Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No.

3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

RANCANG BANGUN UNIT PEMBANGKITAN DAN MODUL


PENGUKURANNYA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA HYBRID
(ANGIN DAN MATAHARI)

Damis Hardiantono, Frederik Haryanto Sumbung


Email : damiz@unmus.ac.id

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik


Universitas Musamus

ABSTRAK
Besarnya potensi energi angin dan energi matahari di wilayah Kabupaten Merauke,
menuntut kajian yang lebih mendalam tentang profil dan karakteristik kedua jenis energi
terbarukan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu perangkat pengukuran
terhadap variable-variabel terukur seperti tegangan, arus, daya, kecepatan angin dan radiasi
matahari sehingga karakteristik pembangkitan dapat diamati.
Metode yang digunakan yaitu metode ekperimental dengan membuat satu
pembangkit listrik tenaga hybrid. Disebut hybrid karena menggunakan energi angin dan
energi matahari dalam satu unit pembangkitan kemudian output dari pembangkitan
tersebut bermuara pada satu modul pengukuran yang tepat berada di dalam ruangan
Laboratorium Teknik Elektro.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung praktikum untuk beberapa
matakuliah Praktikum Pengukuran Besaran Listrik, Praktikum Energi Terbarukan dan yang
terpenting terwujudnya pusat studi energi terbarukan di Jurusan Teknik Elektro.

Kata kunci : tenaga hybrid, modul pengukuran, energi angin, energi matahari

PENDAHULUAN sebesar 11861,4 watt-day/year,


Potensi pengembangan energi Bandaneira sebesar 4727,8 watt-day/year
angin menjadi energi listrik di wilayah dan Saumlaki sebesar 5797,7 watt-
Indonesia bagian Timur cukup tinggi. day/year (Habibie, 2011). Sementara itu
Misalnya di wilayah Maluku seperti Tual, Kabupaten Merauke yang wilayahnya
Bandaneira dan Saumlaki dapat terletak di bagian selatan Provinsi Papua,
menghasilkan energi listrik dari potensi secara geografis merupakan hamparan
energi angin dengan kecepatan rata-rata ≥ dataran dan berada di sekitar pesisir
2,5 m/s selama 193-297 hari dalam satu pantai dengan kecepatan angin rata-rata
tahun. Potensi energi angin di Tual sebesar 5,07-5,17 m/s tiap bulan, jumlah

231
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

hari yang berpotensi menghasilkan energi mengembangkan hal tersebut dengan


listrik sebesar 27,24 – 30,85 hari/bulan, membentuk suatu pusat studi energi
dan potensi energi angin sebesar 1205,91 terbarukan di wilayah Papua bagian
– 1280 Watt-hari/bulan (Damis H., selatan pada umumnya dan Kabupaten
2012). Meruke pada khususnya. Tentunya untuk
Selain potensi angin tersebut, mendukung hal tersebut diperlukan
terdapat potensi lain yang saat ini tengah berbagai sarana dan prasarana pendukung
dikembangkan di beberapa daerah, yaitu lainnya seperti laboratorium yang
energi matahari. Energi matahari yang memadai. Penelitian ini diharapkan dapat
memasuki atmosfer memilikikerapatan melanjutkan penelitian sebelumnya yaitu
daya rata-rata sebesar 1,2 kW/m2, namun pengembangan sarana laboratorium
hanya sebesar 560 W/m2yang diserap Jurusan Teknik Elektro berupa modul
bumi. Berdasarkan angka di atas, maka pengukuran pembangkit listrik tenaga
energi matahari yangdapat dibangkitkan angin (PLT-Angin) dengan
untuk seluruh daratan Indonesia yang menambahkannya dengan pembangkit
mempunyai luas ±2juta km2 adalah listrik tenaga surya (PLT-Surya) sehingga
sebesar 5108 MW (Nitya S. IGN., Et All. terbentuklah pembangkit listrik tenaga
2005). Sedangkan di Kabupaten hybrid sebagai gabungan dari PLT-Angin
Merauke, radiasi energi matahari rata-rata dan PLT-Surya.
berkisar 800 – 2000 W/m2 dengan daya Penelitian ini diharapkan pula dapat
listrik konstan yang dihasilkan berkisar mengoptimalkan potensi energi angin dan
10 – 14 Watt (Frederik H, S., 2011). matahari khususnya di wilayah
Besarnya potensi energi angin dan Kabupaten Merauke melalui pengetahuan
matahari di wilayah Merauke tersebut tentang profil atau karakteristik yang
belum seiring dengan pemanfaatan energi dapat terpantau melalui modul
angin dan matahari itu sendiri. pengukuran yang telah dikembangkan di
Sebagaimana penelitian awal yang telah laboratorium Teknik Elektro Universitas
dilakukan sebelumnya, besarnya potensi Musamus tersebut dan tentunya akan
yang ada tersebut tidak akan ada gunanya mendukung terealisasinya Jurusan Teknik
jika tidak dilakukan pengembangan Elektro Universitas Musamus sebagai
secara nyata. Oleh karena itu, Jurusan Pusat Studi Energi Terbarukan wilayah
Teknik Elektro Universitas Musamus Papua bagian selatan.
(Unmus) Merauke berkewajiban

232
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

panjang adalah sinar infra merah. Ada


tiga macam cara radiasi matahari sampai
STUDI PUSTAKA kepermukaan bumi, yaitu:
Energi Matahari a. Radiasi langsung (beam/direct
Pemanfaatan energi matahari radiation) adalah radiasi yang
semakin meningkat seiring mencapai bumi tanpa perubahan arah
denganpengetahuan yang kita dapatkan. atau radiasi yang diterima oleh bumi
Salah satupemanfaatan energi cahaya dalam arah sejajar sinar datang.
matahari adalahPembangkit Listrik b. Radiasi hambur (diffuse radiation)
Tenaga Surya (PLT-Surya) adalah radiasi yang mengalami
yangmemanfaatkan energi foton cahaya perubahan akibat pemantulan dan
mataharimenjadi energi listrik. Wilayah penghamburan.
Indonesia sendiri merupakan salah satu c. Radiasi total (global radiation)
negara yang dilalui oleh garis adalah penjumlahan radiasi langsung
khatulistiwa sehingga intensitas dan radiasi hambur.
penyinaran matahari lebih besar
sehinggaberpotensi untuk dilakukan Potensi Energi Matahari
pengembangan pembangkitlistrik tenaga Potensi energi matahari diketahui
surya sebagai alternatif pengganti bahan dengan cara melakukan pendekatan
bakar fosilyang bersih, aman dan melalui pengukuran daya yang dihasilkan
persediaannya tidak terbatas (Rotib, dari photovoltaik (Sel Surya). Sel surya
2001). atau photovoltaik adalah suatu alat
Radiasi matahari adalah pancaran semikonduktor dimana penyerapan sinar
energi yang berasal dari proses matahari akanmenimbulkan muatan –
thermonuklir yang terjadi di matahari. muatan listrik. Sinar matahari terdiri atas
Energi radiasi matahari berbentuk sinar foton, dimana foton inilah yang
dan gelombang elektromagnetik. dikonversi menjadi energi listrik. Energi
Spektrum radiasi matahari itu sendiri matahari merupakan radiasi gelombang
terdiri dari dari sinar bergelombang elektromagnetik yang terdiri atas radiasi
pendek dan sinar bergelombang panjang. sinar matahari dan energi foton. Besarnya
Sinar yang termasuk gelombang pendek energi matahari dapat dihitung dengan
adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra persamaan :
violet, sedangkan sinar gelombang
233
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

.
E = ............................................ (1) Gambar 1 Skema konversi energi

dengan : matahari menjadi energi listrik

E : Energi matahari (Watt-hour)


h : konstanta plank (6,6 x 10-34 Energi Angin

joule/detik) Energi angin merupakan energi

c : kecepatan rambat gelombang terbarukan yang sangat fleksibel dan

elektromagnetik (3 x 108 m/detik) energi alternatif yang mempunyai

λ : panjang gelombang radiasi (m) prospek bagus, karena merupakan sumber

Intensitas radiasi matahari energi yang bersih dan terbarukan.Secara

diperoleh dengan melakukan pengukuran umum, pemanfaatan tenaga angin di

tegangan dan arus pada sel surya untuk Indonesia memang kurang mendapat

menghasilkan daya, menurut persamaan : perhatian. Kendala-kendala

Ir =P / A......................................... (2) pengembangan energi angin sebagaimana

dengan : yang telah dijelasakan pada bab

Ir : intensitas radiasi matahari (W/m2) sebelumnya, dapat diidentifikasikan

P : daya yang dihasilkan (W) sebagai berikut :

A : luas permukaan sel surya (m2) a. Sering dianggap belum kompetitif


Untuk wilayah Kabupaten dibandingkan dengan energi fosil,
Merauke, radiasi energi matahari rata-rata karena:
berkisar 800 – 2000 W/m2 dengan daya 1. Kemampuan SDM yang masih
listrik konstan yang dihasilkan berkisar rendah.
10 – 14 Watt (Frederik H, S., 2. Rekayasa dan teknologi pembuatan
2011).Adapun skema pemanfaatan energi untuk skala besar sebagian besar
matahari melalui PLT-Surya, komponen utamanya belum dapat
selengkapnya dapat dilihat pada gambar dilakukan di dalam negeri, jadi
(1). masih harus impor.
3. Iklim investasi belum kondusif.
Biaya investasi pembangunan yang
tinggi menimbulkan masalah
finansial pada penyediaan modal
awal.
b. Belum tersedianya data potensi
sumber daya yang lengkap, karena

234
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

masih terbatasnya kajian/studi yang


dilakukan. Potensi Energi Angin
c. Akses masyarakat terhadap Angin merupakan gerakan udara
pemanfaatan energi angin masih terhadap permukaan bumi.Kecepatan
rendah. gerakan udara itu dinamakan kecepatan
Angin adalah udara yang bergerak angin. Meskipun pada kenyataan angin
dari tekanan udara yang lebih tinggi ke tidak dapat dilihat bagaimana wujudnya,
tekanan udara yang lebih rendah. Pada namun masih dapat diketahui
dasarnya angin terjadi karena adanya keberadaannya melalui efek yang
perbedaan suhu antara udara panas dan ditimbulkan pada benda-benda yang
udara dingin. Di daerah khatulistiwa, mendapat hembusan angin. Kecepatan
udaranya menjadi panas mengembang angin dapat diketahui dengan
dan ringan, naik ke atas dan bergerak ke menggunakan anemometer dan Beaufort
daerah yang lebih dingin. Sebaliknya scale.
daerah kutub yang dingin, udaranya Anemometer baik dipasang pada
menjadi dingin dan turun ke bawah, ketinggian 10 meter di atas permukaan
dengan demikian terjadi suatu perputaran tanah, dan disekitar anemometer tidak
udara, berupa perpindahan udara dari boleh terdapat bangunan yang tinggi agar
kutub utara ke garis khatulistiwa kecepatan udara yang diukur tidak
menyusuri permukaan bumi, sebaliknya terhambat oleh bangunan.
suatu perpindahan udara dari garis
khatulistiwa kembali ke kutub utara,
melalui lapisan udara yang lebih tinggi.

Gambar 2 Skema terjadinya angin

235
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

Tabel 1 Wind Class di atas 10 meter dari permukaan tanah


Tingkat Kecepatan Angin 10 meter di atas Permukaan Tanah
Kelas Kecepatan
Kondisi Alam di daratan
Angin Angin m/s
1 0.00 – 0.02 ------------------------------------------------------------
2 0.3 – 1.5 Angin Tenang Asap lurus ke atas
3 1.6 – 3.3 Asap bergerak mengikuti arah angin
4 3.4 – 5.4 Wajah terasa ada angina, daun-daun bergoyang
5 5.5 – 7.9 Debu jalan, kertas beterbangan, ranting pohon bergoyang
6 8.0 – 10.7 Ranting pohon bergoyang, bendera berkibar
7 10.8 – 13.8 Ranting pohon besar bergoyang, air berombak kecil
8 13.9 – 17.1 Ujung pohon melengkung, hembusan angina terasa ditelinga
9 17.2 – 20.7 Dapat mematahkan ranting pohon, jalan berat melawan angin
10 20.8 – 24.4 Dapat mematahkan ranting pohon, rumah rubuh
11 24.5 – 28.4 Dapat merubuhkan pohon, menimbulkan kerusakan
12 28.5 – 32.5 Menimbulkan kerusakan parah
13 32.7 – 36.9 Tornado
Sumber :Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, Daryanto, 2007.

Kecepatan angin dapat pula putaran dari rotor dihubungkan dengan


diketahui melalui pengamatan secara generator, dari generator inilah dihasilkan
visual yaitu berdasarkan pada skala arus listrik. Selengkapnya dapat dilihat
Beaufort (Beaufort scale). pada gambar 2
Proses pemanfaatan energi angin Listrik yang dihasilkan dari Sistem
dilakukan melalui dua tahapan konversi Konversi Energi Angin (SKEA) akan
energi, pertama aliran angin akan bekerja optimal pada siang hari dimana
menggerakkan rotor (turbin angin) yang angin berhembus cukup kencang
menyebabkan rotor berputar selaras dibandingkan dengan pada malam hari,
dengan angin yang bertiup, kemudian sedangkan penggunaan listrik biasanya

236
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

akan meningkat pada malam hari. Untuk matematis dapat dituliskan dalam bentuk
mengantisipasinya sistem ini sebaiknya persamaan, (Rizkyan, 2009) :
tidak langsung digunakan untuk P =½ .C .ρ .A .vi3 .......................... (3)
keperluan produk-produk elektronik, dengan :
namun terlebih dahulu disimpan dalam P : potensi energi angin
satu media seperti baterai atau aki (wattday/month)
sehingga listrik yang keluar besarnya C : konstanta Betz (nilainya : 16/27
stabil dan bisa digunakan kapan saja. diambil dari nama ilmuwan Jerman
Sedangkan syarat dan kondisi angin yang Albert Betz, angka ini
dapat digunakan untuk menghasilkan menunjukkan efisiensi maksimum
energi listrik dengan kincir angin dan yang dapat dicapai oleh turbin
jari-jari 1 meter dapat dilihat seperti pada angin) (Daryanto,2007).
tabel 2.1 di atas, yaitu : kecepatan angin A : luas sapuan rotor ( dianggap 1 m2)
yang berkisar 1,6 – 17,1 m/s atau 5,7 – vi : kecepatan angin rata-rata harian
61,5 km/jam (konversi: 1 m/s = 3.6 (m/s)

km/jam = 1,944 knot). ρ : kerapatan udara rata-rata (kg/m3)

Wilayah Kabupaten Merauke Kerapatan udara (ρ) dapat dihitung

memiliki kecepatan angin rata-rata dengan menggunakan persamaan :

sebesar 5,07-5,17 m/s tiap bulan, jumlah Ρ = p / (R.T) ................................ (4)

hari yang berpotensi menghasilkan energi dengan :

listrik sebesar 27,24 – 30,85 hari/bulan, p = tekanan udara (pascal/Pa, 1 Pa = 1

dan potensi energi angin sebesar 1205,91 N/m2 = 1 J/m3)

– 1280 Watt-day/month. Dengan R = konstanta gas 287,05 J.kg-1.K

demikian, di wilayah Kabupaten Merauke T = temperatur udara (K)

sangat berpotensi untuk mengembangkan


pembangkit listrik tenaga angin (Damis
H., 2012). Potensi energi angin secara

237
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

Sumber :Kajian Potensi Angin untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu, Daryanto, 2007.
Gambar 3 Skema konversi energi angin menjadi energi listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Untuk mengatasi hal ini, dikembangkan
Sumber energi angin dan surya suatu teknik penggabungan kedua jenis
merupakan sumber energiterbarukan pembangkit tersebut yang kemudian
yang cukup popular yang bersih dan dikenal dengan pembangkit listrik tenaga
tersedia secara bebas (free). hybrid.
Permasalahan yang kemudian muncul Instrumen Pengukuran
adalah energi surya hanya tersedia pada Instrumen pengukuran merupakan
siang hari ketika cuaca cerah (tidak perangkat yang digunakan untuk
mendung atau hujan) sedangkan energi mengetahui nilai (value) dari suatu
angin tersedia pada waktu yangtidak variabel yang diukur. Variabel yang
tentu dan sangat berfluktuasi tergantung diukur tersebut dapat berupa besaran
cuaca atau musim. listrik seperti arus, tegangan dan daya
listrik maupun besaran non-listrik seperti
kecepatan, jarak, suhu dan lain-lain.
Pembangkit listrik tenaga angin dan
matahari berfungsi untuk mengkonversi
energi angin dan matahari menjadi energi
listrik dengan demikian terjadi perubahan
Gambar 4 Salah satu model arsitektur
dari besaran non-listrik menjadi besaran
pembangkit hybrid
listrik. Energi angin tersebut dihasilkan
dari suatu nilai kecepatan angin yang
238
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

memutar turbin angin (wind turbin) dan menjadi sangat penting untuk
poros turbin angin yang telah dikopel memperoleh gambaran empirik atas
dengan poros generator akan berputar penggunaan energi terbarukan di wilayah
sehingga generator akan menghasilkan dekat dengan pesisir pantai. Karenanya
energi listrik. Sedangkan energi matahari penelitian ini bertujuan, sebagai berikut :
mengkonversi radiasi matahari menjadi 1. Membuat desain pengukuran
energi listrik melalui panel surya pembangkit listrik tenaga hybrid
(photovoltaic). Penggabungan dua unit (memadukan antara PLT-Angin dan
pembangkitan tersebut dilakukan melalui PLT-Surya).
suatu panel hybrid yang dirancang 2. Menentukan karakteristik energi
khusus. Adapun jenis-jenis instrumen listrik yang dihasilkan dari suatu
pengukuran yang umum digunakan, yaitu pembangkit listrik tenaga angin (PLT-
: Angin) dan pembangkit listrik tenaga
1. Voltmeter : alat yang digunakan untuk matahari (PLT-Surya).
mengukur tegangan listrik. 3. Menentukan karakteristik energi
2. Amperemeter : alat yang digunakan listrik yang dihasilkan dari suatu
untuk mengukur arus listrik. pembangkit listrik tenaga hybrid.
3. Anemometer : alat yang digunakan 4. Membuat modul pengukuran dari
untuk mengukur kecepatan angin. pembangkit listrik tenaga hybrid.
4. Thermometer : alat yang digunakan Manfaat Penelitian
untk mengukur suhu udara. Adapun manfaat dari pencapaian
5. Barometer : alat yang digunakan tujuan penelitian tersebut, adalah :
untuk mengukur tekanan udara. 1. Menjadikan laboratorium Teknik
Elektro sebagai pusat pengamatan
dan pendataan potensi energi
TUJUAN DAN MANFAAT terbarukan di wilayah Papua selatan
PENELITIAN pada umumnya dan wilayah
Tujuan Penelitian Kabupaten Merauke pada umumnya
Kebutuhan akan sebuah instrumen melalui pembentukan Pusat Studi
pengukuran terpadu terhadap nilai-nilai Energi Terbarukan di Jurusan Teknik
variabel output dari konversi energi angin Elektro Universitas Musamus.
dan matahari melalui pembangkit listrik 2. Dijadikan referensi tambahan dalam
tenaga hybrid (angin dan matahari) bentuk praktikum pada beberapa
239
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

mata kuliah praktikum di Jurusan


Teknik Elektro Unmus, antara lain : Tahapan Penelitian
Praktikum Pengukuran Besaran Penelitian ini dilaksanakan dengan
Listrik dan Praktikum Energi beberapa tahapan, sebagai berikut :
Terbarukan. 1. Persiapan Material
3. Bahan publikasi berkala ilmiah pada Tahapan ini bertujuan untuk
Jurnal Mustek Anim Ha, Fakultas menyediakan semua alat dan bahan
Teknik Universitas Musamus. yang digunakan dalam penelitian,
baik untuk membuat PLT-Angin,
METODE PENELITIAN PLT-Surya, Hybrid maupun
Lokasi dan Waktu Penelitian Instrumen Pengukuran.
Lokasi penelitian berada di 2. Desain PLT-Angin
Laboratorium Teknik Elektro Universitas Membuat instalasi PLT-Angin
Musamus Merauke dan direncanakan berkapasitas 200 Watt.
berlangsung selama kurang lebih 2 tahun 3. Desain PLT-Surya
yang terdiri atas 1 tahun untuk penyiapan Membuat instalasi PLT-Surya
material, mendesain PLT-Angin dan berkapasitas 200 Wp.
PLT-Surya serta eksperimen dan 1 tahun 4. Eksperimen
untuk desain PLT-Hybrid, modul Melakukan uji coba terhadap PLT-
pengukuran dan pengujian serta analisa Angin dan PLT-Surya untuk
data. mengetahui baik tidaknya desain
yang telah dibuat.

240
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

Desain Peralatan

Batteray 12 Vdc 100 Ah

ox+Inverter 12 Vdc/1000 W
Jetpro Wind Turbin Box+Batteray Control 12 Vdc/20 A

Gambar 5 Skema desain pembangkit hybrid dan modul pengukuran

HASIL YANG DICAPAI listrik tenaga hybrid. Berdasarkan


Umum kapasitas yang direncanakan yaitu PLTS
Sesuai dengan peruntukannya yaitu 200 Wp dan PLT-Angin 200 Watt,
modul pembangkit listrik tenaga hybrid komponen kontrol, power storage dan
yang ditempatkan pada Laboratorium pengwatan sistem modul.
Teknik Elektro Universitas Musamus,
yang dilakukan pada tahap pertama tahun
pertama penelitian ini. Hasil yang
diperoleh masih terbatas pada 5 tahapan
yaitu pemenuhan material, rangkaian
PLT-Angin, Rangkaian PLT-Surya,
desain modul pengukuran dan
eksperimen melalui pengujian kesesuaian
komponen dan peralatan pembangkit

241
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

Desain PLT-Angin dan PLT-Surya


Desain ini meliputi pengerjaan
peralatan yang telah tersedia baik untuk
desain PLT-Angin maupun PLT-Surya.
Untuk PLT-Angin menggunakan jetpro
wind turbin yang terpasang pada duck
lantai dua laboratorium Teknik Elektro
sedang PLT-Surya menggunakan dua
panel surya yang dipasang pula di lantai
dua.

Gambar 6 Skema pelaksanaan desain


PLT-Hybrid yang telah dilaksanakan
Persiapan Material
Material yang disiapkan sesuai
dengan keperluan penelitian berupa
pengadaan panel surya, panel Gambar 9 Pemasangan Turbin Angin

sinkronisasi, inverter, kabel listrik, accu


Desain Modul Pengukuran
dan dan sebagainya.
Modul pengukuran ini
dimaksudkan sebagai unit yang
mengukur besarnya arus maupun
tegangan yang dihasilkan baik oleh PLT-
Surya, PLT-Angin dan PLT-Hybrid.
Desainnya dibuat sedemikian rupa agar
kesalahan hasil pengukuran variabel
Gambar 7 Material PLTS
listrik yang terukur memiliki tingkat
kesalahan yang kecil

Gambar 8 Turbin Angin Jetpro

242
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

Gambar 10 Modul Pengukuran Gambar 12 Visualisasi daya listrik yang

Pengujian Alat (Experiment) dihasilkan oleh PLT-Hybrid

Tahapan ini bertujuan untuk Pembahasan Hasil yang Dicapai

menguji kesiapan desain yang telah Penelitian yang dilaksanakan mulai

dibuat agar pada saat melakukan dari tahap persiapan material sampai

pengukuran tidak mengalami kesalahan dengan terselesaikannya sebuah rancang

yang mengakibatkan gagalnya bangun PLT-Hybrid beserta dengan

pengambilan data hasil penelitian. Dan modul pengukurannya, secara umum

pengujian ini dilakukan dengan tidak mengalami kendala yang berarti.

melakukan berbagai pengukuran variabel Persoalan utama yang dihadapi terutama

listrik yang menjadi acuan yaitu tegangan disebabkan oleh faktor non-teknis antara

dan arus listrik serta visualisasi berupa lain lamanya waktu pengiriman beberapa

lampu penerangan untuk memastikan material yang harus dipesan dari

bahwa PLT-Hybrid yang dibuat benar- Surabaya ke Merauke. Selain itu, dalam

benar berfungsi sebagaimana mestinya. pelaksanaannya terdapat beberapa


kompoenen listrik yang harus diganti
karena mengalami kerusakan saat sedang
dilakukan pengujian.
Tegangan listrik yang dihasilkan
pada kondisi cerah oleh PLT-Surya stabil
pada tegangan sebesar 24 Volt-dc
Gambar 11 Pengujian Alat menggunakan PV berkapasitas 200 Wp
sementara PLT-Angin bervariasi dari 0-
10 Volt-dc berkapasitas 100 W. Dimana
variasi ini disebabkan karena bergantung
pada kecepatan angin yang dilokasi
penelitian. Sedangkan keperluan

243
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

tegangan charging batteray 70 Ah yaitu Merauke yang tidak terangkau oleh aliran
sebesar 24 Volt-dc dan hal ini berarti listrik PLN.
charging berlangsung secara stabil
sepanjang hari. KESIMPULAN
Pengujian terhadap beban listrik Berdasarkan hasil pelaksanaan
dilaksanakan pada dua jenis beban yaitu penelitian, maka dapat ditarik simpulan
beban DC berupa lampu LED dan TL 10 sebagai berikut :
Watt-dc sebanyak 4 buah serta beban AC 1. Desain PLT-Surya dan PLT-Angin
berupa lampu SL 40 W dan pompa listrik telah selesai dibuat dan kemudian
berkapasitas 250 Watt. Berdasarkan hasil diujikan dengan hasil sesuai dengan
pengujian yang dilakukan maka PLT- spesifikasi peralatan tersebut.
Hybrid yang dibangun tersebut mampu 2. Desain Control Unit pembangkit
melayani beban DC dan beban AC secara listrik telah selesai dirangkai sesuai
stabil baik siang maupun malam. Hanya skema yang telah direncanakan
saja pada kondisi malam hari beban AC sebelumnya.
yang memiliki kapasitas relatif besar 3. Rancang bangun PLT-Hybrid dan
dioperasikan dalam waktu yang terbatas modul pengukurannya dapat dibuat
kecuali jika saat musim angin barat yang dan menunjukkan performa
kecepatan anginnya berkisar hingga 5 penyediaan energi listrik secara
m/dtk akan mampu menyediakan energi kontinyu pada malam hari maupun
listrik secara kontinyu pada malam hari. siang hari.
Dengan demikian bahwa PLT- DAFTAR PUSTAKA
Hybrid menjadi salah satu alternatif 1. Aryuanto et.al., 2010, Pemodelan
solusi dalam menjaga kontinuitas Sistem Pembangkit Hybrid Angin dan
ketersediaan energi listrik yang Surya, Artikel ilmiah, Institut
menggunakan perinsip konversi energi Teknologi Malang, Malang.
terbarukan berupa energi matahari dan 2. Damis, H, 2012, Visibilitas
angin menjadi energi listrik. Selanjutnya Penempatan Pembangkit Listrik
pengembangan PLT-Hybrid untuk Tenaga Angin di Pantai Payum
kapasitas daya yang besar sangat Merauke, Jurnal Mustek Anim Ha,
memungkinkan menjadi solusi Vol.1, No. 3, Hal : 61-66, Desember
penyediaan energi listrik di kampung- 2012, Merauke.
kampung seputar wilayah Kabupaten
244
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 3, Desember 2016
ISSN 2089-6697

3. Daryanto Y, 2007, Kajian Potensi 6. Rizkyan, 2009, Studi Pembangkit


Angin untuk Pembangkit Listrik Listrik Tenaga Angin Laut untuk
Tenaga Bayu, Balai PPT-AGG, Memenuhi Kebutuhan Penerangan
Yogyakarta. Jembatan Suramadu, Tesis, ITS,
4. Frederik, H, S., 2012, Analisa dan Surabaya.
Estimasi Radiasi Konstan Energi 7. Rotib, Widy, 2001, Aplikasi Sel Surya
Matahari Melalui Variasi Sudut Panel Sebagai Sumber Energi Alternatif;
Fotovoltaik SHS 50 WP, Jurnal Jurnal Dimensi Vol 4, No. 1, Juni
Mustek Anim Ha, Vol.1, No. 1, April 2001, Institute for Science and
2012, Merauke. Technology Studies (ISTECS),
5. Habibie N, Sasmito A, Kurniawan R, Jepang.
2011, Kajian Potensi Energi Angin di
Wilayah Sulawesi dan Maluku, Jurnal
Meteorologi dan Geofisika Vol. 12,
No. 2, September 2011, Jakarta.

245

Anda mungkin juga menyukai