua, yakni struktur berhubungan
dengan aliran magma dan struktur berhubungan dengan pendinginan magma.
Klasifikasi yang digunakan pada batuan beku adalah klasifikasi IUGS (International
Union Geological Sciences) pada tahun 1973.
adalah sebagai berikut.
Batuan sedimen adalah batuan hasil pengendapan dari hasil sedimentasi mekanis,
kimiawi, maupun organic. Secara garis besar, klasifikasi batuan sedimen dijelaskan
dalam klasifikasi Koesemadinata (1980) yang membagi batuan sedimen menjadi
enam golongan utama.
Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang dihasilkan oleh sedimentasi
mekanis (hasil rombakan batuan asal) yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi
yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan diagenesa. Proses
pelapukan yang terjadi dapat beruypa pelapukan fisik dan kimia, dan proses erosi dan
transportasi dilakukan terutama oleh media air, angin, atau es.
g. Kekompakan: sifat fisik dari batuan, dimana istilah yang digunakan adalah
dense (sangat padat), hard (keras dan padat), medium hard (agak keras), soft
Batuan sedimen klastik memiliki beberapa komponen, yakni butiran, massa dasar (lunak), friable (keras tetapi dapat diremas), dan spongy (berongga).
(matriks), dan semen. Butiran adalah butiran klastik yang tertransport berupa mineral,
fosil, atau fragmen litik. Matriks adalah massa dasar yang diendapkan bersama dengan Strutktur sedimen termasuk dalam struktur primer dimana struktur tersebut terbentuk
butir. Semen adalah material berukuran halus yang mengikat butir dan matriks, pada saat pembentukan batuan, dimana struktur tersebut digunakan untuk menentukan
diendapkan setelah kedua komponen tersebut terendapkan. top dan bottom lapisan, arah arus purba, dan interpretasi lingkungan pengendapan.
Struktur sedimen dibagi menjadi tiga, yakni struktur sedimen pengendapan, erosional,
Tekstur batuan sedimen yang perlu diperhatikan pada saat mengidentifikasi batuan dan pasca pengendapan. Contoh struktur pada batuan sedimen adalah
sedimen, dimana tekstur berperan penting dalam proses interpretasi lingkungan perlapisan/laminasi, current ripple, mud crack, rain mark, current ripple, dunes, flute
pengendapan. Tekstur yang terdapat pada batuan sedimen adalah sebagai berikut. cast, load cast, convolute bedding, dan lain sebagainya.
a. Besar butir: ukuran atau diameter butiran, berhubungan langsung dengan Klasifikasi yang digunakan dalam batuan sedimen klastik adalah klasifikasi
tingkat energy pada saat transportasi dan pengendapan. Besar butir ditentukan Wentworth pada tahun 1922. Klasifikasi Wentworth adalah jenis pemgindentifikasian
oleh jenis pelapukan, jenis transportasi, waktu/jarak transportasi, dan yang berdasarkan ukuran butir pada batuan.
resistensi.
b. Pemilahan atau sortasi: derajat keseragaman besar butir, dengan tingkat
pemilahan sangat baik, terpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk, dan
terpilah sangat buruk.
c. Kebundaran: tingkat kebundaram atau ketajaman sudut butir yang
mencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Istilah yang dipakai adalah
very angular, angular, sub angular, sub rounded, rounded, dan well rounded.
d. Kemas: sifat hubungan antar butir dalam suatu masa dasar atau diantara
semennya, dimana sifat tersebut memberikan gambaran tentang arah aliran
serta keadaan porositas. Istilah yang digunakan adalah kemas terbuka (butir
tidak saling bersentuhan) dan kemas tertutup (butir saling bersentuhan).
e. Porositas: perbandingan antara volume rongga dengan volume total batuan
yang dinyatakan dalam persentase. Istilah yang digunakan adalah porositas
baik (dapat menyerap air), porositas sedang, dan porositas buruk (tidak dapat
menyerap air).
f. Warna: warna mencerminkan komposisi butiran penyusun batuan sedimen
yang berguna untuk menggambarkan lingkungan sedimentasinya.
BATUAN SEDIMEN NONKLASTIK
Batuan ssdimen nonklastik adalah batuan yang terbentuk melalui mekanisme kimiawi
(hasil penguapan larutan) maupun mekanisme organic (hasil akumulasi organic).
Batuan sedimen nonklastik dibagi empat golongan, yakni batuan sedimen karbonat,
batuan sedimen evaporit, batubara, dan batuan sedimen silica.
Batuan karbonat adalah batuan yang didominasi oleh fraksi karbonat yang terbentuk
melalui sedimentasi kimiawi (menghasilkan batugamping kristalin), sedimentasi
organic (menghasilkan batugamping terumbu), atau kombinasi keduanya. Komposisi
mineral batuan karbonat terdiri atas aragonite, kalsit, dolomit, magnesit, siderite, dan
ankerit. Komponen pembentuk batuan karbonat terdiri atas butiran skeletal, ooid,
pisoid, peloid/pellet, agregat, dan litoklas; matriks berupa mikrit atau lime mud; dan
semen. Batuan karbonat umumnya terbentuk di lingkungan laut dangkal (supratidal-
subtidal dan dapat pula terbentuk di laut dalam sebagai endapan turbidit.
Klasifikasi Dunham (1962) mengelompokkan batuan karbonat berdasarkan tekstur
Terdapat beberapa klasifikasi dalam batuan karbonat. Klasifikasi pertama adakah pengendapan.
klasifikasi Grabau (1904) yang mengelompokkan batuan karbonat berdasarkan
ukuran butir.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk melalui proses metamorfosa, yakni
proses perubahan batuan akibat perubahan tekanan (P), dan/atau temperature (T),
dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa mengalami perubahan komposisi
kimia (isokimia) dalam keadaan padat. Proses metamorfosa dapat mengakibatkan
perubahan struktur, tekstur, maupun asosiasi mineral secara menyeluruh pada batuan
asal.
Batuan sedimen evaporit terbentuk oleh proses sedimentasi kimiawi pada lingkungan
a. Metamorfosa termal/kontak
danau atau laut tertutup dengan tingkat evaporasi tinggi. Batuan sedimen terdiri dari Metamorfosa ini terjadi akibat perubahan, biasanya berupa kenaikan temperatur
gypsum (CaSO4xH2O, anhidrit (CaSO4), dan halit/batuan garam.(NaCl). (T), dijumpai di sekitar intrusi pada batuan plutonik pada jangkauan luas daerah
kontak beberapa meter sampai beberapa kilometer.
Batubara terbentuk melalui sedimentasi orgabik yang terbentuk dari akumulasi
tumbuh-tumbuhan yang pernah hidup di rawa-rawa yang kemudian mati dan b. Metamorfosa regional/dinamo termal
Metamorfosa ini terjadi akibat perubahan kenaikan tekanan (P) dan temperatur (T)
tertimbun oleh lapisan sedimen yang tebal sehingga tidak sempat mengalami
secara bersamaan yang terjadi di jalur orogenik (jalur pegunungan atau zona
pelapukan dan mengalami pembatubaraan. subduksi) yang meliputi daerah yang luas, perubahan secara progresif dari P & T
rendah ke P & T tinggi.
Batuan sedimen silica terbentuk melalyu kombinasi sedimentasi organic dan
sedimentasi kimiawi dalam penyempurnaannya. Batuan sedimen silica umumnya c. Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi
diendapkan di laut dalam, seperti flint, rijang, fosforit, radiolarit, dan tanah diatomea. Metamorfosa ini terjadi di daerah pergeseran yang dangkal (misal zona sesar)
dimana tekanan (P) lebih berperan daripada temperature (T), menyebabkan
terbentuknya zona hancuran, granulasi, breksi sesar (dangkal), milonit, filonit
(lebih dalam) kemudian diikuti oleh rekristalisasi.
d. Metamorfosa burial
Metamorfosa ini terjadi akibat pembebanan di cekungan sedimentasi, dimana
perubahan mineralogi ditandai munculnya zeolit.
Batuan metamorf memiliki dua struktur yang berdasarkan orientasi mineralnya, struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular.
yakni struktur foliasi dan struktur nonfoliasi.
b. Tekstur kristaloblastik
setiap tekstur yang terbentuk pada saat metamorfosa. Penamaannya dengan
memberi akhiran blastik, dipakai untuk memberikan nama tekstur yang b. Tekstur Hetereoblastik
terbentuk oleh rekristalisasi proses metamorfosis, misal tekstur porfiroblastik
yaitu batuan metamorf yang memperlihatkan tekstur mirip porfiritik pada Terdiri bila terdiri lebih dari satu tekstur homeoblastik, misalnya lepidoblastik dan
batuan beku, tapi tekstur ini betul-betul akibat rekristalisasi metamorfosis. granoblastik, atau lepidoblastik, nematobalstik dan granoblastik.
Berdasarkan bentuk individu Kristal, terdapat beberapa tekstur dalam batuan Selain tekstur dan struktur, hal yang perlu diperhatikan saat mendeskripsikan batuan
metamorf. metamorf adalah warna, struktur (dimana melingkupi hubungan antar kristal serta
bentuk kristalnya), tekstur, serta komposisi mineralnya.
Idioblastik: mineralnya berbentuk euhedral.
Hypidioblastik: mineralnya berbentuk subhedral.
Klasifikasi yang digunakan dalam mengindentifikasi batuan metamorf adalah sebagai
Xenoblastik/Alotrioblastik: mineralnya berbentuk anhedral. berikut.
Tekstur batuan metamorf dapat pula diklasifikasikan berdasarkan bentuk
mineralnya, yakni sebagai berikut.
a. Tekstur Homeoblastik
Tekstur ini terdapat pada batuan bila terdiri dari satu tekstur saja. Terdapat beberapa
maca, tekstur homeoblastik, yakni sebagai berikut.
Lepidoblastik
terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika (muskovit,
biotit)
Nematoblastik
terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas, k-felspar,
piroksen
Granoblastik
terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas