PERENCANAAN
Dalam proyek berskala besar dipengaruhi oleh beberapa faktor non teknis yang
harus dipertimbangkan, antara lain :
1. Faktor flexibility
18
Faktor flexibility yaitu suatu proyek harus fleksibel. Proyek dikatakan fleksibel
apabila proyek tersebut dapat digunakan dalam waktu sesuai dengan umur
rencana dan dapat mengikuti perkembangan jaman.
2. Faktor acceptability
Faktor acceptability yaitu proyek tersebut harus diterima oleh semua pihak
masyarakat maupun pemerintah setempat, sehingga akan terpelihara dan
dioptimalkan seoptimal mungkin agar dapat memberikan nilai ekonomis
maksimal.
3. Faktor feasibility
Faktor feasibility yaitu faktor kelayakan suatu proyek ditinjau dari berbagai
aspek sehingga proyek tersebut layak dilaksanakan. Untuk mendukung hal
tersebut perlu dilakukan penelitian dari aspek sosial, ekonomi, politik, dan
sosial budaya secara teknik.
Perancangan proyek yang baik haruslah didukung komitmen bersama untuk
dapat melaksanakannya secara konsekuen. Untuk itulah perlu adanya rapat-rapat
koordinasi sehingga menghasilkan kesepakatan mengenai mutu yang ingin dicapai
bersama.
2. Tahap Perencanaan
Tahap ini terdiri dari uraian lanjutan dari gambar-gambar dasar menjadi
gambar-gambar detail sebagai dasar pelaksanaan.
3. Pembuatan Uraian/Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Uraian kerja dan syarat-syarat ini mencakup semua aspek antara lain material,
peralatan, tenaga kerja, maupun mutu dari pekerjaan.
4. Perhitungan Anggaran Biaya (RAB)
19
Anggaran biaya merupakan perhitungan banyaknya biaya untuk bahan, upah,
dan biaya yang berhubungan dengan proyek.
20
Setiap bangunan, strukturnya harus direncanankan dengan kuat, kokoh dan
stabil dalam memikul beban agar memenuhi persyaratan keamanan (safety) selama
umur layanan yang direncanakan (service ability). Diperlukan pula adanya
pengamatan-pengamatan khusus untuk zona gempa, kondisi tanah dan iklim pada
daerah-daerah yang rawan bencana.
Perencanaan struktur meliputi beberapa tahapan perencanaan, antara lain:
perencanaan tipe struktur, perencanaan dimensi dari elemen-elemen penyusunnya,
perencanaan mutu bahan bangunan yang digunakan, perencanaan kekuatan dan
kekakuan dari dasar bangunan tersebut sehingga didapatkan suatu angka keamanan
yang memenuhi persyaratan.
Untuk mencapai hal itu, konstruksi harus mempunyai dimensi, jenis bahan
serta jenis konstruksi yang sesuai dengan perhitungan dan peraturan perencanaan
struktur bangunan di Indonesia, antara lain :
SNI 03-6861-1-2002 Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia;
SNI-15-2049-2015 Peraturan Semen Portland Indonesia;
SNI-03-2847-2013 tentang persyaratan Beton struktural untuk Bangunan
Gedung;
SNI 1726-2012 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung;
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja;
Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990;
Peraturan Teknis lain yang berlaku di Indonesia;
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia tahun 2000 dan 2011.
Pada proyek pembangunan Padma Hotel Semarang terdapat perencanaan
pekerjaan struktur yang terbagi menjadi beberapa pekerjaan, yaitu : pekerjaan
struktur bawah (sub structure) dan pekerjaan struktur atas (upper structure) yang
dikerjakan oleh kontraktor yang berbeda.
21
untuk mendapatkan data yang akan dipakai dalam menentukan karakteristik
tanah pada lokasi proyek tersebut selanjutnya memberikan rekomendasi
berdasarkan hasil uji lapangan tersebut.
Struktur bawah (Sub Structure) merupakan bagian bangunan yang terletak
di bawah tanah, yang umumnya hanya berupa pondasi bore pile dan capping
beam. Struktur bawah (Sub Struktur) memiliki fungsi sebagai penyalur beban
dari struktur yang ada diatasnya dan beban diteruskan kedalam tanah. Pondasi
merupakan titik tumpuan terakhir dari semua elemen struktur yang berada
diatasnya. Beban-beban yang diterima oleh pondasi kemudian akan diteruskan
kelapisan dibawahnya dan juga disekeliling pondasi tersebut.
Oleh karena itu pondasi suatu bangunan harus memenuhi beberapa kriteria
antara lain :
a. Mempunyai daya dukung yang cukup kuat terhadap struktur diatasnya;
b. Penurunan tanah segera(settlement) yang terjadi tidak akan membahayakan
struktur secara keseluruhan;
c. Penurunan tanah segera (settlement) yang disebabkan oleh beban, masih
dalam batas yang diijinkan.
Untuk merencanakan pondasi suatu bangunan dipilih satu tipe pondasi,
pemilihan didasarkan pada beberapa kriteria antara lain :
22
alasan tersebut PT. Gistama Intisemesta selaku Konsultan Perencana Struktur
memilih menggunakan pondasi bore pile.
Menggunakan spesifikasi beton fc 30 MPa dengan diameter bore pile 100
cm dan 80 cm. Pada proyek ini menggunakan besitulangan D19 sebagai
tulangan pokok, dan D13 sebagai spiral sengkang.
23
Gambar 3.2 Contigous Bored Pile SP2
Sumber : Data Proyek
24
tulangan samping kiri dan kanan dengan D32 dan sengkang menggunakan
tulangan D10-150.
25