Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Critical book review adalah mengkritik isi buku dan membahasnya kembali buku yang
telah kita baca. Kritik isi buku agar kita mengetahui isi dari buku tersebut lebih memahaminya
lagi apabila kita bahas ulang dan lalu kita tulis. Dalam kesempatan ini saya ingin critical book
review “ Scholl Leadership” dengan membandingkan 2 buku lainnya bahasa Indonesia dan
bahasa inggris. Agar kita mengetahui kekurangan dan kelebihan dari isi buku-buku tersebut.Dan
semakin menambah wawasan para pembaca.

1.2 Rumusan masalah

Ada pun rumusan masalah dalam critical book review :

a. Apakah ringkasan dari isi buku ?

b. Apakah berbedaan antara buku yang di kritik dengan buku ?

1.3 Tujuan

Tujuannya adalah agar mengetahui kekurangan dari setiap isi buku mau kelebihannnya.

1.4 Identitas Buku


Identitas buku pertama

Ebook : School Leadership

Penulis : Gerald Grace

Penerbit : UK the falmer press

Tahun : 1995

Halaman buku : 249

ISBN : 0 7507 0415 2

Identitas buku kedua

Judul : Administrasi dan Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Penulis : Dr. H.M. Joharis, M.M., M.Pd

Dr. Haidir, M.Pd

Penerbit : Prenadamedia Grup

Tahun : 2019

Cetakan Ke : Pertama

Desain Sampul : Irfan Fahmi


Penata Letak : Suwito

Isbn : 978-602-422-995-5

BAB I I
RINGKASAN ISI BUKU

Ringkasan buku pertama

a. Konsep Kepemimpinan dan Manajemen

Tujuan adalah untuk menemukan konsep-konsep kepemimpinan dan manajemen


dalam wacana perubahan pendidikan negara di Inggris. Seperti suatu usaha juga akan melibatkan
keterlibatan yang diperlukan dengan konsep terkait seperti organisasi kelembagaan dan
administrasi. Konsep kepemimpinan dan manajemen tidak mengambang bebas dalam wacana
buku teks pendidikan administrasi atau dalam resep primer teknis sekolah pengelolaan. Konsep
seperti memiliki sejarah, politik dan satu set kompleks dan mengubah hubungan budaya dan
ideologis dengan masyarakat yang lebih luas dari yang mereka adalah bagian. Watkins (1989)
berpendapat bahwa kepemimpinan, kekuasaan dan manajemen di pengaturan pendidikan 'harus
melihat konsep sebagai relasional berkembang lebih periode waktu yang panjang '(hal. 30).

Hal ini diperlukan untuk melacak sejarah budaya ini. Bola (1990), menggambar atas
karya Michel Foucault, telah menunjukkan bahwa wacana merupakan hubungan antara
kekuasaan dan pengetahuan dan yang karena itu Wacana adalah tentang apa yang dapat
dikatakan dan berpikir, tetapi juga tentang siapa dapat berbicara, kapan, dimana dan dengan
kuasa. Wacana mewujudkan makna dan hubungan sosial, mereka merupakan baik subjektivitas
dan hubungan kekuasaan. (p. 17) Apa yang akan dicoba di sini adalah latihan dalam
menganalisis perubahan wacana sekolah bahasa Inggris, seperti kepemimpinan adalah pertama
dibentuk pada abad kesembilan belas di istilah moral dan direkonstruksi dari waktu ke waktu
dalam hal pasar hubungan. Itu akansama melacak wacana perubahan manajemen sekolah ketika
bergerak dari keasyikan dengan kontrol sosial untuk bentuk kontemporer pasar dan keuangan

manajemen dalam pendidikan. Bab ini berfokus pada penataan kepemimpinan dan
wacana manajemen dalam pendidikan, terletak dalam kerangka sosio-historis.
Salah satu keterbatasan administrasi pendidikan sebagai suatu bidang penelitian telah
kerangka kerja analitis yang dibatasi.sebagai Greenfield (1986) telah menyimpulkan, dalam
tinjauan otoritatif tentang lapangan, 'studi administrasi pendidikan dilemparkan dalam cetakan
sempit '(hlm. 134) ini sempit cetakan telah menekankan teknis, operasional dan terukur unsur
administrasi dan terpinggirkan sejarah, politik dan dimensi sosial budaya dari aktivitas.

Salah satu tujuan dari teks berdirinya Herbert Simon, Administrative Perilaku
(1945), adalah untuk membangun kosakata teori administrasi untuk melayani ilmu baru dari
administrasi pendidikan. Keterbatasan kosakata ini, Namun, itu, sebagai Greenfield (1986)
mencatat, bahwa itu akan mengatakan apa-apa yang bisa tidak dinyatakan dalam definisi
operasional '(hlm. 136). Kecenderungan ini Penggunaan bahasa dalam administrasi pendidikan
telah reduksionis dan ini memiliki mengakibatkan analisis disederhanakan. Salah satu bidang
utama di mana reduksionisme ini paling jelas adalah di Studi kepemimpinan dan manajemen
dalam pendidikan. Konsep kepemimpinan, seperti konsep budaya, tidak mudah setuju untuk
analisis check-daftar fitur operasional yang disukai oleh teks administrasi pendidikan.
Manajemen, di sisi lain, adalah, ironisnya, konsep yang lebih mudah dikelola dan tampaknya
setuju untuk check-daftar analisis dari berbagai jenis.

Dalam budaya administrasi pendidikan sebagai ilmu, efek ini perbedaan kualitatif telah
kepemimpinan yang telah recontextualized sebagai bentuk atau bagian dari manajemen.
kepemimpinan pendidikan yang telah diakui Lokasi dalam studi sebelum munculnya ilmu
administrasi, kehilangan yang berbeda identitas konseptual dalam penelitian selanjutnya.

Dalam kritik kuat dari ini kecenderungan, Foster (1989) menegaskan bahwa 'konsep
kepemimpinan telah dikunyah dan menelan turun dengan kebutuhan teori manajerial modern
'dan bahwa' apa dasarnya telah terjadi adalah bahwa bahasa kepemimpinan telah diterjemahkan

ke dalam kebutuhan birokrasi, '(hlm. 45). Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa
'setiap diskusi kepemimpinan tampaknya larut dalam diskusi tentang manajemen yang efektif

teknik '(hlm. 48).


Nilai dari analisis Callahan adalah bahwa hal itu menunjukkan bahwa wacana dan
praktek kepemimpinan pendidikan dan manajemen terikat dengan perubahan sosial, sistem
politik dan budaya dari masyarakat yang lebih luas. Ini merupakan manifestasi lanjut dari
pernyataan Bernstein bahwa 'pendidikan adalah sebuah relay untuk hubungan daya eksternal
untuk saya t'. Bab ini akan mencoba untuk mengikuti contoh dari Callahan dengan menelusuri
historis mengubah bahasa kepemimpinan sekolah dan manajemen di Inggris. Namun, sedangkan
fokus analisis Callahan adalah pada posisi pengawas sekolah, fokus di sini akan ada di atas
kepala sekolah dalam bahasa Inggris sekolah, demikian diposisikan dalam wacana berubah.

Bahasa kepemimpinan sekolah dan manajemen di abad kesembilan belas sekolah bahasa
Inggris adalah suatu bentuk wacana pedagogik yang berbicara hirarki dan kontrol. Dalam
masyarakat sangat kelas bertingkat, seperti Inggris, kepemimpinan hanya bisa timbul (atau akan
disahkan) sebagai atribut budaya posisi kelas. Di paling umum, tingkat struktural, kepemimpinan
dalam pendidikan mengacu pada politik kemampuan kelas dominan di Inggris untuk
memberlakukan, desain dan memberikan sistem pendidikan untuk sekolah efisien kelas-kelas
lain. Dalam asal-usulnya di Bahasa Inggris yang disediakan sekolah, kepemimpinan pendidikan
itu konsep tegas terletak di gagasan hirarki kelas dan kontrol kelas-budaya. Kepemimpinan
adalah realisasi hirarki dan tanggung jawab dari hirarki-itu oblige noblesse .

b.Perbedaan Pemimpin dan Manajer

Kepemimpinan dan manajemen seringkali sisamakan pengertiannya oleh banyak


orang.Walaupun semikian antara keduanya terdapat perbedaan yang penting untuk
diketahui.Manajemen merupakan jenis pemikiran yang khusus dari kepemimipinan mempunyai
pengertian agak luas dibandingkan dengan manajemen.Dalam arti yang luas kepemimpinan
dapat digunakan setiap orang dan tidak hanya terbatas berlaku dalam suatu organisasi atau kantor
tertentu. Dapat disimpilkan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku
manusia baik perorang maupun kelompok . Contohnya seorang kiai atau ulama, dengan
pengaruh yang besar, mampu mempengaruhi tingkah laku seorang Bupati Kepala Daerah di
dalam memimpin daerahnya, sehingga tidak harus terlebih dahulu kiai tersebut menjadi pegawai
di Kabupaten.

Manajer adalah seprti actor di panggung teater, ia bias memainkan perananya sebagai
kewajiban yang harus di mainkan. Ada empat peranan manajemen yang harus dilaksanakan oleh
manajer jika organisasi yang dipimpinnya bias berjalan secara efektif. Empat peranan menurut
Ichak Adizes ialah: memproduksi, melaksanakan, melakukan informasi, dan memadukan.

Ringkasan buku kedua

Tepatnya dibab 12 ada materi yang saling berkaitan dengan buku pertama yaitu tentang
kepemimpinan, khususnya kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah.
Pola kepemimpinannya sangat mementukan terhadapa kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam
pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius.

Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf,siswa,
orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja/ berperan serta guna mencapai tujuan
yang telah dtetapkan. Adapun hal-hal yang harus dimiliki kepala sekolah untuk mendukung
keberhasilan kepemimpinannya, yaitu:

a. Kepribadian yang kuat

b. Memahami tujuan pendidikan yang baik

c. Pengetahuan yang luas

d. Keterampilan professional yang terkait dengan tugasnya sebagai kepala sekolah


Prinsip kepemimpinan yang perlu dipahamidan dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam
mengembangkan sekolah yang dipimpinnya, yaitu harus konstruktif, kreatif, partisipasif,
kooperatif, delegatif, integrative, pragmatis, keteladanan, adaptable, dan fleksibel.

Memebentuk disiplin sekolah dapat dirancang dengan:

a. Penyusunan rancangan harus melibatkan guru, staf administrasi, wakil siswa, dan
wakil orangtua siswa.

b. Rancangan harus sesuai dengan misi dan tujuan sekolah

c. Rancangan harus singkat dan jelas

d. Rancangan harus memuat secara jelas daftar perilaku yang dilarang beserta
sangsinya

e. Peraturan yang tekah disepakati bersama harus disebarluaskan

f. Kegiatan yang terkait dengan aktivitas siswa, harus diarahkan dalam


pembentukan disiplin sekolah.

Meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilakukan dengan:

a. Buat pelajaran penuh arti

b. Bantu siswa menentukan targetnya sesuai dengan kemampuannya

c. Tumbuhkan harga diri siswa dengan menciptakan harapan untuk sukses

d. Ciptakan hubungan yang hangat dengan siswa


e. Gunakan metode mengajar yang inovatif

f. Kembangkan pendidikan system “among” yang menempatkan siswa sebagai


subjek

g. Salurkan minat dan kegemaran siswa dalam berbagai kegiatan

h. Bentuklah kelompok-kelompok belajar

Dalam mengaktifkan komite sekolah, Pembina komite harus tahu tugas utama komite
sekolah, bentuk kerja sama anatara kepala sekolah dan pengurus komite sekolah, factor-faktor
yang harus diperhatikan untuk mengaktifkan komite sekolah, serta criteria keberhasilan komite
sekolah.

Dalam mengelola perubahan di sekolah kepala sekolah harus tahu tentang peran agen
perubahan, tahapan dalam mengelola perubahan di sekolah, peran kepala sekolah agar perubahan
dapat berjalan dengan baik, hambatan yang sering terjadi dalam melaksanakan perubahan di
sekolah, cara mempertahankan dukungan perubahan di sekolah, serta cara menangani kritik yang
sering muncul.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Buku School Leadership (buku pertama yang dikritik)

Kelebihan Buku

Buku ini sangat mudah untuk dipahami, karena penjelasan dan struktur
bahasanya yang baik. Materi di uraikan dengan banyak sub judul. Informasi yang
lebih akurat karena terdapat pendapat para ahli dalam materi.

2. Materi disajikan secara rapi dan terstruktur sehingga memudahkan pembaca dalam mencari
informasi yang akan dicarinya.

3. Menyajikan tulisan dengan ukuran yang tepat.

4. Pembahasan pada subbab spesifik, langsung pada intinya

5. pembahasan memiliki para ahli


Kelemahan Buku

1. Buku ini terdapat beberapa ejaan yang kurang pas, penggunaan spasi di
beberapa kalimat yang kurang, dan ukuran huruf, tata letak, dan paragraf spasi
yang kurang baik.

2. Kurang menarik untuk dibaca karena tidak terdapat warna warni tulisan.

3. Ada beberapa kata yang salah ketik.

3.2 Buku Administrasi dan Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia (buku
kedua)

A. Kelebihan

Buku ini sangat mudah untuk dipahami, karena penjelasan dan struktur
bahasanya yang baik. Materi di uraikan dengan banyak sub judul. Informasi yang
lebih akurat karena terdapat pendapat para ahli dalam materi.

B. Kelemahan

Buku ini terdapat beberapa ejaan yang kurang pas, penggunaan spasi di
beberapa kalimat yang kurang, dan ukuran huruf, tata letak, dan paragraf spasi
yang kurang baik.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola kepemimpinannya


sangat mementukan terhadapa kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern,
kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius. Kepemimpinan kepala
sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing,
mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf,siswa, orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait,
untuk bekerja/ berperan serta guna mencapai tujuan yang telah dtetapkan.

4.2 Saran

Critical ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
CRITICAL BOOK REVIEW

MANAJEMEN SEKOLAH

Dosen Pengampu: Dr. H. M. Joharis Lubis. MM., M.Pd.

Nama: Ivan Anggi Simanjuntak


Nim : 2173111019

Kelas: A reguler

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


PROGRAM SARJANA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review mata kuliah
Statistika. Penulis berterima kasih kepada bapak dosen yang sudah memberikan bimbingannya.

Penulis menyadari bahwa tugasini belum terbilang dalam kata sempurna karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan dimiliki. Oleh karena itu, Penulis juga sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan pada pembuatan tugas yang
selanjutnya, terima kasih.

Ivan Anggi

Anda mungkin juga menyukai