Disusun Oleh :
Kelompok 4
Nama :
Arsya R. Wahid
Gresye Nunumete
Uliyana LaAbu
Ambon
KATA PENGANTAR
Penulis Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah yang membahas
tentang ”MAKALAH PERIKARDITIS” dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu
tugas dari mata pelajaran Ilmu Penyakit (IP)
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari sistem penulisan maupun isi. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam
makalah berikutnya dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya.
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian ...............................................................................................
Patofisiologi ...............................................................................................
Penatalaksanaan ...............................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A. LATAR BELAKANG
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot, otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom ).
Pericardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan parietal dan visceral yang bertemu dipangkal jantung
membentuk kantung jantung, diantara dua lapisan jantung ini terdapat lender sebagai
pelicin untuk menjaga agar pergeseran antara pericardium pleura tidak menimbulkan
gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu
membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang terpenting dan
memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria.
Pericardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang,
neoplasi, dan bawaan penyakit pericardium dinyatakan oleh tumbunan cairan disebut efusi
pericardium, radang yaitu perikarditis. Perikarditis ialah penyakit sekunder dimanapun
ditubuh contohnya penyebaran infeksi kedalam kantung perikareritematasus sistemik,
tetepi kadang-kadang perikarditis terjadi sebagai kelainan primer. Pada perikarditis,
ditemukan reaksi radang yang yang mengenai lapisan pericardium viseratis dan atau
parietalis, ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang perikarditis
beserta asuhan keperawatan dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan
dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah perikarditis.
B. TUJUAN UMUM
a) Diagnosa keperawatan
b) Perencananaan Intervensi Keperawatan
c) Dan implementasi dan evaluasi
BAB II
Pembahasan
Pengertian
Perikarditis adalah inflamasi pada selaput perikardium, baik pariental maupun
visceral yang membungkus jantung.
Jenis-jenis perikarditis
1). Perikarditis akut
Trias klasik perikarditis akut adalah nyeri dada , pericardial friction rup dan
abnormalitas EKG yang khas.
2). Perikarditis Subkutan dan Kronik
Sindrom perikarditis subakut (6 minggu sampai 6 bulan) menyerupai perikarditis
kronik dalam hal etiologi , manifestasi klinis, diagnosis dan pengobatannya.
Variasi patologis berupa :
Perikarditis kontriktif
Perikarditis kronik rekurens tanpa efusi/kontriksi
Perkarditis kronik bisa muncul dalam 4 bentuk, yaitu :
1. Efusi perikardial kronik
Kecurigaan efusi perikardial kronik timbul bila ditemukan adanya
kombinasi sebagai berikut : pembengkakan bayangan jantung pada foto
rontgen, tekanan vena meningkat , bunyi jantung lemah tapi tanpa adanya
kegagalan jantung.
2. Perikarditis Efusi-Kontriktif
Jenis ini ditandai oleh penebalan perikard serta efusi, sehingga terjadi
konstriksi akibat penebalan dan tamponade akibat efusi. Biasanya
diketahui setelah aspirasi cairan perikard, sedangkan tanda-tanda kompresi
masih tetap ada. Penyebap paling sering ialah radiasi. Penyebap lain
adalah neoplasma atau tuberkolusis. Manifestasi klinis berupa lelah
(fatique), dysnea d’effot dan perasaan berat perikardial. Gejalanya meliputi
peninggian tekanan vena, tekanan nadi normal atau sedikit menurun,
pulpus paradoksus. Foto rontgen dada menunjukan adanya pembesaran
bayangan jantung sedang EKG sama seperti perikarditis konstritif.
3. Perikarditis Kontriktif
Perikarditis kontriktif terjadi bila jaringan parut (sikatriks) perikard viseral
dan atau parietal cukup berat sehingga menghambat pengembangan
volume jantung pada fase diastolik.
Manifestasi klinis sangat bervariasi, bergantung pada berat, distribusi dan
kecepatan terjadinya sikatriks.
4. Perikarditis Adhesif
Perikarditis adhesif merupakan akibat perlengkatan di antara kedua lapis
perikard atau dengan jaringan sekeliling mediastinum. Peradangan kronik
biasanya tidak ada. Gangguan hemodinamik biasanya juga tidak ada.
Manifestasi klinis
Patofisiologi
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada perikaditis akan
memberikan respon sebagai berikut :
1) Terjadinya vasodilatassi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium.
2) Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein, termasuk fibrinogen atau
fibrin di dalam cairan akan meningkat,
3) Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta
4) Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan parut dan
perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun parietal yang
menimbulkan suatu perikaditis konstriktif yang apabila cukup berantakan menghambat
pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain terakumulasinya cairan pada perikardium yang sekresinya melebihi
absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam
jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua
bilik jantung bisa menimbulkan tamponade jantung. Salah satu komplikasi perikarditis paling
fatal dan memerlukan tindakan darurat adalah tamponade. Tamponade jantung merupakan
akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif pengisian ventrikel.
Pathway Perikarditis
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien dengan gangguan perikarditis yaitu:
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sesak nafas
2. Nyeri kronis berhubungan dengan iskemia miokard
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan sesak nafas
4. Ketakutan berhubungan dengan stimulus pobia (perikarditis)
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
nafsu makan
Penatalaksanaan
No Dx Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Dx 11. Pasien menunjukkan pola1. Posisikan pasien semi fowler. 1. Untuk membuka jalan
nafas efektif. Dibuktikan2. Pantau adanya pucat dan napas pasien sehingga
dengan status pernafasan sianosis. lebih muda untuk
yang tidak berbahaya. 3. Pantau kecepatan, irama, bernapas.
2. Menunjukkan status kedalaman dan usaha2. Untuk mengetahui adanya
pernafasan: ventilasi tidak respirasi. tingkat keparahan sesak
terganggu ditandai dengan4. Pantau peningkatan napas.
indikator kedalaman kegelisahan, ansietas, dan3. Membantu menentukan
inspirasi dan kemudahan tersengal-sengal. dera jat dekompensasi
bernafas, tidak ada5. Informasikan pada klien dan jantung dan pulmonal.
penggunaan otot bantu keluarga tentang teknik4. Untuk mengetahui respon
pernafasan, bunyi nafas relaksasi. individu terhadap penyakit
tambahan tidak ada, dan6. Diskusikan menganai sesak napas yang
nafas pendek tidak ada. perawatan dirumah, meliputi dirasakan.
pengobatan, peralatan5. Untuk meringankan tingkat
pendukung, tanda dan gejala kecemasan pada klien
komplikasi. 6. Agar pasien dan keluarga
7. Rujuk pada ahli pernafasan dapat melakukan
perawatan secara mandiri
dengan baik
7. Agar pasien mendapat
pelayanan perawatan yang
maksimal yaitu untuk
memastikan keadaan
fungsi ventilator mekanis.
3 Dx 3 Pasien menunjukkan
1. Kaji respon emosi, sosial dan
1. Koping emosional
adanya toleransi aktifitas spiritual pasien. diakibatkan oleh potensial
dengan ditandai pasien
2. Tentukan penyebab keletihan penyakit yang mengancam
dapat menghemat energi pasien. hidup. Dorongan dan
(menyeimbangkan antara
3. Pantau respon dukungan akan diperlukan
aktivitas dan istirahat), dan cardiorespiratory terhadap untuk mengatasi frustasi
melakukan aktivitas aktivitas. terhadap tinggal tinggal di
sehari-hari. 4. Pantau asupan nutrisi pasien. rumah sakit yang lama.
5. Ajarkan mengenai pengaturan
2. Untuk mengetahui
penggunaan energy tindakan apa yang akan
6. Ajarkan teknik relaksasi. dilakukan agar keletihan
7. Elaborasi dengan tim dokter tersebut dapat teratasi.
dan farmasi dengan
3. Hh
memberikan obat nyeri pada
4. Untuk memenuhi
saat sebelum beraktivitas kebutuhan nutrisi yang
adekuat
5. Memastikan keadekuatan
sumber energy
6. Untuk mengatasi atau
mencegah keletihan dan
mengoptimalkan fungsi.
7. Untuk mengoptimalkan
perawatan pasien yaitu
dengan pemberian dosis
dan takaran y
IMPLEMENTASI
Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam
rencana perawatan pasien. Agar implementasi/pelaksanaan perencanaan ini dapat tepat waktu
dan efektif maka perlu mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon
pasien terhadap setiap intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan
perawatan. Pada pelaksanaan keperawatan diprioritaskan pada upaya untuk mempertahankan
jalan nafas, mempermudah pertukaran gas, meningkatkan masukan nutrisi, mencegah
komplikasi, memperlambat memperburuknya kondisi, memberikan informasi tentang proses
penyakit (Doenges Marilynn E, 2000, Remcana Asuhan Keperawatan)
EVALUASI
Pada tahap akhir proses keperawatan adalah mengevaluasi respon pasien terhadap
perawatan yang diberikan untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan telah dicapai.
Evaluasi merupakan proses yang interaktif dan kontinyu, karena setiap tindakan keperawatan,
respon pasien dicatat dan dievaluasi dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan
kemudian berdasarkan respon pasien, revisi, intervensi keperawatan/hasil pasien yang
mungkin diperlukan. Pada tahap evaluasi mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan yaitu:
1. Pola nafas pasien efektif, dengan pasien menunjukkan pasien mudah berbafas, tidak
menggunakan otot bantu, dan tidak ada nafas tambahan
2. Nyeri kronis pasien teratasi, dengan pasien menunjukkan pasien tidak mengekspresikan rasa
nyeri secara verbal maupun non verbal pada wajah, tidak ada posisi tubuh melindungi, tidak
ada kegelisahan dan ketegangan otot, tidak ada kehilangan nafsu makan, dan frekuensi nyeri
dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan
3. Intoleransi aktivitas teratasi dengan pasien menunjukkan adanya toleransi aktifitas sehari-hari
4. Ketakutan pasien teratasi, dengan pasien memperlihatkan pengendalian ketakutan
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi, dengan pasien
menunjukkan status gizi baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perikardium dapat terlibat dalam berbagai kelainan hemodinamika, radang, neoplasi, dan
bawaan. Penyakit perikardium dinyatakan oleh tmbunan cairan (disebut efusi perikardium),
radang (yaitu peri
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan
atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis
non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Daftar pustaka
http://perawatbukittinggi.blogspot.com/2017/02/askep-perikarditis.html
http://daek-chin.blogspot.com/2014/10/laporan-pendahuluan-perikarditis_23.html
http://dinamikafk.blogspot.com/2013/05/pericarditis-perikarditis.html
https://docplayer.info/59166926-A-laporan-pendahuluan-perikarditis.html
https://www.scribd.com/doc/313629742/ASKEP-PERIKARDITIS-doc