Anda di halaman 1dari 16

Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan

Bayi Baru Lahir

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu serta keluarganya,
bahkan dapat pula menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Salah satu
peristiwa penting yang senantiasa diingat dalam kehidupan wanita, yaitu setiap wanita
memiliki pengalaman melahirkan tersendiri yang dapat diceritakan ke orang lain. Memori
melahirkan, peristiwa, dan orang-orang yang terlibat dapat bersifat negative atau positif, dan
pada akhirnya dapat menimbulkan efek emosional dan reaksi psikososial. Aspek-aspek
asuhan yang terbukti memengaruhi perasaan persalinan dan kepuasan pengalaman persalinan
meliputi komunikasi dan pemberian informasi, penatalaksanaan nyeri, tempat melahirkan,
dan dukungan sosial dari keluarga/pasangan, serta dukungan dari pemberian
asuhan.(Rohani,2013)
Berikut ini akan dibahas mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala III

1
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

PETUNJUK BELAJAR

Modul ini disusun sedemikian rupa agar Anda dapat mempelajarinya secara mandiri,
kami yakin Anda akan berhasil jika Anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh
karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1) Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari
modul ini.
2) Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB) 1 dan seterusnya,
karena materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya.
3) Anda harus punya
4) Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap KB. Jika ada materi
yang harus dipraktikan, maka Anda diminta untuk mempraktikannya.
5) Untuk mempelajari modul ini dibutuhkan waktu sedikitnya 300 menit.
6) Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku
lain, koran, atau majalah yang membahas tentang konsep kebidanan.
7) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam Mata Kuliah ini sangat tergantung
pada keseungguhan Anda sendiri.
8) Setelah selesai mempelajari satu KB, Anda diminta mengerjakan tugas maupun soal-
soal yang ada didalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban
Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
9) Kunci jawaban untuk setiap KB ada dibagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan
jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan
peljari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Janga melihat kunci
jawaban sebelum Anda selesai megerjakan tugas.
10) Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-teman Andam jika masih
juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen fasilitator dari Mata Kuliah ini.
11) Setelah semua KB dipelajari,dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar,
tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai
dengan tujuan yang diharpkan. Bila jawabannya “Ya” maka hubungi dosen pembina
Anda untuk meminta Tes akhir Modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil jika
sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk
mempelajari modul berikutnya.

2
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

Selamat belajar, jangan lupa memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar
Anda dimudahkan dalam mempelajari modul ini, sehingga dapat berhasil dengan baik.

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran ini , diharapkan mahasiswi


dapat menguraikanasuhan kebidanan pada ibu bersalin kala I-IV.

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini mahasiswa diharapkan dapat menguraikan asuhan
kabidanan pada ibu bersalin kala III.

 Manajemen aktif kala III


 Pemeriksaan Plasenta, Selaput ketuban dan tali pusat
 Kebutuhan Ibu Kala III

3
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

Asuhan Kala III Persalinan

Asuhan Kala III Persalinan

URAIAN MATERI

Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhirnya dengan lahirnya
teriTERI
plasenta dan selaput ketuban. Pada kala III persalinan, miometrium berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan uterus ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah makaplasenta akan terlipat, menebal dan kemudian
lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun kebagian bawah uterus atau
kedalam vagina.

Tempat melekatnya plasenta akan berdarah terus hingga uterus seluruhnya


berkontraksi. Setelah plasenta lahir, dinding uterus akan berkontraksi dan menekan semua
pembuluh-pembuluh darah yang akan mengehentikan perdarahan dari tempat melekatnya
plasenta tersebut. Sebelum uterus berkontraksi wanita tersebut dapat kehilangan darah 350-
500 ml/menit ditempat melekatnya plasenta tersebut. Oleh sebab itu, kelahiran yang cepat
dari plasenta segera setelah ia melepas dari dinding uterus merupakan tujuan dari manajemen
kebidanan dari kala III yang kompeten.

MEKANISME PELEPASAN PLASENTA

Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal :

4
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

 Perubahan bentuk dan tinggi fundus, dimana setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi
 Uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat
 Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah uterus berbentuk segitiga
atau seperti buah pir atau alpukat dan fundus berada atas pusat (sering kali mengarah
ke sisi kanan)
 Tali pusat memanjang, dimana tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda
ahfeld)
 Semburan darah tiba-tiba, dimana darah terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi
plasenta yang keluar (Depkes RI 2007)

MANAJEMEN AKTIF KALA III

Manajemen Aktif Kala III


Tujuan : untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
mempersinggkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurang kehilangan darah kala III
Manajemen
persalinan Aktif Kala IIIdengan penatalaksanaan fisiologis. Mengupayakan kontraksi
jika dibandingkan
yang adekuat dari uterus dan menurunkan angka kejadiaan retensio plasenta.

Manajemen aktif kala III teridiri dari 3 langkah utama yaitu :

1. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir


Prosedur :
a. Setelah bayi dibungkus kain, diserhkan kepada ibu untuk diberi asi
b. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu untuk mencegah kontaminasi dari
tangan penolong persalinan yang sudah memakai sarung tangan dan mencegah
kontaminasi darah dari perut ibu.
c. Melakukan pemeriksaan uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
(undiagnosed twin) karna pemberian oksitosin akan menyebabkan uterus

5
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

berkontraksi yang akan menurunkan pasokan oksigen kepada bayi jika masih
terdapat bayi didalam uterus.
d. Ibu diberitahu bahwa akan disuntik
e. Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) disuntikkan Oksitosin 10 IU
Secara IM pada sepertiga bagian atas paha luar (aspektus lateralis). Oksitosin
dapat merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif,
sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan mengurangi kehilangan
darah. Sebelum memasukkan obat, dilakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan penyuntikan oksitosin kepenbuluh darah.

2. Penegangan Tali Pusat Terkendali


Prosedur penegangan tali pusat cara terkendali adalah :
a. Berdiri samping ibu
b. Memindahkan klem (penjepit) untuk memotong tali pusat saat kala II sekitar
5-20 cm dari vulva, memegang tali pusat lebih dekat ke vulva akan mencegah
avulsi.
c. Meletakkan tangan yang satunya pada abdomen ibu (beralaskan kain) tepat
diatas simpisis pubis. Tangan ini digunakan untuk meraba kontraksi uterus dan
menahan uterus padda saat melakukan penegangan pada tali pusat. Telah
terjadi kontraksi yang kuat, tali pusat ditegangkan dengan satu tangan dn
tangan yang satunya (pada dinding abdomen) menekan uterus kearah lumbal
dan kepala ibu (dorsolkranial). Hai ini dilakukan secara hati-hati untuk
mencegah terjadinya inversio uteri.
d. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali sekitar 2
atau 3 menit berselang untuk mengulang kembali peregangan tali puat
terkendali.
e. Saat mulai kontraksi (uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur), tali pusat
diregangkan kearah bawah, kemudian dilakukan penekanan dorsolkranial dan
tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak keata yang menandakan
plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan.
f. Jika langkah ke 5 tidak berjalan plasenta tidak turun setelah 30-40 detik
dimulai penegangan tali pusat, dan tidak adanya tanda-tanda yang

6
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

menunjukkan lepasnya plassenta maka, penegangan tali pusat jangan


diteruskan.
 Klem dan tali pusat dipegang dengan lembut dan ditunggu hingga
kontraksi berikutnya. Jika perlu dipindahkan lebih dekat keperinium
pada ssaat tali pusat memanjang.
 Pada saat kontraksi berikutnya terjadi, penegangan tali pusat terkendali
dan tekanan dorsolkranial pada korpus uteri diulangi secara bersamaan.
g. Setalah plasenta terlepas, ibu dianjurkan meneran agar plasenta terdorong
keluar melalui introitus vagina. Tali pusat tetap ditegangkan dengan arah
sejajar lantai mengikuti poros jalan lahir.
h. Pada saat plasenta terlihat diintroitus vagina, plassenta dilahirkan dengan
mengangkat tali pusat keatass dan penopang dengan tangan lainnya untuk
meletakkan dalam waadah penampung.
i. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan
selaput ketuban
j. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal dijalan lahir saat melahirkan plasenta
dengan hati-hati vagina dan serviks diperiksa dengan secara seksama.
Gunakan jari-jari tangan, klem DTT atan pocep steril untuk menggabungkan
selaput ketuban yang teraba .

3. Rangsangan Taktil (massase) Fundus Uteri


Prosedur untuk memberikan rangsangan taktil (massase) fundus uteri yaitu :
a. Telapak tangan diletakkan pada fundus uteri
b. Memberikan penjelasan kepada ibu, dengan mengatakan kepada mungkin
terasa agak tidak nyaman karena tindakan yang diberikan
c. Dengan lembut tetapi mantap, tangan digerakan dengan arah memutar pada
fundus uteri agar uterus berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam
waktu 15 detik, maka dilakukan penatalakssanaan atonia uteri.
d. Melakukan pemeriksaan plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya
lengkap dan utuh.
 Memeriksa plasenta sisi maternal (yang melekat pada dinding uterus)
untuk memastikan bahwa semuanya lengkap dan utuh

7
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

 Memasangkan bagian-bagian plasenta yang robek atau terpisah untuk


memastikan tidak ada bagian yang hilang
 Memeriksa plasenta sisi fetal (yang menghadap kebayi)
 Mengevaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya

e. Memeriksa kembali uterus setelah 1-2 menit untuk memasstikan uterus


berkontraksi. Jika uterus masih belum berkontraksi dengan baik, massase
fundus uteri diulang ibu dan keluarganya diajarkan bagaimana melakukan
massase uterus sehingga mampu untuk segera mengetahui jika uterus tidak
berkontraksi baik.
f. Memeriksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.

PEMERIKSAAN PLASENTA, SELAPUT KETUBAN DAN TALI PUSAT

 Pemeriksaaan plasenta
1. Menginspeksi plasenta untuk melihat adanya noda pada mekonium dan area
kalsifikasi
2. Menginspeksi sisi fetal untuk melihat adanya kista dan untuk menentukan apakah
ini merupakan plasenta diluar korion (plasenta sirkuvalata atau plasenta
marginata). Apabila dibutuhkan, robek atau inverse membran untuk melihat
keseluruhan permukaan janin. Permukaan jani juga harus diperiksa dengan cermat
untuk melihat apakah ada pembuluh darah yang robek atau utuh, yang mengarah
pada membran dalam upaya mengindentifikasi lobus suksenturiata yang utuh.
3. Menginspeksi sisi maternal untuk melihat adanya kista, tumor, edema, warna
yang tidak normal dan plasenta mutipel
4. Menginspeksi sisi maternal untuk melihat adanya infark dan luas pembentukan
infark
5. Memeriksa sisi maternal untuk melihat keutuhan. Untuk melakukan ini, plasenta
ditempatkan diatas permukaan datar dengan maternal diatas. Kassa berukuran 4x4
digunakan untuk mengaput darah dan benda-benda dari luar untuk melihat
permukaan plasenta dengan jelass
8
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

6. Untuk mengindentifikasi kotiledon yang hilang dari margin plasenta atau lobus
aksesori yang hilang, margin plasenta diraba dan jari digerakkan mengelilingi tepi
plasenta. Gerakan ini harus mulus, dan area yang kassar harus diselidiki dengan
seksama karena daerah yang kassar merupakan indikasi jaringan plasenta yang
robek .
7. Plasenta diukur dan ditimbang. Hal ini biasanya ditetapkan oleh kebijakan
institusi massing-masing yang tidak selalu dilakukan. Lepas dari kebijakan
tersebut, bila plasenta muncul dengan ukuran abnormal, maka mengukur dan
menimbang diindikasikan. Informasi yang didapatkan kemudian
didokumentasikan pada catatan.

 Pemeriksaan Selaput Ketuban


Selaput ketuban diperiksa dengan menggantung plasenta sedemikian rupa dengan
memegang tali pusat, sehingga tali selapu ketuban tergantung kebawah. Anda dapat
melihat lubang dimana janin dilahirkan dan diperiksa apakah tidak ada selaput
ketuban yang tertinggal.

 Permeriksaan Tali Pusat


1. Menghitung pembuluh darah tali pusat. Untuk melakukannya, gunakan kassa
berukuran 4x4 cm dan tali pusat yang telah dipotong. Dari tekanan dan lubang
pembuluh darah yang terdapat pada ujung tali pusat , dapat dihitung jumlah
pembuluh darahnya. Apabila untuk beberapa alasan, waktu sudah lewat dan
pembuluh darah kolaps sebelum dapat diindentifikasi, maka tali pusat diklem dan
dipotong kembali, kemudian dicari pembuluh darah tersebut pada tempat
potongan yang baru, tempat pembuluh darah akan mudah terlihat.
2. Mengukur panjang tali pusat
3. Menginspeksi tali pusat untuk melihat adanya simpul hematom, tumor, kista,
edema dan jumlah jelly wharton.

9
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

KEBUTUHAN IBU KALA III

Kala III merupakan kala setelah keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang dapat
dilakukan pada ibu antara lain :

1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk bayinya dan


menyusuinya
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Pencegahan infeksi pada kala III
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital,kontraksi,perdarahan)
5. Melakukan kolaborasi atau rujukan bila terjadi kegawatdaruratan
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III

10
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

Rangkuman

1. Tanda-tanda lepassnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal-hal :


 Perubahan bentuk dan tinggi fundus, dimana setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi
 Uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat
 Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah uterus berbentuk segitiga
atau seperti buah pir atau alpukat dan fundus berada atas pusat (sering kali mengarah
ke sisi kanan)
 Tali pusat memanjang, dimana tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda
ahfeld)
2. Semburan darah tiba-tiba, dimana darah terkumpul dibelakang plasenta akan
membantu plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi.
3. Manajemen Aktif Kala III terdiri dari 3 langkah utama yaitu :
a. Pemberian suntikan oksitosin 1 menit setelah bayi lahir
b. Peregangan tali pusat terkendali
c. Rangsangan Taktil (massase) Fundus Uteri
4. Pemeriksaan plasenta, selaput ketuban dan tali pusat
5. Kala III merupakan kala setelah keluarnya bayi sampai plasenta lahir. Asuhan yang
dapat dilakukan pada ibu antara lain :
1. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk segera memeluk bayinya dan
menyusuinya
2. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan
3. Pencegahan infeksi pada kala III
4. Memantau keadaan ibu (tanda vital,kontraksi,perdarahan)
5. Melakukan kolaborasi atau rujukan bila terjadi kegawatdaruratan
6. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi
7. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III.

11
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

1. Manajemen Aktif Kala III terdiri dari ... langkah


a. 2
b. 4
c. 3
d. 5
e. 6

2. Pada penegangan tali pusat terkendali untuk memindahkan klem pada tali pusat
sekitar...
a. 4-10 menit
b. 5-20 menit
c. 10-19 menit
d. 3-9 menit
e. 12-15 menit

3. Langkah yang dilakukan untuk pemeriksaan plasenta dan selaputnya untuk


memastikan kelengkapan utuh yaitu kecuali ...
a. Memeriksa sisi plasenta maternal
b. Mengevaluasi selaput untuk memastikan kelengkapannya
c. Memeriksa plasenta sisi fetal
d. Memasangkan bagian plasenta yang robek
e. Memeriksa darah dengan teliti

4. Pada rangsangan taktil untuk memeriksa kontraksi uterus setiap..


a. 20 menit
b. 13 menit
c. 15 menit

12
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

d. 23 menit
e. 10 menit

5. Kegunaan suntikan oksitosin pada saat manajemen aktif kala III adalah ...
a. Memberikan rasa nyaman kepada ibu
b. Agar plasenta secepatnya terlahir
c. Agar bayi tampak lebih sehat dan bugar
d. Dapat merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif.
e. Mengurangi rasa sakit ibu

6. Keuntungan yang didapat jika menggunakan manajemen aktif kala III adalah ...
a. Mengurangi jumlah kehilangan darah
b. Menambah jumlah darah menjadi lebih banyak
c. Menambah rasa kekhawatiran ibu
d. Menjadi lebih nyaman saat melakukan manajemen aktif kala III
e. Mengurangi kadar karbohidrat

7. Tanda-tanda perubahan fisiologis pada Kala III kecuali ...


a. Semburan darah mendadak dan singkat
b. Tali pusat memanjang
c. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
d. Plasenta membesar
e. Unterus berbentuk segitiga atau berbentuk buah pir

8. Dibawah ini langkah-langkah pemeriksaan tali pusat yaitu kecuali...


a. Mengukur kain kasa
b. Menghitung jumlah pembuluh darah tali pusat
c. Mengukur panjang tali pusat
d. Menginspeksi tali pusat untuk melihat adanya simpul dll
e. Memeriksa tali pusat dengan teliti

13
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

9. Pada saat pemeriksaan tali pusat untuk langkah menginspeksi tali pusat untuk melihat
adanya kecuali...
a. Simpul
b. Hematom
c. Kista
d. Tumor
e. Miom
10. Pada rangsangan taktil terdapat beberapa langkah memeriksa kontraksi uterus selama
...
a. 20 menit
b. 17 menit
c. 1 jam
d. 30 menit
e. 15 menit

14
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

1. C
2. B
3. E
4. C
5. D
6. A
7. D
8. A
9. E
10. E

15
Modul Asuhan Kebidanan Persalinan dan
Bayi Baru Lahir

Daftar Pustaka

Hidayat, Asri dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nufia Medika.

Rukiyah, Ai Yeyeyh, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Persalinan II (Persalinan). Jakarta


Timur : Trans Info Media.

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jawa timur :
Penerbit Erlangga.

16

Anda mungkin juga menyukai