Anda di halaman 1dari 4

1.

Senyum Senyum merupakan ibadah, biasanya seseorang tersenyum karena meraka sedang

bahagia, Senyuman menambah manisnya wajah walaupun berkulit sangat gelap dan tua

keriput. Menurut departemen pendidikan nasional (2008: 1277) senyum merupakan gerak

tawa ekspresif yang tidak bersuara untuk menunjukan rasa senang, gembira, suka, dan

sebagainya dengan mengembangkan bibir sedikit. Sedangkan Saikhul Hadi (2013: 37)

berpendapat bahwa, secara fisiologi senyum merupakan ekspersi wajah yang terjadi akibat

bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua ujungnya, atau pula disekitar

mata. Saikhul Hadi (2013: 3) menjelaskan bawha senyuman dapat melumpuhkan musuh,

menyembuhkan penyakit, perekat tali persaudaraan, pengobat luka jiwa, dan bisa menjadi

sarana tercapainya perdamaian dunia.

2. Salam Dalam islam juga diajarkan kalimat salam berupa Assalamu‟alaikum

Warahmatullahi Wabarokatuh, artinya adalah salam sejahtera, rahmat Allah dan berkat-Nya

atas kamu. Orang yang membalasnya akan menjawab Wa‟alaikum Salam Warahmatullahi

Wabarakatuh, artinya adalah dan ke atasmu salam, rahmat Allah dan berkat-Nya. “Abdullah

bin Amr mengisahkan bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw.,‟Apakah amalan

terbaik dalam Islam?‟ Rasullulah Saw. Menjawab „Berilah makan 27 orang-orang dan

tebarkanlah ucapan salam satu sama lain, baik kamu saling mengenal ataupun tidak.”

(Sahihain, Muhammad Muhyidin, 2007: 39). Dalam islam salam merupakan ibadah.

Memberi, mengucapkan dan menebarkan salam termasuk amal saleh. Kata salam berasal dari

bahasa Ibrani: syalom yang berarti damai. Menurut Alfonsus Sutarno (2008: 38) damai

mengandung unsur silaturahmi, sukacita, dan sikap atau pernyataan hormat kepada orang

lain. Bentuk salam bisa bermacam-macam. Ada salam perkenalan, salam perjumpaan, dan

salam perpisahan. departemen pendidikan nasional (2008: 1208) menjelaskan bahwa salam

merupakan sebuah pernyataan hormat. Jika seseorang memberi salam kepada orang lain

berarti seorang itu bersikap hormat kepada orang yang dia beri salam. Salam akan sangat
mempererat tali persauradaraan. Pada saat seseorang orang mengucapkan salam kepada orang

lain dengan keikhlasan, suasana menjadi cair dan akan merasa bersaudara.

3. Sapa Menurut Alfonsus Sutarno (2008: 36) menyapa identik dengan menegur, menyapa

bisa berarti mengajak seseorang untuk bercakap-cakap. Tegur sapa bisa memudahkan siapa

saja untuk bergaul akrab, saling kontak, dan berinteraksi. Sedangkan departemen pendidikan

nasional (2008: 1225) menjelaskan bahwa sapa berarti perkataan untuk menegur. Menegur

dalam hal ini bukan berarti menegur karena salah, melainkan menegur karena kita bertemu

dengan seseorang, misalnya saja dengan memanggil namanya atau 28 menggunakan sapaan-

sapaan yang sudah sering kita gunakan seperti “hey”. Bila seseorang menyapa orang lain

maka suasana akan menjadi hangat dan bersahabat.

4. Sopan dan Santun Menurut departemen pendidikan nasional (2008: 1330) sopan memiliki

arti hormat, takzim dan tertib menurut adat. Seseorang yang sopan akan bersikap mengikuti

adat, tidak pernah melanggar adat. Sedangkan santun menurut departemen pendidikan

nasional (2008: 1224) memiliki pengertian halus dan baik (tingkah lakunya), sabar dan

tenang juga penuh rasa belas kasihan (suka menolong). Seseorang yang bersikap santun akan

mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirisendiri. Menurut Mohamad

Mustari (2011: 158) Kesantunan bisa mengorbankan diri sendiri demi masyarakat atau orang

lain. Inti dari bersikap santun adalah berperilaku interpersonal sesuai tataran norma dan adat

istiadat setempat. Sopan santun menurut Taryati (dalam Suharti, 2004: 61) adalah suatu tata

cara atau aturan yang turun-temurun dan berkembang dalam suatu budaya masyarakat, yang

bermanfaat dalam pergaulan dengan orang lain, agar terjalin hubungan yang akrab, saling

pengertian, hormat-menghormati menurut adat yang telah ditentukan. Penjelasan tentang

sopan santun tersebut sejalan dengan pernyataan Suwadji (dalam Suharti, 2004: 62) bahwa

sopan santun atau unggahungguh berbahasa dalam bahasa Jawa mencakup dua hal, yaitu

tingkahlaku atau sikap berbahasa penutur dan wujud tuturannya.29 Ujiningsih (2010: 3)
berpendapat bahwa, sopan santun merupakan istilah bahasa jawa yang dapat diartikan sebagai

perilaku seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai, tidak

sombong dan berakhlak mulia. Pengejawantahan atau perwujudan dari sikap sopan santun ini

adalah perilaku yang menghormati orang lain melalui komunikasi menggunakan bahasa yang

tidak meremehkan atau merendahkan orang lain. Dalam budaya jawa sikap sopan salah satu

nya ditandai dengan perilaku menghormati kepada orang yang lebih tua, menggunakan

bahasa yang sopan, tidak memiliki sifat yang sombong. Menurut Ujiningsih (2010: 5)

pembudayaan sikap sopan santun disekolah dapat dilakukan melalui program yang dibuat

oleh sekolah untuk mendesain skenario sikap sopan santun, yaitu : a. peran sekolah dalam

membiasakan sikap sopan santun dapat dilakukan dengan memberikan contoh sikap sopan

santun yang ditunjukan oleh guru, b. guru dapat selalu mengintegrasikan perilaku sopan

santun ini dalam setiap mata pelajaran, c. guru agama, guru pendidikan moral pancasila dan

guru BP dapat melakukan pembiasaan yang dikaitkan dalam penilaian secara efektif, dan d.

guru seni tari jawa dapat membantu pembiasaan sopan santun melalui pembelajan dalam

gerakan tari yang memiliki nilai-nilai positif dalam budaya jawa. Dari beberapa pendapat

diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sopan santun adalah sikap yang menghormati orang

lain dan mementingkan kepentingan orang lain. Sikap sopan santun sangat besar manfaatnya

jika 30 setiap warga bangsa ini memilikinya. Bangsa ini akan menjadi bangsa yang peduli

sesama, tidak meremehkan dan terjalin sikap saling menghormati. Dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa program 5S adalah program yang dilakukan oleh SD Negeri 1 Sedayu

Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul sebagai salah satu cara untuk menanamkan pendidikan

karakter. 5S adalah singkatan dari Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun. Apabila semua

warga sekolah menerapkan 5S dalam keseharian mereka maka hal itu akan menjadikan

semua warga sekolah berkepribadian baik dan berkarakter baik. Jika 5S diterapkan dalam

konteks sekolah maka warga sekolah terutama peserta didik akan belajar bagaimana
menghormati satu sama lain dan memiliki rasa belas kasih atau suka menolong, selain itu

akan terjalin tali silaturahim antar warga sekolah dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai