6.Uji
A. ALT Kapang dan Bakteri
Medium
Klp Sampel
PW VJA SCB SSA TSB CETA SDB PDA
Kunyit Asam - - - - * * * *
I
II
* : Tidak dilakukan
Perhitungan angka lempeng total
Kiranti
Dari data hasil pengamatan, tidak ada jumlah koloni yang masuk dalam
pertama
Kiranti
Dari data hasil pengamatan, tidak ada jumlah koloni yang masuk dalam
pertama
Kesimpulan :
tradisional adalah uji yang ditujukan untuk melihat apakah sediaan tersebut telah
Pengujian ini biasanya dilakukan oleh Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan-
Minuman terhadap produk dan sediaan baru atau produk dan sediaan yang telah
beredar di pasaran, yang dibuat secara besar-besaran pada suatu industri dan
sediaan tersebut.
Uji Mikrobiologis ini dapat dibagi menjadi 2, yaitu uji kualitatif dan uji
ada dalam sediaan tersebut. Sedangkan uji kuantitatif dilakukan untuk mengetahui
Uji kuantitatif meliputi uji Angka Lempeng Total (ALT) bakteri dan ALT
kapang untuk semua sediaan uji. Adapun sediaan yang diuji pada percobaan kali ini
adalah Kiranti®. Uji Kualitatif meliputi uji Coliform (Escherishia coli), uji Salmonella
E. coli adalah flora normal dalam saluran cerna manusia dan hewan,
sehingga digunakan secara luas sebagai indikator pencemaran, namun bila berlebih
yang menyebabkan demam tifoid dan infeksi-infeksi enterik lainya pada manusia
dan habitatnya adalah pada makanan. Staphylococcus aureus adalah bakteri Gram
positif yang dapat hidup pada manusia dan biasanya digunakan untuk indentifikasi
sediaan non steril serta kosmetik ditambahkan bahan pengawet untuk mencegah
kerusakan produk dan sediaan tersebut rusak oleh mikroorganisme. Karena itu
produk makanan-minuman dan sediaan berupa sediaan non steril dan obat
dengan aquadest steril sampai beberapa kali, sebab pengawet pada suatu sediaan
akan berfungsi dengan baik bila berada pada konsentrasi tertentu. Dengan
demikian, bila diencerkan sampai beberapa kali maka pengawetnya tidak berfungsi
lagi.
sebelum melakukan pengerjaan tersebut, meja kerja dan tangan harus disemprot
dengan alkohol 70 %. Alat-alat yang digunakan juga harus disterilkan terlebih dahulu
untuk menghindari kontaminasi mikroba dari udara dan lingkungan sekitar yang
nantinya mempengaruhi hasil percobaan. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan otoklaf untuk alat-alat dari plastik dan medium, sedangkan
alat-alat yang terbuat dari kaca atau gelas disterilkan dengan menggunakan oven.
mengurangi jumlah populasi mikroba untuk uji kuantitatif. Karena tanpa dilakukannya
pengenceran maka akan menyebabkan mikroba tumbuh dalam jumlah banyak
Pada uji ALT bakteri, medium yang digunakan adalah medium NA (Nutrient
Agar), sebab medium ini mengandung karbon dan nitrogen yang dapat digunakan
oleh bakteri untuk melakukan proses metabolisme dan pengenceran sampel yang
dibuat sebanyak 3 kali hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10 -2,
10-3, dan 10-4. Sedangkan untuk ALT kapang digunakan medium PDA (Potato
Dextrosa Agar) karena medium ini mengandung karbohidrat yang berperan penting
hingga diperoleh sampel dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4.
Untuk uji ALT bakteri digunakan pengenceran mulai dari tingkat 10 -2 karena
sehingga bila digunakan tingkat pengenceran 10 -1 maka jumlah koloni bakteri akan
menumpuk sehingga akan sulit untuk dihitung. Sebaliknya untuk perhitungan ALT
bakteri.
koliform (E. coli) adalah LB (Laktosa Broth) yang ditambahkan indikator Bromtimol
Blue Hasil positif yang menunjukkan adanya bakteri Coliform. ditandai dengan
terjadinya perubahan warna medium LB dari hijau menjadi kuning dan terbentuk gas
dalam tabung Durham Hal ini disebabkan oleh adanya bakteri koliform yang bersifat
aerobik dan anaerob fakultatif, mampu memfermentasi glukosa yang direduksi dari
laktosa yang terdapat dalam medium yang menghasilkan suatu asam sehingga pH
medium turun. Asam akan bereaksi dengan indikator Brom Timol Biru (BTB)
sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning. Aktivitas bakteri koliform ini juga
menghasilkan gas (CO2) yang ditampung dalam tabung Durham. Hasil positif dari uji
tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri E. coli pada EMBA
(Eosin Metilen Blue Agar). Adanya bakteri E. coli akan menghasilkan zona merah
diantara koloni hijau metalik pada medium. Zona merah yang terdapat diantara
koloni bakteri itu dihasilkan dari reaksi antara suatu metabolit hasil metabolisme
bakteri coliform (E. coli) dengan indikator yang terdapat pada medium EMBA.
(Pepton Water). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi
kekeruhan pada medium, karena medium ini kaya akan nutrien dan menghasilkan
kecepatan pertumbuhan yang tinggi untuk bakteri subletal yang merugikan sehingga
memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sistem buffer fosfat dalam medium ini
dengan uji spesifik untuk bakteri Staphylococcus aureus pada medium VJA (Vogel
Johnson Agar) dan menghasilkan zona kuning diantara koloni hitam. Terbentuknya
koloni hitam karena Staphylococcus mereduksi kalium telurit menjadi metalik telurik,
bertindak sebagai reaktan pembeda yang akan terurai menjadi asam oleh
kebanyakan spesies staphylococcus. Reaksi ini diindikasikan oleh fenol merah yang
berubah warna menjadi kuning yang nampak sebagai zona kuning pada koloni yang
pengenceran 10-1.
Untuk identifikasi Salmonella typhosa digunakan medium SCB (Selenit
Cystein Broth). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi
bakteri Coliform dan Enterococcus pada inkubasi awal 6 – 12 jam, sehingga hanya
bakteri Salmonella, Shigella, dan Proteus yang dapat tumbuh.. Hasil positif dari uji
tersebut kemudian dilanjutkan dengan uji spesifik untuk bakteri Salmonella typhosa
hasil zona kuning diantara koloni hitam pada medium. Pertumbuhan mikrobanya
berwarna merah, dengan atau tanpa pusat yang berwarna hitam. Mikroba
melakukan reduksi tiosulfat menjadi sulfat sehingga terlihat sebagai koloni hitam,
terbentuknya warna merah. Pada medium SSA, pertumbuhan bakteri gram positif
dibedakan dari perbedaan warna yang dihasilkan dengan adanya indikator merah
netral dan anilin biru. Sampel yang digunakan adalah sampel dengan pengenceran
10-1.
(Tryptine Soy Broth). Hasil positif ditandai dengan timbulnya endapan dan terjadi
medium CETA (CetrimidaAgar) dengan hasil yaitu timbulnya warna kehijauan pada
permukaan medium yang berfluoresensi pada UV. Sampel yang digunakan adalah
Demikian pula dengan uji MPN untuk bakteri coliform (E. coli). Uji MPN
tersebut tidak dilakukan pada bahan kosmetika karena E. coli merupakan flora pada
saluran pencernaan yaitu usus. Sehingga jika terdapat pada bahan kosmetika tidak
akan menimbulkan masalah. E. coli akan menyebabkan masalah pencernaan jika
pada sampel makanan-minuman dan sediaan obat non steril karena Salmonella
thyposa dapat menyebabkan demam tifoid dan infeksi-infeksi enterik lainya pada
manusia, dan Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram positif yang dapat
hidup pada manusia dan biasanya digunakan untuk indentifikasi bakteri yang
Berdasarkan hasil perhitungan, nilai ALT kapang dari sampel Kiranti ® 8 x 102
koloni/ml. Sedangkan nilai ALT bakteri untuk sampel Kiranti® 1,6 x 103 koloni/ml.