Askep kANKER LIDAH
Askep kANKER LIDAH
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal masuk,
dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
2) Riwayat penyakit sekarang: Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian
membesar dan menekan atau menginfiltrsi jaringan sekitar yang megakibatkan nyeri lokal,
otalgia ipsilateral dan nyeri mandibula.
3) Riwayat penyakit dahulu
a. Tembakau: 80% penderita kanker lidah adalah perokok. Risiko perokok adalah 5-9 kali
lebih besar dibandingkan bukan perokok.
b. Alkoholisme: peminum berat mempunyai risiko 30 kali lebih besar dan efeknya sinergis
dengan merokok.
c. Infeksi virus dalam rongga mulut: Human papilloma virus (HPV) khususnya HPV 16 dan
HPV 18.
d. Oral hygiene yang jelek.
c. Pemeriksaan fisik
· B1 (Breathing)
Sesak napas, RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
· B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
· B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah terganggu).
· B4 (Bladder)
Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan eliminasi urine, perubahan bising usus,
distensi abdomen.
· B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
· B6 (Bone)
Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat; adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.
d. Pemeriksaan diagnostik
1. CT-scan atau MRI dilakukan untuk menilai detail lokasi tumor, luas ekstensi tumor primer.
2. USG hepar, Foto thorax dan bone scan untuk evaluasi adanya metastasis jauh.
3. Biopsi
a. FNAB ( Fine Needle Apiration Biopsy), dilakukan pada tumor primer yang metastasis ke
kelenjar getah bening leher.
b. Biopsi insisi atau biopsi cakot (punch) dilakukan bila tumor besar (>1 cm).
c. Biopsi eksisi dilakukan pada tumor yang kecil ( 1 cm atau kurang) (Suyatno, 2010).
2. Diagnosa Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan orofaring akibat pembesaran
tumor.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
3) Nyeri (akut) berhubungan dengan ulkus pada lidah akibat kanker.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran menelan.
5) Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi dan
kemampuan menelan.
6) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penyakit kronis.
7) Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan.
3. Intervensi Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penyumbatan orofaring akibat pembesaran
tumor
Tujuan: Perbaikan dalam pola nafas.
Kriteria Hasil : RR 16- 24 x/menit, tidak menggunakan otot bantu pernapasan dan tidak sesak.
Intervensi:
a. Berikan O2 tambahan
b. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dan periode istirahat
c. Berikan dorongan penggunaan pelatihan otot-otot pernafasan jika diharuskan.
d. Ajarkan pasien pernafasan diafragmatik dan pernafasan bibir
Rasional: Membantu pasien memperpanjang waktu ekspirasi. Dengan teknik ini pasien akan
bernafas lebih efisien dan efektif, membantu menstabilkan pola napas, memungkinkan pasien
untuk melakukan aktivitas tanpa distres berlebihan, menguatkan dan mengkondisikan otot-otot
pernafasan.
4) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kesukaran menelan.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi
Kriteria hasil :
a. Berat badan meningkat.
b. Nafsu makan meningkat.
c. Tidak mual / muntah
Intervensi:
a. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi
pasien.
b. Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.
c. Berikan oral hygiene.
d. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien dengan masukan cairan
adekuat.
e. Kolaborasi dengan spesialis THT untuk pemasangan nasogastrik tube.
Rasional: Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, kepatuhan terhadap diet dapat mencegah
komplikasi terjadinya hipoglikemia/hiperglikemia, meningkatkan nafsu makan, jenis makanan
ini akan meningkatkan pemenuhan nutrisi tanpa meningkatkan stimulus pada pencernaan,
memenuhi kebutuhan nutrisi.
5) Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan neurologi dan
kemampuan menelan.
Tujuan : tidak terjadi kerusakan komunikasi verbal.
Kriteria hasil : komunikasi lancar.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan komunikasi klien.
b. Sediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis atau buku jika klien.
c. Responsif terhadap bel panggilan dari klien.
Rasional : mengetahui kemampuan komunikasi klien, Sediakan alat komunikasi yang lain seperti
papan tulis atau buku jika klien tidak dapat berkomunikasi verbal, Menjaga kepercayaan dari
pasien.