Poa Nina 2018
Poa Nina 2018
( P O A)
PROGRAM P2 DIARE
Disusun Oleh :
PUSKESMAS KALIBALANGAN
TAHUN 2017
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini
dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Di Dunia sebanyak 6 juta
anak meninggal setiap tahun karena diare sebagian
kematian tersebut terjadi di Negara berkembang (Parashar, 2003)
Hasil survey subdit Diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk
tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Kematian diare pada
balita 75,3 per 100.0000 balita dan semua umur 23,2 per
100.000 penduduk semua umur (Hasil SKRT 2001).Diare merupakan penyebab kematian no 4 (13,2%)
pada semua umur dalam kelompok penyakit menular. Proporsi diare sebagai penyebab kematian nomor
1 pada bayi postneonatal(31,4%) dan anak balita (25,2%) (Hasil
Riskesdas).
Sedangkan cakupan pelayanan penderita diare di puskesmas Kalibalangan tahun 2016 sebesar 506
orang (53,66%) bahwa cakupan pelayanan diare masih kurang dari target 100 persen. Hal ini
kemungkinan bisa disebabkan masyarakat sudah biasa mengobati diare sendiri di rumah, pelayanan
kurang memuaskan, laporan tidak lengkap baik dari petugas maupun kader, dan jangkauan sarana
kesehatan terlalu luas sehingga tidak menjangkau seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Kalibalangan.
TUJUAN
Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan sektor
terkait.
Khusus
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan
2. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
3. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit diare di masyarakat.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan, kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare
dapat di cegah.
5. Tersusunya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di wilayah kerja puskesmas Kalibalangan
yang meliputi target,kebutuhan logistic dan pengelolaannya.
BAB II ANALISA SITUASI
Gambaran Umum
Letak geografis
Puskesmas Kalibalangan tidak terletak di jalan utama sehingga sulit ditemukan oleh masyarakat
yang tidak memiliki alat transportasi.Adapun batas wilayah puskesmas Kalibalangan sebagai berikut :
Wilayah kerja puskesmas tunjung terdiri dari 10 (sepuluh) desa yaitu meliputi :
1. Desa Kalibalangan,
2. Desa Way Lunik,
3. Desa Bandar Kagungan Raya,
4. Desa Kembang Tanjung,
5. Desa Bumi Raya,
6. Desa Candimas,
7. Desa Abung Jayo,
8. Desa Kembang Gading,
9. Desa Kalibening Raya,
10. Desa Ratu Abung.
Data Demografi
GAMBARAN KHUSUS
1. Target Penemuan Penemuan Penderita Diare
puskesmas Kalibalangan tahun 2016 sebanyak 34.954 orang, maka dapat dihitung sebagai
berikut
Jadi Target penemuan penderita diare di puskesmas Tunjung pada tahun 2016 adalah
944 orang.
2. Cakupan Pelayanan
Tabel 20. Rekapitulasi kasus diare berdasarkan derajat dehidrasi di Puskesmas Kalibalangan
tahun 2016
JUMLAH KASUS
NO BULAN TD DR/S DB JUMLAH
1 JANUARI 0 44 0 44
2 PEBRUARI 0 28 0 28
3 MARET 0 32 0 32
4 APRIL 0 48 0 48
5 MEI 0 28 0 28
6 JUNI 0 56 0 56
7 JULI 0 35 0 35
8 AGUSTUS 0 40 0 40
9 SEPTEMBER 0 53 0 53
10 OKTOBER 0 37 0 37
11 NOPEMBER 0 59 0 59
12 DESEMBER 0 46 0 46
JUMLAH 0 506 0 506
Sumber : Laporan bulanan P2 Diare tahun2016
Berdasarkan rekapitulasi data diatas jumlah penderita diare yang dilayani di puskesmas Kalibalangan
Maka cakupan pelayanan yang dicapai pada tahun 2016 adalah sebesar 53,66 persen.
3. Kualitas Pelayanan
= 382/506 x 100 %
= 75,49 %
= 0/506 x 100%
= 0%
4. Angka Kematian
= 0 / 0 x 100% =0%
= 0 / 506 x 100% = 0%
Dehidrasi Ringan/Sedang
70
60
50
40
30
Dehidrasi Ringan/Sedang
20
10
Berdasarkan Usia
Balita
33%
Dewasa
67%
BAB III KEBIJAKAN
2007.
E. Alokasi Anggaran Tahun 2016 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Utara untuk
Puskesmas Kalibalangan.
PERUMUSAN MASALAH
Identifikasi Masalah
non SPM Puskesmas Kalibalangan selama tahun 2016. Program yang target
2. Kurangnya pemahaman
petugas tentang MTBS
Prioritas Masalah
dicari pemecahan masalahnya. Pemprioritasan masalah dilakukan karena sumber daya yang
dimiliki oleh Puskesmas terbatas. Adapun metode yang digunakan untuk memprioritaskan
masalah adalah metode Pair Comparison dengan faktor pembanding USG, antara satu
digunakan tiga pertanyaan pokok untuk mengidentifikasi masalah mana yang menjadi
prioritas, yaitu:
1. Urgency. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah
sampai ke tingkat keputusan dan tersusunnya rencana tindakan serta berapa banyak
waktu yang tersedia bagi manajemen untuk dapat melaksanakan proses pemecahan
masalah ini.
komponen lain dari system organisasi, yang diperkirakan akan mengganggu kinerja
keterkaitan dengan kepentingan banyak orang di banyak tempat, terutama bila dilihat
dari variabel (4W + 1H)-nya, akan menumbuhkan masalah-masalah baru yang lebih
Jumlah pilihan terbanyak itulah yang menjadi masalah prioritas dengan keterwakilan
program.
adalah :
Tabel Prioritas Masalah P2 Diare di Puskesmas Kalibalangan Tahun 2017
untuk penyelesaian akar masalah dan ide-ide yang terkumpul didiskusikan lagi tentang
masalah dan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan sebagai berikut :
1. Rendahnya cakupan pelayanan diare sebesar 53,66 persen dari target 100 persen di
puskesmas Kalibalangan tahun 2016. Berikut ini adalah tabel akar masalah.
Metode yang dilakukan untuk prioritas pemecahan masalah adalah metode penyusunan
skala prioritas untuk menilai dan menganalisis alternatif pemecahan masalah yang layak
sama dengan melakukan prioritas masalah dan penyebab masalah. Namun yang berbeda
adalah kriteria yang digunakan dalam matriks. Kriteria yang mungkin dapat digunakan
dalam memilih alternatif pemecahan masalah adalah:
menyelesaikan masalah.
dengan kriteria:
a) Kriteria efektivitas:
b) Kriteria efisiensi:
pelayanan penyakit diare. Berikut ini adalah prioritas pemecahan masalah yang
terpilih yaitu:
TUJUAN PROGRAM
PRIORITAS KEGIATAN
Pemilihan prioritas ini dilakukan dengan cara memunculkan kegiatan yang sesuai dengan
prioritas pemecahan masalah yang ada. Kegiatan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan
masalah terpilih sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal. Berikut ini adalah prioritas kegiatan
1. Rendahnya cakupan pelayanan penyakit diare sebesar 53,66 persen dari target 100
persen
Sumber anggaran