PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang diciptakan khusus yang keluar
langsung dari payudara seorang ibu untuk bayi. ASI merupakan makanan bayi
yang paling sempurna, praktis, murah dan bersih karena diminum langsung dari
payudara ibu. ASI mengandung zat gizi dan cairan yang dibutuhkan bayi untuk
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif bagi ibu dapat mengurangi
ekonomi (Roesli, 2010). Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal
prdiatric menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah dengan pemberian ASI
dan WHO merekomendasikan sebaiknya bayi hanya disusui air susu ibu (ASI)
selama paling sedikit 6 bulan, dan pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi
berumur dua tahun. Agar ibu dapat mempertahankan ASI eksklusif selama 6
bulan, WHO merekomendasikan agar melakukan insiasi menyusui dalam satu jam
pertam kehidupan, bayi hanya menerima ASI tanpa tambahan makanan atau
diinginkan bayi, dan tidak menggunakan botol atau dot ( Hidayah, 2018 ).
Menurut data WHO di dunia hanya 39% anak-anak dibawah enam bulan
mendapatkan ASI eksklusif pada tahun 2013. Angka global ini hanya meningkat
dengan sangat perlahan selama beberapa dekade terakhir yakni 41% pada tahun
1
2014 dan 42% pada tahun 2015, hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat
Indonesia telah menetapkan target nasional pada tahun 2014 sebesar 80%
sebagai cakupan ASI Eksklusif ( Depkes RI, 2014 ). Pada tahun 2017, cakupan
bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%. Dari 34 provinsi, hanya dua
provinsi yang berhasil mencapai target yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat
Provinsi lainnya masih dibawah target 80%. Sumatera Utara merupakan Provinsi
yang masih belum mencapai target nasional pada tahun 2017 yaitu (45,74%)
bahwa cakupan persentase bayi yang diberi ASI Eksklusif dari tahun 2012-2017
cenderung meningkat, kecuali pada tahun 2016 ada penurunan yang sangat drastis
sebesar (16.09 %) dari capaian tahun 2015. Capaian tahun 2017 sebesar (45,31%)
belum mencapai target nasional yaitu 80%. Hanya satu dari 33 kabupaten/kota
2017 sebanyak 4.458 bayi (35,19%) dari 12.667 bayi yang diperiksa, capaian ini
belum mencapai target nasional yaitu 80%. Dari 23 kecamatan, tidak ada satupun
2
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak
pemberian ASI, berat bayi saat lahir, usia kehamilan saat bayi lahir, usia ibu dan
paritas, stress dan penyakit akut, IMD, keberadaan perokok, konsumsi alkohol,
ASI yang lancar pada ibu menyusui akan membantu kesuksesan pemberian ASI
dapat meningkatkan suplai ASI, seperti daun ubi jalar ungu yang dipercaya
mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan tubuh dan berbagai macam
prolaktin akan meningkat dan mengaktifkan sel epitel pada alveoli untuk
menampung air susu di dalam payudara dan menyebabkan suplai ASI meningkat
oleh Weni pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesman Campurejo Kota Kediri
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh pemberian rebusan daun ubi jalar
3
Ubi jalar ungu ( Ipomoe Batatas Var Ayamurasaki ) biasa disebut Ipomoe
Batatas Blackie karena memiliki kulit dan daging ubi yang berwarna ungu
kehitaman ( ungu pekat ). Daun ubi jalar ungu mengandung protein 2,3 gram per
100 gram dan zat besi 1,0 mg per 100 gram yang dapat menghasilkan ASI dalam
masih banyak ibu nifas yang mengeluh ASI nya sedikit bahkan tidak keluar, pada
saat wawancara dengan beberapa ibu nifas mengatakan bahwa pengeluaran ASI
Kelancaran Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di Klinik Yusmalinda, S.Tr.Keb Dusun I
pada penelitian ini yaitu “Adakah Pengaruh Pemberian Daun Ubi Jalar
Tahun 2019 ?”
Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu Terhadap Kelancaran Produksi ASI Pada
4
Ibu Nifas di Klinik Yusmalinda S.Tr.Keb Dusun I Desa Mangga Kec.
dan meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan pada ibu nifas, serta
5
1.4.4 Bagi Penulis
penelitian.