Anda di halaman 1dari 21

PLAN OF ACTION

( P O A)

PROGRAM P2 DIARE

Disusun Oleh :

Nama : Nina Oktariana,A.Md.Kep

NIP : 19901003 201212 2 001

PUSKESMAS KALIBALANGAN

TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini
dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Di Dunia sebanyak 6 juta
anak meninggal setiap tahun karena diare sebagian
kematian tersebut terjadi di Negara berkembang (Parashar, 2003)
Hasil survey subdit Diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk
tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Kematian diare pada
balita 75,3 per 100.0000 balita dan semua umur 23,2 per
100.000 penduduk semua umur (Hasil SKRT 2001).Diare merupakan penyebab kematian no 4 (13,2%)
pada semua umur dalam kelompok penyakit menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor
1 pada bayi postneonatal(31,4%) dan anak balita (25,2%) (Hasil
Riskesdas).
Sedangkan cakupan pelayanan penderita diare di puskesmas Kalibalangan tahun 2016 sebesar 506
orang (53,66%) bahwa cakupan pelayanan diare masih kurang dari target 100 persen. Hal ini
kemungkinan bisa disebabkan masyarakat sudah biasa mengobati diare sendiri di rumah, pelayanan
kurang memuaskan, laporan tidak lengkap baik dari petugas maupun kader, dan jangkauan sarana
kesehatan terlalu luas sehingga tidak menjangkau seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Kalibalangan.

TUJUAN
Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
Khusus
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan
2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan, kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare
dapat di cegah.
5. Tersusunya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Kalibalangan
yang meliputi target,kebutuhan logistic dan pengelolaannya.
BAB II ANALISA SITUASI
Gambaran Umum
Letak geografis

Puskesmas Kalibalangan tidak terletak di jalan utama sehingga sulit ditemukan oleh masyarakat
yang tidak memiliki alat transportasi.Adapun batas wilayah puskesmas Kalibalangan sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kec.Abung Timur,Kotabumi,Abung Semuli


2. Sebelah Timur : Kec.Blambangan pagar,Abung Semuli
3. Sebelah Barat : Kec.Kotabumi Selatan,Kotabumi
4. Sebelah Selatan : Kab.Lampung Tengah.

Wilayah kerja puskesmas tunjung terdiri dari 10 (sepuluh) desa yaitu meliputi :

1. Desa Kalibalangan,
2. Desa Way Lunik,
3. Desa Bandar Kagungan Raya,
4. Desa Kembang Tanjung,
5. Desa Bumi Raya,
6. Desa Candimas,
7. Desa Abung Jayo,
8. Desa Kembang Gading,
9. Desa Kalibening Raya,
10. Desa Ratu Abung.

Data Demografi

1. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin

Tabel 1. Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin di wilayah kerja Puskesmas


Kalibangan Tahun 2016
Laki-laki Perempuan Jumlah
No. Desa
n % n % N %
1. Kalibalangan 2415 13,64 2353 13,64 4768 13,64
2. Way Lunik 517 2,92 504 2,92 1021 2,92
3. Bandar K.R 1774 10,02 1728 10,02 3502 10,02
4. K.Tanjung 2445 13,81 2382 13,81 4827 13,81
5. Bumi Raya 1912 10,80 1862 10,80 3774 10,80
6. Candimas 2649 14,96 2581 14,96 5230 14,96
7. Abung Jayo 2764 15,61 2693 15,61 5457 15,61
8. K.Gading 1017 5,74 990 5,74 2007 5,74
9. Kalibening 1145 6,47 1116 6,47 2261 6,47
10. Ratu Abung 1067 6,03 1040 6,03 2107 6,03
Jumlah 17705 100 17249 100 34954 100

GAMBARAN KHUSUS
1. Target Penemuan Penemuan Penderita Diare

Berdasarkan data sensus penduduk bila jumlah penduduk di wilayah kerja

puskesmas Kalibalangan tahun 2016 sebanyak 34.954 orang, maka dapat dihitung sebagai

berikut

: Target penemuan penderita diare = 0,1*0,27*34.954 = 944 orang

Jadi Target penemuan penderita diare di puskesmas Tunjung pada tahun 2016 adalah

944 orang.

2. Cakupan Pelayanan

Tabel 20. Rekapitulasi kasus diare berdasarkan derajat dehidrasi di Puskesmas Kalibalangan
tahun 2016
JUMLAH KASUS
NO BULAN TD DR/S DB JUMLAH
1 JANUARI 0 44 0 44
2 PEBRUARI 0 28 0 28
3 MARET 0 32 0 32
4 APRIL 0 48 0 48
5 MEI 0 28 0 28
6 JUNI 0 56 0 56
7 JULI 0 35 0 35
8 AGUSTUS 0 40 0 40
9 SEPTEMBER 0 53 0 53
10 OKTOBER 0 37 0 37
11 NOPEMBER 0 59 0 59
12 DESEMBER 0 46 0 46
JUMLAH 0 506 0 506
Sumber : Laporan bulanan P2 Diare tahun2016

Berdasarkan rekapitulasi data diatas jumlah penderita diare yang dilayani di puskesmas Kalibalangan

pada tahun 2016 sebanyak 506 orang..Maka besar cakupan pelayanan

Cakupan pelayanan = 506 / 944 x 100% = 53,66 %

Maka cakupan pelayanan yang dicapai pada tahun 2016 adalah sebesar 53,66 persen.
3. Kualitas Pelayanan

a. Angka penggunaan oralit

Jumlah penderita diare yang diberi oralit


= X 100 %
Jumlah penderita diare yang dilayani

= 382/506 x 100 %

= 75,49 %

b. Angka penggunaan infuse

Jumlah penderita yang diberi infus


= X 100 %
Jumlah penderita diare yang dilayani

= 0/506 x 100%

= 0%
4. Angka Kematian

Jumlah penderita diare yang meninggal


CFR = X 100 %
Jumlah penderita diare saat KLB

= 0 / 0 x 100% =0%

5. Proporsi penderita diare berdasarkan derajat dehidrasi

Proporsi penderita diare tanpa dehidrasi


Jumlah penderita diare tanpa dehidrasi
=
Jumlah penderita diare yang dilayani
=
0 / 506 x 100% = 0 %
X 100 %

Proporsi penderita diare dengan dehidrasi ringan – sedang

Jumlah penderita diare dengan dehidrasi ringan - sedang


= X 100 %
Jumlah penderita diare yang dilayani

= 506 / 506 x 100% = 100 %

Proporsi penderita diare dengan dehidrasi berat


Jumlah penderita diare dengan dehidrasi berat
= X 100 %
Jumlah penderita diare yang dilayani

= 0 / 506 x 100% = 0%

6. Proporsi penderita diberi oralit

Jumlah penderita diare yang diberi oralit


= X 100 %
Jumlah penderita diare yang dilayani

= 382/ 506 x 100% = 75,49%

7. Proporsi penderita diare balita yang diberi tablet zinc


Jumlah penderita diare balita yang diberi tablet zink
=
Jumlah penderita diare balita

= 124 /124x 100% = 100%


X 100

Gamabar.1 Grafik kasus diare di puskesmas Kalibalangan tahun 2016

Dehidrasi Ringan/Sedang
70

60

50

40

30
Dehidrasi Ringan/Sedang
20

10

Gambar 2 Distribusi penderita diare berdasarkan usia

Berdasarkan Usia

Balita
33%

Dewasa
67%
BAB III KEBIJAKAN

A. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2012.

B. Rencana Strategis Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2014.

C. Standart Pelayanan Minimum Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009.

(Kepmenkes No. 828/SK/MENKES/X/2008 tentang Juknis SPM)

D. Pedoman Pelaksanaan JAMKESMAS Depertemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun

2007.

E. Alokasi Anggaran Tahun 2016 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara untuk

Puskesmas Kalibalangan.

F. Alokasi Anggaran per Program (Kebijakan Puskesmas Kalibalangan Tahun 2016).

G. Permendagri No 59 Th. 2007 tentang Perubahan atas Permendagri No 13 Th 2006 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Keuangan Daerah.

H. Profil Puskesmas Kalibalangan Tahun 2016.


BAB IV

PERUMUSAN MASALAH

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan dengan melihat pencapaian target SPM dan

non SPM Puskesmas Kalibalangan selama tahun 2016. Program yang target

pencapaiannya rendah (di bawah target) diasumsikan bahwa program tersebut

bermasalah dan perlu diselesaikan atau ditingkatkan pencapaiannya.

Tabel 24 Masalah yang Dihadapi di Puskesmas Kalibalangan berdasarkan


Pencapaian Target SPM dan Non SPM Tahun 2016

Program No. Masalah Kesenjangan

P2 Diare 1. Rendahnya cakupan pelayanan Penemuan penderita diare


diare sebesar 53,66 persen dari sebanyak 503 dari target 944
target 100 persen pada tahun penderita
2016

2. Kurangnya pemahaman
petugas tentang MTBS

3. Kurangnya stok logistic obat


dan cairan

Prioritas Masalah

Prioritas masalah dilakukan untuk menentukan beberapa masalah yang akan

dicari pemecahan masalahnya. Pemprioritasan masalah dilakukan karena sumber daya yang

dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Adapun metode yang digunakan untuk memprioritaskan

masalah adalah metode Pair Comparison dengan faktor pembanding USG, antara satu

masalah dengan masalah lainnya dibandingkan satu persatu. Misalnya: (masalah A :


masalah B); (masalah A : masalah C); (masalah B : masalah C). Dalam metode ini,

digunakan tiga pertanyaan pokok untuk mengidentifikasi masalah mana yang menjadi

prioritas, yaitu:

1. Urgency. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah

sampai ke tingkat keputusan dan tersusunnya rencana tindakan serta berapa banyak

waktu yang tersedia bagi manajemen untuk dapat melaksanakan proses pemecahan

masalah ini.

2. Seriousness. Seberapa besar pengaruh negatif sebuah masalah terhadap komponen-

komponen lain dari system organisasi, yang diperkirakan akan mengganggu kinerja

Puskesmas. Misalnya: pengaruhnya terhadap tingkat kepuasan masyarakat, serta

pengaruhnya terhadap motivasi nakes.

3. Growth. Seberapa kompleks sebuah masalah, sehingga besar kemungkinan adanya

keterkaitan dengan kepentingan banyak orang di banyak tempat, terutama bila dilihat

dari variabel (4W + 1H)-nya, akan menumbuhkan masalah-masalah baru yang lebih

rumit dan lebih sulit diselesaikan.

Penentuan masalah terpilih dalam setiap perbandingan diputuskan melalui

kesepakatan bersama di antara petugas Puskesmas yang hadir, kemudian dijumlahkan.

Jumlah pilihan terbanyak itulah yang menjadi masalah prioritas dengan keterwakilan

program.

Berdasarkan diskusi Pair Comparison, masalah yang terpilih menjadi prioritas

adalah :
Tabel Prioritas Masalah P2 Diare di Puskesmas Kalibalangan Tahun 2017

No. Akar Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


1 Kurangnya pemahaman petugas tentang Pelatihan/Refresing Tentang Tata laksana MTBS
MTBS
2 Kurangnya Pemahaman Masyarakat tentang Melaksanakan Penyuluhan Kesehatan di setiap kegiatan
Diare seperti posyandu
3 Kurangnya Ketersediaan Obat dan Cairan Penyediaan dan Distribusi obat yang cukup
4 Kerjasama Dengan Lintas Program/Sektor Saling mengirim informasi/laporan setiap bulan, supervisi ke
Kurang Efektif Desa setiap Triwulan

Penyebab Masalah dan Alternatif Pemecahan Masalah

. Untuk mencari pemecahan masalah, semua peserta diskusi mengemukakan ide

untuk penyelesaian akar masalah dan ide-ide yang terkumpul didiskusikan lagi tentang

kemungkinannya untuk dipilih dan dibuat rencana pelaksanaan kegiatannya.

Berdasarkan fishbone yang telah dibuat, akar penyebab dari masing-masing

masalah dan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan sebagai berikut :

1. Rendahnya cakupan pelayanan diare sebesar 53,66 persen dari target 100 persen di

puskesmas Kalibalangan tahun 2016. Berikut ini adalah tabel akar masalah.

Tabel 26 Akar masalah

Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menentukan alternatif pemecahan masalah dari tiap akar penyebab

masalah, maka proses selanjutnya adalah menentukan prioritas pemecahan masalah.

Metode yang dilakukan untuk prioritas pemecahan masalah adalah metode penyusunan

skala prioritas untuk menilai dan menganalisis alternatif pemecahan masalah yang layak

atau fisible (Matriks Prioritas).

Matrik Prioritas secara teknis langkah melakukan prioritas pemecahan masalah,

sama dengan melakukan prioritas masalah dan penyebab masalah. Namun yang berbeda

adalah kriteria yang digunakan dalam matriks. Kriteria yang mungkin dapat digunakan
dalam memilih alternatif pemecahan masalah adalah:

1. Efektivitas, tingkat ketepatgunaan alternatif pemecahan masalah dalam

menyelesaikan masalah.

2. Efisiensi, tingkat penggunaan dana dalam penyelesaian masalah.

3. Technical feasibility, tingkat kelayakan pelaksanaan alternatif pemecahan masalah.

(Paul dalam Yuwono, 2008)

Pemberian bobot pada masing-masing alternatif pemecahan masalah disesuaikan

dengan kriteria:

a) Kriteria efektivitas:

1  pemecahan masalah sangat tidak efektif untuk dilaksanakan

2  pemecahan masalah tidak efektif untuk dilaksanakan

3  pemecahan masalah cukup efektif untuk dilaksanakan

4  pemecahan masalah efektif untuk dilaksanakan

5  pemecahan masalah sangat efektif untuk dilaksanakan

b) Kriteria efisiensi:

1  pemecahan masalah sangat tidak efisien untuk dilaksanakan

2  pemecahan masalah tidak efisien untuk dilaksanakan

3  pemecahan masalah cukup efisien untuk dilaksanakan

4  pemecahan masalah efisien untuk dilaksanakan

5  pemecahan masalah sangat efisien untuk dilaksanakan

c) Kriteria Technical feasibility:

1  pemecahan masalah sangat tidak layak untuk dilakukan

2  pemecahan masalah tidak layak untuk dilakukan

3  pemecahan masalah cukup layak untuk dilakukan


4  pemecahan masalah layak untuk dilakukan

5  pemecahan masalah sangat layak untuk dilakukan

1. Rendahnya cakupan pelayanan penyakit diare sebesar 91,08 persen

Dari hasil skoring yang telah dilaksanakan, didapatkan pemecahan masalah

terpilih yang paling sesuai untuk menyelesaikan masalah Rendahnya cakupan

pelayanan penyakit diare. Berikut ini adalah prioritas pemecahan masalah yang

terpilih yaitu:

1. Refresing tentang penyakit diare dan pelatihan MTBS;

Melaksanakan penyuluhan di setiap kegiatan


2. Penyediaan dan dstribusi logistik obat yang cukup;

3. Melakukan survei dan kunjungan lapangan

4. Mengirim laporan mingguan dan bulanan


BAB V

TUJUAN PROGRAM

A. Tujuan Umum Program

Meningkatkan cakupan pelayanan penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Kalibalangan.

B. Tujuan Khusus Program

1. Mengadakan refresing tentang penyakit diare kepada kader

2. Melakukan pelatihan tentang MTBS kepada petugas;

3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan di setiap kegiatan;

4. Melaksanakan survei/ kunjungan lapangan;

5. Menyediakan logistik obat dan distribusi yang cukup;

6. Menjalin komunikasi yang efektif dengan lintas program maupun sektor


BAB VI

PRIORITAS KEGIATAN

Prioritas kegiatan dilakukan setelah prioritas pemecahan masalah ditemukan.

Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan cara memunculkan kegiatan yang sesuai dengan

prioritas pemecahan masalah yang ada. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan

masalah terpilih sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal. Berikut ini adalah prioritas kegiatan

yang akan dilakukan selama satu tahun ke depan.

1. Rendahnya cakupan pelayanan penyakit diare sebesar 53,66 persen dari target 100

persen

Tabel 29 Prioritas Kegiatan pelayanan penyakit diare tahun 2016


Prioritas Alternatif
No Prioritas Kegiatan
Pemecahan Masalah
1. Melakukan pelatihan 1. Refresing tentang penyakit diare
tentang diare pada kader
2. Pelatihan MTBS pada petugas
(dokter,perawat,bidan)

2. Melengkapi sarana dan 1. Pengusulan logistik cairan obat


prasarana yang cukup
2. Distribusi obat yang memadai

3. Melakukan penyuluhan Melaksanakan penyuluhan di setiap


kegiatan seperti di Posyandu,sarkes,
sekolah dll

4. Melakukan survei dan 1. Melaksanakan survei SKD


kunjungan lapangan
2. Melakukan kunjungan lapangan ke
setiap desa

5. Saling mengirim informasi Mengirim laporan mingguan dan


dan jadwal kegiatan bulanan tepat waktu
BAB VII
INDIKATOR KINERJA

A. Indikator kinerja kegiatan untuk pencapaian cakupan pelayanan penyakit diare


Tabel berikut merupakan penjabaran indikator kinerja untuk penyelesaian
masalah di Puskesmas Kalibalangan Tahun 2016:
Tabel 31 Indikator kinerja kegiatan untuk penyelesaian masalah diare
No. Prioritas Kegiatan Indikator Kinerja
1. Refresing tentang penyakit diare pada 100% semua kader mengetahui
kader tentang penyakit diare
pelatihan MTBS bagi petugas 100% semua petugas mengerti
dan memahami tentang MTBS

2. Pengusulan logistik obat-obatan dan Tersedia logistik obat yang


cairan yang dibutuhkan memadai dan distribusi yang
Cukup
3. Melaksanakan penyuluhan di setiap Kegiatan terlaksana sesuai jadwal
kegiatan, baik di Posyandu,sekolah dll
4. Melaksanakan survei & kunjungan Kegiatan terlaksana sesuai jadwal
lapangan
5. Mengirim laporan mingguan 48 laporan
12 laporan
Mengirim laporan bulanan
BAB VIII
BIAYA DAN ANGGARAN

Sumber anggaran

Sumber anggaran kegiatan program dapat berasal dari :

- DOP (Dana Operasional Puskesmas )

- BOK (Bantuan Operasional Kegiata

Anda mungkin juga menyukai