Anda di halaman 1dari 5

LATIHAN KASUS 1

Drs. MCK adalah seorang pejabat Eselon III, di sebuah Dinas


pada Kabupaten XYZ dan telah ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat
Komitmen proyek pengadaan barang, di Dinasnya pada tahun
anggaran 2018, berdasarkan SK Kepala Dinas Selaku Pengguna
Anggaran. Pengadaan tersebut senilai Rp 150Jt, yang bersumber dari
APBD. Pada akhir tahun anggaran, AY selaku salah seorang pemeriksa
dari instansi yang berwenang melakukan pemeriksaan keuangan
ditugaskan untuk memeriksa pertanggungjawaban keuangan pengadaan
barang yang telah dilakukan Drs MCK. Pada saat melakukan
pemeriksaan, AY menemukan adanya sejumlah indikasi penyimpangan
dalam proses pengadaan yang mengakibatkan timbulnya kerugian
negara, yang dinilai sebesar Rp 50 Jt

Drs MCK yang mengetahui hal itu, lalu berusaha melakukan beberapa
kali pendekatan kepada AY, dengan cara antara lain mengajak makan
di Hotel “Aquarius”, dan menawarkan uang sebesar Rp 25 juta serta
menyampaikan keinginannya agar AY bersedia menghilangkan indikasi
penyimpangan dalam hasil laporan pemeriksaan. AY melaporkan hal
tersebut kepada Penyidik, yang ditindak lanjuti dengan melakukan
perekaman pembicaraan antara EB dengan Ay, tentang proses
pemberian uang yang akan dilakukan oleh Drs MCK kepada AY.
Beberapa hari kemudian sesuai dengan rencana, pada saat Drs MCK
memberikan uang kepada AY, di Cafe “ Sinar Rembulan”, Jaksa
melakukan penangkapan terhadap dirinya.
Latihan Kasus 2

Uncui, S.H. seorang Panitera Pengadilan Negeri di Kabupaten XYZ,


dalam perkara penipuan dengan terdakwa MZ (terdakwa tidak ditahan).

Pada tanggal 2 Maret 2019, pk 9.30 wib, Uncui S.H. didatangi MZ diruang
kerjanya, dengan mengajukan permintaan agar melobi Ketua Majelis
Hakim, yaitu Hakim EB, S.H. yang menangani perkaranya agar dalam
persidangan ia dinyatakan tidak terbukti bersalah dan diputus bebas, untuk
itu Uncui, S.H. dijanjikan akan diberi uang sebesar Rp 500 Jt.
Atas permintaan tersebut Uncui, S.H. menyanggupi dengan meminta agar
uang tersebut diserahkan terlebih dahulu kepadanya sebelum perkaranya
diputus.

Pada tanggal 10 Mei 2019, sekitar pk 14.20 wib, MZ mendatangi


Uncui. S.H. diruang kerjanya dengan membawa sebuah tas kresek
warna hitam yang didalamnya berisi uang sebanyak Rp 500 Jt dan
menyerahkannya kepada Uncui, S.H. dan diterima oleh Uncui, S.H. yang
kemudian disimpan dalam meja kerjanya.

Tanggal 10 Juni 2019, dalam sidang perkara penipuan dengan


terdakwa MZ, Majelis Hakim menyatakan terdakwa terbukti melakukan
penipuan, dan menjatuhkan hukuman pidana penjara selama 2 tahun .
Mendengar putusan tersebut terdakwa MZ langsung marah dan
berteriak bahwa ia seharusnya bebas karena ia telah memberikan uang
sebesar Rp 500 Jt kepada Panitera Uncui, S.H. untuk disampaikan
kepada Hakim EB yang menangani perkaranya.

Atas kejadian tersebut MZ melaporkan kepada Kejaksaan Negeri


setempat. Dalam pengakuannya Uncui, S.H. menyatakan telah melobi
Hakim EB, S.H. selaku Ketua Majelis Hakim, Namun Hakim EB,
S.H. tidak bersedia membantu MZ, sementara itu uang sebesar
Rp 500 jt telah habis ia pergunakan untuk membayar utang-
utangnya dan membeli perabot rumah tangga.
Latihan Kasus 3

Onyoi seorang pegawai negeri di Kabupaten XYZ, Propinsi XXX,


diberi kepercayaan oleh pimpinan OPD nya untuk mengurusi dan
mengawasi proyek pembangunan gedung kantor OPD, dengan biaya
sebesar Rp 3.67 M, dana proyek tersebut diperoleh dari APBD tahun
2007. Proyek tersebut harus sudah selesai pada akhir tahun anggaran
2007. Untuk melaksanakan proyek tersebut onyoi dengan seksama
mempelajari ketentuan-ketentuan dari peraturan yang berkaitan
dengan tugasnya tersebut. Selain itu Onyoi juga mendirikan
perusahaan dalam bentuk PT yang diberi nama “Mumpung Kuasa”,
dengan Istrinya sebagai Dirut, dan seorang anaknya sebagai Direktur
Operasional, dan menantunya sebagai tenaga akuntansi, serta
dibantu oleh 4 orang karyawan. Selain mendirikan perusahaan ia
juga menujuk 3 (tiga) perusahaan lainnya sebagai pendamping tender.

PT “ Mupung Kuasa” menang tender pembangunan gedung OPD, dan


melaksanakan pekerjaan dengan tepat waktu. Pada saat diadakan
pemeriksaan oleh instansi yang berwenang mengadakan pemeriksaan
proyek tersebut diperoleh temuan-temuan, bahwa telah terjadi selisih
harga, jumlah, dan kualitas barang-barang bangunan ( antara lain
keramik lantai , bahan utk sanitary, atap baja ringan, cat tembok)
yang secara keseluruhan sebanyak Rp 1.58 M.

Selama dalam pemeriksaan Onyoi, selalu kooperatif, dan


menjelaskan selisih harga tersebut tidak dia nikmati sendiri akan tetapi
digunakan untuk biaya overhead antara lain , beaya pengurusan jaminan
bank, beaya pengukuran lokasi oleh BPN, beaya pemeriksaan
volume dan kualitas pekerjaan, beaya pengurusan termijn
pembayaran di kas negara, sumbangan sosial, lingkungan dan organisasi
politik, kemasyarakatan, asosiasi badan usaha dan profesi,beaya
kunjungan dan intertainment pejabat, yang semuanya tercatat dengan
rapi.
1. Simulasi 1
Suatu hari EBK merasakan badannya tidak sehat dan dia pergi berobat
ke Puskesmas dan sesampainya dia disana,ternyata antrian sudah
panjang, kemudian EBK buru – buru ke loket pendaftaran dan disana
terlihat EBK berbicara dgn penjaga loket sambil merogoh kantongnya
mengeluarkan sesuatu diberiksan kepada penjaga loket, tidak begitu
lama menunggu EBK ternyata dipersilahkan masuk ke ruang
pemeriksaan pasien dan kemudian EBK diberikan resep oleh dokter yg
selanjutnya EBK ke apotik Puskesmas tersebut,beberapa saat kemudian
EBK telah medapatkan obatnya tapi sambil jalan EBK menggerutu
“sialan masa harus bayar Rp15.000,- kan menurut perdanya layanan
kesehatan hanya bayar Rp5.000,-
2. Simulasi 2
MCK seorang pengusaha yang ingin membayar PBB di Dinas
Pendapatan Daerah Kabupaten XXX, kebetulan di dinas tersebut MCK
punya teman PNS pada Dinas tersebut sebagai pejabat yang
menetapkan besaran PBB sebut saja namanya Anang, untuk maksud
tersebut EBK menelpon Anang menyampaikan keinginnya agar Anang
menghitungkan besaran PBB nya, dari hasil perhitungan Anang, EBK
harus membayar ke kas daerah sebesar Rp.100.000.000,-,atas tersebut
EBK mengatakan kepada Anang apakah angka tersebut bisa diturunkan
menjadi Rp75.000.000,- dan nantinya Anang akan mendapatkan jasa
sebsar Rp.25.000.000,- mendengar penjelasan demikian Anang
menyetujuinya.
3. Simulasi 3
Arya dan Badrul bersahabat sejak lama. Seiring berjalannya waktu, saat
ini Arya bekerja di Pemda ABC sebagai pejabat pengadaan dan Badrul
menjadi pengusaha showroom mobil. Pada saat Pemda ABC melakukan
pengadaan kendaraan dinas, Badrul mengikuti kegiatan tersebut tanpa
sekalipun bertemu dengan Arya. Pertemuan Arya dan Badrul terjadi
pada saat pengumuman pemenang pengadaaan kendaraan dinas di
kantor Arya. Pada pertemuan tersebut Badrul yang sudah lama tidak
bertemu dengan Arya, memberikan voucher perawatan gratis mobil
selama setahun senilai Rp 1.000.000 (satu juta rupiah) kepada Arya.
Apa yang harus dilakukan oleh Arya? Bagaimana sikap Arya seharusnya
atas pemberian voucher tersebut?
4. Simulasi 4
BSE seorang pemborong yang melakukan pekerjaan pada Dinas XXX
dengan nilai kontruksi sebesar 5M, pekerjaan tersebut di awasi oleh
OTR , pada 15 September 2018 pekerjaan tersebut telah selesai, BSE
memberikan sejumlah uang Kepada Kepala Dinas sebesar
Rp300.000.000,- padahal Kepala Dinas tidak meminta uang tersebut
dan pengawas Rp200.000.000,- tidak berselang waktu yang lama dan
bertepatan dgn musim hujan pada 15 Oktober 2018 bangunan yang
dikerjakan BSE di Dinas XXX banyak mengalami kerusakan berupa
dinding retak dan lantai amblas. Atas peristiwa tersebut PemKab.XYZ
memerrintahkan Auditor Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan bahwa penyebab retak dan
amblasnya bangunan tersebut di karenakan material besi dan
campuran semen tidak sesuai dgn spesifikasi yang ada dalam kontrak.

Anda mungkin juga menyukai