Anda di halaman 1dari 14

TUGAS AKIDAH AKHLAK

AKHLAK ISLAM TENTANG IMAN KEPADA ALLAH SWT

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Akidah Akhlak:

Dr. Muh. Shahib, M. Ag

Disusun Oleh Kelompok 1 Kep A:

Nur Azizah (70300118006)

Muhammad Farid Abidin (70300114054)

Nadia Hamrawati Hamzah (70300118022)

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

SAMATA-GOWA 2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa atas berkat dan
rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Makalah keimanan kepada Allah SWTini tepat
pada waktunya tanpa halangan suatu apapun.Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang.

Wassalamu’alaikum wr wb

Samata, 29 September 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 4

A. Latar Belakang .............................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5

A. Pengertian Iman Kepada Allah ..................................................................... 5


B. Bukti Wujud Allah ........................................................................................ 6
C. Sifat-Sifat Allah ............................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 13

A. Simpulan ....................................................................................................... 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya alam semesta beserta isinya, termasuk manusia dengan segala
kelebihan dan kekurangannya pasti ada yang menciptakan. Siapa Dia? Sudah tentu
“Sang Pencipta” Dialah Allah SWT. Untuk mengakui kebenaran dan keberadaan
Allah SWT dibutuhkan dalam hati, mengakui dan membenarkan tentang adanya
Allah SWT.Allah SWT adalah Tuhan pencipta dan pemelihara alam semesta dan
segala isinya, Yang Maha Esa dalam zat-Nya, maksudnya Zat Allah SWT hanya satu,
tidak dua, tidak tiga, dan tidak pula lebih. Zat Allah SWT tidak sama atau serupa
dengan zat selainnya.
Allah SWT Esa dalam sifat-Nya, maksudnya sifat Allah SWT walaupun
banyak, tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah
SWT yang memiliki atau menandingi sifat-sifat Allah SWT. Allah SWT Esa dalam
perbuatan-Nya,maksudnya perbuatan-perbuatan Allah tidak terhingga banyaknya,
tetapi hanya dimiliki oleh Allah SWT sendiri. Tidak ada zat selain Allah SWTyang
dapat menandingi, apalagi melebihi perbuatan-NyaB.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti / pengertian Iman kepada Allah SWT?
2. Bagaimana bukti wujud Allah SWT?
3. Apa saja sifat-sifat Allah SWT?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Iman kepada Allah SWT
2. Untuk mengetahui bagaimna bukti adanya Allah SWT
3. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat yang di miliki Allah SWT

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman Kepada Allah


Arti iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah SWT
dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah SWT wajib ada-Nya
dengan dzat nya. Dia Maha Esa, yang menguasai langit dan bumi beserta isinya,
Yang Maha Kuasa, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri. Yang Kekal. Sesungguhnya
Allah SWT mengetahui atas segala sesuatu dan Maha Kuasa. Allah melakukan apa
yang Dia Kehendaki, dan Allah Maha Bijaksana terhadap apa yang DIA kehendaki.
Tidak ada sesuatu apapun yang menyerupai DIA. Allah Maha Mendengar dan Maha
Melihat, Maha Suci dan Maha Tinggi (Mulya) Allah dari sesuatu yang menyerupai
dan menandingi, dan Maha Suci Allah dari teman dan pembantu (mitra dana sisten).
Allah tiak membatasi waktu, tidak ada yang menyibukan atau merepotkan Allah, dan
Allah tidak terbatasi dengan arah, Allah Maha Kaya, artinya dengan mutlak Allah
tidak butuh terhadap segala sesuatu.
Akan tetapi segala sesuatu selain Allah sangat butuh kepada-Nya. DIA(Allah)
yang telah menciptakan perbuatan-perbuatan mereka, baik dan buruknya,
manfaat dan madharatnya, DIA (Allah) yang memberi hidayah kepada orang yang
DIA kehendaki, dan menyesatkan kepada orang yangDIA kehendaki, dan DIA
(Allah) yang mengampuni kepada orang yang DIA kehendaki, dan menyiksa kepada
orang yang DIA kehendaki. Allah,tidak layak dipertanyakan atas apa yang DIA
lakukan dan makhluk lah (manusia dan jin) yang pantas ditanya atas apa yang mereka
lakukan. Artinya manusia harus mempertanggung jawabkan atas
segala perbuatannya. Dan tidak wajib atas Allah kepada seseorang atas segala
sesuatu, artinya Allah tidak terbebani atas segala kepentingan makhluknya. Karena
DIA Maha Menguasai terhadap segala Nya dan DIA lah yang mengendalikan
segala-Nya, maka tidak ada seorangpun yang bersekutu dengan DIA (Allah) didalam
kerajaan-Nya. Dan tidak ada hak bagi seorangpun atas sesuatu yang ada di sisi Allah.

5
Allah berjanji kepada orang-orang yang berbuat kebaikan
dengan pahala (Surga) semata-mata karena rahmat Nya. Dan Allah mengancam
kepada orang-orang yang berbuat keburukan dengan siksaan (Neraka) semata-mata
karena keadilan-Nya.
B. Bukti Adanya Wujud Allah
Alhabib Zaen bin Ibrahim bin Sumait Al-Husaeni Al-alawi, 2007 : 138)
“Maka Allah SWT adalah Dzat yang bersifat Wujud (Ada), Qadim (tidak ada
permulaan-Nya), Kekal, dan berbeda dengan makhluk secara mutlak”
Syarh (Penjelasan): Dzat disana bukanlah dzat dalam lisan orang indonesia
yang mempunyai arti materi datu benda, akan tetapi Dzat disana adalah Dzat dalam
lisan orang arab yang mempunyai arti “Dirinya sendiri”, “Haqiqatnya” karena Allah
ada tanpa membutuhkan bentuk, tempat dan tidak membutuhkan makhluqnya,
karena semuanya adalah ciptaanya dan Allah berdiri sendiri tanpa ada yang
menciptakan dan tidak membutuhkan pertolongan makhluqnya. Sifat wajib Allah
SWT yang dua puluh tersebut yang pertama adalah sifat Nafsiyah Wujud.
Sifat Wujud pengertiannya tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini
wajib bagi Allah SWT. Dzatnya bukan Ilat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain
Allah (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Allah. Adapun sifat wujud tanpa
Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta’ala. Adapun
bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak
akan ada satu makhlukpun. Allah Ta’ala berfirman,

Artinya,
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, makasembahlah
Aku”. (QS. Thaha : 14) dan firman Allah Ta’ala,

6
“Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran
dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”. (QS. Ar Rum :8).
Seseorang muslim yang beriman kepada Allah adalah yang membenarkan
adanya Tuhan Yang Maha Agung Tuhan maha Pencipta langit dan bumi. Dia
mengetahui alam ghaib dan alam nyata, maha Pengatur, Raja segala sesuatu. Tiada
Tuhan melainkan Dia. Dialah Yang Maha Agung, yang memiliki sifat-sifat maha
sempurna. Untuk pertamakalinya kita mendapat petunjuk dari petunjuk-Nya. (Allah
berfirman :Kalaulah bukan karena petunjuk Allah, tidaklah kita mendapat petunjuk).
Kemudian petunjuk untuk beriman itu kita peroleh berdasarkan dalil naqli dan aqli.
C. Sifat-Sifat Allah
Setiap yang wujud pasti memiliki sifat sesuai dengan tingkatan keadaan yang
memiliki sifat itu sendiri. Secara garis besar sifat-sifat Allah swt itu terbagi menjadi
3 yaitu:
1. Sifat Wajib dan Mustahil
Sifat wajib adalah sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt dan mustahil tidak
dimiliki oleh-Nya. Menurut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari sifat wajib bagi Allah
swt berjumlah tiga belas, diantaranya adalah:
a. Wujud artinya ada
Maksudnya, adanya Allah swt itu terjadi dengan sendirinya, tidak karena
diadakan oleh yang lain. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa alam dan segala
isinya diciptakan oleh Allah swt sudah sesuai dengan kebutuhan hidup
manusia dan makhluk yang lain.
Alam semesta ini ada tentulah ada yang membuatnya, mustahil sesuatu
itu terjadi dengan sendirinya. Seperti adanya hewan, tumbuh-tumbuhan,
pergantian musim, siang dan malam, bulan dan bintang tentunya semua itu
ada yang mencipta yaitu sang Khalik. Semuanya itu berjalan begitu teratur
sesuai dengan hukum Allah swt yang berlaku bagi alam.

7
Kesesuaian tersebut tentunya tidak terjadi dengan sendirinya melainkan
ada yang menciptakannya yaitu Allah swt sebagi yang wujud dan mustahil
Allah swt bersifat adam.
b. Qidam
Alam semesta ini merupakan hasil ciptaan Allah swt. Pada awalnya alam
ini tidak ada, kemudian menjadi ada dan akan berakhir. Adanya alam ini
membuktikan akan adanya yang membuat yanitu Allah Ynag Maha Pencipta.
Adanya Allah swt tentulah lebih dulu dari alam semesta ini. Seperti adanya
rumah tentu ada yang membuat dan ornag yang membuat rumah tersebut
tentulah ada lkebih dulu dari rumah yang dibuat. Demikian juga adanya Allah
swt lebih dulu dari alam yang diciptakan dan mustahil Allah swt bersifat
hudust atau baru.
c. Baqo’
Baqo’ artinya kekal. Adanya Allah swt itu adalah untuk selama-lamanya,
mustahil Allah swt itu rusak (fana). Berbeda dengan sifat makhluk yang
dulunya tidak ada kemudian ada karena diciptakan dan kemudian akan
mengalami kerusakan. Tidak demikian dengan Allah swt, Dia adalah Yang
Maha Kekal. Bagaimana jadinya alam ini tidak ada yang mengurusnya.
d. Mukhalafatu lil hawaditsi
Diantara sifat-sifat Aallah swt yang lain adalah bahwa Allah swt tidak
serupa dengan sesuatu apa pun, berbeda dengan makhluknya. Perbedaan di
sini meliputi segala hal, baik itu berbeda dalam zat, sifat, maupun perbuatan.
Perhatiakn contoh berikut ini:
Kejadian (zat)manusia terdiri dari beberapa unsur, yaitu air, darah, tulang dan
daging, yang masing-masing unsur memiliki kelemahan dan mudah rusak.
Sifat manusia sangat tergantung pada organ yang terdapat dalam tubuhnya
misalnya otak, hati, jantung, dan sebaginya yang semuanya memiliki
kelemahan.
Perbuatan manusia sangat dipengaruhi oleh kemampuan yang dimilikinya,
baik itu kemampuan lahir atau kemampuan batin. Denagn demikian, terjadi
kesamaan antara Tuhan Sang Pencipta dan makhluknya yang diciptakan.

8
Sifat mustahilnya adalah mukhalafatu lil hawadisti (serupa dengan
makhluknya).
e. Qiyamuhu binafsihi
Adanya Allah swt itu sendiri, terjadi dengan sendirinya, tidak ada yang
menjadikan, tidak diangkat oleh siapapun. Wujud Allah swt ditentukan oleh
dirinya sendiir, bukan oleh orang lain yang ada diluar dirinya. Dia tidak
memerlukan bantuan di luar zat-Nya sebab memerlukan namanya, bukan
Tuhan. Oleh sebab itu, mustahil Aallah swt bersifat muhtajun lighoiriki yang
artinya membutuhkan yang lain.
f. Wahdaniah
Allah swt adalah Maha Esa, artinya Allah swt tidak berbilang, tidak dua,
tiga dan sebagainya. Ke-Esaan Allah swt adalah mutlak, esadalam zat, sifat
dan perbuatan.
Esa dalam zat, maksudnya zat Allah swt tidak tersusun dalam substansi-
substansi, tidak tersusun dari beberapa bagian yang terpotong-potong seperti
layaknya manusia. Allah swt tidak berputra. Jika berputra maka akan ada
susunan. Padahal yang demikian itu mustahil untuk dijadikan sifat Allah swt.
Esa dalam sifat maksudnya bahwa sifat-sifat kesempurnaan Allah swt
tidak dapat dipersamakan dengan sifat-sifat yang ada pada makhluknya. Sifat
Allah swt mutlak adanya sedangkan sifat makhluk sangat terbatas seperti sifat
mengetahui pengetahuan Allah swt meliputi langit dan bumi sedangkan
pengetahuan manusia hanya terbatas ilmu yang dimilikinya.
Esa dalam perbuatan artinya tidak seorangpun yang mempunyai
perbuatan sebagaimana perbuatan yang dimiliki oleh-nya. Misalnya dalam
menciptakan, mengatur, dan memelihara alam semesta ini dilakukan oleh
Allah swt sendiri dan menurut kehendak-Nya tanpa adanya campur tangan
yang lain.
Allah swt perkasa dalam mengatur alam semesta, tanpa ada bantuan dari
siapapun. Andaikata didunia inia da lebih dari satu Tuhan yang mengatur,
tentulah mereka akan saling mengalahkan, tunduk menundukkan, dan berebut
kekuasaan,. Sekiranya hal itu terjadi maka tidak lain akan terjadilah

9
kerusakan di alam semesta ini. Dengan demikian, mustahil Allah bersifat
ta’addud atau terbilang.
g. Qudrat
Allah swt adalah Maha Kuasa. Artinya Allah swt dapat berbuat apa saja
menurut yang dikehendaki-Nya. Dia tidak lemah sedikitpun untuk
melaksanakan kehendak tersebut. Apa yang kita lihat di alam semesta ini
tidak lain merupakan perwujudan atau manifaistasi dari sifat kuasa Allah swt.
Kekuasaanya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu mutlak, absolut dalam arti
yang sebenar-benarnya, meliputi langit dan bumi. Dia berkuasa untuk
mewujudkan atau melenyapkan sesuatu yang dikehendakiNya. Adanya
siang-malam, hidup, atau mati, kenikmatan atau bencana atuapun kejadian-
kejadian lain di alam ini dalam setiap detiknya merupakan bukti sifat qodrat
Allah swt yang amat jelas.
h. Iradat
Allah swt adalah Maha Berkehendak. Maksudnya ialah bahwa Dia dibuat
sesuatu apa saja untuk menentukan sesuatu yang maujud ini telah sesuai
menurut apa yang menjadi kehendak dan kemauan-Nya. Selain itu, perbuatan
yang dikerjakan oleh Allah swt pastilah dikerjakan tidak karena keterpaksaan.
Jadi, perbuatan Tuhan berupa apapun, baik yang bersifat penciptaan,
pemeliharaan atupun pembinasaan tentulah dilakukan menurut suatu rencana
yang telah ditetapkan didalam kemauan atau kehendak-Nya. Berlain halnya
dengan manusia, ia hanya dapat mempunyai keinginan dan denagn
keinginannya itu ia hanya mampu berikhtiar. Berhasil tidaknya ikhtiar
manusia tergantung dari kehendak Allah swt.
i. Ilmu artinya mengetahui
Allah swt adalah Maha Mengetahui segala sesuatu dan memang apa saja
yang maujud sebagai makhluknya ini diliputi oleh pengetahuannya, baik
sesuatu yang telah terjadi ataupun sesuatu yang akan terjadi nanti.
Pengetahuan Allah swt meliputi segalanya tidak terbatas dari hal yang
sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya, dari yang berada di udara, di
bumi, dilaut, didaratan, gelap atau terang, lahir ataupun mati.

10
Sifat mengetahuinya Allah swt tidak pernah didahului oleh
ketidaktahuan (kebodohan), Allah swt juga tidak pernah dihinggapi oleh
kelupaan. Pengetahuan Allah swt tidak dibatasi oleh masa atau tempat.
Pengetahuan Allah swt mencakup keseluruhannya,. Jika kita perhatikan alam
semesta ini begitu indah susunannya, indah tata tertibnya, kokoh buatannya,
dan elok serta sedap dipandnagnya. Semua ini merupakan bukti yang terang
dan jelas betapa agung pengetahuan Allah swt serta betapa besar
kebijaksanaan-Nay. Untuk itu, mustahil apabila Allah swt memiliki sifat
bodoh (jahlun).
j. Hayat
Kehidupan makhluk dialam ini ditentukan oleh masa dan ruang yang
sudah ditentukan habitatnya, misalnya binatang atau tumbuh-tumbuhan yang
hidup didaerah kutub dengan suhu yang dingin. Binatang dan tumbuhan ini
dapat bertahan selam bertahun-tahun disalju. Ternyata kehidupan binatang
dan tumbuh-tumbuhan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Lain halnya dengan Allah swt yang kekal abadi dan tidak dibatasi oleh
runag dan waktu, tidak diawali oleh waktu lahir, dan tidak diakhiri oleh waktu
mati. Dia hidup selama-lamanya dengan tidak berkesudahan.Karena Allah
swt itu hidup, maka Dia memiliki sifat kuasa, berkehendak,
mengetahui,mendengar dan melihat. Andaikan Allah swt itu tidak hidup
sudah pasti Allah swt tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Kehidupan Allah swt
adalah kehidupan yang sempurna sekali. Tidak ada suatu kehidupan yang
sempurna kehidupan yang dimiliki oleh-Nya. Bagaimana pula jika Allah swt
itu mati, padahal yang mati tidak dapat berbuat apa-apa pastilah ia lemah.
k. Sama’
Allah swt adalah Maha Mendengar. Allah swt dapat mendengar segala
sesuatu dari yang maujud ini, baik itu yang dilahirkan secara keras atau
perlahan atau bahkan suara batin dari makhluknya dengan bahasa apapun.
Pendengaran Allah swt tidak dapat dikalahkan oleh hiruk pukulnya suara di
dunia. Allah swt mendengar sesuatu itu tidaklah dengan menggunakan alat

11
penagkap suara, perkakas, telinga, ataupun alat pendengaran lainnya yang
digunakan oleh manusia.

l. Bashar

Sebagaimana halnya dapat mendenagar, maka Allah swt pun dapat


melihat semua ciptaan-Nya dengan menggunakan penglihatan-Nya,
penglihatan yang mengandung makna seluas-luasnya. Penglihatan Allah swt
tidak lah menggunakan mata sebagaimana penglihatan manusia yang dibatasi
oleh ruang dan waktu. Allah swt melihat yang tampak maupun yang
tersembunyi. Semua yang ada di alam ini tak luput dari penglihatan Allah
swt.

Kita sebagi orang yang beriman, maka kita harus berhati-hati didalam
mengerjakan sesuatu. Apa yang kita kerjakan baik itu perbuatan yang baik
ataupun yang buruk tak luput dari penglihatan Allah swt. Oleh karena itu,
mustahil bagi Allah swt itu bersifat umyun (buta).

m. Kalam
Kalam artinya Allah swt berkata-kata atau berfirman, mustahil Allah swt
bersifat bukmun. Allah swt berbeda dengan kata-katanya manusia atau
makhluk yang lain. cara berfirman Allah swt tidak menggunakan huruf atau
suara. Sifat kalam ini ditetapkan oleh Allah swt untuk diri-Nya sendiri.

Sifat mustahil Allah Swt, yaitu:

a. Adam
Artinya tiada
b. Huduts
Artinya ada yang mendahului
c. Fana
Artiya musnah
d. Mumatsalatu lil hawaditsi
Artinya ada yang menyamai

12
e. Ihtiyaju lighairi
Artinya memerlukan yang lain
f. Taadud
Artinya berbilang
g. Ajzun
Artinya lemah
h. Karahah
Artinya terpaksa
i. Jahlun
Artinya bodoh
j. Mautun
Artinya mati
2. Sifat jaiz bagi Allah swt
Sifat Jaiz bagi Allah swt hanya satu yaitu Allah swt bebas berbuat atau tidak
berbuat. Berbuat atau tidak berbuat menjadi wewenang sepenuhnya bagi Allah
swt untuk menentukannya sendiri. Allah swt menjadikan alam ini tidak wajib,
tetapi semata-mata boleh saja hukumnya. Seandainya Allah swt wajib
menjadikan alam, berarti semua makhluk menjadi suatu hal yang wajib adanya.
Padahal yang wajib ada hanya Allah swt semata. Sebaliknya, Allah swt boleh
saja tidka menjadikan alam dan segala isinya ini. Dan, tidak mustahil jika Allah
swt tidak menjadikan alam ini.

13
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Arti iman kepada Allah adalah membenarkan tentang adanya Allah SWT
dengan keyakinan dan pengetahuan bahwa sesungguhnya Allah SWT wajib ada-Nya
dengan dzat nya. Dia Maha Esa, yang menguasai langit dan bumi beserta isinya,
Yang Maha Kuasa, Yang Hidup, Yang Berdiri Sendiri.
Bukti adanya Allah dapat di buktikan dalam Qur’an Surah At-Thaha ayat 14

Artinya,
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, makasembahlah
Aku”.
Dan dalam Qur’an Surah Ar-Rum ayat 8

Artinya,
“Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan
langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran
dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-
benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya”.
Adapun sifat-sifat Allah terbagi menjadi 3, yaitu sifat-sifat wajib Allah.

14

Anda mungkin juga menyukai