Purwanto
NPM : (120820180029)
No Absen :5
ISLAMIC BANKING
Menjadi salah satu negara dengan populasi masyarakat beragama muslim terbesar
di dunia menjadikan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan dan
pertumbuhan bagi keuangan dan perbankan islam. Hal ini dikatakan oleh presiden RI
ke 7 yaitu pak Joko Widodo saat di acara komite nasional untuk keuanga syariah
“saya melihat potensi ini (keuangan syariah) menunjukan perkembangan”
Walaupun memiliki potensi yang sangat besar, Ersnt & Young (EY) menyatakan pada
tahun 2016 di laporan World Islamic Banking Competitiveness menyatakan bahwa
kondisi keuangan syariah di Indonesia masih dalam tahap berkembang yang lamban.
Masih tertinggal jauh dari negara serumpun Indonesia yaitu Malaysia yang telah
memperoleh peringkat pertama dalam indeks Islamic Finance Country Index (IFCI)
dan indeks Islamic Finance Indikator (IFDI) di tahun yang bersamaan yaitu di tahun
2017.
Oleh karena itu, Presiden Indonesia mengajak seluruh masyarakat menjadi faktor
pendorong perekonomian syariah di Indonesia maupun international.
(sumber : https://kapitalboost.com/blog/islamic-finance-indonesia-potential-challenges ; post: Friday,
February 1, 2019 )
Akan tetapi, dari seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dalam mendukung keuangan
syariah bukan berarti tanpa hambatan. Potensi yang dimilki apabila tidak kapitalisasi
dengan baik maka potensi tersebut tidak akan berpengaruh. Dengan begitu,
Indonesia harus dapat mengatasi tantangan-tantangan sebagai berikut:
1.) Kualitas Institusi keuangan dan fasilitas pendukung
Secara umum, tantangan yang harus di hadapi dalam perkembangan keuangan
syariah di Indonesia adalah kualitas dari keseluruhan institusi serta fasilitas-fasilitas
pendukung nya. Berbagai masalah harus dapat di atasi termasuk ketidak seimbangan
kualitas dan kapasitas sumber daya manusia. Keterbatasan dukungan dana dan
kurang nya pemanfaatan teknologi.
2.) Tingkat Edukasi dan Pemahaman Informasi
Selanjutnya adalah tantangan yang harus dihadapi oleh perbankan syariah dan
keuangan syariah adalah tingkat edukasi (pengetahuan), penyebaran dan
pemahaman informasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian masyarakat
Indonesia masih sangat minim dalam tingkat edukasi dan pemahaman informasi,
apalagi mengenai informasi atau pengetahuan keuangan syariah. Kondisi yang ada
bahkan lebih parah pada masyarakat dengan tingkat menengah kebawah.
Berdasarkan pada survey National Financial Literacy and Inclusion Survey (2016)
masyarakat Indonesia hanya memiliki indeks sebesar 8.11% mengenai pengetahuan
keuangan syariah.
3.) Pangsa Pasar
Secara keseluruha, pansa pasar keuangan syariah di Indonesia masih terhitung kecil.
Berdasarkan data dari OJK per Juni 2018, bahwa industri keuangan syariah memiliki
tingkat aset hingga Rp. 1.204,448 triliun. dengan pasar modal sebagai contributor
dominan sebesar 55%, akan tetapi, tingginya kontribusi dari pasar modal syariah
tidak mendorong secara signifikan penigkatan pangsa pasar dari keuangan syariah
di Indonesia. Secara total, persentasi pangsa pasar keuangan syariah hanya berada
di tingkat 8.47% dimana sisanya di isi oleh pangsa pasar modal keuangan
konvensional.
4.) Keterbatasan produk
Industri perbankan syariah telah berkemban.,Akan tetapi, produk keuangan yang di
tawarkan dari perbankan syariah di Indonesia masih kalah bersaing dari beragam
produk keuangan konvensional. Hasilnya, mayoritas masyarakat masih
menggunakan produk keuangan konvensional dimana mereka lebih familiar dan
nyaman akan produk dan layanan tersebut.
Komentar ( ; alqomaen) :
Keuangan syariah dan perbankan syariah merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan. Walaupun Indonesia memiliki potensi yang sangat besar hal
tersebut belum membuat Indonesia menjadi yang terbaik dalam ekosistem keuangan
syariah di tingkat internasional. Berbeda dengan negara tetangga Malaysia yang
menjadi peringkat pertama dalam industri keuangan syariah.
Indonesia perlu bekerja lebih giat agar dapat menjadi saingan yang sepadan dengan
Malaysia. Dengan adanya dukungan dari faktor pemerintah serta lingkungan
eksternal lainnya, masyarakat harus turut andil dalam mendorong perekonomian
khusunya industri keuangan syariah. Karena tanpa adanya andil dari masyarakat,
potensi yang dimiliki oleh Indonesia tidak dapat memberikan dampak positif untuk
perkembangan keuangan syariah dan perbankan syariah.