Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam cipataan-
Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Habibillah Muhammad Saw
yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurnya
dengan bahasa yang sangat indah.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan
makalah yang kami berjudul “Kajian tentang ketenagakerjaan dan solusi penanggulangan
pengangguran di Kota Baubau. Dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan tentang
keadaan ketenagakerjaan, penyerapan tenaga kerja, dan upaya dalam mengatasi pengangguran di
Kota Baubau.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari
kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya- karya kami
dilain waktu.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja (Undang-undang RI Nomor 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan), Tenaga kerja dalam pembangunan nasional
merupakan faktor dinamika penting yang menentukan laju pertumbuhan perekonomian
baik dalam kedudukannya sebagai tenaga kerja produktif maupun sebagai konsumen.
Ketidakseimbangan dalam penyebaran penduduk antar daerah atau wilayah mengakibatkan
tidak proporsionalnya penggunaan tenaga kerja secara regional dan sektoral sehingga
menghambat pula laju pertumbuhan perekonomian nasional. Tenaga kerja merupakan
faktor yang terpenting dalam proses produksi, Sebagai sarana produksi, tenaga kerja
sangatlah penting dalam proses produksi daripada sarana produksi lain seperti bahan
mentah, tanah, air, dan sebagainya, dikarenakan manusialah yang menggerakkan atau
mengoperasikan seluruh sumber-sumber tersebut untuk menghasilkan suatu barang yang
bernilai yang nantinya akan berpengaruh terhadap besaran Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di suatu wilayah.
Masalah ketengakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang harus dihadapi oleh
setiap Negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Jumlah penduduk yang terus
menerus meningkat tanpa diikuti pertambahan lapangan pekerjaan selalu menjadi pemicu
menjamurnya pengangguran.
Keadaan ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang
cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah penganggur
yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran
dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber daya
dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,
dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal dan dapat menghambat
pembangunan dalam jangka panjang.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Ketenagakerjaan
Tenaga Kerja : Setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasiklan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Angkatan Kerja : Bagian dari tenaga kerja yang aktif dalam kegiatan ekonomi. Aktif ini
tidak selalu berarti sudah bekerja karena yang digolongkan sebagai angkatan kerja adalah
penduduk dalam usia kerja (15 tahun ke atas) baik yang bekerja maupun yang mencari
pekerjaan (pengangguran).
Kesempatan Kerja : Kebutuhan tenaga kerja yang kemudian secara riil diperlukan oleh
perusahaan atau lembaga penerima kerja pada tingkat upah, posisi dan syarat tertentu,
yang di informasikan melalui iklan, dll. Kesempatan kerja ini sering disebut lowongan
kerja.
Pekerja : setiap orang yang menghasilkan barang atau jasa yang mempunyai nilai
ekonomis baik yang menerima gaji atau bekerja sendiri yang terlibat dalam kegiatan
manual.
International Labour Organization (ILO), penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua
golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja1.Tenaga kerja-manpower (berusia 15
tahun), yang dibedakan menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja atau labour force adalah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja
yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja,
dan yang mencari pekerjaan.
2.1.2 Pengangguran
1. Pengertian
Seseorang dapat dikatakan sebagai pengangguran bila memenuhi salah satu
kategori berikut
Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
Sedang mempersiapkan suatu usaha baru
Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan
Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
2. Jenis Pengangguran berdasarkan sifatnya ada tiga macam, yaitu sebagai berikut
a. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja
atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja
sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang mempersiapkan
suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
untuk mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi
belum mulai bekerja.
2
b. Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang bekerja tidak optimum dilihat
dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 40
jam.
c. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum
karena kelebihan tenaga kerja. Misalnya seorang petani yang menggarap sawah
sebenarnya cukup dikerjakan oleh satu orang, tetapi karena anaknya tidak punya
pekerjaan maka ia ikut menggarap tanah tersebut. Dalam hal ini anak petani
tersebut termasuk pengangguran terselubung.
3
Tabel data Jumlah Angkatan Kerja di Kota Baubau Tahun 2014-2018
Hasil analisi :
4
Tabel Pengagguran Terbuka dan Tingkat Pengagguran di Kota Bauabu Tahun 2014-
2018
5
Sebagai implementasi dari usaha pemerintah untuk menumbuhkan jiwa
kewirausahaan mahasiswa maka di tingkat universitas seperti di Universitas Halu Oleo
sedang menjalankan program kewirausahaan yaitu Program Mahasiswa Wirausaha
(PMW). Para mahasiswa didukung agar setelah selesai menempuh pendidikan di
perguruan tinggi dapat memiliki unit usaha sendiri dan menjadi pribadi yang kreatif dan
inovatif serta tidak menjadikan mahasiswa pencari kerja melainkan mahasiswa
pencipta lapangan pekerjaan.
6
b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar, representative,
dan akuntabel.
c. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan program dan
penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).
d. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan
tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi masyarakat dan kelompok
peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.
e. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitas pemerintah
daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangi penanggulangan
kemiskinan di wilayahnya.
f. Meningkatnya modal social masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi
social dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local.
g. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasi dan
komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.
1. Kelompok Sasaran
Adapun yang termaksud dalam kelompok sasaran dalam program PNPM Mandiri
yaitu seluruh masyarakat Indonesia dan masyarakat Sultra khususnya yang berusia 15
Tahun ke atas dan telah aktif mencari pekerjaan atau termaksud dalam angkatan kerja
untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka (TPT). Sedangkan Program Mahasiswa
Wirausaha hanya ditujukan untuk mahasiswa di Perguruan Tinggi.
7
3. Strategi Pelaksanaan Program
Strategi PNPM Mandiri terdiri atas:
a. Strategi Dasar
b. Strategi Operasional
a. Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki masyarakat,
pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, dan kelompok peduli lainnya secara
sinergis.
b. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai pengelola programprogram
penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;
c. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar, dan
akuntabel.
d. Mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatan pembangunan secara
terpadu di tingkat komunitas.
e. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalam memahami
kebutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.
f. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secara konsisten dan dinamis serta
berkelanjutan.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10