Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN ANEMIA APLASTIK

Oleh : Ns. Yuflihul Khair, S.Kep

Pengertian
Anemia aplastik adalah penyakit yang
disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sum-
sum tulang (kerusakan sumsum tulang) (Sylvia,2005).
Anemia aplastik adalah keadaan yang disebabkan
berkurangnya sel hematopoetik dalam darah tepi seperti
eritrosit, leukosit, dan trombosit sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hematopoetik dalam sumsum
tulang (Arif,2005).

Penyebab
Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik
bersifat idiopatik dimana penyebabnya masih belum dapat
dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang diduga dapat
memicu terjadinya penyakit anemia aplastik ini.
Faktor-faktor penyebab yang dimaksud antara lain :
(1) Faktor kongenital : sindrom fanconi yang biasanya
disertai kelainan bawaan lain seperti mikrosefali,
strabismus, anomaly jari, kelainan ginjal dan lain
sebagainya.
(2) Faktor didapat :
(a) Bahan kimia : benzena, insektisida, senyawa As, (b)
Obat :kloramfenikol, mesantoin (antikonvulsan),
piribenzamin (antihistamin), santonin-kalomel, obat
sitostatika (myleran, methrotrexate, TEM, vincristine,
rubidomycine dan sebagainya), obat anti tumor (nitrogen
mustard), anti microbial. (c) Radiasi : sinar rontgen,
radioaktif. (d) Faktor individu : alergi terhadap obat, bahan
kimia dan lain-lain. (e) Infeksi : tuberculosismilier, hepatitis
dan lain-lain. (f) Keganasan, penyakit ginjal, gangguan
endokrin, dan idiopatik (Mansjoer, 2005).

Tanda dan Gejala : (1) Lemah dan mudah lelah. (2)


Granulositopenia dan leukositpenia menyebabkan lebih
mudah terkena infeksi bakteri. (3) Trombositpenia
menimbulkan perdarahanmukose dan kulit. (4) Pucat. (5)
Pusing. (6) Anoreksia. (7) Takikardia. (8) Penurunan
pengisian kapiler. (9) Sesak . (10) Demam. (11) Purpura.
(12) Petekie. (13) Hepatosplenomegali. (13) Limfedenopati

Patofisiologi
Kegagalan sum-sum terjadi akibat kerusakan berat pada
kompartemen sel hematopoetik. Suatu kerusakan instrinsik
pada sel bakal terjadi pada anemia aplastik konstitusional :
sel dari pasien dengan anemia fanconi mengalami
kerusakan kromosom dan kematian pada paparan
terhadap beberapa agen dan mutasi pada agen yang
berperan dalam telomere (TERC dan TERT) dapat
diidentifikasi pada beberapa orang dewasa dengan
anomaly akibat kegegalan sum-sum dan tanpa anomaly
secara fisik atau dengan riwayat keluarga dengan penyakit
serupa. Kerusakan karena obat. Kerusakan ekstrinsik pada
sum-sum terjadi setelah trauma radiasi dan kimiawi seperti
dosis tinggi pada radiasi dan zat kimia toksik. Untuk reaksi
idiosinkronasi yang paling sering pada dosis rendah obat,
perubahan metabolism dari kebanyakan obat dan zat kimia,
terutama jika bersifat polar dan memiliki keterbatasan
dalam daya larut dengan air, melibatkan degradasi
enzimatik hingga menjadi komponen elektrifilik yang sangat
reaktif (yang disebut intermediet), komponen ini bersifat
toksik karena kecenderungannya untuk berikatan dengan
makromolekul seluler. Pembentukan intermediet metabolik
yang berlebihan atau kegagalan dalam detoksifikasi
komponen ini kemungkinan akan secara genetik
menentukan namun perubahan genetis ini hanya terlihat
pada beberapa obat.
Pemeriksaan Penunjang : (1) Biopsi sum-sum tulang :
menentukan beratnya penurunan elemen sum-sum normal
dan penggantian oleh lemak. Abnormalitas mungkin terjadi
pada sel stem, prekusor granulosit, eritrosit dan trombosit.
Akibatnya terjadi pansitopenia (defisiensi semua elemen
sel darah). (2) Gambaran darah tepi : menunjukkan
pansitopenia dan limfositosis relatif.

Penatalaksanaan Medis
Implikasi Keperawatan : (a) Pencegahan infeksi silang. (b)
Instirahat untuk mencegah perdarahan, terutama
perdarahan otak. (c) Pertahankan suhu tubuh dengan
memberikan selimut dan mengatur suhu ruangan.
(d) Berikan dukungan emosional kepada klien. (e) Berikan
pendidikan kesehatan yang dibutuhkan klien dan keluarga
klien. Berikan informasi adekuat mengenai keadaaan,
pengobatan dan kemajuan kesehatan klien serta
bimbingan untuk perawatan dirumah.

Secara grafis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas


beberapa terapi sebagai berikut :
(1) Terapi Kausal : Terapi kausal adalah usaha untuk
menghilangkan agen penyebab. Hindarkan pemaparan
lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui.
Akan tetapi hal ini sulit dilakukan karena etiologinya tidak
jelas atau penyebabnya tidak dapat dikoreksi.
(2) Terapi Suportif : Terapi suportif bermanfaat untuk
mengatasi kelainan yang timbul akibat pansitopenia.
Adapun bentuk terapinya sebagai berikut, : (a) Untuk
mengatasi infeksi, Hygiene kulut.Identifikasi sumber infeksi
serta pemberian antibiotic yang tepat dan adekuat, Tranfusi
granulosit konsertat diberikan pada sepsis berat. (b) Usaha
untuk mengatasi anemia : Berikan tranfusi Packed Red Cell
(PRC) jika hemoglobin < 7 gr/ atau tanda payah jantung
atau anemia yang sangat simptomatik. Koreksi Hb sebesar
9-10 gr % tidak perlu sampai normal karena akan menekan
eritropoesis internal. (c) Usaha untuk mengatasi
perdarahan. Berikan tranfusi konsertat trombosit jika
terdapat perdarahan mayor atau trombosit < 20.000 mm3.

Terapi untuk memperbaiki sum-sum tulang


(1) Obat untuk merangsang fungsi sum-sum tulang : (a)
Anabiotik sterod dapat diberikan oksimetolon atau stanal
dengan dosis 2-3 mg/kgBB/hari. Efek fungsi terapi tampak
setelah 6-8 minggu. Efek samping yang dialami berupa
virilisasi dan gangguan fungsi hati. (b) Kortikosteroid dosis
rendah sampai menengah.

(2) Terapi definitive : (a) Terapi definitif merupakan terapi


yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang. (b)
Terapi imonusupresif : Pemberian anti-lymphocyte
globuline (ALG) atau anti-thymocyte globuline (ATG) dapat
menekan proses imunologis. Terapi imonusupresif lain,
yaitu pemberian metilprednison dosis tinggi. (c)
Transplantasi sum-sum tulang Transplantasi sum-sum
tulang merupakan terapi definitif yang memberikan
haraapan kesembuhan, tetapi biayanya mahal.

Pengkajian
(1) Anamnesa : identitas klien, riwayat penyakit sekarang,
pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari anemia yang nantinya membantu dalam
membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kronologinya penyakit.
(2) Riwayat penyakit dahulu : pada pengkajian ini
ditemukan kemungkinan penyebab anemia aplastik, serta
penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat
memperparah keadaan klien dan menghambat proses
penyembuhan.
(3) Riwayat penyakit keluarga : Penyakit keluarga yang
berhubungan dengan penyakit anemia merupakan salah
satu faktor predisposisi terjadinya anemia, sering terjadi
pada bebarapa keturunan, dan anemia aplastik yang
cenderung diturunkan secara genetic.
(4) Pemeriksaan fisik : Aktivitas / istirahat, Keletihan,
kelemahan otot, malaise umum, kebutuhan untuk tidur dan
istirahat banyak, takikardi, takipnea, dispnea pada saat
beraktivitas atau istirahat, letargi, menarik diri, apatis, lesu
dan kurang tertarik pada sekitarnya, ataksia, tubuh tidak
tegak, bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan
tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan
(5) Sirkulasi : (a) Riwayat kehilangan darah kronis, missal
: perdarahan GI. (b) Palpitasi (takikardi kompensasi) (c)
Hipotensi postural (d) Distrimia : abnormalitas EKG misal,
depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang T. (d) Bunyi jantung murmur sistolik . (e)
Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjongtiva, mulu, faring, bibir) dan dasar kaku. (f) Sklera
biru atau putih seperti mutiara. (g) Pengisian kapiler
melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan
vasokonstriksi kompensasi). (h) Kuku mudah patah,
berbentuk seperti sendok . (i) Rambut kering, mudah putus,
menipis
(5) Integritas Ego : (a) Keyakinan agama/budaya
mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya tranfusi
darah. (b) Depresi

(6) Eliminasi : (a) Riwayat pielonefritis, gagal ginjal,


(b) Flatulen, sindrom malabsorbsi. (c) Hematemisis, feses
dengan darah segar, melena . (d) Diare atau konstipasi.
(e) Penurunan haluaran urine. (Distensi abdomen
(7) Makanan/cairan : (a) Penurunan masukan diet.
(b) Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). (c)Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. (d) Adanya
penurunan berat badan. (e) Membran mukosa kering,
pucat. (f) Stomatitis. (g)Inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah

(8) Neurosensori : (a) Sakit perut, berdenyut pusing,


vertigo, tinitus, ketidakmampuan berkonsentrasi,
(b) Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada
mata, (c) Kelemahan, keseimbangan buruk, parestisia
tangan/kaki, (d) Peka rangsang, gelisah, defresi, apatis,
(e) Tidak mampu berespon lambat dan dangkal,
(f) Hemoragis retina, (g) Epistaksis, (h) Gangguan
koordinas, ataksia
(9) Nyeri/kenyamanan : Nyeri abdomen samar, sakit
kepala
(10) Pernafasan : nafas pendek pada istirahat dan
aktivitas,Takipnea, ortopnea dan dispnea
(11) Keamanan : riwayat terpajan terhadap bahan kimia,
misal : benzene, insektisida, fenilbutazon, naftalena, tidak
tolerin terhadap panas dan / atau dingin, tranfusi darah
sebelumnya,gangguan penglihatan, penyembuhan luka
buruk, sering infeksi,demam rendah, menggigil, berkeringat
malam, limfadenofati umum. Petekien dan ekimosis

Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


(1) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen / nutrient ke sel.
(2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
(3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan.

Intervensi Keperawatan

Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan


penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen / nutrient ke sel.
(1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam anak menunjukkan perfusi yang adekuat
(2) Kriteria Hasil : (a) Tanda-tanda vital stabil,
(b) Membran mukosa berwarna merah muda, (c) Pengisian
kapiler, (d) Haluaran urine adekuat
(3) Intervensi :
(a) Ukur tanda-tanda vital, observasi pengisian kapiler,
warna kulit/membrane mukosa, dasar
kuku. R/ : Memberikan informasi tentang keadekuatan
perfusi jaringan dan membantu kebutuhan intervensi.
(b) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. R/ :
Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan
oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan kontradiksi
bila ada hipotensi.
(c) Auskultasi bunyi nafas. R/ : Dispnea, gemericik
menunjukkan CHF karena regangan
jantung lama/peningkatan kopensasi curah jantung.
(d) Observasi keluhan nyeri dada/palpitasi. R/ : Iskemia
seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial resiko
ibnfark. Evaluasi respon verbal melambat, agitasi,
gangguan memori, bingung. R/ : Dapat mengindikasikan
gangguan perfusi serebral karena hipoksia.
(e) Evaluasi keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan
dan tubuh supaya tetap hangat. R/: Vasokonstriksi (ke
organ vital) menurunkan sirkulasi perifer.
(f) Observasi hasil pemeriksaan laboratorium darah
lengkap. R/ :Mengidentifikasi defisiensi dan
kebutuhan pengobatan/respons terhadap terapi.
(g) Berikan transfusi darah lengkap/packed sesuai
indikasi. R/ meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen,
memperbaiki defisiensi untuk mengurangi resiko
perdarahan.
(h) Berikan oksigen sesuai indikasi. R/ memaksimalkan
transpor oksigen ke jaringan.

Intoleran aktivitas berhubungan dengan


ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
(1) Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24
jam klien dapat mempertahankan / meningkatkan aktivitas.
(2) Kriteria hasil : (a) Tanda – tanda vital dalam batas
normal. (b) Klien tidak menunjukkan tanda-tanda keletihan.
(c) Klien dapat istirahat dengan tenang. (d) Klien dapat
melakukan aktivitas sesuai kemampuan
(3) Intervensi :
(a) Kaji kemampuan ADL klien. R/ : Mempengaruhi pilihan
intervensi / bantuan.
(b) Ukur tanda – tanda vital. R/ : Manifestasi
kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk
membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
(c) Observasi adanya tanda – tanda keletihan (takikardia,
palpitasi, dispnea, pusing, kunang – kunang, lemas, postur
loyo, gerakan lambat dan tegang). R/ :Membantu
menetukan intervensi yang tepat.
(g) Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan
kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila
diindikasikan.
(h) R/: Meningkatkan istirahat menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan
paru.
(i) Anjurkan klien istirahat bila kelelahan dan anjurkan klien
melakukan aktivitas semampunya. R/: Meningkatkan
aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki
tonus otot.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau
ketidakmampuan mencerna makanan.
(1) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x
24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
(2) Kriteria Hasil : (a) Asupan nutrisi adekuat. (b) Berat
badan normal. (c) Nilai laboratorium dalam batas normal
(3) Intervensi :
(a) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. R/
: Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
(b) Observasi dan catat masukan
makanan. R/ : Mengawasi masukan kalori atau kualitas
kekurangan konsumsi makanan.
(c) Berikan makanan sedikit dan frekuensi
sering. R/ : makan sedikit dapat menurunkan kelemahan
dan meningkatkan asupan nutrisi.
(d) Observasi dan catat kejadian mual / muntah,
flatus. R/ : gejala GI menunjukkan efek anemia (hipoksia)
pada organ.
(e) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk rencana diet. R/ :
Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan
individual.
(f) Observasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, Eritrosit,
Trombosit, Albumin. R/: Mengetahui efektivitas program
pengobatan, mengetahui sumber diet nutrisi yang
dibutuhkan.
(g) Berikan obat sesuai indikasi. R/ : Kebutuhan
penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanya
masukan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

DAFTAR PUSTAKA
Bakhshi.2015. Aplastic Anemia. http://www.emedicine.com
Bakta. 2016. Hematologi Klinik Ringkas. EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall.2015. Diagnosis Keperawatan Aplikasi
Pada Praktik Klinis Edisi 9. Jakarta : EGC
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.
2016.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta.
Price, Sylvia. 2016. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai