TINJAUAN PUSTAKA
6
7
No PERNYATAAN STS TS S SS
1 Tekanan darah pasien stroke perlu dikontrol secara teratur
2 Tempat tidur pasien stroke harus dipasang penyanggah
untuk menghindari jatuh
3 Pasien pasca stroke sebaiknya diberi terapi rehabilitasi
yang berkelanjutan
4 Keluarga perlu menjalin hubungan yang dekat dengan
pasien stroke
5 Dukungan spiritual sangat penting diberikan kepada pasien
korban stroke untuk meningkatkan harga diri/ rasa percaya
diri pasien
6 Pasien yang selalu berbaring ditempat tidur tidak boleh
digerakkan
7 Keluarga perlu diajari cara merawat pasien stroke di rumah
oleh tenaga kesehatan
8 Pengetahuan yang benar tentang stroke dan perawatannya
penting diketahui oleh anggota keluarga
9 Perawatan mulut yang teratur sangat penting, terutama
untuk pasien yang sulit atau tidak dapat menelan
10 Pasien stroke memerlukan makanan yang memadai, dan
gizi seimbang
11 Pasien stroke sering mengalami sembelit sehingga
diperlukan makanan yang cukup serat
12 Ketika mengangkat atau memindahkan pasien sebaiknya
dilakukan sendirian
13 Pasien stroke harus dilatih pergerakannya secara lambat
dan bertahap sesuai kemampuan klien
14 Memandikan pasien stroke sebaiknya dilakukan jika
pasien memintanya saja
15 Pasien stroke perlu dimandikan untuk mencegah
terbentuknya luka pada kulit
16 Pasien dengan keadaan bersih dapat meningkatkan
kenyamanan percaya diri
17 Lantai rumah sebaiknya tidak licin untuk mencegah pasien
jatuh
18 Pasien pasca stroke yang mengalami depresi dan frustasi
sebaiknya dibiarkan saja
Sumber : Betty (2012)
pendidikan yang baik dan benar, melalui penanaman disiplin dan kebebasan
secara serasi.
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Peran
1. Faktor kelas sosial
Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan
penghasilan. Pendapatan seseorang dari segi finansial akan mempengaruhi
stastus ekonomi, dimana dengan pendapatan yang lebih besar memungkinkan
lebih bisanya terpenuhi kebutuhan, sehingga yang ada dimasyarakat bahwa
semakin tinggi status ekonomi seseorang maka akan semakin tinggi pula kelas
sosialnya (Notoatmojo, 2013).
Pada keluarga dengan status ekonomi kurang, peran orang tua merupakan hal
yang paling penting dari sang ibu, dimana ibu lebih jauh bersifat tradisional
dalam pandangan terhadap pengasuhan anak dengan suatu penekanan yang
lebih besar pada kehormatan, kepatuhan, kebersihan, dan disiplin bila
dibandingkan dengan keluarga menengah keatas yang lebih menitik beratkan
pada pengembangan pengendalian kekuatan sendiri dan kemandirian prinsip
perkembangan dan psikologi dengan orang tua dan anak (Benner dalam
Friedmen, 2010).
2. Faktor bentuk keluarga
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak
adalah bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan
keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat
tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong, dkk, 2002).
Anak merupakan individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan
tahap perkembangan, meliputi kebutuhan fisiologi sosial dan spiritual.
(Hidayat, 2008). Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu dengan adanya ayah
dan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga terutama anak, dimana anggota keluarga dengan adanya ayah dan ibu
akan meninbulkan perasaan aman dan nyaman dalam mengembangkan dan
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial dibandingkan dengan keluarga
dengan anggota kelurga atau anak mengalami kesulitan mencari identitas diri.
15
Keterangan:
N = Nilai peran
Sp = skor yang didapat
Sm= skor tertinggi maksimum
Kategori:
1. Sangat tidak baik : 0-25%
2. Tidak baik : 26-50%
3. Baik : 51-75%
4. Sangat baik : 76-100%:
16
3. Umumnya dipimpin oleh suami sebagai kepala rumah tangga yang dominan
dalam mengambil keputusan walaupun proses yang melalui musyawarah dan
mufakat.
2.3.3 Tipe Keluarga
1. Nuclear family (keluarga inti), Terdiri dari orang tua dan anak yang masih
menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluarga lainnya. Nuclear family (keluarga inti) adalah keluarga yang dibentuk
karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan
anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2. Extended family (keluarga besar), Adalah satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang
satu sama lain. Extended family (keluarga besar) adalah keluarga inti ditambah
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi,
paman, sepupu termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga
tanpa anak, serta keluarga tanpa pasangan sejenis (guy/lesbian families).
3. Keluarga berantai (social family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria
yang menikah lebih dari satu sekali dan merupakan suatu keluarga inti.
4. Keluarga duda atau janda, keluarga yang terbentuk karena perceraian dan /
atau kematian pasangan yang dicintai.
5. Single parent family satu kepala keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung
kepadanya.
6. Nuclear dyed keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
7. Blended family suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan
terdahulu.
8. Three generation family keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
9. Single adult living alone bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang
dewasa yang hidup dalam rumahnya.
20
10. Middle age atau elderly couple keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
paruh baya.
11. Keluarga tradisional dan non tradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
tradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional adalah
ayah, ibu dan anak-anak dari hasil perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga
non tradisional adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama.
2.3.4 Bentuk Keluarga
Sussman et al menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk:
1. Keluarga inti keluarga inti
Keluarga inti terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang istri (ibu rumah
tangga), dan anak-anak. Akhir-akhir ini ada kecenderungn keluarga inti
tradisional bergeser memjadi bentuk keluarga inti nontradisional.
Kecenderungan ini di sebabkan oleh beberapa hal antara lain suami-istri
kedua pekerja/berkarir dan keluarga tanpa anak.
2. Keluarga besar tradisional
Keluarga besar tradisional adalah bentuk keluarga yang pasangan suami istri
sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang
tua, sanak saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal keluarga ini hanya memiliki satu kepala
rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu
remaja yang tidak menikah akhir-akhir ini cenderung meningkat karena
berbagai alasan anatara lain kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan di
luar pernikahan).
4. Individu dewasa yang hidup sendiri bentuk ini banyak terdapat di
masyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti di panti wreda, tetapi ada
juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan dan
psikososial karena tidak mempunyai sistem pendukung.
5. Keluarga dengan orang tua tiri menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang
tua menghadap 3 masalah yang paling menonjol, yaitu kedisplinan anak,
penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan
terhadap pemikatan hati.
21
6. Keluarga binuklear
Keluarga binuklear merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai sehingga
anak menjadi anggota suatu sistem keluarga yang terdiri dua rumah tangga
inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbedaan diantara keduanya,
serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap rumah tangga.
7. Bentuk variasi keluarga nontradisional
Bentuk variasi keluarga nontradisional meliputi bentuk keluarga yang sangat
berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya. Meskipun
demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan keluarga
komunal, pasangan kumpul kebo, perkawinan kelompok, keluarga lesbian
dan gay.
2.3.5 Fungsi Keluarga
Menurut Friedman dan undang-undang No. 10 tahun 1992:
Friedman membagi fungsi keluarga menjadi 5, yaitu:
1. Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan
gambaran diri yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa
kasih sayang.
2. Fungsi sosial proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya
dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin,
norma budaya, dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga
individu mampu berperan di dalam masyarakat.
3. Fungsi reproduksi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan,
pakaian, perumahan, dan lain-lain.
5. Fungsi perawatan keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan,
dan asuhan kesehatan/keperawatan.
22
pasien untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan mudah. Dukungan tehadap
pendidikan pada pasien stroke keluarga berfungsi sebagai kolektor dan
disseminator informasi tentang dunia yang dapat digunakan untuk
mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan
munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan
aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah
nasehat usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.
2) Dukungan motivasi
Keluarga memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertemu dengan
orang yang mengalami kondisi yang sama untuk mendapatkan nasihat, keluarga
memberikan semangat melalui pujian atas sikap pasien yang positif dan keluarga
memberikan kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh pasien yang terkena gagal
ginjal kronik.
3) Dukungan instrumental
Dukungan berupa waktu maupun bantuan langsung baik barang maupun jasa
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah dimana keluarga Siap
mendampingi ketika perawatan, keluarga bersedia membiayai perawatan,
keluarga memberikan bantuan atas pengobatan yang pasien terima, dan bantuan
untuk pemenuhan kebutuhan fisik dimana keluarga memenuhi kebutuhan
pengobatan yang belum terpenuhi. Keluarga merupakan sebuah sumber
pertolongan praktis dan konkrit bagi penderita gagal ginjal kronik diantaranya:
bantuan lansung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga dan sarana.
Manfaat dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan
semangat yang menurun selain itu individu merasa bahwa masih ada perhatian
atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang sedang mengalami
kesusahan atau penderitaan.
4) Dukungan Emosional
Keluarga memberikan kepercayaan dalam mengambil suatu keputusan,
keluarga bersedia sebagai tempat mencurahkan perasaan, aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi, keluarga
memberikan semangat, perhatian, kepedulian dan keluarga selalu memberikan
24
lebih cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang dirasakan sehingga ia akan
segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan pada kesehatannya.
2.4.5.6 Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan
individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan kesehatan
pribadi.
2.4.6 Penilaian Dukungan Keluarga
Pengukuran dukungan keluarga terdiri dari 10 pernyataan. Dengan penilaian
selalu (S) = 4, sering dilakukan (SD) = 3, kadang-kadang (KK) = 2, tidak pernah
(TP) = 1. Dengan menggunakan rumus
Penilaian Rumus:
𝑆𝑝
N= 𝑆𝑚 x 100%
Keterangan:
N = Nilai dukungan
Sp = skor yang didapat
Sm = skor tertinggi maksimum
Petunjuk Umum Pengisian:
(4) Stroke Komplit atau Completed Stroke: kelainan Neurogis sudah lengkap
menetap dan tidak berkembang lagi (Junaidi, 2011: 15).
2.5.3 Tanda dan Gejala Klinis Stroke
Serangan awal strok umumnya berupa gangguan kesadaran, tidak sadar,
bingung, sakit kepala, sulit konsentrasi, disorientasi, atau dalam bentuk lain.
Gangguan kesadaran dapat muncul dalam bentuk lain berupa perasaan ingin tidur,
sulit mengingat, penglihatan kabur dan sebagainya. Pada beberapa jam berikutnya
gangguan kesadaran akan berlanjut yang menurunkan kekuatan otot dan
koordinasi, dalam bentuk sulit berkonsentrasi dalam membaca atau mendengar
percakapan orang lain. Gejala awal lainnya termasuk hilangnya kekerasan otot,
seperti jari-jari dan tungkai yang terkulai, kaki menjadi kaku dan kehilangan
koordinasi gerakan (Junaidi, 2011: 24).
2.5.4 Pencegahan Stroke
Pencegahan Stroke pada dasarnya dikelompokan dalam 2 golongan besar
yaitu pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan bersifat primer,
jika pemyakit stroke belum terjadi sedangkan pada pencegahan sekunder
dilakukan perawatan atau pengobatan terhadap penyakit dasarnya (Junaidi, 2011:
69).
1) Pencegahan Primer
Langkah utama dalam mencegah stroke adalah dengan memodifikasi gaya
hidup dalam segala hal, memodifikasi faktor resiko, dan kemudian bila dianggap
perlun baru dilakukan terapi dengan obat untuk mengatasi penyakit dasarnya.
Menjalani gaya hidup sehat dengan pola makan sehat, istirahat cukup, mengelola
stres, mengurangi kebiasaan yang dapat merugikan tubuh seperti merokok, makan
makanan berlebihan, makan banyak mengandung lemak jenuh, kurang
berolahraga (Junaidi, 2011: 69).
2) Pencegahan Sekunder
Penderita stroke biasanya banyak memiliki faktor resiko. Oleh karena itu
stroke sering kali berulang. Faktor-faktor resiko yang harus diobati, seperti:
tekanan darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung koroner, kadar kolesterol
LDL darah yang tinggi, kadar asam urat darah tinggi, kegemukan, perokok,
peminum alkohol, stres, dan lain-lain (Junaidi, 2011: 69).
2.2 Penelitian Terkait
Tabel 2.1 Hubungan Peran Keluarga Dalam Perawatan Pasien Stroke Lanjutan Dengan Konsep Diri Penderita Di Poliklinik
Syaraf RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Populasi Penelitian Tindakan yang diberikan Hasil Penelitian Uji Statistik yang
digunakan
Populasi penelitian ini adalah Instrument penelitian berupa Penelitian ini menyimpulkan Proses uji variable
Pasien Rawat jalan di kuesioner peran keluarga dan bahwa: (1) peran keluarga baik menggunakan uji
Poliklinik Syaraf Di Rumah konsep diri penderita . Teknik dalam merawat pasien stroke, (2) korelasi kendall tau.
Sakit PKU Muhammadiyah analisis data menggunakan memiliki konseo diri tinggi di
Yogyakarta dengan sejumlah uji korelasi kendall tau Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
sampel 90 responden.Teknik sampling. Responden Yogyakarta.
pengambilan sampel diberikan kuesioner dan
menggunakan purposive pasien menjawab pertanyaan.
sampling kuesioner peran keluarga dan
konsep diri penderita.
Sumber: Intan Afriyani (2011)
30
6
6
31
Kategori:
1. Sangat tidak baik : 0-25%
2. Tidak baik : 26-50%
3. Baik : 51-75%
4. Sangat baik : 76-100%
Keterangan :
= Diteliti
= Berhubungan
= Berpengaruh
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Sikap dan Peran terhadap dukungan
keluarga dalam perawatan pasien stroke di Ruang Nusa Indah dr Doris
Sylvanus Palangka Raya Tahun 2019.
6
327
2.2 Hipotesis
Secara umum pengertian hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis
(pernyataan) yaitu suatu pernyataan yang masih lemah membutuhkan pembuktian
untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak
berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian
(Hidayat, 2008:39).
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,
patokan dugaan, atau dalih sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam
penelitian. Hipotesis dalam penelitian terdiri atas hipotesis nol (H0) merupakan
hipotesis statistik atau nihil menyatakan tidak hanya hubungan antara variabel, dan
hipotesis alternatif (H1) merupakan hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel.
H1 : Ada hubungan Sikap dengan dukungan keluarga dalam perawatan pasien
stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya.
p value < α yaitu 0,000 < 0,05
H2 : Ada hubungan Peran dengan dukungan keluarga dalam perawatan pasien
stroke di Ruang Nusa Indah RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya. p
value < α yaitu 0,000 < 0,05
8