Dawin Kastutita
Dawin Kastutita
oleh
Ni Wayan Sukerti
Jurusan PKK
Fakultas Pendidikan Teknologi Kejuruan, IKIP Negeri Singaraja
ABSTRAK
ABSTRACT
Singaraja in academic year 2004/2005 and finding out their responses after
being taught through demonstration methods of basic food and beverage
practicum course. The evaluation was done at the end of every cycle and
the objects of the observation were the preparation, process, and result of
the teaching and learning activities. Based on the data analysis, it was found
that the average scores of cycle I was 77,35 and cycle II was 77,89
respectively. The results of the study show that (1) the students’ learning
outcome increased along the cycles and (2) the students’ response was
good. Thus, it can be concluded that the implementation of the
demonstration method in the practicum course of basic food and beverage
can improve the students’ learning outcome.
1. Pendahuluan
Eksistensi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
sebagai bagian dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
dapat dikategorikan baik bila lulusannya selalu dibutuhkan oleh
masyarakat. Artinya, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga mampu
menghasilkan lulusan yang mempunyai adaptabilitas dan fleksibelitas
dengan multy exit, yaitu lulusannya dapat bekerja pada bidang pendidikan
dan nonkependidikan yang berkualitas sesuai dengan bidang keahlian atau
keterampilannya. Peluang kerja tersebut bisa dimanfaatkan secara efektif
apabila lulusan menguasai ilmu pengetahuan, sikap, ataupun keterampilan
yang memadai sesuai dengan bidang kerja masing-masing.
Sejalan dengan misi perluasan mandat IKIP Negeri Singaraja untuk
membuka program-program diploma nonkependidikan, hal ini juga dapat
dijadikan langkah lanjut menuju ke arah persiapan jurusan untuk membuka
program diploma nonkependidikan di bidang tata boga, seperti Manajemen
Tata Hidang, di bidang Tata Rias dan di bidang Tata Graha.
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
ISSN 0215 - 8250 104
hasil belajar yang optimal. Pengajar dalam hal ini dosen perlu merancang
metode mengajar yang sesuai dengan materi dan tujuan karena diduga
metode mengajar dapat berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil
belajar.
Sebagai salah satu upaya untuk mengajak mahasiswa lebih aktif
dalam pembelajaran, penerapan metode demonstrasi dalam perkuliahan
Dasar Tata Boga nampaknya sangat relevan, agar mahasiswa dapat
menguasai keterampilan Dasar Tata Boga, dengan harapan dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga.
Penelitian ini memfokuskan pada dua masalah pokok, yaitu (1)
bagaimanakah peningkatan hasil belajar praktik pada mata kuliah
Dasar Tata Boga setelah diajar dengan metode demonstrasi pada
mahasiswa Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga IKIP Negeri
Singaraja?, dan (2) bagaimanakah tingkat kepuasan mahasiswa
terhadap metode demonstrasi pada perkuliahan mata kuliah Dasar
Tata Boga?
Hasil penelitian ini akan memberi manfaat, baik bagi mahasiswa
ataupun bagi pengajar (dosen) dalam meningkatkan hasil belajar mata
kuliah Dasar Tata Boga . Pertama, mahasiswa dapat pengalaman langsung
tentang keterampilan mengolah suatu jenis hidangan sesuai dengan tahapan
persiapan - pengolahan – penyajian. Kedua, untuk pengajar (dosen),
metode demonstrasi dapat digunakan sebagai salah satu metode mengajar
dalam perkuliahan Dasar Tata Boga di Jurusan PKK IKIP Negeri Singaraja.
Mahasiswa belajar di kelas dengan bimbingan dan arahan dosen.
Dosen memfasilitasi mahasiswa dengan harapan terjadi proses pemahaman
pada diri mahasiswa. Hal yang terpenting di sini adalah bagaimana upaya
yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi
mahasiswa untuk belajar. Dalam usaha menciptakan kondisi yang
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
ISSN 0215 - 8250 106
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah mahasiswa semester I
Tata Boga yang berjumlah 10 orang. Dalam proses pelaksanaannya, 1 orang
dosen pengajar mata kuliah Dasar Tata Boga menjadi kolaborator peneliti.
Selanjutnya dapat dirumuskan suatu hipotesis tindakan sebagai berikut.”
Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka hasil
belajar mahasiswa pada mata kuliah Dasar Tata Boga akan meningkat”.
Jika metode demonstrasi dapat dilaksanakan secara optimal, maka tingkat
kepuasan mahasiswa akan dapat terpenuhi.
Pelaksanaan Penelitian dilakukan dengan prosedur penelitian
tindakan kelas, yakni perencanaan, tindakan, dan refleksi.
2.4 Refleksi
Skor Siklus II
No Subjek Penelitian Praktik Bobot 70% Teori Bobot 30 % Skor ∑PT Nilai
1. Subjek 1 83 58,1 76 22,8 80,9 B
2. Subjek 2 81 56,7 80 24 80,7 B
3. Subjek 3 80 56 78 23,4 79,4 B
4. Subjek 4 79 55,3 79 23,7 79 B
5. Subjek 5 80 56 70 21 77 B
6. Subjek 6 79 55,3 67 20,1 75,4 B
7. Subjek 7 78 54,6 66 19,8 74,4 B
8. Subjek 8 78 54,6 68 20,4 75 B
9. Subjek 9 79 55,3 75 22,5 77,8 B
10. Subjek 10 78 55,3 80 24 79,3 B
3.2 Pembahasan
Setelah menganalisis data hasil penelitian, diperoleh hasil-hasilnya,
ditemukan peningkatan pada siklus I ke siklus II. Pelaksanaan kegiatan
siklus II pada intinya merupakan kegiatan yang serupa pada siklus I.
Beberapa hal yang diamati kurang memberikan hasil optimal pada siklus I
adalah mahasiswa belum mampu mengerjakan suatu hidangan sesuai
dengan tahapan-tahapan mulai persiapan, proses, dan hasil. Oleh karena itu,
pada siklus II pengajar/dosen memperagakan proses pembuatan hidangan
per tahap secara jelas sesuai dengan yang dirancang. Mahasiswa mengikuti
menurut langkah kerja penyelesaian hidangan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Djajadisastra (dalam Adnyawati, 2004 : 163) bahwa metode
demonstrasi akan efektif dalam pembelajaran karena dilakukan dengan
mempertunjukkan langsung proses pembuatan suatu objek yang didesain,
dalam hal ini pengolahan makanan pokok dan lauk-pauk dalam mata
kuliah Dasar Tata Boga.
Berdasarkan hasil analisis data pada siklus I dan siklus II dapat
dikemukakan, skor rata-rata siklus I sebesar 77,35 dan skor rata-rata pada
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
ISSN 0215 - 8250 114
siklus II adalah 77,89. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dari siklus I
dan siklus II mengalami peningkatkan sebesar 0,70 % . Dengan demikian,
dapat dinyatakan bahwa penerapan metode demonstrasi dalam mata kuliah
Dasar Tata Boga cenderung meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Peningkatan hasil belajar di atas sangat kecil. Selanjutnya, dilakukan
analisis dengan uji t untuk melihat signifikansi peningkatan tersebut.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh harga t hitung sebesar 2,241. Harga t
hitung dibandingkan dengan harga t tabel dengan derajat kebebasan 9 pada
taraf signifikansi 5% sebesar 2,262. Dengan demikian, harga t hitung lebih
kecil dari t tabel. Hal ini, berarti peningkatan sebesar 0,70% tidak
signifikan.
Walaupun secara kuantitatif terdapat peningkatan yang tidak
signifikan, namun dalam kenyataannya diamati tingkat aktivitas mahasiswa
tergolong baik. Hal ini tercermin dari cara kerja mahasiswa yang tertib,
cermat, dan cekatan. Mahasiswa berusaha untuk memanfaatkan waktu
efektif dengan mengerjakan beberapa langkah kerja dalam waktu yang
bersamaan, seperti meracik bumbu sambil merebus daging, memasak
daging sambil menyiapkan alat saji.
Selanjutnya, mahasiswa menyatakan puas dengan penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran mata kuliah Dasar Tata Boga . Hal ini
tercermin dari analisis angket yang menunjukkan bahwa sebagian besar
(60%) mahasiswa menyatakan puas, dengan alasan utama mahasiswa
mendapat keterampilan secara langsung tentang tahapan-tahapan
pembuatan hidangan yang didemonstrasikan oleh dosen, yang memudahkan
bagi mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktik.
Temuan di atas sesuai dengan hasil penelitian Jenuk (1997) yang
menemukan bahwa peningkatan frekuensi demonstrasi pada pengajaran
praktik pengolahan makanan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
____________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2
TH. XXXVIII April 2005
ISSN 0215 - 8250 115
4. Penutup
Berdasarkan analisis data beserta pembahasannya, dapat
disimpulkan bahwa (1) optimalisasi metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar mahasiswa, khususnya dalam mata kuliah
Dasar Tata Boga; (2) metode pembelajaran ini dapat memperkaya berbagai
jenis metode yang digunakan dalam pembelajaran di kelas ataupun di
laboratorium.
Berdasarkan simpulan di atas, diajukan saran yaitu para dosen
pengajar Tata Boga perlu mengembangkan berbagai model pembelajaran
yang mendorong mahasiswa lebih aktif dan terampil dalam perkuliahan.
Selain itu, dosen agar menerapkan metode demonstrasi ini sebagai salah
satu metode pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA