Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ACARA II
SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN
Kelompok 3
Penanggung Jawab :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan Bahan Pangan merupakan salah satu ilmu yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui komposisi suatu bahan makanan
dan mengetahui bahan makanan pokok yang dianggap penting pada
kehidupan sehari-hari atau yang sering dikonsumsi, seperti makanan pokok
yang merupakan sumber energi yaitu bahan makanan banyak mengandung
karbohidrat dan protein, seperti serealia dan kacang kacangan. Setiap macam
serealia dan kacang-kacangan mempunyai sifat fisik maupun sifat kimia yang
berbeda-beda. Setiap jenis kacang mempunyai presentasi kulit yang berbeda.
Kulit kedelai sekitar 6-8%, kulit kacang gude 10,5-15%. Kadar protein kedelai
sekitar 35-40%, kacang gude sekitar 20%, sedangkan kadar lemak masing-
masing sekitar 35-60%.
Serealia umum dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat (pati),
sedangkan kacang-kacangan umumnya dimanfaatkan sebagai sumber protein.
Tidak hanya karbohidrat dan protein, namun dalam serealia dan kacang
kacangan ini juga terdapat lemak yang kadarnya berbeda beda. Di Indonesia,
terdapat berbagai jenis serealia dan kacang-kacangan dengan berbagai macam
warna, bentuk, ukuran, dan varietas. Serealia dan kacangan di Indonesia
biasanya digunakan dalam lingkup bakery karena produk ini bisa diolah
menjadi tepung. Selain rasanya yang enak serealia dan kacang-kacangan juga
mengandung banyak vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh kita. Di
sebagian negara berkembang, seperti Indonesia, serealia seringkali merupakan
satu-satunya sumber karbohidrat sehingga merupakan makanan pokok
manusia, campuran makanan ternak, dan bahan baku industri yang
menggunakan sumber karbohidrat.
Kacang-kacangan merupakan sebutan untuk biji yang berukuran
relative besar dibandingkan dengan serealia dan sering digunakan untuk bahan
pangan bagi manusia dan hewan ternak. Kacang merupakan sumber energi
yang baik untuk tubuh karena mengandung beragam nutrisi penting seperti
protein, vitamin, mineral, dan lemak sehat. Kacang-kacangan mempunyai
keistimewaan lainnya yaitu harganya murah, berprotein tinggi, kandungan
lemak pada umumnya sangat baik untuk kesehatan dan mengandung berbagai
mineral dalam jumlah yang cukup banyak. Para pakar kesehatan mengatakan
bahwa ada banyak jenis kacang-kacangan yang dapat dipilih sebagai camilan
sehat untuk dikonsumsi sehari-hari. Selain itu juga kacang juga dapat
digunakan sebagai campuran makanan, baik itu makanan utama maupun
hidangan penutup atau dessert.
Pada praktikum ini dibahas mengenai serealia dan kacang kacangan
dengan melakukan beberapa percobaan diantaranya pengupasan kulit kacang
dengan metode lye peeling, penetapan rendemen tepung, penetapan rendemen
pati, dan uji gluten.
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Serealia merupakan bahan makanan yang berasal dari golongan tanaman padi-
padian yang ditanam untuk diambil biji/bulirnya. Jenis serealia yang sering dijumpai
di Indonesia adalah beras merah, beras putih, jagung dan gandum. Sedangkan di
Negara lain ada jenis oat, barley, rye, dan millet. Kandungan gizi dalam serealia
sangat bervariasi tergantung pada jenisnya. Salah satu serealia yang dikenal memiliki
nilai ekonomi paling tinggi yaitu gandum. Tanaman gandum (Triticum aestivum)
adalah salah satu tanaman serealia yang paling penting, karena menjadi makanan
pokok dibeberapa negara. Pada dasarnya tanaman gandum dapat ditanam di berbagai
tempat, karena mudah beradaptasi. Walaupun gandum umum ditanam di berbagai
negara, tanaman ini belum cukup lazim ditanam di Indonesia karena kondisi tanah
dan cuaca kurang mendukung pertumbuhan gandum (Sari, 2015).
Padi (Oryza sativa, L.) memiliki bentuk dan warna yang beragam, baik
tanaman maupun berasnya. Di Indonesia, terdapat padi yang warna berasnya
bermacam-macam, antara lain beras putih (Oryza sativa L.) dan beras merah (Oryza
nivara). Beras merupakan makanan sumber energi yang memiliki kandungan
karbohidrat tinggi namun proteinnya rendah. Kandungan gizi beras per 100 gram
adalah 360 kkal energi, 6,6 gram protein, 0,58 gram lemak, dan 79,34 gram
karbohidrat (Suliartini et al., 2011).
Beras putih (Oryza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok sebagian
besar masyarakat Indonesia. beras putih memiliki sedikit aleuron, dan kandungan
amilosa umumnya sekitar 20%. Beras putih umumnya dimanfaatkan terutama untuk
diolah menjadi nasi, makanan pokok terpenting warga dunia. Beras juga dijadikan
sebagai salah satu sumber pangan bebas gluten terutama untuk kepentingan diet
(Hernawan, 2016).
Beras merah (Oryza nivara) merupakan bahan pangan pokok lain di Indonesia
selain beras putih yang bernilai kesehatan tinggi. Selain mengandung karbohidrat,
lemak, protein, serat, dan mineral, beras merah juga mengandung antosianin.
Antosianin merupakan pigmen merah yang terkandung pada pericarp dan tegmen
(lapisan kulit) beras, atau dijumpai pula pada setiap bagian gabah. Kandungan
antosianin pada beras merah berfungsi sebagai antioksidan (Suliartini et al., 2011)
Kedelai (Glycine max L.) merupakan salah satu komoditi pangan dari famili
leguminoseae yagn diutuhkan dalam pelengkap gizi makanan. Kedelai adalah
komoditas tanaman pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai
berperan sebagai sumber protein nabati yang sangat penting dalam rangka
peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi kesehatan dan murah harganya.
Kandungan protein pada kedelai mencapai 75-80% dan lemak mencapai 16-20%.
Kedelai dapat diolah sebagai bahan industri olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap,
susu kedelai, tauco, snack, dan sebagainya (Sarawa, 2012).
Kacang hijau ( Vigna radiate L.) merupakan salah satu komoditas pertanian
yang memiliki prospek sangat baik dikembangkan di Indonesia. Kacang hijau
menjadi komoditas tanaman legume terpenting ketiga setelah kedelai dan kacang
tanah. Dalam 100 gram bahan, kacang hijau mengandung protein sebesar 22%, lemak
1,2%, dan karbohidrat 62,9%. Campuran kacang hijau dan serealia merupakan
komposisi yang memberikan protein dengan nilai gizi yang baik. Namun kandungan
senyawa antinutrisi yang ada dalam kacang hijau menyebabkan daya cernanya kurang
baik, sehingga nutrisi-nutrisi tersebut tidak dapat diserap dengna baik. Senyawa
antinutrisi dalam kacang hijau dapat direduksi melalui secara signifikan proses
perkecambahan ( P. Danang, 2012).
METODE
- Kompor
- Gelas beaker
- Timbangan
- Blender
- Sterofoam
- Gelas plastic
- Sendok
- Corong
- Kain saring
- Waterbath
- Baskom
- Pipet volumetri
- Filler
- Cawan porselen
- Oven
- Mangkuk
Bahan
- Kedelai
- Kacang hijau
- Kacang tolo
- Kacang merah
- Akuades
- Beras putih
- Beras merah
- Larutan NaCl 1%
B. Prosedur kerja
1. Pengupasan Kulit Kacang dengan Metode Lye-Peeling
𝐴
Dihitung rendeman tepung = 20 𝑥 100%.
3. Penetapan Rendemen Pati
Dikupas masing-masing bahan 20 gram, direndam selama 30
menit, beras direndam selama 15-20 menit.
Diblender dalam air (1:5 B/v ) 2-3 menit, disaring dengan kain
saring. Filtrat diendapkan semalam, lalu cairan di atasnya
didekantasi (dibuang).
𝐴
Dihitung rendeman tepung = 20 𝑥 100%.
4. Uji Gluten
A. Hasil
1. Pengupasan kulit kacang dengan metode Lye-Peeling
86
b. Kedelai + NaOH = 100 x 100% = 86%
69
c. Kacang tolo + NaOH = 100 x 100% = 69%
36
d. Kacang merah + NaOH = x 100% = 36%
100
4
e. Kacang hijau + akuades = 100 x 100% = 4%
0
f. Kedelai + akuades = 100 x 100% = 0%
0
g. Kacang tolo + akuades = 100 x 100% = 0%
3
h. Kacang merah + akuades = 100 x 100% = 3%
Berat tepung
% rendemen = x 100%
Berat bahan awal
a. Kacang tolo
14
40 mesh = 20 x 100% = 70%
11
80 mesh = 20 x 100% = 55%
b. Kacang merah
14
40 mesh = 20 x 100% = 70%
7
80 mesh = 20 x 100% = 35%
c. Kedelai
12
40 mesh = 20 x 100% = 60%
6
80 mesh = 20 x 100% = 30%
d. Beras merah
15
40 mesh = 20 x 100% = 75%
5
80 mesh = 20 x 100% = 25%
e. Beras
12
40 mesh = 20 x 100% = 60%
4
80 mesh = 20 x 100% = 20%
f. Kacang hijau
4
40 mesh = 20 x 100% = 20%
1
80 mesh = 20 x 100% = 5%
0,87
a. Kacang tolo = x 100% = 4,35%
20
0,0495
b. Kacang merah = x 100% = 0,24%
20
4,53
c. Kedelai = x 100% = 22,65%
20
0,935
d. Kacang hijau = x 100% = 4,675%
20
1,99
e. Beras merah = x 100% = 9,95%
20
0,107
f. Beras = x 100% = 0,53%
20
4. Uji gluten
4
gluten kering = 10 x 100% = 40%
4
gluten kering = 10 x 100% = 40%
5
gluten kering = 10 x 100% = 50%
d. Tepung segitiga biru + akuadest
12
gluten basah = 10 x 100% = 120%
4
gluten kering = 10 x 100% = 40%
1
gluten kering = 10 x 100% = 10%
3
gluten kering = 10 x 100% = 30%
B. Pembahasan
a. Pengupasan kulit kacang dengan Metode Lye-Peeling
Lye peeling merupakan salah satu cara yang digunakan dalam
mengupas kacang-kacang dengan menggunakan larutan NaOH 2,5 %
mendidih.
Berdasarkan hasil percobaan pengupasan kulit kacang dengan metode
Lye-peeling pada berbagai macam kacang yang berjumlah masing-masing
100 biji, dengan penambahan larutan NaOH 2,5% dan akuades
menghasilkan data berbeda, yaitu pada kacang hijau + NaOH 2,5%
diperoleh rendemen 73% dan pada kacang hijau + akuades diperoleh
rendemen 4%, pada kedelai + NaOH 2,5% diperoleh rendemen 86% dan
pada kedelai + akuades diperoleh rendemen 0%, pada kacang tolo +
NaOH diperoleh rendemen 69% dan pada kacang tolo + akuades diperoleh
rendemen 0%, pada kacang merah + NaOH 2,5% diperoleh rendemen
36% dan pada kacang merah + akuades diperoleh rendemen 3%.
Dapat disimpulkan bahwa perendaman pada larutan NaOH mendidih
dapat mempengaruhi banyak kacang yang terkelupas dari kulitnya
dibandingkan dengan akuades. Hasil rendemen terbanyak yang diperoleh
adalah pada kedelai + NaOH 2,5% yaitu 86%. Pada kedelai + akuades dan
kacang tolo + akuades, tidak ada kulit yang terkelupas. Hal ini terjadi
karena pengaruh lamanya perendaman dan kecepatan saat meremas
kacang di bawah air mengalir.
b. Penetapan rendemen tepung
Pada percobaan penetapan rendemen tepung dengan bahan berat awal
sama yaitu 20 gram digunakan dua ayakan, yaitu ayakan 40 dan 80 mesh.
Pada ayakan komersil 40 mesh, dihasilkan tepung kacang tolo 14 gram
dan rendemen 70%, tepung kacang merah 14 gram dan rendemen 70%,
tepung kedelai 12 gram dan rendemen 60%, tepung beras merah 15 gram
dan rendemen 75%, tepung beras 12 gram dan rendemen 60%, tepung
kacang hijau 4 gram dan rendemen 20%.
Pada ayakan komersil 80 mesh, dihasilkan tepung kacang tolo 11 gram
dan rendemen 55%, tepung kacang merah 7 gram dan rendemen 35%,
tepung kedelai 6 gram dan rendemen 30%, tepung beras merah 5 gram dan
rendemen 25%, tepung beras 4 gram dan rendemen 20%, tepung kacang
hijau 1 gram dan rendemen 5%.
Dapat disimpulkan bahwa rendemen tepung terbanyak adalah pada
kacang tolo, dan yang paling sedikit adalah pada kacang hijau. Pada
penggunaan ayakan, yang paling banyak menyisakan tepung dan
rendemen adalah pada ayakan 40 mesh.
c. Penetapan rendemen pati
Pada percobaan penetapan rendemen pati pada dengan beberapa jenis
kacang-kacangan yang masing-masing berat awalnya 20 gram diperoleh
hasil sebagai berikut; kacang merah dengan berat pati 0,0495 gram dan
rendemen 0,24%, kedelai dengan berat pati 4,53 gram dan rendemen
22,65%, kacang hijau dengan berat pati 0,935 dan rendemen 4,675%,
beras merah dengan berat pati 1,99 gram dan rendemen 9,95%, beras
merah dengan berat pati 0,107 gram dan rendemen 0,53%. Pada perlakuan
ini, berat pati dan rendemen terbesar diperoleh dari kedelai. Beberapa
faktor yang mempengaruhi rendemen antara lain mutu bahan baku
(kondisi tanaman, umur panen), penanganan pascapanen (pengeringan dan
penyimpanan) dan proses ekstraksi (perajangan, perbandingan bahan-air-
abu ; lama perebusan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan).
d. Uji gluten
Berdasarkan hasil percobaan uji gluten pada beberapa jenis tepung
terigu dan tepung beras sebagai pembanding, masing – masing beratnya
10 gram dengan ditambahkan akuades dan NaCl 1% didapat bahwa
tepung cakra kembar + NaCl 1% menghasilkan gluten basah 11 gram
(110%) dan gluten kering 4 gram (40%), sedangkan pada tepung cakra
kembar + akuades menghasilkan gluten basah 12 gram (120%) dan gluten
kering 4 gram (40%). Pada tepung segitiga biru + NaCl 1% menghasilkan
gluten basah 11 gram (110%) dan gluten kering 5 gram (50%), sedangkan
pada tepung segitiga biru + akuades menghasilkan gluten basah 12 gram
(120%) dan gluten kering 4 gram (40%). Pada tepung beras + NaCl 1%
menghasilkan gluten basah 3 gram (30%) dan gluten kering 1 gram (10%),
sedangkan pada tepung beras + akuades menghasilkan gluten basah 6
gram (60%) dan gluten kering 3 gram (30%).
Hasil percobaan tersebut sesuai dengan data, menurut Eka Fitasari
(2009) yang menyatakan bahwa kandungan gluten pada tepung terigu
sebesar 35-40%. Gluten juga memiliki fungsi sebagai bahan pengisi dan
bahan formulasi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh
hasil gluten tertinggi pada tepung segitiga biru. Semakin banyak
kandungan gluten, semakin banyak pula kandungan proteinnya.
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengupasan merupakan pra proses yang bertujuan untuk memisahkan kulit
dari bahan. Lye peeling merupakan salah satu cara yan digunakan dalam
mengupas kacang-kacangan dengan menggunakan larutan NaOH 2,5 %
mendidih. Berdasarkan hasil percobaan pengupasan kulit kacang dengan
metode Lye-peeling pada berbagai macam kacang yang berjumlah masing-
masing 100 biji, dengan penambahan larutan NaOH 2,5% dan akuades
menghasilkan data berbeda. Hasil rendemen terbesar yang diperoleh adalah
pada kedelai + NaOH 2,5% yaitu 86% dan rendemen terkecil pada kedelai
+ akuades dan kacang tolo + akuades, yaitu 0%.
2. Pada percobaan penetapan rendemen tepung dengan bahan berat awal sama
20 gram menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Dalam percobaan ini yang
menghasilkan rendemen tepung paling banyak adalah kacang tolo yaitu
70% dan 55%, dan yang paling sedikit pada kacang hijau yaitu 20% dan
5%.
3. Pada penetapan rendemen pati dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan % rendemen pati pada semua bahan. Rendemen pati terbesar
terdapat pada kedelai sebesar 22,65% dan terkecil pada kacang merah
sebesar 0,24%.
4. Pada uji gluten dapat disimpullkan bahwa masing masing bahan yang
ditambahkan NaCl 1% dan akuades mengasilkan gluten yang berbeda.
Hasil gluten paling banyak terdapat pada tepung segitiga biru + NaCl 1%
yaitu 110% dan 50%, sedangkan hasil gluten paling sedikit terdapat pada
tepung beras + NaCl 1% yaitu 30% dan 10%. Jadi jenis larutan yang
ditambahkan pada uji gluten mempengaruhi kadar gluten. Pada tepung
terigu dan tepung beras yang diberi NaCl 1% sama sama memiliki
rendemen yang besar dan yang diberi akuades rendemen nya lebih kecil.
B. Saran
Sebaiknya, praktikan lebih memahami prosedur kerja setiap percobaan
agar meminimalkan kesalahan yang mungkin terjadi selama praktikum dan
agar data yang diperoleh dari hasil percobaan benar-benar sesuai atau akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Fitasari, Eka. 2009. Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Terigu Terhadap Kadar
Air, Kadar Lemak, Kadar Protein, Mikrostruktur, Dan Mutu Organoleptik
Keju Gouda Olahan. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Hasil Ternak. 4 (2).
H. Uswatun, Aisiyah. 2011. Kandungan Gizi Dan Serat Pada Pembuatan Es Krim
Kacang Merah. Tugas Akhir. Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Boga,
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Hernawan, Edi Dan Vita Meylani. 2016. Analisis Karakteristik Fisiokimia Beras
Putih, Beras Merah, Dan Beras Hitam (Oryza Sativa L., Oryza Nivara., Dan
Oryza Sativa L. indica). Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada. 5 (1).
Suliartini, Ni Wayan S., Gusti R.S., Teguh W., Muhidin. 2011. Pengujian Kadar
Antosianin Padi Gogo Beras Merah Hasil Koleksi Plasma Nutfah Sulawesi
Tenggara. Crop Agro. 4 (2): 43-48.
LAMPIRAN
No Gambar Keterangan
1 Mengukur massa gelas plastik
7 Menghaluskan kacang
10