Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

INDUSTRI KREATIF MUSIK DAN SENI PERTUNJUKAN

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Ekonomi Kreatif)

Dosen Pengampu
Dra. Sri Wahyuni, M. Si

Oleh
Kelompok 11 :
1. Sella RizkiAmalia (180210301056)
2. Alma Nurita Maulidani (180210301065)
3. Ahmad Muhammad A.J.M (180210301069)
4. Asnal Muna Kurniati (180210301072)

KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah “INDUSTRI KREATIF MUSIK DAN SENI PERTUNJUKAN” ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan
dari dosen mata kuliah Manajemen Ekonomi Kreatif atas bimbingan yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan
kami mengucapkan terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah
kami.

Jember, 10 November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………………..…...i
Kata Pengantar…...…………………………………………………….…………...............ii
Daftar Isi……………………………………………………………….…...………………...iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...…..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….………………….1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………….…………...………........2
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..…....................2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………..…..……………...3
2.1 Kreatif Musik dan Seni Pertunjukan……………………..………………………...3
2.2 Kondisi Umum Industri Musik dan Seni Pertunjukan di Indonesia …………....5
2.3 Rencana Pengembangan Industri Musik dan Seni Pertunjukan Indonesia.........8
BAB III PENUTUP…………………..……………….……………………………………...10
3.1 Kesimpulan…………..………...………..…………………………………...............11
3.2 Saran……………………………....……..………………………….………………..12
Daftar Pustaka………………….………………...……………………..…...……...............13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa manusia dilahirkan tidak terlepas dari
kodrat yang sudah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mulai lahir, mereka sudah
diberikan pengetahuan, bakat, dan kemampuan masing – masing dalam
mengapresiasikan seni dalam kehidupannya. Setiap manusia mempunyai cara yang
berbeda – beda dalam mengapresiasikan seni. ada yang dituangkan dalam suatu cat
dan dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok, alat – alat transportasi, bahkan pada
bagian tubuh manusia. Selain itu juga ada yang diapresiasikan melalui buku – buku
yang bias dalam bentuk novel, kolakolaborasi antara gambar dan kata – kata (komik),
ada juga mengapresiasikannya melalui sebuah gambar yang bergerak, baik itu karton
maupun suatu film.
Selain itu juga banyak sekali orang mengapresiasikan kedalam bentuk syair yang
sangat indah dan seni pertunjukan yang dapat menghibur banyak orang, Karena setiap
manusia tidak sama,dalam pengapresiasikannya Sehingga seni, terutama seni musik
berkembang dan seni pertunjukan berevolusi tanpa ada batasnya. Didunia ini tidak
terhitung jumlah musik yang ada sekarang, karena perkembangannya tanpa mengenal
waktu dan tempat. Disitu ada manusia maka seni pertunjukan dan seni musik akan
berkembang tak terkendali. Bahkan di Indonesia sendiri mempunyai berbagai macam
seni music dan seni pertunjukan, baik itu yang tergolong tradisional, campuran antara
tradisional, dan modern.
Bertolak belakang dari uraian diatas, seni juga tidak terlepas dari kebudayaan masing
– masing daerah. Sehingga antara daerah yang satu dengan yang lainnya akan
memberikan nuansa yang berbeda pula. Selain itu juga masih banyak yang belum
mengerti tentang seni, terutama seni music dan seni pertunjukan. Belum mengerti
disini maksudnya, masih belum mengenal apakah seni itu? Padahal apa yang
dilakukaanya terkadang dapat dikategorikan sebagi suatu seni, tanpa orang tersebut
menyadarinya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kreatif musik dan seni pertunjukan?
2. Bagaimana kondisi umum industri musik dan seni pertunjukan di Indonesia?
3. Apa saja rencana pengembangan industri musik dan seni pertunjukan
Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan definisi dari kreatif musik dan seni pertunjukan.
2. Menjelaskan kondisi umum industri musik dan seni pertunjukan di
Indonesia.
3. Menjelaskan rencana pengembangan industri musik dan seni pertunjukan
Indonesia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kreatif Musik dan Seni Pertunjukan

2.1.1 Kreatif Musik


Menurut Kamtini dan Husni Wardi Tanjung dalam bukunya “Bermain Melalui
Gerak dan Lagu di Taman Kanak-kanak. Musik adalah bagian dari kehidupan dan
perkembangan jiwa manusia. Sejak anak dilahirkan, dia telah memiliki aspekter tentu
dari musik yang menjadi bagian pengalaman alami dari kehidupan. (2005 : 9).
Sedangkan Menurut Aristoteles musik yaitu mempunyai kemampuan mendamaikan
hati yang gundah, jiwa patriotisme.Mendengarkan musik dapat membantu
mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat mencurahkan perasaan
yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan lirik musik yang sedih
maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.
Musik yang menanamkan perasaan mulia dan halus dalam jiwa manusia,
secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan jaman dan 2 kemajuan
teknologi, serta ilmu pengetahuan sebagai faktor utama yang membuat musik menjadi
dinamis. Berkembangnya berbagai jenis aliran musik di abad 20 menjadi eksistensi
musik itu sendiri dan tolak ukur sebuah kreativitas. Dari perkembangan karya seni
yang sudah ada khususnya seni musik membuat berbagai jenis aliran musik
berkembang hingga saat ini. Dari jenis musik dengan tempo pelan sampai tempo
cepat, masing-masing aliran musik memiliki ciri atau gaya tersendiri. Sebagai contoh
dalam perkembangan musik 3 seni barat yang lahir pada jaman Renaisans, Barok,
Rococo, Klasik, Romantik sampai Modern mempunyai ciri khas masing-masing, dari
teknik bermain sampai tempo yang dimainkan, begitu juga musik jaman Modern
yang masing-masing juga memiliki ciri khas sebagai contoh di antaranya aliran musik
pop, jazz dan rock.

3
Beberapa dari jenis aliran tersebut adalah cikal bakal terbentuknya jenis musik
baru dengan cara melakukan penggabungan dari beberapa jenis aliran musik atau
dengan menambahkan instrumen musik lainnya seperti instrumen musik tradisional.
Seiring dengan kemajuan teknologi, pada jenis alat musik modern banyak mengalami
perkembangan, seperti gitar elektrik, keyboard, bass elektrik sampai drum elektrik.
Perkembangan tersebut juga mempengaruhi musisi dalam berkreasi, sehingga
terbentuklah aliran musik baru seperti campursari, house music, sampai worldmusic.
Dengan banyaknya aliran musik baru yang muncul, banyak juga kelompok musik
yang mencoba terobosan baru, seperti mengkolaborasikan dengan orkestra, kelompok
musik yang sekarang banyak berkolaborasi dengan orkestra yaitu kelompok musik
dengan aliran rock, sebagai contoh Metallica dan Scorpion. Kelompok musik tersebut
memilih berkolaborasi dengan orkestra untuk memberi suasana baru dalam
penampilan mereka.

2.1.2 Seni Pertunjukan

Dalam bahasa Inggris, seni pertunjukan dikenal dengan istilah perfomance art. Seni
pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup kompleks karena merupakan
gabungan antara berbagai bidang seni. Sebuah pertunjukan kesenian seperti teater
atau sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum, panggung,
pencahayaan, dan seni rias. Seni pertunjukan sangat menonjolkan manusia sebagai
aktor atau aktrisnya.

Seni pertunjukan dibagi dua yaitu seni pertunjukan tradisional dan seni pertunjukan
modern atau yang muncul belakangan ini. Apabila dilihat dari perkembangannya
akan terlihat bahwa seni pertunjukan tradisional kalah berkembang dengan seni
pertunjukan modern. Apabila tidak diantisipasi dengan baik, bukan tidak mungkin
seni pertunjukan tradisional tersebut akan hilang.
Berikut macam-macam seni pertunjukan :
a) Seni Pertunjukan Tradisional
Di dalam setiap pementasannya, beberapa bentuk kesenian tradisional selalu

4
membawa misi yang ingin disampaikan kepada penonton. Misi atau pesan itu
dapat bersifat sosial, politik, moral dan sebagainya. Sebenarnya dalam setiap
pertunjukan seni tradisional ada beberapa nilai tertentu yang dikandungnya. Seni
pertunjukan tradisional secara umum mempunyai empat fungsi, yaitu fungsi
ritual, fungsi pendidikan sebagai media tuntunan, fungsi atau media penerangan
atau kritik sosial dan fungsi hiburan atau tontonan
b) Seni Pertunjukan Modern
Contoh pertunjukan modern antara lain drama, opera, fragmen, teater, dan film.
Seni pertunjukan modern banyak ditampilkan di media elektronik seperti televisi.
2.2 Kondisi Umum Industri Musik dan Seni Pertunjukan di Indonesia
2.1.1 Industri Musik
a) Kontribusi Ekonomi Industri Musik
Kontribusi musik terhadap produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif
nasional relatif belum signifikan. Musisi berpendapat, salah satu penyebab
minimnya sumbangsih subsektor ini adalah keterbatasan infrastruktur
penunjang seperti gedung pertunjukan. Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
melansir bahwa industri musik menyumbang 0,48 persen terhadap PDB
industri kreatif pada 2016. Angka ini menunjukkan kontribusi subsektor
ini terkecil kesembilan di antara 16 subsektor ekonomi kreatif nasional.
b) Berbasis Produk Domestik Bruto
Pada 2013, industri musik berkontribusi sebesar 5,24 triliun rupiah bagi
Nilai Tambah Bruto (NTB) Indonesia. Jumlah ini terbilang relatif rendah,
karena hanya bernilai 1% dari NTB yang didapat keseluruhan sektor
ekonomi kreatif. Namun, laju pertumbuhan industri musik terhadap NTB
Ekonomi Kreatif dan NTB Indonesia sebesar 4.37%, yang relatif lebih
rendah dibandingkan laju pertumbuhan NTB Ekonomi Kreatif (5,76%)
dan NTB Indonesia (5,74%), disebabkan karena masih ada bagian-bagian
yang tak terhitung sebagai kontribusi NTB dari industri musik.
Perhitungan di atas kemungkinan berada di bawah nilai NTB subsektor
industri musik Indonesia yang sebenarnya.

5
c) Berbasis Konsumsi Rumah Tangga
Nilai konsumsi rumah tangga industri musik sebesar 4,3 triliun rupiah
telah memberi kontribusi sebesar 4,5% dari total konsumsi rumah tangga
ekonomi kreatif. Angka di atas menunjukkan bahwa produk industri
musik mengalami peningkatan konsumsi rumah tangga yang dapat dilihat
dari laju pertumbuhan konsumsi rumah tangga subsektor industri musik
sebesar 12,25%. Angka ini relatif lebih tinggi dibandingkan
laju pertumbuhan ekonomi kreatif (10,83%).
d) Berbasis Nilai Ekspor
Nilai ekspor industri kreatif pada 2016 sebesar 19,4 miliar dollar AS
telah memberi kontribusi sebesar 2,79% terhadap total nilai ekspor
ekonomi kreatif. Nilai ini masih kecil dibandingkandengan nilai subsektor
lain, di mana kontribusi ekspor masih didominasi oleh subsektor
kuliner.Laju pertumbuhan ekspor subsektor industri musik (2,24%) masih
lebih kecil jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekspor total
ekonomi kreatif dan nasional. Namun, informasi inimemiliki
kemungkinan tidak sesuai dengan kondisi nyata di lapangan karena data-
data seperti kontribusi ekonomi industri musik lainnya masih belum
secara detail terdefinisikan dalam KBLI subsektor industri musik. Cukup
sulit untuk menyebutkan apakah data angka tersebut perkiraanyang
berlebihan atau justru terlalu mengecilkan, karena ada beberapa produk
industri musik yangtergabung dengan produk subsektor lainnya atau pun
sebaliknya pada sumber referensi data diatas. Hal ini pun berlaku
untuk informasi kontribusi ekonomi lainnya.
2.1.2 Seni Pertunjukan
a) Kontribusi Ekonomi Seni Pertunjukan
Seni pertunjukan merupakan salah satu kegiatan kreatif yang termaksud
dalam katagori 15 subsektor ekonomi kreatif Indonesia. Setelah
diluncurkan penelitian terhadap industri kreatif ekonomi Indonesia pada
tahun 2007, diketahui bahwa kegiatan Industri seni pertunjukan telah

6
memberikan kontribusi sebesar 0.4% terhadap PDB Industri kreatif
ekonomi kreatif.
b) Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS, subsektor seni pertunjukan
memberikan kontribusi sebesar 0,4% terhadap total PDB Industri Kreatif.
Nilai ini berada di urutan kedua terbawah setelah Seni Rupa dari 15
subsektor industri kreatif. Berdasarkan nilai rata-rata pertumbuhan NTB
2010-2013, maka pertumbuhan pada subsektor seni pertunjukan sebesar
4,20%, berada di bawah laju rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif 5,08%
dan pertumbuhan nasional 6,15%. Walaupun demikian, seni pertunjukan
mengalami peningkatan pertumbuhan yang sangat drastis dari 2,98% pada
2012 dan 6,89% pada 2013. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh banyaknya
kegiatan dan festival seni pertunjukan berskala internasional yang
dilakukan di Indonesia pada 2012-2013, di antaranya: Indonesian Dance
Festival (2012), Solo Internasional Performing Arts (2012), Indonesia
Performing Art Mart (2013) serta Art Summit Indonesia (2013). Nilai
Tambah Bruto (NTB) subsektor seni pertunjukan pada 2013 maka bernilai
Rp2,6 triliun.
c) Berbasis Ketenagakerjaan
Subsektor seni pertunjukan menyerap tenaga kerja sebesar 0,67% dari
total tenaga kerja industri kreatif, yaitu sejumlah 79.258 orang. Angka
kontribusi tersebut berada di peringkat ketujuh dari 15 subsektor industri
kreatif. Seperti dapat dilihat pada Gambar 3-2, rata-rata pertumbuhan
tenaga kerja subsektor seni pertunjukan sejumlah 3.26%, di atas tingkat
pertumbuhan ekonomi kreatif yang sebesar 1,09% dan juga pertumbuhan
nasional sebesar 0,79%.
d) Berbasis Nilai Ekspor
subsektor seni pertunjukan memberikan kontribusi 0,22% (Rp259 miliar)
terhadap nilai ekspor industri kreatif. Kontribusi tersebut berada di posisi
keempat terbawah dari 15 subsektor industri kreatif. Rata-rata

7
pertumbuhan nilai ekspor di subsektor seni pertunjukan adalah 1,09% dan
berada di bawah pertumbuhan nilai ekspor ekonomi kreatif dan Indonesia
secara keseluruhan yang masing-masing bernilai 7,16% dan 9,89%.

2.3 Rencana Pengembangan Industri Musik dan Seni Pertunjukan Indonesia


a. Pengembangan industri musik di indonesia.
Kehadiran platform musik digital dinilai membawa berkah bagi industri
musik tanah air. Perkembangan industri musik di indonesia sudah mengarah
pada industri digital. Perkembangan musik digital sebagai langkah penting
untuk menciptakan industri musik indonesia yang makin maju, modern, dan
lenih dikenal secara internasional. Dengan kehadiran platform musik digital
juga mengubah mekanisme perhitungan revenue antara label dan platform
musik tersebut. Kehadiran platform musik digital juga sangat mendukung
kemajuan industri musik. Bagi produser rekaman atau label lokal, kekuatan
branding dari platform besar tersebut turut mempromosikan dan memasarkan
karya rekaman secara lebih luas.
b. Pengembangan industri seni pertunjukan di indonesia.
Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten,
produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian
kontemporer, drama, musik tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur
musik etnik, desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan
tata pencahayaan.
Lapangan usaha yang merupakan bagian dari kelompok industri seni
pertunjukan yaitu:

1. Jasa konvensi, pameran, dan perjalanan insentif yang mencakup usaha


dengan kegiatan memberi jasa pelyanan bagi suatu pertemuan
sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, dan
sebagainya). Termasuk juga dalam kelompok ini usaha jasa yang

8
merencanakan, menyusun dan menyelenggarakan program perjalanan
insentif dan usaha jasa yang melakukan perencanaan dan
penyelenggaraan pameran;
2. Impresariat yang mencakup kegiatan pengurusan dan penyelenggaraan
pertunjukan hiburan baik yang berupa mendatangkan, mengirim,
maupun mengembalikan serta menentukan tempat, waktua, dan jenis
hiburan. Kegiatan usaha jasa impresariat ini meliputi bidang seni dan
olah raga;
3. Kegiatan drama, musik, dan hiburan lainnya oleh pemerintah yang
mencakup kegiatan pemerintah dalam usaha menyelenggarakan hiburan
baik melalui siaran radio, dan televisi, maupun tidak, seperti: drama seri,
pagelaran musik, dengan tujuan sebagai media hiburan;
4. Kegiatan drama, musik, dan hiburan lainnya oleh swasta yang
mencakup usaha pertunjukan kesenian dan hiburan panggung yang
dikelola oleh swasta seperti: opera, sandiwara, perkumpulan kesenian
daerah, juga usaha jasa hiburan seperti: band, orkestra, dan sejenisnya.
Termasuk kegiatan novelis, penulis cerita dan pengarang lainnya, aktor,
penyanyi, penari sandiwara, penari dan seniman panggung lainnya yang
sejenis. Termasuk juga usaha kegiatan produser radio, televisi, dan film,
penceramah, pelukis, kartunis, dan pemahat patung;
5. Jasa Penunjang Hiburan yang mencakup usaha jasa penunjang hiburan
seperti : jasa juru kamera, juru lampu, juru rias, penata musik, dan
peralatan lainnya sebagai penunjang seni panggung. Termasuk juga
agen penjualan karcis/ tiket pertunjukan seni dan hiburan;
6. Kegiatan Hiburan lainnya yang mencakup kegiatan dalam
menyelenggarakan hiburan kepada masyarakat, oleh pemerintah atau
swasta.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sedangkan Menurut Aristoteles musik yaitu mempunyai kemampuan
mendamaikan hati yang gundah, jiwa patriotisme.Mendengarkan musik dapat
membantu mengurangi sedikit beban pikiran melalui bernyanyi dapat
mencurahkan perasaan yang ada dalam hati. Misalnya di saat sedih mendengarkan
lirik musik yang sedih maka perasaan akan lega bahkan sampai menangis.
Sedangkan Seni pertunjukan merupakan bentuk seni yang cukup kompleks karena
merupakan gabungan antara berbagai bidang seni. Sebuah pertunjukan kesenian
seperti teater atau sendratari biasanya terdiri atas seni musik, dialog, kostum,
panggung, pencahayaan, dan seni rias. Seni pertunjukan sangat menonjolkan
manusia sebagai aktor atau aktrisnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik, subsektor seni
pertunjukan memberikan kontribusi sebesar 0,4% terhadap total PDB Industri
Kreatif. Nilai ini berada di urutan kedua terbawah dari 15 subsektor ekonomi
kreatif. Berdasarkan nilai rata-rata pertumbuhan NTB 2010- 2013, maka
pertumbuhan pada subsektor seni pertunjukan sebesar 4,20%, berada di bawah laju
rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif 5,08% dan pertumbuhan nasional 6,15%.
Walaupun demikian, seni pertunjukan mengalami peningkatan pertumbuhan yang
sangat drastis dari 2,98% pada 2012 dan 6,89% pada 2013.
Kontribusi ekonomi industri musik dapat dilihat dari nilai tambah bruto,
ketenagakerjaan, aktivitas perusahaan, konsumsi rumah tangga, dan nilai ekspor.
Sebagai contoh dapat dilihat di tahun 2013, industri musik memberikan kontribusi
nilai tambah bruto sebesar 1% terhadap total nilai tambah bruto industri kreatif
Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan 2010-2013 sebesar 3,32%. Dari sisi
ketenagakerjaan, industri musik memberikan kontribusi sebesar 0,47% terhadap
total jumlah tenaga kerja industri kreatif Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan
2010-2013 sebesar 3,41%.

10
3.2 Saran
 Pengembangan industri musik dalam satu tahun kedepan akan difokuskan
pada:
 Fasilitasi penyesuaian kurikulum pendidikan musik formal.
 Mulai memfasilitasi pembuatan website interaktif khusus yang berisi segala
informasimengenai perkembangan industri musik di Indonesia dan dunia.
 Mulai memfasilitasi lokakarya dan seminar berkala yang berkaitan dengan
industri musikbagi pelaku industri musik di Indonesia.
 Mulai memfasilitasi pembenahan ruang publik untuk berbagai kegiatan musik
di setiapkota di Indonesia.
 Mulai melakukan harmonisasi-regulasi penyelenggaraan jasa penyediaan
konten pada jaringan bergerak seluler dan jaringan tetap lokal tanpa kabel
dengan mobilitas terbatas.
 Mulai melakukan harmonisasi-regulasi penyelenggaraan program
kesenian/festival olehpemerintah.
 Mulai memfasilitasi pendataan dan sosialisasi berbagai penghargaan-
penghargaan yangada di dunia Internasional.
 Mulai memfasilitasi sosialisasi kepada para musisi Indonesia untuk
mendistribusikankaryanya ke dunia Internasional melalui berbagai jalur
distribusi digital.
 Pengembangan seni pertunjukan dalam lima tahun kedepan akan difokuskan
pada:
 Fasilitasi pengembangan bidang studi manajemen dan teknologi panggung
seni pertunjukan di 7 (tujuh) perguruan tinggi seni di Indonesia, termasuk
pembaharuan kurikulum dan metode pengajarannya; fasilitasi SDM seni
pertunjukan untuk mengikuti pendidikan formal, workshop dan residensi baik
di dalam maupun luar negeri.
 Fasilitasi program pendampingan, magang, dan mentoring dalam
penyelenggaraan pementasan/festival seni pertunjukan (skala lokal, nasional,

11
dan internasional) secara berkesinambungan serta fasilitasi ko-produksi antar
produser/presenter seni pertunjukan di tingkat nasional dan internasional
 Fasilitasi peningkatan jumlah gedung pertunjukan publik utama serta ruang-
ruang kreatif publik yang dapat digunakan sebagai studio atau ruangan-
ruangan tempat latihan serta pemutakhiran infrastruktur teknis yang ada
didalamnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

E-book Rencana Pengembangan Seni Pertunjukan Nasional 2015-2019,


file:///C:/Users/User/Downloads/Rencana-Pengembangan-Seni-Pertunjukan-
Nasional.pdf

https://www.academia.edu/27578679/EKONOMI_KREATIF_Rencana_Pengembang
an_MUSIK_Nasional_2015-2019

https://katadata.co.id/berita/2019/02/11/kontribusi-industri-musik-minim-dinilai-
karena-infrastruktur-terbatas

http://pwk.lib.itb.ac.id/index.php/bibliografi/detail/21705

13

Anda mungkin juga menyukai