Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ugi D.

Purwanto

NPM : (120820180029)

No Absen :5

ISLAMIC BANKING

“Indonesia has Great Sharia Finance Potential: President”


sumber: https://en.tempo.co/read/915482/indonesia-has-great-sharia-finance-potential-president

post : 6 February 2018 06:42 WIB

Menjadi salah satu negara dengan populasi masyarakat beragama muslim terbesar
di dunia menjadikan Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan dan
pertumbuhan bagi keuangan dan perbankan islam. Hal ini dikatakan oleh presiden RI
ke 7 yaitu pak Joko Widodo saat di acara komite nasional untuk keuanga syariah
“saya melihat potensi ini (keuangan syariah) menunjukan perkembangan”

Berdasarkan penuturan langsung dari Presiden RI, bank syariah memiliki


pertumbuhan asset di tahun 2017 berkisar Rp. 435 triliun (sekitar 32.2 miliar USD)
atau 5.8 persen dari total aset perbankan di Indonesia. Di samping itu, pasar modal
syariah di Indonesia mengalami pertumbuhan secara terus menerus di sektor pasar
sukuk yang menyentuh 19 persent dari keseluruhan sukuk yang di terbitkan oleh
berbagai negara.

Pertumbuhan sektor-sektor yang menjadi faktor pendorong ekonomi islam seperti


berkembangnya industri busana muslim, makanan halal, farmasi dan pariwisata yang
menerapkan pedoman muslim.

Walaupun memiliki potensi yang sangat besar, Ersnt & Young (EY) menyatakan pada
tahun 2016 di laporan World Islamic Banking Competitiveness menyatakan bahwa
kondisi keuangan syariah di Indonesia masih dalam tahap berkembang yang lamban.
Masih tertinggal jauh dari negara serumpun Indonesia yaitu Malaysia yang telah
memperoleh peringkat pertama dalam indeks Islamic Finance Country Index (IFCI)
dan indeks Islamic Finance Indikator (IFDI) di tahun yang bersamaan yaitu di tahun
2017.
Oleh karena itu, Presiden Indonesia mengajak seluruh masyarakat menjadi faktor
pendorong perekonomian syariah di Indonesia maupun international.
(sumber : https://kapitalboost.com/blog/islamic-finance-indonesia-potential-challenges ; post: Friday,
February 1, 2019 )

Analisis Teori dan Konsep (Islamic Banking)

Berdasarkan kasus diatas mengenai perkembangan Islamic banking dan


perekonomian syariah di Indonesia. Indonesia memang memiliki potensi yang sangat
besar. Berdasarkan kasus di atas berikut, berikut potensi besar yang dimiliki oleh
Indonesia bagi Islamic Banking.
1.) Populasi muslim terbesar di dunia
Hal ini merupakan potensi terbesar yang di miliki oleh Indonesia dalam
berkembanganya keuangan syariah dalam skala internasional. Dengan warga muslim
mencapai 10.7% (2017) dari total populasi muslim dunia tentu dapat memberikan
pengaruh besar dalam perkembangan perkenomian syariah yang secara langsung
mendorong Islamic Banking di Indonesia.
2.) Kondisi keuangan syariah dan industri yang kondusif
Indonesia juga memiliki keadaan atau kondisi yang kondusif dalam ekosistem
keuangan syariah. Hal tersebut dapat terlihat dalam indeks IFDI atau IFCI yang stabil.
Di tambah banyak nya institusi keuangan yang gencar dalam mempromosikan
keuangan dan perbankan syariah.
Tidak hanya itu, beragam institusi keuangan yang berbasis teknologi atau disebut
FinTech juga selalu berusaha dalam memenuhi peraturan dari regulasi Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) sehingga dapat memberikan keamanan dalam melakukan layanan
dan memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dengant pedoman Islam.
3.) Dukungan Pemerintah
Dukungan pemerintah dalam hal ini tidak kalah penting, pemerintah negara Indonesia
dengan serius merespon perkembangan dari industri keuangan syariah di Indonesia.
Hal dapat terlihat dari peraturan mengenai peraturan perbankan syariah.

Berdasarkan teori dan konsep mengenai Islamic Banking, pertumbuhan Islamic


banking di Indonesia dapat bertumbuh sangat baik, hal ini sesuai dengan faktor-faktor
yang dapat mendorong keuangan syariah (gambar 1.1)
Dari gambar diatas, perkembangan pasar modal syariah dan perkembangan pasar
dan konsumen di berbagai negara merupakan faktor yang mendorong keuangan
syariah. Belum lagi di tambah dengan adanya pertumbuhan yang kuat dari negara -
negara Gulf Cooperation Council (GCC) sebagai faktor eksternal menambah
pertumbuhan keuangan syariah di Indonesia termasuk perbankan syariah.

Perkembangan perbankan syariah (Islamic Banking) di Indonesia akan terdorong


sejalan dengan pertumbuhan keuangan syariah dimana peran perbankan menjadi
institusi keuangan yang memiliki peran sangat besar dalam kegiatan keuangan
syariah. Dalam hal ini perbankan syariah memerankan peran dalam menjalankan
instrumen-instrumen layanan dan jasa keuangan syariah.

Akan tetapi, dari seluruh potensi yang dimiliki Indonesia dalam mendukung keuangan
syariah bukan berarti tanpa hambatan. Potensi yang dimilki apabila tidak kapitalisasi
dengan baik maka potensi tersebut tidak akan berpengaruh. Dengan begitu,
Indonesia harus dapat mengatasi tantangan-tantangan sebagai berikut:
1.) Kualitas Institusi keuangan dan fasilitas pendukung
Secara umum, tantangan yang harus di hadapi dalam perkembangan keuangan
syariah di Indonesia adalah kualitas dari keseluruhan institusi serta fasilitas-fasilitas
pendukung nya. Berbagai masalah harus dapat di atasi termasuk ketidak seimbangan
kualitas dan kapasitas sumber daya manusia. Keterbatasan dukungan dana dan
kurang nya pemanfaatan teknologi.
2.) Tingkat Edukasi dan Pemahaman Informasi
Selanjutnya adalah tantangan yang harus dihadapi oleh perbankan syariah dan
keuangan syariah adalah tingkat edukasi (pengetahuan), penyebaran dan
pemahaman informasi. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian masyarakat
Indonesia masih sangat minim dalam tingkat edukasi dan pemahaman informasi,
apalagi mengenai informasi atau pengetahuan keuangan syariah. Kondisi yang ada
bahkan lebih parah pada masyarakat dengan tingkat menengah kebawah.
Berdasarkan pada survey National Financial Literacy and Inclusion Survey (2016)
masyarakat Indonesia hanya memiliki indeks sebesar 8.11% mengenai pengetahuan
keuangan syariah.
3.) Pangsa Pasar
Secara keseluruha, pansa pasar keuangan syariah di Indonesia masih terhitung kecil.
Berdasarkan data dari OJK per Juni 2018, bahwa industri keuangan syariah memiliki
tingkat aset hingga Rp. 1.204,448 triliun. dengan pasar modal sebagai contributor
dominan sebesar 55%, akan tetapi, tingginya kontribusi dari pasar modal syariah
tidak mendorong secara signifikan penigkatan pangsa pasar dari keuangan syariah
di Indonesia. Secara total, persentasi pangsa pasar keuangan syariah hanya berada
di tingkat 8.47% dimana sisanya di isi oleh pangsa pasar modal keuangan
konvensional.
4.) Keterbatasan produk
Industri perbankan syariah telah berkemban.,Akan tetapi, produk keuangan yang di
tawarkan dari perbankan syariah di Indonesia masih kalah bersaing dari beragam
produk keuangan konvensional. Hasilnya, mayoritas masyarakat masih
menggunakan produk keuangan konvensional dimana mereka lebih familiar dan
nyaman akan produk dan layanan tersebut.

Komentar ( ; alqomaen) :

Keuangan syariah dan perbankan syariah merupakan suatu kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan. Walaupun Indonesia memiliki potensi yang sangat besar hal
tersebut belum membuat Indonesia menjadi yang terbaik dalam ekosistem keuangan
syariah di tingkat internasional. Berbeda dengan negara tetangga Malaysia yang
menjadi peringkat pertama dalam industri keuangan syariah.

Indonesia perlu bekerja lebih giat agar dapat menjadi saingan yang sepadan dengan
Malaysia. Dengan adanya dukungan dari faktor pemerintah serta lingkungan
eksternal lainnya, masyarakat harus turut andil dalam mendorong perekonomian
khusunya industri keuangan syariah. Karena tanpa adanya andil dari masyarakat,
potensi yang dimiliki oleh Indonesia tidak dapat memberikan dampak positif untuk
perkembangan keuangan syariah dan perbankan syariah.

Anda mungkin juga menyukai