PENDAHULUAN
Critical book review adalah mengkritik isi buku dan membahasnya kembali buku yang
telah kita baca. Kritik isi buku agar kita mengetahui isi dari buku tersebut lebih memahaminya
lagi apabila kita bahas ulang dan lalu kita tulis. Dalam kesempatan ini saya ingin critical book
review “ Scholl Leadership” dengan membandingkan 2 buku lainnya bahasa Indonesia dan
bahasa inggris. Agar kita mengetahui kekurangan dan kelebihan dari isi buku-buku tersebut.Dan
semakin menambah wawasan para pembaca.
1.3 Tujuan
Tujuannya adalah agar mengetahui kekurangan dari setiap isi buku mau kelebihannnya.
Tahun : 1995
Tahun : 2019
Cetakan Ke : Pertama
Isbn : 978-602-422-995-5
BAB I I
RINGKASAN ISI BUKU
Hal ini diperlukan untuk melacak sejarah budaya ini. Bola (1990), menggambar atas
karya Michel Foucault, telah menunjukkan bahwa wacana merupakan hubungan antara
kekuasaan dan pengetahuan dan yang karena itu Wacana adalah tentang apa yang dapat
dikatakan dan berpikir, tetapi juga tentang siapa dapat berbicara, kapan, dimana dan dengan
kuasa. Wacana mewujudkan makna dan hubungan sosial, mereka merupakan baik subjektivitas
dan hubungan kekuasaan. (p. 17) Apa yang akan dicoba di sini adalah latihan dalam
menganalisis perubahan wacana sekolah bahasa Inggris, seperti kepemimpinan adalah pertama
dibentuk pada abad kesembilan belas di istilah moral dan direkonstruksi dari waktu ke waktu
dalam hal pasar hubungan. Itu akansama melacak wacana perubahan manajemen sekolah ketika
bergerak dari keasyikan dengan kontrol sosial untuk bentuk kontemporer pasar dan keuangan
manajemen dalam pendidikan. Bab ini berfokus pada penataan kepemimpinan dan
wacana manajemen dalam pendidikan, terletak dalam kerangka sosio-historis.
Salah satu keterbatasan administrasi pendidikan sebagai suatu bidang penelitian telah
kerangka kerja analitis yang dibatasi.sebagai Greenfield (1986) telah menyimpulkan, dalam
tinjauan otoritatif tentang lapangan, 'studi administrasi pendidikan dilemparkan dalam cetakan
sempit '(hlm. 134) ini sempit cetakan telah menekankan teknis, operasional dan terukur unsur
administrasi dan terpinggirkan sejarah, politik dan dimensi sosial budaya dari aktivitas.
Salah satu tujuan dari teks berdirinya Herbert Simon, Administrative Perilaku
(1945), adalah untuk membangun kosakata teori administrasi untuk melayani ilmu baru dari
administrasi pendidikan. Keterbatasan kosakata ini, Namun, itu, sebagai Greenfield (1986)
mencatat, bahwa itu akan mengatakan apa-apa yang bisa tidak dinyatakan dalam definisi
operasional '(hlm. 136). Kecenderungan ini Penggunaan bahasa dalam administrasi pendidikan
telah reduksionis dan ini memiliki mengakibatkan analisis disederhanakan. Salah satu bidang
utama di mana reduksionisme ini paling jelas adalah di Studi kepemimpinan dan manajemen
dalam pendidikan. Konsep kepemimpinan, seperti konsep budaya, tidak mudah setuju untuk
analisis check-daftar fitur operasional yang disukai oleh teks administrasi pendidikan.
Manajemen, di sisi lain, adalah, ironisnya, konsep yang lebih mudah dikelola dan tampaknya
setuju untuk check-daftar analisis dari berbagai jenis.
Dalam budaya administrasi pendidikan sebagai ilmu, efek ini perbedaan kualitatif telah
kepemimpinan yang telah recontextualized sebagai bentuk atau bagian dari manajemen.
kepemimpinan pendidikan yang telah diakui Lokasi dalam studi sebelum munculnya ilmu
administrasi, kehilangan yang berbeda identitas konseptual dalam penelitian selanjutnya.
Dalam kritik kuat dari ini kecenderungan, Foster (1989) menegaskan bahwa 'konsep
kepemimpinan telah dikunyah dan menelan turun dengan kebutuhan teori manajerial modern
'dan bahwa' apa dasarnya telah terjadi adalah bahwa bahasa kepemimpinan telah diterjemahkan
ke dalam kebutuhan birokrasi, '(hlm. 45). Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa
'setiap diskusi kepemimpinan tampaknya larut dalam diskusi tentang manajemen yang efektif
Bahasa kepemimpinan sekolah dan manajemen di abad kesembilan belas sekolah bahasa
Inggris adalah suatu bentuk wacana pedagogik yang berbicara hirarki dan kontrol. Dalam
masyarakat sangat kelas bertingkat, seperti Inggris, kepemimpinan hanya bisa timbul (atau akan
disahkan) sebagai atribut budaya posisi kelas. Di paling umum, tingkat struktural, kepemimpinan
dalam pendidikan mengacu pada politik kemampuan kelas dominan di Inggris untuk
memberlakukan, desain dan memberikan sistem pendidikan untuk sekolah efisien kelas-kelas
lain. Dalam asal-usulnya di Bahasa Inggris yang disediakan sekolah, kepemimpinan pendidikan
itu konsep tegas terletak di gagasan hirarki kelas dan kontrol kelas-budaya. Kepemimpinan
adalah realisasi hirarki dan tanggung jawab dari hirarki-itu oblige noblesse .
Manajer adalah seprti actor di panggung teater, ia bias memainkan perananya sebagai
kewajiban yang harus di mainkan. Ada empat peranan manajemen yang harus dilaksanakan oleh
manajer jika organisasi yang dipimpinnya bias berjalan secara efektif. Empat peranan menurut
Ichak Adizes ialah: memproduksi, melaksanakan, melakukan informasi, dan memadukan.
Tepatnya dibab 12 ada materi yang saling berkaitan dengan buku pertama yaitu tentang
kepemimpinan, khususnya kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah.
Pola kepemimpinannya sangat mementukan terhadapa kemajuan sekolah. Oleh karena itu, dalam
pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah perlu mendapat perhatian secara serius.
Kepemimpinan kepala sekolah adalah cara atau usaha kepala sekolah dalam
mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf,siswa,
orang tua siswa, dan pihak lain yang terkait, untuk bekerja/ berperan serta guna mencapai tujuan
yang telah dtetapkan. Adapun hal-hal yang harus dimiliki kepala sekolah untuk mendukung
keberhasilan kepemimpinannya, yaitu:
a. Penyusunan rancangan harus melibatkan guru, staf administrasi, wakil siswa, dan
wakil orangtua siswa.
d. Rancangan harus memuat secara jelas daftar perilaku yang dilarang beserta
sangsinya
Dalam mengaktifkan komite sekolah, Pembina komite harus tahu tugas utama komite
sekolah, bentuk kerja sama anatara kepala sekolah dan pengurus komite sekolah, factor-faktor
yang harus diperhatikan untuk mengaktifkan komite sekolah, serta criteria keberhasilan komite
sekolah.
Dalam mengelola perubahan di sekolah kepala sekolah harus tahu tentang peran agen
perubahan, tahapan dalam mengelola perubahan di sekolah, peran kepala sekolah agar perubahan
dapat berjalan dengan baik, hambatan yang sering terjadi dalam melaksanakan perubahan di
sekolah, cara mempertahankan dukungan perubahan di sekolah, serta cara menangani kritik yang
sering muncul.
BAB III
PEMBAHASAN
Kelebihan Buku
Buku ini sangat mudah untuk dipahami, karena penjelasan dan struktur
bahasanya yang baik. Materi di uraikan dengan banyak sub judul. Informasi yang
lebih akurat karena terdapat pendapat para ahli dalam materi.
2. Materi disajikan secara rapi dan terstruktur sehingga memudahkan pembaca dalam mencari
informasi yang akan dicarinya.
1. Buku ini terdapat beberapa ejaan yang kurang pas, penggunaan spasi di
beberapa kalimat yang kurang, dan ukuran huruf, tata letak, dan paragraf spasi
yang kurang baik.
2. Kurang menarik untuk dibaca karena tidak terdapat warna warni tulisan.
3.2 Buku Administrasi dan Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia (buku
kedua)
A. Kelebihan
Buku ini sangat mudah untuk dipahami, karena penjelasan dan struktur
bahasanya yang baik. Materi di uraikan dengan banyak sub judul. Informasi yang
lebih akurat karena terdapat pendapat para ahli dalam materi.
B. Kelemahan
Buku ini terdapat beberapa ejaan yang kurang pas, penggunaan spasi di
beberapa kalimat yang kurang, dan ukuran huruf, tata letak, dan paragraf spasi
yang kurang baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Critical ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
CRITICAL BOOK REVIEW
MANAJEMEN SEKOLAH
Kelas: A reguler
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Review mata kuliah
Statistika. Penulis berterima kasih kepada bapak dosen yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis menyadari bahwa tugasini belum terbilang dalam kata sempurna karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan dimiliki. Oleh karena itu, Penulis juga sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan pada pembuatan tugas yang
selanjutnya, terima kasih.
Ivan Anggi