TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Tim penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Kita semua mengetahui bahwa angka kematian ibu ( AKI
) dan angka kematian bayi ( AKB ) di indonesia masih tinggi
yaitu berdasarkan survey demografi dan kesehatan indonesia (
SDKI ) tahun 2012, AKI di indonesia sebesar 228/100.000
kelahiran hidup menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2012. Sedangkan AKB pada tahun 2012 sebesar
32/1000 kelahiran hidup.
Dalam konferensi tingkat tinggi persatuan bangsa-
bangsa ( 2000 ) telah disepakati berbagai komitmen tentang
tujuan pembangunan millennium ( millennium development
goals ) pada tahun 2015, ada dua sasaran dan indikator yang
secara khusus terkait dengan kesehatan ibu,bayi dan anak
yaitu :
1. Mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar
2/3 dari angka pada tahun 1990 ( menjadi 20 dan
25/1000 kelahiran hidup )
2. Mengurangi angka kematian ibu sebesar 3/4 dari AKI
pada tahun 1990 (menjadi 125/100.000 kelahiran
hidup.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Meningkatkan pelayanan maternal dan neonatus yang bermutu
dalam rangka pemenuhan masyarakat dibidang kesehatan
sehingga terjadi penurunan angka kematian ibu dan bayi.
2. Tujuan khusus
Mengembangkan sistem penanggulangan masalah maternal
dan neonatus secara menyeluruh sehingga :
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan
neonatus dari aspek administrasi dan manajemen,
kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur
pelayanan di RS.
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan
neonatus di RS.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan
neonatus di RS.
d. Tersedianya pelayanan dan maternal neonatus yang
bermutu di RS.
d. Batasan operasional
1. Maternal adalah jangka waktu dari mulai kehamilan,
bersalin, sampai masa nifas ( 42 hari setelah melahirkan )
2. Neonatus adalah jangka waktu dari masa konsepsi sampai 7
hari setelah lahir ( WHO ). Sebagai batasan operasional,
periode neonatus dimulai pada usia kehamilan 28 minggu
hingga bayi lahir 0-7 hari
3. Neonatal adalah periode bayi baru lahir sampai usai 28
hari.
4. Perinatologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh
kembang manusia sejak konsepsi sampai dengan satu bulan
setelah lahir
5. Neanatologi adalah ilmu yang mempelajari patofisiologi bayi
baru lahir ( 0-28 ) hari
6. Kematian neonatus adalah kematian yang terjadi pada janin
dalam kandungan mulai usia
kehamilan 28 minggu sampai bayi baru lahir usia 0-7 hari.
7. Kematian neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi
baru lahir ( 0-28 hari setelah lahir )
8. Kematian ibu maternal adalah kematian seorang wanita
hamil yang dalam 42 hari sesudan melahirkan, tidak
pandang usia dan letak kehamilan, disebabkan atau
berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya,
tetapi bukan disebabkan kecelakaan ( WHO ).
9. Berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yang ditimbang
saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir.
10. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat
11. PONEK adalah pelayanan obstetric emergency
komprehensif/RS 24 jam memili kemampuan untuk
memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamilm atau
ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang
sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat. Bidan di desa,
puskesmas dan puskesmas PONED
12. PONED adalah pelayanan obstetrik neonatal emergensi
dasar atau puskesmas 24 jam memiliki kemampuan untuk
memberikan pelayanan langsung terhadap ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir baik yang datang
sendiri atau atas rujukan bidan didesa dan puskesmas
13. HCU DEWASA adalah ruang perawatan terpisah yang
berada didalam rumah sakit yang dikelola khusus untuk
merawat pasien sakit berat dan kritis dengan peralatan
khusus
14. HCU BAYI adalah ruang perawatan terpisah yang berada
didalam rumah sakit yang dikelola khusus untuk merawat
bayi sakit atau premature dengan melibatkan tenaga terlatih
khusus serta didukung dengan peralatan khusus.
E. Dasar hukum
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi ketenagaan
Pola ketenagaan pelayanan maternal dan neonatus yaitu :
1. Untuk dinas pagi :
Yang bertugas berjumlah 41 tenaga
2. Untuk dinas sore
Yang bertugas berjumlah 12 tenaga
3. Untuk dinas malam
Yang bertugas berjumlah 12 tenaga
C. Pengaturan jaga
Jam dinas
1. Dinas pagi : 07.30 – 14.00 wita
2. Dinas sore : 14.00 – 21.00 wita
3. Dinas malam : 21.00 – 08.00 wita
4. Dokter spesialis anak yang telah mengikuti pelatihan
khusus neonatologi, harus tersedia dapat dihubungi 24
jam menangani kasus neonatal dan pediatric ( terjadwal )
5. Dokter spesialis obstetrik dan ginekologi harus tersedia
atau dapat dihubungi 24 jam menangani kasus maternal
( terjadwal )
6. Dokter spesialis anastesi harus tersedia atau dapat
dihubungi 24 jam
7. Dokter umum yang bertugas di UGD melayani 24 jam
terbagi menjadi tiga sift
8. Dokter dan perawat harus terlatih dalam asuhan
neonatal ( ASI, Resusitasi neonatus, kegawat daruratan
neonatus ). Tim UGD sebaiknya sebagai pemeriksaan
awal dan cepat umtuk menemukan kegawat daruratan
dan melakukan tindakan stabilisasi untuk penyelamatan
jiwa, sedangkan tindakan yang definitive sebaiknya
dilakukan dikamar bersalin.
9. Perawat dan bidan siap 24 jam melayani kasus maternal
dan neonatal, dimana terbagi menjadi tiga sift yaitu pagi
sore dan malam.
10. Rasio perawat : pasien = 1:2-4 dalam setiap tugas jaga
11. Konselor laktasi yang dapat dihubungi 24 jam
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
( terlampir )
B. Standar Fasilitas
Fasilitas kesehatan Maternal Neonatus di bagi dalam 3 tingkat
yaitu:
1. Primer ( puskesmas, bidan )
2. Skunder ( Rumah Sakit )
3. Tersier ( Rumah Sakit rujukan dengan fasilitas perawatan
intensif dan super spesialis )
1. Pelayanan Maternal
a. Pelayanan Maternal kelas B
1) Sarana
a) Ruang poli klinik
b) Kamar bersalin
c) Ruang perawatan atau nifas, kamar mandi
d) Ruang linen
e) Ruang pantry perawat, kamar mandi
f) Ruang dokter
g) Ruang tunggu
h) Ruang persiapan
i) Ruang peralatan atau obat-obatan
j) Ruang observasi
k) Ruang Operasi
l) Ruang pulih
2) Alat
a) Ruang poli klinik
Sphygmomanometer
Stetoskop
Body weighinghigh scale
Doppler / foetal monitor
Gynaecological table
Examination lamp
USG
Instrument for obsgyn examinations
b) Kamar Bersalin
Partus Set
Examination lamp
Doppler / featal monitor
Cardiolocography
Stetoskop
Sphygmanometer
Infusion stand
Infant weighing scale
Oxygen set + flowmeter
Emergency light
Resuscitation for adult
Resuscitation for infant
Usg
Sterilisator
Delivery instrument set
Minor surgery instrument set
Forceps neogele
Facuum extractor
Infuse set
c.) Ruang nifas/rawat gabung
Kit resusitasi
Unit pompa asi
Unit meja resusitasi
Stethoskop
Sphygmomanometer mobile
Infusion set
Hospital bed
Thermometer
1) Sarana
a. rawat inap :
Ruang tindakan
Ruang isolasi
Ruang rawat non infeksi
Ruang rawat infeksi
b. ruang bayi
Ruang tindakan
Ruang isolasi
Ruang perawatan
2).Alat
a. baby incubator
b. infant warmer
c. suction pum
d. baby scale
e. infant stetoskop
f. thermometer
g. spatel
i. examination lamp
k. thermometer
l. infuse on pump
BAB 1V
SASARAN
B. Prosedur pelayanan
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi,
standar pelayanan RS dan standar prosedur operasional.
Prosedur pelayanan maternal dan neonatus adalah:
1. Melakukan identifikasi pasien:
a. Pasien baru :
1) Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS
serta datang sendiri
2) Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian
rekam medik yang baru secara lengkap
b. Pasien lama :
1) Bisa berasal dari rujukan luar maupun dalam RS
serta dating sendiri
2) Dilakukan anamnesa penyakit dan pengisian
rekaman medik yang lama secara lengkap.
2. Tindakan pertama dilakukan setelah pemeriksaan oleh
tenaga medis ( dokter ). Pemeriksaan dilakukan secara
sistematis meliputi anamnesa dan pemeriksaan fisik.
3. Setelah itu kolaborasi dengan tenaga keperawatan lainnya
sesuai kewenangan masing-masing.
4. Apabila akan dilakukan tindakan/operasi maka pasien dan
keluarga diberikan informasi mengenai tindakan/operasi
yang akan dilakukan ( teknik, lokasi, dll ), setelah setuju
maka keluarga menandatangani imformed consent.
5. Pada kasus-kasus dengan resiko tinggi sebelum diberikan
informasi, pasien harus ditangani terlebih dahulu.
6. Jika pasien dirawat bersama oleh beberapa spesialisasi
maka harus ada dokter penanggyng jawab pasien ( DPJP )
7. Apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan laboratorium, radiologi, dan
sebagainnya.
8. Pelayanan yang diberikan meliputi preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative
9. Pulang dan kunjungan control
a. Pasien dipulangkan setelah mendapat persetujuan dokter
b. Pada saat pulang ibu diberikan catatan mengenai
kesehatan ibu dan bayi menggunakan buku KIA atau
sejenisnya.
c. Kunjungan kontrol dapat dilakukan ditempat pemberi
layanan ( RS ) atau fasilitas kesehatan diluar RS (
Puskesmas, klinik, dokter/bidan swasta ) apabila pasien
sebelumnya merupakan kiriman/rujukam dari sarana
pelayanan kesehatan tersebut.
C. Alur pelayanan Maternal dan Neonatal di rumah sakit
LABORATORIUM
Dr.OBSGYN/DOKTER
/BIDAN
KAMAR TINDAKAN
NEONATUS & UNIT GAWAT
Prosedur tindakan kasus rujukan
MATERNAL DARURAT
sesuai standar pelayanan
kesehatan internal dan neonatus
KAMAR BERSALIN
ADMINISTRASI KEUANGAN
Prosedur persalinan normal
kasus rujukan sesuai sandar
peayanan
UNIT FARMASI
BAB VI
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN
A. Definisi
Keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien
dan masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan ( KTD ) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien untuk pelayanan maternal
dan neonatus adalah:
1. Hak pasien
Pasien/keluarga pasien mempunyai hak mendapatkan
informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk
kemungkinan terjadinya KTD
2. Mendidik pasien dan keluarga
Edukasi kepada keluarga pasien tentang kewajiban dan
tanggung jawab keluarga dalam asuhan perawatan/asuhan
kebidanan. Untuk keluarga pasien diajarkan cara
mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial seperti
mencuci tangan.
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan dan
menjamin koordinasi antar tenaga ( dokter, bidan/perawat,
gizi dll ) dan antar unit pelayanan terkait.
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan
pasien. RS harus terus memperbaiki pelayanan, memonitor,
dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisi secara intensif KTD dan melakukan perubahan
untuk meningkatkan kinerja dan keselamatan pasien.
5. Peran pimpinan RS dalam meningkatkan keselamatan
pasien
Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program
patient safety melalui penerapan tujuh standar patient
safety.
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
RS menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan sesuai standar pelayanan RS dan standar
prosedur operasional untuk meningkatkan kompetensi staf
dalam pelayanan maternal dan neonatus.
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien komunikasi antara tenaga kesehatan
dan keluarga pasien selama melaksanakan pelayanan dapat
mencegah kemungkinan terjadinya KTD
BAB VIII
KESELAMATAN KERJA
PENGENDALIAN MUTU
INDIKATOR MUTU
C. Pelayanan Gynecology
Judul Kemampuan melakukan pelayanan
gynecology
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,
efisiensi
Tujuan Penurunan angka kesakitan wanita dengan
gangguan reproduksi
Definisi Pelayanan Ginekologi adalah pelayanan
Operasional kesehatan menyeluruh dan paripurna bagi
seorang wanita yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksinya saat tidak hamil
maupun dimasa hamil, bersalin atau nifas.
Baik bersifat preventif ( pencegahan
terhadap penyakit ), kuratif ( penyembuhan
penyakit ) dan rehabilitative ( perbaikan
kelainan yang timbul ) pada alat
reproduksinya
Frekuensi 1 ( satu ) bulan
pengumpulan
data
Periode analisa 3 ( tiga ) bulan
Numerator Jumlah kunjungan pasien dengan
gangguan reproduksi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang rawat inap dengan gan
gguan reproduksi yang mendapat tindakan
dalam bulan tersebut
Sumber data Rekam medis
Standar 100%
Penanggung Ketua dan tim ponek
jawab
Pengumpulan
Data
D. Pelayanan Penunjang
Judul Pelayanan penunjang
Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan,
efisiensi
Tujuan Mempercpat penegakkan diagnosis untuk
pelayanan kebidanan dan sebagai dasar
membuat keputusan klinik
Definisi Pemeriksaan penunjang adalah
Operasional pemeriksaan yang dilakukan untuk
membantu menegakkan diagnosis seperti
laboratorium, USG, EKG, radiologi dan
lain-lain
Frekuensi 1 ( satu ) bulan
pengumpulan
data
Periode analisa 3 (tiga) bulan
Numerator Jumlah pasien kebidanan yang mendapat
pelayanan kebidanan di rumah sakit dalam
satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilakukan
pemeriksaan penunjang
Sumber data Rekam medis rawat inap
Standar 100%
Penanggung Ketua dan tim ponek
jawab
Pengumpulan
Data
Kehamilan usia terlalu muda, usia terlalu tua, terlalu sering, terlalu
banyak
F
Kekurangan gizi pada ibu hamil/anemia selama kehamilan
A
E
infeksi
Toksemia
D
Bayi dengan berat lahir rendah
I
prematuritas
s
Eklampsia (SYOK)
F
Perdarahan
A Hipotermia
A
Persalinan lama Asfiksia
N
K
Infeksi Pertolongan persalinan yang Infeksi
E
tidak higienis
S
BAB X
PENUTUP