Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa. Akibatnya


Indonesia memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Dua musim ini sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup di wilayah Indonesia.
Akibatnya, masyarakat Indonesia harus mengenali faktor dari kedua musim
tersebut agar dapat melakukan aktivitas dengan lancar. Salah satu faktir yang
penting dari musim-musim tersebut adalah curah hujan.

Curah hujan merupakan faktor dari musim penghujan yang memiliki pengaruh
besar dalam kehidupan. Apa itu curah hujan? Dan bagaimana pengaruhnya untuk
kehidupan akan dijelaskan di bawah ini.

Curah hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh selama periode waktu tertentu yang
pengukurannya menggunakan satuan tinggi di atas permukaan tanah horizontal
yang diasumsikan tidak terjadi infiltrasi, run off, maupun evaporasi.

Definisi curah hujan atau yang sering disebut presipitasi dapat diartikan jumlah air
hujan yang turun di daerah tertentu dalam satuan waktu tertentu. Jumlah curah
hujan merupakan volume air yang terkumpul di permukaan bidang datar dalam
suatu periode tertentu (harian, mingguan, bulanan, atau tahunan).

Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter (mm) di atas
permukaan horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang
terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak
mengalir (Suroso 2006).

Pengertian curah hujan dapat juga dikatakan sebagai air hujan yang memiliki
ketinggian tertentu yang terkumpul dalam suatu penakar hujan, tidak meresap, tidak
mengalir, dan tidak menyerap (tidak terjadi kebocoran). Tinggi air yang jatuh ini
biasanya dinyatakan dengan satuan milimeter. Curah hujan dalam 1 (satu)
millimeter artinya dalam luasan satu meter persegi, tempat yang datar dapat
menampung air hujan setinggi satu mm atau sebanyak satu liter.

Berdasarkan ukuran butirannya, klasifikasi hujan dibedakan menjadi empat yaitu:

1. Gerimis atau drizzle merupakan presipitasi hujan dengan jumlah sedikit


bahkan bisa disebut ringan yang umumnya memiliki diameter kurang dari
0.5 mm. Gerimis disebabkan oleh awan stratus kecil dan awan
stratocumulus.
2. Hujan salju atau snow merupakan hujan dari kristal-kristal kecil air yang
menjadi es dan memiliki temperatur di bawah titik beku.
3. Hujan batu es merupakan batu es yang turun dari awan yang memiliki
temperatur dibawah 0° derajat celcius yang terjadi pada cuaca panas.
4. Hujan deras atau rain merupakan curahan air yang memiliki butiran kurang
lebih 7 milimeter dan berasal dari awan yang memiliki temperatur di atas
0°.

1.2 Tujuan
BAB 2

HASIL & PEMBAHASAN

2.1 Curah Hujan

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama

periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan

horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm,

inch.

terdapat beberapa cara mengukur curah hujan. Curah hujan (mm) : merupakan

ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap,

tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam

luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu

millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Curah hujan kumulatif (mm) :

merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut.

Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada

masing-masing Daerah Prakiraan Musim (DPM).

Sifat Hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang

waktu yang ditetapkan (satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan

normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971- 2000). Sifat hujan dibagi

menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu :

a. Diatas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-

ratanya.

b. Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85%--115% terhadap rata-ratanya.
c. Dibawah Normal (BN) : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya.

A. Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri

dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol

(seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh

ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena

sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut

sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi.

Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan

mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut

melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia

dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan

diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter,

yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi. Air hujan sering

digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas,

tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar

menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar

berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air

hujan yang lebih kecil.

Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah

menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga
lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan. Biasanya hujan memiliki

kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.

Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap

wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak

atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah,

dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.

2.2 Alat Penakar Curah Hujan Tipe Hellman

Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat men\catat

sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong penakarnya 200

Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm. Jika pintu penakar hujan

dalam keadaan terbuka, maka bagian dalamnya akan terlihat seperti

gambar terlampir :

1. Syarat –syarat pemasangan :

Pada umumnya persyaratan tempat pemasangan alat penakar hujan type Hellman,

sama dengan alat penakar hujan biasa (Obs). Alat ini dipasang dengan cara

disekrup pada alas papan yang dipasang pada pondasi beton (lihat gambar),

sehingga tinggi permukaan. corongnya dari permukaan tanah adalah 140 Cm.
Letak permukaan corong penakar, dan dasar tempat meletakkan tabung

berpelampung harus benar-benar datar (waterpas).

2. Prinsip kerja alat :

Jika hujan turun, air hujan akan masuk kedalam tabung yang berpelampung

melalui corongnya, air yang masuk kedalam tabung mengakibatkan pelampung

beserta tangkainya terangkat (naik keatas). Pada tangkai pelampung terdapat

tangkai pena yang bergerak mengikuti tangkai pelampung, gerakan pena akan

menggores pias yang diletakkan/digulung pada silinder jam yang dapat berputar

dengan sendirinya. Penunjukkan pena pada pias sesuai dengan jumlah volume air

yang masuk ke dalam tabung, apabila pena telah menunjuk angka 10 mm. maka

air dalam tabung akan keluar melalui gelas siphon yang bentuknya melengkung.

Seiring dengan keluarnya air maka pelampung akan turun, dan dengan turunnya

pelampung tangkai penapun akan bergerak turun sambil menggores pias berupa

garis lurus vertikal. Setelah airnya keluar semua, pena akan berhenti dan akan

menunjuk pada angka 0, yang kemudian akan naik lagi apabila ada hujan turun.

2. Pemeliharaan alat penakar hujan type Hellman

a. Corong penakar hujan harus selalu diperiksa dan dibersihkan dari debu /

kotoran agar tidak menyumbat.

b. Pena harus tetap bersih bila rusak segera diganti, apabila penanya jenis

catridge agar diganti kalau sudah tidak nyata pencatatannya. Pemasangan kembali

pena tidak boleh terlalu keras menekan pias, karena akan mengganggu kepekaan

dan ketelitian alat.


c. Apabila gerakan pelampung saat naik dan turun tidak lancar atau tersendat,

bersihkan tangkai pelampung dan periksa / bersihkan pipa gelas siphon serta

tabung tempat pelampung dari kotoran / lumut yang melekat.

3. Bagian Penakar hujan jenis hellman

1. Bibir atau mulut corong.

2. Lebar corong.

3. Tempat kunci atau gembok.

4. Tangki pelampung.

5. Silinder jam tempat meletakkan pias.

6. Tangki pena.

7. Tabung tempat pelampung.

8. Pelampung.

9. Pintu penakar hujan.

10. Alat penyimpan data.

11. Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon).

12. selang gelas.

13. Tempat kunci atau gembok.

14. Panci pengumpul air hujan bervolume.


2.3 Cara Mencatat Curah Hujan Dengan Menggunakan Alat Tipe Hellman

A. Tempat : Stasiun Meteorologi dan Klimatologi Universitas

Lampung

Waktu : 12 April 2019 - 13 April 2019, pukul 7.30.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan sebagai berikut:

Ombrometer tipe Hellman

Kertas pias

Handphone atau kamera

C. Cara kerja

Jika hujan turun, air hujan masuk memalui corong, kemudian terkumpul

dalam tabung tempat pelampung

Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau

naik ke atas

Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakannya selalu

mengikuti tangkai pelampung

Gerakan pena dicatat pada pias

Jika air di tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada

pias

Setelah air mencapai lengkungan selang gelas, maka berdasarkan sistem

siphon otomatis air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung

selang dan tabung.

Bersamaan dengan keluarnya air tangki pelampung dan pena turun dan

menggoreskan garis vertikal


Jika hujan masih turun, maka pelampung akan naik kembali

Curah hujan dihitung dengan menghitung garis-garis vertical.

2.4 Hasil

1. Hasil Pencatatan Curah Hujan Tanggal 31 November2019

Menurut pengamatan saya pada tanggal 31 November 2019 selama 6 jam,

pada pukul 06.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB tidak terjadi hujan sama

sekali tetapi pada pukul 12.00 WIB sampai pukul 18.00 WIB terjadi hujan

pada pukul 17.00 WIB dengan curah hujan 3mm, dan pada pukul 18.00

WIB sampai pukul 24.00 WIB terjadi hujan pada pukul 19.00 WIB
2. Hasil Pencatatan Curah Hujan Tanggal 32 November 2019
BAB 3

KESIMPULAN

Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama

periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan

horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH

adalah mm, inch.

Penakar hujan Otomatis type Hellman adalah penakar hujan yang dapat

men\catat sendiri, badannya berbentuk silinder, luas permukaan corong

penakarnya 200 Cm2, tingginya antara 100 sampai dengan 120 Cm.

1. Dari hasil praktikum mengenai pencatatan curah hujan menggunakan alat tipe
Hellman. Pada tanggal 12 April 2019 mulai pukul 07.30 - 17.58 WIB diperoleh
hasil rata-rata curah hujan yaitu 37,8 mm. Kemudian pada pukul 17.00 WIB
merupakan intensitas curah hujan paling tinggi yaitu sebesar 8,2 mm.
2. Dari hasil praktikum mengenai pencatatan curah hujan menggunakan alat tipe
Hellman. Pada tanggal 13 April 2019 mulai pukul 07.31 - 20.40 WIB diperoleh
hasil rata-rata curah hujan 16,8 mm. Kemudian pada pukul 19.20 WIB
merupakan intensitas curah hujan paling tinggi yaitu sebesar 8,2 mm.
DAFTAR PUSTAKA

https://foresteract.com/curah-hujan/

https://www.google.com/search?q=hellman+adalah&safe=strict&sxsrf=ACYBGN

SCNwva_GUKA-

m_Y8uEZUWJ7Hc2KQ:1573049584039&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ah

UKEwisr66t4tXlAhXWILcAHVEBA0oQ_AUIEigC&biw=1536&bih=754#imgrc=SR3B

5wubwThDWM:

https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/alat-pengukur-curah-hujan

Anda mungkin juga menyukai