Adapun tujuan dari pengungkapan yaitu: (1) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui
dan memberikan pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar pengukuran yang
digunakan dalam laporan keuangan, (2) Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk
memberikan pengukuran yang bermanfaat, (3) Untuk memberikan informasi yang akan
membantu investor dan kreditur menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak
diakui, (4) Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan
keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara beberapa tahun, (5)
Untuk memberikan informasi mengenai arus kas atau keluar dari masa depan, dan (6) Untuk
membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.
b. Jenis Pengungkapan
b. Manfaat CSR
c. Kegiatan CSR
1
kinerjanya kepada pihak-pihak berwenang. Transparan berarti segala kegiatan yang
dilaksanakan dan informasi yang dimiliki dapat diketahui dan diawasai oleh pihak lain yang
berwenang.
b. Profesional
D. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan (corporate culture) adalah kumpulan nilai-nilai (values) dan unsur-unsur yang
menentukan identitas dan perilaku suatu organisasi perusahaan.
1. Falsafah Perusahaan
2. Nilai-nilai Budaya
Nilai budaya adalah sesuatu yang dimiliki, dianut, dan dipercayai bersama oleh seluruh
karyawan perusahaan yang tercemin pada norma perilaku dalam aktivitas sehari-hari.
Pengertian nilai-nilai budaya yang dipraktikkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:
Nilai integritas ini ditunjukkan dari sikap yang secara konsisten menunjukkan
kejujuran, kesesuaian antara perkataan dan tindakan, serta penuh rasa tanggung jawab
2
terhadap pengelolaan perusahaan. Nilai pembelajar ditunjukkan dari sikap untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bersedia menjalani Pendidikan
profesi berkelanjutan (PPL) sesuai bidang masing-masing.
Nilai kerja sama ditunjukkan dengan kesediaan untuk memberi dan menerima
kontribusi dari dan/atau kepada sesama karyawan, atasan, atau pihak lain yang terkait
untuk mencaoai visi dan misi perusahaan. Nilai saling menghargai ditunjukkan dengan
penghargaan terhadap individu, tugas, dan tanggung jawab pihak lain.
Nilai inovatif ditunjukkan dengan penuh gagasan (kreatif), aktif, dan menyukai
tantangan. Sedangkan nilai terampil ditunjukkan mengenai pekerjaan, cepat, tanggap, dan
akurat. Dan nilai bersih (clean) ditunjukkan dengan transparan dalam pengelolaan dan
terpercaya di mata masyarakat dan stakeholder lainnya.
Djoko Santoso Moeljono, mantan CEO Bank BRI, menyatakan bahwa sebelum suatu
perusahaan menerapkan GCG sebaiknya perusahaan tersebut menerapkan terlebih dahulu nilai-
nilai yang terkandung dalam budaya perusahaan (corporate culture) yang dianutnya. GCG dapat
berjalan apabila individu-individu dalam perusahaan secara internal mempunyai sistem nilai
(value system) yang mendorong mereka untuk menerima, mendukung, dan melaksanakan GCG.
Dimensi moral dari penerapan GCG, antara lain terletak pada prinsip akuntabilitas
(accountability), prinsip pertanggungjawaban (responsibilities), prinsip keterbukaan
(transparency), dan prinsip kewajaran (fairness).
Menurut Gede Prama, GCG merupakan fondasi dari spiritual company. Lima manfaat
yang dapat diperoleh perusahaan apabila menjalankan aspek spiritualitas dalam bisnis adalah
3
sebagai berikut: 1) Perusahaan terhindar dari kecurangan (fraud) yang sangat merugikan
berbagi pihak yang dapat membangkritan kebangkrutan, 2) Produktivitas dan kinerja
perusahaan menjadi meningkat, 3) Suasana kerja menjadi harmonis, 4) Citra (image) positif
perusahaan menjadi meningkat, dan 5) Perusahaan menjadi tumbuh dan berkembang secara
berkesinambungan (sustainable company).
Dalam forum IFSB tersebut telah disepakati bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai
GCG yang bernilai islami oleh industri jasa keuangan islam akan berdampak pada tercapainya
3 tujuan penerapan GCG sebagai berikut: (1) Semakin meningkatnya kepercayaan publik
kepada lembaga keuangan islam, (2) Pertumbuhan industri jasa keuangan islam dan stabilitas
sistem keuangan secara keseluruhan akan senantiasa terpelihara, dan (3) Keberhasilan industri
jasa keuangan Islam dalam menerapkan GCG akan menempatkan lembaga keuangan Islam
pada level of playing field yang sejajar dengan lembaga keuangan internasional lainnya.
CSR Starbucks memiliki tata kelola yang baik, perilaku etis dan tanggung jawab sosial
dalam menjalankan bisnisnya. Starbucks fokus dalam mempertahankan hubungan antara para
pemangku kepentingan dan perusahaan mereka. Starbucks juga telah mendorong untuk
menciptakan dan meningkatkan jumlah pemegang saham. Selain itu Starbucks membuat
pendekatan untuk CSR sebagai pembeda kompetitif.
4
DAFTAR PUSTAKA
Amerta. (2014). Kegiatan CSR yang Bermanfaat Bagi Masyarakat. Dikutip pada tanggal 12
November 2019, dari http://www.amerta.id/2014/02/16/431/kegiatan-csr-yang-
bermanfaat-bagi-masyarakat.php.
Aula, Mia. (2016). Analisis CSR Starbucks Coffe Indonesia. Dikutip 12 November 2019, dari
https://auliamia.wordpress.com/2016/10/08/analisis-csr-starbucks-coffee-indonesia/.
Brian, Rio. (2019). Pengertian CSR Menurut Para Ahli, Manfaat, dan Fungsi CSR serta
Contohnya. Dikutip 13 November 2019, dari https://www.maxmanroe.com/pengertian-
csr.html.
Effendi, Muh. Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Nurbawa, Roman. (2012). Pengertian Jenis dan Manfaat Disclosure Pengungkapan Laporan
Keuangan. Dikutip pada tanggal 12 November 2019, dari
https://romannurbawastore.wordpress.com/2012/05/08/pengertian-jenis-dan-manfaat-
disclosure-pengungkapan-laporan-keuangan/.
Purnami, Ni Luh Junia. (2015). Etika dan Tanggung Jawab Perusahaan Starbucks. Dikutip 12
November 2019, dari https://purnamiap.blogspot.com/etika-dan-tanggung-jawab-
perusahaan-starbucks/.