Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI NASIONAL

DOSEN PEMBIMBING
Beverly Evangelista, S.H, M.H

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Muhammad Bayu Ramdani (18RP017)
Muhamat Riski Arianto (18RP123)
Nazri Efendi (18RP040)
Masidy Sep (18RP122)
Yusril Famry (18RP149)
Husnan Haetami (18RP013)
Wesi Damayanti (18RP021)

PROGRAM STUDI S1 REKAYASA PERANGKAT LUNAK


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER MATARAM
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makalah Ini Dilatar Belakangi Dari Tugas Yang Diberikan Oleh Dosen Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan, Yaitu Bapak Beverly Evangelista, S.H., M.H, Selain Itu
Menjadi Langkah Awal Untuk Mengasah Kemampuan Kami Dalam Membuat Makalah
Sekaligus Menambah Wawasan Mengenai Integrasi Nasional. Makalah Ini Juga Berisikan
Tentang Betapa Pentingnya Integrasi Nasional Dalam Keterkaitannya Dengan Pluralitas.
Pengetahuan Kita Mengenai Kebudayaan Indonesia Sangatlah Kurang, Anak Muda
Zaman Sekarang Lebih Megetahui Tentang Moderanisasi Ketimbang Tradisional. Pengaruh
Kebudayaan Luar Menyebabkan Kurangnya Pengetahuan Kita Mengenai Proses Kebudayaan
Yang Ada Di Indonesia. Kurangnya Pengetahuan Akan Hak Dan Kewajiban Kita Sebagai
Warga Negara Menimbulkan Hilangnya Rasa Persatuan Kita Baik Terhadap Sesama Maupun
Negara. Masing-Masing Individu Lebih Mementingkan Kepentingannya Sendiri, Tanpa Ada
Rasa Peduli Terhadap Sesamanya.
Sifat Masyarakat Indonesia Yang Indiviualisme Menjadi Salah Satu Faktor Penyebab
Runtuhnya Jiwa Persatuan Dan Kesatuan Bangsa. Maka Dari Itu Diperlukan Pendidikan
Kewarganegaraan Sejak Dini Untuk Menumbuhkan Semangat Jiwa Berbangsa Dan
Patriotisme. Semangat Jiwa Berbangsa Dan Patriotisme Diperlukan Untuk Tetap Menjaga
Kebhinekaan Bangsa, Sebab Dengan Menjaga Kebhinekaan Akan Tercipta Kehidupan Yang
Aman Dan Tentram Di Setiap Lapisan Masyarakat.
Sebagai Generasi Penerus Bangsa, Marilah Kita Memiliki Rasa Tanggung Jawab
Terhadap Keutuhan Dan Kesatuan Bangsa. Tidak Hanya Sebagai Generasi Penerus Bangsa,
Tetapi Kita Adalah Generasi Pelurus Bangsa Dimana Menjunjung Tinggi Sikap Keadilan
Adalah Suatu Keharusan Demi Terciptanya Kesejahteraan Dan Kemakmuran Bangsa.
Sebagai Warga Negara Indonesia Yang Baik, Marilah Kita Memiliki Rasa Integrasi
Nasional. Yaitu Suatu Sikap Kepedulian Terhadap Sesama, Serta Memiliki Rasa Persatuan
Yang Tinggi, Baik Terhadap Bangsa, Negara, Agama, Social, Budaya, Maupun Keluarga.
Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai Terciptanya Kehidupan Yang Berlandaskan
pancasila, berpegang teguh pada semboyan bangsa “bhineka tunggal ika”
Integrasi Suatu Bangsa Terjadi Karena Adanya Perpaduan Dari Berbagai Unsur, Seperti Suku
Bangsa, Tradisi, Kepercayaan Atau Agama, Sosial Budaya, Dan Budaya Ekonomi Sehingga
Terwujud Satu Kesatuan Wilayah, Politik, Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Yang Membentuk Jati Diri
Suatu Bangsa. Menurut Liddle, Suatu Integrasi Nasional Yang Tangguh Hanya Bisa Berkembang
Apabila :

1. Sebagian Besar Anggota Suatu Masyarakat Bersepakat Tentang Batas-Batas Teritorial Dari
Negara Sebagai Suatu Kehidupan Politik Di Mana Mereka Menjadi Warganya.
2. Apabila Sebagian Besar Anggota Masyarakat Tersebut Bersepakat Mengenai Struktur
Pemerintahan Dan Aturan-Aturan Daripada Proses-Proses Politik Yang Berlaku Bagi Seluruh
Masyarakat Diatas Wilayah Negara Tersebut.

Suatu Konsensus Nasional Mengenai Bagaimana Suatu Kehidupan Bersama Sebagai Bangsa
Harus Diwujudkan Atau Diselenggarakan, Melalui Suatu Konsensus Nasional Mengenai “Sistem
Nilai” Yang Akan Mendasari Hubungan-Hubungan Sosial Di Antara Anggota Suatu Masyarakat
Negara. Adapun Langkah-Langkah Yang Dapat Dilakukan Adalah:

1. Melakukan Pengorbanan Sebagai Langkah Penyesuaian Antara Banyak Perbedaan, Perasaan,


Keinginan Dan Ukuran Penilaian.
2. Mengembangkan Sikap Toleransi Di Dalam Kelompok Sosial.
3. Terciptanya Kesadaran Dan Kesediaan Untuk Mencapai Suatu Konsensus.
4. Mengidentifikasi Akar Persamaan Di Antara Kultur-Kultur Etnis Yang Ada.
5. Kemampuan Segenap Kelompok Yang Ada Untuk Berperan Secara Bersama-Sama Dalam
Kehidupan Budaya Dan Ekonomi.
6. Mengakomodasi Timbulnya Etnis.
7. Upaya Yang Kuat Dalam Melawan Prasangka Dan Diskriminasi.
8. Menghilangkan Pengkotak-Pengkotakan Kebudayaan.

Dalam Konteks Indonesia, Maka Proses Integrasi Nasional Haruslah Berjalan Alamiah, Sesuai
Dengan Keanekaragaman Budayanya Dan Harus Lepas Dari Hegemoni Dan Dominasi Peran Politik
Etnik Tertentu. Suatu Integrasi Nasional Yang Tangguh Hanya Akan Berkembang Di Atas
Konsensus Nasional Mengenai Batas-Batas Suatu Masyarakat Politik Dan Sistem Politik Yang
Berlaku Bagi Seluruh Masyarakat Tersebut.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Definisi Dari Integrasi Nasional ?


2. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Integrasi Nasional ?
3. Seberapa Pentingkah Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia ?
4. Bagaimana Proses Integrasi Nasional Di Indonesia ?
5. Apa Itu Strategi Integrasi Nasional ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Integrasi Nasional.
2. Mengetahui Faktor-Faktor Pendorong Dan Pendukung Integrasi Nasional.
3. Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia.
4. Mengetahui Bagaimana Proses Integrasi Nasional Di Indonesia.

5. Mengetahui Apa Itu Strategi Nasional


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Integrasi Nasional


Integrasi Nasional Berasal Dari Dua Kata, Yakni Integrasi Dan Nasional. Integrasi Ini Berasal
Dari Bahasa Inggris (Integrate) Yang Memiliki Arti Menyatupadukan, Mempersatukan Atau
Menggabungkan.
a. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
b. Integrasi Memiliki Arti Pembauran Sehingga Menjadi Satu Kesatuan Yang Bulat Dan Utuh.
c. Secara Politis.
d. Integrasi Nasional Secara Politis Ini Memiliki Arti Bahwa Penyatuan Berbagai Kelompok

Budaya Dan Sosial Dalam Kesatuan Wilayah Nasional Yang Membentuk Suatu Identitas
Nasional.
e. Secara Antropologi
f. Integrasi Nasional Secara Antropologis Ini Berarti Bahwa Proses Penyesuaian Diantara
Unsur-Unsur Kebudayaan Yang Berbeda Sehingga Mencapai Suatu Kesatuan Fungsi Di
Dalam Kehidupan Masyarakat

Integrasi Nasional Adalah Usaha Dan Proses Mempersatukan Perbedaan Perbedaan Yang Ada
Pada Suatu Negara Sehingga Terciptanya Keserasian Dan Keselarasan Secara Nasional. Seperti Yang
Kita Ketahui, Indonesia Merupakan Bangsa Yang Sangat Besar Baik Dari Kebudayaan Ataupun
Wilayahnya. Di Satu Sisi Hal Ini Membawa Dampak Positif Bagi Bangsa Karena Kita Bisa
Memanfaatkan Kekayaan Alam Indonesia Secara Bijak Atau Mengelola Budaya Budaya Yang
Melimpah Untuk Kesejahteraan Rakyat, Namun Selain Menimbulkan Sebuah Keuntungan, Hal Ini
Juga Akhirnya Menimbulkan Masalah Yang Baru. Kita Ketahui Dengan Wilayah Dan Budaya Yang
Melimpah Itu Akan Menghasilkan Karakter Atau Manusia Manusia Yang Berbeda Pula Sehingga
Dapat Mengancam Keutuhan Bangsa Indonesia.

2.2 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Integrasi Nasional


Di Dalam Integrasi Nasional Terdapat Beberapa Faktor Yang Memengaruhinya, Faktor-Faktor
Tersebut Yaitu Sebagai Berikut :
1. Faktor Pendorong Integrasi Nasional
Faktor Pendorong Merupakan Faktor Yang Mempengaruhi Kemajuan Suatu Proses Atau
Tindakan Tertentu Yang Dilakukan Oleh Seseorang Maupun Kelompok. Dalam Mewujudkan
Integrasi Nasional, Terdapat Beberapa Faktor Yang Mendorong Terwujudnya Integrasi Nasional
Di Indonesia. Adapun Faktor Pendorong Tersebut Diantaranya:
a. Adanya Rasa Yang Senasib Dan Seperjuangan
Yang Diakibatkan Oleh Faktor-Faktor Sejarah Indonesia Telah Mengalami Sejarah Yang Kelam Di
Masa Lalu, Terutama Zaman Dimana Indonesia Dijajah Oleh Bangsa Lain Selama Bertahun-Tahun.
Dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, Perjuangan Yang Dilakukan Oleh Setiap
Elemen Masyarakat Untuk Memperoleh Kemerdekaan Bukanlah Sesuatu Yang Sifatnya Main-Main.
Rasa Senasib Seperjuangan Di Masa Lalu Yang Terbawa Sampai Dengan Masa Sekarang Menjadi
Salah Satu Faktor Pendorong Untuk Mewujudkan Integrasi Nasional. Jika Di Masa Lalu Rasa
Senasib Seperjuangan Digunakan Untuk Memujudkan Kemerdekaan Indonesia, Di Era Sekarang Ini
Rasa Senasib Seperjuangan Digunakan Untuk Memperkuat Stabilitas Nasional Demi Terwujudnya
Persatuan Indonesia Dalam Integrasi Nasional.
b. Adanya Ideologi Nasional
Deologi Nasional Negara Kita Indonesia Adalah Pancasila. Sebagai Ideologi Nasional,
Pancasila Tidak Dapat Digantikan Oleh Ideologi Manapun. Walalupun Indonesia Terdiri Dari
Banyak Kepercayaan, Arti Penting Dan Fungsi Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Indonesia Tidak Bisa Terlepas Dari Kehidupan Sehari-Hari Masyarakat. Pemaknaan Ideologi
Nasional Yaitu Pancasila Dilakukan Melalui Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan
Sehari-Hari Untuk Mewujudkan Integrasi Nasional Di Indonesia. Melalui Pemaknaan Ideologi
Nasional Yaitu Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari, Integrasi Nasional Akan Lebih Mudah
Untuk Diwujudkan.
c. Adanya Sikap Tekad Dan Keinginan Untuk Kembali Bersatu
Perbedaan Dan Kemajemukan Di Indonesia Bukanlah Salah Satu Alasan Untuk Dijadikan
Faktor Penyebab Konflik Sosial Yang Terjadi Di Kalangan Masyarakat. Justru Perbedaan Inilah
Yang Membuat Masyarakat Indonesia Mempunyai Keinginan Untuk Mempersatukan Perbedaan Di
Dalam Satu Kesatuan Bangsa Yang Utuh. Baik Di Dalam Masyarakat Tradisonal Dan Modern,
Keinginan Untuk Mempersatukan Perbedaan Di Dalam Kehidupan Sehari-Hari Tentunya Ada.
Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.

d. Adanya Ancaman Dari Luar


Walupun Indonesia Sudah Merdeka Selama 71 Tahun, Bukan Tidak Mungkin Ancaman Dari
Luar Itu Masuk Ke Indonesia. Ancaman-Ancaman Dari Luar Di Era Globalisasi Sekarang Ini Tidak
Dapat Diartikan Sebagai Ancaman Yang Menjajah Seperti Pada Masa Kemerdekaan Indonesia. Oleh
Karena Itu, Untuk Mengantisipasi Ancaman Dari Luar Dalam Kaitannya Dengan Bahaya Globalisasi
Dan Modernisasi, Integrasi Nasional Perlu Diwujudkan Di Setiap Lapisan Masyarakat Yang Ada
Tinggal Di Wilayah Indonesia.

2. Faktor Pendukung Integrasi Nasional


a. Penggunaan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Pemersatu Bangsa. Jika Melihat Sejarah, Hal Ini Telah
Dikumandangkan Sejak Di Gelorakan Sumpah Pemuda Pada 28 Oktober 1928 Yang Berbunyi “Kami
Putra Dan Putri Indonesia Menjunjung Tinggi Bahasa Persatuaan Bahasa Indonesia”. Dengan
Semangat Para Pemuda Tersebut Ma Ka, Disepakati Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Pemersatu
Tanpa Memandang Perbedaan Di Dalamnya.
b. Semangat Persatuan Serta Kesatuan Di Dalam Bangsa
Kesadaran Akan Persatuan Perlu Dimunculkan Dalam Semangat Persatuan Dan Kesatuan,
Hal Ini Diperlukan Untuk Menjalin Rasa Kekeluargaan, Persahabatan, Dan Sikap Saling Tolong-
Menolong Antar Sesama Dan Bersikap Nasionalisme, Serta Menjalin Rasa Kemanusiaan Yang
Memiliki Sikap Dan Toleransi Serta Keharmonisan Untuk Hidup Secara Berdampingan.
c. Adanya Kepribadian Dan Pandangan Hidup
Kebangsaan Yang Sama Yakni Pancasila Pancasila Adalah Landasan Idiil Bangsa Yang
Kedudukannya Sangat Berpengaruh Bagi Jalannya Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara. Bagi
Seseorang Yang Di Dalam Jiwanya Terdapat Sifat Patriotisme Yang Tinggi, Maka Ia Akan Selalu
Menerapkan Butir-Butir Pancasila Di Setiap Aspek Kehidupannya.
d. Adanya Jiwa Dan Rasa Semangat Dalam Bergotong Royong

Gotong Royong Berarti Bekerja Bersama-Sama Untuk Mencapai Suatu Hasil Yang
Didambakan. Sikap Gotong Royong Adalah Bekerja Bersama-Sama Dalam Menyelesaikanpekerjaan
Dan Secara Bersama-Sama Menikmati Hasil Pekerjaan Tersebut Secara Adil. Serta Suatu Usaha Atau
Pekerjaan Yang Dilakukan Tanpa Pamrih Dan Secara Sukarela Oleh Semua Komponen Masyarakat
Menurut Batas Kemampuannya Masing-Masing.

3. Faktor Penghambat Integrasi Nasional


Faktor Penghambat Sendiri Merupakan Suatu Penghalang Untuk Melakukan Tindakan Secara
Individu Maupun Kelompok. Beberapa Faktor Penghambat Terwujudnya Integrasi Nasional
Diantaranya:
a. Indonesia Adalah Negara Yang Memiliki Jumlah Suku Dan Kebudayaan Terbanyak Di
Dunia. Namun Sayangnya, Ada Beberapa Pandangan Masyarakat Terhadap Pemerintah
Tentang Keberagaman Ini. Ada Beberapa Kemajemukan Yang Terdapat Di Dalam
Masyarakat Yang Kurang Diperhatikan Oleh Pemerintah Terutama Yang Berkaitan Dengan
Kebudayaan Setempat. Kurangnya Penghargaan Terhadap Kemajemukan Yang Dilakukan
Oleh Pemerintah Maupun Masyarakat Indonesia Sendiri Membuat Kemajemukan Itu Terkikis
Secara Perlahan-Lahan.
b. Kurangnya Toleransi Antar Sesama Golongan.
c. Kurangnya Toleransi Terhadap Keberagaman Dan Kemajemukan Yang Ada Di Masyakat
Menjadi Salah Satu Penyebab Konflik Sosial. Dampak Akibat Konflik Sosial Yang Terjadi Di
Dalam Masyarakat Terutama Dalam Hal Yang Berkaitan Dengan Toleransi Akan Mengurangi
Rasa Persatuan Dan Kesatuan Bangsa. Selain Itu, Kurangnya Toleransi Terhadap Perbedaan
Yang Terjadi Secara Terus-Menerus Akan Membuat Sebuah Bangsa Hancur Akan Sendirinya
Sehingga Integrasi Nasional Tidak Akan Pernah Terwujud.
d. Kurangnya Kesadaran Di Dalam Diri Masing-Masing Rakyat Indonesia
e. Kurangnya Kesadaran Diri Dalam Diri Masyarakat Untuk Menjaga Persatuan Dan Kesatuan
Juga Menjadi Salah Satu Faktor Yang Mengambat Terwujudnya Integrasi Nasional. Di Era
Globalisasi, Masyarakat Menjadi Lebih Individualistis Dan Cenderung Tidak Memperdulikan
Kondisi Dan Situasi Yang Ada Di Sekitarnya. Jika Tidak Dicegah, Rasa Kesadaran Diri Yang
Berkurang Sebagai Dampak Globalisasi Akan Makin Mempersulit Terwujudnya Integrasi
Nasional. Oleh Karena Itu, Diperlukan Kiat-Kiat Untuk Membangunkarakter Bangsa Di Era
Globalisasi Untuk Meningkatkan Kesadaran Diri Masyarakat Untuk Mewujudkan Rasa
Persatuan Dan Kesatuan Demi Terwujudnya Integrasi Nasional Bangsa.
f. Adanya Sikap Ketidakpuasan Terhadap Ketimpangan Dan Ketidakmerataan Pembangunan
g. Dengan Diberlakukannya Otonomi Daerah, Maka Sebagian Wewenang Dan Tanggungjawab
Pemerintah Pusat Telah Dilimpahkan Kepada Pemerintah Daerah. Dengan Begitu Akan
Semakin Nampak Ketimpangan Baik Sosial Maupun Ekonomi Antar Daerah. Untuk
Menyeimbangkan Ketimpangan Tersebut Diperlukan Kesadaran Diri Akan Rasa Keadilan
Sosial Yang Merata Di Berbagai Daerah Di Indonesia.
2. 3 Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia
Integrasi Nasional Merupakan Salah Satu Cara Untuk Menyatukan Berbagai Macam Perbedaan
Yang Ada Di Indonesia.Integrasi Itu Sendiri Dapat Dikatakan Sebagai Suatu Langkah Yang Baik
Untuk Menyatukan Sesuatu Yang Semula Terpisah Menjadi Suatu Keutuhan Yang Baik Bagi Bangsa
Indonesia,Misalnya Menyatukan Berbagai Macam Suku Dan Berbudaya Yang Ada Serta
Menyatukan Berbagai Macam Agama Yang Ada Di Indonesia.
Integrasi Nasional Penting Untuk Diwujudkan Dalam Kehidupan Masyrakat Indonesia
Dikarenakan Indonesia Merupakan Negara Yang Masih Berkembang Atau Dapat Dikatakan Negara
Yang Masih Mencari Jati Diri. Selain Itu, Integrasi Nasional Sangat Penting Untuk Diwujudkan
Karena Integrasi Nasional Merupakan Suatu Cara Yang Dapat Menyatukan Berbagai Macam
Perbedaan Yang Ada Di Indonesia.
Indonesia Sangat Dikenal Dengan Keanekaraganm Suku, Budaya, Dan Agama. Oleh Sebab Itu,
Adanya Pengaruh Globalisasi Yang Masuk Ke Indonesia Membuat Masyarakat Indonesia Lebih
Memilih Untuk Suatu Yang Trend Walaupun Hal Tersebut Membuat Upaya Integrasi Tidak
Terwujud. Masyarakat Indonesia Belum Sadar Akan Pengaruh Globalilasi Yang Ternyata Tidak Baik
Bagi Masyarakat Indonesia. Selain Pengaruh Globalisasi, Masyarakat Indonesia Bertindak Atas
Wewenang Sendiri Maupun Kelompok Sehingga Konflik Terjadi Dimana-Mana Seperti Pertengkaran
Antar Suku, Pembakaran Tempat-Tempat Ibadah Dan Lain Sebagainya. Konflik Tersebutlah Yang
Membuat Integrasi Nasional Susah Diwujudkan. Upaya Integrasi Terus Dilakukan Agar Indonesia
Menjadi Satu Kesatuan Yang Mana Disebutkan Dalam Semboya Bhinneka Tunggal Ika.
Adanya Upaya Mengintegrasikan Indonesia, Perbedaan-Perbedaan Yang Ada Tetap Harus
Diakui Dan Dihargai Sehingga Indonesia Menjadi Negara Yang Dapat Mencapai Tujuannya.
Selainmenghargai Dan Mengakui Berbagai Macam Perbedaan Di Indonesia, Masyarakat Indonesia
Harus Memliki Rasa Toleransi Terhadap Sesama Sehingga Tidak Terjadi Konflik Yang
Berkepanjangan Yang Dapat Merugikan Indonesia.

2.4 Bagaimana Proses Integrasi Nasional Di Indonesia


Untuk Mencapai Integrasi Nasional Dibutuhkan Suatu Proses Yang Matang Agar Kelak
Keintegrasian Tersebut Tidak Terpecah Belah Oleh Berbagai Ancaman, Gangguan, Dan Hambatan
Yang Datangnya Berasal Dari Dalam Ataupun Luar Negeri. Lalu Bagaimanakah Proses Integrasi
Tersebut?
a. Modal Awal Integrasi Nasional Adalah Adanya Rasa Senasib Dan Sepenanggungan Yang
Dimiliki Oleh Bangsa Indonesia Sejak Dahulu Kala. Meski Perjuangan Bangsa Indonesia
Dalam Mengusir Penjajah Pada Selang Waktu Sebelum Abad 20 Dengan Ditandai Adanya
Sifat Kedaerahan, Akan Tetapi, Rasa Senasib Sepenanggungan Yang Ditunjukkan Oleh Para
Pejuang Dan Pandahulu Kita Telah Mencerminkan Adanya Benih-Benih Yakni Semangat
Kebangsaan, Yang Pada Gilirannya Kelak Akan Membentuk Keutuhan Bangsa Indonesia.
b. Memasuki Pada Abad 20, Gejala Semangat Kebangsaan Semakin Membara Dan Terlihat,
Dengan Munculnya Berbagai Organisasi Atau Pergerakan Yang Menjadi Salah Satu Titik
Awal Kebangkitan Nasional. Perjuangan Melalui Berbagai Organisasi Seperti Contohnya
Budi Utomo, Serikat Dagang Islam Yang Kemudian Akhirnya Menjadi Serikat Islam.
Perhimpunan Indonesia Dan Lain Sebagainya Mencitrakan Bahwa Adanya Integrasi Sosial
Dan Kultural.
c. Pada Dekade 1920an, Para Pemuda Tampil Di Dalam Panggung Sejarah Indonesia Dengan
Menyongsong Tema Persatuan Dan Kesatuan Untuk Menuju Indonesia Yang Merdeka.
Melalui Peristiwa Sumpah Pemuda Pada 28 Oktober 1928, Para Pemuda Menunjukkan Segala
Peran Serta Dalam Pembentukan Integrasi Nasional.
2.5 Strategi Integrasi Bangsa

Persoalan Konflik Yan Dari Waktu Ke Waktu Semakin Meningkat, Merupakan Tantangan Bagi
Terbentuknya Masyarakat Indonesia Yang Bersatu Dan Hidup Berdampingan Dalam Perbedaan
Secara Damai. Upaya Pemerintah Untuk Mengatasi Masalah Konflik Secara Sistematis Dengan
Lahirnya Uu No 7 Tahun 2012 Tentang Penanganan Konflik Social. Tujuan Dari Penanganan
Konflik Sosisal Menurut Uu Ini Dicantumkan Dalam Pasal 3:
1.
Menciptakan Kehidupan Masyarakat Yang Aman, Tenteram, Damai, Dan Sejahtera;
2.
Memelihara Kondisi Damai Dan Harmonis Dalam Hubungan Sosial Kemasyarakatan;
3.
Meningkatkan Tenggang Rasa Dan Toleransi Dalam Kehidupan Bermasyatakat Dan
Bertetangga;
4.
Memelihara Keberlangsungan Fungsi Pemerintah;
5.
Melindungi Jiwa, Harta Benda, Serta Sarana Dan Prasarana Hokum;
6.
Memberikan Perlindungan Dan Pemenuhan Hak Korban; Dan
7.
Memulihkan Kondisi Fisik Dan Mental Masyarakat Serta Sarana Dan Prasarana Umum;
Selanjutnya Peraturan Pelaksanaan Uu Ini Ditetapkan Dalam Peraturan Pemerintah No 2
Tahun 2015. Penanganan Konflik Sosial Dilakukan Melalui 15 Kegiatan Yang Meliputi: (1)
Penguatan Kerukunan Umat Beragama; (2) Peningkatan Forum Kerukunan Masyarakat; (3)
Peningkatan Kesadaran Hokum; (4) Pendidikan Bela Negara Dan Wawasan Kebangsaan; (5)
Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan; (6) Pendidikan Dan Pelatihan Perdamaian; (7)
Pendidikan Kewarganegaraan; (8) Pendidikan Budi Pekerti; (9) Pendidikan Dan Petaan Wilayah
Potensi Konflik Dan/Atau Dartah Konflik; (10) Penguatan Kelembagaan Dalam Sistem Perimgatan
Dini; (11) Pembinaan Kewilayahan; (12) Pendidikan Beragama Dan Penanaman Nilai-Nilai Integrasi
Kebangsaan; (13) Penguatan/Pengembangan Kapasitas (Capacity Building); (14) Pengentasan
Kemiskinan; (15) Desa Berketahanan Kemiskinan; (16) Penguatan Akses Kearifan Lokal; (17)
Penguatan Keserasian Sosial; Dan (18) Bentuk Kegiatan Lain Sesuai Dengan Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan.
Diaharapkan Dari Uu No 7 2012 Ini Adalah Bagimana Mempertahankan Integrasi
Bangsa Indonesia Dalam Wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Merujuk Kepada Materi Pkn
Dari Dikti Yang Membahas Tentang Integrasi, Dijelaskan Beberapa Arti Integrasi Dengan Merujuk
Pendapat Myron Weiner (1971) Yaitu:
1. Integrasi Merujuk Pada Proses Prnyatuan Berbagai Kelompok Budaya Dan Sosial Dalam
Satu Wilayah Dan Proses Pembentukan Identitas Nasional, Membangun Rasa Kebangsaan
Dengan Cara Menghapus Kesetiaan Pada Ikatan-Ikatan Yang Lebih Sempit.
2. Integrasi Menunjuk Pada Masalah Pembentukan Wewenang Kekuasaan Nasional Pusat
Diatas Unit-Unit Sosial Yang Lebih Kecil Yang Beranggotakan Kelompok-Kelompok Sosial
Budaya Masyarakat Tertentu.
3. Integrasi Menunjuk Pada Masalah Menghubungkan Antara Pemerintah Dengan Yang
Diperintah. Mendekatkan Perbedaan-Perbedaan Mengenai Aspirasi Dan Nilai-Nilai Pada
Kelompok Elit Dan Massa.
4. Integrasi Menunjuk Pada Consensus Terhadap Nilai Yang Minimum Yang Diperlukan
Dalam Memlihara Tertib Sosial.
5. Integrasi Menunjuk Pada Penciptaan Tingkah Laku Yang Terintegrasi Demi Mencapai
Tujuan Bersama.
Maka Kata Integrasi Terdapat Dua Bentuk Integrasi Yaitu Secara Politis Dan Secara

Antropologis. Upaya Mempersatukan Keragaman Dengan Budaya Dan Sosial Ke Dalam Kesastuan

Wilayah Sehingga Menjadi Identitas Nasioanal. Sedangkan Secara Antropologis Peroses Penyesuaian

Antar Kelompok Yang Berbeda Sehingga Terjadi Keharmonisan.

Menurut Milton Esman Dalam Moesis (2006) Ada Tiga Kemungkinan Bentuk Upaya

Integrasi Secara Politik Yaitu:

Pertama,Deplurazing Society, Yaitu Dengan Menghilangkan Territorial Khusus Bagi

Kelompok Berbeda Kecuali Kelompok Nasionalis Dominan. Upaya Ini Dimaksud Sebagai Cara

Meredam Konflik, Dengan Premis Semakin Homogen Masyarakat, Semakin Kecil Konflik.

Bentuk Yang Paling Lunak Dari Cara Ini Adalah Kebijakan Asimilasi. Artinya Kelompok

Minoritas Bergabung Dengan Kelompok Mayoritas, Dengan Melebur Diri Dari Menjadi Bagian Dari

Kelompok Besar.
Bentuk Kedua Adalah Pembatsan Akses Politik Berdasarkan Solidaritas Etnik. Dalam

Konteks Ini, Semua Akses Pelayanan Publik, Pekerjaan Di Bidang Pemerintahan, Kesempatan

Ekonomi Dan Segala Yang Bersifat Publik Di Sediakan Bagi Individu Dengan Mekanisme Pasar

Atau Jasa, Dan Mengabaikan Identitas Etnik, Tepi Organisasi Profesi, Sosial Di Harapkan Bersifat

Inklusif. Menghidupkan Budaya Etnik Diijinkan Sepanjang Tidak Masuk Ke Ranah Publik Atau

Politik.

Yang Ketiga Adalah Mengakui Keragaman Dan Solidaritas Etnik Sebagai Realitas Permanen

Yang Berjangka Panjang Dalam Masyarakat, Dan Menghendaki Adanya Otoritas Publik Yang

Mengatur Nya. Untuk Mewujudkan Ini Ada Dua Kemungkinan Yang Pertama Strategi Dominasi,

Yang Kedua Nya Pembagian Kekuasaan. Berdasarkan Dominasi Berupa Kontrol Oleh Satu Klompok

Etnik Mayoritas Yang Memegang Kekuasaan Pemerintah Dan Semua Aparat Nya.Kontrol Ini Juga

Di Perkuat Oleh Peraturan Danjuga Ideology. Sedangkan Pembagian Kekuasasan Lebih

Menghormati Perbedaan Etik, Sekaligus Mengupayakan Rasa Aman Bagi Semua Komunitas Etnik,

Memberi Peluang Manejemen-Diri Secara Kolektif Dan Mendapat Kesempatan Yang Sama Dalam

Jaringan Otoritas Publik.

Suparlan (2000) Mengemukakan Model Penanganan Keragaman Di Indonesia Dengan Tetap

Mempertahankan Konsep Bhinneka Tunggalika. Namun, Dalam Konsep Ini Memerlukan Persyaratan

Antara Lain:1)Perlu Diciptakan Masyarakat Sipil,2)Demokrasi,3)Keseimbangan Antara Hak

Pemerintah Dengan Hak Komunitas,4)Kepastian Penegakan Hukum. Dalam Konteks Ini Adanya

Pengakuan Hak Individu Dan Komunitas Serta Kebijakan Yang Menjamin Pengakuan Itu.

Dari Berbagai Pendapat Ahli, Moesis (2006) Mengambil Satu Kesimpulan Bahwa Dalam

Mengelola Keragaman Masyarakat Majemuk Terdapat Alternatif. Alternatif Ini Adalah Bentuk

Berlapis, Dan Bersifat Kontinum. Lapisan Pertama Bergerak Dari Proprimordialis Menuju

Instrumetalis (Integrasi Antropologis) Pada Lapis Kedua Dari Otoriter Menuju Liberal, Akhir Nya
Menuju Keterwakilan Kelompok (Integrasi Politis) Lapis Ketiga Masyarakat Berpotensi Konflis

Menuju Minimal Konflik (Produk Integrasi) Kalau Ditarik Satu Generasi, Semakin Primordial Suatu

Masyarakat Semakin Cendrung Otoriter, Dan Pada Akhirnya Menyimpan Potensi Konflik Yang

Kuat. Sebalik Nya Semakin Meninggalkan Primordial Atau Mendapat Instrumental, Kemungkinan

Mendekati Libral, Dan Bahkan Semkin Memperhatikan Keterwakilan Kelompok Maka Semakin

Kecil Konflik.

Primodial Instrumental

Otoritas Libral Keterwakilan Kelompok

Tinggi Konflik Rendah Konflik

Untuk Kondisi Keginian Bagi Indonesia Perlu Di Rancang Bentuk Pengelolaan Masyarakat

Yang Dapat Meminimalkan Konflik. Walaupun Secara Teoritis Model Keterwakilan Lebih Mungkin

Merendam Konflik, Namun Bagi Kondisi Masyarakat Indonesia, Diperlukan Otoritas Aturan Atau

Kebijakan Yang Mengatur Lalulintas Interaksi Antar Kelompok Berbeda. Interprensi Lain Selain

Pertimbangan Keterwakilan Kelompok, Di Perlukan Untuk Mengolah Masyarakat Majemuk Di

Indonesia. Dugaan Ini Didasarkan Pada Pengamanan Sementara Terdapat Analisis Ahli Tentang

Konflik Selama Ini Banyak Analisis Terutama Dalam Masa Awal Th 2000an Berkesimpulan Bahwa

Pertikanian Kelompok Terjadi Karena Kebijakan Yang Sentralistis. Namun Tesis Ini Masih Perlu

Dikaji Lebih Jauh, Karena Di Era Jauh. Karena Di Era Desentralis Seperti Saat Ini, Bahkan Ditingkat

Dipemerintahan Juga Sangat Diperhatikan Keterwakilan Kelompok, Eskalasi Konflik Antara

Kelompok Ternyata Terus Naik Dari Tahun Ketahunya.

Berbagai Permasalahn Bangsa Yang Dihadapi Saat Ini Tentu Harus Diselesaikan Dengan Tuntas
Melalui Proses Rekonsiliasi Agar Terciptanya Persatuan Dan Kesatuan Nasional Yang Mantap.
Dalamhal Ini, Diperlukan Kondisi Sebagai Berikut:

1. Terwujudnya Nilai-Nilai Agama Dan Nilai –Nilai Budaya Bangsa Sebagai Sumber Etika Dan
Moral Untuk Berbuat Baik Dan Menghindari Perbuatan Tercela, Serta Perbuatan Tentang
Bertentangan Dengan Hokum Dan Hak Asasi Manusia. Nilai-Nilai Agama Dan Nilai Budaya
Bangsa Selalu Berpihak Kepada Kebenaran Dan Menganjurkan Untuk Memberi Maaf Kepada
Orang Yang Telah Bertaubat Dari Kesalahanya.
2. Terwujudnya Sila Persatuan Indonesia Yang Merupakan Sila Ke-3 Dari Pancasila Sebagai
Landasan Untuk Mempersatukan Bangsa.
1. Terwujudnya Penyelengaraan Negara Yang Mampu Memahami Dan Mengelola
Kemajemukan Bangsa Secara Baik Dan Adil Sehingga Dapat Terwujud Toleransi ,
Kerukunan Sosial, Kebersamaan Dan Kesetaraan Berbangsa.
2. Tegaknya Sisitem Hokum Yang Didasarkan Dari Nilai Filosofi Yang Beriorentasi Pada
Kebenaran Dan Keadilan, Nilai Soasila Yang Beriorentasi Pada Tata Nilai Yang Berlaku Dan
Mbermanfaat Bagi Masyarakat , Serta Nilai Yuridis Yang Bertumpu Pada Ketentuan
Perundang-Undang Yang Menjamin Ketertiban Dan Kepastian Hokum.
3. Membaiknya Perekonomian Nasonal, Terutama Perekonomian Rakyat Sehingga Beban
Ekonomi Rakyat Dan Pengangguran Dapat Dikurangi.
4. Terwujudnya Sistem Politik Yang Demokratis Yang Dapat Melahirkan Penyeleksian
Pemimpin Yang Dipercaya Oleh Masyarakat.
5. Terwujudnya Proses Peralihan Kekuasaan Secara Demokratis, Tertib, Dan Damai.
6. Terwujudnya Demokrasi Yang Menjamin Hak Dan Kewajiban Masyarakat Yang Terlibat
Dalam Proses Pengambilan Keputusan Politik Secara Bebas Dan Bertanggung Jawab
Sehingga Menumbuhka Kesadaran Untuk Mendapatkan Persatuan Bangsa.
7. Terselenggaranya Otonomi Daerah Secara Adil, Yang Memberikan Kewenangan Kepada
Daerah Untuk Mengelola Daerahnya Sendiri, Dengan Tetap Berwawasan Pada Persatuan Dan
Kesatuan Nasional.
8. Pulihnya Kepercayaan Mayarakat Kepada Penyelenggaraan Dan Antara Sesama Masyarakat
Sehingga Dapat Menjadi Landasan Untuk Kerukunan Dalam Hidup Bernegara.
9. Peningkatan Profesionalisme Dan Pulihnya Kembali Citra Tentara National Indonesia Dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Demi Menciptakan Rasa Aman Dan Tertib Di
Masyarakat.
10. Terbentuknya Sumber Daya Manusia Indonesia Yang Berkualitas Dan Mampu Bekerja Sama
Serta Berdaya Saing Untuk Memperoleh Manfaat Positif Dan Globalisasi (Tap Mpr No. 5
Mpr/2000).
Studi Kasus Di Unit Pemukiman Transmigrasi Desa Sidorahayu Kecamatan
Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera selatan

Pertemuan antar kelompok etnis yang berlainan dapat menimbulkan berbagai masalah, seperti
; adaptasi, integrasi, konflik sosial dan sebagainya. Desa Sidorahayu sebagai desa pemukiman
transmigran yang berasal dan Jawa ( Jawa Barat, Jawa tengah, dan Jawa Timur ), maupun
transmigran lokal yang berasal dari Sumatera Selatan sendiri, mengalami juga masalah integrasi.
Karena itu masalah yang akan dijawab antara lain; bagaimana proses integrasi sosial bisa terwujud
/tercapai diantara kelompok etnis yang ada, hal-halapayang berhubungan langsung ataupun tidak
langsung dengan proses tersebut.
Teori - teori integrasi yang dikemukakan oleh para sosiolog banyak dipakai dan digunakan sebagai
acuan utama untuk menjelaskan atau menggambarkan proses integrasi yang terjadi pada kelompok -
kelompok yang berbeda latar belakang sosial budaya dan asal usul daerah dalam studi ini.
Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara metode deskripsi dan eksplanasi dengan
memilih masyarakat desa Sidorahayu , Kecamatan Babat Toman- Musi Banyu Asin-Sumatera
Selatan, sebagai lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan; wawancara berstruktur
dengan responden sampel, wawancara bebas dengan sejumlah informan, pengamatan langsung
terhadap kehidupan masyarakat, dan penelaahan dokumen. Data yang diperoleh dianalisa secara
kuantitatif dengan bantuan tabel-tabel.
Kenyataan menunjukkan, bahwa penempatan transmigran di desa Sidorahayu dilaksanakan dari bulan
juli 1981 sampai dengan bulan September 1982, telah berhasil memukimkan sebayak 707 KK ( 3.044
jiwa ) dengan perbandingan asal usul daerah atau etnis: Etnis Sunda 1.047 jiwa ( 34.39 % ), Jawa
sebayak 1.162 jiwa (37.32%) dan Melayu sebanyak 861 jiwa (28.29 % ).
Dalam sejarah perkembangan masyarakat desa Sidorahayu dari tahun 1981 / 1982 sampai saat
penelitian ini berlangsung, temuan penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, telah terjadi
perkembangan penduduk desa dikarenakan adanya perpindahan, sehingga penduduk desa yang
dulunya berjumlah 3.044 jiwa ( 707 KK ) sekarang berjumlah 2.639 jiwa ( 646 KK ). Kedua
kebijaksanaan pemukiman penduduk yang diterapkan dengan sistem integrated pluralism yang tidak
memisahkan secara geografis asal usul, telah mendorong mereka untuk membiasakan diri melihat
sesuatu dalam perspektif yang lebih luas. Sejalan dengan kebijakan tersebut, maka telah banyak
terjadi perkawinan campuran antara Melayu - Jawa, Melayu - Sunda, Jawa - Sunda dan sebaliknya.
Sebab itulah hubungan interaksional sesama mereka dan diantara mereka tidak hanya terbatas pada
kesamaan asal usul daerah/kelompok etnis, tetapi mulai terjalin hubungan yang lebih luas dengan
sesama warga desa, dan ini bermakna bahwa telah terjadi kultural struktural didalamnya, yang
dengan kekuatan itu konflik sosial dapat dihindari. Hal ini didukung pula oleh lamanya kurun waktu
kehidupan bersama dengan pola pemukiman yang membaur diantara mereka, memungkinkan pola
interaksi yang ditampilkan dalam kehidupan sehari - hari mencerminkan status ketetanggaan yang
ada pada seseorang.
Dalam hubungan interaksional yang lebih luas yakni antar kelompok, nilai-nilai etika agama yang
mereka anut dan budaya masing -masing kelompok dapat diterapkan sepenuhnya. Rendahnya tingkat
pengetahuan timbal balik tentang nilai, norma dan adat kebiasaan ternyata tidak diartikan secara
kaku, karenanya interaksi dan partisipasi timbal balik nyata lebih intensif. Tidak diketemukan sikap
antipati antara satu sama lain, sekalipun individu maupun salah satu kelompok berada pada posisi
pengambil prakarsa. Kesediaan seperti itu mencakup berbagai derajat pemahaman simpatik terhadap
sesama warga desa, sebagai tetangga, sebagai teman seperkumpulan, sebagai teman kerja sama dalam
mengatasi masalah ekonomi rumah tangga. Karenanya identitas diri mereka berkembang dan muncul
kembali dalam peranan sosial yang ditampilkan.

Sampai saat penelitian ini berlangsung, kenyataan menunjukkan, bahwa dengan adanya motivasi
agama dan budaya diantara mereka sekaligus menjadi potensi positif untuk mendorong proses
integrasi sosial. Mereka mampu secara tepat dapat menempatkan perbedaan asal usul daerah dan
paham aliran agama yang dianut, ataupun bidang usaha dan pekerjaan yang berbeda, tidak sebagai
dikotomi yang harus dipertentangkan, melainkan sebagai suatu dualisme yang berjalan sejajar dan
beriringan untuk saling melengkapi dalam sisi kelebihan dan kekurangannya. Karena itu kekuatan -
kekuatan integratif yang ada dalam masyarakat dapat berfungsi sebagai media, sarana dan wahana
sosialisasi guna mencapai derajat integrasi sosial yang diinginkan, yakni kehidupan berdampingan
secara damai dan harmonis.

Kesimpulan dari studi ini adalah integrasi sosial diantara kelompok etnis yang ada kini telah tercapai,
yakni telah terbina dan terciptanya kehidupan berdampingan dan bertetangga secara rukun, damai dan
harmonis. Namun sekalipun tercapainya integrasi sosial tersebut, tidak sekaligus berarti tidak adanya
benih-benih konflik atau potensi konflik. Benih-benih konflik atau potensi konflik, terutama
dikarenakan perbedaan dalam mata pencaharian, bidang usaha dan penguasaan lahan pertanian yang
mencolok, cukup potensial dan masih perlu diwaspadai dimasa-masa mendatang.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Integrasi Berasal Dari Bahasa Inggris “Integration” Yang Berarti Kesempurnaan Atau
Keseluruhan. Integrasi Nasional Adalah Usaha Dan Proses Mempersatukan Perbedaan Perbedaan
Yang Ada Pada Suatu Negara Sehingga Terciptanya Keserasian Dan Keselarasan Secara Nasional.
Seperti Yang Kita Ketahui, Indonesia Merupakan Bangsa Yang Sangat Besar Baik Dari Kebudayaan
Ataupun Wilayahnya. Di Satu Sisi Hal Ini Membawa Dampak Positif Bagi Bangsa Karena Kita Bisa
Memanfaatkan Kekayaan Alam Indonesia Secara Bijak Atau Mengelola Budaya Budaya Yang
Melimpah Untuk Kesejahteraan Rakyat, Namun Selain Menimbulkan Sebuah Keuntungan, Hal Ini
Juga Akhirnya Menimbulkan Masalah Yang Baru.

3. 2 Saran

Integrasi Nasional Sangat Diperlukan Oleh Negara Indonesia Karena Dari Integrasi Nasional
Dapat Mempersatukan Perbedaan-Perbedaan Yang Ada Di Indonesia, Sehingga Tidak Adanya
Konflik Perpecahan Yang Terjadi Dikarenakan Perbedaan Semata. Walaupun Indonesia Ini Berbeda-
Beda Suku, Ras, Agama, Dan Budaya, Tetapi Tetap Indonesia Adalah Negara Yang Satu Yang
Mempunyai Satu Tujuan Untuk Memakmurkan Negara Indonesia.
Bagi Pembaca Diharapkan Agar Mengetahui Apakah Integrasi Nasional Serta Berbagai Faktor
Yang Mempengaruhi Dan Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia. Dengan
Mengetahui Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., Diharapkan Kita Bisa Menjadi
Warga Negara Yang Baik Dan Mampu Melaksanakan Proses Pemersatuan Perbedaan Perbedaan
Yang Ada Pada Negara Kita Sehingga Terciptanya Keserasian Dan Tidak Adanya Konflik Dalam
NegaraIni.
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, I, 2000, Negara dan Mayarakat : Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat
Cina, gramedia, Jakarta.

Winarno. 2007, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi.


Bumi aksara, jakarta.

Buku Panduan Kewarganegaraan Tahun 2014. Universitas Sriwijaya. UPT Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian.

Bohlan, (2005). Integrasi nasionalDiakses pada tanggal 21 November 2017.

Nikolas, (2007). Pentingnya integrasi nasional indonesia.

Anda mungkin juga menyukai