Anda di halaman 1dari 21

AWAL MULA MATEMATIKA YUNANI KUNO DAN

SEKOLAH ALEXANDRIA EUCLID

DISUSUN OLEH :

NAMA : SAKINAH

NIM : H0218026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucap puji syukur ke hadirat ALLAH SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “ Awal Mula Matematika Yunani dan Sekolah”

Terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan yang telah diberikan kepada
penulis baik bantuan moril maupun bantuan materiil dari berbagai pihak yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan tidak luput
dari kesalahan maka kritik dan saran yang membangun ditujukan pada makalah ini sangat
penulis harapkan. Semoga semua bantuan dari berbagai pihak yang telah diberikan kepada
penulis akan mendapatkan pahala dari ALLAH SWT.

Majene, 3 Oktober 2019

Sakinah
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i

Kata Pengantar ......................................................................................................... ii

Daftar Isi .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Pada Zaman Yunani .................................................... 2


B. Ilmuwan Matematika Pada Zaman Yunani.................................................. 4
C. Biografi Alexandria Euclid .......................................................................... 8
D. Penemuan Euclid ......................................................................................... 9
E. Pengaruh Penemuan Euclid Terhadap Matematika ..................................... 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 16

A. Kesimpulan .................................................................................................. 16
B. Saran ............................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 17


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut bahasa kata matematika berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam


bahasa Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga
μαθηματικός (mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”.

Bahasa symbol mtematika itu adalah bahasa numrik, matematika itu adalah
bahasa yang menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional. Matematika adalah
metode berpikir logis, matematika adalah logika pada masa dewasa, matematika adalah
ratunya ilmu dan sekaligus menjadi pelayannya, matematika adalah sains mengenai
kuantitas, dan besaran, matematika adalah sains yang bekerja menarik kesimpulan-
kesimpulan yang perlu, matematika adalah sains formal yang murni, matematika adalah
sains yang memanipulasi symbol, matematika adalah ilmu tentang bilangan dan ruang,
matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur,
matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah matematika pada zaman Yunani kuno?
2. Bagaimana perkembangan matematika pada zaman Yunani kuno?
3. Siapa itu Alexandria Euclid?
4. Apa saja penemuan Euclid?
5. Bagaimana pengaruh penemuan Euclid terhadap matematika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah matematika pada zaman Yunani kuno.
2. Untuk mengetahui perkembangan matematika pada zaman Yunani kuno.
3. Untuk mengetahui biografi Alexandria Euclid.
4. Untuk mengetahui penemuan-penemuan Euclid.
5. Untuk mengetahui pengaruh penemuan Euclid terhadap matematika.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Matematika Pada Zaman Yunani Kuno


Matematika Yunani adalah matematika yang ditulis di dalam bahasa Yunani,
dikembangkan sejak abad ke-6 SM sampai abad ke-5 M di sekitar pesisir Timur Laut
Tengah. Matematikawan Yunani tinggal di kota-kota yang tersebar di sekitar Laut
Tengah bagian Timur, mulai dari Italia hingga ke Afrika Utara, namun dibersatukan
oleh budaya dan bahasa Yunani. Matematika Yunani pada periode setelah Iskandar
Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata "matematika" sendiri
diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang
instruksi". Pelajaran matematika sendiri dan penggunaan teori dan bukti matematika
yang diperumum adalah perbedaan penting antara matematika Yunani dan apa yang
sudah diberikan oleh peradaban sebelumnya.
Matematika Yunani lebih berbobot daripada matematika yang dikembangkan
oleh kebudayaan-kebudayaan pendahulunya. Semua naskah matematika pra-Yunani
yang masih terpelihara menunjukkan penggunaan penalaran induktif, yakni
pengamatan yang berulang-ulang yang digunakan untuk mendirikan aturan praktis.
Sebaliknya, matematikawan Yunani menggunakan penalaran deduktif. Bangsa
Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan dari definisi dan aksioma,
dan menggunakan kekakuan matematika untukmembuktikannya.Bangsa Yunani juga
mengembangkan sistem numerasinya sendiri.Sistem numerasi yang digunakan bangsa
Yunani ada 2 macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem Ionia.
Dalam sistem numerasi Attic lambang untuk bilangan satu sampai empat
digunakan lambang tongkat dengan perulangan lambang, misalnya dua dilambangkan
dengan II , sedangkan lima dilambangkan dengan ┌ ,yaitu huruf awal dari Penta
(lima). Bilangan lima sampai sembilan dilambangkan dengan kombinasi ┌ dengan
tongkat │.Selanjutnya untuk melambangkan bilangan sepuluh,seratus,seribu,sepuluh
ribu digunakan huruf-huruf awal nama bilangan itu, yakni sepuluh dilambangkan
dengan ∆ (Deka = sepuluh), seratus dengan Н (Hekaton= seratus), seribu dengan χ
(Khiloi =seribu),sepuluh ribu dengan Ϻ(Myrioi = sepuluh ribu).
Lambang lain yang digunakan sebagai penyingkat yaitu “┌” yang berarti lima.
Jika digabung dengan lambang lain, maka nilainya lima kali lambang dasar yang
tertulis. Dalam sistem numerasi ini, lambang nol belum ada. Sistem numerasi ini
adalah sistem numerasi aditif dan multiplikatif. Multiplikatif terlihat pada penggunaan
lambang dimana setiap lambang dasar yang sama dapat disingkat dengan
menggunakan lambang tersebut.
Contoh:
23 = Δ ΔIII
50 = Δ Δ Δ Δ Δ atau Δ
1234 = XHH Δ Δ ΔIIII
43210 =MMMMXXX HH Δ

Sistem numerasi Ionia digunakan setelah sistem numerasi Attic.Sistem


numerasi Ionia menggunakan alphabet Yunani sebagai lambang bilangan, yaitu
sembilan huruf untuk melambangkan bilangan satu sampai dengan bilangan
sembilan,sembilan huruf untuk melambangkan kelipatan sepuluh yang lebih kecil dari
seratus, dan sembilan huruf lagi untuk melambangkan kelipatan seratus yang lebih
kecil dari seribu. Sistem numerasi Alphabet Yunani lebih singkat dan sistematis,
aturan penulisannya yaitu: Bilangan yang terdiri dari 2 (dua) digit caranya dengan
menjumlahkan angka puluhan dengan angka satuan.

Contoh:
19 = 10 + 9 = 
23 = 20 + 3 = 
78 = 70 + 8 = 
Bilangan yang terdiri dari 4 (empat) digit atau ribuan, dengan cara membubuhi
tanda aksen (‘).
Contoh:
1000 = ’
1287 = ’ σπ
Bilangan yang terdiri dari 5 (lima) digit atau lebih, dengan menaruh angka
yang bersangkutan di atas tanda M.
Contoh:
23734 = β M’ 
231578 = M’

B. Ilmuwan Matematika Pada Zaman Yunani Kuno


Seperti yang kita ketahui bahwa matematikawan Yunani menggunakan
penalaran deduktif. Bangsa Yunani menggunakan logika untuk menurunkan simpulan
dari definisi dan aksioma, dan menggunakan kekakuan matematika untuk
membuktikannya. Berikut beberapa matematikawan pada masa Yunani kuno :

1. Thales(± 624 – 548 SM)


Thales dilahirkan di Militus. Dimasa mudanya Thales aalah seorang pedagang
yang membawanya pergi jauh dari negerinya. Dalam kunjungannya ke negeri-negeri
yang lain, Thales berkesempatan menambah pengetahuannya dalam bidang
matematika, alam dan astronomi. Thales mengemukakan lima teorema tentang
geometri, yang mungkin diperolehnya dari hasil perjalanannya. Teorema tersebut
adalah:
 Suatu lingkaran dibagi dua sama besar oleh diameternya.
 Sudut-sudut alas suatu segitiga sama kaki adalah sama.
 Pasangan sudut siku-siku yang dibuat oleh dua garis yang berpotongan adalah
sama.
 Dua segitiga adalah sama dan sebangun apabila dua sudut dan satu sisinya sama.
 Suatu sudut yang dilukis dalam setengah lingkaran adalah siku-siku.
Dalam bidang astronomi, Thales dikagumi karena Thales sudah dapat
memprediksi gerakan ellips matahari dalam peredarannya dalam satu tahun.
2. Phytagoras
Sama halnya dengan Thales, Phytagoras juga pernah belajar di Mesir,
Babylonia, dan India. Sekembalinya dia dari perjalanan ke luar negeri, Phytagoras
mendirikan sebuah sekolah di Crotona yang memberikan pelajaran falsafah,
matematika dan ilmu pengetahuan alam. Motto dari Phytagoras yang terkenal adalah
“semua adalah bilangan” atau “bilangan menguasai seluruh alam”. Dalam hal ini,
bilangan dianggap sebagai sejumlah titik dalam konfigurasi geometri, yang
menggambarkan mata rantai antara geometir dan aritmatika. Phytagoras dan
pengikutnya membangun bilangan-bilangan figuratif dimana banyak teorema menarik
yang dapat dibuat dengan bilangan figuratif ini, antara lain: Bilangan triangular,
Bilangan bujursangkar, Bilangan pentagon, Bilangan hexagon, Bilangan persegi
panjang.
Bilangan lainnya yang dianggap sebagai hasil temuan Phytagoras adalah
bilangan bersahabat dan bilangan sempurna. Suatu bilangan dikatakan bilangan
bersahabat apabila bilangan yang pertama sama dengan jumlah pembagi murni
bilangan kedua, dan bilangan kedua sama dengan pembagi murni bilangan pertama.
Sedangkan untuk bilangan sempurna apabila jumlah pembagi murni suatu bilangan
sama dengan bilangan itu sendiri.

3. Anaxagoras

Anaxagoras dilahirkan di Clazomenae dan meninggal kira-kira tahun 428 SM.


Dia pernah dipenjarakan di Athena karena dia mengatakan bahwa matahari bukanlah
dewa yang harus disembah, melainkan hanyalah sebuah benda besar yang berpijar.
Pendapat ini sangat bertentangan dengan kepercayaan masyarakat ketika itu sehingga
Anaxagoras dimusuhi oleh masyarakat. Kemudian Anaxagoras menerbitkan buku
yang berjudul “On Nature”. Dengan terbitnya buku tersebut, pendapat Anaxagoras
mengenai alam semesta mulai berkembang di tengah masyarakat dan akhirnya karya
Anaxagoras ini menjadi buku yang sangat popular di zaman itu.

4. Hippocrates
Hippocrates dilahirkan di Chios kira-kira tahun 460 SM. Hippocrates menulis
buku yang berjudul “Element of Geometry”. Menurut teorema Hippocrates, segment-
segment yang sebangun dari lingkaran-lingkaran yang mempunyai ratio yang sama
dengan kuadrat-kuadrat alasnya. Hippocrates mendemonstrasikan teoremanya ini
dengan memperlihatkan bahwa luas dua lingkaran adalah berbanding lurus dengan
kuadrat diameter-diameternya.

5. Archytas
Archytas dilahirkan di Torentum kira-kira 428 SM. Dia adalah seorng jenderal
dan negarawan sekaligus seorang pengikut Phytagoras yang menempatkan aritmatika
diatas geometri. Archytas adalah orang yang sangat perhatian dengan pendidikan dan
kurikulum sekolah. Dia membagi matematika atas empat cabang matematika, yakni
aritmatika, geometri, musik dan astronomi. Salah satu karya Archytas yang menonjol
adalah penyelesaian Delion Problem dengan tiga dimensi yang melibatkan kerucut
dan silinder, yang merupakan langkah pertama kepada geometri analitik.

6. Zeno
Menurut ajaran Phytagoras, ruangan dan waktu diasumsikan sebagai titik-titik,
dan ruang dan waktu juga mempunyai suatu sifat yang disebut “kontinuitas”. Menurut
ajaran Phytagoras waktu dan ruang dapat dibagi atas bagian-bagian yang sangat kecil
sekali, yakni kecil yang tak terhingga. Tetapi pendapat ini ditentang oleh Zeno, yang
berpendapat bahwa konsep divisibialitas dan multiplicitas adalah tidak mungkin.
Zeno mengemukakan beberapa paradox, yang sebagian besar berhubungan dengan
gerak benda. Diantara paradok-paradok Zeno ini yang paling terkenal antara lain:
dichotomy, achiles, panah, stadium.

7. Democritus
Democritus dikenal sebagai penganut paham “Doctrin Materialistik”. Dia
pernah melakukan perjalanan ke Mesir dan Babylonia. Democrats banyak menulis
tentang matematika, beberapa buku diantaranya adalah : on numbers, on geometry, on
irrational. Disamping Democritus juga banyak menulis risalah-risalah dalam bidang
matematika dan kimia.

8. Plato (428 - 348 SM)


Meskipun tidak banyak menghasilkan karya-karya dalam bidang matematika,
namun Plato adalah seorang inspirator aktivitas matematika, dimana dia banyak
membantu mathematician lainnya dalam pengembangan matematika. Salah satu
penemuan khusus dari Plato dalam bidang matematika adalah penemuannya tentang
rumus triple phytagoras. Pentingnya Plato dalam sejarah matematika adalah karena
perannya yang sebagai pemancing inspirasi dan bimbingannya terhadap teman-teman
seangkatannya.
Dalam karyanya Republic, Plato mengatakan bahwa “aritmatika mempunyai
efek yang besar sekali, yaitu memaksa pikiran untuk memikirkan bilangan yang
abstrak” dan “bilangan adalah raja dari kelahiran buruk dan baik”. Dari apa yang telah
dilakukan dan dihasilkan Plato, dapat diambil kesimpulan bahwa Plato mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan matematika. Akademi Plato di
Athena merupakan pusat matematika dunia pada waktu itu. Dan dari seklah Plato ini
muncul guru-guru dan peneliti-peneliti matematika yang kenamaan pada zamannya,
seperti Eudoxus.

9. Eudoxus (408 – 355 SM)


Eudoxus adalah salah seorang murid Plato.Dalam bidang matematika,
Eudoxus memperkenalakan hal baru mengenai perbandingan seharga. Dimana a/b =
c/d jika dan hanya jika diketahui bilangan m dan n, bilangan ma < nb, maka mc < nd,
atau jika ma = nb, maka mc = nd, atau jika ma > nb, maka mc > nb.
Disamping defenisi mengenai perbandingan seharga, Eudoxus menemukan
lagi suatu aksioma yang sering disebut dengan”aksioma kontuinitas”. Aksioma ini
menyatakan bahwa: apabila diketahui dua besaran yang mempunyai suatu ratio
(artinya bilangan tersebut tidak ada yang sama dengan nol) maka dapat dicari suatu
pengali sehingga salah satunya lebih besar dari yang lain.

10. Archimedes (287 - 212 SM)


Ia berasal dari Syracuse. Ia menggunakan metoda kelelahan untuk menghitung
luas di bawah busur parabola dengan penjumlahan barisan tak hingga, dan
memberikan hampiran yang cukup akurat terhadap Pi. Dia juga mengkaji spiral yang
mengharumkan namanya, rumus-rumus volume benda putar, dan sistem rintisan
untuk menyatakan bilangan yang sangat besar.

11. Hippias
Hippies dilahirkan di Ellis. Hippies banyak sekali menulis naskah, baik
mengenai matematika, maupun pidato-pidato, tetapi semua hasil karya Hippias ini
tidak dapat ditemukan. Hippies memperkenalkan bentuk kurva yang lain dari kurva,
garis lurus dan lingkaran, yang lebih dikenal dengan trisectrix/quadratrix dari Hippias.
Kurva Hippias ini lebih dikenal dengan quadratrix, sebab kurva ini dapat digunakan
untuk mengkuadratkan suatu lingkaran.

12. Aristotles (388 – 322 SM)


Karyanya yang berjudul “On Indivisible Lines” cukup menjadi pembicaraan
orang ramai. Isi dari risalah ini mengenai indivisible (tak dapat dibagi). Aristotle juga
menulis biografi tentang Phytagoras, namun karyanya ini hilang. Diskusi-diskusi dan
ceramah-ceramah yang dilakukannya mengenai adanya infinito (tak terhingga) dalam
aritmatika dan geometri mempengaruhi penulis-penulis berikutnya terhadap dasar-
dasar matematika.

C. Biografi Alexandria Euclid


Euclide adalah nama dari Arabisasi dari kata Εὐκλείδης Yunani, yang berarti
"kemuliaan baik." Euclide adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga penyusun
buku pelajaran yang terbesar sepanjang abad. Euclide dikenal juga sebagai Euclid
atau Euclid of Alexandria. Euclid ini adalah salah satu murid dari akademi Plato di
Athena. Selain kemasyhurannya, hampir tidak ada keterangan terperinci mengenai
kehidupan Euclid yang bisa diketahui. Dia pernah aktif sebagai guru di Iskandaria,
Mesir, pada sekitar 300 SM, tetapi kapan dia lahir dan meinggal benar-benar tidak
jelas. Bahkan, sulit diketahui di benua dan di kota mana dia dilahirkan. Yang jelas ia
hidup pada zaman Ptolemaeus l (305-285SM.), raja Mesir bekas jenderal kesayangan
Alexander Agung. Ptolemaeus l membuat kota Alexandria jadi ibu kota. Jadi pusat
perdagangan dan pusat ilmu pengetahuan. Ptolemaeus l juga membuat perpustakaan
yang terbesar di dunia pada zaman itu. Perpustakaan itu menyimpan 700.000 gulung
naskah kuno.
Euclide adalah orang pertama di dunia yang mendirikan sekolah matematika
di Alexandria. Menurut Proclus pada suatu hari Ptolemaeus l ingin sekali belajar
geometri dari Euclide. Ia mengundang Euclide ke istananya dan mulai mendengarkan
pelajaran geometri dari Euclide. Tapi kemudian Ptolemaeus merasa bahwa geometri
terlalu sulit dan terlalu lama untuk dimengerti. Maka ia minta agar pelajaran
dipercepat. Euclide menjawab, “Bagi raja pun tak ada jalan pintas ke geometri!”.
Mekipun demikian, di bidang geometri Euclid memberikan warisan penting bagi
dunia. Maka tak mengherankan jika Euclid disebut “ bapak” geometri.
Namun dalam tulisan-tulisan orang-orang Arab bahwa Euclid bin Naqrat bin
Znarjos, lahir di Btabrh, kebangsaan Yunani. Begitu hebatnya Euclid menyusun
bukunya sehingga dari bentuknya saja sudah mampu menyisihkan semua buku teks
yang pernah dibuat orang sebelumnya. Buku ini aslinya ditulis dalam bahasa Yunani,
kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Terbitan pertama muncul pada
1482, sekitar 30 tahun sebelum penemuan mesin cetak oleh Johann Gutenberg. Sejak
penemuan mesin cetak, buku itu diterbitkan dalam ribuan edisi dengan beragam
corak.
Buku The Elements jauh lebih berpengaruh ketimbang semua risalah
Aristoteles tentang logika. Buku ini adalah contoh komplit perihal struktur dedukatif
dan buah pikir yang menakjubkan dari semua hasil kreasi otak manusia. Pada
umumnya orang- orang Eropa tidak beranggapan bahwa geometri ala Euclid hanyalah
sebuah sistem abstrak. Mereka justru sangat yakin bahwa gagasan Euclid benar-benar
merupakan kenyataan yang sesungguhnya.
Pengaruh Euclid terhadap Isaac Newtown juga sangat kentara. The Principia
karya Newton mirip dengan The Elements. Selain itu, berbagai ilmuwan juga
mencoba menyamakan diri dengan Euclid. Caranya dengan memperlihatkan
bagaimana semua kesimpulan mereka secara logis berasal dari asumsi asli. Itulah
yang antara lain dilakukan oleh ahli-ahli matematika seperti Bertrand Russel, Alfred
North Whitehead, dan filosof Spinoza. Kini para ahli matematika telah mamaklumi
bahwa geometri Euclid bukan satu-satunya sistem geometri yang menjadi pegangan
pokok. Mereka maklum bahwa selama 150 tahun terakhir banyak orang yang
merumuskan geometri bukan ala Euclid.
D. Penemuan Euclid
Euclid banyak menulis buku sebagai hasil karyanya. Salah satu karya Euclid
yang terkenal adalah bukunya yang berjudul "Stoicheia" atau The elements (unsur)
tentang geometri (ilmu ukur) yang jadi buku pelajaran yang di pakai di sekolah
menengah di seluruh dunia selama 20 abad lebih. Buku itu terdiri dari 13 jilid, sebagai
berikut:
1. Buku I
Isinya mulai dari aksioma, defenisi dan dalil-dail geometri. Terdapat 48 dalil
geometri dalam buku ini. 26 dalil pertama berisi tentang segitiga, antara lain tentang
dalil dua segitiga yang kongruen. Dalil 27-32 mengenai kesejajaran dan jumlah sudut
segiitga adalah . Dalil 33-48 mengenai jajaran genjang, segitiga siku-siku, dan
bujursangkar dan luasnya. Dalil 47 adalah mengenai teorema phitagoras dan dalil 48
mengenai kebalikan torema itu.
2. Buku II
Terdapat mengenai transformasi aljabar, seperti perhitungan a(b+c) atau
memberikan penyelesaian pada pers. Kuadrat secara umum yang dimisalkan dengan
x2 = a(a-x) dan beberapa dalil mengenai aljabar geometri dan identitas aljabar.
3. Buku III
Dalam buku ini terdapat dalil-dalil mengenai lingkaran, tali busur, garis
singgung dan pengukur sudut.
4. Buku IV
Di dalam buku ini dibahas mengenai lukisan geometri menggunakan alat
Euclide. Dengan alat Euclide melukis segitiga, segilima, segiempat, segi enam, dan
segi limabelas beraturan dengan membagi-bagi busur lingkaran, melukis segi (n)
beraturan. Sehingga sampai abad delapan belas dianggap bahwa semua segi banyak
dapat dilukis dengan alat Euclide. tetapi pada tahun 1796, Carl Frederich Gauss
membuktikan suatu segi banyak beraturan yang banyak sisinya bilangan prima dapat
dilukis bila bilangan prima itu
f(n)= n+ 1. Untuk n = 0, 1, 2, 3, 4 berturut-turut didapat segi 3, 5, 17, 257, 65.537.
5. Buku V
Buku ini berisi landasan tentang perbandingan teori Eudoxian mengenai
perbandingan diperjalas sehingga kehebohan penemuan bilangan irrasional oleh
sekolah Pythagoras dapat dipecahkan. Perbandingan dua besaran A dan B yang
sejenis (sama-sama ruas garis, luas dan sebagainya) sama dengan perbandingan dari
besar C dan D yang sejenis. Jika terdapat bilangan positif m dan n yang bulat
sehingga untuk m A n B sesuai dengan mC n D atau A:B = C:D = m:n. teori
Eudox ini kemudian dikembangkan oleh Dedekind dan Weierstass.
6. Buku VI
Buku ini berisi tentang bentuk kesamaan yang disajikan dengan sempurna dan
homogen. Penggunaan fakta/keterangan penting seperti pada persamaan kuadrat yang
diaplikasikan untuk menghitung luas. Dan metode ini digunakan untuk menentukan
luas dari jajaran genjang sehingga diketahui bahwa sudut yang salilng berhadapan
memiliki besar yang sama. Serta dibahas juga mengenai teori-teori tentang proporsi-
proporsi dalam geometri.
7. Buku VII - IX
Buku ini membahas tentang teori bilangan yang berisi tentang landasan fakta
sederhana dari teori bilangan phytagoras yang sekarang disebut Algoritma Euclid.
Yang dapat diketahui dengan pembagian silang untuk menentukan FPB ( faktor
persekutuan terbesar) dan KPK (kelipatan persekutuan terkecil). Dalam hal ini juga
ditambahkan bukti mengenai keunikan faktorisasi prima menjadi faktor prima,
perhitungan pangkat dan akar, penjumlahan deret geometri terhingga dan bukti teori
eksistensi pada bilangan prima yang tak terhingga. Selanjutnya telah dijelaskan pada
teorema phytagoras mengenai bilangan ganjil dan bilangan genap. Dalam buku ke IX
ditemukan dalil mengenai pembentukan bilangan genap sempurna, seperti 6 = 1+2+3
= jumlah faktor-faktornya. Jika Sn = 2n-1 adalah bilangan prima maka 2n-1.Sn adalah
bilangan sempurna.

8. Buku X
Buku ini berdasarkan pada studi sebelumnya pada Theaetetus, studi nya
dimulai dengan penelitian yang lama, Sulit sekali untuk dapat melihat secara
keseluruhan karena bentuk yang tidak praktis dan tujuan akhir yang berupa jenis
bilangan irrasional.
9. Buku XI
Buku ini berisi tentang beberapa data yang melibatkan prinsip dualitas yang
mengacu pada garis lurus dan bidang. Selanjutnya teorema yang paling penting pada
trigonometri dan yang terakhir teorema permukaan yang sejajar
10. Buku XII
Buku ini berisi tentang perhitungan volume, dilanjutkan dengan
membandingkan lingkaran dengan kuadrat diameternya sedangkan bola dengan
pangkat tiga dengan diameternya.Kemudian hubungan antara tabung dengan garis
tegak pada kerucut, yang semuanya dibuktikan dalam teori Eudoxian. Namun yang
terpenting adalah keberhasilan Euclid dalam menentukan volume piramid.
11. Buku XIII
Buku ini berdasarkan studi dari Eudoxus yang mengupas fakta mengenai
penyelesaian bentuk-bentuk umum pada bangun ruang.
Apa yang penting tentang Euclid 's Elemen adalah paradigma yang
ditetapkannya untuk cara bahwa matematika harus dipelajari dan dicatat. Dia mulai
dengan beberapa definisi dari terminologi dan ide untuk geometri, dan kemudian ia
mencatat lima postulat penting (atau aksioma) dari geometri. Sebuah versi dari
postulat ini adalah sebagai berikut:
a. P1 Melalui setiap pasangan titik berbeda di sana melewati garis.
b. P2 Untuk setiap segmen ada titik E unik (pada baris yang ditentukan oleh A dan
B) sehingga E adalah antara A dan B dan segmen AE dengan segmen EB adalah
kongruen
c. P3 Untuk setiap titik C dan masing-masing titik A berbeda dari C, terdapat
lingkaran dengan pusat C dan CA radius.
d. P4 Semua sudut kanan adalah kongruen.
Ini adalah empat standar aksioma yang memberikan konsepsi kita tentang
Euclidean geometri. Aksioma kelima, topik studi intensif selama dua ribu tahun,
adalah paralel yang disebut postulat (dalam formulasi Playfair 's):
e. P5 Untuk setiap l line dan setiap titik P yang tidak terletak pada l ada m garis
melalui P yang unik sehingga m sejajar dengan l.

Semua postulat membawa apa yang disebut dengan pembuktian diri (self-
evidence). Postulat kelima dibuktikan oleh Euclid tanpa memberikan cara
pembuktian. Upaya pertama untuk membuktikan postulat kesejajaran ini dilakukan
oleh Girolamo Saccheri, pendeta Jesuit berkebangsaan Italia, yang mendukung Euclid
dengan menerbitkan buku berjudul Euclides ab omni naevo vindicatus (“Euclid bebas
dari semua kesalahan”) pada tahun 1733. Buku tersebut tidak dapat menuntaskan
kesalahan Euclid. Matematikawan terkemuka Jerman, Gauss, pertama kali
menemukan kesalahan postulat kelima tapi malu untuk mempublikasikannya sehingga
kehormatan diberikan kepada dua matematikawan lain yang mengungkapkannya
dengan cara penemuan Gauss. Janos Bolyai dari Hongaria dan Nicolai Lobachevsky
secara terpisah mampu membuktikan cacat postulat kelima Euclid dengan cara
berbeda pula.
Penemuan kesalahan ini membuat berkembangnya geometri model baru.
Dirintis oleh Beltrami dari Italia, disusul Cayley dari Inggris, Poincare dari Perancis
dan Felix Klein dari Jerman. Terakhir, dirombak, diubah dan dilakukan penyesesuai
kecil terhadap postulat-postulat Euclid oleh [Bernhard] Riemann dari Jerman
sehingga muncul bentuk-bentuk baru: hiperbola, parabola, ellips yang merupakan
jawaban bahwa alam semesta bukanlah pengikut aliran Euclid. Setelah banyak
ditemukan cacat pada doktrin Euclid, banyak pengikutnya mulai “menyerang” Euclid
dengan menyebut dia terlalu arogan dan memaksakan suatu pembuktian yang
dibuatnya selalu benar, misalnya: salah satu sisi segitiga tidak akan lebih panjang
daripada jumlah kedua sisi lainnya. Matematikawan modern mengkritik Euclid dari
sudut pandang lain, yaitu: Euclid tidak cermat dalam melakukan pembuktian.
Terdapat beberapa kesalahan dan ide-ide yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Yang paling mencolok adalah postulat kelima yang juga lazim disebut dengan
postulat kesejajaran.
Para matematikawan berikutnya tidak dapat menerima pernyataan-pernyataan
(postulat) yang tidak dapat dibuktikan itu. Kemudian, muncul geometri non-Euclidian
yang menggantikan postulat-postulat itu dengan pernyataan yang dapat diterima
umum.
Setelah 700 tahun, Theon dari Alexandria membuat perbaikan dari karya
Euclide itu. Karya Theon inilah yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Pada
tahun 1220, sarjana inggris yaitu Adelard membuat terjemahan dalam bahasa latin
dari terjemahan bahasa arab buku itu. Cetakan pertama dari buku Elemen Euclide itu
dalam bahasa latin dibuat di Venesia pada tahun 1482 oleh Campanus. Terjemahan
pertama dari bahasa Yunani ke dalam bahasa latin dibuat oleh Commadino pada
tahun 1572. Terjemahan lengkap ke dalam bahasa Inggris dilakukan oleh Bringsley
pada tahun 1570.
Ia juga mengarang buku-buku lain sebagai berikut:
a. The Data, berhubungan dengan sifat dan implikasi dalam masalah geometris; dan
terkait dengan jilid ke-4 buku The Elements
b. On Divisions of Figures, menyangkut pembagian bidang geometris menjadi dua
atau lebih bagian yang sama atau dengan rasio tertentu.
c. Catoptrics, menyangkut teori matematika cermin, yaitu bentuk gambar pada
cermin cekung.
d. Phaenomena, sebuah risalah astronomi bola.
e. Optik adalah perspektif awal yang masih bertahan Yunani. Yaitu Euclid
mengikuti tradisi Platonis dimana Vision atau pandangan tersebut disebabkan oleh
sinar diskrit yang berasal dari mata. Hal-hal yang dilihat di bawah sudut yang lebih
besar tampak lebih besar, di bawah sudut yang lebih rendah tampak lebih kecil,
sementara yang di bawah sudut yang sama adalah sama.

Karya – karya lain yang dipercaya merupakan karya dari Euclid tetapi telah
hilang adalah sebagai berikut :
1. Conics adalah sebuah karya tentang kerucut yang kemudian diperluas oleh
Apollonius dari Perga. Kemungkinan bahwa empat buku pertama karya Apollonius
berasal dari Euclid.
2. Porisms membahas mengenai kerucut,
3. Pseudaria, atau Kitab Fallacies, adalah teks dasar tentang kesalahan dalam
penalaran.
Kita tahu dari laporan orang lain, misalnya laporan Proclus, ahli filsafat
Yunani, yang menulis tentang Euclide kira-kira 700 tahun sesudah Euclide
meninggal.
Selain mencetuskan pemikiran-pemikiran mengenai permasalahan geometri, Euclid
juga mempelajari bilangan prima, mencari untuk menentukan bilangan mana yang
masuk kategori prima atau bukan. Euclid tidak pernah dapat menentukan bilangan
prima, tetapi dia mampu memberikan jawaban tentang bilangan prima: bilangan
prima itu tidak terhingga.
Anak SD sekarang sudah terbiasa dengan bilangan prima. Dari angka 2 sampai
dengan 50 terdapat 15 bilangan prima (2, 3, 5, 7, 11, 13, `7, `9, 23, 29, 31, 37, 41, 43,
47) ; dari 50 sampai dengan 100 hanya 10 bilangan prima. Euclid membuat
pernyataan: jika bilangan prima terbesar adalah n, maka pasti ada bilangan > n, di
mana dapat dicari dengan menggunakan 1 x 2 x 3 dan seterusnya sampai n, kemudian
ditambah 1 untuk mendapatkan hasilnya. Simbol matematika untuk mengekspresikan
adalah n! + 1 (n faktorial ditambah 1).

C. Pengaruh Penemuan Eucdid Terhadap Matematika


Tidak banyak orang yang beruntung memperoleh kemasyhuran yang abadi
seperti Euclid, ahli ilmu ukur Yunani yang besar. Meskipun semasa hidupnya tokoh-
tokoh seperti Napoleon, Martin Luther, Alexander yang Agung, jauh lebih terkenal
ketimbang Euclid tetapi dalam jangka panjang ketenarannya mungkin mengungguli
semua mereka yang disebut itu. Format yang dibuat Euclid membantu terjadi
standarisasi matematika Yunani. Subyek-subyek yang dibahas oleh Euclid mencakup
bentuk-bentuk, theorema Pythagoras, persamaan dalam aljabar, lingkaran, tangen,
geometri ruang, teori proporsi, bilangan prima, bilangan sempurna, integer positif,
bilangan irrasional, gambar tri-matra (tiga dimensi). Euclid meninggalkan warisan
yang berguna bagi pengembangan matematika. Kompilasi hasil-hasil karya
matematikawan sebelumnya lewat buku Elements, menunjukkan “benang merah”
bahwa pengembangan matematika tidak lepas dari peran pemikir Yunani. Kritik
terhadap Euclid justru memicu munculnya non-Euclidian yang melengkapi bahasan
Euclid. Bentuk parabola, hiperbola dan elips mulai mendapatkan perhatian dari para
matematikawan. Arti penting buku The Elements tidaklah terletak pada pernyataan
rumus-rumus pribadi yang dilontarkannya. Hampir semua teori yang terdapat dalam
buku itu sudah pernah ditulis orang sebelumnya, dan juga sudah dapat dibuktikan
kebenarannya. Sumbangan Euclid terletak pada cara pengaturan dari bahan-bahan dan
permasalahan serta formulasinya secara menyeluruh dalam perencanaan penyusunan
buku. Di sini tersangkut, yang paling utama, pemilihan dalil-dalil serta perhitungan-
perhitungannya, misalnya tentang kemungkinan menarik garis lurus diantara dua titik.
Sesudah itu dengan cermat dan hati-hati dia mengatur dalil sehingga mudah difahami
oleh orang-orang sesudahnya. Bilamana perlu, dia menyediakan petunjuk cara
pemecahan hal-hal yang belum terpecahkan dan mengembangkan percobaan-
percobaan terhadap permasalahan yang terlewatkan. Perlu dicatat bahwa buku The
Elements selain terutama merupakan pengembangan dari bidang geometri yang ketat,
juga di samping itu mengandung bagian-bagian soal aljabar yang luas berikut teori
penjumlahan.
Adalah adil jika kita mengatakan bahwa buku Euclid merupakan faktor
penting bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan modern. Ilmu pengetahuan bukanlah
sekedar kumpulan dari pengamatan-pengamatan yang cermat dan bukan pula sekedar
generalisasi yang tajam serta bijak. Hasil besar yang direnggut ilmu pengetahuan
modern berasal dari kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan percobaan-
percobaan di satu pihak, dengan analisa hati-hati dan kesimpulan yang punya dasar
kuat di lain pihak.
Kita masih bertanya-tanya apa sebab ilmu pengetahuan muncul di Eropa dan
bukan di Cina, tetapi rasanya aman jika kita menganggap bahwa hal itu bukanlah
semata-mata lantaran soal kebetulan. Memanglah, peranan yang digerakkan oleh
orang-orang brilian seperti Newton, Galileo dan Copernicus mempunyai makna yang
teramat penting. Tetapi, tentu ada sebab-musababnya mengapa orang-orang ini
muncul di Eropa. Mungkin sekali faktor historis yang paling menonjol apa sebab
mempengaruhi Eropa dalam segi ilmu pengetahuan adalah rasionalisme Yunani,
bersamaan dengan pengetahuan matematika yang diwariskan oleh Yunani kepada
Eropa. Patut kiranya dicatat bahwa Cina --meskipun berabad-abad lamanya
teknologinya jauh lebih maju ketimbang Eropa-- tak pernah memiliki struktur
matematika teoritis seperti halnya yang dipunyai Eropa. Tak ada seorang matematikus
Cina pun yang punya hubungan dengan Euclid. Orang-orang Cina menguasai
pengetahuan yang bagus tentang ilmu geometri praktis, tetapi pengetahuan geometri
mereka tak pernah dirumuskan dalam suatu skema yang mengandung kesimpulan.
Bagi orang-orang Eropa, anggapan bahwa ada beberapa dasar prinsip-prinsip
fisika yang dari padanya semuanya berasal, tampaknya hal yang wajar karena mereka
punya contoh Euclid yang berada di belakang mereka. Pada umumnya orang Eropa
tidak beranggapan geometrinya Euclid hanyalah sebuah sistem abstrak, melainkan
mereka yakin benar bahwa gagasan Euclid --dan dengan sendirinya teorinya--
memang benar-benar merupakan kenyataan yang sesungguhnya.
Pengaruh Euclid terhadap Sir Isaac Newton sangat kentara sekali, sejak
Newton menulis buku kesohornya The Principia dalam bentuk kegeometrian, mirip
dengan The Elements. Berbagai ilmuwan mencoba menyamakan diri dengan Euclid
dengan jalan memperlihatkan bagaimana semua kesimpulan mereka secara logis
berasal mula dari asumsi asli. Tak kecuali apa yang diperbuat oleh ahli matematika
seperti Russel, Whitehead dan filosof Spinoza. Sebenarnya, sejak teori relativitas
Einstein diterima orang, para ilmuwan menyadari bahwa geometri Euclid tidaklah
selamanya benar dalam penerapan masalah cakrawala yang sesungguhnya. Pada
kedekatan sekitar "Lubang hitam" dan bintang neutron --misalnya-- dimana gaya
berat berada dalam derajat tinggi, geometri Euclid tidak memberi gambaran yang teliti
tentang dunia, ataupun tidak menunjukkan penjabaran yang tepat mengenai ruang
angkasa secara keseluruhan. Tetapi, contoh-contoh ini langka, karena dalam banyak
hal pekerjaan Euclid menyediakan kemungkinan perkiraan yang mendekati
kenyataan. Kemajuan ilmu pengetahuan manusia belakangan ini tidak mengurangi
baik hasil upaya intelektual Euclid maupun dari arti penting kedudukannya dalam
sejarah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Menurut bahasa kata “matematika” berasal dari kata μάθημα(máthema) dalam bahasa
Yunani yang diartikan sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga μαθηματικός
(mathematikós) yang diartikan sebagai “suka belajar”. Matematika Yunani pada periode
setelah Iskandar Agung kadang-kadang disebut matematika helenistik. Kata "matematika"
sendiri diturunkan dari kata Yunani kuno μάθημα (mathema), yang artinya "pelajaran tentang
instruksi".Bangsa Yunani juga mengembangkan sistem numerasinya sendiri.Sistem numerasi
yang digunakan bangsa Yunani ada 2 macam yaitu sistem Attic (Herodianic) dan sistem
Ionia. .Matematika Yunani baru mulai berkembang kira-kira abad ke 6 sebelum masehi
dengan pelapor pertama matematika Yunani Kuno adalah Thales dan Pythagoras.Kemudian
bermunculan tokoh-tokoh matematika Yunani yang lain seperti Archimedes,Plato,Aristoteles
dan lain-lain.

Euclide adalah nama dari Arabisasi dari kata Εὐκλείδης Yunani, yang berarti "kemuliaan
baik." Euclide adalah tokoh ilmu ukur dari Yunani. Dia juga penyusun buku pelajaran yang
terbesar sepanjang abad. Euclide dikenal juga sebagai Euclid atau Euclid of Alexandria.
Euclid ini adalah salah satu murid dari akademi Plato di Athena.

Euclid banyak menulis buku sebagai hasil karyanya. Salah satu karya Euclid yang
terkenal adalah bukunya yang berjudul "Stoicheia" atau The elements (unsur) tentang
geometri (ilmu ukur) yang jadi buku pelajaran yang di pakai di sekolah menengah di seluruh
dunia selama 20 abad lebih. Buku itu terdiri dari 13 jilid

B. SARAN

Perkembangan matematika zaman Yunani Kuno mulai memperlihatkan kemajuannya


setelah banyaknya kaum pedagang dan ilmuwan Yunani merantau serta belajar ke Mesir dan
Babilonia. Sehingga mengakibatkan matematika berkembang sangat luas dan terdapat
interaksi bermanfaat antara matematika dan sains seperti yang kita ketahiu sampai saat
ini.Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui sumber asal pengetahuan tentang
sejarah perkembangan Matematika pada zaman Yunani Kuno.
DAFTAR PUSTAKA

http://zoen-cuteyz.blogspot.com/2007/11/sejarah-matematika.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Timeline_of_mathematics
http://www.math.bme.hu/mathhist/BigPictures/EuclidTheorem.gif.

http://id.hicow.com/articles/Euclid

http://Dhiiashintapratiwi.blogspot.com/2013/05/euclid-of-alexandria.html

Anda mungkin juga menyukai